Anda di halaman 1dari 9

Judul Novel :Mengurai Rindu Pengarang : Nang Syamsyudin

Kisah novel yang berjudul Mengurai Rindu ini mengalir bagaikan air di permukaan danau yang tenang. Kisah percintaan dua anak manusia berbeda warna kulit yang mengaduk-ngaduk perasaan. Lagi-lagi adat usang yang hendak merusak kesucian cinta mereka . Rumah gadang itu kembali ramai. Smua keluarga lela berkumpul. Hari itu semuanya berduka,karna Mak Tuo lela telah meninggal dunia. Hari itu penguburanya. Semua yang ada di rantau menyempatkan diri pulang kampung. Memang selama ini Mak Tuo inilah yang mampu membuat para perantau itu pulang. Sebelumnya ada-ada saja alasan mereka untuk tidak pulan ke kampung. Sibuklah dengan urusan pekerjaan,sibuklah dengan anak-anak yang masih kecil atau istri tidak bisa meninggalkan pekerjaanya. Tapi pagi itu ketika si lela menelpon mereka mengabari kamtian Mak Tuo, semuanya mengatakan akan pulang, bahkan meminta agar mereka ditunggu sebelum penguburan. Ketika acara pemakan Mak Tuo di senlenggarakan cuaca pun mulai mendung,dan hujan pun mulai berjatuhan setetes demi setetes. Seakan-akan ikut berduka akan kepergian Mak Tuo nya lela ini.

Seminggu setelah kepergian Mak Tuo lela . Diadakanlah acara rapat keluarga besar,untuk merumuskan acara keluarga . Dan disanalah lela selalu ditanyai oleh Angku Datuk dan keluarga lainya Lela Kapan kau akan kawin Lela? Anakku yang sumuran kau saja sudah kawin dan punya satu anak,apa perlu kau kucarikan jodoh lela? . Lela selalu malas jika ditanyai tentang perjodohan ini,dia selalu menjawab Belum ada jodoh,Angku, . Lalu keluarga lela mulai resah karna yang namanya gadis minang sudah mulai berumur belum menikah,apalah kata orang kampung nanti? Gadih gadang indak balaki? Membuat malu nama keluarga di kampung saja. Begitulah celotahan Niniak Mamak dang Angku-angku lela lainya. Hari itu Lela kembali mengajar seperti biasa. Menjadi seorang guru negri,PNS yang di letakan di sebuah SMA swasta bersubsidi. Sekolah Lela ini agak berbeda dengan sekolah-sekolah lainya. Di sekolah Lela ini berbaur berbagai macam etnis,baik guru maupun siswanya. Ada yang dari suku Jawa,Suku Minang,Batak dan Tionghoa. Agama pun beragam. Ada Islam,Katolik,Protestan,dan Konghucu. Di sekolah itu Lela mempunyai teman akrab. Namanya Bu Sisca. Usianya lebih muda di banding Lela 2tahun. Dia mengajar fisika,dia lahir di Padang dan etnis Tionghoa. Dan Bu Sisca ini beragama Katolik. Walaupun Lela baru mengenalnya Setahun belakangan ini,tapi mereka sudah dikatakan sangat akrab.

Sewaktu Lela di ajak pergi kerumah Bu Sisca. Rumahnya yang berbentuk ruko bertingkat 2 di daerah kampung Dobi masih terlihat sepi. Lantai bawahnya diisi dengan Toko Kue milik keluarga Bu Sisca. Dalam keluarga Bu Sisca terdapat 3 Agama. Mama Bu Sisca dan abangnya si Gun beragama Islam , Papanya beragama Konghucu bersama kakak lakilaki yang sulung , Dan Bu Sisca sendirilah yang beragama Katolik. Lalu disanalah Bu Sisca mengenalkan Lela dengan kakaknya yang bernama Gunwan.Dari sanalah dimulai kedekatan Lela dengan Kakak laki-laki Bu Sisca yang bernama Gunawan.

Semakin hari Lela dengan Gun semakin dekat. Dan timbulah benihbenih cinta antara Lela dengan Kakak laki-laki Bu Sisca yang bernama Gunawan itu. Hingga suatu ketika merbaklah sebuah gosip di sekolah Lela , bahwa kedekatnya dengan Gun meresahkan para murid,dan guruguru lainya. Sampai-sampai Lela di panggil Kepala sekolahnya karna gosip tersbeut. Apa hubungan mereka ya dengan kedekatan si Lela dengan si Gun ? itukan masalah pribadi seseorang,dan mengapa orang-orang itu sibuk mengurusi mereka berdua? Kata guru-guru seangkatan Lela sih. Katanya Lela tidak se angkatan dengan keluarganya Buk Sisca . mungkin karna Bu Sisca membawa mobil pribadi ke skolah dan Lela hanya naik angkutan kota untuk pergi ke sekolah.

