Anda di halaman 1dari 19

HUKUM ACARA

PENGADILAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL Rr.Ani Wijayati
Dosen Fakultas Hukum

Disampaikan dalam PKPA Angkatan XVI


FH UKI dan Peradi Jakarta Timur.
Latar Belakang

• Dalam era industrialisasi, perselisihan hubungan industrial menjadi semakin kompleks, untuk
penyelesaiannya diperlukan institusi yang mendukung mekanisme penyelesaian perselisihan yang cepat,
tepat, adil dan murah.
• Perselisihan Hubungan industrial mempunyai ciri khas yang membedakannya dari perselisihan perdata
pada umumnya karena sengketa hubungan industrial dapat dibedakan antara perselisihan yang bersifat
koletif dan perselisihan yang bersifat individual (perorangan) dan ada perselisihan kepentingan dan
perselisihan hak/hukum.
• Perselisihan hubungan industrial yang bersifat perdata mempunyai ciri khas yang membedakannya dari
perselisihan perdata pada umumnya walaupun perselisihan ini pada dasarnya termasuk ruang lingkup
perdata. Ciri khas tersebut disebabkan ketentuan- ketentuan perjanjian kerja dalam KUH Perdata Buku
ketiga Titel 7A mempunyai sifat memaksa yang bervariasi.
Dasar Hukum

• Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.


• Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial.
• Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
• Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
tertentu,Alih Daya, Waktu kerja dan Waktu istirahat, dan Pemutusan
Hubungan industrial.
Pengertian Perselisihan Hubungan Industrial

• Pasal 1 angka 22 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003: perbedaan


pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau
gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan,
dan perselisihan pemutusan hubungan kerja, serta perselisihan antar
serikatpekerja/buruh hanya dalam satu perusahaan.
• Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 …….BUNYINYA
SAMA
Cakupan dari Perselisihan Hubungan Industrial

1. Perselisihan hak
2. Perselisihan kepentingan
3. Perselisihan PHK
4. Perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.
1. Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhi
hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, perjanjian kerja bersama.
2. Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam hubungan
kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan, dan
atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian
kerja, atau peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
• 3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang timbul
karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan
kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.
• 4. Perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh adalah perselisihan
antara serikat perkerja/serikat buruh lain hanya dalam satu perusahaan,
karena tidak adanya persesuaian paham mengenai keanggotaan,
pelaksanaan hak dan kewajiban keserikatpekerjaan.
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

• Tahap pertama penyelesaian dilakukan dengan musyawarah dan berunding


bersama antara pekerja dan pengusaha yang terlibat, baik diperantarai
pihak ketiga yang bersifat netral maupun tidak (non litigasi). Apabila tahap
pertama ini tidak mampu menyelesaikan perselisihan maka barulah
dibenarkan menggunakan sarana terakhir yaitu pengadilan.
• Lembaga peradilan menjadi the last resort, sedangkan lembaga alternative
(non litigasi) ditempatkan sebagai the first resort.
Penyelesaian secara Bipartit

• Perundingan bipartit adalah perundingan pekerja/buruh atau serikat


pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk menyelesaikan perselisihan
hubungan industrial (Pasal 1 angka 10 Undang-undang No.2 Tahun 2004).
• Penyelesaian secara bipartit merupakan wajib atau keharusan.
• Tidak adanya pihak ketiga dalam forum ini menunjukkan proses yang
dijalankan adalah negosiasi. Ciri khas negosiasi adalah terdapat tawar
menawar antara para pihak.
Penyelesaian melalui Mediasi

• Pengertian Mediasi Hubungan Industrial adalah penyelesaian perselisihan hak, perselisihan


kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antara serikat
pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang diketengahi oleh
seorang atau lebih mediator yang netral (Pasal 1 angka 11 Undang-undang No.2 Tahun 2004).
• Dalam hal perundingan bipartit tidak mencapai kesepakatan, maka salah satu atau kedua belah
pihak memberitahukan perselisihannya kepada instansi yang bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan setempat dan menawarkan kepada para pihak untuk menyepakati memilih
penyelesaian melalui arbitrase atau konsiliasi.
• Mediator adalah pegawai instansi pemerintah yang diangkat oleh menteri untuk menangani dan
menyelesaiakan keempat jenis perselisihan hubungan industrial.
Penyelesaian melalui Konsiliasi

