Anda di halaman 1dari 10

Musaqah

Nungky Amalia Imran 11523084 Yogi Suparmanto 11523090? Lupa yog haha

Pengertian Musaqah Dasar Hukum Rukun dan Syarat Musaqah yang dibolehkan Tugas Penggarap Penggarap tidak mampu bekerja Wafatnya salah seorang aqid

Pengertian Musaqah
Musaqah adalah sebuah bentuk kerja sama antara pemilik kebun dan petani penggarap dengan tujuan agar kebun itu dipelihara dan dirawat sehingga memberikan hasil yang maksimal. Kemudian, segala sesuatu yang dihasilkan pihak kedua berupa buah merupakan hak bersama antara pemilik dan penggarap sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat.

Dasar Hukum
Dari Ibnu Umar, Sesungguhnya Nabi saw. telah memberikan kebun beliau kepada penduduk Khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian: mereka akan memperoleh dari penghasilannya, baik dari buah-buahan maupun hasil tanamannya.(HR. Muslim)

Rukun dan Syarat Musaqah


Rukun Dua orang/pihak yang melakukan transaksi. Tanah yang dijadikan objek musaqah. Jenis usaha yang akan dilakukan petani penggarap. Ketentuan mengenai pembagian hasil musaqah. Shighat (ungkapan) ijab dan kabul

Syarat Musaqah
Orang yang menyerahkan kebun adalah pemilik kebun yang sebenarnya Tanaman yang dipelihara sesuai ketentuan Persentase pembagian hasil harus jelas sebelum pekerjaan dimulai Akad hendaknya dilaksanakan sebelum membuat perjanjian

Musaqah yang dibolehkan


Terdapat banyak perbedaan antara ulama, tapi diantara mereka menyebutkan yang dapat ditanam seperti: Kurma, anggur, terong, apel dll yang tidak mudah busuk seperti sayuran. Pohon yang dibolehkan ditanam hanya pohon yang berbuah saja.

Tugas Penggarap
menyiram, membersihkan saluran air, mengurus pertumbuhan pohon, memisahkan pohon-pohon yang merambat, memelihara buah dan pertumbuhan batangnya.

Penggarap tidak mampu bekerja


Apabila penggarap tidak mampu bekerja keras karena sakit atau bepergian yang mendesak, maka musaqah menjadi fasakh (batal) Apabila sudah mendekati hari panen, maka penggarap harus menyewa orang lain.

Wafatnya salah seorang aqid


Jika petani yang wafat, maka ahli warisnya boleh melanjutkan akad itu jika tanaman itu belum dipanen. Adapun jika pemilik perkebunan yang wafat, maka pekerjaan petani harus dilanjutkan. Jika kedua belah pihak yang berakad meninggal dunia, kedua belah pihak ahli waris boleh memilih antara meneruskan atau menghentikannya.

Anda mungkin juga menyukai