Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An. G. K DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI PAV.

DEBORA RSU BETHESDA TOMOHON

Di Susun Oleh : Nancy Polii 200400031

Dosen Pembimbing Meilita Enggune S.Kep.Ns

AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON 2007

LEMBAR PENGESAHAN

Diterima Dan Disetujui

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An. G. K DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI PAV. DEBORA RSU BETHESDA TOMOHON

Dosen Pembimbing

Meilita Enggune S.Kep.Ns

INFEKSI SALURAN KEMIH A. KONSEP MEDIK Pengertian Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah keadaan organisme memperbanyak diri dalam saluran kemih. Pada umumnya adalah bacterial, meskipun infeksi jamur, virus dan parasit juga terjadi. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan kolonisasi diberbagai tempat saluran kemih, jumlah organisme dalam urin lebih besar dari yang dapat ditampung kriteria diagnostik paling umum untuk ISK adalah tempatnya minimal 100.000 koloni bakteri dalam jumlah urine aliran tengah pada dua biakan berturut-turut adanya urine dan kotoran disekeliling meatus uninarius memungkinkan bakteri berpoliferasi dan naik ke dalam uretra. Anak-anak yang beresiko adalah mereka yang mempunyai efek pada sisitem perkemihan, penyakit kronik, dan kelainan neurolgik. ISK adalah penyakit infeksi kedua yang terbanyak setelah infeksi saluran napas bagian atas. Insidens 1. Rasio perempuan laki-laki adalah 9 : 1 2. Rentang usia insident puncak pada anak perempuan adalah 7 sampai 11 tahun. 3. Rentang usia insidens puncak pada anak laki-laki adalah usia 2 tahun sampai 6 tahun. 4. sembilan puluh persen dari organisme yang menginfeksi adalah eschrichiae coli. 5. lima puluh tujuh pasien laki-laki dan 37% perempuan dengan ISK memiliki abnormalitas yang medasar 6. insidens ISK sintomotik lebih rendah dari ISK asimtomatik

7. tiga puluh sampai 80% orang dengan ISK mengalami infeksi ulang dalam 1 tahun 8. ISK jarang mengakibatkan kerusakan permanen, penyakit ginjal terminal atau plelonefritis kronik 9. anak laki-laki yang tidak disukumsisi mengalami 2 sampai 3 kali ISK semasa kanak-kanak Manifestasi Klinis Bayi 1. Kolik 2. Ikterus 3. Kurang nafsu makan 4. Muntah 5. Demam 6. Letargi 7. Intabilitas 8. Peningkatan frekuensi penggantian popok karena basah 9. Retardasi pertumbuhan Anak prasekolah 1. Demam (paling sering) 2. Pancaran urin lemah atau menetes 3. Urin berbau busuk 4. Hematuria 5. Enuresis 6. Nyeri abdomen anak usia sekolah 1. Disuria 2. Sering berkemih 3. Urgensi Semua umur 1. Distensi abdomen 2. Dehidrasi

3. Nyeri panggil 4. Nyeri tekan pada sudut kostovertebra 5. Menggigil dan demam 6. Konstifasi Komplikasi 1. Konfeksi ulang 2. Pielonefritis kronik Uji laboratorium dan diagnostik 1. Kultur urine untuk menentukan adanya jumlah mikroorganisme (urine aliran tengah). 2. Aspirasi suprapubik untuk mendapat urin steril 3. Intravenous pyelogram (IVP) untuk melihat ginjal dan kandung kemih 4. Voiding cystourethrogram (VCUG) untuk melihat adanya refleks vesikoureteral dan abnormalitas 5. Sistoskopi untuk melihat dalam kandung kemih dan uretra (tidak dilakukan secara rutin) 6. Pielografi retrograd untuk melihat kontur dan ukuran ureter dan ginjal 7. Sistometri untuk mengkaji kapasitas pengisian kandung kemih dan efektivitas detrusorreflux (otot untuk mencegah aliran balik) Penatalaksanaan Medis Sebelum melakukan pengobatan diagnosis harus dibuat berdasarkan gejala anak dan hasil kultur serta uji sensitivitas organisme penyebab. Kebanyakan ISK yang di dapat secara efektif dapat diobati dengan terapi antibiotik selam 7 sampai 14 hari. Antibiotik yang paling sering dipakai adalah trimetoprim, sulfametoksazol, nitrofurantion, amoksilin, sulfisoksazol, sefakion dan Ampisilin.

