Anda di halaman 1dari 12

Nama Anggota :

1.Didah Mardiatin S
2. Mega Aulia D
3.Nabilah Febrianti
4.Rindih Arlina
5.Ririn Fajrin

Kelompok 2
Sumatra Barat
Kearifan Lokal Tabuik Pariaman
Sumatera Barat
Tabuik adalah sebuah benda berbentuk keranda
bertingkat tiga yang terbuat dari kayu, rotan,
dan bambu. Tabuik merupakan benda utama
yang dilarak ditepi pantai untuk kemudian
dibuang ke laut.
Pesta Tabuik adalah sebentuk upacara
masyarakat Pariaman dalam memperingati
wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW, Hussain di
Padang Karbala.
Adapun sakral pada prosesi tabuik
• Prosesi budaya:
1. Mengambil tanah(tanggal 1 Muharam)
Aktivitas pengambilan tanah dilakukan pada petang hari
tanggal 1 muharam,dilakukan dengan suatu arak-arakan
yang dimeriahkan dengan gendang tasa.
2. Menebang batang pisang(tanggal 5 Muharam)
Menebang batang pisang adalah cerminan dari ketajaman
pedang yang digunakan dalam perang menuntut balas atas
kematian hussain.
3. Peristiwa Maatam ( tanggal 7 Muharam )
Dilaksanakan setelah sholat dhuhur
oleh orang (keluarga) penghuni
rumah tabuik.
4. Maarak jari-jari ( tanggal 7 Muharam )
Kegiatan membawa tiruan jari-jari tangan hosein yang
tercincang, untuk diinformasikan kepada khalayak ramai bukti
kekejaman raja zalim.
5. Maarak saroban ( petang tanggal 8 Muharam)
Bertujuan untuk menginformasikan kepada anggota
masyarakat akan halnya penutup kepala (sorban) hosein yang
terbunuh dalam perang.
6. Tabuik naik pangkat( dini hari tanggal 10 Muharam)
Pada dini hari mejenlang fajar,
dua bagian tabuik yang telah
siap dibangun, dipondok
pembuatan tabuik mulai disatukan
menjadi tabuik utuh.
7. Pesta hoyak tabuik ( tanggal 10 Muharam )
Sepanjang hari tanggal 10 muharam mulai pada pukul 9
pagi dua tabuik pasar dan tabuik subarang disuguhkan
ketengah pengunjung pesta hoyak tabuik sebagai hakekat
peristiwa perang karbala dalam islam.
8. Tabuik dibuang ke laut (petang tanggal 10 muharam)
Tepat pukul 6 sore senja hari, masing-masing tabuik
dilemparkan ke laut oleh kedua kelompok anak nagari
pasa dan subarang ditengah jerumunan para pengunjung
yang hanyut oleh rasa haru.
a. Bentuk kearifan lokal
1)Tabuik Pariaman merupakan bentuk kearifan lokal yaitu
nilai lokal. Hal ini dikarenakan tabuik merupakan salah
satu pertunjukan atau upacara adat yang diperingati
untuk mengenang meninggalnya cucu nabi muhammad
saw. Yang bernama hussain. Dikatakan sebagai kearifan
lokal karena tabuik pariaman mempunyai nilai yang
mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan
masyarakatnya. Sekarang, tabuik bukan sekedar tradisi
atau upacara semata melainkan sudah menjadi ajang
wisata.
b. Ciri-ciri kearifan lokal tabuik pariaman
1) Disampaikan secara turun temurun dari
generasi ke generasi
Upacara tabuik merupakan sebuah tradisi
masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat,
yang diselenggarakan secara turun temurun.
Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh
pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender
Islam.
2)Keterampilan lokal
masyarakat Sumatera Barat umumnya
sudah memiliki keterampilan mengayam rotan
dan bambu yang menghasilkan sebuah tabuik
yang sudah dikenal banyak orang termasuk
wisatawan mancanegara. Hal ini yang
membuat masyarakat sumatera barat memiliki
ketrampilan lokal.
2) Adanya keterkaitan dengan budaya atau
masyarakat tertentu
Pesta tabuik merupakan pengaruh dari ritual
penganut syi’ah. Bagi penganut syi’ah, penghormatan
terhadap Husain kematiannya menjadi ritual suci
keagamaan yang utama seperti di Iran, Irak, Pakistan,
India, Afganistan, dan negara-negara penganut Islam
Syi’ah lainnya. Namun bagi masyarakat Pariaman
upacara ini tidak menjadi akidah,
pelaksanaannya hanya
semata-mata untuk
memperingati kematian Husain.
3) Bersifat dinamis dan senantiasa berubah
seiringnya waktu
tabuik pariaman mengalami perubahan,
dulunya festival tabuik tidak berjalan seperti
sekarang, namun sejak tahun 1910 muncul
kesepakatan antar nagari untuk menyesuaikan
perayaan tabuik dengan adat istiadat
Minangkabau, sehingga berkembang menjadi
seperti ini.
c. Fungsi Kearifan Lokal Tabuik Pariaman
1) Fungsi Ritual
Upacara tabuik di Pariaman dilaksanakan
dalam rangka mengenang kematian Husain bin
Ali yang meninggal dalam peperangan sesama
umat islam di Karbala, Irak tahun 608 (61H).
2)Penguatan Identitas Budaya
Pariaman merupakan salah satu daerah kawasan
budaya Minangkabau. Pesta tabuik merupakan
atraksi budaya kolosal yang sangat menonjol, antara
pelaku upacara dan pengunjungg seakan-akan
menyatu dalam upacara sehingga melibatkan
puluhuan hingga ratusan ribu orang selama pesta
tabuik berlangsung.
3)Fungsi Ekonomi
keberadaan pesta tabuik tidak hanya dapat
memenuhi aspek tontonan yang menarik bagi
pengunjung namun juga meningkatkan ekonomi
masyarakat Pariaman.

Anda mungkin juga menyukai