Anda di halaman 1dari 5

Vaksin influenza ini berasal dari virus Influenza, dimana yang diambil antigen permukan, antigen internal dan

protein virus-nya saja, sehingga vaksin ini mempunyai imunogenisitas tinggi dengan reaksi samping yang minimal. Masingmasing vaksin berisi 3 jenis strain virus Influenza (biasanya terdiri dari 2 tipe A dan 1 tipe B) yang diseleksi setiap tahunnya sesuai dengan rekomendasi dari WHO. Vaksinasi influenza, sekitar 70-90% efektif dalam mencegah sakit, tergantung dari lama dan intensitas musim flu dan kondisi kesehatan anda. Dalam beberapa kasus, orang yang mendapat vaksinasi flu masih dapat terkena flu tetapi mereka mendapat sedikit bentuk virulen yang menyebabkan sakit dan yang paling penting mereka memiliki risiko yang tinggi terhadap komplikasi akibat flu (terutama radang paru-paru, serangan jantung, stroke, dan kematian) Vaksin flu memiliki dua bentuk sediaan: 1. Injeksi. Injeksi flu mengandung vaksin yang berasal dari virus mati. Injeksi biasa diberikan pada lengan, injeksi ini tidak akan menyebabkan anda sakit flu tapi membuat tubuh anda mengembangkan antibodi yang dibutuhkan untuk mencegah virus influenza. Anda mungkin mendapat reaksi ringan akibat injeksi seperti rasa sakit pada tempat suntikan, nyeri otot ringan atau demam. 2. Semprot hidung (nasal spray). Diberikan melalui hidung, vaksin semprot hidung mengandung dosis kecil virus flu hidup yang telah dilemahkan. Vaksin tidak menyebabkan flu tetapi mendorong respon kekebalan dalam hidung dan saluran napas bagian atas kemudian di seluruh tubuh. Di Indonesia, pemberian vaksin ini bisa dilakukan sepanjang tahun, tetapi berdasarkan rekomendasi vaksinasi IDAI dianjurkan pada bulan September Oktober . Vaksinasi Influenza adalah vaksinasi tahunan, karena itu harus diulang setiap tahun mengikuti perubahan virus influenza yang berubah ubah. Semoga bisa membantu

Imunisasi influenza untuk anak

Kalbefarma - Bayi dan balita yang diberikan dua dosis vaksin influenza ternyata menunjukkan penurunan terjadinya kontak terhadap penyakit flu, pneumonia dan penyakit sejenis influenza lainnya yang lebih baik, bila dibandingkan sengan pemberian yang hanya satu dosis (tidak banyak memberikan efek), hasil laporan para ahli yang dipublikasikan dalam Journal of Pediatrics. Dr. Mandy A. Allison, dari University Utah, Salt Lake City dan timnya mempelajari efektifitas dari pemberian dua dosis vaksin influenza kepada bayi dan balita jika dibandingkan dengan pemberian yang hanya satu dosis vaksin dalam mencegah terjadinya berbagai penyakit yang ada hubungannya dengan influenza. Mereka melakukan analisa data terhadap 5.193 anak sehat yang berusia 6-21 bulan selama tahun 2003-2004. Sebagian besar dari mereka berusia 15,5 bulan. Mereka dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang disebut partially vaccinated yaitu mereka yang hanya diberi satu suntikan dalam 14 hari atau lebih sebelum influenza terjadi, dan kelompok fully vactinated jika mereka mendapat dua kali suntikan dalam 14 hari atau lebih sebelum terinfeksi influenza. Kelompok yang mendapatkan vaksinasi dua kali (fully vaccinated) dapat mencegah terjadinya influenza dan pneumonia hingga 69-87%, sedangkan kelompok yang dilakukan penyuntikan vaksinasi hanya satu kali tidak menunjukkan efek yang bermakna atau sama dengan anak yang tidak mendapatkan vaksinasi influenza. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa efektifitas penyuntikan vaksin influenza bagi anak usia 6-23 bulan adalah dua dosis, hal ini sudah direkomendasikan secara menyeluruh untuk dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit influenza.

Anak saya umur 2 tahun,sejak dari umur 1,5 tahun sudah terkena Asma, Saya sendiri juga asma sejak dari kecil, pertanyaan saya jika faktor pemicu asma anak kami dari influenza tepatkah pemberian vaksin influenza setahun sekali, sebab sebelum terserang asma di dahului dengan bersin2 kemudian meradang disertai batuk2 setelah itu barulah Terkena Asma, Jadi saya pribadi sebagai orang awam berpendapat untuk mencegah asma pada anak saya, apakah sudah tepat di berikan Vaksin Influenza dengan tujuan terhindar dari Asma. terima kasih.( perempuan, 2 thn,83 cm,12 Kg) Ibu/Saudari yang terhormat, Terimakasih telah menggunakan layanan e-konsultasi Klikdokter. Pemberian vaksin influenza tiap tahun memang direkomendasikan oleh ikatan dokter anak di Indonesia (Ikatan Dokter Anak Indonesia) maupun Amerika Serikat (American Academy of Pediatrics). Sebagai tambahan, vaksin ini terutama perlu diberikan pada anak dengan risiko tinggi terhadap penyakit yang berat atau komplikasi infeksi influenza, termasuk yang menderita asma. Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan penurunan serangan asma dengan vaksinasi influenza. Jadi, pendapat Ibu mengenai hal ini memang tepat. Infeksi influenza memang merupakan salah satu pencetus serangan asma, karena itu dengan pemberian vaksinasi influenza diharapkan infeksi dan serangan asma yang mengikutinya pun dapat dicegah. Jenis vaksin yang aman diberikan untuk anak antara 6 bulan dan 5 tahun adalah trivalent inactivated influemza vaccine (TIV). IDAI merekomendasikan pemberian vaksin ini setiap bulan September - Oktober. Jangan lupa untuk mengidentifikasi pencetus-pencetus serangan asma lainnya, seperti bulu binatang, debu, dingin, polusi, asap rokok, virus, dan beberapa jenis makanan. Dengan mengidentifikasi pencetus, Ibu dapat berusaha menghindarinya sehingga frekuensi serangan asma dapat ditekan. Demikian penjelasan yang dapat kami berikan. Semoga membantu. (PNA) Terimakasih.

