Anda di halaman 1dari 23

KAJIAN PUSTAKA,

HIPOTESIS &
PENGEMBANGAN MODEL
EMPIRIS
KAJIAN PUSTAKA
Fungsi teori dalam penelitian
FUNGSI
1. Sebagai penjelas
TEORI
2. Sebagai prediksi
3. Sebagai kontrol

TUJUAN • Menghindari duplikasi


• Menghasilkan pengertian dan pemahaman yang
TEORI komprehensif tentang permasalahan yang dicari
jawabnya melalui peneltian
• Menunjukkan posisi penelitian yang akan dilakukan
dibanding penelitian yang sudah dilakukan sehingga
tampak persamaan dan perbedaannya
• Mengemukakan teori-teori yang relevan dengan masalah yang telah
dirumuskan
• Kriteria :

1. Relevan
2. Recency (mutakhir)  cara mengutipnya
HIPOTESIS PENELITIAN
Pengertian Hipotesis

• Adalah pernyataan spesifik yang bersifat prediksi dari hubungan antara


dua atau lebih variabel
• Dugaan sementara yang kebenarannya perlu diuji.
• Mendeskripsikan secara konkret apa yang ingin dicapai/diharapkan terjadi
dalam penelitian
Kapan Hipotesis Diperlukan?

• Jika penelitian berkaitan dengan verifikasi suatu teori atau masalah 


Perlu Hipotesis
• Jika penelitian masih bersifat eksploratif dan deskriptif  Tidak Perlu
Hipotesis
Kegunaan Hipotesis

• Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja


penelitian.
• Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang bercerai-berai ke
dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
• Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan
antarfakta
Persyaratan Hipotesis

• Dirumuskan secara jelas, padat, dan spesifik.


• Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan.
• Menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel.
• Dapat diuji.
• Konstruksi dari gagasan yang didukung teori, bukan gagasan liar.
• Terkait dengan populasi.
Dasar/Pijakan Perumusan Hipotesis

• Berdasarkan teori
• Berdasarkan penelitian terdahulu
• Berdasarkan akal sehat peneliti (logical connection)
Taksonomi  Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang
menyatakan bahwa variabel-variabel berhubungan
Hipotesis secara bersamaan tanpa dinyatakan bahwa variabel
yang satu memengaruhi variabel lain.

 Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang


menyatakan hubungan sebab-akibat antarvariabel.

 Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang


menyatakan adanya perbedaan antara satu
kelompok dengan kelompok lain.
Contoh • Hipotesis Korelasional
– Terdapat korelasi yang erat antara tingkat
Hipotesis pendidikan dengan prestasi kerja karyawan
– Kegiatan pembinaan mental spiritual berhubungan
erat secara signifikan dengan motivasi karyawan

• Hipotesis Kausalitas
– Kejelasan peran, lingkungan kerja, dan evaluasi
manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan di PT X
– Semakin tinggi motivasi dan kemampuan
manajerial, semakin tinggi pula kinerja usaha
pedagang kaki lima
• Hipotesis Perbandingan (Komparatif)
– Prestasi kerja karyawan bagian produksi lebih tinggi
daripada karyawan bagian pemasaran
– Terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara
karyawan yang telah mengikuti pelatihan
administratif dibanding dengan mereka yang belum
memperoleh pelatihan administratif
Taksonomi • Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis)
– Hipotesis yang mendukung prediksi.
Hipotesis – Diterima jika hasil penelitian mendukung
hipotesis.
– Dinyatakan dengan H1

• Hipotesis Nul (Null Hypothesis)


– Hipotesis yang mendeskripsikan keluaran, selain
dari hipotesis alternatif.
– Biasanya mendeskripsikan tidak ada hubungan /
pengaruh antarvariabel yang diuji.
– Dinyatakan dengan H0.
• One - Tailed Hypothesis
Taksonomi – Mendeskripsikan hipotesis yang berarah (direction)
secara spesifik
Hipotesis
– Hipotesis nul adalah tidak ada perbedaan antara
variabel, dan diprediksikan ke arah yang
berlawanan
• Two - Tailed Hypothesis
– Prediksi yang tidak berarah
– Hipotesis nul adalah tidak ada perbedaan /
pengaruh / hubungan antar variabel
Contoh Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Stress Kerja Terhadap Turnover Intention

Stress kerja merupakan suatu respon psikologis yang dirasakan oleh


karyawan oleh adanya paparan yang melampaui batas kemampuannya
sebagai seorang karyawan. Paparan stress kerja yang terjadi terus menerus
membuat karyawan perlu melakukan respon. Salah satu respon yang muncul
apabila karyawan tidak ingin terus menerus terpapar stress kerja adalah
munculnya keinginan atau minat untuk mengundurkan diri dari pekerjaan yang
memang dipersepsikan karyawan menimbulkan stress kerja.
Manurung, Mona Tiorina dan Intan Ratnawati (2012) telah melakukan studi
pada variable stress kerja dan turnover intention. Pada studi tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan positif
terhadap turnover intention. Penelitian lainnya adalah Sanjoko, Deny
Cahyadinanto dan Rini Nugraheni (2012) dan Alamsyah, Agus P dan Intan
Kusumadewi (2016) dimana pada kedua studi tersebut diperoleh makna
bahwa stres kerja berpengaruh signifikan positif terhadap turnover intention.
Namun, tidak demikian pada studi dari Wulansari, Yuliana Ayu., Teman
Koesmono dan Marliana Junaedi (2017) yang menunjukkan bahwa stres kerja
berpengaruh tidak signifikan positif terhadap turnover intention.

H1: Stress Kerja Berpengaruh Positif Terhadap Turnover Intention


Karyawan Pt Xxx
Pengaruh Work Family Conflict Terhadap Turnover Intention

Pada dasarnya bahwa work family conflict ini dapat terjadi pada pria maupun
wanita, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki
intensitas yang lebih besar terjadinya work family conflict (Apperson et al,.
2002). Tingkat konflik ini akan semakin parah jika wanita bekerja secara
formal karena mereka akan terikat oleh aturan organisasi yang meliputi jam
kerja, penugasan, serta target dalam menyelesaikan tugas. Work family
conflict ini akan lebih dirasakan lagi jika karyawan wanita sudah menikah
karena peran tradisional yang sampai saat ini tidak dapat dihindari adalah
mengurus rumah tangga dan anak-anaknya (Widyaningrum, 2013). Tekanan
work family conflict yang terjadi secara terus menerus akan memicu wanita
untuk mengundurkan diri.
Dewi, Kurnia., Maria Magdalena Minarsih dan Eko Hadi Wahyono (2018),
Sudiarditha, I Ketut R (2013), dan Muhdiyanto dan Muji Mranani (2018) telah
melakukan studi dimana pada studi tersebut diperoleh informasi bahwa work
family conflict berpengaruh signifikan positif terhadap turnover intention.
Namun pada studi Agustina, Lidya (2008) justru memberikan hasil yang
berbeda, yaitu work family conflict berpengaruh negative tidak signifikan
terhadap turnover intention.

H2: Work family conflict berpengaruh positif terhadap turnover intention


karyawan pt xxx
MODEL EMPIRIS
Konsep Kerangka Berpikir/Kerangka Pikir

• Kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang


disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan, kemudian dianalisis
secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan
variabel tersebut yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis
(Sugiyono, 2009).

• Merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan,


dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah
diidentifikasi (Kuncoro, 2013)
Model Empiris

Stress Kerja

Turnover
Intention

Work Family
Conflict

Anda mungkin juga menyukai