Bioplastik
Bioplastik
“Bioplastik”
Kelompok 1
4KC
Anggota Kelompok :
1. Mengurangi dampak 2. Sumber Daya 3. Mengurangi Emisi Gas 4. Dapat didaur ulang
lingkungan Terbarukan Rumah Kaca
Polimer mikrobiologi (poliester) Biopolimer ini dihasilkan secara bioteknologis atau fermentasi
dengan mikroba genus Alcaligenes. Berbagai jenis ini diantaranya
polihidroksi butirat (PHB), polihidroksi valerat (PHV), asam
polilaktat dan asam poliglikolat.
Polimer pertanian Biopolimer ini tidak dicampur dengan bahan sintetis dan diperoleh secara
murni dari hasil pertanian. Polimer pertanian ini diantaranya selulosa (bagian
dari dinding sel tanaman), kitin (pada kulit Crustaceae) dan pullulan (hasil
fermentasi pati oleh Pullularia pullulans). Polimer ini memiliki sifat
termoplastik, yaitu mempunyai kemampuan untuk dibentuk atau dicetak
menjadi film kemasan.
Komponen Penyusun
Menurut Nahwi (2016), komponen penyusun bioplastik terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagai
berikut:
Lipida Komposit
Bioplastik yang berasal dari lipida Komposit Bioplastik terdiri dari
biasanya digunakan sebagai penghambat komponen lipida dan hidrokoloid.
uap air, ataupun bahan pelapis dalam Aplikasi dari komposit film terdapat
meningkatkan kilap pada produk-produk
permen. Film yang terbuat dari lemak
dalam lapisan satu-satu (bilayer),
murni bersifat terbatas karena dimanasatu lapisan hidrokoloid dan
menghasilkan kekuatan struktur film satu lapisan lain merupakan lipida atau
yang kurang baik. Lipida turut dapat berupa gabungan antara lipida
ditambahkan dalam edible film karena dan hidrokoloid dalam satu kesatuan
berperan dalam memberi sifat hidrofobik. film.
Alat Dan Bahan
Alat Dan Bahan
Alat :
● Cetakan dan bahan kaca
● Beban (bandul) terkalibrasi
● Beker gelas
● Kompor listrik
● Steerer
● Batang pengaduk
Bahan :
● PVA (Poly Vinil Alkohol)
● Gliserol
● Starch (tepung dan kentang)
Sifat Fisik dan Kimia Bahan
Sifat Kimia
● Stabilitas kimia: PVA memiliki stabilitas kimia yang baik. Itu tahan terhadap pelarut organik seperti alkohol,
eter, dan kloroform. Namun, PVA dapat terdegradasi oleh suhu tinggi dan radiasi UV.
● Reaksi dengan air: PVA dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, yang menyebabkan larutan PVA
menjadi kental dan membentuk hidrogel.
● Reaksi dengan asam dan basa: PVA bersifat asam dan basa lemah, sehingga dapat bereaksi dengan asam
dan basa dalam kondisi tertentu.
● Reaksi dengan polimer lain: PVA dapat membentuk campuran dengan berbagai polimer lain, seperti
polietilenoksid, poliakrilamida, dan poliuretan.
Gliserol
Sifat Fisik :
● Bentuk: Gliserol adalah cairan kental dan tidak berwarna pada suhu kamar.
● Kelarutan: Gliserol larut dalam air dengan mudah dan juga dapat larut dalam pelarut organik seperti etanol
dan aseton.
● Viskositas: Gliserol memiliki viskositas yang tinggi, yang berarti memiliki kekentalan yang besar.
Sifat Kimia
● Higroskopisitas: Gliserol memiliki sifat higroskopis, yang berarti dapat menyerap dan mengikat air dari
lingkungan sekitarnya.
● Reaksi dengan asam dan basa: Gliserol dapat bereaksi dengan asam atau basa untuk membentuk garam
organik yang disebut ester gliserol. Reaksi ini dikenal sebagai esterifikasi.
● Reaksi dengan oksidator: Gliserol dapat bereaksi dengan oksidator kuat seperti asam nitrat untuk
membentuk nitrogliserin, yang digunakan dalam industri peledak.
● Pembakaran: Gliserol dapat terbakar dengan nyala biru dan menghasilkan panas, air, karbon dioksida, dan
uap air.Reaksi dengan air: PVA dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, yang menyebabkan larutan
PVA menjadi kental dan membentuk hidrogel.
Tepung
Sifat Fisik :
● Bentuk: Tepung atau pati umumnya berbentuk serbuk halus.-
● Warna: Warna tepung atau pati dapat bervariasi tergantung pada jenisnya, seperti putih, kuning, atau
cokelat.
● Tekstur: Tepung atau pati memiliki tekstur lembut dan halus.
● Kelarutan: Tepung atau pati umumnya larut dalam air dengan pembentukan larutan kental.
Sifat Kimia
● Polimer: Tepung atau pati terdiri dari polimer alami yang disebut amilosa dan amilopektin. Amilosa adalah
rantai linear dari molekul glukosa, sedangkan amilopektin adalah rantai bercabang.
● Reaksi dengan air: Tepung atau pati dapat membentuk gel saat direndam dalam air. Hal ini disebabkan oleh
daya serap air oleh molekul-molekul pati, yang menyebabkan pembengkakan dan pembentukan jaringan
gel.
● Reaksi dengan panas: Tepung atau pati akan mengalami gelatinisasi saat dipanaskan. Gelatinisasi adalah
proses di mana tepung atau pati mengabsorbsi air, membengkak, dan membentuk gel yang lebih kental.
● Penguraian enzimatik: Tepung atau pati dapat diuraikan oleh enzim amilase menjadi molekul-molekul
glukosa yang lebih kecil.
Langkah Kerja