B. Konsep Teori Keperawatan Pengkajian Keperawatan a. Pengkajian Renal 1. tanda-tanda vital 2. Nadi Pernapasan Tekanan darah Nyeri tekan pinggang atau suprapubik Disuria Pola berkemih lancar atau menetes Frekuensi atau inkontinens Urgensi Adanya asites Adanya edema skrotum peribirtal, tungkai bawah urine tampak kering atau keruh warna kuning sawo, merah mudah, atau coklat kemerahan bau ammonia aseton, sirup maple berat jenis menangis setelah berkemih

Fungsi Ginjal a

3. Karakteristik urin dan urinase

4. Hidrasi 5. Genitalia Iritasi Secret

b. Kaji keluaran urine, frekuensi, urbensi, adanya bau, dan aburia c. Kaji adanya peningkatan suhu d. Kaji adanya nyeri e. Kaji adanya perubahan perilaku Diagnosa Keperawatan

Pantau respon teraupetik anak terhadap pengobatan dan efek yang tidak diinginkan 1. Lakukan urinalisis termasuk kultur dan uji sensitivitas sebelum pemberian obat 2. Ulangi urinalis 48 48 sampai 72 jam setelah pemberian antibiotik dan 1 minggu setelah terapi dihentikan 3. Anjurkan untuk usahakan minum sesuai norma yang berlaku. a. 10 kg pertama 100 ml/kg/24j. b. 10 kg kedua 150 ml/kg/j. c. di atas 20 kg 170 ml/kg/24j. Perencanaan pulang dan perawatan di rumah Perhatian utama pada perencanaan pulang dan perawatan di rumah adalah mencegah infeksi ulang 1. 2. 3. Jelaskan pada keluarga dan anak tentang pentingnya menuntaskan 7 sampai 14 hari pengobatan antibiotik Minta agar anak sering berkemih (retensi urine akan memelihara infeksi) Intruksikan tentang membersihkan daerah perianal dengan cara yang benar (misalnya mengusap dari anterior ke posterior) 4. intruksikan anak untuk menghindari mandi dengan busa sabun Hasil yang diharapkan 1. Anak bebas dari tanda dan gejala ISK 2. Anak tidak mengalami ISK kambuhan 3. anak dan keluarga mentaati program pengobatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An. G. K DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN INFEKSI SALURAN KEMIH DI PAV. DEBORA RSU BETHESDA TOMOHON

Pengkajian 1. Biodata/Klientitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Agama Alamat Tempat/tanggal lahir Suku Bangsa Pendidikan No. RM Tgl. MRS DX Medis .2. Identitas penanggung jawab Nama Ayah Pendidikan Umur Pekerjaan Alamat Nama Ibu Pendidikan Umur Pekerjaan Alamat : : : : : : : : : : Stey Kembuan SMA 26 tahun Wiraswasta Langowan, Toungket Jaga I Riny Pandey SMA 30 tahun IRT Langowan Toungket Jaga I : : : : : : : : : : : 9 November 2006 ISK G.K 2 tahun laki-laki Kristen Protestan Langowan, tounelet jaga I langowan, 6 oktober 2003 Minahasa/Indonesia -

Riwayat Penyakit Keluhan utama Riwayat kesehatan : sakit perut bagian bawah, frekuensi miksi yang tidak teratur : Nyeri BAK sudah 1 minggu, frekuensi BAK yang tidak teratur, nyeri perut bagian bawah, kadang-kadang klien merasa panas. Klien jarang minum air putih, dan oleh keluarga klien dibawah ke RSU Bethesda Tomohon dan dirawat di Pav. Debora. Riwayat Penyakit masa lalu : klien pernah dirawat di RSU Bethesda Tomohon Riwayat tumbuh kembang : Pertumbuhan : Lahir pada hamil umur 9 bulan 2 minggu 4 hari diklinik Rut Kawangkoan ditolong pleh bidan Waktu lahir : BB : 3,1 kg, PB : 49 cm Sekarang : BB : 10 kg, PB : 87 cm dan malaria pada bulan September 2005

Perkembangan Umur waktu membalikan badan Waktu belajar bicara Makan sendiri Merangkak Duduk Berjalan Berdiri Imunisasi dasar BCG Polio 1 Polio 2 : umur 2 minggu : umur 2 minggu : umur 3 bulan : 4 bulan : 9 bulan : 1 tahun : 1 tahun : 5 bulan : 1 tahun : 1 tahun

Polio 3 Polio 4 DPT I DPT II DPT III Campak Hepatitis umur Nutrisi Umur 0 4 bulan Umur 4 bulan Umur 6 bulan Umur 8 bulan Umur 1 tahun Umur 2 tahun

: umur 4 bulan : umur 5 bulan : umur 3 bulan : umur 4 bulan : umur 5 bulan : umur 9 bulan : umur 11 bulan

diberikan ASI diberikan makanan tambahan, bubur diberikan buah-buahan dan ASI diberikan makanan lunak dan susu lactogen diberikan makanan biasa dan susu diberikan makanan biasa/lunak dan susu

Riwayat Psikososial Pola emosi : stabil Reaksi jika marah, anak sering menangis dan kadang-kadang memukul Reaksi jika sedih dan takut yakni menangis Reaksi jika gembira : tersenyum dan senang diajak bercanda Pola interaksi dengan orang tua : baik, mudah berinteraksi Dengan orang tua yang tidak dikenal : baik, cepat sekali berinteraksi/berhubungan dengan orang lain. Riwayat Spiritual Adanya bimbingan keagamaan dari orang tua kepada anak Data Dasar Pengkajian Aktivitas/istirahat (saat pengkajian di Rumah Sakit) Adanya keterbatasan yang ditimbulkan karena kondisi yang ada, aktivitas bermain kurang Nutrisi Pola makan di rumah : 3 x sehari jenis nasi, ikan, sayur

Pola minum di rumah Pola makan di RS Pola minum di RS Eliminasi

: jarang sekali minum air putih : pola makan 3 x sehari/jenis bubur : minum air putih dan susu

Di rumah : BAB : 3 4 x sehari, konsistensi lembek, warna kuning. BAK : 3 4 x sehari, warna kekuning-kuningan Di RS : BAB : BAB 2 x sehari warna kuning konsistensi lembek BAK : 1 2 x sehari, warna kuning Istirahat dan tidur Dirumah tidur malam Dirumah tidur siang Di RS tidur malam Di RS tidur siang Personal Hygiene : 7 8 jam : 1 2 jam : 6 7 jam : 1 2 jam : - klien diwaslap oleh ibunya pagi dan sore dan - kuku pendek dan bersih - rambut hitam dan bersih - kulit bersih Aktivitas bermain : Di rumah Di RS : klien senang sekali bermain dengan keluarganya dan temanteman disekitar rumah : klien jarang bermain, karena kelemahan fisik : Ku lemah, kesadaran compos mentis, BB : 10 kg, TB : 87 cm TTV : SB : 37,7 0C, N : 120 x/menit, R : 24 x/menit Pemeriksaan Head To Toe Kepala Wajah : bentuk bulat, tidak ada benjolan, simetris kiri dan kanan, rambut warna hitam. : ekspresi wajah tampak tenang, bentuk lonjong, tampak kemerahan, bentuk simetris kiri dan kanan. Pemeriksaan fisik : Keadaan umum

ganti pakaian sesuai kebutuhan

Mata Telinga Hidung Mulut

: simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, tidak ada secret. : simetris kiri dan kanan, pendengaran baik, tidak ada serumen. : mukosa hidung baik, warna merah muda, lubang hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada benjolan. : kemampuan bicara baik, mukosa warna merah muda, mengunya baik tidak ada karies, lidah tidak ada kelainan, gusi tidak ada kelainan.

