Anda di halaman 1dari 14

MOLA HIDATIDOSA KOMPLIT (MHK)

Mola Hidatidosa Komplit adalah kegagalan kehamilan di mana seluruh vili korialis mengalami degenerasi hidropik, berupa gelembung menyerupai anggur, tanpa disertai unsur janin. ,

Dasar Diagnosis 1. Anamnesis . Amenore . Mual muntah . Perdarahan per vaginam . Perut terasa lebih besar . Tidak terasa pergerakan anak 2. Ginekologis . Uterus lebih besar dari lamanya amenore . Tanda pasti kehamilan : negatif 3. Laboratoris . Kadar (3-hCG : lebih dari normal. Pada saat ini lebih banyak mempunyai nilai prognostik dibandingkan dengar nilai diagnostik. 4. USG : tidak tampak kantung janin maupun bagian dari janin. Seluruh

kavum uteri berisi gambaran vesikuler.

Diagnosis Kerja . Sudah keluargelembung mola . Gambaran vesikuler pada USG Diagnosis Pasti Hasil pemeriksaan Patologi Anatomi

PERHATIAN !!!! MHK dapat disertai penyulit : 1. Preeklamsi/ Eklamsi 2. Tirotoksikosis 3. Emboli paru-paru Untuk kepentingan prognostik clan tindakan selanjutnya, perlu diperiksa : . Hemodinamik/ Keadaan Umum (KU) . Hemopoetik lengkap . Fungsi hepar clan ginjal . T3, T4 clan TSH . Foto thoraks

. Persiapan operasi, bila perlu . Konsul ke Bagian lain . Kadar R-hCG, untuk menentukan niiai prognostik

ADANYA PENYULIT TIROTOKSIKOSIS HARUS DICARI SECARA AKTIF !!!!! D/ TIROTOKSIKOSIS 1. INDEX WAYNE atau NEW CASTLE (kerja sama dengan Interne) 2. RUMUS D (SRI HARTINI)
D = -8,736128 + 0,5250820 x FU (mgg) - 0,01926897 x Nadi

TIROTOKSIKOSIS : (+), BILA D < 0

Syarat penggunaan RUMUS D: . Uterus < 20 minggu . Hb>7gr% . Gelembung mola belum keluar . Tidak ada penyakit sistemik lain Terapi 1. Stabilisasi/ Perbaikan Keadaan Umum (KU): . Transfusi darah . Anti hipertensi/ anti konvulsi . Obat anti tiroid Tindakan yang dilakukan sebe!um penderita da(am keadaan stabil, dapat merangsang terjadinya syok irreversibel, eklampsi atau krisis tiroid yang dapat menyebabkan kematian. Untuk emboli paru-paru tidak ada pengobatan spesifik, hanya supportif saja, terutama oksigenisasi dan antikoagulan sampai gejala akutnya hilang, kalau perlu dirawat di ICU. 2. Evakuasi jaringan

Kuretase Vakum (KV) Histerektomi (HT) Kuret Vakum Langsung : bila geiembung moia sudah keluar dan KU stabil Tidak langsung : bifa gelembung mola belum keluar - Jam 20.00 : pasang Laminaria stift + tampon vagina

- Jam 08.00 : infus dekstrosa 5% + uterotanika + narkoleptik-> KV PERHATIAN !!! Setelah KV, dinding uterus dibersihkan dengan kuret tajam. Untuk PA, diambil jaringan yang melekat pada dinding uterus. Laporan harus mencakup : jumlah jaringan, darah, diameter gelembung, ada tidaknya bagian janin KURETASE HANYA SATU KALI. Kuretase selanjutnya harus atas indikasi.

H i sterektom i Hanya untuk GRT (umur > 35 tahun, anak hidup cukup). Dapat dilakukan dengan jaringan mola intoto atau pasca kuretase. Kalau ada kista lutein, JANGAN DIANGKAT, cukup DEKOMPRESI SAJA 3. Profilaksis Tujuan : mencegah terjadinya keganasan di uterus. Cara : * Histerektomi (lihatdi atas). ~ Kemoterapi : untuk GRT yang menolak HT atau penderita muda dengan hasil PA yang mencurigakan. Jenis kemoterapi : Methotrexate (MTX): 20 mg/ hari i.m, Asam Folat: 10 mg 3 dd 1 per oral (sebagai antidote MTX) clan Cursil: 35 mg 2 dd 1 per oral (sebagai hepatoprotektor), selama 5 hari. Actinomycin D: 1 flakon/ hari i.v, selama 5 hari, tidak perlu antidote maupun hepatoprotektor,, 4. Follow up

Tujuan : menentukan adanya proses keganasan secara dini Durasi : satu tahun Jadwal: . 3 buian pertama : 2 minggu sekali * 3 bulan kedua . 6 bulan terakhir perlu dicatat: Keluhan penderita . Status ginekologikus . Kadar P-hCG Syarat : tidak boleh hamil selama satu tahun. Kontrasepsi: . Kondom . Pil, setelah haid normal kembali Akhir Follow up: . Hamil Iagi sebelum satu tahun . Setelah satu tahun, tidak ada keluhan . Harus dicatat dalam status: THE CASE IS CLOSED ! ! : 1 bulan sekali : 2 bulan sekali Hal-hal yang

MOLA HIDATIDOSA PARSIAL (MHP) Mola Hidatidosa Parsial adalah suatu kegagalan kehamilan di mana sebagian vili korialis mengalami degenerasi hidropik.

Diagnosis

Umumnya diagnosis dibuat secara kebetulan dari hasil PA atau dengan USG pada bayi yang cukup besar.
Terapi Karena diagnosis biasanya dibuat secara kebetulan pasca kuretase, maka tidak perlu dilakukan tindakan lain. Histerektomi clan upaya profilaksis lainnya tidak dianjurkan.

Follow up Walaupun persentase keganasan pasca MHP lebih rendah, tetapi follow up tetap harus dilakukan seperti pada MHK.

PERHATIAN !!! Faktor risiko untuk terjadinya keganasan pasca MHK adalah : Umur >_ 35 tahun Besar uterus MHK ? 20 minggu Kadar (3hCG MHK >_ 100.000 mIU/ ml Kista bilateral (+)

MOLA INVASIF (MI) Mola Invasif adalah keganasan pasca MH, ditandai dengan adanya vili korialis atau gelembung mola vana terletak di antara laoisan otot-otot miometrium.
Dasar diagnosis Pernah menderita MH beberapa bulan sebelumnya, biasanya MHK Perdarahan pervaginam Subinvolusi uteri Gejala akut abdomen, akibat perforasi uterus Pemeriksaan yang harus dilakukan: Bila keadaan tidak akut, lakukan semua pemeriksaan dan persiapan seperti pada MHK, termasuk (3-hCG dan USG: B-hCG: meninggi USG : tampak gambaran vesikuler yang khas di atara otot-otot miometrium Bila ada tanda-tanda akut abdomen : Perbaiki Keadaan Umum Konsul Penyakit Dalam dan Anestesi Persiapkan operasi darurat Diagnosis Kerja Akut abdomen pasca MHK USG : gambaran vesikuler di antara otot miometrium

Diagnosis Pasti Durante operationum: tampak perforasi uterus disertai perdarahan dan gelembung mota di dalam kavum abdominalis. Gambaran PA Tera pi Tidak akut : Umur di atas 35 tahun, anak hidup cukup: disarankan Histerektomi Bila menolak operasi: berikan kemoterapi sesuai skoring FIGO Umur muda, paritas rendah: kemoterapi sesuai skoring FIGO Akut : Umur di atas 35 tahun, anak hidup cukup: Histerektomi . Umur muda, paritas rendah: evakuasi jaringan mola melalui iubang perforasi, kemudian dilakukan Histerorafi dengan/ tanpa sterilisasi, tergantung iuasnya perforasi.

Follow up Seperti pada MHK

PERHATIAN !!!

. MI selalu didahului oleh MH, tidak oleh jenis kehamilan lain seperti abortus atau kehamilan aterm. . Masa laten MI biasanya pendek, umumnya kurang dari 4 bulan. . MI lebih sering ditemukan pada penderita yang berumur lebih dari 35 tahun. . Di samping ke dalam kavum uteri, perforasi dapat juga terjadi ke arah parametrium. . Walaupun derajat keganasannya rendah, kasus MI bisa fatal akibat perforasi, terutama bila perforasinya ke arah parametrium. . Adanya pertorasi, tidak selalu disertai gejala akut karena daerah perforasi sering tertutup oleh omentum atau usus. Hal ini disebut "Silent Perforation" . MI jarang bermetastasis. . Karena derajat keganasan MI rendah, bila pasca operasi kadar (3hCG turun sesuai dengan kurva regresi normal, maka penderita tidak perlu diberi kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai