Anda di halaman 1dari 57

Ku Tunggu Kau Di Danau Itu

Pagi yang begitu dingin. Selimut hangat yang menyelimuti tubuh gadis remaja masih enggan ia singkirkan. Sayup-sayup masih terdengar kicauan burung-burung yang menurutnya tidak begitu merdu sehingga dia kembali mengencangkan volume MP3 dari handphonenya untuk yang kesekian kalinya yang sudah lelah menjerit di telinganya sedari tadi malam. Tiba tiba Byuuuuuur Entah kenapa tiba-tiba tsunami melanda pulau kedamaiannya yang begitu tenang dan nyaman. Sontak dia terbangun. Mamanya yang sudah lelah sedari tadi teriak memanggil putri tunggalnya akhirnya mengambil segayung air untuk membangunkan seorang gadis manisnya. mungkin hanya itulah satu-satunya peluru terakhir yang harus dikeluarkan mamanya agar putrinya segera bangun.

Deliiaaaaaa.......

Teriak

mamanya

setelah

peluru terakhirnya berhasil membangunkan putrinya yang masih enggan beranjak meninggalkan kasur yang sudah didiaminya sejak masih kecil. Mama.. Ujar Delia terkejut, dicobanya untuk mendongkrak matanya yang masih terkatup rapat seolaholah ada banyak lem yang melekat di kelopak matanya sembari meraup wajahnya yang basah kuyup. Dari tadi Mama manggilin gak nyahut-nyahut, ternyata kupingnya disumpelin handset. Bangun....... Udah siang ni....! Tapikan ini hari minggu ma Ujar Delia yang masih mengantuk. Kamu gak ingat, hari ini kan kamu udah janji mau nganterin mama ke rumah temen Mama. Mama mencoba mengingatkan. Duh kenapa harus Delia sih ma. Protesnya. Jadi maksud kamu mama ditemenin bik ijah? masa mama punya anak satu-satunya gak bisa diandelin, Delia mau mama balikin lagi keperut mama?. Yaa lebih nyaman di perut mama daripada ngedengerin mama ngomel mulu. Jawabnya santai.

Seolah tidak ada beban lagi yang dihadapi. Delia masih enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Ia masih ingin melanjutkan tidurnya walaupun sebagian tempat tidurnya masih basah akibat air yang disiram mamanya. DEELIIAAAAAAA.!.

***
Setelah memakai baju, Delia pun mengambil sisir di meja hiasnya. Sembari menyisir rambutnya yang hitam dan lurus, dia memperhatikan lingkar matanya. Ada yang aneh di mataku. Kok kayaknya bengkak ya? Pikirnya. Delia mulai melamun. Dia kembali teringat kejadian tadi malam yang membuatnya sakit. Entah mengapa Dava, pacarnya tiba-tiba memutuskan jalinan cinta yang sudah dirajut hampir 1 tahun. Ini semua garagara Dava! ujarnya kesal. Tanpa ia disadari, air matanya kembali tumpah. Mengalir membasahi pipinya yang telah dibedaki sekedarnya. Entah berapa banyak air mata yang dikeluarkannya sejak tadi malam. Betapa sakit yang dirasakannya. Pacar yang sudah dianggapnya

sebagai pendamping hidupnya kini mencampakkannya begitu saja tanpa sebab. Yang bisa dilakukannya hanya menangis. Meratapi nasibnya yang malang. Air mata yang tersisa tinggal beberapa tetes lagi. Dan kali ini ia membuang sisa air matanya dengan percuma. Sakit yang dialaminya membuat dia membenci Dava. Sakit seperti tersayat. Sakit yang teramat pedih. Kejam! Tanpa sadar sisir yang digenggamnya tadi kini sudah melayang membentur kaca dan jatuh menyenggol bingkai foto kemesraan Delia dengan Dava, dan terjatuh. Praaankkkk ! . Deliiiaaaa........ Suara apa itu? Ayo cepetan, ntar temen mama nungguin!. Jerit mamanya dari ruang tengah yang mendengar suara gaduh dari ruang Delia. Iya Maaa. Sejenak dia melupakan masalah tadi malam. Sisiran ala kadarnya plus bedak tipis, Delia pun keluar kamar tanpa membereskan foto tadi.

***
Di rumah temen mama.

Temen mama Delia yang bernama Anggi sudah menanti kedatangan mereka sedari tadi dan disambut dengan hangat. Tante Anggi, begitu Delia menyapa dengan akrab, mempersilahkan mereka masuk ke rumahnya yang begitu megah. Susunan perabotan di ruang tamu begitu rapi dan terasa nyaman. Interior rumahnya juga bergaya Eropa. Kemewahan dan kenyamanan rumah tante Anggi membuatnya sedikit melupakan Dava. Eh, ini Delia ya, sudah besar ya..... cantik lagi Ujar tante Anggi, Delia pun menyalami tante Anggi dan hanya bisa menarik kedua ujung bibirku ke samping sambil mengangguk ramah. Dan seterusnya mama dan tante Anggi mengobrol. Delia merasa terabaikan. Bete pikirnya. Hingga di titik puncak kebosanannya, Delia permisi keluar dengan alasan cari angin. Ia berjalan di halaman rumah yang bersih dan teratur itu, Hijau dedaunan di padukan dengan bunga yang bermekaran sungguh indah di pandang, ya lumayanlah bisa menenangkan pikiran orang yang lagi patah hati ini.

Namun saat asyik-asyiknya berjalan tiba-tiba hujan turun. Oh no basah! Tapi hujan itu berhenti tiba-tiba. Yap Delia salah, ternyata itu bukan hujan, melainkan air dari balik Sepeda motor Sport di samping rumah tepatnya di depan garasi mobil. Tampakknya hari ini Delia akrab sekali dengan air. Dan untuk kedua kalinya air itu menyemprot Delia. Hei basah tau! teriakku pada seseorang yang belum menyadari kesalahannya itu. Dan dari balik sepeda motor itu muncul sesosok orang dan gantengnya.gumamku dalam hati melihat seorang lelaki berkulit putih berwajah Beti (beda Tipis) dengan Ben joshua dengan gaya rambut ala Phasa Ungu, di tambah lagi tubuhnya tegap plus Cool banget, dan Oh My God dia tersenyum sehingga lubang di kedua pipinya menarik hatiku seperti akan keluar dari dalam tubuhku (Lebay). Apakah ini Pangeran dari Negeri Air?. Kalau ini, Dava mah lewat. Delia terhanyut memandang keajaiban dunia satu ini. Dan Heh kalau gak mau basah minggir dari situ dasar cewek Oon! bentak cowok itu tiba-tiba. Dan

bayangan Pangeran tampan di kepalDelia hancur sudah melihat wajahnya sekarang yang seram saat marah ini. Mana senyum manis tadi?. Pangeran tapiMonster!. Eh dah jelas kamu yang salah, liat-liat donk ada orang di sini. Gak sopan!ujarku membalas bentakkannya. Sesaat cowok itu diam, namun perlahan-lahan dia berjalan mendekat ke arahku, semakin dekat bahkan wajahnya sekarang berada pas di depan wajahku. Ma mau apa ka kamu ujarku Yang tadi tanggungkanmakanya untuk kedua kalinya dia tersenyum namun tiba-tiba BRUSSSS! dia menyemprotkan selang air itu tepat ke wajahku. Ahhh Stoooop! teriakku. Cowok itupun menghentikan air itu setelah Delia basah. Makanya jangan cerewet!ujarnya membalikkan badan. Dasar monster! ujarku geram. Ralat ternyata dia bukan

Apa kamu bilang, kamu mau lagi? cowok itu kembali menyodorkan selang itu ke arahku dan Delia menutup wajahku. Sebelum cowok itu menyemprotkan airnya ke wajahku lagi, Mama dan tante datang menolongku. Egaaa suara tante tadi terdengar dari arah teras rumah, oh thanks God. tapi tunggu dulu Ega? rasanya nama itu gak asing lagi di telingDelia, ah tapi nam itu mah memang pasaran kali ya. Sedang apa kalianwah rupanya kalian sudah akrab ya, goda tante itu. Bu bu bukan itu, dia yang mau Pengadu ujar cowok itu pelan sembari melihatku namun itu sungguh menusuk hatiku, belum lagi ekspresinya sekarang, uwwihhh serem banget. Oh Delia Mama mau pergi dengan tante Anggi, karena baru 3 hari pindah dari Paris dan tante Anggi belum begitu mengenal Jakarta, jadi hari ini Mama mau mengajak tante Anggi untuk ketemu temen arisan Mama Jelas Mama. Jadi Delia?

Oh, Ega tolong antarkan Delia pulang ya, soalnya mungkin Mama akan lama pulang, lagian Delia udah basah gitu, gak mungkinkan Delia makai baju tante yang Big size gini pinta Tante Anggi. Emh ya udah jeng Anggi yuk berangkat sekarang keburu sore nih, Delia Mama pergi dulu ya ujar Mama tersenyum, ya senyum terjahat karena sudah membuat Delia jadi seperti orang bodoh ini, malah dititipin dengan orang asing macam ini lagi, ah dasar Mama gak bertanggung jawab!, Eh tapi Delia pulang pake taxi aja teriakku dalam hati. Oh ya satu lagi, Delia nanti setelah ganti baju ajak Ega keliling Jakarta ya, soalnya Ega belum tahu daerah Jakarta, ,biar gak merasa asing lagi, awas ya kalau tidak, ntar uang sDelia kamu mama potong lho, ya sudah Mama pergi dulu. Ya Mama sukses menggagalkan rencana Delia, aduh kenapa sih Mama harus nyuruh Delia kayak gini, bete Gerutuku, tapi perasaanku jadi gak enak, pasti ada something wrong sama Mama, habis gak biasabiasanya mama tega ninggalin Anaknya yang manis ini di sarang Monster, hiks.

Ya dengan berat hati yang seperti ketimpa bumi, Delia dan sepertinya juga cowok yang katanya bernama Ega ini mengikuti perintah Mama. Dari mengantar Delia pulang sampai membawa dia jalanjalan, uh kayak peliharaan aja di bawa jalan-jalan, ya emang sih gak jauh beda sebelas dua belas hihihi. Heh kenapa senyum-senyum sendiri! bentak Ega padDelia yang ketangkep basah lagi senyumsenyum sendiri. Saat itu kami lagi berada di Sekitar Bundaran HI, tepatnya di tepi jalan menghadap Air patung Pancoran khas Jakarta. Setelah mengajaknya ke berbagai tempat di Jakarta. Betapa waktu menyengsarakanku, lama sekali berputarnya, perasaan tetep aja jam 4 sore gak kunjung berputar. Cowok itu terus menatap Patung itu sambil berdiri menyandar di Mobil yang kami parkirkan di tepi jalan. Fiuuuuh. Delia menghela nafas. Kenapa? capek? tanya dia. Menurut Kamu?, udah panas lagi jawab Delia cuek. Nih

Tiba-tiba Ega meletakkan topi yang di pakainnya tadi ke kepalDelia. Dan balik menatap lurus ke depan. Oh My God seperti di Film-film, ternyata Ega baik juga ya dia jadi terlihat keren banget. Itu Cuma ucapan terima kasih karena udah ngajak Delia keliling Jakarta, jangan Geer Cewek cerewet!. Aduh kenapa sih ada cowok nyebelin kayak gini di bumi, apa perlu Delia deportasi ni orang ke planet mars, huh. Sekali lagi ralat Cowok ini gak keren selain serem juga super nyebelin, sekali Monster ya tetap aja Monster. Kamu suka Patung itu yadari tadi ngeliatin terus gak bosen apa? tanyDelia, habis bosen dia belum mau pergi dari tempat ini. Gak, soalnya Delia bisa mengingat semua kenangan di sini bersama gadis nyebelin yang Delia sayangi di sini, dia teman masa kecilku di Jakarta dulu ujarnya, tatapannya seperti menerawang jauh, eh tapi tunggu dulu Maksud Kamujadi Kamu sebelumnya udah pernah kesini, tapi kok masih ngajak Delia keliling Jakarta sih, maksud Kamu apa si.!

Deliaaaa ucapanku terpotong saat NamDelia di panggil oleh suara yang sepertinya tak asing lagi di telingDelia, Tapi Dava? sentakku dalam hati yang membuatku terkejut bukanlah kehadirannya yang sudah membuka lagi sakit hatiku saat melihatnya melainkan di depanku Dia terang-terangan merangkul seorang Cewek?. Ya Ampun apa lagi ini?. Ternyata Kamu sudah dapat gebetan baru ya, pantas saat putus kamu diam aja, tapilumayanlah bisa dibawa ketengah ujar Dava tersenyum menatap kearah Ega. Dasar Dava kejam gak punya perasaan lagian Delia diam itu karena shock gak tau harus gimana lagi saat Kamu mutusin Delia sepihak, bukan karena Delia uh Dava Delia benci Kamu jeritku membatin. Oh ya Delia Gue lupa bilang tadi malam alasan Gue mutusin Loe, Loe mau taukan? Dava menatap ku tenang sambil dengan erat terus merangkul gandengan barunya. Itu karenaGue udah bosen ma Loe, habis Loe ngebosenin sih, tapi Gue udah dapat pengganti Loe tepatnya yang lebih baik dari Loe kali ini Dava

tersenyum lebar padDelia yang Cuma bisa diam. Rasanya rasa sedih yang berusaha Delia simpan tadi, kini ingin tertumpah seiring air mata yang sudah berat ingin keluar dari matDelia, tapi sekuat tenaga Delia menahannya. Delia malas memperlihatkan kekalahanku pada Dava, dan mungkin dia akan tertawa puas kalau melihat Delia terpuruk. Dan setelah puas membuatku diam seribu bahasa tanpa rasa bersalah Dava pergi begitu saja dengan entengnya bersama gebetan barunya itu. Sepertinya dunia berputar lebih cepat sekarang dan, dan air matDelia ingin keluar, aduh gimana nih Delia gak mau terlihat lemah di depan Ega, kalau tidak ini bisa menjadi senjatanya untuk mengolok-olokku. Mau nangis lagi? ucap Ega, Delia terkejut mendengarnya, lagi? apa dia tahu kalau Delia menangis semalam seperti Audy. Delia menatapnya heran. Udahlah ngapain juga kamu nangis cuma garagara cowok kayak gitu, dasar bego. Tapi gimana kamu bisa bilang Delia mau nangis lagi, Delia gak pernah nangis kok belDelia.

Hemh sudahlah gak usah ditutupin, mata kamu yang udah kayak kodok bagong itu mengganggu pemandangan tau, udah ayo pulang sepertinya cuaca mau mendung. Ujarnya dan langsung masuk ke dalam mobil. Hah kodok katanya, ih Ega lebih nyebelin dari Dava, tapi gimana bisa dia bilang mendung, panas terik gini mataharinya, apa memang dia tau Delia mau nangis, ah biarlah Delia juga lagi bad mood berat, kamipun pergi untuk pulang meninggalkan tempat itu dan Delia berencana akan mengoyak-ngoyak foto Dava di rumah.

