Anda di halaman 1dari 23

KEWARGANEGARAAAN RESUME BUKU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIPERGURUAN TINGGI Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H. Christine S.T.

Kansil, SH., M.H.

Oleh: Ratna Yuliati Nim : 102030100012

Fakultas Psikologi Semester V Pagi

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2012

Bab I Par. 1 pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Dasar kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Dalam keputtusan menteri pendidikan Nasional Nmor 232/U/2000, ditegaskan bahwa jenis kurikulum terdiri dari: 1. Kurikulum inti 2. Kurikulum Institusional Ad. 1. Kurikulum Inti a. Merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus diakup dalam suatu suatu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara Nasional b. Kurikulum inti program inti S1/DIII terdiri dari : 1. Kelompok MPK (Mata kuiah pengembangan Kepribadian) 2. Kelompok MKK (Matakuliah Keilmuan dan ketrampilan) 3. Kelompok MKB ( Mata kuliah Keahlian Berkarya) 4. Kelompok MPB ( Mata kuliah Perilaku Berkarya) 5. Kelompok MBB ( Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat)

Ad. 2. Kurikulum Institusional a. Sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dari kelompok ilmu dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta cirri khas perguruan tinggi yangbersangkutan

b. Kelompok MPK secara inkonstitusional meliputi: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu social Dasar, Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Filsafat, Olahraga dan lain-lain.

Par. 2. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Kewarganegaraan Kewarganegaraan dalam Bahasa latin disebut Civis, selanjutnya dari kata civis ini dalam Bahasa Inggris timbul kata Civic artinya mengenai warga Negara atau kewarganegaraan. Dari kata civic ini lahir kata civicsilmu kewarganegaraan dan civic Education, pendidikan kewarganegaraan. Pelajarancivics mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1790 dalam rangka mengamerikaakan bangsa Amerika atau yang terkenal dengan nama theory of Americanization. Dalam taraf ini pelajaran civics membicarakan masalah government, hak dan kewajiban warga negar dan civics merupakan bagian dari ilmu politik. Definisi-definisi tentang civics berbeda-beda, namun dari banyak definisi dapat diketahui bahwa civics menyangkut: a. Warga Negara dengan hak dan kewajibannya b. Pemerintah c. Negara d. Sebagian dari definisi mengatakan bahwa civics adalah cabang dari ilmu politik. Menurut Numan Soemantri, bahwa obyek studi dari civics dan civics education adalah warga Negara dalam hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan, social, ekonomi, agama, kebudayaan dan Negara. Termasuk dalam obyek studi ini adalah: a. Tingkah laku b. Tipe pertumbuhan berfikir c. Potensi yang ada dalam setiap diri warga Negara d. Hak dan kewajiban

e. Cita-cita dan aspirasi f. Kesadaran (patriotism, nasionalisme, pengertian internasional, moral pancasila) g. Usaha, kegiatan, partisipasi, tanggung jawab (work shop Metodologi Pendidikan kewarganegaraan). Jadi dalam civics itu bukan semata-mata hanya mengajarkan pasal-pasal Undangundang Dasar. Karena itu materi civics hendaknya memasukkan unsur: a. Lingkungan fisik b. Sosial, pendidikan,kesehatan c. Ekonomi keuangan d. Politik, hukum, pemerintahan e. Etika, agama f. Pengetahuan teknologi

2. Pelajaran Civics pada zaman Hindia Belanda Pelajaran civics telah dikenal di Indonesia sejak zaman Hindia Belanda dengan nama Burgerkunde. Waktu itu ada dua buku, yaitu: a. Indische Burgerschapkunde yang ditulis oleh P. Tromps dengan penerbitnya J.B. Wolters Maatschappij N. V. Gronigen, Den Haag, Batavia tahun 1934. b. Recht en Plicht (Indische Burgerschapkunde vooriedereen) karangan J.B.Vortman dengan penerbitnya G.C.T van Dorp & Co. N.V(derde, heziene en Vermeerderdruk) Semarang-Surabaya-Bandung tahun 1940. Buku pertama berisikan masalah: masyarakat pribumi, pengaruh Barat, bidang social, ekonomi, hokum, ketatanegaraan dan kebudayaan; Hindia belanda dan rumah tangga dunia; masalah pertanian, masalah perburuhan, masalah kaum menengah dalam industry perdagangan, masalah kewanitaan, ketatanegaraan Hindia Belanda, perubahan maupun pertumbuhannya dengan terbentuknya Dewan Rakyat (volksraad);hokum dan pelaksanaannya; masalah pendidikan, masalah kesehatan masyarakat, masalah pajak, tentara dan angkatan laut.

Sedang dalam buku kedua yang dibicarakan adalah: badan pribadi yang mengutarakan a.l. masyarakat dimana kita hidu, dari lahir sampai kedewasaannya, pernikahan dan keluarga serta setelah badan pribadi itu tiada; masalah bezitdari obyek hokum dimana dibicarakan antara lain; eigendom Eropa dan hak-hak atas tanah, hak-hak agraris atas tanah; masalah kedaulatan raja terhadap kewajibankewajiban warga Negara dalam pemerintahan Hindia Belanda yang membicarakan antara lain: sejarah pemerintahan Hindia Belanda, masalah perundang-undangan, sejarah alat pembayaran dan kesejahteraan. 3. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Mata pelajaran terurai pada Sekolah Menengah Atas tahun 1950 itu dikatakan bahwa: Kewarganegaraan yang diberikan disamping tata Negara adalah: Tugas dan kewajiban warga Negara terhadap pemerintah, masyarakat, keluarga dan diri sendiri, misalnya soal-soal: a. Akhlak, pendidikan, pengajaran dan ilmu pengetahuan. b. Kehidupan rakyat, kesehatan, imigrasi, perusahaan, perburuhan, agrarian, kemakmuran rakyat, kewanitaan dan lain-lain c. Keadaan dalam dan luar negri, pertahanan rakyat, perwakilan, pemerintah dan soal-soal internasional. Pelajaran tersebut tidak diberikan secara ilmu pengetahuan, melainkan sebagai dasar yang berjiwa nasional serta kewarganegaraan yang baik (good citizenship) dimana ilmu pengetahuan tata Negara dan tata hokum dan lain-lain bertalian. 4. Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Tahun 2000 a. UU No. 2 Tahun 2000 Menyebutkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat: Pendidikan Pancasila

Pendidikan Agama

Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). b. Keputusan Dirjen Dikti No. 150/DIKTI/Kep/2000 dan No. 267/DIKTI/Kep/2000 Perkembangan system pendidikan nasional yang demikian pesat, mengharuskan Ditjen Dikti Depdiknas pada tanggal 10 Agustus 2000 menghasilkan Keputusan Dirjen Dikti No. 267/DIKTI/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kepribadian Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi di Indonesia (yang memuat silabus dan Garis-garis Besar Proses Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. c. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Dewasa ini. Dasar Hukum dan Pertimbangan MPK Visi dan Misi Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dasar Substansi Kajian Matakuliah Pendidikan Kewarganegaran Metodologi Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Bab 2 HAK ASASI MANUSIA Par. 3. Pengakuan Atas Martabat dan Hak-hak yang Sama Sebagai Manusia Hidup di Dunia I. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Tahun 1948 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang telah disetujui dan diumumkan oleh resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsabangsa tanggal 10 Desember 1948. Isi dari deklarasi tersebut antara lain mengenai bahwa semua orang yang dilahirkan merdeka ddan memiliki hak-hak yang sama, tentang hak yang sama meski berbeda ras dalam bidang apapun, berhak atas penghidupan,tidak ada perbudakan, tidak ada penganiyaan, berhak atas pengakuan yang sama, keadilan, ditangkap/ditahan secara sewenang-wenang, perlakuan yang sama dan suaranya didengarkan dimuka umum secara adil dan sebagainya. II. Hak Asasi Manusia di Indonesia Tahun 1999 (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999) A. Pengertian Pokok Hak Asasi Manusia Bahwa manusia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa akal budi dan nurani yang membuatnya memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perilakunya, mendapatkan perlindungan dari Negara, kewajiban menghormati hak asasi manusia, tidak ada perbedaan ras, segala yang berkenaan dengan hak asasi manusia diatur dalam hukum yang ada. B. Penjelasan beberapa istilah dalam Hak Asasi Manusia 1. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.

Diskriminasi adalah setiap pembatasan , pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung iasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku ras, etnik, kelompok, golongan status sosia, status ekonomi, jenis kelamin, Bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan baik individu mapupun kelompok.

Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan daari seseorang atau dari orang ketiga dalam bentuk ancaman, memaksa, diskriminasi, rasa sakit, penderitaan dengan persetujuan atau sepengetahuan siapapun atau publik.

Anak adalah setiap manusia yang berusia dibawah 18(delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersenut adalah demi kepentingannya.

Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin undang-undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh

penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga Negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia. C. Asas-asas Dasar Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan dan kecerdasan serta keadilan. D. Hak Asasi Manusia dan Kebebasan dasar Manusia Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, hidup tentram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan batin, memperjuangkan hak pengembangan dirinya, baik secara pribadi maupun kolektif, membangun masyarakat bangsa dan negaranya. III. Penghargaan Hak Manusia dan Perlindungan Hukum E. Hak Memperoleh Keadilan Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan dan gugatan, baik dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin pemeriksaan yang obyektif oleh hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh putusan yang adil dan benar.

F. Hak atas Kebebasan Pribadi Setiap orang berhak atas keutuhan pribadi, baik rohani maupun jasmani dank arena itu tidak boleh menjadi obyek penelitian tanpa persetujuan darinya, bebas memeluk agamanya mgamnyaasing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu, berhak memiliki, memperoleh dan mempertahankan status kewarganegaraannya. G. Hak Atas Rasa Aman Setiap orang berhak mencari suaka untuk memperoleh perlindungan politisi dari Negara lain, berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, tidak diganggu serta kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan surat menyurat termasuk hubungan komunikasi melalui sarana elektronik tidak boleh diganggu kecuali atas perintah hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. H. Hak Atas Kesejahteraan Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun bersamasama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, keluarga, bangsa dan masyarakat dengan cara yang tidak melanggar hukum, pencabutan hak milik atas suatu benda demi kepentingan umum, hanya diperbolehkan dengan mengganti kerugian, hak milik mempunyai fungsi social. I. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan Setiap warga Negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

J. Hak Wanita Segala hak-hak yang berkenaan dengan wanita dalam legislative, pemilu, eksekutif, yudikatif, pendidikan, memilih, dipilih dan dalam perkawinan, K. Hak Anak Hak anak atas perlindungan, hak hidup, beribadah, mengetahui siapa orangtuanya, perawatan, pengasuhan, kebersamaan dengan orang tua, pendidikan, pelayanan kesehatan dan lain sebagainya. L. Kewajiban Dasar Manusia Kewajiban ikut berpartisipasi dalam upaya pembelaan Negara, menjalankan hak dan kebebasannya serta mematuhi peraturan perundang-undangan, hukum baik tertulis maupun tidak. M. Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang melalui langkah yang iplementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, social budaya, pertahanan keamanan Negara dan bidang lain. N. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Komisi HAM bertujuan: Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa, serta deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan, Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

O. Partisipasi Masyarakat Setiap orang, kelompok,organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau lembaga kemasyarakatan lainnya, berhak berpartisipasi dalam perlindungan, penegakan dan pemajuan hak asasi manusia. P. Pengadilan Hak Asasi Manusia Untuk mengadili pelanggaran hak asasi manusia yang berat dibentuk Pengadilan Hak asasi Manusia dilingkungan Peradilan Umum atau diadili oleh pengadilan yang berwenang.

Par. 4. Penghargaan dan Penghormatan Atas Hak-hak asasi Manusia dengan Perlindungan Hukum I. Pengadilan Hak Asasi Manusia Kedudukan dan tempat kedudukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Lingkup kewenangan Hukum acara pengadilan Hak asasi manusia Penahanan Penyelidikan Penyidikan Pemeriksaan disidang pengadilan Acara Pemeriksaan Ketentuan Pidana Pengadilan HAM Ad Hoc

II. -

Kemerdekaan menyampaikan Pendapat dimuka umum Pengertian pokok kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum

Istilah dalam UU No. 9 Tahun 1998 Asas dan tujuan kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum

Hak dan kewajiban Bentuk-bentuk dan tata cara penyampaian pendapat dimuka umum Sanksi yang diberikan

Bab III HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA Par.5. Proses Berbangsa dan Bernegara 1. Bangsa Bangsa adalah sekumpulan orang senasib, mempunyai perasaan untuk bersatu, karena memiliki kesamaan asal keturunan, adat, Bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. 2. Negara Adalah suatu organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang bersamasama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok manusia tersebut. 3. Pemerintahan Negara Istilah pemerintah dalam arti organ dapat pula dibedakan antara pemerintah dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit. 4. Otonomi Daerah Menurut Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang pemerintah Daerah. Par.6. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia dalam UUD 1945 Adapun hak dan kewajiban warga Negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah: Pasal 26 menjelaskan siapa warga Negara; Yang menjadi warga Negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara. Hal-hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.

