Anda di halaman 1dari 33

Melati Indri Hapsari, SKM Drs. Agus Purwanto Heri Sutanto, S.

Kom

IV

Seri BALAI Bahan Belajar XX G Y P S U M PENGEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN PEMUDA (BPPLSP)
REGIONAL III JAWA TENGAH 2003

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIOANAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DAN PEMUDA

Seri Bahan Belajar

XX

III

GYPSUM Membuat Rumah Jadi Mewah


PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR: Ketua/Penanggung Jawab: Drs. Wartanto, MM. Tim Penyusun: Melati Indri Hapsari, SKM Drs. Agus Purwanto Heri Sutanto, S.Kom Sumber Belajar: Aris Pati Disain Sampul dan Tata Letak: Rakhmat Gunarja, S.Pd Ilustrator: Gunadi PRODUKSI VCD: Pengarah Produksi Drs. Imron Masykuri Video Shooting Drs. Agus Purwanto Post Production Jamaludin, ST Ihksan Hendra W., ST Narasi Dra. Aniek S. Harahap

Bahan belajar ini dikembangkan oleh Pamong Belajar Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BPPLSP) Jawa Tengah Diproduksi oleh: Proyek Pemberdayaan UPT dan Tenaga Kependidikan Luar Sekolah Jawa Tengah th. 2003

IV

Seri Bahan Belajar

XX

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya pada kita semua, sehingga kita dapat mengerjakan segala pekerjaan. Bahan belajar dengan judul GYPSUM, Membuat Rumah Jadi Mewah ini disusun sebagai upaya untuk mensosialisasikan produk pendidikan yang dapat diikuti oleh masyarakat dan menunjukkan berbagai hasil dari proses pendidikan yang telah dicapai oleh penyelenggara pendidikan di Indonesia. Bahan belajar ini bersumber dari pengusaha/produsen sangkar burung, dan sudah dilengkapi dengan VCD sehingga memudahkan pembaca untuk mempelajari cara membuat sangkar burung. Sumbang saran dari pembaca sekalian sangat diharapkan untuk perbaikan kegiatan selanjutnya.

Ungaran, 8 Oktober 2003 Kepala BPKB Jawa Tengah

Drs. Wartanto, MM NIP 130568020

Seri Bahan Belajar

XX III

III

DAFTAR ISI

BAB. 1. PENDAHULUAN BAB. 2. BAHAN DAN ALAT A. Bahan pembuatan dan pemasangan gypsum B. Alat pembuatan dan pemasangan gypsum BAB. 3. PROSES PEMBUATAN GYPSUM A. Tahap I (pengadukan gypsum) B. Tahap II (penuangan bahan gypsum ke dalam cetakan) BAB. 4. TEKNIK PEMASANGAN GYPSUM A. Bahan pemasangan gypsum B. Alat pemasangan gypsum BAB. 5. PEMASANGAN BAB. 6. PERINCIAN BIAYA BAB 7. MANAJEMEN USAHA KECIL A. Pengelolaan usaha B. Jumlah tenaga dan tugas BAB 8. PROFIL PENGUSAHA GYPSUM YANG BERHASIL

IV

Seri Bahan Belajar

XX IV

BAB 1

LATAR BELAKANG
Rumah merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi. Selain untuk tempat tinggal seluruh anggota keluarga, rumah juga harus merupakan tempat hunian yang nyaman untuk beraktivitas dan berinteraksi antar anggota keluarga sehingga setiap anggota keluarga merasa betah untuk tinggal di rumah seperti slogan Rumahku Istanaku. Untuk menciptakan hunian yang nyaman, perlu adanya usaha yang dilakukan antara lain dengan menambah nilai artistik rumah itu sendiri. Cara untuk menambah nilai seni suatu rumah, diantaranya dengan memberi desain baik desain eksterior maupun desain interior. Contoh desain eksterior antara lain desain rumah, penataan lahan, pembuatan taman, sedangkan contoh desain interior antara lain pemilihan cat, pemilihan dan peletakan furniture serta pemasangan gypsum pada plafon
Seri Bahan Belajar

rumah. Jadi, rumah yang nyaman tidak harus besar tetapi rumah yang kecil pun bisa nyaman bila mempunyai nilai artistik yang dapat membuat seluruh anggota keluarga merasa betah untuk tinggal di rumah. Desain interior yang dapat mempercantik rumah banyak sekali jenisnya, salah satu diantaranya adalah seni untuk mempercantik plafon rumah yang disebut gypsum. Orang membuat gypsum mempunyai beberapa tujuan antara lain untuk tujuan seni dan tujuan ekonomis. Tujuan itulah yang membuat orang tertarik memproduksi gypsum. Tujuan seni adalah untuk menambah nilai artistik dan nilai estetik yang tinggi pada desain suatu rumah sehingga menjadi hunian yang nyaman dan ideal. Sedangkan tujuan ekonomis adalah untuk menambah pendapatan pengrajin yang

