Anda di halaman 1dari 4

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret __________________________________

Epidemiologi Penyakit Infeksi


Soal Latihan Ujian Akhir Blok Penyakit Infeksi dan Tropis 2011 (10 soal) ______________ Jawablah soal-soal berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar. 1. Seorang dokter baru telah bertugas selama dua bulan di sebuah Puskesmas. Dokter itu tertarik dengan data yang dikumpulkan oleh staf puskesmas yang bertanggungjawab terhadap pengendalian penyakit di wilayah kecamatan puskesmas tersebut. Data epidemiologis tersebut menggambarkan dinamika transmisi sebuah penyakit seperti disajikan dalam Gambar 1. Dokter itu ingat bahwa ukuran infektivitas suatu transmisi penyakit adalah Secondary Attack Rate. Hitung Secondary Attack Rate untuk contoh kasus ini.

Gambar 1 Dinamika transmisi penyakit pada suatu kelompok individu A. B. C. D. E. 1 kasus dari 11 orang 4 kasus dari 11 orang 3 kasus dari 10 orang 4 kasus dari 10 orang 3 kasus dari 11 orang

2. Seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun datang di Puskesmas dengan hipertonia akut dan nyeri kontraksi otot rahang dan leher. Selain itu pasien mengalami spasme otot secara umum di sekujur tubuh. Tidak terdapat riwayat penggunaan obat. Tetapi diperoleh informasi, pasien tersebut bekerja sebagai sais delman. Baru-baru ini sais tersebut jatuh dan mengalami luka pada kaki. Karena tidak mengenakan alas kaki, luka tersebut terpapar tanah dan kotoran kuda. Dokter mendiagnosis pasien tersebut mengalami tetanus. Dalam terminologi epidemiologi penyakit infeksi, tetanus diklasikasikan sebagai: A. B. C. D. E. Infectious disease Communicable disease Transmissible disease Contagious disease Non-infectious disease

3. Seorang dokter bertugas sebagai Kepala Sub-Dinas Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten. Dokter itu menganalisis data surveilans penyakit infeksi, untuk memonitor perkembangan penyakit infeksi pada populasi. Dalam setahun terdapat 100 kasus Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD [1]

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret __________________________________ baru dan lama Tuberkulosis paru. Dalam setahun itu terjadi 5 kematian karena Tuberkulosis paru. Angka 5% tersebut menujukkan indikator sebagai berikut: A. B. C. D. E. Infektivitas Patogenesitas Virulensi Imunigenesitas Stabilitas antigen

4. Seorang pasien X perempuan berusia 40 tahun datang di Puskesmas dengan diare berat. Dokter di Puskesmas segera melakukan rehidrasi untuk menghindari kematian karena syok hipovolemik. Ternyata dalam tempo dua jam datang lagi 5 orang dengan gejala sama di Puskesmas tersebut. Karena itu dokter segera memerintahkan staf Puskesmas untuk melakukan survei epidemiologi di seputar tempat tinggal pasien-pasien itu. Diperoleh informasi, seorang Y yang merupakan tetangga X telah meninggal beberapa jam yang lalu. Ternyata Y mengalami diare berat lebih dulu daripada X. Dalam terminologi epidemiologi penyakit infeksi, pasien X yang datang pertama kali ke fasilitas kesehatan disebut: A. B. C. D. E. Kasus primer Kasus sekunder Kasus tersier Kasus indeks Kasus subklinis

5. Seorang dokter baru bertugas sebulan di sebuah puskesmas tetapi langsung menghadapi sebuah masalah kesehatan masyarakat. Di suatu dukuh terjadi outbreak cacar air, kebanyakan mengenai anak. Dokter itu mendapat sebuah pertanyaan penting dari seorang guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai berikut: Pada suatu peristiwa outbreak, apakah beralasan untuk memulangkan murid dengan tanda dan gejala klinis cacar air dari sekolah? Bagaimanakah jawaban yang benar? A. Perlu dipulangkan, karena anak tersebut akan menularkan cacar air ke murid-murid lainnya B. Perlu dipulangkan, karena masa infeksi masih berlangsung ketika timbul tanda dan gejala klinis penyakit cacar air C. Perlu dipulangkan, karena masa laten cacar air lebih panjang daripada masa inkubasi. D. Tidak perlu dipulangkan karena masa inkubasi cacar air lebih pendek daripada masa laten E. Tidak perlu dipulangkan karena masa non-infeksi sudah dimulai sebelum timnbul tanda dan gejala klinis penyakit cacar air 6. Seorang dokter bertugas di Sub-Dinas Pengendalian Penyakit di sebuah Dinas Kesehatan Kota. Dokter tersebut bertanggungjawab untuk melakukan surveilans penyakit infeksi. Dalam epidemiologi penyakit infeksi dibedakan dinamika infeksi (dynamics of infectiousness) dan dinamika penyakit (dynamics of disease). Masa laten dibedakan dengan masa inkubasi. Interval waktu sejak individu terinfeksi hingga dimulainya masa infeksi disebut: A. B. C. D. E. Masa inkubasi Masa laten Durasi penyakit Masa infeksi Masa non-infeksi [2]

Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret __________________________________ 7. Suatu kejadian luar biasa bahwa sebuah kabupaten mengalami outbreak dua jenis penyakit, yaitu campak dan cacar air, pada kurun waktu yang sama. Karena itu seorang dokter pada Dinas Kesehatan Kabupaten segera menganalisis data surveilans epidemiologi yang dikumpulkan, dan hasilnya ditabulasikan pada Tabel 1. Dokter tersebut menghitung Attack Rate untuk membandingkan risiko untuk mengalami masing-masing penyakit tersebut pada populasi dalam suatu periode waktu. Hitung Attack Rate untuk cacar air: Tabel 1 Attack rate campak dan cacar air dalam suatu periode di sebuah populasi Campak Anak yang terpapar Anak yang sakit Attack rate A. B. C. D. E. 0.80 0.72 0.38 0.50 0.75 251 201 .... Cacar air 238 172 ...

8. Seorang dokter bertugas di suatu wilayah kecamatan yang merupakan daerah dengan banyak kejadian kasus malaria. Banyak-sediktinya penyakit, disebut frekuensi penyakit, atau level kejadian penyakit, pada suatu populasi bisa dideskripsikan dalam suatu kurva epidemiologi (Gambar 2). Level kejadian penyakit pada periode b disebut:

Gambar 2 Kurva kejadian penyakit di suatu populasi menurut waktu A. B. C. D. E. Sporadis Endemis Hiperendemis Epidemi Pandemi

9. Seorang dokter bertugas di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) dan mempelajari dengan seksama data surveilans epidemiologi penyakit tuberkulosis. Dia menarik kesimpulan bahwa ternyata tidak semua orang yang terpapar oleh bakteri tuberkulosis akan mengalami infeksi tuberkulosis. Kesimpulan itu dibuat dengan latar belakang sebagai berikut. Dalam suatu Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD [3]

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret __________________________________ skrining selektif BBKPM melakukan tes Mantoux terhadap 200 orang. Sebanyak 100 orang menunjukkan tes Mantoux positif, yang artinya kelompok orang tersebut pernah terpapar oleh Mycobacterium tuberculosis. Ternyata setelah beberapa lama hanya 15 orang dari 100 orang tersebut mengalami infeksi tuberkulosis sebagaimana ditunjukkan oleh bakteri tahan asam (BTA) positif pada pemeriksaan sputum. Angka 15% disebut: A. B. C. D. E. Infektivitas Patogenesitas Virulensi Imunigenesitas Stabilitas antigen

10. Seorang dokter bertugas di daerah endemis malaria. Dalam epidemiologi penyakit infeksi, triad epidemiologi, yakni host-agent-environment, digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi penyakit. Ketika membandingkan risiko transmisi malaria suatu desa relatif dibandingkan desa lainnya, dokter tersebut menemukan bahwa Annual Parasite Incidence (API) malaria lebih tinggi pada desa-desa dengan irigasi tadah hujan daripada irigasi teknis. Penjelasan dokter tersebut, irigasi teknis memungkinkan pergantian air sawah dengan teratur, dengan demikian mengurangi kemungkinan terjadinya breeding place nyamuk Anopheles. Irigasi teknis merupakan contoh faktor yang mempengaruhi transimisi penyakit dalam kategori berikut: A. B. C. D. E. Host Agent Environment Vektor Carrier ____________________

Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, MSc, PhD

[4]

Anda mungkin juga menyukai