** *
Emmmmhhhhhhh Delia mengulet panjang di kasur empukku pagi ini, Males banget rasanya bangun, ah nanti juga kalau lama bangun Mama bakal bangunin, tidur aja ah.ujarku dalam hati saat nyawDelia sedikit demi sedikit ingin menyuruhku bangun. ketika Delia ingin mengusir rohku itu ada sesuatu yang menyentuh pipiku, saat ku sentuh, Aiiiir?

Deliapun

memutuskan

membuka

Mata

untuk

memastikan hari ini Delia tidak berteman lagi dengan yang namanya air, namun belum juga niat membuka mata terlaksana, Wajahku sudah disiram dengan air, Ma? Delia terdiam sejenak saat membuka mata orang yang ku sangka Mama ternyata bukan, bentuknya lain, Delia mengusap-usap matDelia untuk memperjelas pandanganku, ya jelas, jadi sekarang ini monster yang Delia lihat kemarin, sedang menatapku sambil memegang cangkir di tangan kirinya, hah sampai-sampai Delia memimpikan diatapi tidak, Delia kan sudah bangun jadi. Aammmmp Delia mau menjerit tapi Ega menutup mulutku. Mau ngebuat ayam tetangga mati dengan suara cempreng kamu Delia terkejut melihat Ega yang tibatiba di kamarku. Saat dia melihat Delia sudah jinak dia melepaskan tangannya dan meletakkan cangkir di meja. Ka kamu ngapain di kamarku, Maa Mama Kamu yang suruh Delia masuk ke kamar Kamu Hah Mama? Trus ngapain Kamu di sini

Mama Kamu yang suruh Delia kesini buat bareng sama Kamu ke sekolah Emang Kamu sekolah di Udah jangan banyak omong, lihat ke jam dinding itu ujarnya melangkah keluar kamar dan menutup pintu, Delia melihat ke arah jam, jam setengah delapan Teeeelaaaaaat! Di balik pintu Ega menutup mulut menahan tawanya. Sesampainya di sekolah. Hah walau telat beberapa detik setelah bel, lumayanlah pagi ini gak ketemu dengan Pak Dito (Guru Bp yang menghukum murid yang terlambat), hei ini ruangan kepala sekolah, kamu harus melapor? Delia pergi ke kelas dulu. ujarku dan pergi begitu saja meninggalkan dia. Menuju kelas XI-IA2 Saat jam istirahat. Wah Ega keren banget ya, apa lagi saat pertama kali mengenalkan diri, Cool banget Rara sahabatku terus membangga-banggkan Ega semenjak bel berbunyi apa? Setengah delapan? AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

menandakan istirahat lima menit yang lalu. Gak nyangka Ega bakal sekelas denganku. Delia hanya bisa menghela nafas dan meletakkan kepalDelia diatas kedua tangan yang ku lipat di atas meja, hari ini tubuhku rasanya lemas sekali Hah dari pada itu Kamu gak sedih lihat sahabat kamu sedih, kejadian kemarin gak bisa Delia lupakan, kejam padahal Delia sudah mastikan Dava cowok terbaikku, hahbete Sudahlah ngapain juga Kamu mikirin dia, belum tentu dia mikirin Kamu, baik mikirin Ega, eh ya Kamu tadi cerita kalau Kamu udah tau rumah Ega, lain kali ajak Delia main ke rumah Ega ya Rara masih saja memuja-muja orang gak penting itu. Benar juga sih, belum tentu Dava mikirin Delia tapi beneran Delia gak bisa ngilangin dia dari pikiran Delia padahal kalau dipikir sekarang pasti dia lagi sama cewek lain, Dava Kenapa sih Kamu bisa setega itu padahal Kita sudah jalan Sebelas bulan lebih tiga minggu dan minggu depan genap satu tahun, memang sih Delia gak tau apakah yang Ega lDeliakan di belakangku selama ini, tapi apakah selama ini tidak berarti apa-apa bagi dia?. samar-samar

terdengar dari luar kelas Hei Ega ngapain Kamu berdiri di sini sebagai anak baru harus kenal semua murid donk, ayo kekantin. Sepulang sekolah Delia di antar lagi oleh Ega, mungkin Mama udah ngontrak Delia buat jadi bodyguard dadakan Dia, jadi serasa di tempelin terus, belum lagi tadi di sekolah dikit-dikit nyuruh Delia nunjukin dimana perpus, ruang guru, Wc lagi, Rara jadi ganjen banget lagi terima ajakan Dia walau Delia belum bilang iya biar Dia bisa nempelin Ega gitu. Tapi sekarang Delia udah di rumah Nyamannya ujarku merebahkan diri di kasur empukku sembari telungkup setelah mengganti baju. Deliaaaaaaa suara Mama merusak moodku. Ada Ega nih.Dia nunggu di depan rumah Ega? Oh My God rupanya di rumah juga gak bisa santai, sebel! Deliapun melangkah dengan gontai keteras rumah. Delia melongok keluar. Ada apa lagi Ga?ujarku malas-malasan. Jelek!.

Delia baru sadar Delia keluar dengan rambut awut-awutan, lagian tadi lupa cuci muka setelah ganti baju. Ah tapi biar aja cuma Ega yang lihat. Ayo..! Kemanaa? Delia semakin malas lagi. Ayo tiba-tiba Ega seenaknya aja menarikku ke dalam mobilnya. Di mobil Ega diam sambil menyetir, apa Dia gak merasa Delia sebel sama Dia?. Apa lagi ini, narik Delia gitu aja ke mobil, gak sopan gerutuku memecah kesunyian di dalam mobil. Tapi Ega diam saja. Ini mau kemana lagi, mau kerumah Kamu? Bukan. Jadi?. Delia mau ke suatu tempat Kenapa mesti ajak Delia?. Gak boleh?. Dari pada memperpanjang masalah lebih baik Delia diam dan jadi anak baik saja hari ini, lagi malas nyambut omongan bertone rendah dia.

Ega menyetir dengan tenang dan berhenti di tepi jalan dimana terlihat danau yang tidak begitu besar namun danau itu terlihat hijau, indah dantenang. Delia turun dari mobil walau Ega masih di dalam mobil, entah kenapa danau ini begitu menarik perhatianku, Delia tahu danau ini, namun sepertinya Delia lupa udah berapa tahun tidak melihat danau ini, walau Delia tahu danau ini ada yang keberadaannya tidak beberapa jauh dari rumahku. Delia menatap danau itu , tenang Hah tenangnya tiba-tiba Ega sudah berdiri di sampingku. Gimana Kamu bisa tau tempat ini? tanyDelia tetap memandang danau. Ya waktu mau ke sekolah tadi Delia lihat danau ini, gak tau kenapa tapi Delia pengen ke sini ujarnya. Hemmmmhh Delia menarik nafas sebentar dan mengeluarkannya lagi, segar. Danau ini terletak di sekitar rumahku, karena rumahku agak jauh dari kota, jadi di daerah sekitar danau ini sedikit pengendara yang lewat, makanya danau ini terasa tenang sekali.