XX 1

III

membuat dan memasang gypsum. Cara membuat dan memasang gypsum mudah tetapi memberi pemasukan yang cukup besar. Penyusunan bahan belajar tentang keterampilan membuat gypsum ini mempunyai dua tujuan yaitu tujuan penyusunan bahan belajar sendiri dan tujuan keterampilan membuat gypsum. TUJUAN PENYUSUNAN BAHAN BELAJAR ADALAH: 1. Menyediakan bahan belajar tentang cara membuat gypsum yang mudah dan jelas dipahami oleh masyarakat. 2. Memberikan informasi tentang usaha produksi gypsum bagi masyarakat yang membutuhkan. TUJUAN KETERAMPILAN MEMBUAT GYPSUM ADALAH: 1.Membuat suatu karya yang berfungsi untuk menambah nilai seni pada hunian sehingga rumah menjadi lebih cantik. 2. Menambah penghasilan untuk pengrajin gypsum.

Gypsum adalah suatu seni dekorasi untuk memberi nilai artistik pada plafon sehingga rumah menjadi cantik. Gypsum dibuat dari bahan dasar yang disebut casting (bubuk lembut berwarna putih). Bahan itu mudah diperoleh di toko bangunan. Gypsum mempunyai berbagai macam bentuk dan motif yang beraneka ragam sesuai dengan keinginan pemilik rumah, karena cetakan dapat dibuat bermacam macam sesuai dengan motif yang telah dirancang, misalnya bentuk lurus dengan bermacam motif, bentuk oval atau melingkar dengan berbagai motif pula.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 2

BAB 2

BAHAN DAN ALAT


Untuk bahan belajar pembuatan dan pemasangan gypsum ini alat dan bahan dibagi menjadi 2 yaitu alat dan bahan untuk membuat gypsum serta alat dan bahan untuk pemasangan gypsum. diperoleh di toko-toko tertentu yang menyediakan bahan tersebut seperti toko bangunan dengan merk yang bervariasi seperti: Jaya Board Elephant Board SGP Casting Judal Board Untuk perawatannya casting sebaiknya ditaruh di tempat yang a. Dalam pembuatan Gypsum ini ada beberapa bahan yang harus dipersiapkan, yaitu: 1). CASTING Merupakan bahan utama dalam pembuatan gypsum yang mempunyai bentuk seperti bubuk lembut dengan warna putih. Casting yang baik adalah casting dengan bentuk bubuk yang semakin lembut dan dengan warna yang semakin putih. Untuk mendapatkan casting dapat
Seri Bahan Belajar

1. BAHAN PEMBUATAN DAN PEMASANGAN GYPSUM

kering dan tidak lembab serta jangan sampai terkena air sedikit pun dengan maksud agar casting tidak mudah mengeras atau membatu.

Gambar 1. Jenis kemasan casting menurut merknya.

XX 3

III

2). ROVING Roving dalam pembuatan gypsum digunakan sebagai bahan penguat pada waktu pencetakan. Roving bentuknya seperti serabut yang sudah tertata rapi, sehingga nantinya jika ingin digunakan tinggal memotongnya sesuai ukuran dengan yang diinginkan. Untuk perawatan, roving sebaiknya ditaruh di tempat yang kering dan jangan ditumpuki bahan berat karena sifatnya yang rapuh. Untuk mendapatkan casting yang baik bisa diperoleh di toko-toko tertentu yang menyediakan bahan tersebut seperti toko bahan bangunan dengan merk yang bervariasi.

Air yang digunakan bisa air sumur, air PAM, air artetis, yang tidak mengandung garam. Karena air yang mengandung kadar garam yang tinggi menyebabkan gypsum tidak tahan lama atau mudah pecah. 4). MINYAK Minyak yang digunakan dalam pembuatan gypsum bisa dibuat dengan menggunakan bahan lemak dari binatang lembu atau kerbau yang dipanaskan atau dimasak sekitar 5 menit sampai lemak itu mencair kemudian campurkan dengan solar dengan perbandingan 2 banding 1, kemudian dimasak lagi sekitar 5 menit sambil diaduk agar kedua cairan itu menyatu sehingga menjadi sebuah minyak yang sudah siap di gunakan. Dengan penggunaan minyak yang dibuat dari bahan lemak sapi akan menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan yaitu tetap akan berwarna putih dan bersih tidak bercampur dengan warna minyak.

Gambar 2. Bentuk Roving. 3). AIR Air nantinya digunakan sebagai bahan untuk mencampur casting.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 4

b. Adapun Bahan pemasangan Gypsum adalah sebagai berikut: 1) LEM 2) SEKRUP Sekrup digunakan pada waktu pemasangan gypsum untuk mengaitkan antara gypsum dengan kayu di eternit jika kayunya keras. Sekrup bisa diperoleh di toko toko bahan bangunan.

Gambar 3. Proses Pembuatan Minyak.

