Anda di halaman 1dari 70

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 3 KAYU ARO SKRIPSI

OLEH : JUSTIAR NIM : 09 196 06

PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KERINCI 1431 H / 2010 M

KATA PENGANTAR


Segala puji serta syukur kita ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah memberi nikmat-nikmatnya kepada manusia, terutama nikmat iman dan Islam serta akal yang sehat yang membedakan antara manusia dengan makluk lainnya, dan dengan nikmat tersebut itu pula manusia sebagai khalifah di muka bumi berkewajiban mengembangkan dan melestarikan alam jagad raya ini. Shalawat serta salam kita hadiahkan buat junjungan kita Nabi Muhammad SAW rahmatan lilalamin, yang telah memperbaiki aklak manusia dari berbagai kerusakan aklak dijaman jahiliyah dan mengajarkan serta mewariskan nilai-nilai ketauhidan sebagai pedoman dan tuntunan hidup manusia dari masa ke masa. Proposal ini penulis buat berdasarkan hasil penelitian, pantauan dan pengamatan yang penulis lakukan. Dari penelitian, pantauan dan pengamatan tersebut maka penulis memberi judul, PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 3 KAYU ARO. Didalam penulisan proposal ini penulis menyadari sesungguhnya pengetahuan sangat terbatas, sehingga dirasakan masih jauh dari kesempurnaan, namun dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki serta bimbingan dari berbagai pihak akhirnya banyak kendala yang teratasi.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL.. iii DAFTAR BAGAN iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan dan Batasan Masalah. ... 5 C. Tujuan Penelitian.. 6 D. Kegunaan Penelitian................................. 6 E. Defenisi Operasional. 7 F. Metode Penelitian...8 1. Pendekatan Penelitian. 8 2. Waktu dan Tempat Penelitian. 8 3. Jenis Data 9 4. Sumber Data 9 5. Situasi Sosial................................... 9 6. Teknik Pengambilan Data. 10 7. Analisis Data. 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 3 Kayu Aro.. 12 B. Geografis. 14 C. Struktur Organisasi.. 15

D. Keadaan Guru dan Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro... 17 1. Keadaan Guru 17 2. Keadaan Siswa.. 21 E. Keadaan Sarana dan Prasarana 22 BAB III KERANGKA TEORI A. Proses Pembelajaran 28 B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 31 a. Pengertian Pendekatan dan Metode Pembelajaran... 34 b. Beberapa Metode Pembelajaran 38 C. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual... 46 D. Kaitan Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Kontekstual.. 51 BAB IV PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 3 KAYU ARO A. Penerapan Pendekatan Kontekstual di SMP Negeri 3 Kayu Aro..54 B. Hasil yang dicapai setelah menerapkan Pendekatan Kontekstual Di SMP Negeri 3 Kayu Aro... 58 C. Kendala yang dihadapi dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam menerapkan pendekatan kontekstual di SMP Negeri 3 Kayu Aro 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.. 65 B. Saran 66 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Daftar Nama Kepala SMP Negeri 3 Kayu Aro..13 Daftar Nama Guru SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 20102011... 19 Tabel 3. Daftar Keadaan Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro berdasarkan data tahun terakir tahun ajaran 2010-2011... 22 Tabel 4. Daftar Keadaan Gedung SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahu n Ajaran 2010-2011. 23 Tabel 5. Daftar Keadaan Inventaris Ruang Belajar SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010-2011.. 24 Tabel 6. Daftar Keadaan Ruang Laboratorium SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010-2011.. 25 Tabel 7. Daftar Keadaan Inventaris Ruang TU SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010-2011.. 25 Tabel 8. Daftar Keadaan Inventaris Ruang Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010-2011. 26 Tabel 9. Daftar Keadaan Inventaris Ruang Perpustakaan SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010-2011. 27

DAFTAR BAGAN Bagan 1. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Kayu Aro.. 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.1 Kondisi dunia pendidikan saat ini mengalami banyak perubahan, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Perubahan ini juga merubah paradigma pendidikan dan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman. Lufri, dkk menyatakan bahwa beberapa teori dan pemikiran yang mengiring lahirnya paradigma baru tentang pendidikan dan pembelajaran telah muncul seperti : 1) Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh anak didik, 2) Anak didik mengembangkan pengetahuannya secara aktif, 3) Pendidik bertugas mengembangkan kompetensi anak didik secara optimal, 4) Pembelajaran terjadi melalui interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan antara siswa dengan lingkungan.2 Dewasa ini banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang diantaranya ialah pembaharuan kurikulum. Tujuan

1 Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta : Direktorat jendral Pendidikan Islam, 2006 ), h.1. 2 Lufri, dkk, Strategi Pembelajaran Biologi (Padang : Jurusan Biologi FMIPA UNP), h. 49.

pemerintah dalam hal ini adalah untuk menghasilkan manusia yang berkualitas guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam pelaksanaannya dalam proses pembelajaran menekankan dalam pemberian pengalaman langsung pada siswa dalam pemberian materi yang diberikan guru serta mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang dimiliki siswa kedalam kehidupan sehari hari. Dalam pencapaian hal tersebut perlu pembelajaran yang mengarahkan pada tumbuhnya kreativitas siswa, sebagai usaha untuk menciptakan pembelajaran yang mampu memberikan makna dan pengalaman yang terarah bagi siwa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati, menyelidiki, bereksprimen serta bertanya agar ketrampilan dan pengetahuan siswa berkembang. Dilihat dari pentingnya peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan maka perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya pembelajaran biologi, untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan berbagai usaha diantaranya memperbaiki dan mengembangkan kurikulum, meningkatkan kualitas dan sumber daya guru melalui penataran dan seminar, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan juga peningkatan manajemen sekolah. Meskipun telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan namun belum memberikan hasil yang optimal. Salah satu indikator kualitas pendidikan adalah hasil belajar. Berbicara mengenai hasil belajar khususnya biologi, berarti membicarakan mutu

pendidikan biologi itu sendiri. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar mengajar. Biologi adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dalam pemahaman materi biologi melalui pendidikan harus diterapkan sebuah teori dan praktek untuk memudahkan memahaminya. Dalam penerapan mengacu kepada penekanan terhadap materi yang diberikan, untuk mencapai standar pendidikan tersebut dapat digunakan metode-metode yang dapat melibatkan keaktifan siswa, baik keaktifan fisik maupun mental emosional. Tidak semua pembahasan biologi dapat dijelaskan oleh guru dengan katakata. Terkadang ada suatu pembahasan yang dalam memahaminya harus dilihat langsung oleh siswa, sehingga siswa benar-benar memahami dan mengerti tentang hal tersebut. Salah satu materi yang diberikan kepada siswa pada mata pelajaran Biologi adalah tentang makluk hidup. Materi ini erat kaitannya dengan kehidupan siswa sehari-hari. Untuk mempelajari materi ini teori saja tidak cukup, siswa harus memahami konsep sebenarnya dan dapat menghubungkan pengetahuan dengan pengalamnnya kedalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam arti kata siswa harus aktif mencari dan menemukan sendiri konsep yang terkandung dalam materi tersebut. Permasalahannya sekarang kenyataan yang ditemui dilapangan khususnya di SMP Negeri 3 Kayu Aro tidak sama dengan apa yang diharapkan, pendekatan ataupun metode pembelajaran yang diterapkan kurang memotivasi siswa untuk menyukai pembelajaran biologi, siswa kurang berkesempatan

untuk melakukan kegiatan praktek yang disebabkan oleh pendekatan mengajar serta sarana dan prasarana yang tidak dipergunakan semestinya sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran. Metode dan alat pendidikan dalam islam selain mempunyai peranan penting merupakan jembatan yang menghubungkan pendidik dan anak didik menuju kepada tujuan pendidikan. Memang masalah metode itu sangat penting karena itulah Rasulullah menganjurkan kemampuan dan

perkembangan anak didik.3 Dalam pembelajaran guru masih mendominasi ceramah menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar, dengan demikian siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk melakukan dan mengamati langsung dan menemukan konsep yang dipelajari. Salah satu pendekatan pembelajaran yang cukup baik adalah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual yang lebih dikenal dengan nama CTL ( Contektual Teaching and Learning). Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan kehidupan mereka sehari-hari.4 Pendekatan pembelajaran kontekstual diterapkan dengan alasan anak akan belajar lebih baik jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya bukan sekedar mengetahui materinya saja.
3 4

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998), h.124. Saiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung : Alpabeta, 2003), h.87.

