Anda di halaman 1dari 49

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Koja 1.1.1.1 Keadaan Geografis dan Demografis Pada bulan Agustus 1966, di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota administrasi. Berbeda dengan kota otonom yang dilengkapi DPRD tingkat II, kota-kota administrasi di DKI Jakarta tidak memiliki DPRD tingkat II yang mendampingi walikota. Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966, ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Utara; yang dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan ini didasarkan atas asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk, yaitu 1.092.827 jiwa. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara mempunyai luas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang + 35 km, menjorok ke darat antara 410 km, dengan + 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0-20 m dari tempat tertentu ada yang di bawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 27oC, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Kondisi wilayah yang merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan dua banjir kanal menyebabkan wilayah ini merupakan wilayah rawan banjir, baik banjir kiriman maupun banjir akibat pasang air laut. (Profil Kecamatan Koja Tahun 2012) Wilayah Kotamadya Jakarta Utara terdiri dari 6 Kecamatan, 32 Kelurahan, 431 RW, dan 5207 RT sesuai dengan Peraturan Daerah No. 55 Tahun 2010.

Tabel 1.1 Kecamatan dan Kelurahan di Jakarta Utara Kecamatan Koja Pademangan Tanjung Priok Kelurahan Kamal Muara, Kapuk Muara, Pejagalan, Pluit, Koja Pademangan Timur, Pademangan Barat, Ancol Sunter Agung, Sunter Jaya, Kebon Bawang, Papanggo, Warakas, Sungai Bambu, Tanjung Priok Tugu Selatan, Tugu Utara, Koja, Lagoa, Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, Pegangsaan Dua Sukapura, Rorotan, Cilincing, Marunda, Semper Barat, Semper Timur, Kali Baru Sumber : Profil Kecamatan Koja Tahun 2012 Kecamatan Koja, Jakarta Utara, memiliki luas 1.313,33 Ha, yang terbagi dalam 6 kelurahan, 76 RW, dan 835 RT dengan total jumlah penduduk 342.340 jiwa, dan dengan kepadatan penduduk 260.666 jiwa/km 2. (Profil Kecamatan Koja Tahun 2012) Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Koja 2012

Koja Kelapa Gading Cilincing

Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Koja 2012

Keterangan: Batasan luas Kecamatan Koja adalah sebagai berikut: a. Sebelah utara b. Sebelah selatan c. Sebelah barat d. Sebelah timur :Laut Jawa/Kecamatan Cilincing dan Kabupaten

Administrasi Kepulauan Seribu. : Kali Betik/Kecamatan Kelapa Gading : Jl. Sulawesi/Jl. Yos Sudarso/Kecamatan Tanjung Priok : Jl. Kramat Jaya/Kali Cakung Lama, Kecamatan Cilincing

Rincian luas wilayah, RT, RW, dan kepadatan penduduk per kelurahan di Kecamatan Koja tampak pada tabel berikut ini: Tabel 1.2 Kelurahan, Luas Wilayah, RW, RT dan Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Koja Lagoa Tugu Selatan Tugu Utara RawaBadak Selatan RawaBadak Utara Luas Wilayah (Ha) 327,80 150,53 268,00 332,00 101,62 133,38 1.313,33 RW 13 18 6 18 7 14 76 RT 147 222 73 202 72 119 835 Jumlah Penduduk (orang) 38.893 70.303 39.168 101.602 48.059 44.315 342.340

Jumlah

Sumber : BPS Kodya Jakarta Utara Kecamatan Koja 2012.

1.1.2

Gambaran Umum Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah pusat pengembangan,

1.1.2.1 Definisi pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan garda terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk tujuan tersebut, puskesmas berfungsi melayani tugas teknis dan administratif . Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 50.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang oleh unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu atau Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Indonesia sehat 2015 adalah visi pembangunan sehat di Indonesia. Puskesmas dijadikan sebagai ujung tombak upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat maupun kesehatan perorangan. Lebih dari tiga dasawarsa Republik Indonesia mencoba berupaya menyelesaikan persoalan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan Republik Indonesia, telah mengembangkan berbagai inovasi strategi peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien dan terpadu. Gagasangagasan baru untuk menyelesaikan berbagai persoalan pelayanan kesehatan dicoba namun demikian faktanya adalah kualitas pelayanan kesehatan di negara Indonesia masih jauh dari memuaskan bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. (Purwoestri, 2012) 1.1.2.2 Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan Puskesmas meliputi : a. Promotif ( peningkatan kesehatan ) b. Preventif ( upaya pencegahan )

c. Kuratif ( pengobatan ) d. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan ) Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal. (Trihono, 2005) 1.1.2.3 Visi Puskesmas Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator utama yakni (1) lingkungan sehat (2) perilaku sehat (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk Kecamatan. Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan Puskesmas di atas yakni, terwujudnya Kecamatan sehat yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah Kecamatan setempat. (Trihono, 2005) 1.1.2.4 Misi Puskesmas 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2.

Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian hidup. 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standard dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. (Trihono, 2005) 1.1.2.5 Strategi Puskesmas a. b. c. d. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan masyarakat dan keluarga. Meningkatkan profesionalisme petugas. Mengembangkan kemandirian puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. (Trihono, 2005) 1.1.2.6 Fungsi Puskesmas 1. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di

samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan 2. kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal budaya masyarakat setempat. 3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: a. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. b. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. (Trihono, 2005).

