Anda di halaman 1dari 27

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


FAKULTAS HUKUM
MAGISTER KENOTARIATAN - 2024

DASAR DASAR
TEKNIK PEMBUATAN AKTA
CATATAN TUGAS KE 2 DASAR TPAU – Maret
2024

• Untuk judul dan nomor tidak perlu diberi garis2 datar di depan maupun di
belakang.
• Nomor akta cukup dituliskan angkanya saja, karena setiap awal bulan nomor akta
akan mulai dari angka 01 lagi.
• Dalam penulisan akta tidak menggunakan singkatan (ps. 42 ayat (1) UUJN).
• Tidak ada baris kosong, jika ada baris yang kosong harus digaris dengan jelas (ps. 42
ayat (2) UUJN)
• Penyebutan huruf yang didahului dengan angka hanya untuk tanggal, bulan dan
tahun, serta menentukan banyaknya atau jumlah (ps.42 ayat (3) UUJN)
.
• Untuk penghadap, jangan menggunakan kata “telah menghadap” kalau ada
kata telah, berarti peristiwa menghadap sudah selesai.
• Akta yang dibuat, Notaris nya di kota Banjarbaru benarkah zona waktunya WIB
(Waktu Indonesia Bagian Barat) ?
• Dalam mengerjakan soal jangan menggunakan angka XX (angka 20 romawi),
tuliskan dengan angka decimal (1234567890)
• Jika menggunakan kalimat :
a. bertindak untuk diri sendiri.
b. keduanya suami istri dan saling memberikan persetujuannya.
Berarti antara mereka memiliki bagian harta sendiri atau didalam sertipikat
tertulis nama berdua , maka aktanya harus disebutkan lengkap.
• Akta perjanjian kawin tidak perlu didaftarkan di Pengadilan Negeri.
.
Perjanjian kawin diatur dalam Pasal 29 ayat (1) UU Perkawinan jo. Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/2015 (“Putusan MK 69/2015”):
“Pada waktu, sebelum dilangsungkan atau selama dalam ikatan perkawinan kedua pihak atas
persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai
pencatat perkawinan atau notaris, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga
sepanjang pihak ketiga tersangkut.”
• Untuk pasangan yang beragama Islam pencatatannya dilakukan berdasarkan Surat
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor: B.
2674/DJ.III/KW.00/9/2017 (“Surat Kementerian Agama 2017”) oleh Pegawai Pencatat
Nikah (“PPN”), : dicatatkan pada kolom catatan pada akta nikah dan di kolom catatan
status perkawinan dalam kutipan akta nikah.
• Pasangan Beragama Selain Islam pencatatan dilakukan berdasarkan Surat Direktur
Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Nomor:
472.2/5876/DUKCAPIL tentang Pencatatan Pelaporan Perjanjian Perkawinan (“Surat
Dirjen 472.2/2017”) : Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana atau UPT
Instansi Pelaksana membuat catatan pinggir pada register akta dan kutipan akta
perkawinan.
.
• Untuk Notaris pengganti, sebutkan nama Notaris yang digantikan lebih
dahulu baru dasarnya.
• Yang benar Majelis Pengawas Daerah Notaris bukan Majelis Pengawas
Notaris Daerah .
• Jangan lupa menyebutkan kota/kabupaten nya untuk Notarisnya.
• Untuk komparisi, tempat tinggal selalu menyebutkan kota/kabupaten nya
dulu baru alamat : jalan, nomor … dst
• Jika penghadap adalah suami istri sebutkan istri satu2nya yang sah.
• Jika alamat tempat tinggal (para) penghadap tidak sama dengan
tempat kedudukan Notaris, harus disebutkan pada saat ini sedang
berada di kota/kabupaten tempat kedudukan Notaris nya.
.
• Kalimat :
Tuan Haji WARDIANTO, Sarjana Sosial, lahir di …….
yang didalam melakukan perbuatan hukum dibawah ini, mendapat
persetujuan dari istrinya yang turut pula hadir dihadapan saya, Notaris
sebagai tanda persetujuannya, yaitu Nyonya SITI KUMALAWATI, sarjana
Hukum, lahir di ….

kalimat berwarna merah tidak perlu ditulis, kalau jadi kebiasaan dapat
mencelakakan Notaris .
Mengapa ?
Karena :