Sepertinya Delia pernah datang kesini, hemm seinget Delia waktu Delia SD, lupa kelas berapa, Delia ke sini bareng temen Delia, dia cowok dan namanya sih Tama. Pertama kali Delia Delia kenal dia di gerbang sepulang sekolah dan Delia baru ingat dia anak baru, dia nyamperin Delia, waktu itu Delia lagi

sedih karena Papa baru aja meninggal terus dia ngajak Delia kemari, entah kenapa sedih Delia sedikit berkurang, dan Kami sering banget main di sini, tapi Delia menghentikan ceritDelia sejenak. Tapi dia pergi gitu aja setelah sebulan sekolah entah kemana, dia gak tinggal di Jakarta lagi. Dia gak pernah kasih tau kemana Dia pergi, alamat, nomor telepon, apa lagi kabar, Sejak itu Delia gak pernah lagi kemari, kalau Delia kemari Delia bisa inget dia, seperti sekarang, Delia kangen banget sama dia tanpa kusadari Delia gitu aja cerita panjang lebar. Gak tau Ega dengerin apa gak, mungkin aja ini gak penting buat Dia dengar. Udah? ujar Ega padDelia. Udah jawabku singkat. HAAAAAAAAH!! Ega tiba-tiba berteriak di sampingku. Heh apaan sih kaget tau, tiba-tiba teriak gitu Delia mengelus-elus telinga kananku. Kalau Delia lagi sedih, Delia ngeluarinnya di tempat yang luas dan indah dengan berteriak

Emang Kamu lagi sedih kali ini Delia melihat wajahnnya, dia terlihat sedih tapi emang sih ada sesuatu yang dipikirkan, terlihat dari kedua alisnya berkerut, namun dia melangkah maju perlahan mendekat ke tepi danau. Sedih? kata itu mengingatkan Delia dengan Dava, Karena dia hidupku jadi kacau, berat rasanya ngejalani hari dan itu membuat Delia sedih sampai sekarang. HAAAAAH DELIA BENCI DAVAAAAAA! teriakku, Hemmmh lumayan ujarku, sedikit lega setelah berteriak. Masih DAVA Hah!. kurang ujar Ega, Gini, GAK DAVA NGERTI BERENGSEEEEEEK! teriaknya lagi. JELEEEEEEEK PERASAAN DELIAU, TUKANG SELINGKUUUUH,

***
Deliapun berusaha menjalani hari tanpa harus terus mengingat lagi semua hal tentang Dava, kucoba untuk melalui hari dengan biasa lagi, tidak menangis di malam hari, tidak melamun terus setiap

detik, dan tidak mengusutkan wajahku yang tidak seberapa ini. Walau sulit melupakan semua kenangan yang begitu indah, namun Delia harus tetap bisa berjalan meniti langkah waktu yang terasa begitu lambat tanpa kehadiran Dava seperti waktu dulu. Akhirnya hampir satu minggu Delia putus dengan Dava, Delia mulai terbiasa dengan hari-hari kejombloanku dan sepertinya Delia juga harus terbiasa dengan kehadiran makhluk aneh benama Ega, entah kenapa Ega selalu Cowok menggangguku semenjak kedatangannya.

angkuh, galak tapi handsome ini gak bosen-bosennya nyusahin Delia, padahal banyak orang yang bisa Bantu dia tapi Dia malah milih nyuruh Delia dengan hadiah omelan plus wajah cemberutku, bukannya gak mau bantu, tapi Ega selalu nyuruh Delia di saat gak tepat. Ah tapi di balik itu semua terkadang kehadirannya bisa memperbaiki mood ku yang sering gak stabil, tapi sekali lagi semua itu Terkadang!, dan terkadang juga dia bisa nyebelin banget seperti sekarang saat sepulang sekolah di hari sabtu Egaaaa gara-gara Kamu Delia di marahi Pak Dery, aduh padahal Pak Dery itu baik sama Delia, Delia

jadi punya image jelek deh di pandangan Pak Dery, hah Ega! Omelku sepanjang jalan menuju parkiran pada Ega keluar dari kelas setelah bel pulang berbunyi. Delia cuma mau pinjam catatan Kamu ujarnya santai. Iya, tapi sambil ngagetin, jadinya Delia refleks dan Kamu sukses buat Delia teriak, padahal kelas lagi hening dengerin Bapak itu nerangi pelajaran. Salah siapa melamun terus. Emang melamun, salah?. Enggak, kalau ngelamunnya bukan di dalam kelas. Ega menghampiri sepeda motor sportnya di parkiran. Delia pun diam mendengar perkataannya, Delia memang gak pernah bisa kalah kalau ngomong sama makhluk berdarah dingin ini. Delia gak mau pulang bareng Kamu ujarku ngambek. Ya udah, liat aja nanti kalau nebeng lagi. Ya, gak bakal, kalau Delia nebeng Kamu coretin aja wajahku ini pake oli motor kamu yang gak seberapa itu.

Terus pulang sendiri gitu, Rara kan gak masuk hari ini, tapi ya... sudahlah, lagian Kamu itu berat, kasihan Sepeda motorku Ega naik ke motornya sembari memakai helm. EEEEGGG..Delia ingin sekali nonjok mukanya itu, namun belum lagi Delia melaksanakanya ada seseorang yang menyapa dari arah belakangku. Delia. Delia berbalik. DavaaaDelia terkejut melihat Dava yang tiba-tiba ada di hadapanku, Dava sekolah di SMU swasta yang tidak jauh dari sekolahku, makanya seragamnya yang berbeda itu menyolok pandangan sekeliling. Delia apa kabar? ujarnya tersenyum padDelia. What? Udah seminggu dia mutusin Delia dan buat Delia sedih, tapi sekarang dengan santainya di berkata Apa kabar?. Buruk! ujarku tegas dan pergi meninggalkan dia namun saat Delia belum jauh berjalan Ega menghalangi Delia dengan menahan tanganku, namun karena Delia merasa tidak senang dengan sikapnya diapun melepaskan tangannya. Kamu masih marah sama Delia?

Kamu masih mau ke sini?, gak bosen lihat Delia? Lagian seenaknya aja Kamu bilang masih marah setelah Kamu Kamu ke ngelDeliain Ham perbuatan atas yang tidak tidak menyenangkan waktu itu, untung Delia gak ngelaporin Komnas perbuatan menyenangkan Kamu Delia mengomel panjang lebar padanya, geram rasanya melihat tampang gak merasa bersalah itu. Del Dava mau memegang kedua tanganku, namun Delia menepisnya. Delia, sebenarnaya Delia mau ngejalasin semua sama Kamu, sebenarnya semua itu dari Delia mutusin sampai ngebuat Kamu sedih itu semua buat kasih surprise ke Kamu untuk hari ini, hari jadian kita, tapi Delia gak nyangka kamu semarah ini sampai menonaktifkan Hp kamu, sorry kalau. Apa? Surprise? Gak salah? ujarku heran. Ja... jadi selama ini Cuma lelucon kamu aja?, kamu tega buat Delia sedih siang dan malam dan sekarang dengan santainya semua itu cuma leluconn kamu?, kamu jahat Dava Delia syock mendengar apa yang dikatakan Dava barusan.

Sorry, tapi Del, Delia masih sayang banget sama Kamu, gak pernah sedetikpun Delia berpikir buat mutusin Kamu, tapi semua ini Delia lDeliakan buat kasih surprise Kamu nanti malam yang udah Delia persiapkan selama seminggu ini, percayalah Delia, Delia sayang banget sama Kamu, Kamu masih sayangkan sama Delia dan mau maafin semua salahku? ujarnya memelas. Tapi Delia masih sakit hati Dava, sorry Delia belum bisa nerima semua ini Delia masih syock, jangan ganggu Delia dulu, Ega ayo Kita pulang! ujarku menghampiri Ega yang masih berada di parkiran tidak jauh dari tempat Delia dan Dava berdiri, kali ini Ega tidak menahanku. Entah kenapa Ega diam saja saat Delia menyuruhnya agar Kami cepat pulang, padahal tadi Delia sudah ngomelin Dia panjang lebar. Kami pun pulang meninggalkan Dava, saat melewati dia Delia tidak melihat ke arahnya, Delia yakin wajahnya tadi sangat sedih, Ada perasaan bersalah namun tidak percaya dengan semua ini, namun dalam hati Delia bersyukur kalau itu semua cuma bohongan, karena Delia masih sayang sama Dava.

Malamnya,

Kamu

masih

belum

menyetrika wajah kamu dari tadi sore, apa perlu Delia ambilkan setrika termahal di rumahku ujar Ega padDelia yang sedari kedatangan Ega, Delia terus diam dan manyun di teras rumahku. Malam ini Ega datang lagi ke rumahku dengan alasan menagih utang atas ucapan Delia tadi sore untuk nyoretin wajah Delia dengan oli, dan sekarang Dia sedang duduk manis di sampingku dengan sebotol oli bekas di depan mejanya, padahal tadikan Cuma gara-gara kesal aja, dianggap serius lagi sama Ega. Gimana? oli di depanku udah ngeliatin kamu dari tadi ujar Ega dengan wajah tenang namun terselip dendam tersadis menanti Delia memberi aba-aba. Gak mau, gak tau apa orang lagi bete. sungutku. Namun Ega dengan entengnya mengambil Oli itu. Gimana yatapi oli ini udah pengen kenalan sama Kamu. Ihhhh gak!.Delia menahan tangan kiri Ega yang menyodorkan oli itu ke wajahku.

Ini buat ngelicinin wajah Kamu yang kusut ini, anjing tetangga aja kalah sangar dengan wajah Kamu. Ngaca yah, sereman kamu lagi Delia masih tetap menghindar, dan tiba-tiba. Sorry ganggu seseorang yang sangat tidak ingin ku lihat malam ini muncul bak penampakan, tapi yang satu ini dibacakan ayat apapun gak bakal pergi, sebel. Namun seketika Ega menghentikan aksi sadisnya tadi mungkin dia berpikir oli itu tidak akan bisa melicinkan wajahku yang semakin kusut tak berbentuk lagi ini. Delia berdiri, hendak beranjak masuk ke rumah. Namun sebelum Delia masuk tiba-tiba Ega menahan langkahku. Gak sopan, tamu adalah raja, walau Kamu gak suka, tapi setidaknya hargai dia Ega berkata tapi masih dengan tampang datarnya. Delia please dengerin Delia dulu ujar Dava memohon. Delia menoleh kearah Dava, dan berjalan mendekatinya. Dava tersenyum, namun senyuman yang dulu sangat ku kagumi itu membuatku benci. Plaaak! tanganku dengan refleks menampar Dava.

Orang kayak Kamu di hargai juga percuma jadi Delia minta pergi sekarang dari sini, Delia gak butuh penjelasan apapun dari Kamu! ujarku geram, Dava terdiam sesaat dan berkata, Terserah Kamu mau nampar Delia sampai Kamu puas, asalkan Kamu mau percaya sama Delia kalau Delia masih sayang sama Kamu, Delia gak ada niat sedikitpun buat mutusin Kamu, Delia percaya Delia ya tangan Dava ingin menyentuh wajahku, namun segera ku tepis dan mengalihkan wajahku kelain arah, Delia gak sanggup ngeliat wajah Dava yang sepertinya sungguh-sungguh. Delia memang gak ngerti perasaan Kamu, tapi asal Kamu tau kalau selama seminggu ini Delia terus mikirin Kamu, dan Delia udah nyiapin semua untuk malam ini, termasuk hadiah ini, please terima ini walau Kamu masih marah sama Delia Dava menyerahkan kotak kecil berbungkuskan kertas yang diikat dengan pita mini ke tanganku. Delia diam. Sorry, Delia gak mikirin perasaan Kamu kalau surprise ini buat Kamu syock, yang ada di pikiran Delia Cuma cara buat Kamu bahagia, itu aja. Selama satu

tahun kita jadian Delia sadar kalau Kamu sangat berharga buat Delia, mungkin Delia akan sangat sulit buat lupain Kamu dan kenangan Kita, tapi kalau Kamu memang gak mau maafin Delia dan ingin putus dari Delia, Delia berusaha ikhlas Del, thanks ya udah jadi pacar termanis nan cerewet selama satu tahun ini buat Delia ujar Dava mengelus rambutku, kali ini Delia tidak menenepis kata-kata terakhirnya sangat menggetarkan hatiku dan membuat Delia harus berusaha menahan bendungan air mata yang hendak keluar ini, karena Delia memang masih sangat menyayanginya. Davapun berpaling dariku. Namuun Kamu jahat, setelah buat Delia nangis seenaknya Kamu ninggalin Delia gitu aja hiks hiks ujarku menunduk mengelap air mata yang tidak dapat lagi kutahan dan mengalir lepas di pipiku. Dava berbalik. Siapa yang bilang kalau Delia mau mutusin Kamu? Kamu Egois, Delia juga masih sayang banget sama Kamu tau hiks hiks Davapun memelukku, pelukan hangat Dava akhirnya bisa kurasakan lagi, Delia pikir Delia tidak akan pernah merasakannya lagi.

Thanks Delia, berarti Kamu udah maafin Deliakan?. Delia mengangguk. Ya udah jangan nangis lagi, sorry ya dah buat Kamu nangis Dava melepas pelukannya dan menghapus air matDelia, Delia mau ngajak Kamu ke suatu tempat, Kamu pasti suka dengan surprise Delia, ini khusus buat Kamu. Ta tapi Delia belum nyiapin Kado buat Kamu ujarku pelan dan menunduk menggenggam erat kado kecil dari Dava di tangan kiriku, Delia sama sekali belum memikirkan ini semua. Kamu adalah kado teristimewa buat Delia Delia menatapnya, Dava tersenyum. Tapi sepertinya ada yang terlupa.apa ya.? Oh iya Ega! Delia melihat ke teras rumah tempat Ega duduk tadi, namun Ega tidak ada Delia melihat kesekeliling, tetap tidak ada. Del yuk pergi, ntar kemalaman ujar Dava, seketika Delia melupakan Ega yang hilang, sekarang ini rasa bahagia sudah memenuhi pikiranku. Love you Dava ^_^.

***
Esoknya. Sesampainya di sekolah Delia buru-buru mencari Ega, tidak sabar rasanya ingin menceritakan semua kejutan yang di berikan Dava tadi malam sekalian Tanya mengapa Dia tidak jemput Delia pagi ini, Apa Dia marah karena Delia cuekin tadi malam? Egaaa! panggilku ketika melihat Ega berjalan di lorong sekolah Delia menghampirinya, Ega menoleh. Ga, kemana tadi malam?, truz pergi kok gak bilang-bilang ke Delia, tau gak Delia udah balik lagi sama Dava tadi malam Delia seneng banget ujarku antusias. Oh yabagus donk jawabnya datar saja, ya itu memang ciri khas Ega, di tanggapi saja sudah lumayan. Yasenyumku selebar pelangi dengan warna bahagia melintas di wajahku. Dasar, baru aja kemarin nangis paginya udah cerah, tapi kalau Delia bahagia matahari pasti iri karena senyum Delia yang cerah, ya..sepertinya Matahari gak akan keluar hari ini karena ngambek ujar Ega

tersenyum sambil mengusap rambutku sejenak. ya udah Delia ada urusan, lain kali aja ceritanya Ega pergi begitu aja dari hadapanku yang terpDelia gak bisa mencegahnya pergi. Ya ampuuun senyumnya manis banget uajrku dalam hati, namun sesaat Delia terus terngiang kata- kata terakhir Ega sebelum pamit pergi. Rasanya kata-kata itu gak asing di ingatanku tapi apa yaDelia sedikit pusing mengingatnya tapi yang lebih penting lagiEga barusan sebut nama Delia untuk yang pertama kalinya Delia tersenyum-senyum sendiri dan setelah sadar Delia masuk ke kelas karena rasanya Delia belum puas cerita, jadi selanjutnya Delia cerita ke Rara. Wahhhh So Sweet bengeeeeeeeeet! dengan kedua tangan menopang dagu di atas meja tepat duduk di depanku Rara antusias mendengar ceritDelia mengenai surprise Dava tadi malam. Yup, makan malam romantis plus cincin lucu dari Dava, ni liat, lucukan ujarku dengan senyum lebar menunjukkan sebuah cincin dengan hiasan berbentuk dua hati melingkar di jari manis tangan kananku.