Pemikiran

peneliti dalam

menggunakan pendekatan pembelajaran

kontekstual ialah proses pembelajaran akan lebih bermakna apabila memberikn kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara lansung dan menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendekatan ini adalah mengembangkan keterampilan yang ada pada diri siswa, dengan pengalaman yang diperolehnya akan berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam proses Pembelajaran Biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro. B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dikaji adalah : b. Bagaimana penerapan pendekatan kontekstual dalam proses

pembelajaran Biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro? c. Apa hasil yang dicapai setelah penerapan pendekatan kontekstual di SMP Negeri 3 Kayu Aro? d. Apa kendala yang dihadapi dan dalam penerapan pendekatan kontekstual di SMP Negeri 3 Kayu Aro? 2. Batasan Masalah Mengingat keterbatasan kemampuan waktu yang penulis miliki dan agar pembahasan lebih terfokus serta tidak menyimpang dari ruang lingkup penelitian maka penelitian hanya dilaksanakan di kelas IX SMPN

3 Kayu Aro dan materi yang diterapkan adalah pokok bahasan Adaptasi makluk hidup terhadap lingkungan yang meliputi adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk luar tubuh atau struktur alat-alat tubuh suatu makluk hidup terhadap lingkungan, adaptasi fisiologi adalah kesesuaian fungsi kerja alat-alat tubuh suatu makluk hidup terhadap keadaan lingkungan dan adaptasi tingkah laku adalah perilaku suatu makluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.5 Kesemuaan topik bahasan diatas diterapkan dengan menggunakan penerapan pendekatan kontekstual. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran Biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro. 2. Untuk mengetahui hasil yang dicapai setelah menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam penerapan pendekatan kontektual di SMP Negeri 3 Kayu Aro. D. Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini, penulis mengharapkan mendapat manfaat dalam penerapannya terutama pada SMP Negeri 3 Kayu Aro, hasil penelitian yang diharapkan dapat bermanfaat untuk :
Daroji, Haryati, Jelajah Fakta Biologi 3 untuk kelas IX SMP dan MTS, (Jawa Tengah : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), h.65.
5

1. Khususnya guru biologi bias dijadikan sebagai bahan informasi dan pengetahuan dalam penerapan pendekatan dan metode pembelajaran. 2. Dapat menolong siswa dalam mengembangkan potensi dirinya, serta memudahkan siswa memahami pelajaran. 3. Sebagai penambah pengetahuan bagi penulis tentang penerapan

pendekatan kontekstual khususnya dalam proses pembelajaran Biologi.

E. Defenisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman atau kesimpangsiuran dalam memahami maksud judul Skripsi ini, maka penulis mengemukakan pengertian dari beberapa kata pada judul ini sebagai berikut : Penerapan Pendekatan kontekstual : : Konsep pembelajaran yang membantu Guru untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan siswa sehari-hari. Proses Pembelajaran : : Cara yang dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dikaji dengan menggunakan sudut pandang keilmuan pendidikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis tau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat dipercaya.6 2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kayu Aro desa sungai tanduk Kecamatan Kayu Aro. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan (5 Agustus sampai 5 Oktober 2010). 3. Jenis Data Jenis Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan lansung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.7 b. Data Skunder Data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi, berupa keadaan histories dan geografis sekolah, sarana dan prasarana sekolah.

6 Amirul Hadi, haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia 1998), h.56. 7 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitiang dengan Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara 2004), h.19.

4. Sumber Data Sumber data merupakan tempat, orang atau benda dimana penelitian dapat mengamati, bertanya atau membaca tentang hal-hal yang berkenan variabel yang diteliti.8 Sumber data merupakan subjek darimana data dapat diperoleh. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari : a) Kepala SMP Negeri 3 Kayu Aro. b) Guru Biologi SMP Negeri 3 Kayu Aro. c) Siswa kelas IX SMP Negeri 3 Kayu Aro. 5. Situasi Sosial Adapun yang menjadi Objek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran biologi dan siswa-siswi kelas IX SMP Negeri 3 Kayu Aro yang berjumlah 114 orang, terdiri dari 2 orang Guru mata pelajaran, 28 orang siswa kelas IX A, 28 orang siswa kelas IX B, 28 orang siswa kelas IX C dan 28 orang siswa kelas IX D. 6. Teknik pengambilan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.9

8 9

Suharsismi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta 2007), h. 99. Ibid

Metode observasi ini digunakan untuk melihat keadaan kelas serta situasi saat pembelajaran, serta sarana dan prasarana. b. Metode Wawancara Wawancara adalah suatu proses percakapan dengan maksud untuk mengkonsruksi mengenai orang, kegiatan, kejadian, organisasi, motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yakni antara pewawancara (interviewee) melalui komunikasi lansung.10 Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini ialah wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui jumlah tenaga pengajar terutama guru biologi ataupun untuk mengetahui jumlah siswa dan juga mewawancarai guru mata pelajaran biologi untuk mengetahui metode atau pendekatan yang digunakan dalam pelajaran biologi. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan dalam rangka melengkapi datadata tentang geografis lokasi penelitian, data tentang struktur organisasi sekolah dan data tentang sejarah berdirinya sekolah, data tentang keadaan guru, sarana dan prasarana sekolah. 7. Analisis Data Dalam menganalisa data yang dipeoleh di lapangan, peneliti akan menggunakan analisa data mengalir (Flow Analisis) artinya analisa data akan dilaksanakan sepanjang penelitian berlansung. Pada tahap pertama analisa dapat dilakukan sewaktu berlansungnya pengimpunan data, tahap
10

Burhan Bungil, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2001), h.

108.

kedua setelah pengumpulan data dan tahap ketiga adalah analisa dalam penyajian data. Analisa data tahap awal meliputi kegiatan reduksi data dan penarikan kesimpulan sementara, kegiatan analisa lanjutan atau analisa tahap kedua yang dilakukakn setelah selesai studi lapangan melihat katagori penasiran dan penarikan kesimpulan akir, sedangkan analisis tahap ketiga yaitu penyususnan.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 3 Kayu Aro Pada awalnya SMP Negeri 3 Kayu Aro berdiri dan mulai beroperasi pada tahun 1986 dengan kepala sekolah M. Tafsif dan nama sekolah SMP Negeri 5 Gunung Kerinci. Sekolah ini dimulai penegriannya pada Tgl 08 agustus 1988 dengan NPSN 10502339 dan NSS 2011005006020 dan ROMBEL sebanyak 7 (Tujuh) ROMBEL. Kemudian pada Tahun 1995 SMP Negeri 5 Gunung Kerinci berubah nama menjadi SMP Negeri 3 Kayu Aro dengan jumlah siswa sebanyak 400 orang. Berdasarkan SK Bupati Kerinci No 420 / KEP. 322 / 2010 tentang perubahan NOMENKLATUR. TK. SD, SMP, SMA, Dan SMK dalam kabupaten kerinci tahun 2010, Tgl 27 juli 2010 maka SMP Negeri 3 Kayu Aro berubah menjadi SMP Negeri 23 Kerinci. Alamat SMP Negeri 3 Kayu Aro terletak di jalan Sawahan Sungai Tanduk Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci dengan jumlah ruang belajar sebanyak 12 (Dua Belas) kelas. Dari data yang penulis dapatkan melalui hasil wawncara dengan Kepala SMP Negeri 3 Kayu Aro, dari awal berdirinya sampai sekarang SMP Negeri 3 Kayu Aro telah dipimpin oleh 6 orang Kepala Sekolah secara bergantian, yakni terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 1 : Daftar Nama Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kayu Aro dari Tahun 1986 sampai Tahun 2010. No 1 2 3 4 5 6 Nama M. Tafsis Ismed Yakin Armidis, A.Md. Pd Muasri Ibrahim, S.Pd Suria, S.Pd Muzalmi, S.Pd Tahun Jabatan 1986 1992 1992 1996 1996 2001 2001 2008 2008 2010 2010 - sekarang

SMP Negeri 3 Kayu Aro sama halnya dengan Sekolah Menengah Pertama yang lain mempunyai visi, misi, tujuan dan motto sekolah yakni : VISI Berkembang dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam Era Persaingan Global. MISI 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara baik dan benar sehingga setiap siswa berkembang secara optimal potensi yang dimilikinya. 2. Menumbuhkan semangat keunggulan / positif secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal. sesuai dengan