.
1. dengan kebiasaan penulisan itu, maka ketika istri menyetujui dengan surat
dibawah tangan, akan tertulis :
Tuan Haji WARDIANTO, Sarjana Sosial, lahir di ……..…. yang didalam melakukan
perbuatan hukum dibawah ini, mendapat persetujuan dari istrinya yang turut
pula hadir dihadapan saya, Notaris sebagai tanda persetujuannya, yaitu :Nyonya
SITI KUMALAWATI, Sarjana Hukum, lahir di ……..….,
berdasarkan surat persetujuan yang dibuat dibawah tangan, bermeterai cukup,
tertanggal ……
(kesalahannya adalah turut hadir tapi juga memberikan persetujuan dengan surat, mana yang benar
hadir atau tidak hadir tapi memberi persetujuan dengan surat)

2. Penyebutan nama Nyonya SITI KUMALAWATI, Sarjana Hukum yang letaknya


ditengah kalimat bisa mengecoh pembuat akta, se olah2 dia bukan penghadap,
sehingga terlewat dalam penulisan buku repertorium ataupun buku klapper.
Untuk menghindari semua itu, penulisan sebaiknya :
.
1. Tuan Haji WARDIANTO, Sarjana Sosial, lahir di ……………..
yang didalam melakukan perbuatan hukum dibawah ini,
mendapat persetujuan dari istri satu-satunya yang sah,
yaitu : -----------------------------------------------------------------
2. Nyonya SITI KUMALAWATI, Sarjana Hukum, lahir di ……..
--------- selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama ----------

Dalam penulisan ini jelas, bahwa Tuan Haji WARDIANTO disetujui istrinya Nyonya
SITI KUMALAWATI yang juga sebagai penghadap.
AKTA ORIGINALI
• Pasal 16 ayat (4) UUJN : ”akta in originali sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dapat dibuat rangkap lebih dari 1 (satu), ditandatangani pada waktu,
bentuk dan isi yang sama, dengan ketentuan pada setiap akta tertulis kata-
kata :
”BERLAKU SEBAGAI SATU DAN SATU BERLAKU UNTUK SEMUA”.
• akta in originali adalah asli akta yang diberikan kepada yang langsung
berkepentingan dalam akta dan akta in originali ini tidak disimpan dalam
protokol Notaris, sehingga untuk akta dalam in originali, Notaris tidak dapat
mengeluarkansalinan akta, kutipan akta dan grosse akta, meskipun diberi
nomor bulanan dan dimasukkan dalam buku daftar Notaris (repertorium)
serta diberi nomor repertorium.
• Jenis-jenis akta in originali, diatur dalam pasal 16 ayat (3) UUJN.
• istilah grosse akta UUJN dan grosse akta UUPL sebenarnya berbeda,
perbedaan ini dapat dilihat dari kekuatan eksekutorial.
• Grosse akta UUJN memiliki kekuatan eksekutorial (yuridis) sedangkan
di dalam grosse akta UUPL tidak ada kekuatan eksekutorial karena
Grosse akta UUPL hanya merupakan tanda bukti pendaftaran kapal
dan bukti hak milik kapal (kepemilikan).

Pasal 1 ayat (11) UUJN :


Grosse Akta adalah salah satu salinan Akta untuk pengakuan utang dengan kepala
Akta "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA",
yang mempunyai kekuatan eksekutorial.

Peraturan menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor PM 39 tahun 2017


tentang pendaftaran dan kebangsaan kapal :
Pasal 1 ayat (4). Minut Akta adalah asli akta.
Pasal 1 ayat (5). Grosse Akta adalah salinan resmi dari minut akta.
.

KEWENANGAN NOTARIS
SEBAGAIMANA TERCANTUM
DALAM PASAL 15 AYAT 2 (HURUF
A,B,C DAN D)
Pasal 15 ayat 2 UUJNP memberikan kewenangan kepada Notaris
a. untuk mengesahkan tandatangan dan menetapkan kepastian tanggal
surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus, yang
dikenal dengan LEGALISASI,
b. kewenangan membukukan surat dibawah tangan dengan mendaftar
dalam buku khusus, yang dikenal dengan PENDAFTARAN
(WAARMERKEN),
C. membuat kopi dari asli surat dibawah tangan berupa salinan yang
memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat
yang bersangkutan (COPY COLLATIONEE) dan
d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya
(fotokopi sesuai aslinya)
LEGALISASI adalah tindakan dimana akta dibawah tangan
yang belum ditandatangani diberikan kepada notaris dan
dihadapan notaris (para) pihak tersebut menandatangani
akta dibawah tangan nya dihadapan notaris.