5). TALI Tali nantinya digunakan sebagai pengait gypsum untuk digantungkan setelah dilepas dari cetakan, untuk itu tali yang dipilih harus kuat, bisa tali rafia atau sejenisnya, yang mudah diperoleh di toko-toko bahan bangunan, toko toko kelontong dan lain lain.
Seri Bahan Belajar

Gambar 4. Macam Sekrup yang digunakan. 3) PAKU Paku dipakai juga untuk mengaitkan antara gypsum dengan kayu di eternit pada waktu pemasangan untuk jenis kayu yang

XX 5

III

lunak. Paku bisa diperoleh di toko toko bahan bangunan.

pemasangan gypsum adalah seperti eternit. Hardboard yang baik adalah hardboard yang seratnya halus, sehingga hasilnya akan bagus. Hardboard bisa diperoleh di toko toko bahan bangunan dan toko kayu, dengan jenis yang bervariasi. Untuk perawatan sebaiknya harboard dibeli pada saat gypsum akan dipasang. 6) PLAMIR Plamir merupakan bahan yang digunakan untuk meratakan pori pori pada hardboard. Plamir ini dapat diperoleh dengan mudah di toko toko bahan bangunan. Perawatan plamir dilakukan dengan menyimpan di tempat yang teduh dan di dalam kaleng dalam posisi kaleng tertutup agar tidak mudah mengeras atau membatu.

Gambar 5. Jenis Paku yang digunakan.

4) KAYU Ada bermacam-macam Kayu yang bisa dipakai dalam pemasangan gypsum, tetapi disarankan kayu itu sifatnya yang lunak sehingga mudah pada waktu dipasang, seperti kayu jati, meranti, mahoni dan sejenisnya. Kayu jenis ini bisa diperoleh di toko toko kayu dan tersedia dengan bebagai macam ukuran. Untuk perawatan sebaiknya kayu diletakkan ditempat yang aman dari bahaya seperti termite yang disebut rayap atau binatang sejenisnya. 5) HARDBOARD Penggunaan hardboard dalam

1. ALAT PEMBUATAN DAN PEMASANGAN GYPSUM


a. Dalam pembuatan Gypsum ini ada beberapa alat yang harus dipersiapkan, antara lain: 1) EMBER ATAU ALAT

IV

Seri Bahan Belajar

XX 6

SEJENISNYA Ember digunakan sebagai tempat untuk mengaduk casting dengan air. Jika ember tidak ada bisa menggunakan alat lain yang sejenis, yang penting bisa digunakan sebagai tempat untuk mengaduk.

bulunya bercabang dua atau bercabang tiga. Karena kuas yang mempunyai bulu bercabang akan mempunyai kemampuan daya serap yang tinggi pada minyak sehingga penggunaannya lebih lama dan tidak harus sering menyelupkan pada minyak. Perawatan atau penyimpanan kuas yang telah dipakai, pertama kuas dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan premium, agar kuas tidak mengandung lemak dan tidak mudah melekat.

Gambar 6. Alat yang digunakan sebagai tempat mengaduk. 2) KUAS Pemilihan kuas yang baik merupakan syarat penting bagi tukang pembuat gypsum Dengan demikian dalam memilih kuas hendaknya yang berbulu halus dan kuat, supaya bulu kuas tidak mudah lepas apabila dipakai untuk meratakan minyak pada sebuah cetakan. Kuas yang baik ujung
Seri Bahan Belajar

Gambar 7. Bentuk kuas yang digunakan. Penyimpanan kuas yang bersih dapat dilakukan dua cara, pertama kuas ditutup dengan kertas aluminium foil dengan menggunakan selotip sampai bulu kuas tidak kelihatan, kedua kuas digantungkan

XX 7

III

dan dimasukan pada sebuah kaleng atau galon. 3) TIMBANGAN Timbangan digunakan untuk mengukur jumlah casting yang akan digunakan untuk mencetak gypsum.

5) CETAKAN Cetakan gypsum bermacammacam ada yang bentuknya oval dengan berbagai macam ornamen, bulat/lingkaran, dan profil. Cetakan bisa dibeli atau dibuat sendiri. Yang perlu diperhatikan pada saat membeli cetakan adalah bentuk ornamen dan kehalusan ornamen karena akan mempengaruhi hasil cetakan gypsum. Selain itu, juga harus dipilih yang kuat dan tidak rapuh. Cetakan gypsum ini bisa diperoleh di toko toko bahan bangunan yang menyediakan cetakan tersebut. Untuk perawatanya, setelah dipakai taruhlah cetakan pada tempat yang datar dan bersih serta kering, untuk jenis profil cara menaruhnya jangan disandarkan pada tembok karena bisa mengakibatkan cetakan itu jadi melengkung. Sebaiknya cetakan diletakkan di tempat yang datar dan dalam posisi tidur untuk menghindari kelengkungan pada cetakan.

Gambar 8. Jenis timbangan yang dapat digunakan. 4) GELAS UKUR Gelas ukur digunakan untuk menakar air yang akan digunakan untuk mencetak gypsum.