4. Memamfaatkan potensi Guru, Tata Usaha, Siswa, Orang Tua, Masyarakat serta dunia usaha dalam memajukan sekolah. 5. Menanamkan rasa memiliki (sense of belonging) semua warga sekolah. TUJUAN 1. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah. 2. Unggul dalam perolehan UN. 3. Unggul dalam persaingan masuk ke jenjang SMA Negeri. 4. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang sains dan matematika. 5. Unggul dalam kebersihan, keindahan lingkungan sekolah. MOTTO Bersama kita bangun masa depan anak bangsa. B. Geografis Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kayu Aro letaknya ditengah desa Sungai Tanduk tepatnya di pinggir Jln Sawahan Desa Sungai Tanduk dengan batas-batas daerah sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Koto Panjang. b. Sebelah selatan berbatasan dengan persawahan penduduk. c. Sebelah barat berbatasan dengan perumahan warga Desa Sungai Tanduk. d. Sebelah timur berbatasan dengan persawahan penduduk. SMP Negeri 3 Kayu Aro dibangun di atas tanah yang luasnya 11. 900 M dengan luas bangunan 1. 455 M, kolam dengan luas 1. 632 M, Kebun

Sekolah dengan luas 1. 386 M, Taman 368 M, lapangan upacara 1. 512 M, lapangan basket 360 M, tanah yang tidak terpakai 4,437 M. C. Struktur Organisasi Pelaksanaan pendidikan dalam pengorganisasian terdapat adanya

pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab secara terperinci menurut bidang-bidangnya, sehingga dengan demikian diharapkan tidak ada lagi yang saling melemparkan tanggung jawab dan tugas yang dapat menganggu dan menghambat bagi kelancaran tercapainya tujuan. Setiap lembaga pendidikan tidak terlepas dari adanya struktur organisasi pengurus, tidak terkecuali SMP Negeri 3 Kayu Aro. Di SMP Negeri 3 Kayu Aro mempunyai organisasi yang mengatur tugas dan tanggung jawab dalam lembaga pendidikan terutama pengelolaan organisasi sekolah. Tampuk kepemimpinan di pimpin oleh Kepala Sekolah selaku orang yang mengkoordinir pengorganisasian sekolah untuk mencapai visi, misi, tujuan sekolah. Lebih lanjut dapat dilihat susunan pengurus pada bagan berikut :

Dari struktur di atas dapat diketahui bahwa tanggung jawab kepala sekolah sangat berperan penting terhadap kegiatan yang berkenan dengan keberhasilan proses belajar mengajar. Kepala sekolah sebagai koordinator bertugas memimpin pelaksanaan pendidikan di SMP Negeri 3 Kayu Aro dan dalam pelaksanaannya kepala sekolah tugasnya akan dibantu oleh wakil kepala sekolah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Disamping sebagai pemimpin, kepala sekolah juga mempunyai hak dan wewenang dalam mengkoordinir kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya dalam proses belajar mengajar juga tidak terlepas dari komite sekolah. Komite sekolah juga mempunyai andil yang amat penting dalam membantu kelancaran proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Kayu Aro. Peran komite sekola sebagai pengelola pelaksanaan pendidikan baik dibidang proses belajar mengajar maupun menyangkut sarana dan prasarana pendidikan. Adapun pengurus komite sekolah dipilih dari orang tua peserta didik yang dianggap mampu mengelola pendidikan serta mampu bekerja sama dengan pengurus yang lain. D. Keadaan Guru, dan Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro 1. Keadaan Guru Dalam lembaga pendidikan komponen utama adalah adanya guru dan siswa sebagai pemberi dan penerima imformasi. Guru merupakan orang yang bertanggung jawab atas keberhasilan anak didiknya dalam

membimbing dan membina untuk pencapaian tujuan pendidikan dan membentuk manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan dalam pasal 20 tentang Guru menyatakan bahwa : dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban : a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluargaan dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran. d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan hukum dan kode etik guru serta nilai agama dan etika. e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan. Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembelajaran selain harus menguasai materi dengan baik, guru juga harus dapat cakap dalam mengelola kelas dan menerapkan berbagai pendekatan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat merasakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Selain tugasnya sebagai guru, kewajibannya tehadap keluarga untuk mendapatkan rizki juga penting, sebab seorang guru adalah manusia biasa. Begitu juga halnya dengan guru SMP Negeri 3 Kayu Aro guru-guru yang ahli sesuai dengan bidangnya yang mana berhasil atau tidaknya pendidikan bergantung pada guru bagaimana menerapkan ilmu

pengetahuan yang ia miliki kepada siswa dengan metode dan media yang tepat. Berdasarkan data administrasi yang penulis peroleh dari SMP Negeri 3 Kayu Aro dapat diketahui keadaan guru yang mana jumlah guru 33 orang terdiri dari 26 orang guru tetap (PNS) dan 7 orang guru tidak tetap (GTT). Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2 : Daftar Nama Guru SMP Negeri 3 Kayu Aro tahun ajaran 2010 2011. NO Nama Jabatan Pendidika n 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 2 Muzalmi, S.Pd Kahar Muhiddin, S.Pd Madlil, S.Pd Asril Hadi Khairal Mahdi, S.Pd Harni, S.Pd Hajmiral, A.Md Afrizal, A.Md. Pd Ibni Abib, S.PdI Bashirudin, A.Md. Pd Nis Elisa, S.Pd Almiadi, S.Pd Drs. Bentoni Iis Delpatri, S.Pd Endrawati, SE Miraldiana, S.Pd Deka Qurniana, S.Pd Irma Fauzi, A.Md. Pd Rahman, S.Sos.I Rohastuti, S.PdI 3 Kepala sekolah WK. Kepala WK. Kepala WK. Kepala Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap GTT GTT GTT Terakir 4 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 D.2 D.3 S.1 D.3 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 D.3 S.1 S.1 Bidang studi yang diajar 5 IPA Bhs. Inggris Biologi Fisika Bahasa Indonesia Matematika Bahasa Indonesia Matematika Agama / PJOK PKN / Ekonomi PKN / Ekonomi Seni Budaya PAI / IQRO Sejarah Ekonomi Biologi Matematika Pertanian/ PJOK Iqra Iqra

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Elly Dawati, ST Arip Usman, SE Damruddin, S.Pd Yusringah, S.Pd Elvia, S.Pd Suseno Triyanto, S.Pd Opri Handayani Winda Rahayu Delmi Yunita Emilia, S.PdI Dewi Sartika, S.Pd Mariani Jon

GTT GTT GTT GTT GTT GTT GTT GTT GTT GTT GTT GTT GTT

S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 -

Fisika Ekonomi Bahasa Indonesia TIK Fisika Pertanian Pertanian TIK Biologi Bahasa Inggris Iqra Bhs. Inggris Bhs. Inggris

Dari tabel di atas diketahui bahwa guru yang mengajar di SMP Negeri 3 Kayu Aro mempunyai latar belakang yang berbeda, masih ada guru yang belum menempuh jenjang perguruan tinggi, 1 orang guru

berpendidikan Diploma II (D.2), 3 orang guru berpendidikan Diploma III (D.3), 23 orang guru berpendidikan Strata Satu (S.1). Dari guru yang tersebut di atas mengajar bidang studi yang berbeda. 2. Keadaan Siswa Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro berasal dari berbagai desa yang ada di Kecamatan Kayu Aro dan Kecamatan Gunung Tujuh. Berdasarkan dokumentasi, keadaan jumlah siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro pada tahun ajaran 2010 secara keseluruhan berjumlah 348 orang siswa dengan jumlah lokal 12 ruang belajar. Terdiri dari kelas VII : 137 orang siswa dengan 4 ruang belajar, kelas VIII : 99 orang siswa dengan 4 ruang belajar dan kelas IX : 112 orang siswa dengan 4 ruang belajar. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3 : keadaan Siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro berdasarkan data tahun terakir tahun ajaran 2010/ 2011 : Tahun Ajaran Tahun 2006/2007 Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009 Tahun 2009/2010 Tahun 2010/2011 Kelas VII 119 132 114 99 136 Kelas VIII 130 115 126 110 100 Kelas IX 125 126 113 125 112