Kekuatan Bukti Legalisasi terletak pada:


a. Tanggal, dan
b. tanda tangan yang pasti;
Nomor : 102157

Melihat dan mengesahkan tandatangan, dari :


- Tuan B, Lahir di Jakarta, pada tanggal 01-05-1990 (satu Mei seribu sembilan ratus sembilan puluh)
Warga Negara Indonesia, swasta, bertempat tinggal di Kota Bandung, Jalan Merpati Raya Nomor:
5, Kelurahan Abadi jaya, Kecamatan Sukmajaya, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor
Induk Kependudukan : 1324456688899.

Pada tanggal 15 -03- 2024 (lima belas Maret dua ribu dua puluh empat), oleh saya, BAMBANG
SURYA SINATRA, Sarjana Hukum, Notaris di kota Depok.

Notaris di Kota Depok,


tandatangan + cap jabatan

BAMBANG SURYA SINATRA, SH

Rumusan Legalisasi sesuai dengan Ps. 15 (2) UU Jabatan Notaris


WAARMERKEN adalah suatu tindakan hukum dimana
seseorang memberikan kepada notaris akta dibawah
tangan yang sudah ditandatangani dan notaris hanya
memberikan tanggal pasti (date certain).
Doktrin menggunakan istilah VERKLARING VAN
VISUM yang maksudnya notaris telah melihat akta
dibawah tangan itu, pada hari itu dan memberikan
tanggal pasti yaitu tanggal notaris melihat akta dibawah
tangan tersebut bukan tanggal yang diminta oleh klien.
Rumusan Warmerking sesuai dengan Ps 15 (2) UU Jabatan Notaris

• Ditandai dan dimasukkan didalam buku daftar khusus yang disediakan untuk
keperluan itu, pada hari rabu, tanggal 12-03-2024 (dua belas maret dua ribu
dua puluh empat), nomor : 305758

Notaris di Kota Surabaya,


tandatangan + cap jabatan

DR. LAMBERT HOLAN SINAGA, SH, MH


• Copy Collationee adalah membuat copy dari asli surat dibawah tangan baik
Kewenangan Notaris membuat COPY COLLATIONEE dan MENCOCOKKAN COPY SESUAI ASLINYA:

yang disimpan dalam protokol notaris maupun yang diperlihatkan oleh


orang yang menghadap berupa salinan, dan juga kewenangan membuat
pengesahan kecocokan fotocopy sesuai dengan aslinya dari akta/surat
dibawah tangan.

• Copy Collationee atau Copy dari surat/akta yang telah dinyatakan sesuai
dengan aslinya, mempunyai kekuatan bukti sama dengan tulisan aslinya,
sepanjang isinya sama dengan aslinya
Contoh Copy Collationee
• Dibagian awal dituliskan : Copy Collationee, lalu disalin seluruh isi surat tersebut sesuai dengan aslinya .

• Kemudian dibagian penutup dituliskan :


- Diberikan sebagai Copy Collationee yang sama bunyinya, berdasarkan pasal 15 ayat (2) huruf C
Undang- Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 30
tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, atas permintaan dari Tuan/Nyonya/Nona ……………………….…..
yang setelah diperiksa dan dicocokkan dengan surat aslinya, maka aslinya disimpan dalam protokol
Notaris / dikembalikan kepada yang berkepentingan.

Surabaya , tgl. ………………………….


Notaris di kota Surabaya,

(DR. FERRY SOENENFILL, SH, SpN, MH, LLM)


•Premisse dalam bahasa Latin disebut
”praemissae”.