Gambar 9. Gelas ukur.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 8

CETAKAN BULAT

CETAKAN BATANG

Gambar 10. Macam macam bentuk cetakan. 6) SARUNG TANGAN KARET Sarung tangan karet berfungsi untuk melindungi tangan pada saat mengaduk bahan pembuatan gypsum. Sarung tangan karet ini mudah diperleh di toko-toko bahan bangunan dengan harga yang murah. Untuk perawatannya mudah sekali yaitu cucilah sarung tangan karet ini dengan air sampai bersih kemudian keringkan dan simpan di tempat yang aman, untuk dipakai lagi. 7) SEKOP Sekop dalam pembuatan gypsum digunakan sebagai alat pengaduk pada saat pencampuran antara casting dengan air, supaya
Seri Bahan Belajar

hasilnya merata. Sekop ini bisa diperoleh di toko toko bahan bangunan dengan harga yang sangat murah. Untuk perawatannya,sekop selalu dibersihkan setelah selesai dipergunakan.

Gambar 10. Skop 8) RAKEL Rakel mempunyai bentuk persegi panjang yang terdiri dari dua bahan yaitu kayu dengan karet dan

XX 9

III

mempunyai fungsi untuk meratakan larutan casting pada sebuah sisi cetakan.

menempel kuat pada langit langit. Obeng mempunyai dua bentuk yaitu bentuk kembang dan bentuk min yang sesuai dengan mata sekrup. 2) PENGUNGKIT/TANG Pengungkit atau yang biasa disebut tang digunakan untuk mengambil paku atau sekrup apabila dalam pemasangannya mengalami kesalahan, sehingga

Gambar 12. Bentuk Rakel b. Dalam pemasangan Gypsum ini ada beberapa alat yang harus dipersiapkan, antara lain: 1) OBENG Obeng adalah alat yang berfungsi untuk mengencangkan sekrup yang di dipasang pada gypsum sehingga dapat

paku atau sekrup itu harus dicopot kembali.

Gambar 14. Pengungkit/tang 3) GERGAJI Gergaji merupakan salah satu

OBENG KEMBANG

alat untuk menyiapkan hardboard atau kayu yang digunakan untuk memasang gypsum pada plafon rumah. Gergaji yang digunakan OBENG MIN adalah gergaji yang biasa digunakan untuk kayu. 4) ALAT PAHAT

Gambar 13. Jenis jenis obeng.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 10

Alat pahat adalah alat yang digunakan untuk membentuk kayu sesuai dengan gypsum yang akan dipasang. 5) PALU Alat ini digunakan untuk memasang paku dalam pemasangan gypsum agar gypsum lebih kuat pada plafon. 6) SCRUB Alat yang digunakan untuk mengoleskan plamir pada sebuah hardboard.

Seri Bahan Belajar

XX 11

III

BAB 3

PROSES PEMBUATAN GYPSUM


Pembuatan gypsum melalui beberapa proses kegiatan. Proses kegiatan itu harus dilaksanakan secara runtut dan benar agar menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan dan mempunyai kualitas yang bagus. Tahap tahap proses pembuatan gypsum yaitu: bentuk gypsum yang akan dibuat. Gelas ukur, yang digunakan untuk menakar air. Ember atau tempat lain yang mirip bentuknya yang bisa digunakan untuk tempat mengaduk. Sekop, yang digunakan untuk mengaduk atau alat alternatif lain yang mirip sekop yang bisa dibuat dari bahan kayu atau sejenisnya, yang nantinya bisa digunakan untuk mengaduk dengan merata. PROSES TAHAP 1: Pertama kita mempersiapkan sebuah cetakan yang akan dipakai membuat gypsum dalam keadaan bersih dan kering, mulailah diolesi minyak yang telah dibuat agar gypsum tidak melekat dan mudah dilepaskan dari cetakan. Mula-mula dipersiapkan dulu

1. TAHAP 1 (PENGADUKAN BAHAN GYPSUM)


Proses awal pembuatan gypsum diawali dengan pengadukan bahan gypsum. Adapun bahan yang dipakai dalam proses pengadukan adalah: casting air Sedangkan alat yang persiapkan adalah: Timbangan, yang digunakan untuk menakar ukuran jumlah casting yang akan diaduk sehingga disesuaikan dengan

IV

Seri Bahan Belajar

XX 12

bahannya yaitu dengan menimbang casting dan menakar air yang akan dipergunakan sesuai dengan bentuk ukuran gypsum, dengan perbandingan 1 : 2, artinya jika kita menggunakan casting 2 Kg maka untuk airnya 1 liter.

2. TAHAP 2 (PENUANGAN BAHAN GYPSUM KE DALAM CETAKAN)


Setelah bahan pada proses pertama selesai dikerjakan maka tahap kedua adalah menuangkan adonan tersebut ke dalam cetakan.

Gambar 15. Proses pembutan Gypsum tahap 1 Masukkan casting yang sudah ditakar ke dalam ember, setelah itu baru diberikan air. Tunggu 5 menit, supaya kekentalan air merata. Setelah 5 menit baru kita aduk dengan menggunakan sekop sampai benar benar rata.
Seri Bahan Belajar

Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah cetakan gypsum yang akan dibuat dan adonan casting yang telah dicampur dengan air yang sudah dikerjakan pada tahap pertama. Cara penuangannya adalah

XX 13

III

persiapkan dulu cetakan pada tempat yang datar supaya nantinya adonan yang dituangkan betul betul merata. Kemudian tuangkan adonan ke dalam cetakan secara pelan pelan hingga merata dengan

roving ini alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sisa adonan sebelumnya. Roving yang sudah dipotong kira-kira 25 cm yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran cetakan dan tali ( bisa tali

Gambar 16. Proses Pembuatan Gypsum tahap 2. ketinggian kurang lebih 1 cm dari tepi cetakan, jadi tidak semua adonan tadi kita tuangkan ke dalam cetakan. 3. TAHAP 3 ( PEMASANGAN ROVING) Dalam tahap pemasangan ravia atau sejenisnya) yang kuat karena nantinya digunakan untuk menggantung hasil cetakan. Roving juga harus disesuaikan dengan rakel yang berfungsi untuk meratakan. Dalam tahap pemasangan roving ini, pertama kita ambil roving

IV

Seri Bahan Belajar

XX 14

yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran kemudian kita letakkan roving tersebut ke dalam cetakan yang sudah dilakukan pada tahap 2 dengan cara menebarkan roving ke dalam cetakan yang sudah diisi adonan tadi secara merata. Setelah roving kita tebarkan secara merata, selanjutnya ialah merapikan tepi cetakan dari roving yang mungkin menjuntai keluar dengan menggunakan rakel. Tetapi untuk salah satu ujung sisi, kita sisakan roving tadi untuk mengaitkan tali penggantungnya.

Jadi tidak semua tepi cetakan kita rapikan dari roving. Adapun cara mengaitkan tali ialah letakkan tali secara melintang ke dalam sisa roving, kemudian sisa roving kita gulung sekali ke arah dalam cetakan sehingga membuat tali tadi menjadi melingkar. Setelah itu tuangkan sisa adonan tadi ke dalam cetakan gypsum sampai penuh. Langkah selanjutnya ialah mengeringkannya sampai kurang lebih 30 menit.

Gambar 17. Proses Pembuatan Gypsum tahap 3.


Seri Bahan Belajar

XX 15

III

4. TAHAP 4 (PELEPASAN GYPSUM DARI CETAKAN) Setelah kurang lebih 30 menit, gypsum sudah kering dan siap untuk dilepas dari cetakan. Ada dua cara melepaskan gypsum dari cetakan ssuai dengan model cetakan yaitu: a. Cetakan model lurus Untuk cetakan model lurus pelepasan dimulai dari salah satu ujung dengan membukanya secara perlahan-lahan, kemudian kita gerakkan telapak tangan kita hingga ujung yang satunya lagi, sampai semua gypsum terlepas.

b. Cetakan oval/melingkar Yaitu dengan cara diketukkan pelan pelan dan hati hati, secara menyeluruh ke semua bagian cetakan sampai gypsum terlepas.

Gambar 19. Cara Melepas Gypsum Bentuk Oval. Setelah gypsum terlepas gantungkan untuk menambah kekeringannya.

Gambar 18. Cara Melepas Gypsum Model Lurus.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 16

BAB 4

TEKNIK PEMASANGAN GYPSUM


Langkah terakhir yang harus dilakukan agar gypsum dapat dinikmati sebagai hiasan interior yang cantik adalah pemasangan gypsum pada plafon. Hal hal yang perlu dipersiapkan dalam pemasangan gypsum yaitu: 1. Obeng 2. Palu 3. Alat pahat 4. Pengungkit/tang 5. Gergaji 6. Scrub Pemasangan gypsum dilakukan dengan cara: a. Pemasangan dimulai dari hardboard sebagai alas dengan cara dipaku di antara sudut-sudut hardboard, pemakuan dilakukan setiap 25 cm agar lebih kuat dan

A. BAHAN PEMASANGAN.
1. Kayu sesuai dengan ukuran gypsum yang akan dipasang pada atap sebagai kerangka. Bentuk kerangka disesuaikan dengan gypsum yang sudah terbentuk (yang akan di pasang). 2. Hardboard yang telah dipasang pada kayu. 3. Sekrup dan paku untuk memasang gypsum pada kerangka yang telah dibuat. 4. Plamir dan lem untuk memoles gypsum yang telah dipasang.

B. ALAT PEMASANGAN
Seri Bahan Belajar

Gambar 20. Tahap 1

XX 17

III

tidak kelihatan cembung. b. Gypsum bentuk profil yang sudah potong menyudut yang akan dipakai pada sebuah sudut dengan ukuran disesuaikan, diberi lem pada kedua sisi pinggiran gypsum secara merata kemudian dipasang dan

c. Gypsum yang berbentuk mahkota dipasang pada plafon tengah sebagai aksen dengan menggunakan paku, waktu pemukulan dilakukan secara hatihati pada ke empat sisi. Selanjutnya lubang paku yang kelihatan juga di tutup dengan menggunakan lem.

Gambar 22. Tahap 3. d. Plamir mulai digunakan pada hardboard untuk meratakan pada Gambar 21. Tahap 2. dibantu dengan sekrup pada pinggiran sebelah atas. Setiap profil dengan ukuran 2,15 cm cukup menggunakan 4 sekrup. Adapun untuk mengatasi setiap potongan pada sudut yang tidak rata atau lubang sekrup yang kelihatan ditutup dengan menggunakan lem sesuai dengan yang dikehendaki. Gambar 23. Tahap 4. setiap sambungan.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 18

BAB 5

PEMASARAN
Memasarkan atau menjual adalah suatu proses untuk meyakinkan seorang calon konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual atau tenaga pemasar. Pemasaran ini adalah salah satu kegiatan yang penting dalam menjalankan suatu usaha. Apapun usaha yang dijalankan tidak akan berhasil jika tidak ada kegiatan pemasaran yang terus menerus. Oleh karena itu diperlukan seorang tenaga pemasaran yang gigih dan memiliki beberapa hal sebagai berikut : 1. Memiliki keyakinan bahwa dia mampu menjual produk (gypsum) / jasa yang dihasilkan. 2. Memiliki pengetahuan tentang produk (gypsum) yang akan dijual dan tentang orang atau calon konsumen, apa kebutuhan, harapan dan keinginanannya. 3. Memiliki pengalaman menjual,
Seri Bahan Belajar

pengalaman ini hanya akan diperoleh jika orang tersebut mempraktekkannya. 4. Memiliki sikap yang baik, sikap ini dipahami sebagai suatu pola pikir (kognitif), pola rasa (afektif) dan pola perilaku (behavioral) terhadap kemampuan diri, profesi penjual, calon konsumen, konsumen yang loyal, waktu dan terhadap kegagalan. Setidaknya empat hal itulah yang perlu dimiliki oleh seseorang untuk memasarkan produk atau gypsum yang dihasilkan. Memasarkan gypsum yang sudah dihasilkan merupakan hal yang sangat penting. Karena konsumen atau pengguna gypsum tidak semua orang, bahkan hanya pada kalangan tertentu saja. Oleh karena itu tenaga pemasar gypsum harus mempunyai keahlian untuk memasarkan atau mendekati kelas

XX 19

III

konsumen yang sesuai. Mempunyai hubungan dengan berbagai kalangan terutama menengah ke atas merupakan salah satu modal penting yang harus dimiliki oleh tenaga pemasar gypsum. Cara pemasaran atau penjualan yang dilakukan, biasanya tenaga pemasar langsung datang ke konsumen atau konsumen datang untuk meminta produk yang kita hasilkan untuk dipasang. Sedangkan untuk usaha yang baru dirintis dan belum memiliki nama, maka pemilik usaha harus melakukan kegiatan promosi. Promosi ini juga menjadi kegiatan yang penting dalam memulai sebuah usaha. Bentuk-bentuk kegiatan promosi yang dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Membuat poster atau leaflet, yang disebarkan ke perumahanperumahan. 2. Memberi potongan harga untuk pemesanan tertentu. 3. Memberi harga yang lebih murah untuk konsumen yang

berprofesi sebagai pemborong atau kontraktor.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 20

BAB 6

PERINCIAN BIAYA
Penentuan harga jual gypsum ini mempertimbangkan beberapa hal antara lain: 1. Modal yang digunakan untuk membeli bahan bahan produksi. 2. Biaya untuk membayar tenaga kerja. 3. Biaya transportasi yang dikeluarkan. 4. Keuntungan yang ingin Pada akhir usaha gypsum ini tentu kita ingin mengetahui seberapa besar keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menghitung kebutuhan dana yang disediakan, hingga nanti kita dapat melihat besarnya keuntungan. diperoleh.

RINCIAN BIAYA USAHA GYPSUM: Modal pembuatan gypsum propil list 9 cm: - Casting 3 kg x Rp. 1.100,00 - Roving 0,1 kg x Rp. 20.000,00 - Minyak 1 gr x Rp. 500,00 Jumlah Harga jual per batang = Rp. 12.000,00 Keuntungan : Rp. 12.000,00 Rp. 5.800,00 = Rp. 6.200,00 = Rp. 3.300,00 = Rp. 2.000,00 = Rp. 500,00

= Rp. 5.800,00

Seri Bahan Belajar

XX 21

III

Sedangkan kalau kita mengerjakan ruangan yang berukuran 4 cm x 6 cm dengan bentuk sederhana kita membutuhkan bahan dan modal:

