Biasanya orang-orang ini membentuk organisasi sendiri bahkan juga sudah menyusun program. 2. Kelompok orang yang juga mempunyai kegelisahan dan keresahan pada situasi yang ada tapi tidak tahu bagaimana cara bertindak. Jumlahnya lebih banyak dari golongan yang pertama. 3. Kelompok orang yang menikmati situasi kekacauan sistem yang ada. Jumlahnya kecil dalam suatu lembaga tetapi biasanya terorganisir dengan baik. 4. Kelompok silent majority (mayoritas yang diam). Kita tidak tahu arahnya kemana tetapi biasanya kelompok ini sangat tergantung kepada arus paling kuat yang ada di dalam organisasi. Di PLN yang terjadi sangat istimewa karena kelompok pertama tersebut justru muncul dari kalangan atas yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan yaitu Direksi. Karena itu kemudian Maret 2012 lalu Direksi menjalin kerjasama dengn TII untuk membawa PLN menuju PLN bersih. "Buku ini juga menandai satu tahun kerja sama PLN dengan TII" kata Dadang.
Danang Widoyoko dari ICW mengatakan, Mengapa orang melakukan korupsi? Ini merujuk pada konsep habitus. Habitus itu bukan sekedar habit, habitus itu lebih kepada bagaimana ia memandu tindakan, pikiran atau perasaan manusia. Habitus ini dibentuknya lama dan tidak gampang berubah. Habitus dibentuk dari praktek yang terus-menerus berulang. Habitus bisa menjadikan korupsi itu praktek yang wajar dan normal karena selama bertahun-tahun sudah biasa melakukan itu. Karena itu kita harus melawan habitus yang mengatakan korupsi itu wajar. Pengalaman pegawai PLN dalam menolak suap dan korupsi ternyata sangat beragam. Ada supervisor dilabrak pelanggan yang tersinggung karena suguhan minumnya bagi petugas gangguan ditolak. Ada pula pegawai yang terpaksa harus mengancam untuk mengakhiri hubungan pertemanan dan hubungan profesional supaya rekanan membatalkan pemberiannya kepada si pegawai.
Dalam tanya jawab beberapa pegawai juga menyampaikan testimoni dan harapannya terhadap program PLN bersih. Iwan Purwana mengatakan "Saya memang bukan orang yang 100 % bersih. Tapi saya berkomitmen untuk menjaga sikap dan perbuatan menuju PLN bersih". Manu Sukendro dari PLN Pusdiklat meminta agar saat ini kita bukan hanya bicara tapi bertindak. "Saatnya sekarang kita bertindak dalam program PLN bersih" kata Manu. Manu mengusulkan agar dibuat beberapa regulasi yang mendukung, misalnya sanksi bagi pegawai yang terlambat masuk kantor. Manu juga mengusulkan agar kita tepat waktu dalam beribadah. "Waktu masuk ibadah adalah hak Alloh. Janganlah kita ambil juga" katanya. Misalnya, sesaat menjalang waktu solat sebaiknya rapat-rapat diberhentikan dulu. Berikut link untuk melihat prosesi launching dan reportase acara : http://youtu.be/RViunvEhhvA