Anda di halaman 1dari 8

Storyboard Multimedia Interaktif Rangkaian Modul Teknologi Pengolahan Hasil Laut

IKAN ASAP

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

N o 1.

Halaman Opening

Visual Animasi Logo Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Tombol Start untuk memulai Video hasil pengasapan ikan Tombol menu - Petunjuk penggunaan - Standar kompetensi - Materi - Evaluasi PETUNJUK PENGGUNAAN - Perhatikan Tombol-tombol navigasi dan fungsinya. (gambar next, back, home, exit, help) - Bacalah materi pada multimedia interaktif ini dengan seksama dan berurutan. - Ukur pengetahuan anda dengan mengikuti evaluasi yang disediakan pada multimedia ini. Jika anda merasa kurang puas dengan pengetahuan yang didapatkan, anda dapat berulang kali mempelajari materi pada multimedia interaktif ini. - Ikuti petunjuk-petunjuk lainnya yang terdapat pada halamanhalaman multimedia interaktif ini. Peserta latih mengetahui konsep pengawetan ikan Peserta latih dapat melakukan pengasapan ikan PENGAWETAN IKAN Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara pengasapan sedangkan di negara-negara tropik jumlahnya mencapai 30%. Seperti halnya dengan metode-metode pengawetan tradisional,asal mula penemuan pengawetan ikan dengan cara pengasapan mungkin secara kebetulan aja di mana sewaktu ikan dikeringkan di atas nyala api yang berasap ternyata selain menjadi lebih awet ikan juga mempunyai rasa dan aroma yang sedap

Audio

Ket

2.

Menu Utama

3.

Petunjuk Pengguna an

4.

Standar Kompeten si Materi Pengawet an Ikan

5.

6.

Materi Prinsip Pengawet an Ikan Dengan Cara Pengasap an

Ikan asap merupakan produk akhir yang siap untuk dimakan artinya tanpa diolah lagi sudah dapat disantap. Di beberapa negara Eropa, ikan asap merupakan makanan yang biasa disantap pada waktu sarapan pagi. Dibandingkan dengan cara pengawetan ikan dengan cara penggaraman atau pengasinan, pengawetan ikan dengan cara pengasapan di Indonesia kurang begitu luas dipraktikkan, hal ini mungkin disebabkan pemasarannya yang agak sulit, karena konsumen ikan asap masih sangat terbatas. PENGAWETAN IKAN DENGAN CARA PENGASAPAN Asap kayu terdiri dari uap dan padatan yang berupa partikel-partikel yang amat kecil yang keduanya mempunyai komposisi kimia yang sama tetapi dalam perbandingan yang berbeda. Senyawa-senyawa kimia yang menguap diserap oleh ikan terutama dalam bentuk uap, senyawa tersebut memberikan warna dan rasa yang diinginkan pada ikan asap. Partikelpartikel padatan tidak begitu penting pada proses pengasapan dan asap akan mengawetkan makanan karena adanya aksi desinfeksi dari formaldehid, asam asetat dan phenol yang terkandung dalam asap. Butiran-butiran asap mengambil peranan penting dalam pewarnaan. Pengeringan mempunyai fungsi penting dalam pengawetan ikan asap, kecepatan penyerapan asap kedalam daging ikan dan pengeringannnya tergantung kepada banyaknya asap yang terjadi, suhu dan kandungan air dari ikan yang diasapi. Bila kayu atau serbuk kayu dibakar, maka selulose akan diuraikan menjadi alkohol-alkohol berantai lurus yang lebih pendek, aldehid-aldehid, ketonketon dan asam-asam organic. Selain lignin diuraikan menjadi turunanturunan phenol, quinol, guaikol dan piragatol. Dengan menggunakan teknik kromatografi kertas telah diketahui

adanya kurang lebih 20 macam senyawa kimia dalam asap. Persentase setiap senyawa kimia pada asap yang dihasilkan tergantung kepada jenis kayu yang digunakan. Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu tinggi maka harus digunakan jenis kayu keras ( non-resinous) atau sabut dan tempurung kelapa, sebab kayu-kayu yang lunak akan menghasilkan asap yang mengandung senyawa-senyawa yang dapat menyebabkan hal-hal dan bau yang tidak diinginkan.

7.