Gambar 1.2 Fungsi Puskesmas

(Sumber : Trihono, 2005) Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan program kesehatan perorangan dan program kesehatan masyarakat, yang bila ditinjau dalam sistem kesehatan nasional, keduanya merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Program kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu program kesehatan wajib dan program kesehatan pengembangan. 1.1.2.7 Upaya Kesehatan Wajib Program yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Program kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Program kesehatan wajib Puskesmas adalah: a. b. c. d. e. f. g. Program Promosi Kesehatan Program Kesehatan Lingkungan Program Kesehatan Ibu dan Anak Program Keluarga Berencana Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Program Pengobatan Dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib yang ditampilkan dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut: Tabel 1.3 Indikator Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Program Kesehatan Wajib Promosi Kesehatan Kesehatan Lingkungan Kegiatan Promosi hidup bersih dan sehat Penyehatan pemukiman ANC Pertolongan persalinan MTBS Imunisasi Pelayanan Keluarga Berencana Diare ISPA Malaria Tuberkulosis Gizi Indikator Tatanan sehat Perbaikan perilaku sehat Cakupan air bersih Cakupan jamban keluarga Cakupan SPAL Cakupan rumah sehat Cakupan K1, K4 Cakupan linakes Cakupan MTBS Cakupan imunisasi Cakupan MKET Cakupan kasus diare Cakupan kasus ISPA Cakupan kasus malaria Cakupan kelambunisasi Cakupan penemuan kasus Angka penyembuhan Cakupan vit A /Fe / cap yodium % gizi kurang / buruk, SKDN % kadar gizi Cakupan pelayanan Jumlah kasus yang ditangani

Kesehatan Ibu dan Anak Keluarga Berencana Pengendalian Penyakit Menular

Pengobatan

Distribusi vit A/ Fe / cap yodium PSG Promosi Kesehatan Medik dasar UGD Laboratorium Jumlah pemeriksaan sederhana (Sumber : Trihono, 2005)

1.1.2.8 Upaya Kesehatan Pengembangan Program yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Program kesehatan pengembangan dipilih dari daftar program kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Program Kesehatan Sekolah Program Kesehatan Olahraga Program Perawatan Kesehatan Masyarakat Program Kesehatan Kerja Program Kesehatan Gigi & Mulut Program Kesehatan Jiwa Program Kesehatan Mata Program Kesehatan Usia Lanjut Program Pembinaan Pengobatan Tradisional Pemilihan program kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/ BPKM/ BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila program kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan program kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu program kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten / kota. Penyelenggaraan program kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap program puskesmas, baik program kesehatan wajib maupun program kesehatan pengembangan. (Trihono, 2005)

10

Tabel 1.4 Indikator Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya Kesehatan Sekolah Upaya kesehatan olah raga Upaya perawatan kesehatan masyarakat Upaya kesehatan kerja Upaya kesehatan gigi dan mulut Upaya kesehatan jiwa Upaya kesehatan mata Upaya kesehatan usia lanjut Usaha pembinaan pengobatan tradisional Kegiatan Indikator Jumlah Sekolah dg UKS/UKGS % sekolah sehat Jumlah kelompok senam Jumlah klub jantung sehat % keluarga rawan yang dikunjungi % pos UKK Tingkat perkembangan pos UKK Jumlah kasus gigi Jumlah kasus penyakit jiwa Jml pend. katarak yg dioperasi Jml kelainan visus yang dikoreksi % Posyandu Usila Tingkat perkembangan Posyandu Usila Jumlah sarasehan battra Jumlah battra yang dibina

UKS/UKGS Memasyarakatkan olah raga untuk kesehatan Kunjungan rumah konseling Memasyarakatkan masker (norma sehat dalam bekerja) Poliklinik gigi Konseling Mencegah kebutaan

Memasyarakatkan perilaku sehat di usia lanjut Membina pengobatan tradisional yang rasional (Sumber : Trihono, 2005)

1.1.2.9 Azas Puskesmas 1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut : a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan. b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

11

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya. 2. Azas pemberdayaan masyarakat Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain: a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB) b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD) c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL) e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren) f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda g. Kesehatan Kerja : Pos Program Kesehatan Kerja (Pos UKK) h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM) i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra) 3. Azas Keterpaduan Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni : a. Keterpaduan Lintas Program Program memadukan penyelengaraan berbagai program kesehatan yang menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh : MTBS, UKS, Puskesmas Keliling, Posyandu.

12

b. Keterpaduan Lintas Sektor Program memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain: 1). UKS, Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama. 2). Promosi Kesehatan, keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama & pertanian. 3). Perbaikan Gizi, keterpaduan sektor kesehatan & organisasi kemasyarakatan. 4). Kesehatan kerja, keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja & dunia usaha. 4. Azas Rujukan Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni : a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis) Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan program kesehatan perorangan dibedakan atas 1). Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh: operasi) dan lain-lain. 2). Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. 3). Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas. dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha

13

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan) Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan dan bencana. Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam: 1). Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian. 2). Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam. 3). Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu. (Trihono, 2005) Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas

(Sumber : Trihono, 2005) 1.2 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Koja Puskesmas Kecamatan Koja yang berlokasi di Jl. Walang Permai no. 39 Kelurahan Tugu Utara merupakan Puskesmas tingkat kecamatan di wilayah Kecamatan Koja yang membawahi 7 Puskesmas Kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Koja. Seluruh Puskesmas tersebut memberikan pelayanan
14

kesehatan dasar kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Koja. Nama dan alamat Puskesmas di wilayah Kecamatan Koja terdapat pada tabel berikut ini : Tabel 1.5 Nama dan Alamat Puskesmas Kelurahan Kecamatan Koja No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Puskesmas Puskesmas Kel. Koja Puskesmas Kel. Tugu Utara I Puskesmas Kel. Tugu Utara II Puskesmas Kel. Tugu Selatan Alamat Jl. Deli Gg 28 no. 2 Jl. Mahoni no. 9 No Telp 43908462 43905753

Jl. Kramat Jaya Gg 8 RT 4403913 001/018 Jl. Bendungan Melayu 43908519 Selatan RT 001/05

Puskesmas Kel. Rawa Badak Jl. Rawa Badak Barat no. 43933827 Utara I 37 Puskesmas Kel. Rawa Badak Jl. Rawabinangun I Utara II Puskesmas Kel. Lagoa Jl. Menteng no. 1 43908520 4302114