PREMISSE Kata/istilah premisse ini digunakan


AKTA dalam hubungan dengan penjelasan
mengenai logika deduktif, sehingga
premisse adalah suatu pernyataan
yang diduga benar dalam rangkaian
argumen dalam pembentukan sebuah
kesimpulan.
. • “Premisse tidak diatur dalam UUJN dimana dalam praktik
notaris premisse dimuat setelah bagian komparisi dan sebelum
isi akta, dan hanya memperjelas isi akta atau memuat
penjelasan yang bersifat pertimbangan dibuatnya akta tersebut”

• Sebagai pengantar yg menunjukkan maksud utama dari


para pihak dan menyatakan alasan mengapa suatu akta itu
dibuat, atau
merupakan konsideran, latar belakang mengapa sampai lahir
suatu perikatan.
. • Jadi unsur-unsur premisse :
1. Pernyataan ( keterangan penghadap).
2. Suatu yang dianggap benar ( apa yang benar-benar
dialami, disaksikan, dikehendaki dan diketahui oleh
penghadap).
3. Dengan tujuan untuk menghasilkan kesimpulan
(landasan untuk menghasilkan kesepakatan atau
landasan bagi dibuatnya suatu akta)
.
• Dalam praktek seringkali premisse berisi tentang hal-hal yang melatar-
belakangi para pihak sebelum masuk dalam suatu kesepakatan
disamping pernyataan adanya kesepakatan dan janji untuk saling
mengikatkan diri antara para pihak sendiri dan selanjutnya masuk
kedalam isi/batang tubuh akta.
• Dalam awal premisse biasanya menyebutkan :
”(para ) penghadap yang bertindak sebagaimana tersebut terlebih
dahulu menyatakan dan menerangkan (menjelaskan) dengan sebenar –
benarnya sebagai berikut :
- bahwa .................. dst ”
• Kalimat pertama dari Premisse itulah yang membuat Notaris tidak
. dapat didakwa sebagai turut serta dalam melakukan suatu tindak
pidana.
Dengan catatan : Notaris tersebut telah benar-benar melakukan
tugas jabatannya sesuai dengan UU dan Kode Etik jabatan, karena
dari kalimat :
“Para penghadap menyatakan dan menerangkan ............dst”
adalah bukti bahwa Notaris disini fungsinya hanya untuk
mengkonstatir dari maksud dan kehendak para pihak bukan
sebagai pihak yang ikut serta dalam perbuatan hukum yang
dilakukan oleh para pihak.
Contoh Premisse Akta
- Para Penghadap terlebih dahulu menerangkan, sebagai berikut:

- bahwa Pihak Pertama adalah pemilik atas : -------------------------------------------------------------

Sebidang tanah dengan sertipikat Hak Milik seluas lebih kurang ……. M2, terletak di -------
Propinsi Jawa Tengah Kotamadya Semarang, Kecamatan Semarang Timur, Kelurahan -----
Genuk, yang uraian lengkapnya sebagaimana akan disebutkan dalam akta ini. ----------------
- Demikian berikut segala sesuatu yang berdiri, dibangun dan/atau ditanam di atas tanah

tersebut, yang menurut sifat, peruntukan atau menurut Undang-Undang dianggap sebagai
barang tetap/tidak bergerak tidak ada yang dikecualikan, terutama sebuah bangunan -------
rumah tinggal beserta turutannya, setempat dikenal sebagai Jalan Teratai nomor 75 kota --
Semarang; ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
- untuk selanjutnya disebut “Obyek Jual Beli”;
-. bahwa Pihak Pertama bermaksud untuk menjual Obyek Jual
Beli tersebut kepada Pihak Kedua, sebagaimana Pihak Kedua
hendak membeli Obyek Jual Beli tersebut dari Pihak Pertama.
- Berhubung dengan apa yang diuraikan diatas selanjutnya
para penghadap bertindak sebagaimana tersebut diatas
menerangkan bahwa Pihak Pertama dan Pihak Kedua dengan
ini telah saling-- setuju dan sepakat untuk membuat Perjanjian
Pengikatan Jual--- Beli atas tanah dan bangunan tersebut
dengan memakai syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan,
sebagai berikut : --------------------
.Kesimpulan bahwa fungsi Premisse dalam Akta Otentik sangat
penting dan strategis karena memuat :

1. dasar, landasan, latar belakang kehendak para pihak ;


2. maksud dan tujuan pembuatan akta ;
3. uraian tentang sebab yang halal ;
4. uraian tentang adanya kesepakatan para pihak ;
5. bukti bahwa Notaris hanya mengkonstatir maksud dan kehendak
para pihak.
.

Anda mungkin juga menyukai