Anda di halaman 1dari 15

HEDGING

Menurut Madura (2000:275) hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap nilai tukar. Exposure terhadap fluktuasi nilai tukar adalah sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.

Hedging dalam definisi di atas merupakan sebuah bagian dari currency exposure yang berarti menentukan sebuah pengganti kerugian kurs mata uang, misalnya kerugian atau keuntungan pada nilai asal currency exposure sebenarnya dapat disamakan dengan keuntungan atau kerugian nilai tukar mata uang pada currency hedge.

Hedge merupakan pembelian suatu kontrak atau barang nyata yang nilainya akan meningkat dan kerugian dari jatuhnya nilai tersebut dari kontrak lain atau barang nyata. Pelaku Hedging berusaha melindungi pemilik dari kerugian.

Pada prakteknya aktivitas lindung nilai tidaklah semudah ini. Jumlah kerugian dan keuntungan pada sebuah transaksi lindung nilai akan ditentukan oleh hubungan antara harga spot dan harga futuresketika sebuah transaksi lindung nilai itu dimulai dan diselesaikan. Selisih dari harga spot dan harga futures dinamakan basis.

Basis = Harga Spot Harga Futures

Jika harga kontrak futures dinilai berdasarkan nilai teoritisnya, maka selisih antara harga spot dan harga futures adalah cost of carry, yaitu biaya-biaya transaksi, pembiayaan, atau penyimpanan yang timbul. Risiko yang ditanggung oleh hedger adalah risiko basis, risiko perubahan basis karena kontrak futures dihargai secara salah dibandingkan dengan harga spot-nya. Maka dari itu, aktivitas lindung nilai berkenaan dengan substitusi risiko harga oleh risikobasis atau digantikannya risiko bahwa harga futures akan berubah oleh risiko basis futures (selisih harga spot dan futures) akan berubah.

Teknik-Teknik Hedging Jangka Pendek:


1. Hedging memakai kontrak future Kontrak futures adalah kontrak yang menetapkan penukaran suatu valuta dalam volume tertentu pada tanggal penyelesaian tertentu. 2. Hedging memakai kontrak foward Suatu kontrak antara nasabah dan bank untuk melakukan sejumlah penjualan atau pembelian valuta terhadap valuta lainnya dimasa yang akan datang dengan rate yang telah ditentukan pada saat kontrak dibuat. 3. Hedging memakai instrumen pasar uang. Hedging memakai instrumen pasar uang melibatkan pengambilan suatu posisi dalam pasar uang untuk melindungi posisi hutang atau piutang di masa depan.

4. Hedging memakai opsi (option) valuta Opsi menyediakan hak untuk membeli atau menjual suatu valuta tertentu dengan harga tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan dari option ini untuk hedging.

Teknik-Teknik Hedging Jangka Panjang:


Menurut Madura (2000:342-345) Ada 3 teknik yang sering dipakai untuk meng-hedge exposure jangka panjang yaitu :

a) Kontrak foward jangka panjang (Long foward) b) Currency Swap c) Parallel Loan

Kontrak foward jangka panjang (Long foward)


Long Foward adalah kontrak foward jangka panjang. Sama seperti kontrak foward jangka pendek, dapat dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan khusus dari perusahaan. Long foward sangat menarik bagi perusahaan yang telah menandatangani kontrak ekspor atau impor bernilai tetap jangka panjang dan melindungi arus kas mereka jangka panjang.

Currency Swap
Currency Swap adalah kesempatan untuk mempertukarkan satu valuta dengan valuta lain pada kurs dan tanggal tertentu dengan menggunakan bank sebagai perantara antara dua belah pihak yang ingin melakukan currency Swap. Tujuan dari swap antara lain:
1. Mengkover resiko exchange rate untuk pembelian/penjualan valuta 2. Transaksi swap akan menghilangkan currency exposure karena pertukaran kurs pada masa yang akan datang telah ditetapkan. 3. Perhitungan kalkulasi biaya yang pasti 4. Untuk tujuan spekulasi 5. Strategi gapping

Parallel Loan
Parallel Loan adalah kredit yang melibatkan pertukaran valuta antara dua pihak, dengan kesepakatan untuk menukarkan kembali valutavaluta tersebut pada kurs dan tanggal tertentu di masa depan. Parallel Loan bisa diidentikan dengan dua swap yang digabungkan menjadi satu, satu swap terjadi pada permulaan kontrak parallel loan dan satunya lagi pada tanggal tertentu di masa depan.

Ilustrasi: The Simple Short Hedge (Concept)


PT CPOKU merupakan distributor CPO untuk daerah timur Indonesia, karena suatu dan lain hal diisukan bahwa pada bulan Juli nanti harga CPO akan mengalami penurunan. Karena sudah terlanjur membeli CPO pada bulan Mei ini seharga Rp 7.200/kg dan PT CPOKU tidak ingin mengalami kerugian akibat penurunan harga jual maka PT CPOKU menjual kontrak futures (short position) di ICDX dengan harga Rp 7.200/kg. Memasuki bulan Juli ternyata rumor tersebut terbukti benar bahwa harga CPO turun menjadi Rp 7.000/kg.Lalu bagaimana dampaknya terhadap posisi keuangan PT CPOKU? 1. Pasar Fisik (Cash/Spot Market)
Pada pasar fisik, PT CPOKU mengalami kerugian sebesar Rp 200/kg. Hal ini dikarenakan pada awalnya PT CPOKU membeli CPO seharga Rp 7.200/kg dan kemudian pada bulan Juli PT CPOKU harga jual CPO hanya Rp 7.000/kg. Pada pasar berjangka, karena pada awalnya ia melakukan kontrak untuk menjual CPO dengan harga Rp 7.200/kg maka ia hanya perlu menutup kontraknya dengan membeli kontrak futures pada bulan Juli (sehingga menutup kontrak futuresnya) dengan harga Rp 7.000/kg. Pada titik ini, PT CPOKU mendapat keuntungan karena PT CPOKU hanya membeli kontrak futures dengan harga Rp 7.000/kg dan kemudian menjual dengan harga Rp 7.200/kg.

2. Futures Market

Kesimpulan
PT CPOKU memperoleh keuntungan pada pasar fisik senilai Rp 800/kg (harga beli Rp 7.200/kg dan menjual dengan harga Rp 8.000/kg) namun pada pasar berjangka PT CPOKU menderita kerugian karena PT CPOKU menjual kontrak dengan harga Rp 7.200/kg dan harus menutup posisi dengan membeli kontrak futures harga Rp 8.000/kg.

Hedging Risk
Instrumen derivatif dapat menjadi sarana pengelolaan risiko. Dalam dunia bisnis ada suatu risiko yang umum terjadi yaitu fluktuasi harga. Fluktuasi harga ini merupakan akibat ketidakpastian akan kondisi pasar dan iklim bisnis. Kondisi fluktuasi harga ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan para pelaku ekonomi baik domestik dan dunia internasional.

. Risiko juga semakin bertambah dengan adanya perubahan nilai kurs, gejolak politik, dan inflasi atau perubahan suku bunga. Instrumen derivatif dan Bursa Berjangka dapat menfasilitasi pengelolaan risiko tersebut karena harga instrumen derivatif mempunyai harga yang sangat berkatitan erat dengan harga underlying asset.

Dalam investasi, investor atau pelaku pasar memiliki tingkat penerimaan risiko (risk tolerance) yang berbeda-beda. Ada pelaku pasar yang menginginkan kepastian (hedgers) dan ada yang menginginkan keuntungan dan berani mengambil risiko yang tinggi pula (speculators).

Anda mungkin juga menyukai