Anda di halaman 1dari 4

Komplikasi PEB Gagal Ginjal Akut (Acute Renal Failure) Merupakan sindrom yang ditandai dengan penurunan laju

u filtrasi glomerulus secara mendadak dan cepat yang menyebabkan terjadinya retensi produk sisa nitrogen seperti ureum dan kreatinin. Terbagi atas 3 fase : Anuria apabila produksi urin < 100 ml/24 jam Oligouria apabila produksi urin <400 ml/24jam Poliuria apabila produksi urin > 3500ml/24 jam

Penyebab: Prerenal akibat hipoperfusi ginjal : Hipovolemia: perdarahan, dehidrasi Mikroangiopati : trombosis arteri renalis

Renal : kerusakan parenkim ginjal akibat iskemia, hipoperfusi, trombosis Pemeriksaan penunjang DPL, Urinalisa, Ureum, Creatinin, CCT, elektrolit, AGD Tatalaksana : 1. Cairan: tentukan status hidrasi pasien, ukur cairan yang masuk dan keluar tiap hari, ukur tekanan vena sentral ( bila terdapat fasilitas) Hipovolemia: rehidrasi sesuai kebutuhan Normovolemia: ciran seimbang (input=output) Hipervolemia: restriksi cairan Anuria/oligouria : cairan seimbang (input=output) Dapat diberikan dextran 40 500cc/24 jam Fase Poliuria : 2/3 cairan yang keluar Kebutuhan kalori basal 30 kal/kgBB ideal/hari Protein 0,6-0,8 gram/kg BB ideal/hari bila tanpa komplikasi Bila terdapat komplikasi 1,2-1,5 gram/KgBB ideal/hari 3. Koreksi gangguan asam basa 4. Koreksi gangguan elektrolit 2. Nutrisi:

5. Atasi gangguan faktor pembekuan darah (trombosis) 6. Indikasi dialisa: Renjatan: Bebaskan jalan nafas Oksigenasi adekuat. Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yang progresif berat, hiperkapnia dan gagal nafas Resusitasi cairan : pemberian cairan kristaloid sesuai kebutuhan, jumlah cairan yang diberikan mengacu pada respon klinis (peningkatan tekanan darah, HR menurun, isi nadi cukup, produksi urin, perbaikan kesadaran), perhatikan adanya tanda kelebihan cairan (JVP meningkat, ronkhi, penurunan saturasi oksigen). Bila ada fasilitas, evaluasi dengan CVP (target 8-12mmHg) Koreksi gangguan metabolik: asidosis, gangguan elektrolit Apabial status hidrasi cukup namun pasien tetap hipotensi dapat diberikan vasopressor seperti : Dopamin dosis 8mcg/KgBB/mnt atau efinefrin 0,1-0,5 mcg/kgBB/mnt. Hipoksia serebri berat Penurunan kesadaran Kortikal blindness: Funduskopi Konsul mata Perdarahan otak Evaluasi dengan CT-Scan DNR anuria hiperkalemia (K>6,5 mEq/L) asidosis berat (pH<7,1) Azotemia (Ur>200mg/dl) Ensefalopati uremikun

Struma Tirotoksikosis Suatu keadaan dimana didapatkan kelebihan hormon tiroid Gejala dan tanda: hiperaktivitas, palpitasi, berat badan menurun, nafsu makan meningkat, banyak keringat, mudah lelah, BAB sering, oligomenorea atau amenorea, takikardia, atrial fibrilasi, tremor halus, refleks meningkat, kulit hangat dan basah, rambut rontok, bruit. Pemeriksaan penunjang: Tatalaksana: PTU 300-600 mg perhari dosisi maksimal 2000 mg perhari Beta bloker : propanolol 40-200 mg dalam 4 dosis Terapi diatas tergantung respon sampai tercapai kondisi eutiroid kemudian dosis diturunkan dan dipertahankan dosis terkecil yang memberikan keadaan eutiroid Graves disease: struma difus tirotoksisikosis oftalmopati/eksoftalmus dermopati lokal TSH rendah, T4 atau FT4 tinggi, T3 atau FT3 tinggi (T3 toksikosis) Krisis Tiroid Suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat dan mengancam jiwa, umumnya timbul pada pasien denagn dasar penyakit Graves atau struma multinodular toksik dan berhubungan dengan faktor pencetus yaitu infeksi, operasi, TSHs T4 atau FT4 T3 atau FT3 EKG Foto Thoraks

trauma, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, Asidosis diabetikum, penyakit kardiovaskular. Gejala klinis: tanda hipertiroid (+), gangguan kesadaran, demam tinggi (sampai 40 C), takikardia (130-200/mnt), atrial fibrilasi dengan respon ventrikular cepat, gagal jantung kongestif, ikterus. Laboratorium : TSHs sangat rendah, T4, FT4, T3 tinggi, anemia normositik normokrom, hiperglikemia, SGPT meningkat, Ureum meningkat (prerenal) EKG : sinus takikardia atau AF rapid respon Tatalaksana: 1. Perawatan suportif: antipiretik, kompres, hidrasi cukup, atasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit atasi gagal jantung : digitalis, O2, diuretik PTU 300 mg tiap 4 sampai 6 jam peroral, pada kasus berat PTU 600-1000 mg per NGT Blokade eksresi hormon tiroid dengan sol Lugol 8 tts/ 6jam Hidrokortison 100-500mg tiap 12 jam Beta Bloker: propanolol 60 mg tiap 6 jam peroral, dosis disesuaikan respon Bial tatalaksana diatas refrakter dilakukan plasmaferesis atau peritoneal dialisis.

2. Antagonis aktivitas hormon tiroid

Anda mungkin juga menyukai