Ya, tapi entah kenapa Dava muncul waktu ada Ega, jadi waktu baikan ma Dava, Ega ngilang gitu aja, apa dia keturunan dedemit ya, gak pamit lagi, tu anak demen amat bikin orang kesel ujarku. Tapi Dirimu senangkan balikan lagi sama Dava. Goda Rara. Ya iyalah, tapi Delia harus terima kasih lagi sama Ega, kalau Ega gak nyuruh Delia nyamperin Dava, Delia gak bakal mau dengerin penjelasan Dava sampai kapanpun. Tunggu dulu, Del, Kamu sadar gak dari tadi Kamu cerita tentang Dava, tapi kok yang sering Kamu omongin itu Ega ya? Delia jadi bingung(emmm jangan-jangan kamu naksir ega ya)ujar Rara setengah berbisik. Ahhh em gak kok, ya ya gak mungkin donk Deliakan cintanya sama Dava. Yaakiiiin, iya juga gak pa-pa kok, Ega juga baik, tenang Delia gak bakal cemburu kok coz Delia dah ada gebetan baru, anak kelas IPA 2, duh keren banget jago main basket lagi Rara mulai seperti orang bego senyum-senyum sendiri.

Cepat amat, padahal kemarin seingat Delia sebelum Ega kamu naksir Ardy anak kelas sebelah, Derry, Angga terus. Ahhh itu mah dah ke laut. Yeeeeeeee. Oh ya ngomong soal Ega, rasanya ada yang beda sama Ega hari ini ujarku pada Rara Apanya?. Entahlah, tapi rasanya Dia jadi sedikit baik. Sedikit? Emmm ya Cuma sedikit hehehe. Obrolan Kami berhenti saat bel berbunyi tanda pelajaran di mulai. Pelajaranpun di mulai saat Bu Sania guru bahasa inggris menyuruh kami membuka buku catatan. Tapi entah kenapa saat pelajaran berlangsung selama setengah jam Ega tidak ada di bangkunya, bahkan tasnya juga tidak ada, padahal tadi dia datang. Apa dia permisi pulang, atau apa dia sakit? Gak biasa-biasanya Ega bolos pelajaran. Hari ini ternyata Ega benar-benar lain. Sampai waktu pulang Ega juga tidak nampak batang hidungya. Dimana Ega...?.

Bahkan Esoknya Ega juga tidak hadir di sekolah. Delia jadi semakin bingung apalagi handphonenya gak pernah aktif, kemana sih Ega, biasanya dia seperti parasit yang buat Delia kesal setiap detik ngelihat dia nongol terus di hadapanku untuk membuat Delia menderita. Tapi sekarang? Sepertinya ada sesuatu yang hilang di hariku tanpa adanya ejekejekan dari Ega. Dua hari ketidak hadiran Ega rasa penasaran Delia semakin menumpuk dan Delia

memutuskan langsung pergi kerumah Ega setelah pulang dari sekolah Sesampainya pembantunya, Pagi mbok, Eganya ada? Delia menyapa dengan senyuman lebar. Oh non Delia, mas Ega ndak ada non, tapi kalau nyonya Anggi ada di dalam sama Mamanya enon, silahkan masuk non jawab mbok Binar dengan medok jawanya dan mempersilahkan Delia masuk ke dalam rumah. Mama..?. Itu Mama enon, silahkan non mbok mau ke belakang bentar, mau bikin minum dulu tunjuk mbok Binar kearah ruang tamu Delia mengangguk dan tersenyum, mbok Binarpun pergi ke dapur. Mama ngapainnya ke rumah Ega? oh iya mungkin soal arisan lagi tuh, dasar jeng-jeng arisan ini pikirku. Maa. di rumah Ega, Delia membunyikan bel rumah dan yang datang cuma

Paris? Beneran Ega mau pindah sekolah ke Paris lagi? Delia berhenti memanggil Mama saat Delia mendengar pertanyaan mama pada tante Anggi barusan.Paris? Delia memutuskan untuk menguping dari balik pintu masuk. Iya jeng, gak tau tuh kenapa Ega tiba-tiba aja mau minta pindah sekolah lagi ke paris, padahal Papanya udah ditetapkan pindah ke Jakarta dan mungkin tidak akan dipindah tugaskan lagi setelah naik jabatan, tapi itu semua terserah Ega jelas tante Anggi. Ya nggak ada temen Delia lagi, padahal Ega sering main ke rumah, kalau Ega ke Paris jadi sepi lagi deh rumah saya jeng Ya mau gimana lagi, Ega ngotot mau ke Paris, sebenarnya saat dengar Papanya naik jabatan, Ega yang bersikeras mau pindah ke Jakarta, katanya mau ketemu sama teman masa kecilnya dulu, dan katanya sudah ketemu, jadi dia mau balik lagi ke Paris tapi belakangan ini dia ke Paris dan ngontrak apartemen di dekat sekolahnya waktu dulu agar lebih dekat. Teman masa kecilnya? Oh ya Ega pernah cerita sih tapi di gak bilang udah ketemu dengan teman masa

kecilnya dulu, dasar Ega curang, udah gitu mau pergi gak bilang-bilang lagi sungutku pelan masih di balik pintu. Jadi kapan Ega rencana berangkat? Katanya sih sore ini mau berangkat, soalnya berkas-berkas kepindahan Ega sudah di urus dari kemarin, walau bersikeras ingin ke Paris, tapi belakangan Ega terlihat murung dan kurang semangat, kenapa ya Mungkin putus cinta kali jeng, terus Eganya sekarang dimana jeng? Kok gak kelihatan dari tadi? Tanya Mama lagi Katanya sih ke rumah temannya, ada yang mau di sampaikan sama temanya itu, sepertinya Ega bakal lama di Paris, oh ya jeng minggu depan arisan di mana lagi jeng. Oh itu di rumah jeng Nova di kompleks sebelah. Ega jahat! Delia tertunduk sebentar dan pergi dengan lesu keluar pagar rumah dan menyetop taxi. Padahal masih banyak yang mau Delia ceritakan ke Ega, Delia juga belum berterima kasih padanya,

hahhh Ega jahat. Jadi yang ngantar jemput Delia ke sekolah siapa?, terus yang ngusilin Delia di kelas siapa lagi? Kalau Ega gak ada, Delia jadi gak bisa liat muka monsternya lagi ujarku dalam hati sambil termenung menatap keluar dari jendela taxi. Ega kok gak pernah bilang dia mau ke Paris lagi entah kenapa tiba-tiba Delia merasakan ada genangan air yang turun dari kelopak matDelia. Lho Delia nangis, kenapa Delia jadi sesedih ini, kan Cuma seorang Ega yang akan pergi lagian tuh anak nyebelin jadi biarin aja dia pergi, sekalian aja ke planet mars sana gak usah balik lagi ke bumi ujarku saat menyadari Delia menangis hanya karena dia. Delia masih melihat kearah luar, di luar Delia melihat danau kecil yang sering Delia datangi dengan Tama sepulang sekolah. Saat melewati danau itu Delia merasa ingin kesana, melihat danau kecil namun hijau dan nyaman. Pak......, Pak stop di sini ujarku keluar dari taxi dan membayar cargonya. Delia melangkah ke rerumputan hijau yang mengelilingi danau ini, Delia duduk di sebuah bangku dekat danau. Menatap hijaunya air dengan

beberapa kelompok angsa yang di danau membuatku tenang seakan bebanku terangkat semua dan dilumat habis dengan indahnya pemandangan yang asri. Hei-hei lihat danaunya indah ya tiba-tiba beberapa meter dari tempatku Delia melihat dua anak kecil laki-laki dan perempuan sekitar 7 tahunan bermainmain di tepi danau, mereka lucu-lucu. Nana, Dandi mainnya di sini aja, nanti masuk danau lho. Ujar seorang ibu pada kedua anak itu. Melihat itu tiba-tiba Delia teringat saat Delia masih kecil ke danau pada pagi hari saat libur bersama Tama teman masa kecilku dulu yang sering mengajakku ke sini. Delia, lihat kali ini angsanya ada banyak! ujar Tama berlari kecil kearah danau. Iya ya Tama lihat deh di ujung sana juga ada, cantik ya angsanya Delia melihat kearah danau dengan kagum. Besok kita kemari lagi ya Iya mungkin besok angsanya lebih banyak lagi. Delia senangkan.

Ya seneeeeng banget apalagi sama Tama, Tama gak akan pergi ninggalin delia kan seperti Papa. Ya engaklah, Tama akan terus nemenin Delia. Ya! ujarku senang dan tersenyum lebar ke arah Tama. Delia jangan sedih lagi ya, Tama pasti buat Delia bahagia terus karena kalau Delia bahagia matahari pasti iri karena senyum Delia yang cerah, ya..sepertinya Matahari gak akan keluar hari ini karena ngambek habis Delia cantik banget Tama mengusap usap rambut pendekku lembut sambil tersenyum. Delia menatap Tama bahagia. Tapi tiba-tiba Tama menyubit hidungku Kalau senyum jangan lebar-lebar jelek tau hehehe Goda Tama dan berlari, Deliapun mengejarnya.... Pluk! sebuah bunga jatuh dari atas pohon mengenai lamunanku. Tama Delia menyebut nama Tama dan tersenyum mengenang kenangan bersama Tama dulu. Delia kembali menatap danau dan terlihat matahari sudah mulai meredup sinarnya menjelang senja. Dan kembali Delia teringat kata-kata Tama Delia jangan kepalDelia sehingga membuyarkan

sedih lagi ya, Tama pasti buat Delia bahagia terus karena kalau Delia bahagia matahari pasti iri karena senyum Delia yang cerah, ya..sepertinya Matahari gak akan keluar hari ini karena ngambek Emmm sepertinya katakata itu pernah Delia dengar lagi tapi kapan yaDelia berfikir sejenak. Egaaa!!!, ya Dia pernah mengatakan hal yang sama persis dengan apa yang Tama bilang waktu dulu Tapi kok bisa yaaa, ah tapi mungkin Cuma kebetulan aja, tapimemang sih Tama sama Ega sifatnya hampir sama, terkadang perhatian dan terkadang suka jahil, tapi Tama gak pernah bertampang dingin kayak Egaterus dia bilang mau ketemu sama teman kecilnya, Apa itu Delia? Ega juga punya kesamaan dengan Tama yaitu kalau makan bakso yang dihabisin dulu pasti kuahnya baru mienya, terus entah kenapa waktu ngelihat Delia Bad mood Ega langsung bawa Delia ke danau ini persis seperti Tamajangan - jangan emang benar, dan dengan seenaknya Ega mau pergi gitu aja sama kayak Tama dulu, Ahh Delia harus mastiin

Delia buru-buru mengambil handphoneku dari tas dan menghubungi Ega. Kali ini aktif! Ega Kamu dimana, ada yang mau Delia omongin?. Emm sorry Del, Delia ada urusan penting kalau mau ngomong lain kali aja ya. Tapikan kamu.. Hei Ga cepetan ngomong ada apa Kamu kemari Delia juga ada urusan tau. Eh Gaa. Tuut tuut Handphonenya tiba-tiba ditutup Ega. Tadi seperti suara Dava, emh mungkin Ega di rumah Dava Deliapun beranjak dari bangku dan buruburu menyetop taxi yang kebetulan lewat. Sesampainya di rumah Dava Delia buruburu mau masukk ke dalam rumah, namun ketika masih sampai di depan pagar langkah kakiku terhenti saat mendengar suara Dava yang terdengar terkejut, Delia pun memutuskan sembunyi di balik pagar dinding rumah Dava. Hah Kamu nyuruh Delia jaga Delia selamanya, nggak, Delia nggak bisa.

Lho kenapa bukannya sama Delia.

Kamu masih sayang

Ya memang sebelum Kami putus, tapi entah kenapa Lola mutusin Delia, dan tiba-tiba juga Kamu memohon denganku agar balikan lagi dengan Delia walau Delia malas banget soalnya Delia ngebosenin, ya Delia pun dengan senang hati balikan dengan Delia dan sebagai balasannya Kamu mau memberikan motor sport Kamu ke Delia, hahaha motor kamu lumayan juga. Lho jadi Dava gak tulus mau balikan lagi sama Delia dan itu semua karena Ega, Ega jahat Banget Delia terkejut sekaligus shyok. Tapi itu semua Delia lDeliakan untuk Delia, karena kalau bukan Kamu Delia gak akan pernah tersenyum lagi, jadi Delia mohon cintailah Delia. Ah gak, buat Kamu aja! Dava mulai malas meladeni Ega dan ingin meninggalkan Ega. Tapi Delia Cuma butuh Kamu! teriak Ega dan tiba-tiba saja Ega berlutut memohon pada Dava. Hah Ega Delia terkejut Ega berani melDeliakan hal itu hanya untuk Delia

Delia denganmu dia

mohon bahagia

bahagiakan dan

Delia,

hanya di

walaupun

Delia

sampingnya gak berarti apa-apa, tapi begitu kalian balikan Delia bisa tersenyum lagi jadi Delia, Delia merasa gak perlu di sampingnya lagi, karena Delia tidak bisa membuatnya bahagia jadi Delia minta agar kamu selalu bersama Delia sehingga Delia bisa tenang meninggalkan Delia, dengan melihat Delia bahagia itu sudah cukup bagiku. Heh sampai segitunya kamu berkorban hanya demi Delia, emang kamu siapanya dia?. Ujar Dava tersenyum sinis. Ya, Delia memang bukan siapa-siapanya, tapi Delia adalah satu-satunya orang yang sangat berharga buat Delia, karena Delia itu teman masa kecilku yang sangat Delia sayangi kata-kata terakhir Ega semakin membuatku terkejut. ternyata Ega adalah Tama, jadi Delia sangat terharu melihat kesungguhan Ega. Teman masa kecil? Heh cewek ngebosenin, cerewet dan rendahan seperti dia ngapain di belain Entah kenapa wajah Ega terlihat menggeram seperti

menahan dendam yang teramat sangat dan tiba-tiba saja berdiri lalu memukul pipi kanan Dava. Ega. Delia masih bisa terima kalau kamu gak mau menerima Delia menjadi pacarmu, tapi Delia sangat gak terima kalau kamu menghina Delia di depanku Ega terlihat sangat marah. Kurang ajar Dava mengelap ujung bibirnya yang berdarah dan bangkit berbalik akan meninju Ega, tapi Ega menampisnya dan kembali menghantamkan satu pukulan di perut Dava sehingga Dava terlihat kesakitan. Ternyata Delia sangat salah menyuruhmu membahagiakan Delia, terima kasih kamu mau membahagiakan Delia selama ini, tapi Delia harap kamu jangan pernah ganggu Delia lagi Ujar Ega menunjuk ke arah Dava, dan setelah itu Ega mau meninggalkan Dava, namun tiba-tiba Dava menarik bahu Ega dari belakang dan memukul pipi kanan Ega Bukkk! Ega tidak sempat mengelak dan akhirnya mereka berkelahi di depan rumah Dava yang sepertinya sunyi itu. Delia bingung mau ngapain, tapi akhirnya Delia nekat juga memisahkan mereka.