Vaksin Pencegah Influenza Okezone.com, Selasa, 12 Mei 2009 - 08:12 wib

MESKI tidak berbahaya, influenza sangat mengganggu aktivitas dan menurunkan produktivitas. Supaya tak kerap menghampiri, sebaiknya lakukan vaksinasi.
Influenza atau yang biasa disebut flu merupakan suatu penyakit infeksi yang dapat menyebabkan demam, menggigil, batuk, rasa sakit pada tubuh,sakit kepala, dan terkadang sakit telinga atau permasalahan sinus. Virus influenza ini banyak menyerang siapa saja tanpa melihat umur, walaupun lebih banyak menyerang anak-anak. "Virus influenza dapat menyebar dari satu orang kepada orang lain. Virus ini ditularkan melalui batuk atau bersin dari si penderita influenza," kata Dokter Spesialis Penyakit Tropikal dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, Dr Hindra Irawan Satari SpA (K) M. Trop. Paed yang akrab disapa dr. Hinky. Terkadang, penyakit influenza akan sembuh dengan sendirinya, atau paling tidak batuk dan kelemahan umum lainnya dapat menetap sampai lebih dari dua minggu. Namun, tingkat kesembuhan itu pun berbeda-beda, salah satunya tergantung dari daya tahan tubuh si penderita. Bagi sebagian orang yang sebelumnya sudah memiliki gangguan paru dan jantung, influenza dapat menimbulkan penyakit radang paru-paru sekunder. Sementara pada anak-anak, penyakit ini dapat menimbulkan panas tinggi sehingga menyerupai sepsis dan 20 persen dari anak-anak yang dirawat inap mengalami kejang demam. Jika dibiarkan begitu saja, flu dapat mengakibatkan komplikasi, antara lain otitis media (infeksi telinga akut), sinusitis, bronkitis kronik, dan pneumonia. Di antaranya, pneumonia pneumokokus merupakan komplikasi yang sering terjadi dan paling serius. Untuk itulah, diperlukan penanganan yang tepat bagi mereka yang menderita flu, terlebih bagi anak-anak. Karena itu, pencegahan penting dilakukan. Di mana pencegahan bisa dilakukan dengan memberikan vaksinasi yang sebaiknya diberikan sejak dini pada siapa saja yang berisiko terkena flu. Hinky mengatakan, vaksinasi diberikan pada mereka yang dalam keadaan sehat. "Vaksinasi bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit dan idealnya diberikan dalam keadaan sehat," ucap dokter yang juga berpraktik di RSCM ini. Hinky mengatakan, untuk vaksinasi influenza, saat ini baru ditemukan vaksinasi untuk mencegah timbulnya influenza tipe A. Vaksinasi influenza tipe A sudah ditemukan sejak tahun 1950-an. "Vaksin sudah dapat diberikan di atas usia 6 bulan," tandasnya. Centers for Disease Control and Prevention US merekomendasikan bahwa vaksin flu diberikan kepada mereka dalam kondisi hamil, usia 50 tahun atau lebih dan memiliki kondisi medis kronis, serta perawat anak atau pekerja pelayanan kesehatan atau hidup dengan atau merawat seseorang yang berisiko tinggi terkena komplikasi dari flu Sementara mereka yang harus ditunda atau dihindarkan dari vaksinasi influenza adalah mereka yang memiliki riwayat alergi telur atau zat makanan yang mengandung protein yang sama dalam telur, riwayat hipersensitivitas dengan vaksin atau sedang dalam keadaan demam. Vaksin juga tidak diperkenankan bagi penderita Guillain-Barre syndrome (suatu penyakit autoimunitas serius menyerang saraf di luar otak dan urat saraf tulang belakang). Disebutkan oleh dokter umum sekaligus medical coordinator di Global Assistance and Healthcare, dr. Olivia Aviany Ayuningthias yang mengutip data dari Centers for Disease Control and Prevention US, 2009, bahwa di Amerika Serikat, setiap tahunnya 5 persen hingga 20 persen dari populasi penduduk terkena flu dan lebih dari 200.000 jiwa dirawat di rumah sakit karena komplikasi flu lebih lanjut 36.000 jiwa meninggal karena komplikasi terburuk dari flu. "Flu yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan komplikasi membahayakan karena efeknya dapat

menyerang semua organ," sebut dokter lulusan Universitas Kristen Indonesia ini. Olivia menjelaskan, vaksinasi influenza merupakan metode primer dalam pencegahan influenza. Gunanya untuk membatasi komplikasi dari penyakit tersebut. Vaksin influenza hanya ada satu jenis, tetapi untuk setiap tahunnya berubah strain yang terkandung dalam vaksin tersebut. "Yang membedakan hanya brand dan produsen vaksin tersebut. Semua sama efektifnya sesuai dengan hasil uji klinis masing-masing," tuturnya.

Anda mungkin juga menyukai