Anda di halaman 1dari 9

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR DENGAN PERILAKU IBU-IBU AKSEPTOR PENGGUNA METODE KONTARSEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)

PADA KB AKTIF DI PUSKESMAS X PALEMBANG TAHUN 2009 I. Identitas Responden 1. Nomor Responden 2. Nama Responden 3. Umur Responden 4. Pekerjaan 5. Pendidikan Terakhir : : : : : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Akademi / Perguruan Tinggi II. Pengetahuan 1. menurut ibu untuk apa diadakan program Keluarga Berencana? 1. Untuk mengatur kelahiran anak 2. Agar menjadi keluarga bahagia 3. Untuk menjadi keluarga yang besar 2. Program KB adalah menganjurkan untuk mempunyai anak? 1. Satu saja cukup 2. Dua saja cukup 3. Tiga saja cukup 3. Macam-macam Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)? 1. Implant, IUD, MOW, MOP 2. Suntik, PIL, Kondom 3. Implant, Suntik, IUD, MOP

4. Apakah yang dimaksud dengan kontrasepsi Implant itu? 1. Kontrasepsi yang ditanam dibawah kulit 2. Kontrasepsi yang dipasang didalam rahim 3. Kontrasepsi yang disuntikan 5. Apakah yang dimaksud dengan kontrasepsi IUD itu? 1. Kontrasepsi yang ditanam dibawah kulit 2. Kontrasepsi yang dipasang didalam rahim 3. Kontrasepsi yang disuntikan 6. Kontrasepsi MOP adalah untu? 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Laki-laki dan Perempuan 7. Kontrasepsi MOW adalah untuk? 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Laki-laki dan Perempuan 8. Kapan sebaiknya alat kontrasepsi IUD dipasang? 1. 40 hari setelah melahirkan 2. Pada awal haid 3. Lima bulan setelah melahirkan 9. Kapan sebaiknya alat kontrasepsi Implant dipasang? 1. Selama waktu haid 2. Segera setelah melahirkan 3. Lima bulan setelah melahirkan 10. Berapa lama alat kontrasepsi IUD yang mengandung tembaga (Copper 7) dapat dipakai? 1. 1 tahun 2. 2-5 tahun 3. 8 tahun

11. Berapa lama alat kontrasepsi implant 6 batang dapat dipakai? 1. 1 tahun 2. 3 tahun 3. 5 tahun 12. Menurut ibu, apa efek samping yang banyak disarankan dari alat kontrasepsi IUD dan Implant? 1. Menimbulkan gangguan menstruasi 2. Penambahan Berat Badan 3. Sakit Perut 13. Kapan waktu yang baik dan lebih mudah untuk pelepasan Implant? 1. Setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan 2. Waktu hamil 3. Waktu haid 14. Kapan waktu yang baik dan lebih mudah untu pelepasan IUD? 1. Sewaktu menstruasi 2. Tidak waktu menstruasi 3. Setiap saat 15. Menurut ibu, apakah alat kontrasepsi IUD dapat dengan sendirinya keluar dari rahim tanpa bantuan petugas? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak Tahu

III. Sikap NO 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Pertanyaan S Pemasangan alat kontrasepsi IUD dan Implant sebaiknya ke bidan terlatih? Pemasangan alat kontrasepsi IUD dan Implant sebaiknya ke Dokter Kebidanan? MOW sebaiknya dilakukan jika tidak mau punya anak lagi? MOP sebaiknya dilakukan pada pria dengan usia lebih dari 45 tahun? Pemasangan alat kontrasepsi IUD sebaiknya setelah mempunyai satu anak? Jika memakai alat kontrasepsi implant sebaiknya diperiksakan secara berkala? Alat kontrasepsi IUD sebaiknya dapat dipakai terus oleh ibu-ibu selama merasa cocok dan tidak ada keluhan? 23. 24. Ibu-ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD sebaiknya tidak boleh bekerja terlalu lelah/keras? Alat kontrasepsi Implant sebaiknya dapat dipakai terus oleh ibu-ibu selama merasa cocok dan tidak ada keluhan? 25. Pemakaian alat kontrasepsi Implant pada ibu-ibu sebaiknya pada umur lebih dari 45 tahun? Pernyataan SS RR TS STS

IV. Dukungan Keluarga

NO 26. 27. 28. 29. 30.

Pertanyaan Apakah suami anda mendukung jika anda memakai MKJP? Apakah suami anda mendukung jika anda memakai alat kontrasepsi IUD? Apakah suami anda tidak merasa risih (berhubungan badan) setelah anda memakai alat kontrasepsi IUD? Apakah suami anda memberikan saran kepada anda dalam memilih alat kontrasepsi? Apakah suami anda pernah memberikan saran agar menggunakan alat kontrasepsi Implant atau IUD?

Pernyataan Ya Tidak

V. Faktor Ekonomi 31. Pendapatan keluarga dalam satu bulan? 1. > Rp.866.000,2. < Rp.866.000,32. Pengeluaran dalam sehari? 1. > Rp.20.000,2. < Rp.20.000,-

TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dll. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dilihat dari segi cara atau tekhnik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamaatn), dan gabungan ketiganya. A. Interview (Wawancara) Tekhnik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi, Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut : 1. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri 2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya 3. Bahwa interprestasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui ttatp muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. 1. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Dalam melakukan wawnacra, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. 2. Wawancara Tidak Terstruktur Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. B. Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selai itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsif dalam penulisan angket sebagai tekhnik pengumpulan data yaitu : Prinsif, Penulisan, Pengukuran dan Penampilan Fisik. Prinsif Penulisan Angket: Prinsif ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-negatif positip, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengrahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.

a. Isi dan Tujuan Pertanyaan Isi pertanyaan merupakan bentuk pengukuran atau bukan? Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti. b. Bahasa yang digunakan Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (kalau dalam wawancara ; terstruktur dan tidak terstruktur) dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positip atau negatif. d. Pertanyaan tidak mendua Setiap pertanyaan dalam angket jangan mendua (double-berreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban. e. Tidak menanyakan yang sudah lupa Setiap pertanyaan dalam instrument angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan yang memerlukan jawaban dengan berfikir berat. f. Pertanyan tidak menggiring Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau yang jelek saja. g. Panjang Pertanyaan Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. h. Urutan Pertanyaan Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal spesifik, atau dari yang mudah ke hal yang sulit atau di acak. i. Prinsif Pengukuran

Angket yang diberikan kepada responden adaalh merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. j. Penampilan Fisik Angket Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpulan data akan mempengaruhui respon atau keseriusan responden dalam mengisi angket.

Anda mungkin juga menyukai