Bab IV BELA NEGARA Par.7. Makna Bela Negara 1. Pertahanan dan Keamanan a. Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama. b. Rakyat sebagai kekuatan Pendukung. 2. Prinsip-prinsip Pembelaan Negara a. Dalam Kehidupan bernegara b. Era Globalisasi c. Pertahanan Negara d. Sistem Pertahanan Negara e. Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan dan lain sebagainya. Par.8. Implementasi Bela Negara 1. Penyelenggaraan Pertahanan Negara 2. Hak dan kewajiban dalam Bela Negara 3. Peranan TNI

Bab V DEMOKRASI Par.9. Konsep Demokrasi Demokrasi berasal dari kata Yunani demokratia, arti pokok: Demos = rakyat, kratos = kekuasaan; jadi kekuasaan rakyat, atau suatu bentuk pemerintahan Negara, dimana rakyat berpengaruh diatasnya, singkatnya, pemerintahan rakyat. Pada waktu sekarang ini demokrasi memiliki cirri-ciri, tiap-tiap keputusan selalu bersandarkan pada suara terbanyak. Dari rakyat, untuk rakyat, oleh rakyat. Par.10. Demokrasi Dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia UUD 1945 dalam pasal 1 ayat (1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik. Sedangkan diayat 2, kedaulatan adalah ditangan rakyat. Dan dilaksanakan menurut UUD. Bagi Indonesia, demokrasi Pancasila adalah demokrasiyang khas bagi bangsa Indonesia sesuai dengan ketentuan UUD 1945. Pengertian demokrasi bentuk pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat dinyatakan jelas didalam UUD 1945, baik dalam pembukaan, batang tubuh maupun penjelasannya. Upaya tujuan pembangunan Nasional yang meliputi seluruh kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dilakukan dengan semangat kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong-royong, persatuan dan kesatuan, serta mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

Bab VI WAWASAN NUSANTARA Par.11. Latar Belakang Filosofi Wawasan Nusantara 1. Perwujudan cita-cita suatu Bangsa Cita-cita suatu bangsa diwujudkan melalui faktor-faktor penentu yang berikut ini: a. Bumi tempat bangsa itu hidup b. Jiwa dan semangat juang rakyatnya c. Lingkungan disekitarnya

2. Wawasan Nasional Suatu bangsa Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pncasila mengnut paham tentang perang dan damai berdasarkan Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. 3. Apakah yang dinamakan Geopolitik? Indonesia menganut paham negara kepulauan berdasar Archipelago Concept yaitu laut sebagai penghubung daratan sehingga wilayah negara menjadi satu kepulauan yang utuh sebagai Tanah Air dan ini disebut negara kepulauan. 4. Unsur Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara itu mempunyai 3(tiga) unsure utama yaitu: a. Wadah b. Isi c. Tata Laku

5. Tujuan dan fungsi Wawasan Nusantara a. Tujuan: Kedalam, mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan nasional yaitu aspek alamiah dan aspek social. Ke luar, pada lingkungan bangsa dan Negara yang mengelilingi Indonesiaialah ikut serta mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia berdasarkan kemerdekaan, keadilan social dan perdamaian abadi. b. Fungsi : Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia. Merupakan ajran dasarnasional yang melandasi kebijakan dan strategi pembangunan Nasional.

6. Implementasi Wawasan Nusantara a. Manfaat yang nyata dari penerapan Wawasan Nusantara adalah dibidang politik, khususnya dibidang wilayah. b. Dibidang ekonomi, diharapkan lebih merata karena sarana prasarana lebih baik. c. Di bidang social-budaya, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, merasa sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan dan berasas tunggal Pancasila. d. Dibidang Pertahanan Keamanan, TNI sebagai kekuatan Negara dan didukung rakyat untuk antisipasi berbagai ancaman seluruh bangsa dan Negara.

Bab VII KETAHANAN NASIONAL Par.13. Konsep Ketahanan Nasional 1. Arti Ketahanan Nasional Ketahanan berasal dari asal kata tahan yang berarti: a. Tahan penderitaan, tabah, kuat b. Dapat menguasai diri c. Tidak kenal mnyerah Dari kata tahan itu terbentuklah kata ketahanan nasional yang berarti: a. Perihal Tahan(kuat) b. Keteguhan hati c. Ketabahan 2. Apa yang dimaksud dengan ketahanan nasional? Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa , berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan, kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasionalnya. Par.14. Fungsi Ketahanan Nasional Pokok-pokok kehidupan Nasional berdasarkan konsepsi ketahanan Nasional. Par.15. Pengaruh Lingkungan Hidup terhadap Ketahanan Nasional Ketahanan dibidang Politik Ketahanan dibidang Ekonomi Ketahanan dibidang Sosial Budaya Ketahanan dibidang Pertahanan keamanan