Materi

Tinggi rendahnya efisiensi proses pengeringan dipengaruhi oleh kelembaban udara sekelilingnya, bila udara dingin yang masuk kedalam unit pengasapan dipanasi, maka beratnya kan manjadi lebih ringan daripada udara di luar, dan udara ini akan masuk atau naik dengan cepat ke unit pengasapan dan melintasi ikan-ikan didalamnya.Banyaknya uap air yang diserap oleh udara tergantung suhunya, jadi bila udara dingin dipanasi maka kapasitas pengeringan akan lebih tinggi.Dalam keadaan lembab, udara jenuh yang telah panas tidak dapt dipanasi lagi secara cepat untuk mengurangi kandungan uap airnya dan oleh karena itu kapasitas menurun. Jadi pada tahap pengasapan, kecepatan penguapan air tergantung pada kapasitas pengering udara dan asap juga kecepatan pengaliran asap. Pada tahap kedua, dimana permukaan ikan sudah agak kering suhu ikan akan mendekati suhu udara dan asap.Kecepatan pengeringan akan menjadi lambat karena air harus merembes dahulu dari lapisan dalam daging ikan,bila pengeringan mula-mula dilakukan pada suhu yang terlalu tingi dan terlalu cepat, maka permukaan ikan akan menjadi keras dan akan menghambat penguapan air selanjutnya dari lapisan dalam,sehingga kemungkinan daging ikan bagian dalam tidak mengalami efek pengeringan. MACAM-MACAM CARA PANGASAPAN

MacamMacam Cara Pangasap an Dan Peralatan

Dan

DAN PERALATAN Ada 2 cara pengasapan utama yang biasa dilakukan ialah Pengasapan Dingin (cold smoking) dan Pengasapan Panas (hot smoking), pada pengasapan dingin suhu asap tidak boleh melebihi 400C, kelembaban nisbi (R.H) yang terbaik antara 60 70%. Di atas 70% proses pengeringan berlangsung sangat lambat dan di bawah 60 % permukaan ikan akan mengering terlalu cepat, kadar air ikan asap yang dihasilkan dengan cara pengasapan dingin relatif rendah, sehingga pengasapan terutama diterapkan untuk tujuan pengawetan ikan (ikan asapnya lebih awet dari pada yang dihasilkan dengan cara pengasapan panas). Pada pengasapan panas, suhu asap mencapai 1200C atau lebih dan suhu pada daging ikan bagian dalam dapat mencapai 600C. Kadar air ikan asap yang dihasilkan relatif masih tinggi, sehingga daya awetnya lebih rendah daripada yang dihasilkan dengan cara pengasapan dingin. Pengasapan panas biasanya menghasilkan ikan asap yang mempunyai rasa yang baik. Untuk memperoleh rasa ikan asap yang diinginkan, perlu dilakukan variasi pada penggaraman dan perlakuan-perlakuan pendahuluannya Peralatan yang dipergunakan pada pengasapan panas dan pengasapan dingin ialah kamar asap tradisional atau mekanik, kamar tradisional sangat sederhana dan ikan hanya di gantungkan di atas api yang berasal dari serbuk gergaji. Kontrol terhadap jumlah panas dan asap yang dihasilkan sangat sulit dilakukan, oleh karena itu dalam usaha memperbaiki proses pengasapan telah dikembangkan berbagai pola kamar asap mekanik. Dalam kamar asap mekanik ini suhu dan asap yang mengalir kedala kamar asap dapat dikontrol dengan baik dan mudah. (Video Pengasapan Ikan) Dan seterusnya

9.

seterusny a Evaluasi

1. Manakah dari bahan bakar di bawah ini yang tidak direkomendasikan untuk membuat ikan asap? a. Kayu resinous b. Kayu non-resinous c. Tempurung kelapa d. Sabut kelapa 2. Berapa derajat celciuskah batas pengasapan dingin? a. 300c b. 400c c. 500c d. 600c 3. Berapa derajat celciuskah batas pengasapan panas? a. 300c b. 400c c. 500c d. 600c Kunci Jawaban 1. A 2. B 3. D

Contoh materi: http://bisnisukm.com/teknologii-pengawetan-ikan-dengan-carapengasapan.html

Anda mungkin juga menyukai