Anda di halaman 1dari 2

Perangkap Lalat Buah

Lalat buah (Bactrocera sp.) tertarik pada aroma yang dikeluarkan oleh minyak cemara hantu (Melaleuca bracteata) dan minyak selasih (Ocimum sanctum). Beberapa petani buah telah membuktikan keefektifan minyak nabati tersebut untuk mengendalikan lalat buah.

alat buah merupakan hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran seperti mangga, jambu biji, belimbing, melon, nangka, jambu air, tomat, cabai merah, dan pare. Hama ini terdapat hampir di seluruh kawasan Asia-Pasifik, dan diketahui dapat menyerang lebih dari 26 jenis buah-buahan dan sayuran. Kerugian akibat serangan lalat buah cukup besar. Berdasarkan berita yang dimuat dalam Media Bisnis Indonesia tanggal 2 Maret 2003, luas serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan kerugian Rp21,99 miliar. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) di Bogor telah melakukan serangkaian penelitian pengendalian hama tersebut. Pengendalian yang dipilih menggu-

Minyak cemara hantu (Melaleuca bracteata) dan minyak selasih (Ocimum sanctum) berpeluang menjadi atraktan karena mengandung metil eugenol cukup tinggi. Sesuai dengan fungsinya sebagai atraktan, minyak tersebut hanya bersifat menarik lalat buah tetapi tidak membunuhnya. Oleh karena itu, penggunaan minyak tersebut harus dilengkapi dengan alat yang dapat menjebak atau menangkap lalat buah. Tiga jenis alat perangkap telah dibuat Balittro untuk mengendalikan lalat buah. Alat tersebut telah diuji coba di kebun buah belimbing dan jambu batu.

berada di bagian dalam (tutup botolnya dibuka). Bagian depan dan belakang botol diikat dengan kawat agar mudah digantungkan di pohon. Pada bagian tengah botol diikatkan segumpal kapas yang ditetesi 2-4 ml metil eugenol, kemudian botol diisi dengan air seperempat bagian (jangan sampai mengenai kapas). Dengan adanya air, lalat yang masuk ke dalam botol akan tenggelam dan mati. Perangkap dipasang agak miring agar air tidak tumpah. Dalam waktu satu minggu, perangkap ini dapat menjebak/mematikan 50150 ekor lalat buah jantan. Keunggulan dari perangkap model ini adalah menggunakan bahan yang murah dan mudah diperoleh, cara membuatnya pun cukup mu-dah, dan dapat dibawa ke lapangan. Kelemahannya, kalau sering turun hujan, air dalam botol akan bertam-bah sehingga merendam kapas yang mengandung metil eugenol. Akibatnya perangkap tidak ber-fungsi. Oleh karena itu, sebaiknya setelah turun hujan dilakukan pe-ngecekan untuk mengetahui kondisi perangkap.

Tiga model perangkap lalat buah yang mampu menarik lalat untuk masuk dan terperangkap sampai mati.

nakan produk alami yang aman bagi manusia dan lingkungan, seperti minyak nabati yang berbahan aktif metil eugenol (C12H24O 2). Metil eugenol mengeluarkan aroma yang dapat menarik lalat buah untuk menghampirinya, sehingga disebut sebagai atraktan.

Perangkap Model 1 Perangkap model ini dibuat dari bahan sederhana, yaitu botol plastik bekas kemasan air mineral 600 ml. Sepertiga bagian kepala botol dipotong, kemudian potongan dimasukkan ke botol dengan mulut botol

Perangkap Model 2 Bahan yang digunakan untuk membuat perangkap model 2 adalah stoples plastik bertutup dengan tinggi 8-10 cm dan diameter 14 cm. Bagian pinggir stoples diberi tiga buah lubang bulat sebagai tempat

untuk menempelkan corong plastik kecil. Tangkai corong dimasukkan ke dalam lubang stoples yang direkatkan sedemikian rupa sehingga corong tidak jatuh. Pada bagian tengah stoples digantungkan segumpal kapas yang telah ditetesi metil eugenol. Bagian atas perangkap dipasang tiga buah kawat untuk menggantungkannya di pohon. Aroma atraktan akan menarik lalat buah untuk masuk ke dalam stoples melalui corong. Lalat yang telah masuk tidak dapat keluar lagi, kemudian akan mati dengan sendirinya. Agar lalat cepat mati, ke dalam stoples dapat dimasukkan satu butir kapur barus (kamper). Penambahan metil eugenol dilakukan dua bulan sekali sambil membuang lalat yang sudah kering. Lalat buah yang tertangkap dalam waktu 2 bulan mencapai 600-800 ekor (lalat jantan). Perangkap model ini banyak digunakan oleh petani belimbing di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kelemahan perangkap model ini adalah bila dipasang di daerah yang sering terjadi angin kencang, corongnya sering lepas, sehingga bila ada hujan maka air akan masuk ke

dalam stoples. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan secara teratur. Perangkap Model 3 Perangkap dibuat dari stoples plastik dengan ukuran tinggi 13 cm dan diameter bawah (alasnya) 12 cm. Tutup stoples dilubangi sesuai ukuran gelas plastik bekas kemasan air mineral. Dalam gelas plastik dipasang corong kecil yang menghadap ke bawah atau ke botol dan tangkai corong dipotong sebatas pangkalnya. Stoples dicat warna gelap, hitam atau abu-abu. Pada bagian tepinya dibuat lubang dengan lebar 0,6 cm dan panjang 4 cm sebanyak 3 buah dengan jarak yang sama. Kapas yang ditetesi atraktan digantungkan pada lubang corong, sehingga kapas berada dalam stoples gelap (2/3 tinggi toples). Pada leher stoples diberi ikatan kawat untuk menggantungkan perangkap di pohon. Lalat buah yang tertarik atraktan akan masuk melalui lubang stoples yang dicat gelap. Lalat buah tidak menyukai keadaan gelap, se-

hingga lalat akan naik melalui co-rong kemudian terperangkap dan mati di dalam gelas plastik. Untuk mempercepat kematian lalat, ke dalam gelas plastik dimasukkan satu butir kapur barus (kamper). Perangkap model ini banyak digunakan oleh petani jambu biji dan belimbing di daerah Cilebut, Bogor. Jumlah lalat yang tertang-kap mencapai 50-100 ekor lalat jantan tiap minggu atau rata-rata 7-15 ekor/hari (Momo
Iskandar).

Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jln. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 Telepon : (0251) 327010, 321879 Faksimile: (0251) 327010 E-mail : balittro@bogor.net.id

Anda mungkin juga menyukai