Bab VIII POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL Par.16. Faktor yang Mempengaruhi Polstranas 1. Dasar Pemikiran Polstranas Dasar pemikiran penyusunan polstranas adalah bersumber kepada: geopolitik bangsa Indonesia, wawasan nusantara,ketahanan nasional,dan tata bina nasional. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Polstranas a. Ideologi dan politik b. Ekonomi c. Sosial Budaya d. Hankam Par. 17. Politik Nasional dan Strategi Nasional 3. Pengertian Politik Proses politik adalah suatu interaksi(saling pengaruh mempengaruhi0 antara bentuk struktur/lembaga dalam masyarakat, yang keseluruhannya(supra dan infra struktur) yang merupakan struktur politik yang masing-masing melaksanakan fungsi input dan output. 4. Pengertian Strategi Nasional Strategi Nasionaldiartikan sebagai seni dan ilmu mengembangkan/menggunakan kekuatan nasional(ideology, politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan keamanan)IPOLEKSOSBUDHANKAM, baik dalam masa damai maupun masa perang untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Bab 9 LAMPIRAN I. Pengertian Kewarganegaraan Indonesia 1. Warga Negara Yaitu orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain, misalnya peranakan Belanda, peranakan Tionghoa, peranakan Arab yang bertempat tinggal di Indonesia mengakui Indonesia sebagai Tanah airnya, dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia, serta disahkan dengan undangundang. 2. Kewarganegaraan Pasal 26 ayat 2 UUD 1945 menyatakan, bahwa syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang, yaitu: UU No. 3 tahun 1946 tentang Warga Negara dan Penduduk Negara Indonesia, II. UU No. 62 tahun 1958 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia.

Peraturan Kewarganegaraan Indonesia A. Warga Negara dan penduduk Negara Indonesia (UU No.3 tahun 1946) B. Orang-orang yang termasuk warga Negara Indonesia C. Kewarganegaraan Indonesia dengan cara Naturalisasi D. Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia E. Pembuktian Kewarganegaraan F. Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia (UU No. 62 Tahun 1958) G. Hak Warga dan Kewajiban warga Negara serta Penduduk dalam UUD 1945.

PENILAIAN TERHADAP BUKU 1. Nilai Lebih : Buku ini disajikan secara detil, jelas, lugas dan menyeluruh. Pembaca didorong secara teoritis masuk kekancah kewarganegaraan secara akurat dan penuh dengan kekuatan nasionalis yang tinggi. Memang beginilah harusnya penyajian sebuah Pendidikan Kewarganegaraan di taraf Mahasiswa. Banyak teori-teori yang selama ini dipahami kurang mendalam karena penyajian yang kurang detil. Poin-poin penting tertulis secara lengkap dan terstruktur rapi serta mengandung makna yang dalam. 2. Nilai Kurang : Adanya media penguat seperti potongan sejarah dan gambar yang bersangkutan dengan isi kajian tidak terdapat dalam buku ini. Sehingga jika para mahasiswa baru yang tidak begitu memahami dasar pendidikan kewarganegaraan ditingkat akademik sebelumnya, akan mengalami kejenuhan/bosan. Karena buku banyak berisi poin-poin penting(hampir seluruh isinya), mengakibatkan kesulitan bagi pembaca untuk meringkas. Tidak banyak buku serupa beredar di tengah masyarakat, sehingga memperolehnya banyak mengalami keterbatasan. 3. Usulan/saran buat buku: Ditambahkan media penguat seperti gambar dan potongan sejarah/catatan kaki untuk memudahkan menghubungkan sejarah dengan isi kajian dari buku. Diperbanyak cetakan buku untuk memudahkan sarana belajar bagi Mahasiswa. Dimodifikasi dengan lembar Tanya jawab tentang kewarganegaraan yang sering terjadi di Indonesia, meski di buku ini pada bab terakhir dilampirkan beberapa catatan penguat dengan kondisi ril dimasyarakat.

Daftar Pustaka Prof. Drs. C.S.T. Kansil, S.H., Christine S.T. Kansil, S.H., MH, Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi, PT. Pradnya Paramita Jakarta, 2005(Cetakan kedua)

Anda mungkin juga menyukai