- Paku gypsum : 3 kg x Rp. 5.000,00 - Cornice : 10 kg x Rp. 4.000,00 - UB 888 : 20 kg x Rp. 3.500,00 - Sekrup gypsum : 100 biji x Rp. 75,00 - Fiba tape : 24 m - Cat tembok : 2 galon x Rp. 42.000,00 - Propil list 9 cm : 8 batang x Rp. 12.000,00 - Cealing 5 cm : 7 batang x Rp. 7.500,00 - Corner 5 cm : 4 buah x Rp. 5.000,00 - Orname oval 100 cm x 50 cm Jumlah

= Rp. 15.000,00 = Rp. 40.000,00 = Rp. 70.000,00 = Rp. = Rp. 7.500,00 6.000,00

= Rp. 84.000,00 = Rp. 96.000,00 = Rp. 52.500,00 = Rp. 20.000,00 = Rp. 80.000,00 = Rp. 471.000,00

IV

Seri Bahan Belajar

XX 22

BAB 7

MANAJEMEN USAHA KECIL


A. PENGELOLAAN USAHA
Manajemen adalah suatu sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atas sumber daya, kegiatan serta tujuan secara efisien dan efektif. Manajemen atau pengelolaan untuk bisnis yang berskala kecil tentu berbeda dengan bisnis yang berskala besar. Bisnis usaha gypsum adalah sektor industri rumah tangga yang masih berskala kecil, dilihat dari jumlah hasil dan bahan yang dipergunakan. Pengelolaan usaha ini tidaklah serumit di perusahaan besar, tetapi menggunakan caracara yang sederhana dan mudah dipahami oleh pemiliknya. Jika dikaji lebih dalam sebenarnya cara-cara mengelolanya tidak lepas dari pendapat-pendapat atau tulisan para ahli menajemen yang menggunakan fungsi-fungsi manajemen, seperti fungsi perencanaan, organisasi, dan
Seri Bahan Belajar

pengawasan. Namun demikian, tentu dengan pemahaman yang sederhana sesuai dengan kemampuan pemilik atau pengelolanya. 1. PERENCANAAN Perencanaan adalah langkah awal yang sangat menentukan, karena pemilik atau pengelola harus memutuskan apa apa yang ingin dikerjakan, menetapkan tujuan serta memutuskan alat apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan. Hubungannya dengan usaha gypsum yang dipilihnya, tidak lepas dari kegiatan perencanaan ini. Halhal yang perlu direncanakan antara lain: a. Modal yang digunakan. b. Pembelian alat dan bahan. c. Tenaga yang dibutuhkan. d. Pemasaran. e. Kapan mulai usaha. f. Di mana usaha akan

XX 23

III

dilakukan. Kegiatan perencanaan ini tidak hanya pada saat mengawali usaha tetapi juga dilaksanakan pada saat usahanya sudah berjalan. Tentu saja kegiatan perencanaan ini tidak persis sama seperti pada saat akan memulai usaha tersebut, tetapi perencanaan digunakan untuk pengembangan usaha atau untuk mengambil suatu keputusan atas kejadian-kejadian yang mungkin terjadi selama usaha berlangsung. 2. PENGORGANISASIAN Pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting dalam melancarkan roda usaha, mengingat setiap tujuan yang hendak dicapai memerlukan keahlian sesuai bidangnya. Dalam pengorganisasian ini pengelola usaha gypsum memutuskan posisi-posisi yang perlu diisi serta tugas dan tanggung jawab yang melekat pada posisi tersebut untuk karyawannya dan juga menyediakan faktor fisik atau peralatan yang dibutuhkan.

A. JUMLAH TENAGA DAN TUGASNYA


Mengingat usaha gypsum ini tidak terlalu rumit, maka tenaga kerja yang dibutuhkan tergantung dari besarnya pemesanan. Tenaga yang dipunyai terbagi dalam beberapa bidang tugas, sebagai berikut : 1) Tenaga pembukuan Tugasnya : mencatat keluar masuknya uang dalam kegiatan produksi. Pembukuan untuk keuangan ini sangat sederhana, mencakup : - modal - pemasukan dari hasil penjualan - pengeluaran untuk bahan produksi - pengeluaran untuk karyawan / tenaga borongan - pengeluaran untuk alat produksi 2) Tenaga produksi Tenaga produksi yang dimiliki oleh produsen gypsum minimal harus ada dua macam, yaitu: - Mempunyai dasar tukang batu

IV

Seri Bahan Belajar

XX 24

dengan tujuan lebih mudah dalam mencampur casting dengan air. - Mempunyai tukang kayu yang bertujuan untuk proses pemasangan gypsum pada plafon rumah. 3) Tenaga pemasaran Tugasnya : memasarkan hasil produksi dan mencari konsumen baru untuk memperluas penjualan. Setiap tenaga kerja tersebut bertanggung jawab langsung kepada pengelola atau pemilik usaha. Hal ini karena usaha ini masih berskala kecil dan belum memerlukan organisasi yang rumit. 3. AKTUASI/BIMBINGAN Aktuasi dirumuskan sebagai usaha untuk menjadikan keseluruhan karyawan untuk ikut bertekad dan berupaya dalam rangka mewujudkan tujuan usaha tersebut. Penekanan dari fungsi aktuasi atau bimbingan adalah penciptaan kerjasama antar anggota serta pada pengarahan semangat kerja, tekad dan kemampuan seluruh anggota untuk tujuan
Seri Bahan Belajar

bersama. Adanya kesatuan tekad dan semangat, maka akan menumbuhkan keterikatan, perasaan ikut memiliki dari karyawan terhadap usaha tersebut. Selanjutnya akan memungkinkan para karyawan untuk melihat dan menganggap tujuan usaha sebagai bagian dari tujuan mereka sendiri. Dalam mengimplementasikan fungsi ini beberapa hal yang dilakukan oleh pemilik usaha gypsum ini sebagai berikut : a. Memberi perintah dengan cara-cara yang baik, ramah, sopan tetapi tegas dan jelas b. Memberi teguran Memberi teguran dengan caracara obyektif, yaitu sebelum memberi teguran mempunyai bukti/ alasan, dilakukan dengan cara rahasia dan tidak dalam keadaan marah. c. Memberi pujian / penghargaan Memberi pujian dan penghargaan kepada karyawan yang melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

XX 25

III

d. Memelihara sikap yang baik Mengembangkan sikap-sikap jujur, adil, tulus hati, ramah, dan dapat mengontrol diri. e. Menerima saran dari bawahan Memberi kesempatan karyawan untuk memberikan ide-idenya dan mau menerima saran dari bawahan. Jika ide/saran tidak diterima, maka memberitahu yang bersangkutan. f. Memperkuat rasa persatuan Memelihara persatuan adalah hal penting, hal ini dapat dipupuk dengan cara, antara lain rekreasi bersama, mengadakan kunjungan ke rumah karyawan, dan sebagainya. g. Menciptakan disiplin Menegakkan disiplin/peraturan yang berlaku atau disepakati di tempat kerja dan memberi kesempatan karyawan untuk menjelaskan jika melanggar disiplin. Demikian teknik-teknik memimpin yang dilakukan oleh pengelola untuk menunjang keberhasilan usahanya.

4. PENGAWASAN Dalam melakukan pengawasan pengelola menentukan sejauh mana pekerjaan telah dilaksanakan dan sejauh mana kemajuan telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan usaha. Pengawasan ini dilaksanakan pada semua karyawan dan hasil kerjanya untuk mengukur prestasi yang dicapai, membandingkan hasil yang dicapai dengan yang diinginkan serta memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 26

BAB 8

PROFIL PENGUSAHA GYPSUM YANG BERHASIL


Aris adalah seorang sosok yang berhasil dalam usaha gypsum, yang lahir di Pati, 28 tahun yang lalu itu. Setelah lulus dari SLTA dia berusaha untuk mencari kerja di Semarang dengan tinggal di rumah seorang pamannya. Oleh pamannya Aris diberi kesempatan untuk belajar keterampilan tentang pembuatan gypsum. Dia disarankan untuk memiliki keterampilan daripada mencari kerja, karena dengan mempunyai keterampilan dia bisa menciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Semula ia hanya bermodalkan pengetahuan tentang desain interior dan tidak memiliki pengetahuan tentang gypsum. Tetapi baginya setiap ilmu bisa dipelajari asalkan memeilki kesungguhan. Waktu dua bulan ia habiskan untuk belajar gypsum pada seorang pengusaha di Kota Semarang.
Seri Bahan Belajar

Setelah merasa memiliki pengetahuan yang cukup ia mulai mendirikan usaha sendiri dengan bantuan modal dari pamannya. Empat orang tenaga kerja ia rekrut. Dua orang tukang batu dan dua orang tukang kayu. Dengan bekal keuletan dan kerajinan, usaha yang ia kelola mulai menampakkan hasil. Hanya dalam waktu lima bulan, modal awal yang ia keluarkan bisa kembali. Bulan keenam ia mulai menikmati keuntungannya. Usahanya semakin berkembang bagaikan air yang mengalir. Keuntungan pun selalu ia dapatkan dari penjualan dan pemasangan gypsum. Perkembangan usahanya yang begitu pesat tak lepas dari semakin tingginya minat masyarakat terhadap seni khususnyadesain interior. Keberhasilan menggeluti usaha gypsum tidak berarti tanpa hambatan, manis getirnya sebagai

XX 27

III

pengusaha gypsum pernah ia rasakan. Hambatan pernah ia alami dan ia atasi. Mengenai kunci keberhasilannya menyatakan, bahwa hanya dengan kerja keras dan pantang menyerah setiap usaha akan membuahkan hasil.

IV

Seri Bahan Belajar

XX 28

Anda mungkin juga menyukai