MODUL 5 DAN 6 - PDGK4204 - Kelompok 3
MODUL 5 DAN 6 - PDGK4204 - Kelompok 3
Kelompok 3
Riza Nurlia
Berta Asmarani
Yunik Ngaisah
KB.1 ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN BAHASA
perilaku guru dalam menyajikan bahan pelajaran yang telah tertata dalam buku pelajaran
(telah terseleksi, degradasi, dan dipresentasikan) yang berhubungan dengan pembinaan
keterampilan kepada peserta didik dalam hal menyimak, berbicara, menulis atau
mengarang. Menurut Tarigan (1986) ada dua patokan dalam penyusunan buku teks adalah:
a. Patokan Umum (belaku untuk setiap buku) bersumber dari kurikulum.
b. Patokan Khusus (berlaku untuk buku teks tertentu) bersumber dari karakteristik setiap mata
pelajaran.
c. Patokan Umum
harus dilengkapi, diisi dengan kekhususan setiap mata pelajaran meliputi: a) Pendekatan
Keterampilan proses , b)Tujuan yang meliputi kognitif, afektif dan psikomotor, c) Bahan
Pengajaran, d) Program yang meliputi kelas, semester/cawu, jam pelajaran, e) Methode, f)
Sarana dan sumber, g) Penelitian, h) Bahasa
Menurut Imam Machfuds dan Solchan (1995) dalam
menyusun naskah buku pelajaran harus memperhatikan:
a. Ketentuan Umum
Pertama, naskah yang ditulis hendaknya mempunyai bagian yang lengkap:
a. Bagian awal naskah (halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar
tabel, daftar lampiran.
b. Bagian isi naskah
c. Bagian akhir naskah (daftar pustaka dan jika ada lampiran, indeks)
Kedua, naskah yang ditulis harus asli dan belum pernah diterbitkan artinya uraian
dan susunan kalimat dalam menyajikan naskah merupakan hasil formulasi penulis
sendiri.
b. Ketentuan Khusus berkaitan dengan (1) keamanan nasional (2) isi buku teks, (3) cara
penyajian, (4) penggunaan bahasa, (5) ilustrasi.
B. BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA KELAS TINGGI
Buku teks resmi yang wajib digunakan dalam mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD
Kelas Tinggi adalah yang dikeluarkan oleh Diknas yaitu Lancar Berbahasa Indonesia 2
untuk Sekolah Dasar Kelas 4 oleh Dendy Sugono.
Tugas guru sebelum pembelajaran dilaksanakan harus menetapkan terlebih dahulu
kompetensi siswa yang mana yang akan dikembangkan.
Modul 6
PEMBELAJARAN MEMBACA
MENULIS PERMULAAN
Pengertian MMP
MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis Pemulaan. MMP merupakan program pembelajaran
yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak
mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar, MMP
merupakan menu utama.
Peralihan dari masa bermain di TK (bagi anak-anak yang mengalaminya) atau dari lingkungan rumah (bagi
anak yang tidak menjalani masa di TK) ke dunia sekolah merupakan hal baru bagi anak. Kemampuan membaca dan
menulis adalah kemampuan yang akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan bidang-bidang ilmu lainnya di
sekolah.
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar yakni :
Kemampuan melek huruf adalah anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambanglambang tertulis menjadi bunyi-
bunyi bermakna. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan
membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana.
Kemampuan melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah
lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut.
Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik.
Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar).
2. Metode Bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan pada sistem yaitu pelafalan abjad atau
huruf dengan metode bunyi.
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat
sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat seperti tampak pada
contoh di bawah ini.
ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu – ci ka – ki
4. Metode Global
Metode ini disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses
pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan
penyajian beberapa kalimat global. Untuk membantu pengenalan kalimat
dimaksud biasanya digunakan gambar.
A. PENILAIAN PROSES
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar-
mengajar. Yang dimaksud dengan tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab,
pernyataan yang harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan testee (peserta tes).
. Berdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes dapat dilakukan secara tertulis,
lisan, dan perbuatan.
Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai
karakteristik minat, sikap, dan kepribadian. Teknik ini pada umumnya digunakan untuk
memperoleh informasi tentang hal-hal yang tengah terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
kata lain, teknik nontes lebih cocok digunakan dalam penilaian proses. Sedangkan untuk penilaian
hasil dapat dilakukan dengan kedua-duanya, baik teknik tes maupun teknik nontes