E. Keadaan Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana ialah merupakan suatu alat untuk menunjang berlangsungnya proses pembelajaran. Baik dan buruknya sarana belajar akan sangat mempengaruhi siswa dalam proses belajar dan juga dapat mndorong semangat siswa untuk betah belajar di dalam kelas. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kayu Aro sebagai pendidikan harusnya memiliki sarana dan prasarana yang memadai agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar karena tampa adanya sarana dan prasarana yang memadai maka proses pembelajaran tidak dapat dengan baik. Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri 3 Kayu Aro belum begitu lengkap disamping itu guru dalam proses pembelajaran juga jarang menggunakan sarana dan prasarana yang ada. Hal tersebut dikarenakan guru yang kurang mau menggunakannya dan anak didik yang tidak bisa menjaga keadaan alat dengan baik. berjalan

Untuk lebih jelas sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 3 Kayu Aro dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 : Keadaan Gedung SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010/ 2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Sarana Ruang Belajar Ruang Majelis Guru Ruang Laboratorium Ruang Perpustakaan Ruang Kantor Kepala Ruang Tata Usaha Ruang BP Ruang Jaga / Piket Ruang Penjaga Ruang Bendahara Ruang Osis Ruang UKS Jumlah 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa keadaan gedung SMO Negeri 3 Kayu Aro sudah cukup naik. Dari ruangan yang sudah disebutkan dapat dilihat rincian perlengkapannya sebagai berikut :

Tabel 5 : Keadaan Inventaris Ruang Belajar SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010/ 2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Nama Barang Meja Siswa Kursi Siswa Papan Tulis Papan Absen Penghapus Meja Guru Kursi Guru Bunga Meja Bendera Gambar Presiden Sapu Ember Tempat Sampah Alas Meja Jumlah 330 323 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Tabel 6 : Keadaan Inventaris Ruang Lboratorium SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010/2011 No 1 Nama Barang Meja Praktikum Jumlah 17 Buah Keadaan Baik

2 3 4 5 6 7

Kursi Bulat Lemari Gantung Lemari Penyimpan Mikroskop Lemari Penyimpan Alat Praktek OHP Gorden

45 Buah 6 Buah 1 Buah 1 Buah 2 Buah 4 Buah

Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ruang laboratorium sudah cukup baik hanya saja alat-alat laboratorium atau alat-alat praktek belum begitu memadai atau dengan kata lain belum bisa dikatakan lengkap. Tabel 7 : Keadaan Inventaris Ruang TU SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010/2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Barang Meja Kursi Lemari Mesin TIK Komputer Jam Dinding Papan Data Televisi Jumlah 2 Buah 5 Buah 9 Buah 1 Buah 2 Buah 1 Buah 3 Buah 1 Buah Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik baik

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Inventaris Ruangan TU beserta jumlahnya masih utuh dalam ruangan begitu juga alat-alat lainnya.

Tabel 8 : Keadaan Inventaris Ruangan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010/2011. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Nama Barang Lemari Brankas Filling Kabinet Kayu Filling Kabinet Mini Kursi Tamu Meja / Kursi Putar Gambar Burung Garuda Gambar Presiden / Wapres Bendera Merah Putih Bendera Tutwuri Handayani Komputer Pesawat Telepon Papan Data Organ Tunggal Gorden Jumlah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Pasang 1 Pasang 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Unit 1 Buah 1 Buah 1 Buah 2 Pasang Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Tabel 9 : Keaadaan Inventaris Ruang Perpustakaan SMP Negeri 3 Kayu Aro Tahun Ajaran 2010/2011.

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Nama Barang Meja Kaca Kursi Lemari Rak-rak Buku Papan Data Jam Diding Dispenser Tempat Koran Tempat Peta Peta Buku Paket Buku Fiksi Buku Non Fiksi Reverensi Gorden

Jumlah 2 Buah 25 Buah 3 Buah 5 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 23 Buah 2.245 Buah 123 Buah 434 Buah 282 Buah 5 Buah

Keadaan Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

BAB III KERANGKA TEORI A. Proses Pembelajaran

Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama yang terjadi di lingkungan sekolah yakni terjadinya proses belajara mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek belajar antara keduanya saling mempengaruhi dan menunjang satu sama lain. Dalam Syaiful Sagala, pembelajaran merupakan membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonomi, dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama dalam penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Dalam proses pembelajaran bahan pelajaran merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga sebagai pemberi dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Dari proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar yakni mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa. Allah berpirman dalan surat Al-Azumar ayat 9 yang berbunyi :

Artinya : Katakanlah : Apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya hanya orangorang yang berakallah yang mampu menerima pelajaran. ( Q.S. Azzumar : 9 ) Belajar adalah kegiatan yang berproses secara kontinu dan harus dipandang sebagai perkembangan pengalaman yang senantiasa memberi pengalaman dan pengertian yang lebih dalam dan lebih luas. Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Belajar juga diartikan sebagai proses perubahan prilaku pada diri seorang berkat pengalaman dan pelatihan, pengalaman dan pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu ddan lingkungan. Lingkungan memiliki arti luas, tidak hanya lingkungan alamiah tetapi juga lingkungan sosial. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah : 6. Faktor Internal Siswa Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri dan dapat berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis dan psikologis seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil beajar yang diperoleh seseorang. Secara fisiologis orang yang mempunyai tubuh

7.

yang sehat akan berbeda hasil belajarnya apabila dibandingakan dengan orang yang sakit atau kelelahan. Sama halnya dengan faktor psikologis seperti minat, tingkat kecerdasan, bakat dan motivasi yang dimiliki seseorang sangan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Seseorang yang cerdas memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar tentunya akan memperlihatkan hasil belajar yang berbeda dengan orang yang kurang cerdas. Faktor Eksternal Siswa Merupakan faktor yang terdiri atas faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Linngkungan sosial dapat berupa keadaan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Sementara untuk faktor non soaial seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, cuaca dan waktu belajar yang tersedia. Belajar pada udara yang segar akan bebrbeda hasil belajarnya dibandingkan dengan belajar pada udara yang panas. Faktor Pendekatan Belajar Pemilihan pendekatan belajar dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Pemilihan pendekatan yang tepat dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan juga dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar. Metode mengajar yang memberikan rasa nyaman dan menyenangkan serta bervariasi akan mendorong keaktifan siswa dalam belajar. Variasi tidak hanya pada metode mengajar saja tapi juga pada variasi kegiatan pembelajaran. Dengan adanya variasi dalam proses belajar mengajar akan menghidupkan suasana dalam belajar sehingga belajar tidak lagi menjadi kegiatan yang membosankan.

8.

Menurut Jerome S. Bruner dalam psikologi pendidikan dengan pendekatan baru menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase yakni :

a. Fase Imformasi (Tahap penerimaan materi) Dalam fase ini seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara imformasi yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuanyang sebelumnya telah dimiliki. b. Fase Transformasi

Dalam fase ini, imformasi yang diperoleh itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang bastrak atau konsepptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimamfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas. c. Fase Evaluasi Pada fase evaluasi, seseorang akan menilai sendiri sampai sejauh manakah pengetahuan (imformasi yang telah ditransformasikan tadi) dapat dimamfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain atau memecahkan masalah yang dihadapi. Hal tersebut di atas dinyatakan dalam Al-quran surat Mujadilah 11, yang berbunyi :


Artinya : Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. (Q.S. Mujaadilah :11) Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa keterampilan, sikap, pengertian ataupun pengetahuan. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan disengaja artinya seseorang yang terlibat pada peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia mempelajari sesuatu, sehingga terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah : 1. Perubahan Intensional

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan kebetualan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang kurangnya dia merasakan adanya perubahan dalam dirinya seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya. 2. Perubahan Positif Aktif Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positifnya artinya baik, bermamfaat serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan yakni yang diperolehnya sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterangan baru) yang lebih baik daripada apa yang telah ada sebelumnya. 3. Perubahan Efektif Fungsional Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif yakni berhasil guna, artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan bermamfaat tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dan proses belajar, bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relative menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimamfaatkan. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa belajar merupakan proses, suatu kegiatan yang menuntut keaktifan siswa agar tercapai tujuan pendidikan. Ini berarti bahwa agar tercapai tujuan pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah mereka sendiri. Belajar senantiasa menghapal mengingat, tetapi jauh dari itu belajar menuntut pemahaman, hasil belajar bukan hanya dalam bentuk penguasaan hasil latihan tetapi juga perubahan tingkah laku. B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang guru menentukan atau memilih pendekatan atau metode yang akan digunakan supaya tujuan

pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan pendekatan atau metode perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi yang akan dibahas. Banyak jenis pendekatan atau metode dalam pembelajaran. a. Pengertian Pendekatan dan Metode Pembelajaran pendekatan berbeda dengan metode dalam proses pembelajaran, pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan sedangkan metode lebih menekankan pada teknin pelaksanaannya. Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari pembelajaran dengan cakupan teori tertentu. Lawson dalam kontek belajar mendefinisikan pendekatan sebagai segala cara atau strategi yyang digunakan peserta didik untuk menunjang keefektifan atau keefisienan dalam proses pembelajaran materi tertentu. Sedangkan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan baik secara individual maupun secara kelompok.

a)

Pendekatan Induktif Pendekatan induktif merupakan pendekatan pembelajaran yang dimulai dari yang khusus sampai atau menuju pada yang

umum atau mulai dari contoh-contoh sampai pada suatu kesimpulan. Allah berfirman dalam surat Al-Ghasyiyah : 17-20


Artinya : Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana onta diciptakan. Dan bagaimana ia ditinggikan. Dan bagaimana gunung-gunung ia ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan. (Q.S. AL- Qhasyiyah 1720) b) Pendekatan Deduktif Pendekatan deduktif merupakan kebalikan dari pendekatan induktif yaitu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari ya ng umum sampai atau menuju pada yang khusus atau dimulai dari kesimpulan sampai pada contoh-contoh. c) Pendekatan Inkuiri Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang mengarahkan anak didik untuk menentukan pengetahuan, ide dan imformasi melalui usaha sendiri. Kata kunci pendekatan inkuiri adalah menentukan sendiri. d) Pendekatan Discoveri

Diskoveri merupakan suatu pendekatan pembelajaran atau pendidikan yang menuntut anak didik menemukan ide-ide dan imformasi melalui usaha belajar sendiri dari materi yang telah diberikan kepada mereka. e) Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan merupakan pendekatan berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui

pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. f) Pendekatan Konsep Pendekatan konsep merupakan pendekatan yang

mengarahkan anak didik untuk menguasai konsep secara benar. Pendekatan ini sangat penting untuk menghindari anak didik salah konsep. Materi biologi sangat kaya akan konsep ini boleh dikatakan merupakan suatu keharusan dalam pembelajaran biologi. g) Pendekatan Proses Pendekatan proses merupakan pendekatan yang

berorientasi pada proses bukan kepada hasil. Pada pendekatan ini anak didik diharapkan benar-benar menguasai proses.

h)

Pendekatan Terpadu Pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan

berbagai disiplin bidang studi atau bidang ilmu yang berpusat atau berfokus pada suatu masalah, topik atau proyek baik teoritis maupun praktis. i) Pendekatan CBSA Pendekatan CBSA merupakan suatu pendekatan yang menekankan kepada anak didik untuk belajar secara aktif, jika anak didik belajar aktif berarti pula guru tidak perlu aktif atau bersifat pasif saja. Sesungguhnya baik anak didik maupun guru adalah sama-sama aktif, anak didik aktif belajar sementara guru aktif merancang pembelajaran yang tepat, aktif memfalitasi dan membimbing serta mengevaluasi anak didik sehingga terjadi proses pembelajaran yang optimal. j) Pendekatan Pemecahan Masalah Pendekatan pemecahan masalah merupakan pendekatan yang mengarahkan atau melatih anak didik untuk mampu memecahkan masalah dalam bidang ilmu yang dipelajari. Masalah adalah perbedaan atau kesenjangan yang terjadi antara yang diinginkan dengan kenyataan yang terjadi, sehingga timbul keinginan untuk memecahkan masalah atau mencari solusi. Suatu masalah muncul bila suatu keadaan tidak dapatdijelaskan atau diramalkan berdasarkan prinsip-prinsip atau teori yang ada. k) Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara dan tenaga kerja. l) Pendekatan Science Technology and Soceity Pendekatan STS merupakan gabungan antara ppendekatan konsep, pendekatan ketrampilan proses, pendekatan CBSA, pendekatan inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan. Pendekatan STM berangkat dari isu-isu yang berkembang dimasyarakat akibat dampak kemajuan sains dan teknologi. m) Pendekatan Konstruktifistik Menurut pendekatan konstruktifistik, belajar merupakan suatu proses pemahaman imformasi baru. Imformasi baru ini berupa penyusunan pengetahuan yang berlansung secara terus menerus melalui interpretasi, pengalaman konkrit dan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

b. Beberapa Metode Pembelajaran a) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan penerangan atau penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Dengan kata lain metode ceramah ialah suatu cara penyajian atau penyampaian imformasi melalui penerangan atau penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Dalam menggunakan metode ceramah ini janganlah semata-mata ceramah saja tetapi gunakanlah alat bantu atau media. Kelebihan Metode Ceramah : a. Materi yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokokpokoknya oleh guru dalam waktu yang sangat singkat sedangkan materi yang sedikit dapat disampaikan guru dalam waktu agak panjang dengan berbagai contoh. b. Guru dapat menguasai kelas dengan mudah. Kekurangan Metode ceramah : a. Guru sulit mengetahui pemahaman siswa terhadap materi-materi yang telah diberikan. b. Membosankan bagi anak didik. b) Metode Tanya Jawab Metode ini merupakan cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik. Disamping itu guru juga memberi peluang untuk bertanya kepada murid, kemudian murid lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan temannya. Allah berfirman dalam surat Al-Nahl ayat 43 yang berbunyi :


Artinya : ...Bertanyalah kalian ahlinya jika kalian tidak mengetahui. (Q.S. Al-Nahl 43) Kelebihan : a. Kelas akan hidup karena anak didik aktif berpikir dan menyampaikan pikirannya melalui bicara. b. Melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya secara lisan. Kelemahan : a. Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak waktu yang terbuang untuk menyelesaikannya. b. Dapat memojokkan kekurangan anak didik bila mereka tidak bisa menjawab. c) Metode Diskusi Metode diskusi merupakan suatu cara penyajian atau penyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan kepada peserta didik atau kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah.

Allah berfirman dalam surat Al-Nahl ayat 123 yang berbunyi :


Artinya : Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah Dia termasuk orang-orang yang

mempesekutukan Tuhan. Kelebihan : a. Membiasakan siswa untuk bertukar pikiran dengan teman dalam mengatasi suatu masalah. b. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, kritis, dan berpikir tingkat tinggi anak didik. Kekurangan : a. Diskusi memerlukan waktu yang banyak. b. Kelas sering didominasi oleh anak yang aktif berbicara. d) Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang dipergunakan untuk memperlihatkan suatu proses, mekanisme atau cara kerja suatu alat yang berkaitan dengan bahan pelajaran. Kelebihan : a. Dapat membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau cara kerja suatu benda. b. Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih peserta didik diikutsertakan

c. Perhatian peserta didik dapat dipusatkan atau titik yang dianggap penting oleh guru dapat diamati oleh peserta didik sepenuhnya. Kelemahan : a. Metode ini memerlukan ketrampilan guru secara khusus. b. Kadang kala anak didik sukar melihat dengan jelas alat yang akan digunakan. c. Tidak semua cara kerja alat dapat didemonstrasikan. e) Metode Eksperimen Metode ini merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada anak didik secara perorangan atau kelompok untuk melakukan suatu eksperimen atau percobaan di laboratorium atau di lapangan, guna membuktikan teori atau menemukan sendiri suatu pengetahuan bagi anak didik. Kelebihan : a. Anak didik mempunyai pengalaman lansung terhadap suatu kegiatan. b. Membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima keterangan dari guru. Kelemahan : a. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang sains dan teknologi. b. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

c. Tidak semua materi dapat dieksperimenkan. f) Metode Pemberian Tugas Metode pemberian tugas merupakan metode cara pengolahan bahan pelajaran dimana guru memberikan seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok. Allah berfirman dalam surat Al-Qiyamah: 17-18 :

Artinya : Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkan (di dalam) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya itu. (Q.S. Al-Qiyama : 17-18) Kelebihan : a. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan. b. Materi yang belum sempat dibahas dapat ditugaskan untuk belajar sendiri. c. Dengan metode tugas ini dapat mengoptimalkan anak belajar. Kelemahan : a. Kemungkina tugas yang diberikan dikerjakan oleh orang lain. b. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya. c. Sulit mengoreksi, memeriksa dan menilai tugas karena termakan waktu yang banyak.

g) Metode Latihan Metode ini merupakan metode cara mengembangkan kopetensi atau skill amak didik baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sehingga anak didik menjadi terampil dalam bidang yang dilatihkan. Latihan biasanya diberikan setelah anak didik mempelajari suatu masalah atau topik setelah guru menjelaskan materi tersebut. Kelebihan : a. Dapat menimbulkan rasa percaya diri b. Dapat mengembangkan kecakapan atau kecerdasan intelektual. c. Grur lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik disaat berlansungnya pelajaran. Kelemahan : a. Dapat menyita waktu anak didik sehingga terjadi keurangan waktu untuk aktivitas lain. b. Latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang membosankan. c. Dapat melelahkan pisik atau pikiran. h) Metode Karyawisata Metode ini merupakan suatu cara mendapatkan pengetahuan oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka lansung ke objek yang

terdapat di lingkunga luar kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung. Kelebihan : a. Pembelajaran lebih dapat merangsang kreatifitas anak didik, sehingga menjadi menarik. b. Membuat bahan pelajaran di sekolah menjadi lebih hidup dan relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. c. Melatih anak didik bagaimana cara berinteraksi dengan alam sekitar. Kelemahan : a. Memerlukan tempat dan objek yang harus sesuai dengan materi pelajaran. b. Memerlukan persiapan yang matang dan melibatkan banyak pihak. c. Memerlukan pengawasan yang ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan. C. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Penerapan pembelajaran kontekstual di Amerika Serikat bermula dari pandangan ahli pendidikan klasik Jhon Dewey yang pada tahun 1916 mengajukan teori kurikulum dan metodologi pengajaran yang berhubungan dengan pengalaman minat siswa. Filosofi pembelajaran kontekstual berakar dari pemahaman Jhon Dewey. Intinya siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang mereka ketahui, serta

proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Pendekatan merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual atau lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa yang dapat mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan penerapannya dalam kehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hasil pelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berpikir kritis dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan. Kontekstual hanya strategi pembelajaran lainnya, kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tampa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dalam pembelajaran kontekstual ini, siswa disorong untuk mengerti apa makna belajar, apa mamfaatnya dan bagaimana mencapai program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru yang berisi skenario tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan penilaian. Tugas guru dalam pendekatan kontekstual adalah untuk membantu siswa mencapai tujuannya, guru lebih banyak memberi imformasi, mengelola kelas

menjadi kondusif untuk belajar siswa. Jadi pengetahuan atau keterampilan itu akan ditemukan oleh siswa sendiri, bukan apa kata guru. Dalam pembelajaran kontekstual ini ada motto : Students Lear Best by actively constructing their on understanding (cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan sendiri secara aktif pemahamannya). Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dialaminya bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi

penguasaan materi terbukti berhasil dari kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan kehidupan jangka panjang, pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pengajaran yang dari karakteristiknya memenuhi harapan itu. Lasan mengapa pendekatan pembelajaran kontekstual dikembangkan sekarang ini : a. Penerapan konteks budaya dalam pengembangan silabus, penyusunan buku pedoaman guru, dan buku teks akan mendorong sebagian siswa untuk tetap tertarik dan terlibat dalam kegiatan pendidikan. b. Penerapan konteks sosial dalam pembangunan silabus, penyusunan buku pedoman dan buku teks yang dapat meningkatkan kekuatan masyarakat memungkinkan banyak anggota masyarakat untuk mendiskusikan berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan masyarakat. c. Penerapan konteks personal yang dapat meningkatkan keterampilan komonikasi akan membantu lebih banyak siswa untuk secara penuh terlibat dalam kegiatan pendidikan dan masyarakat. d. Penerapan konteks ekonomi akan berpengaruh terhadap peningkatan kesjahteraan sosial politik dapat meningkatkan kesejahteraan. e. Penerapan konteks politik dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai isu yang dapat berpengaruh terhadap masyarakat. Pendekatan pembelajaran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, mendorong siswa untuk

menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Saiful Sagala dalam konsep dan makna pembelajaran ada tujuh komponen utama yang menjadi prinsip dalam pembelajaran yang efektif yakni : 1. Konstrutivisme (Constructivisme) Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan pembelajaran kontekstual yaitu pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Pendekatan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat, tetapi manusia harus mengkonsruksikan pengetahuan itu dan memberikan makna melalui pengalaman nyata. 2. Bertanya (Questioning) Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya karena bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis pendekatan kontekstual. 3. Menemukan (Inquiry) Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hanya hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi juga hasil dari menemukan sendiri. 4. Masyarakat Belajar (Learning Community) Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antara kelompok dan antara yang tahu ke yang belum tahu. Dengan pendekatan kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa yang pandai mengajari siswa yang lemah dan yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Masyarakat belajar bisa terjadi apabila ada komunikasi dua arah. 5. Pemodelan (Modeling) Bahwa dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu ada model yang ditiru. Model itu memberi peluang yang besar bagi guru untuk memberi contoh cara mengerjakan sesuatu, dengan begitu guru memberi model tentang bagaimana cara belajar. 6. Refleksi (Reflection) Cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dalam hal belajar dimasa yang lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengalaman yang baru yang merupakan pengayaan atau revisi dan pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengalaman yang baru diterima.

7. Penialaian Sebenarnya (Autentic Assecment) Merupakan proses pengumpulan berbagai memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

dta

yang

bisa

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk mengajar yang penting yaitu : a. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktifisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. b. Mengalami adalah inti belajar kontekstual dimana mengaitkan imformasi sebelumnya. c. Menerapkan adalah siswa menerapkan suatu konsep ketika ia melakukan kegiatan pemecahan masalah. d. Kerjasama adalah siswa bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya siswa yang bekerja kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komfleks dengan sedikit bantuan. e. Mentransfer adalah peran guru memberi bermacam macam pengalaman belajar dengan focus kepada pemahaman bukan hapalan. Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan langkah-langkah dalam penerapan pembelajaran kontekstual yaitu : baru dengan pengalaman maupun pengetahuan

1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri. 2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry. 3. Menciptakan masyarakat belajar. 4. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. 5. Melaksanakan refleksi akhir pertemuan. 6. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Perbedaan pendekatan kontekstual dengan pendekatan tradisional : Pendekatan Kontekstual : 1. Menyandarkan pada pemahaman makna. 2. Pemilihan imformasi berdasarkan kebutuhan siswa. 3. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 4. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata. 5. Selalu mengaitkan imformasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. 6. Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah melalui kerja kelompok. 7. Ketermpilan dikembangkan atas dasar pemahaman. 8. Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting. 9. Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik. Pendekatan Tradisional : 1. Menyandarkan pada hapalan. 2. Pemilihan imformasi lebih banyak ditentukan oleh guru. 3. Siswa secara pasif menerima imformasi, khususnya dari guru. 4. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas kehidupan. 5. Memberikan tumpukan imformasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan. 6. Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengarkan ceramah, dan mengisi latihan individual. 7. Keterampialan dikembangkan atas dasar latihan. 8. Pembelajaran terjadi hanya dalam ruang kelas. 9. Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes / ujian / ulangan.

D. Kaitan Pembelajaran Biologi dengan Pendekatan Kontekstual Belajar merupakan kegiatan yang dialami manusia dalam kehidupannya untuk memperoleh pengalaman sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungan. Pengalaman belajar maksudnya semua proses, peristiwa, dan aktivitas yang dialami anak didik untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Anak didik ayang dibimbing oleh guru yang berbeda akan mendapat pengalaman belajar yang berbeda pula. Pengalaman belajar anak didik akan kaya bila dibimbing oleh banyak guru, berbagai pendekatan, metode, berbagai media pembelajaran, sumber belajar dan kondisi belajar. Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, seorang guru hendaklah menentukan atau memilih pendekatan atau metode yang akan digunakan supaya tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan pendekatan dan metode perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dibahas. Banyak jenis pendekatan dan metode dalam pembelajaran, salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran biologi adalah pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contekstual Teaching and Learning. Pada pembelajaran kontekstual, anak didik benar-benar diawali dengan pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian, yang mereka miliki yang dikaitkan dengan konsep mata pelajaran yang dipelajari di kelas, dan selanjutnya dimungkinkan untuk mengimplementasikan dalam kehidupan keseharian siswa.