Leher Dada Abdomen Ekstremitas atas Ekstremitas bawah Genetalia

: simetris kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan kelenjar pembuluh darah korotis dan jugularis. : simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri, bentuk normal, tidak ada kelainan. : Datar dan lemas, turgor baik,tidak terdapat acites, adanya nyeri tekan lokasi suprapubik. : simetris kiri dan kanan, tidak terapat kelainan : simetris kiri dan kanan, tidak terdapat kelainan/ tidak cedera. : bersih, tidak kelainan

Pemeriksaan laboratorium : 18 November 2006 Sedimen leukosit 8-10 Eritrosit 1-2 Epitel + 9 November 2006 Mal LED : 70 Hb : 4,5 Leukosit 12.200 Hitung jumlah leukosit N seg : 65 % Limf : 34 % Monorit : 1 % Trombosit : 482.000 15 November 2006 Sedimen leukosit 10-15 Eritrosit 3-5 Epitel + Leukosit 8800 18 November 2006 Sedimen leukosit 2-3 Eritrosit 0-1 Epitel +

Therapy medik : Lycalvit syrup 2 x suplemen vitamin dan asam amino untuk anak untuk meningkatkan selera makan Sanmag syrup 3 x sendok the Peningkatan motilitas pencernaan, spasma gastrointestinal Gravix 3 x Penghilang rasa nyeri Fermis syrup 3 x Menurunkan demam pada anak dan menurunkan nyeri ringan Dumin roctal 125 mg Menurunkan nyeri kepala, gigi, otot, common cold, flu Buscopan 3 x tablet (kp) Penurunan spasme gastrointestinal Sanmol 3 x 125 mg (kp) Meurunkan demam, rasa sakit kepala Pengelompokan Data Data subjektif : - Orang tua mengatakan anak sering mengeluh sakit perut bagian bawah - Orang tua mengatakan anak kencing tidak teratur - Orang tua mengatakan anak panas Data objektif : - Ekspresi wajah anak tampak meringis - Distensi pada daerah suprapubik - Urine berbau busuk - Akral panas - Mukosa mulut kering - SB 37 0C - Pancaran urine lemah / tidak teratur - Frekuensi BAK > 10 x/hari

SIGN DS : - Orang tua mengatakan anak sering mengeluh sakit perut bagian bawah - Orang tua mengatakan anak kencing tidak teratur DO: - Ekspresi wajah anak tampak meringis - Distensi pada daerah suprapubik DS : Orang tua mengatakan anak kencing tidak teratur DO: - Frekuensi BAK >10 x/hari - Urine bau busuk

ETIOLOGI Invasi bakteri pada saluran kemih Inflamasi pada saluran kemih Impuls infatif ke otak Stimulus serabut saraf ke reseptor nyeri untuk mengeluarkan brakidin dan seratin Nyeri dipersepsikan Nyeri akut Reseptor dalam vesika urinaria terangsang Impuls keotak untuk miksi Peningkatan frekuensi BAK Perubahan pola eliminasi Invasi bakteri saluran kemih Inflamasi Terjadi reaksi imun mengeluarkan zat pirogen

MASALAH Nyeri

Perubahan pola eliminasi BAK

DS : Orang tua mengatakan anak panas DO: - SB 37,7 0C - Akral panas - Mukosa mulut kering

Peningkatan suhu tubuh

Diagnosa keperawatan Nyeri sehubungan dengan adanya peradangan pada saluran kemih yang ditandai dengan : DS : - Orang tua mengatakan anak sering mengeluh sakit perut bagian bawah - Orang tua mengatakan anak kencing tidak teratur DO : - Ekspresi wajah anak tampak meringis - Distensi pada daerah suprapubik Perubahan pola eliminasi

Perencanaan Tujuan Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang selama 2-3 jam. Kriteria : DS : - Anak tidak merasa sakit pada perut bagian bawah - BAK kembali normal DO : - Ekspresi wajah anak tampak tenang - Tidak ada distensi pada daerah suprapubik Tujuan : 4. Berikan obat analgetik secara teratur sesuai advis dokter 1. Anjurkan untuk 3. Anjurkan teknik relaksasi 2. Kaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi nyeri Intervensi 1. Kaji tingkat nyeri

Rasional 1. Untuk mengetahui tingkatan/ skala nyeri klien 2. Dengn terpenuhinya kebutuhan pasien untuk memini malkan gerak yang menyebabkan nyeri 3. Merupakan metode yang dapat mengurangi stimulus Jam 10.35

Implementasi 1). Mengkaji tingkat nyeri klien, tingkatan nyeri : 7, nyeriyang masih dapat ditoleransi oleh klien. 2). Mengkaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeri, kebutuhan yang berat dibantu oleh perawat dan keluarga. 3). Menganjurkan pada klien untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut perlahan-lahan dan menganjurkan klien untuk mengalihkan perhatian dengan musik kesukaannya. Jam 11.00

Evaluasi 20 November 2006 S : - Orang tua mengatakan kadang-kadang anak masih mengeluh sakit perut bagian bawah. - Orang tua mengatakan kencing masih tidak teratur O : - Anak tampak meringis menahan rasa sakit. - Distensi pada daerah suprapubik A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan planing

4. Mencegah timbulnya nyeri yang berulang. 1. agarurine tidak

Jam 12.00 Memberikan obat sesuai advis dokter Jam 10.00 Jam 09.00

BAK berhubungan dengan adanya infeksi saluran kemih yang ditandai dengan : DS : Orang tua mengatakan anak kencing tidak teratur DO : - Frekuensi BAK >10 x/hari - Urine bau busuk

Pola eliminasi kembali normal setelah perawatan Kriteria : Frekuensi BAK normal, pasien merasa nyaman, urine bau amoniak/ normal

segera berkemih jika ada dorongan untuk berkemih 2. Ukur dan catat haluaran setiap berkemih

tertampung yang dapat menjadi medio bakteri

Motivasi kepada orang tua untuk menganjurkan serta membantu anak dalam berkemih. Mengukur dan mencatat haluaran urine, warna urine : kuning. BAK 4 5 kali

S : - Orang tua mengatakan kencing masih tidak beraturan. O : - Frekuensi BAK kadangkadang sedikit, kadangkadang banyak - Urine bau amoniak, warna kuning

2. Sebagi patokan untuk kemungkinan intervensi dan pedoman untuk perawatan lanjut

3. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam. 4. Ciptakan lingkunganyang privacy

3. Untuk mengetahui terjadinya distensi 4. Lingkungan yang privacy membantu pasien untuk ber ( efek psikologis) dan meningkatkan koping

12.00 Mengobservasi KU anak,terutama 13.00 Menciptakan lingkungan yang tenang, membatasi pengunjung yang

A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan tindakan keperawatan

pada kandung kemih perut bagian bawah

kemih secara leluasa ada

5. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian antibiotika sesuai Tujuan : Hyperthermia berhubungan Suhu tubuh kembali dosis - Beri kompres hangat

5.Antibiotika merupakan sediaan obat untuk membunuh kuman penyebab penyakit. - Kompres air hangat

13.15 Melayani obat Lycalvit syrup 2 x Sanmag syrup 3 x sendok teh Gravix 3 x Jam 11.00 20 November 2006

dengan infeksi pada saluran normal kencing yang ditandai dengan : DS : Orang tua mengatakan anak panas DO : - SB 37,7 C - Akral panas - Mukosa mulut kering
0

dapat menimbulkan vasodilatasi untuk mempercepat proses penguapan - Beri minum banyak (sesuai toleransi) - Dengan memberi minum banyak membantu terjadinya evaporasi - Observasi vital sign : Suhu badan, nadi, respirasi. - Tanda-tanda vital merefleksikan perubahan klinis pada tubuh manusia dan sebagai patokan untuk memonitor status kesehatan - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik - Antipiretik digunakan untuk mengurangi panas dengan aksi sentralnya dihipotalamus.

Memberi kompres air hangat pada dahi, lipatan paha dan ketiak Jam 12.00 Memberi air minum hangat sesering mungkin 200 cc

Jam 11.30 S : Orang tua mengatakan anak masih terabapanas O : - Suhu badan 37,7 0 C - Akral masih teraba panas - Mukosa mulut kering A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan perawatan.

Kriteria : - Rasa panas berkurang - Kulit teraba panas - Ekspresi wajah rileks/ceria - Suhu badan kembali normal (3637 C)
0

Mengobservasi vital sign Mengukur suhu badan : 37,7 0C Menghitung denyut nadi : 120 Menghitung pernapasan : 24

Memberi obat sesuai advis dokter Fermis Syr 3 x Dumin Rectal 125 mg Sanmol 3 x 125 mg

Catatan perkembangan
Tanggal 21 November 2006 Implementasi Jam 10.00 5, nyeriyang masih dapat ditoleransi oleh klien. Mengkaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeri, kebutuhan yang berat dibantu oleh perawat dan keluarga. Menganjurkan pada klien untuk menarik nafas dalam melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut perlahanlahan dan menganjurkan klien untuk mengalihkan perhatian dengan musik kesukaannya. Jam 12.00 Memberikan obat sesuai advis dokter : Lycalvit syrup 2 x Sanmag syrup 3 x sendok teh Gravix 3 x Jam 10.30 Motivasi kepada orang tua untuk menganjurkan serta membantu anak dalam berkemih. Mengukur dan mencatat haluaran urine, warna urine : kuning. BAK 4 5 kali Menciptakan lingkungan yang tenang, membatasi pengunjung yang ada. Melayani obat Lycalvit syrup 2 x Sanmag syrup 3 x sendok teh Gravix 3 x 21 November 2006 Jam 10.30 S : - Orang tua mengatakan kencing kadang-kadang sedikit kadang banyak - Anak kurang minum air putih. O : - Urine bau amoniak - Frekuensi BAK tidak teratur A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan tindakan keperawatan Evaluasi 21 November 2006 S : O : Anak tampak kelihatan tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan tindakan keperawatan

Mengkaji tingkat nyeri kien, tingkatan nyeri : Jam 10.00

21 November 2006

Jam 10.30 Mengobservasi TTV : SB : 37 C N R : 112 x/m : 24 x/m


0

21 November 2006 Jam 10.30 S : Orang tua mengatakan badan terasa panas O : - Suhu badan 37 0C - Anak teraba panas A : Masalah mulai teratasi P : Lanjutkan tindakan keperawatan.

Jam 11.00 Mengganti pakaian yang tebal dengan pakaian yang tipis dan menyerap Keringat. Jam 11.30 Menganjurkan orang tua untuk memberi minum banyak pada anak secara bertahap Melayani diet dan terapi oral sesuai hasil kolaborasi. Jam 12.00 Memberikan obat anti piretik 22 November 2006 Sanmol 3 x 125 mg. Jam 10.00 5, nyeri ringan Mengkaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeri, kebutuhan yang berat dibantu oleh perawat dan keluarga. Mengalihkan perhatian klien untuk menghilangkan nyeri misalkan mengajak untuk bermain, tertawa. Jam 12.00 Memberikan obat sesuai advis dokter : Lycalvit syrup 2 x Sanmag syrup 3 x sendok teh Gravix 3 x

22 November 2006 S : O : Anak tampak kelihatan tenang A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan tindakan keperawatan

Mengkaji tingkat nyeri kien, tingkatan nyeri : Jam 10.00

Jam 10.30 Motivasi kepada orang tua untuk menganjurkan serta membantu anak dalam berkemih. Mengukur dan mencatat haluaran urine, warna urine : kuning. BAK 3 - 4 kali Menciptakan lingkungan yang tenang, membatasi pengunjung yang ada. Melayani obat Lycalvit syrup 2 x Sanmag syrup 3 x sendok teh Gravix 3 x

22 November 2006 Jam 10.30 S : - Orang tua mengatakan kencing kadang-kadang sedikit kadang banyak - Anak mulai minum air putih banyak O : - Urine bau amoniak - Frekuensi BAK teratur A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan tindakan keperawatan

PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN TERHADAP KDM Bakteri (penyebab paling sering) Invasi ostium uretra externum Kolonisasi pada saluran kemih (vesika, urinasia dan ureter) Inflamasi Terjadi reaksi imun Mengeluarkan zat pirogen endogen dihipotalamus anterior Meningkatkan suhu tubuh Hiperthermia Spasme Impuls intatif ke otak Impuls ke otak untuk miksi Stimulus serabut saraf kereseptor nyeri untuk mengeluarkan brakidin dan serotin Nyeri dipersepsikan Nyeri akut Peningkatan frekuensi BAK (sering eliminasi) Perubahan pola eliminasi urine Reseptor dalam vesika urinasia terangsang

Anda mungkin juga menyukai