Mendengar gosip-gosip itu Lela semakin mempererat hubunganya dengan Gunawan. Suatu ketika Gunawan diajak kerumah Lela untuk di perkenalkan kepada Eteknya . lalu eteknya mulai bergurau Oh ini dia calon menantu , Kapan nak Gunawan mulai tinggal di rumah ini? hahahahaha lalu Gunawan menjawab Aku sudah ingin secepatnya tek,tapi Lela mengundur-undur terus hehehe

Seminggu kemudian Lela pergi pulang ke kampung untuk menghadiri alek anak Etek Bungsu. Semuanya berjalan dengan lancar. Setelah acara alek itu berlangsung , diadakan lah rapat keluarga besar Lela. Ya lagi-lagi keluarga mulai berbicara soal perjodohan Lela. Akirnya Lela memberi tahu kepada keluarga siapa yang akan menjadi calonnya. Setelah Lela menceritakan kepada Angkunya tentang calonya itu , Angku memang sangat tidak setuju,karna calon Lela bersuku Tionghoa. Terjadilah prokontra pada saat itu.

Ternyata tidak hanya teman-teman di sekolah Lela saja yang tidak setuju dengan hubungan mereka ini. Bahkan keluarga besar Lela pun juga tidak menyetujui hubungan mereka. Sehingga Angku Datuknya lela tidak menyetujui prtunangan antara Lela dengan Gunawan. Sekarang sudah bulan ke delapan, bulan Agustus. Lela dan Gunawan sudah merencanakan pernikahan pada bulan

Desember.Tinggal empat bulan lagi. Gunawan sudah menganggap

persoalan dengan keuarganya sudah beres. Bahkan mamanya sudah mempersiapkan segalanya melebihi dugaan mereka.Ya pada akhirnya acara lamar-melamar dilaksanakan pada hari ini tepatnya bulan September. Semua keluarga sudah berkumpul di rumah Lela. Banyak juga yang ikut dalam acara itu. Di samping keluarga Lela keluarga Bakonya pun juga ikut datang bersama yang lain. Akhirnya acara yang ditunggu-tunggu telah datang . Keluarga besar Lela berkumpul lagi , kali ini untuk melaksana kan acara pernikahan Lela dengan Gunawan.Di ruang tengah tukang pelaminan sedang sibuk dngan tugasnya. Sejak tadi pagi tak henti-hentinya mereka bekerja. Dua jam kemudian ruang tamu Lela sudah kelihatan lapang dan bersih.di depan pelaminan sudah terpasang beberapa helai karpet sudah menutupi lantai. Semua bernuansa merah. Ruangan itu sangat mewah.Malamnya ruangan itu benar-benar penuh.semua berkumpul untuk makan malam. Untung saja dari tadi Lela sudah mengantisipasi suasana itu.makan baselo dibatalkan karna repot. Tempat duduknya sempit. Pukul sembilan pagi pada hari Jumat di bulan November itu, semua kebutuhan yang berkaitan dengan upacara nikah sudah siap.Etek Tangah sudah selesai memeriksa semua barang yang akan di bawa untuk menjemput calon menantu.Satu jam kemudian rombongan marapulai sudah datang. Pengantarannya sampai tuuh mobil. Luar biasa, tamu-tamu akhirnya duduk di ruang tengah. Kemudian Lela dibawa keluar kamar.

Disandinkan dengan Gunawan yang telah duduk lebih dahulu di bawah pelaminan. Ijab kabul berlangsung lancar. Walaupun harus diulang dua kali,karena suara Gunawan kurang keras. Selesai gunawan mengucapkan Ijab Kabul, yang hadir langsung membaca doa syukur kemudian bertepuk tangan dan tertawa-tawa.sebetulnya Angku Khadi membimbing Gunawan membaca Ijab Kabul pada awal acara,bentuk mahar itu sudah di sebutkan. Tapi mereka diam saja ,mungkin karena mereka belum percaya dengan apa yang sedang di dengarnya. Maharnya berupa Rumah mewah yang amat sangat besar untuk Lela. Akirnya acara itu selesai kelihatanya semua tamu puas. Mama dan Papa Gunawan serta Sisca dan kakaknya Leng menyalami Lela dengan ramah. Pukul sebelas siang pada hari Minggu itu,rombongan keluarga Lela sampai di rumah Gunawan. Sejenak mereka berdiri di halaman rumah,mengatur deretan rombongan.penanti tamu pun siap. Beberapa perempuan memakai baju kurung dan pakai songket kelihatan menanti di depan pintu.di ruang dalam Lela dan rombonga di sambut oleh Mama Gunawan dan Sisca.yang mengejutkan keduanya memakai baju kurung Minang. Lela makin terkejut ketika menyadari ruangan dalam yan ia ketahui adalah toko kue,sekarang berubah menjadi ruanan yang bernuansa Minang, Dinding-dinding tertutupi tirai warna merah bersulam benang emas berwarna merah.

Di halaman aula, rombongan disambut dengan tari gelombang. Koordinatnya Pak Win, Guru Krida,Sahabaf baiku. Penarinya maupun pemusiknya semuanya murid-murid sekolahku. Acara siang itu dimulai dengan pidato yang mewakili tuan rumah adalah Uda Gadang. Setlah doa bersama baru para tamu dipersilahkan untuk mencicipi hidangan yang tersedia. Suasana pesta sangat menyenangkan para tamu. Acara berlangsung lancar dan meriah. Waktu beberapa jam tersedia cepat berlalu. Menjelang pukul 3 sore acara di tutup. Para tamu tidak ada lagi yang muncul. Kedatanagn Lela setelah cuti menikh,disambuthangat oleh kawankawan sesama guru. Mereka menyalami Lela bergantian di kantor guru ketika Lela hadir pada pagi itu. Sambutan murid-murid pun memuat Lela sangat gembira. Lela bertermakasih pada Tuhan,ternyata banyak kawankawan guru dan murid-murid menghargai pilihanku.Gunawan pulang kerumah sore itu dengan wajah ceria. Seperti biasa kami selalu berbincang-bincang di teras lebih dulu sebelum masuk rumah. Usia kehamilan Lela sudah semakin matang. Dokter

memperkirakan Lela akan melahirkan epat pekan lagi. Perut Lela yang besar sudah terasa makin bertambah berat. Untuk berdiri saja sudah susah,apalagi untuk mengajar.Hampir setiap selesai shalat Subuh Gunawan menemaniku jalan-alan pagi. Biasanya dari Rumah Lela jalan Nipah,mereka keliling ke arah pantai melewati Lemaga Permasyarakatan Muaro.

Malam itu perut Lela mulai terasa sakit. Aku ingin ke toilet terus. Kata etek Esan itu tanda-tanda akan melahirkan. Gunawa segera mengkontak dokter spesialis kandungan langganan mereka. Ia

menganjurkan agar segera ke RSUP M.Djamil di Jati. Mulanya Lela menolak,karna menurut cerita kawan-kawan perawatan di rumah sakit tersebut kurang ramah,maklum rumah sakit pemerintah. Besoknya taggal Duapuuh Dua Juni lahirlah anak mereka. Seorang laki-laki. Beratnya tiga koma enam kilogram,panjang limapuluh satu senti meter. Sehat dan lengkap. Lalu Gunawan berkata Terimakasih Bundo telah memberikan anak laki-laki yang ganteng ujarnya sambil mencium kening Lela. Kemudian langsung mengazankan si bayi merah itu. Setelah itu secepatnya ia keluar dari ruang bersalin. Setelah duaminggu kelahiran si bayi merah. Iapun di kekahkan di perkenalkan kepada orang banyak . Nama anaknya Dedi Putra Gunawan. Acara syuuran berlangsung lancr . setelah doa selamat dibacakan imam masjid yang sengaja diundang,Mertuanya memberi banyak hadiah lazimnya berbentuk perhiasan emas. Akirnya Lela dan Gunawan hidup bahagia dengan lahirnya Anak pertama mereka yang menjadi buah hati cahaya hidup mereka.

TUGAS BAHASA INDONESIA

OLEH : AISAH CATUR PUTRI KELAS : XI IPA 1

SMA NEGERI 8 PADANG TAHUN AJARAN 2013/2014

Anda mungkin juga menyukai