Salah satu karakteristik guru biologi adalah senang berinteraksi dengan lingkungan, terutama dengan makluk hidup. Guru biologi tidak bisa dipisahkan dengan laboratorium, termasuk alam semesta ini. Dengan kata lain, guru biologi harus mencintai makluk hidup dan senang berinteraksi dengan lingkungan dalam rangka menggali ilmu tentang makluk hidup itu sendiri dan lingkungannya serta menganjurkannya pada anak didiknya. Jadi pendekatan kontekstual pada pelajaran biologi sangat tepat diterapkan sebab biologi merupakan suatu pelajaran yang mempelajari tentang makluk hidup dan diharuskan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya agar teori yang dipelajari bisa diterapkan.

BAB IV PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 3 KAYU ARO A. Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Smp Negeri 3 Kayu Aro Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan pendidikan secara keseluruhan yang dalam prosesnya melibatkan interaksi antara pendidik dan peserta didik. Ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran sangat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau lingkungan keluarganga sendiri. Banyak orang beranggapan bahwa belajar semata-mata

mengumpulkan atau menghapal fakta-fakta yang terjadi dalam bentuk imformasi atau materi pelajaran. Anggapan seperti itu mungkin tidak sepenuhnya keliru karena praktiknya banyak orang yang belajar dengan hanya menghapal padahal mengahapal hanya salah satu bagian dari cara belajar. Dalam perspektif psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga berarti suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi edukatif yang menghendaki perencanaan cermat dan matang khususnya dalam hal prosedur pelaksanaannya dan criteria minimum keberhasilannya. Adapun langkah-langkah pokok kegiatannya meliputi: 1. Guru hendaknya merumuskan dan menetapkan tujuan

pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan atau materi bidang studi yang diajarkan. 2. Guru hendaknya memilih dan menetapkan pendekatan belajar mengajar yang dipandang paling cocok (efektif dan efisien) dengan pokok bahasan yang disajikan sebagai pegangan dalam merencanakan proses belajar mengajar dan pengalaman belajar para siswa. 3. Menetapkan kriteria berupa norma atau batas tertentu sebagai titik tolak ukur keberhasilan minimum yang dicapai siswa. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran biologi merupakan suatu proses dimana guru mengajak siswa untuk belajar mengenal alam sekitarnya berdasarkan materi yang dipelajari. Pendekatan kontekstual hanyalah salah satu macam dari pendekatan pembelajaran yang harus diterapkan guru di kelas. Sebelum melakukan prose penerapan pendekatan pembelajaran, seorang guru hendaklah mempersiapkan hal-hal yang berkenan dengan proses pembelajaran terlebih dahulu yakni menyiapkan Rencana Program

Pembelajaran (RPP), begitu juga halnya dalam proses pembelajaran biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro. Menurut Bapak Madlil, S.Pd sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas terlebih dahulu seorang guru membuat RPP karena RPP merupakan pedoman guru untuk mengajar di kelas dan dengan adanya RPP juga membantu mempermudah saya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Selain hal tersebut di atas guru juga harus menguasai pendekatan dalam proses pembelajaran karena penerapan pendekatan juga merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam proses pembelajaran. Adapun metode yang digunakan oleh guru biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Madlil, S.Pd sebagai berikut : Menurut saya metode merupakan cara yang harus dilakukan guru untuk menyampaikan materi pelajaran, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Dalam proses pembelajaran biologi saya lebih menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, dengan metode ini siswa memperhatikan apa yang saya jelaskan dan mengerjakan tugas yang saya berikan. Dari pendapat di atas, penulis dapat simpulkan bahwa metode yang digunakan guru biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro masih bersifat klasik, karena dalam penyampaian materi guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa bersifat pasif dan hanya diam mendengar materi yang disampaikan. Lebih jelas penulis juga

mewawancarai beberapa responden dari siswa. Dari wawancara tersebut penulis mendapat imformasi sebagai berikut :

Biologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang makluk hidup dan lingkungan sekitar. Saya senang belajar biologi tetapi lama-kelamaan belajar biologi membosankan juga kalau harus mendengan pak guru berceramah setiap kali belajar. Selain itu penulis juga mewawancarai siswa lain, ia mengatakan : Saya bosan belajar biologi karena setiap belajar saya selalu mengantuk, apalagi belajarnya setelah jam istirahat, dan juga saya tidak mengerti dengan pelajaran yang diterangkan. Pendapat siswa lain juga mengatakan saya senang belajar biologi kalau belajarnya di luar kelas yakni di labor atau di lingkungan luar sekolah tetapi pak guru jarang mengajak kami belajar belajar di labor ataupun lingkungan luar sekolah, Pak guru hanya menjelaskan materi pelajaran dan memberikan kami tugas. Dari pendapat siswa di atas dapat disimpulkan bahwa dalam mengajarkan materi biologi guru tidak mengaitkan sama sekali antara materi pelajaran yang diajarkan dengan lingkungan luar, tidak member kesempatan kepada siswa untuk menerapakan lansung materi yang diajarkan dengan situasi lingkungan siswa sehari-hari. Metode yang digunakan masih kurang menyenangkan bagi anak didik dan

membosankan. Tidak menggunakan pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar sehingga dalam kelas anak didik hanya diam dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru.

Dalam hal ini, untuk menciptakan keberhasilan pembelajaran dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan seorang guru dituntut untuk meggunakan pendekatan pembelajaran yang mana pendekatan pembelajaran dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar, member kesempatan kepada siswa untuk mengalami lansung materi yang dipelajari. Jadi penerapan pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran masih belum sempurna sebagaimana yang dikehendaki. B. Hasil yang dicapai setelah menerapkan pendekatan kontekstual di smp negeri 3 kayu aro Ukuran seberapa maksimalnya pendekatan kontekstual yang telah diterapakan dalam pembelajaran dapat dilihat selain dari hasil nilai siswa, juga dapat dilihat dari seberapa besarnya keikutsertaan atau keaktifan siswa dalam pembelajaran. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasi, wawncara dan dokumentasi, penulis dapat melihat beberapa hasil yang dicapai oleh siswa dari penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran biologi diantaranya adalah : 1. Siswa lebih memperhatikan materi yang diberikan. Dalam proses pembelajaran siswa akan lebih

memperhatikan dan memahami pelajaran tersebut apabila materi yang diberikan menggunakan metode menarik, salah satunya membawa siswa kelaboratorium ataupun kelingkungan luar sekolah, dengan mengadakan pengamatan di lingkungan

luar sekolah maka siswa akan tertarik dengan materi yang dipelajarinya. Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu siswa SMP Negeri 3 Kayu Aro terlihat bahwa adanya perubahan perhatian siswa dalam belajar dengan penerapan pendekatan kontekstual. Belajar di labor atau di lingkungan sekolah membuat saya merasa tertarik dengan materi yang kami pelajari, berbeda dengan belajar di kelas, saya lebih cendrung berbicara dengan teman sebangku daripada memperhatikan pelajaran karena materi pelajaran yang diberikan dengan ceramah menurut saya jadi membosankan. Pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan mengajar yang membantu guru menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa serta dapat menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa. Dengan menerapakan pendekatan kontekstual ruangan belajar dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. 2. Siswa lebih aktif baik bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan dalam proses pembelajaran. Apabila perhatian siswa telah tertuju pada materi yang diberikan dengan pendekatan kontekstual, maka siswa kan lebih aktif dalam pembelajaran, hal ini terlihat dari suasana belajar biologi di kelas IX, saat pemberian materi langsung dibantu dengan membawa contoh-contoh materi yang

diberikan, siswa aktif bertanya dan aktif menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Jika materi yang diberikan guru disertai dengan membawa contoh-contoh seperti tumbuh-tumbuhan, banyak sekali yang ingin saya ketahui sehingga menimbulkan keinginan untuk ingin selalu bertanya, bukan saya saja tapi temanteman saya semangat ingin bertanya tentang materi pelajaran tersebut. Selain itu dari hasil wawancara dengan Bapak Madlil, S.Pd, selaku guru biologi di SMP Negeri 3 Kyu Aro menyatakan bahwa : Saya melihat siswa-siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran apabila materi yang saya jelaskan lansung ada contoh-contoh yang diberikan, banyak yang ingin bertanya karena penasaran dengan materi yang lansung dihadirkan contohnya, sehingga suasana pembelajaran lebih hidup karena ada feed backnya. C. Kendala yang dihadapi dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam menerapkan pendekatan kontekstual di smp negeri 3 kayu aro. Guru dalam proses pembelajaran sangat berperan dalam

membantu, mengarahkan perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Menjadi guru kreatif, professional dan menyenangkan mengembangkan dituntut untuk memiliki kemampuan dan memilih dalam metode

pendekatan

pembelajaran

pembelajaran yang efektif. Hal ini penting untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.

Kegiatan

belajar

mengajar

merupakan

suatu

kegiatan

berlangsungnya pemberian materi pelajaran oleh guru kepada peserta didik. Usaha penyampaian materi tersebut tentunya semua guru menginginkan agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh peserta didik. Dalam penyampaian materi pelajaran tentunya seorang guru haruslah menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan sehingga dengan menggunakan pendekatan pembelajaran anak didik akan efektif mengikuti pelajaran. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada

pembelajaran biologi merupakan suatu tuntutan bagi seorang guru agar tujuan pembelajaran yang diterapkan dapat berjalan dengann lancar. Kesesuaian menggunakan pendekatan pembelajaran merupakan suatu penentu keberhasilan yang akan dicapai oleh guru. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kayu Aro belum begitu baik dan belum sepenuhnya diterapkan, hal ini terbukti saat pembelajaran biologi berlangsung, metode mengajar yang dipakai guru tersebut adalah metode ceramah dan pemberian tugas. Guru sama sekali tidak menggunakan pendekatan mengajar saat penyampaian materi pelajaran dan juga guru tidak memamfaatkan media pembelajaran. Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi, ada beberapa kendala dari

penerapan

pendekatan

pembelajaran

kontekstual

dalam

proses

pembelajaran biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro : 1. Waktu yang disediakan tidak mencukupi. Butuh waktu yang lama untuk mengajak siswa dan melakukan pengamatan di luar lingkungan sekolah. Pengamatan yang dilakukan di luar sekolah yakni di lapangan terbuka akan membuat siswa main-main dan waktu yang tersediapun akan terbuang. Jadi untuk mengajak siswa melakukan pengamatan di luar lingkungan sekolah harus perlu kesiapan yang matang agar siswa tidak main-main melakukan pengamatan. 2. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki guru, sehingga hanya menggunakan metode yang praktis dalam proses pembelajaran. Setiap hari saya selalu memantau guru mengajar di local-lokal dan saya memperhatikan setiap pembelajaran berlangsung guru cenderung hnya menyampaikan materi hanya dengan berceramah saja, saya sangat memakluminya karena memang guru biologi pada umumnya tamatan Diploma III dan keterbatasan keterampilan guru dalam menerapakan pendekatan mengajar di kelas. 3. Kurangnya pemamfaatan media yang mendukung proses pembelajaran. Media pembelajaran yang ada di SMP Negeri 3 Kayu Aro belum lengkap ditambah lagi dengan kurangnya pemampaatan media dalam proses pembelajaran, media sangat penting karena apabila siswa hanya diberi materi pelajaran hanya dengan berceramah saja tampa penggunaan media maka materi yang diberikan tersebut akan kurang menarik bagi siswa, hasilnyapun siswa kan bingung dengan materi yang disampaikan tersebut. Dalam proses pembelajaran guru merupakan paktor utama yang bertugas sebagai pendidik. Guru memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus dilaksanakan, dan sebagai seorang guru harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak didik melalui interaksi

belajar mengajar. Guru merupakan paktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses belajar dan guru harus menguasai materi yang akan diajarkan denga kata lain guru harus mampu menciptakan suatu kondisi belajar yang menyenangkan. Meskipun dalam penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual menemui beberapa kendala, namun hal tersebut dapat diatasi dengan kebijakan yang dilakukan pihak sekolah dengan member kesempatan bagi guru untuk mengembangkan pendekatan dalam proses pembelajaran biologi. Ada beberapa usaha yang bias dilakukan dalam mengatasi kendala yang didapat dari penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual yaitu : 1. Memamfaatkan waktu yang tersedia secara optimal. Meskipun waktu yang tersedia sangat terbatas namun hal tersebut dapat diatasi dengan pemamfaatan waktu secara optimal dan kemampuan guru untuk membagi waktu yang tersedia secara baik. 2. Mengadakan penelitian, peningkatan kualitas guru dalam menerapkan pendekatan ataupun metode pembelajaran. 3. Memamfaatkan media pembelajaran . pemamfaatan media akan membuat siswa memperhatikan materi yang disampaikan dan juga siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kami merasa senang jika pak guru mengajak kami belajar di dalam labor, karena dengan guru menjelaskan memakai media

seperti OHP dan Mikroskop maka kami semua merasa tertarik untuk mendengarkan penjelasan pelajaran yang disampaikan pak guru. 4. Guru membawa contoh-contoh yang berhubungan dengan materi pelajaran di dalam kelas. Dengan membawa contoh-contoh materi pelajaran didalam kelas seperti macam-macam daun maka guru dapat dengan mudah menjelaskan perbedaan atupun persamaan daun tersebut, dan siswapun akan memahami dan mengetahui secara pasti materi yang dijelaskan dengan contoh-contoh daun tersebut.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uaraian yang telah disampaikan di atas tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran biologi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kayu Aro, maka penulis menarik kkesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya peningkatan pembelajaran biologi dengan penerapan pendekatan kontekstual di SMP Negeri 3 Kayu Aro belum berjalan dengan baik seperti yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode mengajar yang praktis yakni metode ceramah dan pemberian tugas. Hal ini membuat siswa merasa jenuh dan tidak dapat mengkonstruksikan materi yang dipelajari dalam kehidupan nyata. Pada pembelajaran biologi, siswa setidaknya memperoleh pengalaman belajar yang semestinya mereka dapatkan dengan melakukan

pengamatan terhadap lingkungan sekitar sehingga siswa aktif belajar dan tidak merasa bosan dengan materi yang disampaikan. 2. Hasil yang dicapai setelah penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran biologi adalah : siswa lebih memperhatikan materi yang diberikan, siswa lebih aktif baik bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan dalam proses pembelajaran. 3. Kendala yang dihadapi pada penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajaran biologi adalah : kurangnya

waktu yang tersedia, keterbatasan kemampuan yang dimiliki guru, kurangnya pemamfaatan media pembelajaran. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala pada penerpan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran biologi di SMP Negeri 3 Kayu Aro adalah : memamfaatkan waktu yang tersedia secara maksimal, mengadakan pelatihan dan peningkatan kualitas guru dalam

menerapkan pendekatan maupun metode pembelajaran, pemamfaatan media pembelajaran pada saat pembelajaran biologi, guru membawa contoh-contoh pelajaran yang bersangkutan dengan materi pelajaran yang dibahas sehingga siswa menjadi paham dengan penjelasan yang disampaikan dengan menggunakan contoh tersebut. B. Saran Sebagai pelengkap dari penulisan skripsi ini, maka penulis juga mengemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada beberapa pihak : 1. Untuk Sekolah. a. Selalu memberikan arahan kepada semua komponen pendidikan yang ada di sekolah khususnya kepada guru untuk menguasai dan menerapkan pendekatan pembelajaran dan metode yang baik untuk lebih menunjang keberhasilan proses pembelajaran. b. Memberikan pelatihan dan peningkatan mutu kepada guru-guru sebagai pihak yang sangat berperan penting dalam dunia pendidikan.

2.

Untuk Guru. a. Agar lebih berupaya memaksimalkan kemampuan penguasaan pendekatan mengajar dan mengaplikasikannya di dalam kelas dengan lebih efektif. b. Untuk lebih merangsang minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran biologi dengan menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan.

3.

Untuk Siswa. Agar siswa lebih terbuka terhadap guru atau siapapun, seandainya mengalami kesulitan belajar terhadap mata pelajaran biologi.

DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI, 2006, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta : Departemen Agama RI. Lufri, dkk, 2007, Strategi Pembelajaran Biologi, Padang : Jurusan Biologi FMIPA UNP. Uhyati, Nur, 1998, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : CV Pustaka Setia. Sagala, Syaiful, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta. Hadi, Amirul, 1998, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia. Hasan, Iqbal, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta : Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi, 2007, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Bungin, Burhan, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai