Anda di halaman 1dari 7

Nama NIM/BP

TABUIK PIAMAN HOYAK ISTANA : ADE SAPUTRA Prodi : Pend. Teknik Elektronika : 16421 / 2010 Tugas : ISBD BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pariaman adalah salah satu kota yang berada di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, tepatnya di pesisir pantai (Laut Hindia) sebelah utara kota Padang. Pariaman, yang berarti daerah yang aman, memiliki luas wilayah 73,36 kilometer persegi. Di daerah ini ada suatu pesta adat yang disebut dengan tabuik. Kata tabuik yang berasal dari bahasa Arab dapat mempunyai beberapa pengertian. Pertama, tabuik diartikan sebagai keranda atau peti mati. Sedangkan, pengertian yang lain mengatakan bahwa tabuik artinya adalah peti pusaka peninggalan Nabi Musa yang digunakan untuk menyimpan naskah perjanjian Bani Israel dengan Allah. Perayaan tabuik yang diselenggarakan setiap 1-10 Muharam adalah suatu upacara untuk memperingati meninggalnya Husein (Cucu Nabi Muhamad SAW) pada 61 Hijriah yang bertepatan dengan 680 Masehi. Cucu Nabi Besar Muhammad ini dipenggal kepalanya oleh tentara Muawiyah dalam perang Karbala di Padang Karbala, Irak. Kematian tersebut diratapi oleh kaum Syiah di Timur Tengah dengan cara menyakiti tubuh mereka sendiri. Akhirnya tradisi mengenang kematian cucu Rasulullah tersebut menyebar ke sejumlah negara dengan cara yang berbeda-beda. Di Indonesia, selain di Pariaman, ritual mengenang peristiwa tersebut juga diadakan di Bengkulu. Dalam perayaan memperingati wafatnya Husein bin Ali, tabuik melambangkan janji Muawiyah untuk menyerahkan tongkat kekhalifahan kepada umat Islam, setelah ia meninggal. Namun, janji itu ternyata dilanggar dengan mengangkat Jasid (anaknya) sebagai putera mahkota. Dua minggu menjelang pelaksanaan upacara Tabuik, warga Pariaman sudah sibuk melakukan berbagai persiapan. Mereka membuat serta aneka penganan, kue-kue khas dan Tabuik. Dalam masa ini, ada pula warga yang menjalankan ritual khusus, yakni puasa. Selain sebagai nama upacara, Tabuik juga disematkan untuk nama benda yang menjadi komponen penting dalam ritual ini. Tabuik berjumlah dua buah dan terbuat dari bambu serta kayu. Bentuknya berupa binatang berbadan kuda, berkepala manusia, yang tegap dan bersayap. Oleh umatIslam, binatang ini disebut Buraq dan dianggap sebagai binatang gaib. Di punggung Tabuik, dibuat sebuah tonggak setinggi sekitar 15 m. Tabuik kemudian dihiasi dengan warna merah dan warna lainnya dan akan di arak nantinya.

B. Tujuan Konon, Tabuik dibawa oleh penganut Syiah dari timur tengah ke Pariaman, sebagai peringatan perang Karbala. Upacara ini juga sebagai simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di Pariaman terhadap cucu Nabi Muhammad SAW itu. Karena kemeriahan dan keunikan dalam setiap pagelarannya, Pemda setempat pun kemudian memasukkan upacara Tabuik dalam agenda wisata Sumatera Barat dan digelar setiap tahun. "Kegiatan ini dikemas juga untuk meningkatkan tali silaturahmi dengan masyarakat, memperkaya rohani dan memanjatkan doa agar kota Pariaman dihindarkan dari segala marabahaya dan bencana, kata Mukhlis. Prosesi pembuangan tabuik ke laut merupakan suatu bentuk kesepakatan masyarakat untuk membuang segenap sengketa dan perselisihan antar mereka. Selain itu, pembuangan tabuik juga melambagkan terbangnya buraq yang membawa jasad Husein ke Surga. (ali gufron).

BAB II

ISI
A. Resume Pertama kali dalam sejarah, Tabuik Piaman menghoyak Istana Merdeka di Jakarta, Selasa (17/8) petang. Acara hoyak tabuik itu merupakan rangkaian peringatan detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945-17 Agustus 2010, khususnya menjelang penurunan sangsaka merah putih yang dipimpin langsung oleh Inspektur Upacara, Susilo Bambang Yudhoyono. Dari sekian banyak penampilan kesenian, Hoyak Tabuik cukup mendapat antusias dari ribuan hadirin yang memadati panggung acara didepan Istana Merdeka. Presiden Susilo Bambang yudhoyono bersama ibu Negara Ani Yudhoyono, Wakil Presiden didampingi Ny.Herawati Boediono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II pun ikut menyaksikan acara ini dari panggung kehormatan. Tarian missal indang dan hoyak tabuik ini diiringi musik rapai serta gandang tambua Pariaman, didukung 150 penari, pemusik dan anggota pendukung lainnya. Hentakkan tambua yang ditingkahi gendang rapai, membuat hadirin tersentak dan bertepuk tangan. Dalam tenggang waktu yang terbatas sekitar 15 menit, para pemain yang dikomandoi Nasrul. Kemudian (tabuik), pelatih music Heri Syahrizal dan koreografer Romi Nursyam berhasil menampilkan tari indang yang indah dan melakukan hoyak tabuik dari bagian tengah halama Istana Negara hingga ke pinggir panggung kehormatan. Walikota Pariaman, H.Muchlis R yang dating langsung dari Pariaman bersama Ketua DPRD Pariaman Ibnu Hajar kemarin petang, menyatakan rasa bangganya dengan penampilan atraksi Tabuik yang cukup sakral ini. ini adalah sejarah. Bisa tampil di Istana dan disaksikan oleh petinggi-petinggi di Negara ini. Itulah Tabuik Pariaman, kata Muchlis. Didampingi Kadinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pariaman, Yaminu Rizal dan salah seorang tokoh Pariaman di Jakarta ferry Tasnim, lebih lanjut Walikota mengatakan, keberhasilan tampil di Istana hendaknya makin meyakinkan pemerintah pusat untuk merealisasikan janjinya untuk menjadikan acara tabuik sebagai kalender nasional. Pak Sapta Nirwandar dari kembudpar sudah manjanjikan Tabuik Piaman masuk kalender nasional. Mudah-mudahan tahun 2011 hal itu sudah dapat direalisasikan, harapnya. Menurut Walikota, dengan penampilan di Istana ini, sekaligus akan memotivasi daerah untuk membenahi pariwisata. Kita akan usahakan ada atraksi di Pariaman setiap bulannya untuk memajukan pariwisata. Cuma kelemahan kita adalah dari sisi akomodasi. Tak ada hotel yang memadai di kota ini, tambahnya. Secara terpisah, Kadubdit Promosi Tujuan Wisata Sumatera, Kembudpar, Raseno Arya, memuji penampilan Tabuik Piaman di Istana Negara dalam acara kenegaraan HUT RI kali ini. ini aka menggugah semangat orang Minang untuk lebih sadar wisata. Ranah Minang itu tidak hanya memiliki alam yang indah, tetapi juga punya kekuatan dari sisi

kebudayaan yang perlu terus kita pupuk dan kita kembangkan, kata salah seorang arsitek Tour de Singkarak itu. Raseno menambahkan, secara keseluruhan acara kenegaraan HUT RI ke-65 tersebut sedikit di dominasi oleh penampilan Minang. Dimulai dari penbacaan teks Proklamasi oleh ketua DPD RI Irman Gusman yang orang Bukittinggi, kemudian penampilan penyanyi idola cilik Lintar, penampilan marching band TK annisa milik M. Rasyid Izada asal Sungai Limau, penampilan musik intrumentalia dari kabupaten Padang Pariaman untuk penyambutan tamu dan ditutup dengan tari indang dan hoyak tabuik. (Singgalang - 18 Agustus 2010)

B. Pendapat buku

Budaya merupakan hasil pemikiran manusia yang mengandung nilai-nilai sehingga dapat diterima oleh orang lain. Begitu juga seperti tabuik pariaman, yang mana merupakan sebuah budaya.

Tabuik pariaman memiliki banyak kandungan nilai-nilai, seperti sebagai manifestasi kecintaan dan untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW yakni Husein bin Abi Thalib yang terbunuh di Padang Karbela dan juga sebagai ekspresi permusuhan terhadap keluarga Bani Umayyah pada umumnya dan khususnya pada Yazid bin Muawiyah, Khalifah Bani Umayyah yang memerintah waktu itu, beserta Gubernur Ubaidillah bin Ziyad yang memerintahkan penyerangan terhadap Husain bin Al beserta laskarnya. Adapun nilai sosial yang terkandung didalamnya, antara lain: mengingatkan manusia akan praktik penghalalan segala cara untuk menuju puncak kekuasaan dan simbolisasi dari sebuah keprihatinan sosial.

Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan.

System kebudayaan sutu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda. Tabuik Pariaman merupakan kebudayaan non-material, yang mana didalamnya terkandung volkways, mores, ataupun mode.

Keberadaan Tabuik Pariaman sebagai salah satu kebudayaan dari daerah Pariaman harus tetap dijaga kelestariannya. Karena kian waktu ke waktu bisa saja terjadi perubahan. Sedangkan sebuah kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya seperti

kekuatan lain yang tidak selalu baiknya. Karena manusia memerlukan kepuasan baik dibidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Apalagi pada saat sekarang ini tabuik pariaman tidak hanya dikenal di nusantara saja, bahkan hingga ke Jerman dan kawasan Eropa lainnya.

C. Pendapat saya Memeng benar sebuah kebudayaan harus di jaga kelestariannya. Seperti tabuik pariaman yang selalu dilakukan setiap tahun di pesisir pantai Pariaman. Pesta itu merupakan salah satu agenda wisata besar tahunan di Kota Pariaman. Bahkan tidak sebatas itu saja, kebudayaan Pariaman ini memiliki pandangan yang sangat baik di mata nasional. Karena 17 agustus 2010 lalu Tabuik Pariama ini ikut serta memeriahkan HUT RI di Istana Negara. Tidak hanya mereka yang menyaksikan perhelatan HUT RI itu saja yang kagum, tetapi saya rasa semua orang di ranah minang ini merasa bangga. Apa lagi sekarang ini penampilan tabuik pariaman juga di adakan di berbagai Negara di Eropa. Bahkan acara Tabuik ini dijanjikan akan di realisasikan untuk dijadikan acara tabuik sebagai kalender nasional.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan Secara umum, ada dua nilai yang terkandung dalam pelaksanaan upacara Tabot, yaitu: nilai Agama (sakral), sejarah, dan sosial. Nilai-nilai Agama (sakral) dalam upacara Tabot diantaranya adalah: satu, proses mengambik tanah mengingatkan manusia akan asal penciptaannya. Kedua, terlepas dari adanya pandangan bahwa ritual tabot mengandung unsur penyimpangan dalam akidah, seperti penggunaan mantera-mantera dan ayat- ayat suci dalam prosesi mengambik tanah, namun esensinya adalah untuk menyadarkan kita bahwa keberagamaan tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai budaya lokal. Dan ketiga, pelaksanaan upacara Tabot merupakan perayaan untuk menyambutan tahun baru Islam. Nilai sejarah yang terkandung dalam budaya tabot adalah sebagai manifestasi kecintaan dan untuk mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW yakni Husein bin Abi Thalib yang terbunuh di Padang Karbela dan juga sebagai ekspresi permusuhan terhadap keluarga Bani Umayyah pada umumnya dan khususnya pada Yazid bin Muawiyah, Khalifah Bani Umayyah yang memerintah waktu itu, beserta Gubernur Ubaidillah bin Ziyad yang memerintahkan penyerangan terhadap Husain bin Al beserta laskarnya. Adapun nilai sosial yang terkandung didalamnya, antara lain: mengingatkan manusia akan praktik penghalalan segala cara untuk menuju puncak kekuasaan dan simbolisasi dari sebuah keprihatinan sosial. Banyak nilai-nilai kebijaksanaan yang dapat digali dan dijadikan landasan untuk mengarungi kehidupan, tetapi jika tidak disikapi dengan bijaksana, maka upacara Tabot akan menjadi sekedar festival budaya yang kehilangan makna dasarnya.

B. Saran

Saya menyarankan agar semua kebudayaan yang ada di nusantara ini agar tetap dijaga dan dilestarikan dengan baik. Terutama Tabuik Pariaman yang sudah populer ini. Yang mana tabuik ini memiliki kandungan makna yang sangat luas.

Saat ini kemungkinan apapun bisa saja terjadi, bisa saja tabuik ini kehilangan ciri khasnya. Sehingga tidak lagi seperti tabuik pariaman yang telah dilakukan sejak dahulunya. Bahkan tidak hanya itu, jika tidak dijaga maka pengakuan hak milik bisa saja berubah, apalagi pengakuan tersebut dari Negara lain.

Jadi memang benar, kita semua harus punya semangat untuk lebih sadar wisata. Ranah Minang itu tidak hanya memiliki alam yang indah, tetapi juga punya kekuatan dari sisi kebudayaan yang perlu terus kita pupuk dan kita kembangkan.

C. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai