Salah satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT). Dalam tes tersebut klien diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut. 2.Kuesioner Dilakukan dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaanpertanyaan yang dapat memancing motivasi klien 3.Observasi perilaku Dilakukan dengan membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya.
Kita dapat memulai dari apa yang klien butuhkan. Namun, tidak semua orang merasa kesehatan adalah suatu kebutuhan, misalnya pada orang sehat mereka tidak menganggap kesahatan adalah kebutuhan yang harus dipertahankan. Jadi mempromosikan kesehatan bagi orang sehat berbeda dengan orang sakit. Orang sakit akan lebih mudah termotivasi untuk mengubah perilakunya, karena kesehatan menjadi kebutuhannya. Namun, tidak demikian dengan orang sehat, karena dalam keadaan sehat menjaga kesehatan tidak menjadi kebutuhannya pada saat itu. Manusia dikatakan selalu menginginkan kondisi yang seimbang atau homeostatis yang tidak hanya berlaku untuk kebutuhan biologis saja tapi untuk kondisi psikologis juga.
Wawancara untuk meningkatkan motivasi (motivational interview) Tujuan utama dari wawancara ini adalah untuk mendorong individu mengekplorasi dan menemukan alasan yang sebelumnya belum pernah dipikirkan untuk mengubah perilakunya. Dua pertanyaan kunci dalam interview ini adalah (Soekidjo,2010) : a. Apa yang menurut Anda baik dari perilaku yang Anda lakukan sekarang? b.Apa yang tidak baik dari perilaku ini? Jika dari jawaban klien ternyata ia merasa banyak hal negatif daripada positif terkait perilakunya, maka perawat dapat masuk kearah pemberian informasi dan edukasi juga menerapkan teknik untuk mengubah perilakunya. Namun, jika klien merasa lebih banyak positif dari pada negatifnya, maka dapat disimpulkan bahwa klien belum termotivasi untuk mengubah perilakunya, yang perlu dilakukan adalah meberikan motivasi dari luar agar klien termotivasi untuk merubah perilaku lebih baik lagi agar kesehatannya dapat dipertahankan tetap optimal.
pelatihan kesehatan dan promosi kesehatan yang cukup, selanjutnya guru akan menyampaikan kepada murid-muridnya. Selain itu dapat dilakukan melalui kurikulum pendidikan yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai keterampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. c. Tempat kerja. Tempat kerja yaitu tempat yang digunakan orang dewasa bekerja selama lebih dari 8 jam, sehingga sangat bresiko mengalami gangguan kesehatan. Promosi kesehatan dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan kerja dengan cara menggunakan peralatan-peralatan khusus, seperti masker, sarung tangan, atau sepatu khusus. d. Tempat umum. Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat dikatakan bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap. Misalnya di tempat-tempat umum seperti halte dan stasiun, maka penerapan yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan media berupa poster atau spanduk. Dengan ini maka orang-orang yang berada di tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada. 3. Usia Pada dasarnya usia mempengaruhi bagaimana bentuk promosi kesehatan yang dilakukan, yaitu dengan cara melihat perkembangan fisik, perkembangan psikososial, perkembangan kognitif, perkembangan moral, dan perkembangan spiritual. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus dan bayi (0-1 thn) Toddler (1-3 thn) Pedoman Promosi Kesehatan Tindakan Nutrisi, olah Interaksi sosial perlindungan & raga, & keselamatan istirahat tidur Imunisasi, yaitu Teknik menyusui vaksin DPT dan & pola istirahat OPV (tidur) yang baik Melanjutkan Memberikan vaksin DPT & asupan makanan pengawasan yang sesuai
Pemeriksaan kesehatan Minggu kedua dan bulan ke-2, 4, 6, dan 12 Kunjungan ke dokter gigi mulai usia tiga tahun
anak usia sekolah Sesuai (6-12 thn) rekomendasi remaja thn) (12-18 Sesuai rekomendasi
keamanan di lingkungan Melanjutkan vaksin DPT dan imunisasi sesuai rekomendasi Skrining gigi dan terapi fluorida Keselamatan dalam berkendara
Pencegahan terjadinya gangguan tidur (mimpi buruk) Pengertian agar tidak menunda waktu makan Menjaga pola makan dan olah raga teratur
Aktif pada organisasi sosial Mendukung kegiatan remaja untuk meningkatkan nilai moral dan spiritual yang sesuai menyusuntujuan jangka panjang dan jangka pendek mengenai pilihan pekerjaan dan karier Kemungkinan munculnya krisis di masa paruh baya: dukung untuk diskusi mengenai perasaan, kekhawatiran, dan rasa takut Ketersediaan
Sesuai rekomendasi
Keselamatan lingkungan,
di Pentingnya
osteoporosis
Menurut Ottawa Charter for Health Promotion (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007) prinsip-prinsip dasar promosi kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Prasyarat: prasyarat yang menentukan keberhasilan promosi kesehatan adalah perdamaian, pendidikan, makanan, ekosistem yang stabil, keadilan sosial, dan lainnya. 2. Penunjang: kesehatan merupakan factor penunjang, namun juga ditentukan oleh factorfaktor sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan, perilaku, dan factor biologi. 3. Pemerataan(enable): Promosi kesehatan berfokus pada pencapaian kesetaraan dalam kesehatan. 4. Mediasi: pendidikan atau promosi kesehatan harus dilaksanakan secara lintas sektoral yang terkoordinasi oleh pemerintahan, karena setiap program dan strategi harus selalu dikoordinasikan oleh system sosial, budaya dan ekonomi. Pembangunan kebijakan sosial harus menjadi perhatian utama dan menjadi tanggung jawab pada setiap tingkat dan sektor pemerintahan. Referensi : 1. Bracht, N. (1999). Health Promotion at the Community level 2, Thousand Oaks. London: Sage Publications 2. Edelmen, C L. & Mandle C L.(2006 ) Health Promotion throughout the Life Span. St Louis: Mosby 3. Kozier, B., Erb, G.,Berman, A.J., & Snyder. (2010). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc. (terjemahan) 4. Maulana, Heri DJ.2009.Promosi Kesehatan.Jakarta:EGC 5. Naidoo, Jennie & Wills, Jane. (2000). Health Promotion: Foundation for Practice 2nd Ed. London: Bailliere Tindall 6. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta 7. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: IMTIMA 8. http://www.who.int/healthpromotion/conferences/previous/ottawa/en/index1.html (diakses pada tanggal 3 Oktober 2013, pukul 6. 30 WIB)