Anda di halaman 1dari 12

FENOBARBITAL ELIKSIR

I.

TUJUAN PERCOBAAN 1. 2. Menentukan formulasi yang tepat dalam pembuatan sediaan Fenobarbital Eliksir Menentukan hasil evaluasi sediaan Fenobarbital Eliksir

II

LATAR BELAKANG

Larutan ialah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling.Pernyataan kelarutan berarti bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat cair tersebut larut dalam sejumlah ml pelarutan. Kelarutan Fenobarbital harus selalu diketahui sebelum Fenobarbital dibuat dalam bentuk sediaan larutan dan dilarutkan dengan sejumlah pelarut, untuk menjamin jumlah pelarut yang diberikan itu cukup untuk melarutkan. Membuat larutan sebaiknya dilakukan didalam erlemyer (terlebih lagi bila zatnya mudah menguap harus dengan erlenmeyer bertutup) kecuali bila dibutuhkan pengadukan dan atau untuk mereaksikan suatu zat maka dapat dilakukan di beaker gelas atau lumpang. Untuk larutan sebelum dimasukkan kedalam wadah maka perlu disaring dengan penyaring kertas , namun bila zatnya oksidator maka dapat digunakan glass woll sebagai penyaring. Satu kelebihan dari bentuk sediaan larutan adalah bahan obat yang memiliki bau atau rasa yang tidak enak bisa ditutupi dengan adanya penambahan flavouring agent, seperti pada salah satu jenis bentuk sediaan larutan yaitu elixir yang mempunyai rasa manis walaupun kekuatan manisnya tidak sebanding dengan sirop. Karena rasanya yang manis banyak yang menyukai obat ini. Dalam laporan ini akan kita ketahui cara membuat sediaan eliksir.Fenobarbital II. TINJAUAN PUSTAKA Elixir adalah cairan jernih, rasanya manis,larutan hidroalkohol digunakan untuk pemakaian oral, umunya mengandung flavuoring agent untuk meningkatkan rasa enak. Eliksir bersifat hidroalkohol,maka dapat menjaga stabilitas obat baik yang larut dalam air maupun alcohol. Proporsi jumlah alcohol yang digunakan bergantung pada keperluan. Zat aktif yang sukar larut dalam air dan larut dalam alcohol perlu kadar alcohol yang lebih besar. Kadar alcohol berkisar antara 10-12%. Umumnya konsentrasi 5-10%. Namun, ada eliksir yang menggunakan alcohol 3 % saja, dan yang tertinggi dapat mencapai 44%. Pemanis yang biasa digunakan gula atau sirup gula, namun terkadang digunakan sorbitol, glycerinum, dan saccharinum.Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis

dan kurang kental karena mengandung gula lebih sedikit maka kurang efektif dibanding dengan sirup di dalam menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan. Eliksir mudah dibuat larutan, maka lebih disukai dibanding sirup Komponen eliksir terdiri daribahan aktif (API) dan eksipien yang terdiri dari air, alkohol, co-solvent, buffer pH, pemanis, perasa, dan pewarna. Eliksir paling baik disimpan dalam wadah-wadah yang tertutup rapat, tahan cahaya untuk menjaga terhadap temperatur yang berlebihan. Disebabkan karena eliksir mengandung alcohol (Ansel,1989)

. III. PREFORMULASI BAHAN AKTIF Fenobarbital (RM:C12H12N2O3:BM:232,24)FI Ed III,481 Nama Zat Aktif Pemerian Fenobarbital Hablur atau serbuk hablur ,putih,tidak berbau,rasa agak pahit.
Sangat

sukar larut dalam air larut dalam etanol (95%)P dalam

Kelarutan

eter P dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbon.

Data Fisik

Bersifat asam lemah Ph antara 9,2-10,2 (FI IV,659)Titik lebur 1740 sampai 1780 (FI Ed III,481)

Kemasan Dosis Maksimum Penggunaan IV.