Sumber : Profil Kecamatan Koja 2012 Dari tahun ke tahun, pelayanan Puskesmas di wilayah Kecamatan Koja semakin baik, apalagi didukung oleh sarana, prasarana dan pelayanan di bidang manajemen yang semakin memadai. Perbaikan sarana, prasarana, dan manajemen tersebut ditunjukkan dengan bangunan dan peralatan kesehatan Puskesmas yang semakin memenuhi syarat serta SDM yang berkualitas. Selain itu, di bidang manajemen, Puskesmas Kecamatan Koja pada saat ini menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD) sesuai dengan SK Gub no. 2086 tahun 2006 tentang penunjukkan 44 Puskesmas Kecamatan di DKI Jakarta sebagai Puskesmas Kecamatan BLUD bertahap. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) memiliki lima pola kinerja yang harus disinkronisasi dengan kegiatan pelayanan di bidang Kesehatan Puskesmas, antara lain: a. Pola Perhitungan Satuan Biaya b. Pola Standard Pelayanan Minimal

15

c. Pola Tata Kelola d. Pola Rencana Bisnis Anggaran e. Pola Remunerasi 1.2.1 a. Fungsi Puskesmas Kecamatan Koja Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor, termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu, Puskesmas juga aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. b. Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya supaya perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat. c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas, meliputi: 1). Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan ini bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utamanya adalah menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan. 2). Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan ini bersifat publik (public goods) yang bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.

16

1.2.2 a.

Visi, Misi, dan Motto Puskesmas Kecematan Koja Visi Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Koja yang memberikan pelayanan

prima, berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju masyarakat sehat dan mandiri. b. Misi 1) Memberikan pelayanan kesehatan prima dan merata 2) Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan medis dan non-medis Puskesmas 3) Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas 4) Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan c. Motto Motto Puskesmas Kecamatan koja adalah: Prima Sehat Mandiri untuk Semua Diharapkan masyarakat di wilayah Kecamatan Koja dapat menjadikan Puskesmas Kecamatan Koja sebagai pilihan dan dambaan dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah Kecamatan Koja.

1.2.3 Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kecamatan Koja Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Koja, tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas pelayanan tersebut merupakan faktor utama yang memegang peranan, karena itu tenaga kesehatan yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Koja dituntut memiliki kemampuan dan keahlian yang profesional. Berikut adalah komposisi tenaga kesehatan tahun 2012 yang ada di Puskesmas Kecamatan Koja dan di Puskesmas Kelurahan, yaitu :

17

Tabel 1.6 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Koja Tahun 2012 Jumlah (orang) 2

No 1

Jenis Tenaga Kesehatan Pascasarjana Sarjana Kesehatan Dokter Umum

15 8 3 2 2

Dokter Gigi SKM Apoteker Keperawatan

Sarjana Umum Ekonomi Paramedis Bidan (D3) Bidan (Non-Akbid) 24 7 14 11 3 4 2 8 1 1 2 1 1

Perawat D3 Perawat (SPK) Perawat Gigi Analisis Radiografer Farmasi (D3) Sanitarian (D3) Sanitarian (SPPH) Sarjana Gizi (S1) Gizi (D3)

18

No

Jenis Tenaga Kesehatan Gizi (D1) SAA Tekniker Gigi Fisioterapis (D3)

Jumlah (orang) 1 2 1 1 1 2 19

5 6 7 8

Akademi Komputer (D3) Akademi Rekam Medik (D3) Informatika (D1) SLTA Lain-lain Tenaga Keamanan

Juru Masak RB Juru Cuci RB Supir

19

Total

157

19

Sumber : Laporan Daftar Pegawai di Puskesmas Kecamatan Koja 2012

Tabel 1.7 Data Kepegawaian Puskesmas Kecamatan Koja Tahun 2012

20

Non PNS No Uraian PNS PTT Honor Jumlah

Magister (S2) Dokter spesialis Uraian

2 0 PNS Non PNS PTT Honor

2 0 Jumlah

No

Sarjana kesehatan(S1) Kedokteran umum 2 Kedokteran gigi SKM Keperawatan Apoteker 3 Sarjana Umum Ekonomi/hukum Paramedis Bidan (D3) Bidan non akbid Perawat (D3) Perawat SPK Perawat gigi Analisis Radiografer 4 Farmasi (D3) Sanitarian (D3) Sanitarian SPPH Sarjana gizi (S1) Gizi(D3) Gizi(D1) SAA Tekniker gigi Fisioterapis (D3) No Uraian 15 7 12 11 3 3 1 1 1 1 1 1 2 1 PNS 1 1 8 1 Non PNS PTT Honor 9 2 24 7 14 11 3 4 2 8 1 1 2 1 1 2 1 Jumlah
21

13 8 3 2 2

2 -

15 8 3 2 2

Sumber : Laporan Daftar Pegawai di Puskesmas Kecamatan Koja 2012 Pembagian tenaga kesehatan ini diatur pula dalam Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Koja untuk memudahkan koordinasi dan pendelegasian serta pembagian tugas dan tanggung jawab, sehingga nilai-nilai organisasi tetap berlaku dan terkendali.