Dava apa-apaan sih ini, udah jangan berkelahi Delia menarik tubuh Ega menjauh dari Dava. Ega Kamu gak apa-apa? Delia melihat pipi kanan Ega lebam. Heh ini dia biang keroknya datang menyelamatkan sang pangeran hahaha walau terlihat kesakitan, Dava masih bisa menambah panas suasana dan itu membuatku geram. Heh DIIAM KAMU! Dasar cowok berengsek!!! Seorang pecundang gak pantas ngomong gitu, dasar. Selama ini Delia bela-belain kamu, tapi nyatanya kamu jahat!, Delia gak nyangka kamu sejahat ini dan kamu sama sekali gak berubah dan gak pernah mengerti perasaan orang. Delia benci kamu, Dava!!! Ujarku kesal dan emosiku meluap sehingga mengeluarkan makian pada Dava namun entah kenapa air matDelia keluar gitu aja. Bukan salah Ku, kamukan yang mau di bodohbodohin. Davvaaaaaa!! Delia sangat kesal dan ingin rasanya meninju wajahnya yang memuakkan.

Delia udah, gak usah buang tenaga untuk meladeninya, karena makhluk seperti ini gak akan bisa pernah sadar, lebih baik kita pulang kali ini Ega yang berusaha menenangkanku. Ingat Dava, Delia doakan hidupmu gak akan pernah bahagia, dasar cowok pecundang! Ujarku sembari melemparkan cincin darinya kearah Dava. Delia dan Ega pun pergi begitu saja meninggalkan Dava. Karena taxi belum ada yang lewat, kami berjalan. Ega berjalan di depanku. Selama berjalan kami saling membisu. Diam tanpa kata. Akhirnya Delia mencoba memecah kesunyian yang membayangi di sekitar kami. Kata Tante, kamu mau ke Paris yakok gak bilang ke Delia sich? Ujarku pelan, bahkan hampir tak terdengar Delia ada atau tidak ada itu sama saja kan seperti biasa Dia sangat dingin. Tapi kamu kan teman Delia. Udahlah yang penting kamu udah taukan. Delia terdiam sesaat dan menghentikan langkahku, Ega benar-benar gak mengerti Delia. Kamu

benar-benar gak ngerti perasaan Delia ya? Setidaknya kasih tau Delia kalau kamu mau pergi, kamu benar-benar jahat!! Delia berteriak keras di depan Ega bersamaan air matDelia yang mengalir melihat Ega yang begitu dingin. Deliakan temanmu, Delia gak mau ditinggalkan begitu saja untuk yang kedua kalinya, kamu memang jahat Tama ucapanku melemah namun cukup membuat Ega menghentikan langkahnya. Dan kenapa kamu gak pernah bilang kalau kamu sebenarnya adalah Tama. Kamu sebenarnya sudah tau kan kalau Delia lagi mencarimu, tapi kenapa kamu diam aja GaKamu curang Ga, kamu curang. Hiks hiks Delia semakin sedih, Delia menjatuhkan diri di tanah dan Delia lelah menghadapi Ega. Ega berbalik menghadapku. Deliasorry tapi Delia masih merasa bersalah, dan Delia tDeliat kamu masih marah, jadi Delia gak mau bilang ke kamu. Delia tDeliat kalau kamu membenciku suara Ega hampir tak terdengar. Delia memang sedih karena kamu pergi ninggalin Delia. Padahal kamu udah janji gak akan pernah ninggalin Delia, tapi Delia sangat marah kalau

kamu gak bilang apa-apa ke Delia, dan sekarang saat ku tau kamu adalah Tama, kamu seenaknya mau pergi lagi, apa memang gini caramu nyakitin Delia hiks hiks. Tama, kamu jahat. Ega duduk di depanku dan megelus rambutku perlahan, Maafin Delia ya Del, Delia bukannya gak mau bilang ke kamu. Delia pikir Delia gak ada artinya buatmu, Delia gak bisa bahagiakan kamu, dan hanya dengan Dava kamu bahagia, dengan melihatmu bahagia itu sudah cukup buat ku. Jadi Delia memutuskan untuk kembali ke Paris karena keinginanku melihatmu bahagia udah terwujud, dan maafin Delia karena waktu dulu Delia gak sempat beri tahu padamu kalau Delia mau pindah karena PapDelia tiba-tiba ngajak pindah dan mengurus semuanya tanpa memberitahukan Delia Delia menatapnya perlahan dan Ega tersenyum. Maafin Delia ya ujar Ega menghapus air matDelia, Delia mengangguk masih melihat kearahnya terlihat luka lebam di pipi kanannya Maafin Delia juga ya karena terlambat menyadari semuaTapi selama ini Delia merasa nyaman dengan Kamu, kalau gak ada

kamu, Delia jadi merasa sepi. Delia mohon jangan tinggalin Delia Ga.. Delia memohon pada Ega. Sorry gak bisa semuanya sudah terlanjur di urus dan Delia sudah memesan tiket pesawat sore ini. Delia tapi Delia janji setelah lulus dari sana Delia akan kembali ke Jakarta buat Kamutapi sebelum Delia pergi, Delia mau bilang sejak awal kita ketemu di gerbang sekolah SD dulu, Delia sudah menyukaimu, Deliakamu bukan hanya sekedar teman masa kecil ku tapi kamu lebih dari itu, bolehkan Delia menyayangimu. Delia tersenyum pada Ega, Selama ini Delia nunggu kamu itu karena Delia juga sayang kamu Ga senyum Ega mengembang dan langsung memelukku dan Delia membalas memeluknya, ternyata perasaan kami sama. Delia bahagia sekali, air mata yang mengalir sekarang adalah air mata bahagia untuk Ega, walaupun Ega akan pergi ke Paris namun Delia akan terus menunggu untuk kehadiran Ega yang ketiga kalinya, dan pada saat itu Delia pasti adalah orang yang paling bahagia sedunia. Mulai sekarang Ega bukanlah

sekedar teman masa kecilku lagi tapi Dia adalah kekasih hatiku yang gak akan pernah Delia lupakan hingga mata dan nafas ini tidak bisa merasakan wangi tubuhnya, senyum manisnya dan semua cintanya... Di sore ini, hari ini dan detik ini Delia selalu merindukan kehadiran mu di suatu hari nanti dan Delia terus menuggumu sampai kamu hadir, dengan senyuman mentariku, ku sambut kamu di danau itu, I LOVE YOU GA

THE END

Thank s^_^

Anda mungkin juga menyukai