Disimpan dalam wadah tertutup baik Sekali 300 mg,sehari 600 mg Hipnotikum Sedativum

PREFORMULASI EKSIPIEN Etanol (RM : C2H6O; BM : 46,07) [HOPE 6th, p : 18 19] Pemerian cairan tak Kur Kurang berwarna, jernih, mudah menguap Kelarutan Data fisik Larut dengan air dan dengan methylene klorida Titik didih = 78C

Stabilitas

Larutan etanol dapat disterilkan dengan a utoclav atau filtrasi

Inkompatibilitas Bereaksi dengan oksidator pada kondisi asam inkompatibel dengan wadah alumunium dan bereaksi dengan beberapa obat. Kegunaan Zat tambahan Glycerol RM C3H8O3 : ; BM : 92,09) [HOPE 6th, p : 301-303]

Pemerian

Higroskopis jelas, tidak berwarna, tidak berbau kental, cairan, tetapi memiliki rasa manis kira-kira 0,6 kali semanis sukrosa.

Kelarutan

Kelarutan gliserin di aseton cukup larut, dalambenzene dan kloroform praktis tidak larut, dalam etanol (95%) larut, dalam methanol larut, dalam minyak praktis tidak larut dan dalam air larut.

Data fisik

Titik didih = 2908 C(dengan dekomposisi) Titik beku = 17,88C Viskositas =

Stabilitas

Gliserin adalah higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi oleh suasana dibawah kondisI penyimpanan biasa tetapi terurai pada pemanasan. Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol secara kimiawi stabil. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada suhu rendah sedangkan Kristal tidak meleleh untuk 208 C

Inkompatibilitas Dapat meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi kuat seperti trioksida kromium, kalium permanganat. Kegunaan Sirupus Simpleks (RM : C12H22O11; BM : 342.30) [HOPE 6th, p 703 - 706] Pemerian Gula yang bersal dari Saccharum oficinarum Linne, Beta vulgaris Linne. Berbentuk kristal tak berwarna, massa kristal atau blok, bubuk kristal putih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis Kelarutan Kelarutan dalam air 1 : 0,2 pada suhu 1000C, 1 : 400 dalam etanol pada suhu 200C, 1 : 170 dalam etanol 95% pada suhu 200C, 1 : 400 dalam propan-2-ol, tidak larut dalam kloroform Data fisik Titik Leleh : 160-1860C Densitas : 1,6 g/cm3 Stabilitas Stabilitas baik pada suhu kamar dan pada kelembaban yang rendah. Sukrosa akan menyerap 1% kelembaban yang akan melepaskan panas pada 90oC. Sukrosa akan menjadi karamel pada suhu di atas 160oC. Sukrosa yang encer dapat Co Solvent dan Anti cap locking agent

terdekomposisi dengan keberadaan mikroba Inkompatibilitas Bubuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya logam berat yang akan berpengaruh terhadap zat aktif seperti asam askorbat. Sukrosa dapat terkontaminasi sulfit dari hasil penyulingan. Dengan jumlah sulfit yang tinggi, dapat terjadi perubahan warna pada tablet yang tersalut gula. Selain itu, sukrosa dapat bereaksi dengan tutup aluminium Kegunaan Pemanis, coating agent, granulating agent, suspending agent, tablet binder, sugar coating adjust, peningkat viskositas Natrium Benzoat (RM;C7H5NaO2;BM;144,11) FI IV Hal 5 HPE Hal 662-663 Pemerian Kelarutan Data fisik Stabilitas
Granul atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara. 1 bagian pada 75 bagian etanol 95%, 1 bagian dalam 50 bagian etanol 90%, 1 bagian dalam 1,8 bagian air, 1 bagian dalam 1,4 bagian air panas pH larutan/pH stabilitas: pH 8 (pada suhu 25C), tidak aktIf dibawahpH 5 Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf dan filtrasi

Inkompatibilitas

Inkompatibel dengan bahan-bahan kuartener garam besi, garam kalsium logam berat, aktivitas menurun karena interaksi dengan kaolin atau surfaktan non ionik

Sifat khusus Kegunaan Koefisin

Sifat khusus yang penting untuk formulasi ini dapat mengiritasi lambung Pengawet

partisi Minyak sayur:Air=3-6 zat akti f

Aquadest (RM : H2O ; BM : 18,02) Pemerian Kelarutan Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa Dapat bercampur dengan pelarut polar lainnya

Data fisik

Titik beku : 0 C Titik didih : 100 C Densitas : 1,00 g/cm3

Stabilitas

Stabil disemua keadaan fisik (padat, cair, gas)

Inkompatibilitas air dapat bereaksi dengan obat dan berbagai eksipien yang rentan akan hidrolisis (terjadi dekomposisi jika terdapat air atau kelembapan) pada peningkatan temperatur. Air bereaksi secara kuat dengan logam alkali dan bereaksi cepat dengan logam alkali tanah dan oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga bisa bereaksi dengan garam anhidrat menjadi bentuk hidrat. Kegunaan V. pelarut

KESIMPULAN FORMULASI No 1. 2. 3. 4 Bahan Fenobarbital Alkohol Glycerol Sirupus Simpleks 5 Natrium Benzoat 6 7 Essen Yellow Aquadest q.s Ad 200 ml Pewarna dan Aroma Pelarut/ pembawa 0,15% Jumlah 40 % 5% 5% 25% Zat aktif Pelarut Co.Solvent/Anti cap locking agent Pemanis dan pengental (HOPE 6th, p 703 706) Pengawet Fungsi

VI.

PENIMBANGAN BAHAN Jumlah sediaan yang dibuat : 200 mL No 1. 2 3 4 Bahan Fenobarbital Etanol Glycerol Sirupus Simpleks Jumlah 800 gram 10 ml 10 gram 50 gram

5 6 7

Natrium Benzoat Essen Yellow Aquadest

300 mg q.s 200 mL

Untuk pembuatan sirupus simpleks Jumlah Sirupus Simpleks yang dibuat : 100 mL No. 1. 2. Bahan Saccarum Album Aquades Jumlah 65 gram 35 gram

VII.

PROSEDUR PERCOBAAN Penaraan botol 1. Masukkan aquadest sebanyak 61,2 ml pada gelas ukur, tuangkan air tersebut pada wadah botol 2. Tandai batas kalibrasi, aquades yang ada dalam botol dibuang dan dikeringkan.Bilas botol dengan aquadest sebanyak 3 kali. Botol siap dipakai Pembuatan sirupus simpleks 1. 2. 65 gram Saccarum album ditimbang di dalam gelas kimia 200 mL Setelah itu, diberi penambahan air hingga berat total dari campuran mencapai 100 gram 3. Campuran ini kemudian dipanaskan hingga seluruh saccarum album melarut dengan sempurna 4. 5. Larutan tersebut kemudian disaring selagi panas Filtrat yang diperoleh kemudian ditimbang sebanyak 50 gram dengan menggunakan beker glass yang telah ditara. Pembuatan Eliksir Fenobarbital 1. Timbang Fenobarbital 800 mg masukkan kedalam gelas erlemeyer.larutkan dengan Etanol sebanyak 10 ml tutup mulut gelas erlemyer kocok-kocok sampai larut dan homogen 2. Timbang Glycerol sebanyak 10 g dengan cawan penguap yang telah ditara , masukkan kedalam gelas erlemeyer,kocok sampai homogen dalam keadaan mulut erlemeyer tertutup kertas perkamen.

3.

Timbang Natrium Benzoat masukkan kedalam lumpang gerus dahulu kemudian larutkan dengan aquadest sebanyak 5 ml, gerus sampai larut dan homogen masukkan kedalam gelas erlemeyer yang berisi campuran fenobarbital bilas lumpang dengan aquadest sebayak 2 kali masukkan kedalam erlemeyer.

4.

Masukkan Sirupus simplek kedalam campuran fenobarbital bilas beker gelas bekas sirupus simplek sebanyak 2 kali dengan aquadest dan masukkan kedalam gelas erlemeyer kocok kocok sampai larut dan homogen.Kemudian cukupkan volumenya sebanyak 200 ml dengan aquadest lalu tambahkan Essen yellow beberapa tetes sampai warna larutan yang diinginkan,pada pembuatan ini dibutuhkan 8 tetes essen yellow yang sudah diencerkan terlebih dahulu sehingga didapat warna yang diinginkan.

5.

Sediaan yang telah homogen tersebut dimasukkan ke dalam botol yang telah ditara hingga batas penaraan lalu botol ditutup dan diberi etiket.

VIII.

HASIL PERCOBAAN 1. Evaluasi Fenobarbital Eliksir a. Fenobarbital sediaan Hablur atau serbuk hablur ,putih,tidak berbau,rasa agak pahit sukar larut dalam air dan mudal larut dalam etanol (95%)P. b. Eliksir Eliksir Fenobarbital dibuat dari 800 mg Fenobarbital dan dilarutkan dengan 10 ml etanol (95%)P.dan ditambahkan co.solvent 5% berupa gliserol untuk mem perkuat kelarutan Fenobarbital.diberi pemanis ,pewarna,dan pengawet dan dicukupkan volumenya dengan aquadest sampai 200 ml. Karakteristik yang diperoleh; 2. Berwarna kuning muda Rasa manis Aroma mangga

Evaluasi Sediaan No 1 Evaluasi dan Prosedur (lengkap) Evaluasi Bobot jenis (dengan Hasil Pengamatan dan Perhitungan Syarat

Piknometer) Piknometer yang telah

dibersihkan bobotnya Piknometer aquades dididihkan didinginkan)

ditetapkan (W1). lalu (yang diisi telah dan sampai

kapiler tutup piknometer penuh, ditimbang Piknometer kemudian (W2). dibersihkan,

lalu diisi larutan uji sampai kapiler penuh, kemudian ditimbang (W3). 2 Organoleptika Pemeriksaan visual meliputi pengamatan warna, bau, rasa, dan kejernihan terhadap campuran larutan sebelum penggenapan volume. 3 Volume terpindahkan Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas Volume rata ratalarutan Larutan kuning muda Berbau buah mangga Rasa Manis Campuran jernih tanpa endapan berwarna

yang diperoleh tidak kurang

dari 100% dari yang Volume = 61 ml pada tertera etiket,

ukur tidak lebih dari 2.5 kali volume yang diukur dan secara telah dikalibrasi, untuk

dan tidak lebih dari wadah satu volum dari tetapi kurang

hati-hati

menghindarkan pembentukan udara pada gelembung waktu

kurang 95%, tidak

penuangan, dan diamkan

selama tidak lebih dari 30 menit. Jika telah bebas dari ukur gelembung volum dari (FI udara, tiap IV

dari seperti tertera etiket.

90% yang pada

campuran. Hal.1089) 4 Penentuan (Hoppler) Menentukan

viskositas

Waktu antara

jatuh 30

viskositas

300 detik

larutan dengan viskometer Hoppler menggunakan

bola yang sesuai 5 Uji stabilitas Sediaan suhu disimpan kamar Selama pengamatan tidak Tidak pada ditemukan untuk pertumbuhan adanya terbentuk mikroba, endapan dan

mengamati stabilitas sediaan.

lamanya sediaan tetap stabil seperti pertumbuhan hari pertama dan tidak mikroba terjadi caploking pH antara 4 8

Uji pH sediaan Menentukan pH larutan dengan pHmeter yang telah dibakukan dengan dapar tertentu. ( FI IV Hal.1039) pH= -

PEMBAHASAN Fenobarbital memiliki kelarutan yang rendah dalam pelarut air, sehingga untuk meningkatkan kelarutannya dibuat pelarut campur (co solvent). Pada percobaan, fenobarbital dibuat dalam bentuk sediaan eliksir. Dikenal ada dua cara dalam pembuatan eliksir, yaitu : 1. Zat aktif dilarutkan dalam salah satu pelarut dengan kelarutan zat aktif paling besar, kemudian tambahkan pelarut lain sekaligus. 2. Zat aktif dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam pelarut campur.

Dalam percobaan ini, dilakukan cara pembuatan eliksir yang pertama, yaitu melarutkan bahan berkhasiat dalam salah satu pelarut, kemudian menambahkan pelarut yang lainnya sekaligus dikarenakan fenobarbital yang digunakan sudah larut dalam pelarut etanol saja. Pada percobaan akan dibuat sediaan eliksir Fenobarbital 10mg/5cc. Sediaan yang akan dibuat sebanyak 200 ml. Jadi, massa Fenobarbital yang dibutuhkan sebanyak 800 mg. Fenobarbital memiliki sifat sukar larut dalam air (1:1000) dan larut dalam etanol (1:10). Dengan melihat data kelarutan tersebut, maka didapat jumlah etanol yang digunakan sebanyak 10 mL. Dengan jumlah 10 mL etanol sudah bisa melarutkan Fenobarbital dengan baik. Masalah yang muncul adalah ketika penambahan pelarut campur yang lain, karena penambahan cosolvent didasarkan kepada konsentrasi maksimum yang dapat digunakan sebagai pelarut. Penggunaan etanol sebagai pelarut sebanyak 5%, ternyata dalam 5% tersebut sudah dapat melarutkan zat aktif sebanyak dosis yang diinginkan. Namun, dalam formulasi digunakan juga pelarut yang lain, yaitu gliserin. Tujuan ditambahkan gliserin ini agar terbentuk kelarutan bahan aktif yang maksimal. Dalam meningkatkan viskositas sediaan, digunakan gliserin dan sirupus simplek. Sebagai sediaan dosis ganda, maka perlu ditambahkan antimikroba atau pengawet. Pengawet yang digunakan dalam formulasi adalah sodium benzoat. Selain itu, dikarenakan penggunaan gliserol 5%, maka gliserol juga bisa digunakan sebagai pengawet. Untuk meningkatkan keberterimaan sediaan untuk pasien, maka ditambahkan perasa dan pewarna. Pewarna yang digunakan adalah Essen Yellow Jumlah yang digunakan sebanyak 8 tetes .Essen Yellow sebanyak 2 tetes dilarutkan dalam 2 ml aquadest. Air yang digunakan untuk membuat sediaan ini adalah air bebas CO2. Tujuannya adalah untuk mempertahankan pH. CO2 dapat memberikan sifat asam, sehingga penghilangan CO2 ini perlu supaya pH sediaan stabil. Pada saat pencampuran merupakan saat yang dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak diharapkan pada saat percobaan, misalnya pengendapan, atau fenobarbital tidak larut sempurna. Namun, teknik pembuatan eliksir yang digunakan tidak menimbulkan permasalahan dan kendala yang berarti. Data pengamatan diperoleh dengan mengamati dan menganalisis sediaan selama lima hari. Tidak banyak yang berubah dari sediaan selama pengamatan. Yang semakin menonjol dan menjadi perhatian pada saat pengamatan adalah rasa dan bau sediaan. Pada saat evaluasi organoleptik bau, masih tercium bau etanol yang kuat. Hal ini diatasi dengan penambahan perasa dan pewangi mangga. Namun, dikarenakan etanol yang digunakan tidak banyak, bau etanol tidak lagi tercium dan tertutupi oleh penambahan essen yellow yang beraroma mangga. Pengamatan bobot jenis ,viskositas,pH tidak dilakukan dikarenakan peralatan yang tidak memadai.Masalah lain yang dihadapi adalah pada saat penentuan formula yang baik untuk dijadikan pelarut. Dikarenakan ketidaktahuan nilai konstanta dielektrik pada saat preformulasi, maka tidak dapat dipastikan apakah komposisi pelarut campur yang digunakan merupakan komposisi yang optimum untuk sediaan eliksir Fenobarbital. Jadi, penentuan pelarut campur yang digunakan adalah dengan menggunakan data kelarutan dari Fenobarbital.Namun pengamatan secara organoleptik selama satu minggu untuk rasa,bau,kelarutan pertumbuhan mikroba,tidak mengalami perubahan,dari sejak awal pembuatan sampai satu minggu tidak terjadi perubahan warna,bau,rasa,maupun pertumbuhan mikroba.

IX.

KESIMPULAN 1. Usulan formula yang tepat bagi sediaan Fenobarbital Eliksir adalah R/ Fenobarbital Etanol Glycerol Sirupus simpleks Natrium Benzoat Essen Yellow Aquadest 2. 40 % 5% 5% 25 % 0,15 % q.s ad 200 ml

Menurut hasil evaluasi sediaan, sediaan Fenobarbital Eliksir cukup baik dan stabil dengan hasil evaluasi sebagai berikut : 1. 2. Bobot jenis = 0 Organoleptika = warna kuning muda, rasa manis, bau buah mangga, tidak terdapat endapan 3. 4. 5. Volume terpindahkan = 61 ml Viskositas = 0 cps pH sediaan = 0

X.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV,dan III Jakarta: Departemen Kesehatan. Rowe, Raymond C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipients. 5th ed., London : Pharmaceutical Press. Internet. Howard C Ansel Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID FENOBARBITAL ELIKSIR

Kelompok :
Tuti Sriatun (NIM. P17335112220) dan Vinna Adhalia

JURUSAN FARMASI POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


Jl. Prof. Eyckman No. 24 Bandung

Anda mungkin juga menyukai