1.2.4 Sarana dan Prasarana Puskesmas Kecamatan Koja Barang inventaris di Puskesmas Kecamatan Koja terdiri dari beberapa kategori, yaitu: a. Barang inventaris aset tidak bergerak, yaitu berupa tanah, gedung atau bangunan, peralatan medik, dan peralatan kantor yang memiliki nilai lebih dari Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah). b. Barang inventaris aset bergerak, seperti kendaraan bermotor (ambulance, mobil, dan motor operasional). c. Barang habis pakai medis dan non-medis. Pengurusan serta pemeliharaan barang-barang tersebut diserahkan sepenuhnya pada koordinator pemegang barang dan pengurus barang Puskesmas Kecamatan Koja. Pelayanan kesehatan (Yankes) yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Koja meliputi: a. Pelayanan kesehatan 1) Balai pengobatan umum 2) Balai pengobatan gigi 3) Layanan 24 jam 4) Poli MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) 5) Poli Spesialis Kandungan b. Pelayanan kesehatan penunjang medik 1) Radiologi 2) Laboratorium

22

3) USG (Ultrasonografi) 4) ECG (Electrocardiogram) 5) Ambulans 6) Klinik gizi 7) Apotek/depo obat c. Pelayanan kesehatan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1) Klinik KI dan KA 2) Klinik KB 3) Klinik imunisasi d. Pelayanan kesehatan rawat inap dan rumah bersalin e. Pelayanan kesehatan lain-lain 1) Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin (Gakin) 2) Pelayanan untuk lansia 3) Klinik Jiwa dan Napza 4) Program terapi rumatan metadon (PTRM) f. Pelayanan kesehatan Gadar Ben 1) Gadar banjir 2) Gadar kebakaran dan bencana lain 3) Gadar hari besar Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat, jam kerja Puskesmas dibagi dua, sesuai dengan SK Kepala Dinas tentang pengaturan jam kerja Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai berikut: a. Untuk Puskesmas Kecamatan Koja, pelayanan dimulai dari pukul 07.30 s/d 16.00 WIB dari hari Senin hingga Kamis, Jumat dari pukul 07.00 s/d 16.30 WIB. Untuk layanan sore, kegiatan pelayanan dimulai dari pukul 16.00 s/d 20.00 WIB. Layanan dilaksanakan oleh instalasi Layanan 24 Jam (IGD). b. Untuk Puskesmas kelurahan di wilayah Kecamatan Koja, pelayanan dimulai dari pukul 07.30 s/d 16.00 WIB dari hari Senin hingga Kamis, sedangkan Jumat dari pukul 07.00 s/d 16.30 WIB. ( Profil Kecamatan Koja 2012) cana

23

1.2.5

Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Koja Struktur organisasi Puskesmas Kecamatan Koja pada tahun 2012 memiliki

satu subbagian tata usaha dan dua koordinator yang berperan dalam pelaksanaan pelayanan kepada pelanggan internal dan pelanggan eksternal sesuai Pergub no. 4 tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas.

24

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Koja


BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN KOJA BERDASARKAN PERGUB NOMOR 4 TAHUN 2011TANGGAL 14 JANUARI 2011
KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN dr, HENNI BARIAH KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA MUJIMAN, S. Sos MM KOORDINATOR PELAYANAN dr. JULIETTA TANTRI KOORDINATOR PENUNJANG dr. ZULFIA OKTANIDA

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN MEDIS UMUM dr. ASTIANE

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN KES GIGI DAN MULUT drg. VIJANTHY LATIF

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN KES IBU DAN ANAK MINAR SITANGGANG

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN GADAR DAN BENCANA ASMAN SITORUS

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM DONA ULI

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN GIZI NURMALA

SATUAN PELAKSANA PELAYANAN FARMASI NURHAYATI, Apt

KEPALA PUSKESMAS KEL. R BADAK UTARA I drg. JULI ASTUTY

KEPALA PUSKESMAS KEL R BADAK UTARA II dr. DAHLIA RODIA S

KEPALA PUSKESMAS KEL LAGOA drg. MERRY

KEPALA PUSKESMAS KEL TUGU UTARA I drg. ALICE ANNA RG

KEPALA PUSKESMAS KEL TUGU UTARA III drg. NETY SIAGIAN

KEPALA PUSKESMAS KEL TUGU SELATAN


IRENE YULIA W, SKM

KEPALA PUSKESMAS KEL KOJA dr. ENDANG S

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL DOKTER dr. JULIETTA TANTRI DOKTER GIGI DAN PERAWAT GIGI drg. VIJANTHY LATIF BIDAN MINAR SITANGGANG PERAWAT IDA RIYANI SANITARIAN DEDI SUPRIADI PRANATA LAB L DONAULI

25

26

Pasien yang dilayani Puskesmas Kecamatan Koja dan di Puskesmas kelurahan adalah pasien umum, Jamsostek, Askes, Gakin, PKH, KJS dan Jamkesmas. Selain itu, Puskesmas Kecamatan Koja juga menjalin mitra dengan layanan kesehatan lainnya, baik negri maupun swasta yang ada di wilayah Kecamatan Koja, untuk memudahkan pasien jika harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih memadai (harus dirujuk), mitra tersebut antara lain: 1) RS Koja 2) RS Umum Pelabuhan (RS Tugu) 3) RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso 4) RS Sukmul 5) RS Cipto Mangunkusumo

Tabel 1.8 Rekapitulasi Kunjungan Pasien dengan Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) di Puskesmas Kecamatan Koja tahun 2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Status Jaminan Pasien Umum/Bayar ASKES Jamsostek Gakin Jamkemas SKTM PKH (Januari- Oktober 2012) Jumlah Pasien 31.298 1018 502 23.252 2.141 6.692 2.189

KJS (November Desember 34.457 2012) JUMLAH 101.549

27

Tabel 1.9 Rekapitulasi Rujukan Pasien dengan Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) di Puskesmas Kecamatan Koja tahun 2012 No. 1. 2. 3. 4. Status Jaminan Pasien JPK Gakin Jamkesmas SKTM PKH Jumlah Jumlah Pasien 4.075 382 3.076 569 8.102

1.2.6 Mutu Puskesmas Kecamatan Koja 1.2.6.1 Penerapan SMM ISO 9001:2000 di Puskesmas Kecamatan Koja 1) Dimulai pertama kali pada tanggal 20 Juni 2007 di Puskesmas Kecamatan Koja dan di Puskesmas Kelurahan Rawabadak Utara I. 2) Sertifikasi SMM ISO 9001:2008 diraih pada tanggal 15 Januari 2008. 3) Sertifikasi renewal Puskesmas Kecamatan Koja diraih pada tanggal 22 November 2010. 1.2.6.2 Penerapan SMM ISO 9001:2008 di Puskesmas Kelurahan Lagoa, Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I, dan Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III 1) Penerapan ISO 9001:2008 dimulai sejak tahun 2009 2) Audit Badan Sertifikasi SGS di Puskesmas Kelurahan Lagoa pada tanggal 5 Mei 2010 3) Audit Badan Sertifikasi SGS di Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I pada tanggal 7 Mei 2010 4) Audit Badan Sertifikasi SGS Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III pada tanggal 6 Mei 2010 5) Sertifikasi untuk masing-masing Puskesmas Kelurahan tersebut diraih pada tanggal 31 Mei 2010 6) Sertifikasi SGS Puskesmas Kelurahan Tugu Selatan pada bulan Mei 2012

28

7) Sertifikasi SGS Puskesmas Kelurahan Koja pada bulan Mei 2012 8) Sertifikasi SGS Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II pada bulan Mei 2012 9) Surveilance Audit pada Puskesmas Kecamatan Koja dilaksanakan pada bulan Mei 2012 10) Surveilance Audit pada Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I dilaksanakan pada bulan Mei 2012 11) Surveilance Audit pada Puskesmas Kelurahan Lagoa dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2012 12) Surveilance Audit pada Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2012 13) Surveilance Audit pada Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 1.2.6.3 Ruang Lingkup SMM ISO 9001:2008 Ruang Lingkup Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 meliputi Unit Pelayanan Kesehatan dan Perkesmas, yaitu sebagai berikut: a. Puskesmas Kecamatan Koja: Loket Poli Umum Poli Gigi KIA/KB Laboratorium Radiologi Gudang Farmasi TU Kepegawaian

Rumah Bersalin TU Pengadaan Barang/Jasa Poli PTRM Poli TB Paru Apotek Pemegang Khusus Barang TU Pemeliharaan

29

b. Puskesmas Kelurahan Rawa badak Utara I, Lagoa, Tugu Utara I, Tugu Utara III dan Tugu Selatan : Loket Poli Umum Poli Gigi KIA/KB Poli TB Perkesmas TB Kamar Obat Gudang Obat

c. Puskesmas Kelurahan Rawa badak Utara II dan Koja : Loket KIA/KB Poli Umum Perkesmas TB

Kamar Obat Poli TB Gudang Obat

1.2.6.4 Prestasi Prestasi yang pernah diraih oleh Puskesmas Kecamatan Koja pada tahun 2010-2012, yaitu: 1. Peraihan Sertifikat SMM ISO 9001:2008 di bulan Mei 2010 untuk tiga Puskesmas Kelurahan, yaitu PKL Lagoa, PKL Tugu Utara I, dan PKL Tugu Utara III. 2. Peraihan Sertifikat SMM 9001:2008 (Renewal) pada tanggal 22 November 2010 untuk Puskesmas Kecamatan Koja. 3. Peraihan Sertifikat SMM 9001:2008 pada tanggal 22 November 2010 untuk PKL Rawabadak Utara I. 4. Penghargaan Tingkat Nasional dari Menpan yaitu Citra Pelayanan Prima Tingkat Pratama kepada PKL Rawabadak Utara I pada tahun 2010. 5. Juara I Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara pada bulan November 2010.

30

6. Juara I Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta pada bulan November 2010. 7. Medali perak pada Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat Nasional di Bali pada bulan Desember 2010. 8. Penghargaan dari PT. SGS kepada Puskesmas Kecamatan Koja untuk kategori Puskesmas Kelurahan yang Pertama Kali Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Versi ISO 9001:2008 di tahun 2008. 9. Penghargaan dari PT. SGS kepada Puskesmas Kecamatan Koja untuk kategori Puskesmas Kecamatan yang Mempunyai Puskesmas Kelurahan Terbanyak Tersertifikasi SMM Versi ISO 9001:2008. 10. Juara I pada Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara pada bulan Desember 2011. 11. Medali Emas pada Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat Nasional di Balikpapan pada bulan Desember 2011. 12. Juara I pada Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara pada bulan November 2012. 13. Juara I pada Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat Propinsi DKI Jakarta pada bulan November 2012. 14. Medali Prime Gold Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Tingkat Nasional di Manado pada bulan Desember 2012 1.3. Program Gizi Di Puskesmas Kecamatan Koja Ada beberapa kegiatan Program Gizi di Puskesmas Kecamatan Koja, yaitu : 1.3.1 Pemberian vitamin A Program penanggulangan kekurangan vitamin A ialah kegiatan untuk menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A melalui upaya peningkatan konsumsi vitamin A dengan makan makanan sumber vitamin A dan suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi. Sasaran dari program ini ialah :

31

Tabel 1.12 Sasaran Suplementasi Vitamin A Sasaran Bayi 6-11 bulan Balita 12-59 bulan Ibu Nifas (0-42 hari) Dosis Kapsul biru (100.000 SI) Kapsul merah (200.000 SI) Kapsul merah (200.000 SI) Frekuensi 2 kali 2 kali 2 kali

Kegiatan dari program penanggulangan kekurangan vitamin A di Puskesmas Koja ialah pemberian vitamin A yang dilaksanakan serentak di posyandu dan puskesmas pada bulan vitamin A yaitu bulan Februari dan Agustus untuk anak balita umur 6-59 bulan. Untuk kegiatan pemberian vitamin A pada ibu nifas pelaksanaannya dengan melakukan koordinasi dengan lintas program yaitu program Kesehatan Ibu & Anak (KIA) dan Rumah Bersalin (RB). Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pemberian vitamin A di Kecamatan Koja Bulan Febuari 2013 Puskesmas Koja ialah sebagai berikut : Tabel 1.13 Cakupan Pemberian Vitamin A Biru (6-11 Bulan) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja Bulan Februari 2013

