Anda di halaman 1dari 18

PERJANJIAN SIMULASI

Hj. Ulfanora, SH. MH.


Istilah
Simulated Contract,
1
Ostensible Action (Inggris)

2 schijnhandeling (Belanda)

3 Simulation (latin)
PERJANJIAN YANG MENGATUR SEGALA SESUATU
HAL YANG BERBEDA DENGAN KEADAAN
SEBENARNYA UNTUK SUATU TUJUAN TERTENTU
Pengertian
Hilman Hadikusuma

Perjanjian dikatakan perjanjian semu atau


simulasi apabila perjanjian yg dibuat
berbeda dg pelaksanaannya.
Artinya, perjanjian yang diterangkan
kepada masyarakat umum atau yg ditulis
menyatakan perjanjian yg baik sedangkan
yg dilaksanakan sebenarnya tidak sesuai
dengan kenyataan yg diumumkan atau yg
ditulis.
Purwahid Patrik

Perbuatan atau beberapa perbuatan dimana dua


orang atau lebih bahwa mereka keluar
menunjukkan seolah-olah terjadi perjanjian antara
mereka, namun sebenarnya secara rahasia mereka
setuju bahwa perjanjian yg tampak keluar itu tidak
berlaku. Ini dapat terjadi dalam hal hubungan
hukum antara mereka tidak ada perubahan apa-apa
atau bahwa dg perjanjian pura-pura akan berlaku
hal lain

Pengertian
Pengertian

M.U. Sembiring
Suatu perbuatan atau kompleks perbuatan hukum yg
disitu dua orang atau lebih tampaknya mengadakan
suatu perbuatan hukum atau perjanjian tertentu
padahal mereka itu antara seorang dg yg lainnya sudah
sepakat bahwa perjanjian tadi tidak akan berlaku
melainkan bahwa hubungan hukum antara mereka tak
akan berubah dari hubungan hukum yang ada sebelum
perjanjian itu diadakan atau bahwa yg sebetulnya akan
berlaku adalah perjanjian lain.

Ciri-ciri perjanjian semu menurut M.U Sembiring :


1. Perjj. Semu tidak pernah berdiri sendiri, selalu
didampingi oleh perjj. Yg sesungguhnya.
2. Perjj. Semu selalu dianulir atau dimodifikasi oleh perjj.
Yg sesungguhnya.
Pengertian

Herlien Budiono
satu atau serangkaian perbuatan melalui
mana dua atau lebih pihak mengesankan
telah terjadi suatu tindakan hukum
tertentu, padahal secara diam-diam
disepakati bahwa diantara mereka tidak
akan terbentuk perjanjian atau akibat
hukum apapun dari simulasi yg dilakukan

diperlukan adanya penyimpangan antara kehendak dan pernyataan. Penyimpangan ini


menimbulkan kesan seolah-olah telah terjadi suatu perjanjian tertentu, sedangkan secara
rahasia oleh para pihak diakui tidak terjadi akibat hukum. Tanpa adanya kesepakatan
“kedua” diatas, tidak dapat dikatakan telah terjadi simulasi
Pengertian

 Perbuatan atau beberapa perbuatan.

 Dimana dua orang atau lebih keluar


seolah-olah terjadi perjanjian antara
mereka.

 Namun sebenarnya secara rahasia


mereka setuju bahwa perjanjian yg
nampak keluar itu tidak berlaku.

ini dapat terjadi dalam hubungan hukum


antara mereka tidak ada perubahan apa-apa
atau bahwa dg perjj pura-pura itu terjadi hal
lain
PRINSIP-PRINSIP
HUKUM

Pasal 1873 KUH Perdata

Pasal 1335 jo 1337 KUH.Perdata (Tiga Macam Kuasa)

Pasal 1320 KUH Perdata


Pasal 1873 KUH.Perdata

“Persetujuan lebih lanjut, yang dibuat dalam


suatu akta tersendiri (dimaksudkan
perjanjian simulasi) yang bertentangan
dengan akta asli, hanya memberikan bukti
diantara para pihak, para ahli waris atau
penerima hak, tetapi tidak dapat berlaku
terhadap orang-orang pihak ketiga yang
beritikad baik”
Pasal 1335 jo 1337 KUH.Perdata

Perjanjian Perjanjian Perjanjian dg


Tanpa Dengan kausa kausa
kausa Palsu terlarang
Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Pada umumnya pernyataan yang diberikan


seseorang adalah sesuai dengan kehendak, namun
juga terbuka kemungkinan ada ketidaksesuaian
antara kehendak dan pernyataan, dan hal ini terjadi
dalam hal Pernyataan yang diinginkan sesuai
dengan yang dimaksud oleh pihak lawan.
Berdasarkan perundang-undangan tersebut diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa bentuk bentuk perjanjian simulasi yaitu:

Terjadi jika ada 2 dua


Terjadi jika adanya
persetujuan
ketidaksesuaian antara Terjadi jika suatu
(Yang diperlihatkan
dan yang
kehendak dan persetujuan
pernyataan mengandung
disembunyikan)
kausa yang palsu
Perbuatan hukum dan bukan kausa
Lanjutan (Yang
disembunyikan) yang sebenarnya.

Perjanjian Perjanjian
simulasi simulasi relatif
absolut (Kuasanya
(Adanya Kuasa Tidak
Terlarang) Terlarang)
Perjanjian Simulasi absolute

Terjadi jika para pihak


memperlihatkan dan memberi kesan
kepada pihak ketiga bahwa telah
terjadi suatu perbuatan hukum
tertentu, padahal secara rahasia
diperjanjikan diantara para pihak bhw
sebenarnya tidak terjadi perubahan
dari keadaan semula.
Perjanjian Simulasi Relatif

Terjadi jika para pihak dibuat perjanjian yg


sebenarnya ditujukan untuk memunculkan
akibat hukumnya namun, perjj. Itu dibuat
mengikuti bentuk lain dari yg seharusnya dibuat.

Pada perjj. Ini, para pihak menginginkan


perubahan keadaan atau perbuatan mereka
tertuju pada akibat hukumnya. Namun para
pihak membuat perjanjian dalam bentuk yg
berbeda dari apa yg sebenarnya dikehendaki.
HUBUNGAN PERJANJIAN SIMULASI
DENGAN PENYELUDUPAN HUKUM

Aliran dalam penyelundupan hukum

Aliran subyektif, yg memandang niat buruk seseorang


adalah sbg latar belakang dilakukannya penyeludupan
hukum.

Aliran obyektif berpendapat bhw niat buruk tidak


menjadi acuan, maksud dan tujuan seseorang tidak
perlu dipersoalkan, karena meskipun secara muslihat
hendak menyeludupkan suatu ketentuan undang-
undang, namun juga ingin menundukkan dg undang-
undang lain
Sudargo Gautama
Penyeludupan hukum (wetsonduiking)
merupakan suatu bagian ajaran tersendiri teori
umum Hukum Perdata Internasional. Penyeludupan
Hukum adalah suatu perbuatan yg bertujuan untuk
menghindari berlakunya hukum nasional, sehingga
orang tersebut memperoleh keuntungan-
keuntungan tertentu sesuai dg yg dikehendakinya,
karena berlaku baginya hukum asing.

Purnadi Purbacaraka dan Agus Brotosusilo


Telah terjadi penyeludupan hukum apabila seseornag atau
suatu pihak yg telah melakukan cara yg tidak diperkenankan
dg tujuan menghindari berlakunya hukum nasional dan
mendapatkan berlakunya hukum asing
Menurut Herlien Budiono

Simulasi tidak dapat begitu saja dipersamakan dg


penyeludupan hukum.
Karena ciri utama dari penyeludupan hukum
adalah menggunakan seorang perantara untuk
memperoleh haknya.

Dalam hal terjadi penyeludupan hukum, maka ketentuan


perundang-undangan mengatur akibat hukumnya, seperti
ketentuan Pasal 911, 912, 1468 dan 1469 BW.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai