Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Fines pellet merupakan sisa-sisa dari pellet bahan baku pabrik besi spons yang hancur pada saat penyimpanan atau pemindahan. Pellet yang hancur menjadi fines tersebut tidak dapat digunakan oleh pabrik besi spons karena dapat menyumbat saluran charging bahan baku dan pipa saluran gas alam sehingga meningkatkan tekanan didalam reaktor. Hal ini berisiko mengakibatkan terjadinya ledakan pada reaktor. Jumlah sponge halus berkisar 2% kapasitas produksi reduksi langsung. Jika kapasitas produksi 2 juta ton per tahun maka sponge yang dihasilkan adalah 40.000 ton per tahun. Hal ini merupakan potensi yang perlu dikembangkan mengingat sponge halus yang dihasilkan dengan tonnase yang cukup besar. Sponge halus limbah pabrik reduksi langsung PT Krakatau Steel mempunyai komposisi yang tidak jauh berbeda dengan besi sponge utuh. Sebagian kecil akan didapat prosentasi bijih yang belum tereduksi namun sebagian besar mirip dengan komposisi sponge utuh dengan persentasi reduksi > 90%. Sponge halus merupakaan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk mejadi bahan baku pembuatan baja. Salah satu pemanfaatan besi spons halus adalah dengan pembuatan Cold Briquette Iron (CBI). Besi spons halus dibuat dengan cara dicetak dan dipress sehingga membentuk blok. CBI dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan baja, tentunya dengan persyaratan teknis yang harus dipenuhi, seperti kuat tekan, ukuran briket dan komposisi kimia. Dengan dibuatnya briket dari besi spons halus dapat mengurangi akan kebutuhan bahan baku baja di Indonesia.

1.2

Tujuan Memanfaatkan besi spons halus limbah proses reduksi langsung sebagai bahan baku pembuatan baja. Melakukan kajian terhadap kelayakan pembuatan pabrik Cold Briquette Iron (CBI).

Anda mungkin juga menyukai