Bayi ( 6 - 11 Bulan ) No Puskesmas Kelurahan Februari Jml sasaran 433 276 359 193 270 246 537 1777 Real 395 148 259 137 222 207 344 1368 Sweeping 22 70 105 23 43 28 160 291 TOTAL 417 218 364 160 265 235 504 1659 Cakupan (%) 96,30 78,99 101,39 82,90 98,15 95,53 93.85 93.36

1 2 3 4 5 6 7

Lagoa Koja Tugu Utara I Tugu Utara III Tugu Selatan RBU I RBU II Jumlah

32

Tabel 1.15 Cakupan Pemberian Vitamin A Merah (12-59 Bulan) di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja Bulan Februari 2013
Puskesmas Kelurahan Lagoa Koja Tugu Utara I Tugu Utara III Tugu Selatan
RBU I RBU II

No 1 2 3 4 5
6 7

Balita ( 12-59 bulan ) Februari Jml sasaran


2542 1627 2148 1177 1906 1710 1,890 12650

Real 2366 1283 1627 1079 1417


1551 1,480

Sweepi ng 117 281 416 42 504


128 351

TOTAL 2483 1564 2043 1121 1921 1.679


1,831

Cakupan (%) 97,68 96,13 95,11 95,24 100,79 98,19


96.88

Jumlah

10765

1512

12277

97,05

1.1.1.1 Pemberian Fe pada Ibu Hamil Program penanggulangan anemia di Puskesmas Kecamatan Koja ialah program yang bertujuan untuk menanggulangi anemia pada ibu hamil. Kegiatan dari program ini ialah pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada ibu hamil. Tablet besi (Fe) adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi Anemia Gizi Besi yang diberikan kepada ibu hamil.

33

Tabel 1.17 Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah FE di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja Periode Januari- Febuary 2013 Puskesmas Koja RBU I RBU II TUGU UTARA I TUGU UTARA III TUGU SELATAN LAGOA TOTAL FE 1
58 97 72 299 20 73 231 962

FE 3 45 83 55 211 22 117 239 772

k1 90 98 79 307 48 216 194 103 2

Cakupan Cakupan FE 1 FE 3 80 64.44 56.25 93 98.98 89.25 61 91.14 90.16 147 97.39 143.54 32 41.67 68.75 140 33.80 83.57 172 119.07 138.95 k4 725 93.22 106.48

Target FE 1 100 100 100 100 100 100 100 100

Target FE 3 81 81 81 81 81 81 81 81

(Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Koja Periode Januari 2013)

1.1.1.2 Pemantauan Pertumbuhan Balita Program pemantauan pertumbuhan balita ialah program sebagai upaya untuk menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita. Program ini dilakukan melalui kegiatan penimbangan balita di posyandu secara rutin tiap bulan dan mencatat hasilnya pada Kartu Menuju Sehat. Pemantauan pertumbuhan balita melalui penimbangan berat badan di posyandu mempunyai tujuan, yaitu: a. Mengetahui status pertumbuhan balita dari bulan ke bulan, b. Mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan pertumbuhan pada balita sebagai upaya deteksi dini balita gizi buruk. c. Memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak yang mengalami gangguan pertumbuhan agar dapat dikembalikan ke jalur pertumbuhan normal. d. Memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya mempertahankan atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak. Kegiatan penimbangan balita di posyandu di laksanakan pada tanggal 27 pada setiap bulannya melalui kegiatan Gebyar Posyandu. Namun kondisi yang berjalan di lapangan ternyata menghadapi beberapa kendala seperti keterbatasan
34

tenaga, baik tenaga kader maupun tenaga kesehatan sehingga tidak semua posyandu melakukan penimbangan pada tanggal 27 tersebut, mereka melaksanakan kegiatan posyandu pada H-3 atau H+3. Hasil Penimbangan Balita di Posyandu yang dilakukan setiap bulan menghasilkan data penimbangan, yaitu: 1. Jumlah balita (S) yang ada di wilayah kerja 2. Jumlah balita yang memiliki KMS (K) 3. Jumlah balita yang datang ditimbang (D) pada bulan penimbangan 4. Jumlah balita yang naik berat badannya (N) pada bulan penimbangan 5. Jumlah anak balita Bawah Garis Merah (BGM) 6. Jumlah balita yang tidak naik berat badannya (T) 7. Jumlah balita yang datang bulan ini, tetapi bulan lalu tidak datang (O) 8. Jumlah balita baru yang datang (B) Dari data hasil penimbangan tersebut dapat dihasilkan cakupan kinerja program gizi, yaitu: a. Cakupan Program (K/S) Cakupan program adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100 %. Persentase dari cakupan program menggambarkan berapa jumlah balita di wilayah tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan program di daerah tersebut yang telah tercapai. Target dari K/S ialah 100 %. b. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S) Cakupan partisipasi masyarakat adalah jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali 100 %. Persentase cakupan partisipasi masyarakat ini menggambarkan berapa besar jumlah partisipasi masyarakat di daerah tersebut untuk menimbang balitanya ke Posyandu. Target dari D/S ialah 80 %. c. Cakupan kelangsungan penimbangan (D/K)

35

Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian dikali 100 %. Persentase menggambarkan berapa besar kelangsungan penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai dan untuk memantau balita yang memiliki KMS dan ditimbang di posyandu. Target dari D/K ialah 60%. d. Cakupan hasil penimbangan (N/D) Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang naik berat badannya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang kemudian dikali 100 %. Persentase ini menggambarkan berapa besar hasil penimbangan di daerah tersebut yang telah tercapai. Memantau efektifitas perbaikan gizi dengan melihat jumlah balita yang naik berat badannya selama 2 kali berturut-turut datang ke posyandu. Target dari N/D ialah 80 %. e. Cakupan Keefektifan Kegiatan (N/S) Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik berat badannya dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas kemudian dikali 100 %. Target dari N/S ialah 60 %. Tabel 1. Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan Balita di Wilayah Puskesmas Kecamatan KOJA Periode Febuari 2013
KELURAHAN Koja Lagoa TUGU UTARA III TUGU UTARA I TUGU SELATAN RAWA BADAK UTARA I RAWA BADAK UTARA II TOTAL S 197 2 331 0 149 0 301 9 221 9 166 5 2262 156 K 171 7 306 5 121 5 176 7 173 5 176 0 209 1 131 D 137 2 199 8 940 195 0 136 5 100 4 170 5 119 N 473 963 465 134 8 246 458 770 545 D/S 70 60 63 65 62 60 75 76 K/S 87 93 82 59 78 106 92 84 N/D 34 48 49 69 18 46 45 46 D/K 80 65 77 110 79 57 82 90 N/S 24 29 31 45 11 28 34 35

36

79

91

07

37

1.1.1.3 Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai makanan tambahan bagi seseorang terhadap makanan sehari-hari untuk memenuhi kekurangan makanan seseorang terhadap kebutuhan yang dianjurkan. Terdapat dua jenis PMT, yaitu : a. PMT Pemulihan PMT sebagai sarana pemulihan keadaan gizi, dalam arti kuratif dan rehabilitatif merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian zat gizi berupa makanan. b. PMT Penyuluhan PMT sebagai sarana penyuluhan merupakan salah satu cara penyuluhan gizi, khususnya untuk meningkatkan keadaan gizi anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Koja ialah PMT Pemulihan yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok usia balita. Sasarannya ialah balita usia 6-59 bulan bawah garis merah (BGM). Target dari PMT Pemulihan ialah 100 % Balita BGM. PMT Pemulihan dilakukan di posyandu setiap bulan pada tanggal 271. Makanan yang diberikan ialah bubur kacang atau buah-buahan.

NO 1 2 3 4 5 6

PUSKESMAS Lagoa Koja Tugu Utara I Tugu Utara III Tugu Selatan Rawabadak Utara I

SASARAN JUMLAH MENDAPAT BAYI BGM SUSU 25 15 30 15 15 10 68 26 61 36 20 10

CAKUPAN
36.76 57.69 49.18 41.67 75.00 100.00

38

Rawabadak Utara II JUMLAH


1.1.1.4 Status Gizi

25 135

41 262

60.98 38.4615385

Balita adalah anak usia dibawah 5 tahun (anak usia 0 sampai dengan 59 bulan) yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Gizi buruk adalah status gizi berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) dengan nilai Z-score < -3 SD dengan atau tanpa gejala klinis. Gizi buruk merupakan keadaan kurang energi dan protein tingkat berat pada anak yang disebabkan oleh rendahnya asupan energi dan protein dalam makanan sehari-hari. Dampak dari gizi buruk yaitu kematian, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan. Penilaian masalah gizi buruk dilakukan dengan penggukuran antropometri yaitu bila berat badan (BB) di bawah 60% berdasarkan median berat badan menurut umur (BB/U) dengan menggunakan standar WHO NCHS dan atau adanya tanda klinis marasmus, kwashiorkor, atau marasmic-kwashiorkor. Tindakan yang diberikan kepada balita gizi buruk yang ditemukan mulai dari rujukan, klarikasi dan konrmasi, pengobatan dan pemberian makanan tambahan yang disertai dengan penyuluhan, baik rawat jalan maupun rawat inap. Tabel 1.22 Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan KOJA Berdasarkan BB/TB Periode Januari 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 KELURAHAN Lagoa Koja Tugu Utara 1 Tugu Utara 3 Tugu Selatan Rawa Badak Utara 1 Rawa Badak Utara 2 Jumlah
JUMLAH BALITA BGM 50 32 62 36 18 18 55 271 STATUS GIZI (BB/TB) SANGAT NORMAL KURUS KURUS 20 0 17 0 10 0 54 101 30 32 43 35 7 18 1 166 0 0 2 1 1 0 0 4

39

(Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan KOJA Periode Januari 2013)

Tabel 1.22 Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan KOJA Berdasarkan BB/U Periode Febuari 2013 NO 1 2 3 4 5 6 7 KELURAHAN Lagoa Koja Tugu Utara 1 Tugu Utara 3 Tugu Selatan Rawa Badak Utara 1 Rawa Badak Utara 2 Jumlah JUMLAH BALITA BGM
68 26 61 36 20 10 41

STATUS GIZI (BB/TB) SANGAT NORMAL KURUS KURUS


26 0 6 0 10 8 38 42 23 53 36 8 1 3 0 3 2 0 2 1 0

262

88

166

Pemberian ASI Ekslusif Pemberian ASI Ekslusif yaitu pemberian ASI saja pada 0-5 bulan pertama kelahiran, tanpa disertai pemberian asupan makanan tambahan.Pemberian ASI Ekslusif sangat dianjurkan untuk pencapaian gizi bayi yang cukup, agar pertumbuhan dan perkembangan bayi baik. Tabel 1.19 Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja Periode Januari 2013 Puskesmas Koja RBU I RBU II TUGU UTARA I TUGU UTARA III TUGU SELATAN LAGOA TOTAL Asi (E1E5) 94 95 118 363 20 34 402 1126 Sasaran Asi 144 131 190 298 130 135 283 1311 Cakupan ASI (E1-E5) 65.28 72.52 62.11 121.81 15.38 25.19 142.05 85.89 Target 75 75 75 75 75 75 75 75

40

( Sumber : Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Koja Bulan Januari 2013) Tabel 1.19 Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja Periode Febuari 2013
Puskesmas Koja RBU I RBU II TUGU UTARA I TUGU UTARA III TUGU SELATAN LAGOA TOTAL Asi (E1E5) 76 109 143 295 157 48 327 1155 Sasaran Asi 127 131 229 325 141 155 335 1443 Cakupan ASI (E1E5) 59.84 83.21 62.45 90.77 111.35 30.97 97.61 80.04 Target 75 75 75 75 75 75 75 75

( Sumber : Laporan Program Gizi Puskesmas Kecamatan Koja Bulan Febuary 2013)

1.4 Identifikasi Masalah Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari Febuari 2013, terdapat satu program yang dipilih dalam identifikasi masalah yaitu Program Gizi. Program ini dipilih karena merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas. Sasaran program Gizi adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Koja dan secara khusus adalah kelompok kelompok Ibu Hamil, anak -anak . Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan program wajib dan pengembangan lainnya termasuk didalamnya tokoh

41

masyarakat, masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program dan target sebagai berikut : 1. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Febuari 2013 adalah sebesar 78,99%. 2. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Febuari 2013 adalah sebesar 96,30%. 3. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Febuari 2013 adalah sebesar 101,39%. 4. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Febuari 2013 adalah sebesar 82,9%. 5. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Selatan periode Febuari 2013 adalah sebesar 98,15%. 6. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Febuari 2013 adalah sebesar 95,53%. 7. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Febuari 2013 adalah sebesar 93,85. 8. Cakupan pemberian vitamin A merah (12-59 bulan) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Febuari 2013 adalah sebesar 97,05%. 9. Cakupan program (K/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 84%. 10. Cakupan program D/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 76%. 11. Cakupan Program (D/K) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 76%. 12. Cakupan Program (N/D) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 46%. 13. Cakupan Program (N/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 35%.

42

14. Cakupan pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari Desember 2012 adalah sebesar 38,46 %. 15. Angka gizi buruk di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013adalah sebesar 1,4 %. 16. Angka gizi buruk di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Febuari 2013adalah sebesar 3,05%. 17. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 65,28%. 18. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Januari 2013 adalah sebesar 72,52%. 19. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Januari 2013 adalah sebesar 62,11%. 20. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Januari 2013 adalah sebesar 121,81%. 21. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Januari 2013 adalah sebesar 15,38%. 22. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu selatan periode Januari 2013 adalah sebesar 25,19%. 23. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Januari 2013 adalah sebesar 142,05%. 24. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Febuari 2013 adalah sebesar 59,84%. 25. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Febuari 2013 adalah sebesar 83,21%. 26. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Febuari 2013 adalah sebesar 62,45%. 27. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Febuari 2013 adalah sebesar 90,77%. 28. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Febuari 2013 adalah sebesar 111,35%.

43

29. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu selatan periode Febuari 2013 adalah sebesar 30,97%. 30. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Febuari 2013 adalah sebesar 97,61%. 31. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 64,44%. 32. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 98,98%. 33. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 91,14%. 34. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 97,39 %. 35. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 41,67%. 36. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu selatan periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 33,80%. 37. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 119,70%. 38. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 56,25%. 39. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 89,25%.

44

40. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 90,16%. 41. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 143,54%. 42. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 68,75%. 43. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu selatan periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 83,57 %. 44. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 138,95 %.

1.5 Rumusan Masalah Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan Koja maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari Program Gizi di puskesmas adalah sebagai berikut : 1. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Febuari 2013 adalah sebesar 78,99%.

45

2. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Febuari 2013 adalah sebesar 96,30%. 3. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Febuari 2013 adalah sebesar 101,39%. 4. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Febuari 2013 adalah sebesar 82,9%. 5. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Selatan periode Febuari 2013 adalah sebesar 98,15%. 6. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Febuari 2013 adalah sebesar 95,53%. 7. Cakupan pemberian vitamin A biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Febuari 2013 adalah sebesar 93,85. 8. Cakupan pemberian vitamin A merah (12-59 bulan) di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Febuari 2013 adalah sebesar 96,13%. 9. Cakupan program (K/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 84%. 10. Cakupan program D/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 76%. 11. Cakupan Program (D/K) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 76%. 12. Cakupan Program (N/D) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 46%. 13. Cakupan Program (N/S) di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 35%. 14. Cakupan pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari Desember 2012 adalah sebesar 38,46 %. 15. Angka gizi buruk di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 1,4 %.

46

16. Angka gizi buruk di wilayah Puskesmas Kecamatan Koja periode Febuari 2013 adalah sebesar 3,05 %. 17. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Januari 2013 adalah sebesar 65,28%. 18. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Januari 2013 adalah sebesar 72,52%. 19. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Januari 2013 adalah sebesar 62,11%. 20. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Januari 2013 adalah sebesar 121,81%. 21. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Januari 2013 adalah sebesar 15,38%. 22. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu selatan periode Januari 2013 adalah sebesar 25,19%. 23. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Januari 2013 adalah sebesar 142,05%. 24. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Febuari 2013 adalah sebesar 59,84%. 25. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Febuari 2013 adalah sebesar 83,21%. 26. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Febuari 2013 adalah sebesar 62,45%. 27. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Febuari 2013 adalah sebesar 90,77%. 28. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Febuari 2013 adalah sebesar 111,35%. 29. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu selatan periode Febuari 2013 adalah sebesar 30,97%. 30. Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Febuari 2013 adalah sebesar 97,61%.

47

31. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 64,44%. 32. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Januari Febuary 2013 adalah sebesar 98,98%. 33. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Januari Febuary 2013 adalah sebesar 91,14%. 34. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 97,39 %. 35. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Januari Febuary 2013 adalah sebesar 41,67%. 36. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu selatan periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 33,80%. 37. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 30 Tablet (Fe1) di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 119,70%. 38. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Koja periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 56,25%. 39. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara I periode Januari Febuary 2013 adalah sebesar 89,25%. 40. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Utara II periode Januari Febuary 2013 adalah sebesar 90,16%.

48

41. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara I periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 143,54%. 42. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu Utara III periode Januari Febuary 2013 adalah sebesar 68,75%. 43. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Tugu selatan periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 83,57 %. 44. Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe) 90 Tablet (Fe3) di wilayah Puskesmas Kelurahan Lagoa periode Januari - Febuary 2013 adalah sebesar 138,95 %.

49

Anda mungkin juga menyukai