• Konsiliasi adalah penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan


pemutusan hubungan kerja, atau perselisihan antara serikat pekerja/serikat
buruh hanya dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi
oleh seorang atau lebih konsiliator yang netral (Pasal 1 angka 13 Undang-
undang No.2 Tahun 2004).
Penyelesaian melalui Arbitrase

• Arbitrase adalah penyelesaian suatu perselisihan kepentingan dan


perselisihan antara serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan di luar pengadilan hubungan industrial melalui kesepakatan
tertulis dari para pihak yang berselisih untuk menyerahkan penyelesaian
perselisihan kepada arbiter yang putusannya mengikat para pihak dan
bersifat final.
Tabel halaman 181
Penyelesaian melalui Pengadilan Hubungan
Industrial (PHI)

• PHIadalah pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan peradilan


umum/pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan
memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.
• Untuk pertama kali dibentuk PHI pada setiap Pengadilan Negeri di setiap
ibukota propinsi yang daerah hukumnya meliputi propinsi yang
bersangkutan.
Kewenangan PHI

• 1. tingkat pertama mengenai perselisihan hak;


• 2. tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan;
• 3. tingkat pertama mengenai perselisihan hubungan kerja;
• 4. tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antar serikat
pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.
• Hukum acara yang berlaku pada PHI adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada pengadilan dalam
lingkungan peradilan umum kecuali yang diatur secara khusus dalam Undang-undang ini (Pasal 57).
• Dalam proses beracara di PHI pihak-pihak yang berperkara tidak dikenakan biaya termasuk biaya eksekusi
yang nilai gugatannya di bawah Rp.150.000,00.
• Gugatan diajukan kepada PHI pada pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat pekerja/buruh
bekerja (pasal 81 ). Ini merupakan penyimpangan terhadap asas actor sequitur forum rei.
• Dalam hal perselisihan hak dan/atau perselisihan kepentingan diikuti dengan perselisihan pemutusan
hubungan kerja maka PHI wajib memutus terlebih dahulu perselisihan hak dan/atau perselisihan kepentingan
(Pasal 86).
• Tahapan pemeriksaan perkara sama dengan pemeriksaan perkara perdata pada umumnya (pembacaan
gugatan, replik,duplik, bukti surat/saksi, kesimpulan, Putusan).
• Tabel hal 187.
Penyelesaian Perselisihan Melalui Pengadilan
Hubungan Industrial

• Pemeriksaan gugatan yang diajukan di PHI terdiri dari dua jenis


pemeriksaan yakni pemeriksaan dengan acara biasa ( Pasal 89 sampai Pasal
97 UU No.2 Tahun 2004) dan pemeriksaan dengan acara cepat (Pasal 98
sampai Pasal 99 UU No.2 Tahun 2004). Kedua jenis pemeriksaan tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya dalam hal
penerapan hukum acaranya.
• Putusan Sela. Dalam hal pihak pengusaha secara nyata-nyata terbukti tidak
melaksanakan kewajibannya berupa membayar upah beserta hak-hak lainnya yang
biasa diterima oleh pekerja selama yang bersangkutan terkena skorsing oleh pengusaha
sebelum adanya penetapan putusan hubungan kerja pekerja yang bersangkutan (Pasal
96 UU No.2 Tahun 2004)
• Undang-undang secara implisit membatasi putusan sela hanya dapat dijatuhkan oleh
hakim dalam perkara yang menyangkut pembayaran hak-hak pekerja yang akan
terkena pemutusan hubungan kerja.

Anda mungkin juga menyukai