Anda di halaman 1dari 5

PT.

Sumatera Prima Fibreboard Jemput Bola Bahan Baku Produksi Sumatera Selatan, saat industri-industri pengolahan kayu karet mulai bertumbangan karena tidak terpenuhinya bahan baku produksi, PT. Sumatera Prima Fibreboard (PT. SPF) malah melenggang eksis sebagai perusahaan pengolahan kayu karet. Strategi jemput bola bahan baku ke kebun-kebun disebut-sebut sebagai grand strategy sehingga perusahaan ini mampu eksis di industri pengolahan kayu karet. Perusahaan yang berlokasi di Inderalaya ini khusus memproduksi Medium Density Fibreboard (MDF) dengan ketebalan antara 2,5-18 milimeter. MDF PT. SPF diproduksi di pabrik seluas 17 hektar dengan kapasitas produksi sebesar 145.000 m3 per tahun atau 760-820 ton per hari. MDF biasanya digunakan sebagai furnitur, langit-langit, pintu, dan lantai. MDF juga bisa digunakan untuk vener, overlay, dan laminating. Kayu karet tergolong kayu kelas kuat II yang berarti setara dengan kayu hutan alam seperti kayu ramin, perupuk, akasia, mahoni, pinus, meranti, durian, ketapang, keruing, sungkai, gerunggang, dan nyatoh, sedangkan untuk kelas awetnya, kayu karet tergolong kelas awet V atau setara dengan kayu ramin. Kesulitan suplai kayu karet di Sumatera Selatan ini adalah infrastruktur yang kurang memadai. Jalan kebun begitu jelek. Ketika adanya potensi kayu karet di kebun karena petani telah melakukan peremajaan, tetapi kayu-kayu tersebut tidak bisa keluar akibat infrastruktur jelek, itu menjadi problem, ujar John Hendarso, Direktur Operasional PT. SPF. Pengaruh cuaca, lanjut John, juga sangat berpengaruh besar terhadap suplai karet, artinya ketika musim hujan tiba jumlah suplai akan lebih rendah dibanding musim kemarau. Ketika hujan tiba, suplai kayu dari perkebunan besar menjadi andalan PT. SPF. Saat ini 40-60 persen, suplai kayu PT. SPF datang dari perkebunan besar dan petani besar. Dari persentase itu, 20-35 persen strategi mereka arahkan ke perkebunan besar, karena perkebunan besar memiliki infrasruktur yang baik. Namun, kata John, mereka tidak sepenuhnya mengambil semua dari perkebunan besar, mereka juga melihat potensi yang ada di petani kecil. Strategi perusahaan yang berdiri tahun 2004 ini untuk memenuhi kebutuhan suplai kayu karetnya adalah mencarinya hingga ratusan kilometer dari pabrik, Kami mencari bahan baku hingga jarak 200 kilometer dari pabrik. Kalau tidak demikian kami akan kekurangan bahan baku, ungkap John. PT. SPF pernah berhenti beroperasi pada tahun 2006 dan 2008 karena kekurangan kayu karet. Harga beli kayu karet PT. SPF tergantung jarak kebun dengan pabrik. Semakin jauh lokasi kebun maka harga kayu karet akan dibeli dengan harga tinggi. Harga di pabrik untuk saat ini berkisar Rp170-250 ribu per kilogramnya, itu sudah termasuk biaya tebang, muat, dan angkut. Kayu karet yang masuk ke pabrik PT. SPF harus memenuhi syarat yaitu termasuk kategori fresh cut, maksimal kayu berumur 2 minggu setelah tebang. Syarat ini diberlakukan berkaitan dengan kayu karet masih rentan terhadap jamur biru (blue stain) yang akan mengurangi kualitas kayu. Kebutuhan kayu tergantung dari ketebalan MDF yang akan dibuat. Jika lebih tebal maka akan membuat density lebih rendah sehingga kebutuhan kayu lebih sedikit. Sebaliknya jika lebih tipis density lebih besar maka kebutuhan kayu lebih banyak.

Kebutuhan Domestik. Pangsa pasar MDF PT. SPF 60 persen ditujukan untuk pasar domestik , sedangkan sisanya untuk ekspor. Pasar domestik lebih banyak dijual ke Pulau Jawa seperti Jakart dan Surabaya, sedangkan pasar ekspor ditujukan ke China dan Vietnam. Kami akan memproduksi MDF jika ada pesanan, ujar John. John mengklaim bahwa perusahaannya merupakan industri pengolahan karet terbaik di Indonesia dari segi kualitas dan pengemasan. Terbukti dengan tiga standardisasi dari luar negeri sudah mereka miliki. Standardisasi datang dari European MDF Board (EMB), Japan Industrial Standart (JIS), dan California Air Regulatory Board (CARB). Menurut John, saat ini customer luar negeri makin membutuhkan kualitas yang lebih baik, sehingga standardisasi semakin ketat. Ketatnya standardisasi secara tidak langsung berpengaruh semakin tingginya harga MDF buatan PT. SPF. Standar J IS membuat harga lebih tinggi, karena produksi lebih mahal dengan penetapan standar yang ketat. Customer tidak mempermasalahkan harga, jika kualitas bagus. Yaada uang ada barang, ungkap John. PT. SPF menghasilkan berbagai macam produk MDF, seperti tahan kelembaban tinggi, tahan api, papan formaldehida sangat rendah, dan papan serat kepadatan tinggi khusus untuk industri lantai. Pemantauan kualitas produk melewati tiga proses yaitu detektor logam, profil kepadatan, dan sistem penyemprotan, dikombinasikan dengan sensor pemantauan melepuh untuk memastikan hanya produk kualitas tinggi yang dihasilkan. Seluruh proses produksi dan produk akhir kami mengalami pemeriksaan yang ketat berdasarkan standar jaminan kualitas tinggi. Semua produk diperiksa secara visual dan dinilai sebelum persetujuan untuk pengepakan dan pengiriman ke pelanggan kami, ujar john. Perbedaan harga jual MDF dalam negeri dengan luar negeri hanya pada jarak pengiriman. Dengan adanya liberasisasi perdagangan, kata John, tidak ada perbedaan harga yang signifikan, semua tergantung jarak. Selain itu, juga tergantung ketebalan dan jenis produk yang dijual. MDF termasuk produk dengan harga jual rendah dengan ongkos produksi tinggi. Berbeda dengan plywood merupakan produk dengan harga jual tinggi, sedangkan produksi rendah sehingga pembelian bahan baku bisa tinggi. Dukung Peremajaan. Paling penting, kata John, industri yang penggerak nilainya bergantung pada sumberdaya alam harus di manage dalam hal memproduksi atau memanfaatkan bahan baku secara efisien. Jika bisa efisien, meskipun terjadi kenaikan harga bahan baku, perusahaan masih bisa hidup, ujar John. Untuk menunjang keberlanjutan, maka semua pengembangan tanaman karet benar-benar di dukung, sustainability supply tergantung dari keberhasilan program peremajaan. Visi pemerintah soal pemasaran, menurut John, belum terlalu clear. Kita berbicara petani hingga produksi tapi kita tidak melihat Supply Chain Management, supaya produksi kita bisa memiliki jaringan yang kuat, ujar John. Untuk mendorong petani melakukan peremajaan sehingga bisa terbantunya keberlanjutan suplai kayu karet, maka PT. SPF memberikan dana berupa bantuan uang untuk tiga penangkar untuk membantu bibit bagi petani yang melakukan peremajaan. Entresnya dari rekomendasi Balai Penelitian Sembawa. Jumlah bibit per tahun tergantung dari kemampuan penangkar itu sendiri. Karena selama ini permasalahan dari peremajaan adalah tidak adanya dana, ujar John. Prospek

MDF, kata John, masih sangat bagus, karena kayu karet dapat mensubstitusi kayu alam yang saat ini semakin berkurang ketersediaannya sedangkan permintaan semakin meningkat. Mdf atau Medium Density Fibreboard oleh: saripoelman Pengarang : saripoelman

Summary rating: 4 stars (4 Tinjauan) Kunjungan : 512 kata:900

More About : proses pembuatan fibreboard


Mdf atau Medium

Apakah yang dimaksud dengan MDF? MDF atau Medium Density Fibreboard adalah material kayu olahan yang kerap menjadi pilihan para disain interior untu pembuatan furniture, karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
o o o

Permukaannya sangat halus, sehingga MDF cocok sebagai bahan dasar pembuatan panel pintu, meja, dll. Ikatan antar materialnya sangat kuat dan solid, sehingga MDF cocok sebagai bahan dasar moulding/ profil. MDF memiliki daya serap suara yang sangat baik, sehingga MDF cocok sebagai bahan dasar produk sound system.

Asal usul MDF MDF terbuat dari kumpulan kayu berdiameter kecil yang diproses menjadi bubur kertas dan kemudian diberi campuran wax dan lem, kemudian. Tahap selanjutnya adalah memberi tekanan dan panas tertentu untuk mendapatkan ketebalan yang diinginkan. Variasi ukuran MDF Permukaan MDF bagian atas dan bawah dibedakan berdasarkan kekilapannya, hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada saat proses produksi. Ukuran standar MDF sama dengan ukuran material kayu olahan lainnya (seperti plywood, teakblok, multiplek, dll) yaitu 1220 x 2440 mm, dengan ketebalan meliputi 3 hingga 25mm (4, 6, 9, 12, 15, 18 & 25 mm)

Sebagai kayu olahan, MDF memiliki beberapa kelemahan, al :


Air mudah meresap pada sisi tebal/ yang tidak berkilap/ bagian bawah Sekrup kurang kuat/ optimal pada sisi tebal (disarankan menggunakan baut/ paku khusus jika menggunakan MDF) Lem putih tidak bekerja secara efektif pada permukaan Tidak mengikat paku sekuat kayu solid

Faktor penting yang perlu diperhatikan jika menggunakan kayu olahan yaitu dampaknya bagi kesehatan, karena pada dasarnya setiap papan kayu buatan apakah itu MDF, plywood, multiplek, dll. menggunakan lem yang dibuat dari resin formaldehyde untuk merekatkan partikel kayu dan debu menjadi lembaran. Bahan kimia ini dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, bahkan paru-paru. Menurut IARC (International Agency for Research on Cancer), debu kayu dan formaldehyde merupakan penyebab kanker, sehingga untuk pemakaiannya perlu diperhatikan secara lebih seksama.

Furniture yang menggunakan MDF ataupun partikel board lainnya, sebaiknya diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum digunakan,yaitu dengan membuka daun-daun pintu selama beberapa hari sebelum digunakan, agar material melepaskan kandungan formaldehyde. Tindakan lainnya yaitu dengan menggunakan MDF jenis yang lebih baik, jenis E1 (MDF yang aman bagi lingkungan) Karena sifat materialnya yang mudah dikerjakan, menjadikan MDF sebagai sasaran empuk bagi para designer interior untuk mengeksplorasi daya kreasinya dalam merancang, dan dengan didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini tampil berbagai variasi terbaru dari MDF, yaitu : Spesfikasi MDF berdasarkan bentuknya :

Plain MDF : MDF berbentuk lembaran, dengan tampilan plain/ polos Laminated MDF : MDF yang diberi lapisan HPL maupun veneer, umumnya dipergunakan sebagai panel daun pintu dan meja MDF lapis HPL & Veneer Moulding MDF : MDF berbentuk profil, dengan lekuk-lekuk seperti kayu solid umumnya. Moulding MDF dipasarkan dengan tampilan polos/ warna dasar MDF maupun setelah diberi lapisan. Biasanya digunakan sebagai material untuk plint lantai & plafond, frame foto, dll. Texture MDF : MDF berkontur/ bertexture. Pola yang dihasilkan bergantung pada ketebalan MDF yang dipergunakan. Melamine MDF : MDF plain yang telah diproses finishing pada salah satu sisinya Router MDF : MDF berlubang-lubang, dengan disain khusus. MDF Accoustic Board Panel : MDF dengan disain khusus, yang dikombinasikan dengan material pendukung lainnya agar fungsi akustik bisa berhasil optimal. Carved MDF : MDF berukir

Printing MDF : MDF dengan hasil cetakan pada salah satu sisinya

Untuk mendapatkan hasil yang prima dalam memanfaatkan MDF, perlu diketahui terlebih dahulu, kategori MDF yang cocok untuk diolah menjadi bentuk-bentuk rancangan yang diinginkan. Pembagian kategori MDF berdasarkan karakteristiknya :

Exterior Grade MDF : MDF dengan spesifikasi khusus untuk ruang eksterior karena telah diberi lapisan yang tahan terhadap perubahan cuaca, MDF jenis ini dapat dipasang pada dinding bagian luar bangunan yang bersinggungan langsung dengan cuaca. Fire Retardant MDF : MDF dengan lapisan tahan api, yang cocok untuk ditempatkan pada ruang-ruang yang bersinggungan dengan sumber api/ sumber panas, seperti dapur, ruang genset, dll. Flexible MDF : MDF dengan design khusus, sehingga mudah ditekuk, dengan MDF jenis ini, disain interior dapat berexpresi lebih "lepas" karena terbebas aturan-aturan teknik yang menghalanginya. High Density MDF : MDF dengan tingkat kepadatan material yang lebih tinggi, sehingga memiliki kekuatan lebih dibandingkan MDF jenis lainnya. MDF jenis ini umumnya dipergunakan sebagai bahan dasar pembuatan texture MDF & router MDF. Moisture Resistant : MDF dengan lapisan anti lembab, sehingga dapat ditempatkan pada ruang-ruang service yang basah, seperti KM/WC, dapur, dll. Standart MDF : MDF yang paling banyak beredar di pasaran, karena memiliki harga yang lebih murah dibandingkan MDF jenis lainnya. Ultra Light MDF : MDF dengan berat lebih ringan 30% dibandingkan MDF standar, dengan menggunakan MDF jenis ini biaya konstruksi menjadi lebih ekonomis. MDF jenis ini sangat ramah lingkungan, karena termasuk kategori E1 (rendah emisi resin/ hanya mengandung sedikit resin) sehingga aman bila digunakan. Produsen otomotif, pesawat terbang, sound system, dll. merupakan pengguna terbanyak MDF jenis ini.

Karena kemudahan dalam pengolahannya, beragam produk barang berbahan baku MDF dihasilkan kemudian, pada perkembangannya kemudian, beragam produk dihasilkan dari MDF.

Anda mungkin juga menyukai