Anda di halaman 1dari 38

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LKPP)

LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SCL

Judul :

SEDIAAN BENTUK SUSPENSI


Oleh :

DRA. ERMINA PAKKI, M.Si,Apt

Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : 12608/H4.23/TU.19/2007 Tanggal 05 November 2007

JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN DESEMBER 2007

LEMBAGA KAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN


Lantai Dasar Gedung Perpustakaan Universitas Hasanuddin

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN MODUL PEMBELAJARAN PROGRAM TRANSFORMASI DARI TEACHING KE LEARNING UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008
Judul Nama Lengkap NIP Pangkat/Golongan Jurusan Fakultas/Universitas Jangka Waktu Kegiatan Biaya : SEDIAAN BENTUK SUSPENSI : Dra. Ermina Pakki, M.Si, Apt : 131 792 011 : Lektor/III/c : Farmasi : Farmasi/Universitas Hasanuddin : 1 (Satu) Bulan Mulai 04 Januari 2008 s/d 04 Februari 2008 : Rp. 4.000.000,- (Empat Juta Rupiah) Dibiayai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin sesuai dengan surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor : 469/H4.23/PM.15/2008, tanggal 04 Januari 2008. Makassar, 04 Februari 2008 Mengetahui : Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin PD I,

Pembuat Modul,

Dr.rer.nat. Marianti A. Manggau, Apt

Dra. Ermina Pakki, M.Si, Apt

NIP. 132 010 567

NIP. 131 792 011

ii

KATA PENGANTAR
Pengadaan Modul Sedaan Bentuk Suspensi adalah dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan para Mahasiswa Jurusan Farmasi dalam Mata Kuliah Teknologi Sediaan Farmasi 2. Materi modul ini penguraiannya lebih diutamakan pada kuliah interaktif yaitu sesudah pengantar kuliah dilanjutkan presentase oleh masing-masing kelompok di depan kelas, kemudian dilakukan diskusi dan tanya-jawab. Topiktopik materi perkuliahan, meliputi : Definisi dan Pengertian Suspensi; Formulasi Suspensi; Sifat Aliran Suspensi dan Bahan Pensuspensi; Pembuatan Suspensi dan Evaluasi Kestabilan Suspensi. Diharapkan modul ini dapat membantu para Mahasiswa memahami Sediaan Bentuk Suspensi. Namun disadari sedalam-dalamnya bahwa isi modul ini masih banyak kekuranganya. Demi perbaikan modul ini dalam proses pembelajaran yang berbasis learning, kami sangat senang menerima apabila ada kritik-kritik dan saran-saran membangun demi kesempurnaannya. Dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pimpinan LKPP yang telah membiayai penyusunan modul ini. Juga disampaikan terima kasih kepada Bapak reviewer yang telah bersusah payah mengoreksi dan memberi saran perbaikan modul ini. Kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan modul ini, kami mengucapkan terima kasih. Wassalam Makassar, 04 Februari 2008

Ermina Pakki

iii

RINGKASAN
Sediaan Bentuk Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fasa cair. Parikel yang tidal larut tersebut dimaksudkan secara fisiologi dapat diabsorbsi yang digunakan sebagai obat dalam atau untuk pemakaian luar dengan tujuan penyalutan. Diameter partikel suspensi >1m, umumnya 10 50m. Sasaran utama didalam merancang sediaan berbentuk suspensi adalah untuk memperlambat kecepatan sedimentasi dan mengupayakan agar partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensi dengan baik, jadi tidak untuk mencegah terjadinya pemisahan fasa. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi formulasi sediaan suspensi antara lain adalah: ukuran partikel dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia sediaan suspensi, ditinjau dari Hukum Stokes : 2r2 ( L S ) g V= 9 Dapat dilihat bahwa besarnya partikel dapat mempercepat kecepatan sedimentasi partikel didalam larutan; Permukaan padat cair : zat padat yang tidak larut umumnya mempunyai sifat mudah dibasahi (hidrofil) yang dengan mudah dapat terdispersi dengan sedikit pengocokan, tetapi ada juga zat padat yang sukar dibasahi (hidrofob). Beberapa sifat zat padat yang harus diperhatikan antara lain adalah : pembasahan, sudut kontak dan tegangan permukaan. Untuk memodifikasi sifat pembasahan serbuk digunakan surfaktan yang berfungsi sebagai zat yang dapat mengurangi tegangan antar permukaan zat padat cair. Pertimbangan segi rheologi penting dalam pembuatan suspensi a.l. viskositas sebagai pengaruhnya terhadap pengendapan dari partikel terdispersi serta perubahan sifat-sifat alir dari suspensi bila wadahnya dikocok dan bila hasilnya dituang dari botol. Penggunaan bahan pensuspensi dalam suspensi dimaksudkan untuk memodifikasi viskositas dan menstabilkan zat padat yang tidak larut dalam medium pendispersi. Berbagai macam bahan pensuspensi dapat

iv

digunakan a.l. golongan derivat sellulosa seperti na cmc, metil sellulosa; polisakarida seperti tragakan dan dari golongan silikat terhidrasi seperti bentonit, veegum, dll. Bahan tambahan lain yang dapat ditambahkan dalam formulasi a.l dapar, pemanis, flavor, zat warna, pengawet, bahan untuk flokulasi, dll. Pada fase awal formulasi harus dibuat keputusan mengenai tipe suspensi yang diinginkan apakah sistem flokulasi atau sistem dispersi/deflokulasi yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sistem flokulasi bisa tampak kasar karena terbentuknya flokul/agregat dan cepat mengendap tetapi dapat dengan mudah disuspensi, sistem dispersi/deflokulasi lambat mengendap tetapi partikel-partikel cenderung untuk membentuk endapan yang keras atau cake yang sukar disuspensikan kembali. Karakteristik rheologis suatu suspensi penting dalam mengoptimisasi stabilisasi fisika, khususnya karakteristik rheologis tiksotropik yang diinginkan dalam sistem suspensi. Evaluasi/pengujian kestabilan suspensi memungkinkan formulator/pembuat formulasi menyeleksi penyiapan awal yang dibuat dan juga menentukan formulasi yang dibuat sesuai dengan yang diinginkan. Parameter pengujian yang dilakukan a.l. volume sedimentasi, derajat flokulasi, ukuran partikel, redispersibilitas. Demikian gambaran ringkasan tentang sediaan bentuk suspensi, banyak halhal yang menarik dapat dijumpai di dalam modul ini, namun mungkin pada awal studinya mendapat kesukaran. Oleh karena itu, disarankan bahwa keinginan untuk memahami bentuk sediaan suspensi ini sebaiknya didiskusikan di dalam kelas.

PETA KEDUDUKAN MODUL


Pengertian Sediaan Bentuk Suspensi

Formulasi Suspensi

Sifat Aliran Suspensi dan Bahan Pensuspensi

Pembuatan Sediaan Suspensi

Evaluasi Kestabilan Sediaan Suspensi

vi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................. RINGKASAN ............................................................................................... PETA KEDUDUKAN MODUL .................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................. MODUL I..................................................................................................... MODUL II ................................................................................................... MODUL III .................................................................................................. MODUL IV.................................................................................................. MODUL V ................................................................................................... LAMPIRAN : RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL Mata Kuliah : Teknologi Sediaan Farmasi 2 i ii iii iv vi vii 1 8 14 20 26

vii

MODUL I
JUDUL : Pengertian Sediaan Bentuk Suspensi

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sistem heterogen Sasaran utama didalam merancang formulasi suspensi Dispersi kasar

B. RUANG LINGKUP ISI 1. Definisi dan Pengertian Suspensi Bentuk suspensi farmasetik Fasa dispersi dan pendispersi Diameter partikel padat Rute pemberian suspensi farmasetik Kelebihan dan kekurangan bentuk suspensi Homogen Redispersibilitas Kecepatan Sedimentasi Lambat Partikel Padat Kecil dan Seragam Zat berkhasiat tidak larut dalam air Penguraian zat aktif didalam air Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat Penggunaan medium non air Zat berkhasiat larut dalam air dibuat tidak larut Pelepasan obat diperpanjang

2. Sifat Fisik formulasi suspensi

3. Penggunaan Suspensi Dalam Famasi

C. KAITAN MODUL 1. Modul ini merupakan modul pertama yang akan menjelaskan secara meluas definisi dan pengertian sediaan bentuk suspensi dan alasan mengapa zat aktif dibuat dalam bentuk sediaan suspensi serta bagaimana sifat fisik formulasi suspensi yang baik. Materi ini diberikan mendahului teori formulasi suspensi (Modul II) dengan maksud agar mahasiswa mampu menjabarkan materi tersebut sebelum memasuki materi berikutnya. 2. Modul pertama ini menyajikan definisi dan pengertian sediaan bentuk suspensi dan akan dijelaskan formulasi, pembuatan dan evaluasinya pada Modul II, III dan IV.

D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian sediaan bentuk suspensi. 2. Menjelaskan rute pemberian sediaan bentuk suspensi 3. Menjelaskan sasaran didalam merancang formulasi suspensi. 4. Menjelaskan alasan penggunaan suspensi dalam farmasi. 5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan sediaan bentuk suspensi. 6. Menjelaskan sifat-sifat fisik formulasi suspensi yang baik. 7. Menyebutkan diameter partikel baik untuk oral maupun non oral

BAB II PEMBELAJARAN

A. Definisi dan Pengertian Bentuk Sediaan Suspensi, menurut : Lieberman, dkk ( disperse systems ) Lachman, dkk ( Theory and Practice of Industrial Pharmacy ) Ansel, dkk ( Pharmaceutical Dosage Forms ) Aulton, dkk ( Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design ) Winfield, dkk ( Pharmaceutical Practice ) Latihan dan tanya-jawab. Soal-soal.

B. Rute Pemberian Sediaan Bentuk Suspensi Oral, contoh : suspensi kloramfenikol, rifampicin Ocular, contoh : suspensi hidrokortison asetat Otic, contoh : suspensi hidrokortison Parenteral, contoh : suspensi penicilin G ( i.m ) Rectal, contoh : suspensi paranitro sulfathiazol Topical, contoh : caladin losio Latihan-latihan. Soal-soal.

C. Alasan Penggunaan Suspensi Dalam Farmasi Zat berkhasiat tidak larut dalam air Zat berkhasiat tidak enak atau pahit Mengurangi proses penguraian zat aktif dalam air Kontak zat padat dengan medium dispersi dipersingkat Memperpanjang pelepasan obat menggunakan pembewa minyak Latihan dan tanya-jawab. Soal-soal.

D. Sifat fisik formulasi suspensi yang baik Suspensi harus tetap homogen Harus mudah didispersikan kembali Mudah dituang Partikel suspensi harus kecil dan seragam Latihan dan tanya jawab Soal-soal.

E. Diameter dan tipe Partikel Suspensi Suspensi kasar : >1m, umumnya :10 50 m Suspensi koloid : <1 m, umumya : 1,0 dan 0,5 m Partikel individu Partikel berbentuk jaringan atau agregat Latihan dan tanya jawab Soal-soal.

F. Sasaran Utama Dalam Merancang Formulasi Suspensi Memperlambat kecepatan sedimentasi Mengupayakan partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensidengan baik Tidak untuk mencegah terjadinya pemisahan fasa Latihan dan tanya jawab Soal-soal.

G. Indikator Penilaian Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh. Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka. Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi. Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi.

Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa (20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

BAB III

PENUTUP 1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul Satu (I) ini, diharapkan mampu : Menjelaskan pengertian sediaan bentuk suspensi. Menjelaskan alasan penggunaan suspensi dalam farmasi. Menjelaskan sifat fisik formulasi suspensi yang baik. Menjelaskan sasaran utama didalam merancang sediaan bentuk suspensi. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan sediaan bentuk suspensi.

2. Modul Satu (I) ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain. 3. Modul ini dapat menjadi media pembelajaran untuk berdialog interaktif, hingga mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.

DAFTAR PUSTAKA 1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004 2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001 3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, Philadelphia,1999. 4. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New York, 1996 5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, Philadelphia, 1996 6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia, 1986

MODUL II
JUDUL : FORMULASI SUSPENSI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Partikel padat Medium cair

B. RUANG LINGKUP ISI Sifat partikel Permukaan partikel padat cair Pembasahan Sudut kontak Tegangan permukaan Energi bebas permukaan

Bahan Pembasah ( wetting agent )

C. KAITAN MODUL 1. Modul ini merupakan Modul Kedua setelah Mahasiswa memahami modul definisi dan pengertian sediaan bentuk suspensi. 2. Sebelum Mahasiswa mempelajari modul kedua, yaitu Teori Formulasi Suspensi.

D.

SASARAN PEMBELAJARAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, Mahasiswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan sifat partikel padat yang dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia dari sediaan suspensi. 2. Menjelaskan proses pembasahan permukaan partikel ( antarmuka padatcair ) :

- Fenomena pembasahan - Sudut kontak - Tegangan permukaan 3. Menjelaskan ketidakstabilan termodinamikan sistem suspensi 4. Menjelaskan mekanisme kerja surfaktan dan koloid hidrofilik didalam memodifikasi pembasahan partikel.

BAB II PEMBELAJARAN

A. Sifat Partikel Morfologi partikel : sferis dan nonsferis Ukuran partikel ( luas permukaan sfesifik ) Interaksi partikel Laju sedimentasi Latihan-latihan. Soal-soal.

B. Fenomena Pembasahan Proses pembasahan Partikel hirofilik dan hidrofobik Tahap pembasahan Cara mengukur kemampuan terbasahi serbuk Latihan-latihan. Soal-soal.

C. Sudut Kontak dan Tegangan Permukaan Sudut kontak antara cairan dan zat padat Tegangan permukaan dan energi bebas permukaan Contoh-contoh sudut kontak beberapa bahan aktif Latihan-latihan. Soal-soal.

D. Bahan Pembasah ( wetting agent ) Pengertian surfaktan dan mekanisme kerja surfaktan Penggolongan surfaktan beserta contoh-contoh Koloid hidrofilik dan mekanisme kerjanya Contoh-contoh hidrokoloid

10

Latihan-latihan. Soal-soal.

E. INDIKATOR PENILAIAN Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh. Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka. Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi. Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi. Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa (20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

11

BAB III PENUTUP Modul II ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain. Penyampaian modul pembelajaran untuk pembahasan topik-topik suatu bahasan akan mendorong mahasiswa untuk hal yang lebih detail, dan hal ini menuntut kemandirian mahasiswa. Diharapkan bahwa pembelajaran yang dilengkapi dengan modul dengan berbasis learning dapat memungkinkan terjadi dialog interaktif, hingga mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.

12

DAFTAR PUSTAKA 1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004 2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001 3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, Philadelphia,1999. 4. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New York, 1996 5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, Philadelphia, 1996 6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia, 1986

13

MODUL III
JUDUL : SIFAT ALIRAN SUSPENSI DAN BAHAN PENSUSPENSI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sifat Aliran Suspensi Non Newtonian Tipe Aliran yang Tidak Tergantung Waktu Tipe Aliran yang Tergantung Waktu Pengaruh Temperatur Maksud Penambahan Bahan Pensuspensi

B. RUANG LINGKUP ISI 1. Tipe Aliran yang Tidak Tergantung Waktu Aliran Plastik Aliran Pseudoplastik Aliran Dilatan Aliran Tiksotropik pseudoplastik/plastik Aliran Tiksotropik dilatan Maksud Penambahan Bahan Pensuspensi Bahan Pensuspensi yang Ideal

2. Tipe Aliran yang Tergantung Waktu

3. Bahan Pensuspensi

C. KAITAN MODUL 1. Modul ini merupakan Modul Ketiga yang akan menjelaskan secara meluas tentang Sifat Aliran Suspensi dan Pemilihan Bahan Pensuspensi. Sebelum mempelajari Modul III ini, diharapkan mahasiswa lebih dahulu mempelajari Formulasi Suspensi. Formulasi Suspensi merupakan dasar

14

perancangan formula yang mendasari pemilihan bahan pensuspensi dan kaitannya dengan tipe aliran suspensi. 2. Modul Ketiga (III) ini menjadi dasar untuk memahami pembuatan suspensi (Modul IV).

D. DASAR PEMBELAJARAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan sifat aliran suspensi non Newtonian 2. Menjelaskan tipe aliran plastik serta membuat rheogramnya 3. Menjelaskan tipe aliran pseudoplastik serta membuat rheogramnya 4. Menjelaskan tipe aliran dilatan serta membuat rheogramnya 5. Menjelaskan tipe aliran tiksotropik pseudoplastik/plastik serta membuat rheogramnya 6. Menjelaskan tipe aliran tiksotropik dilatan serta membuat rheogramnya 7. Menjelaskan maksud penggunaan bahan pensuspensi dan menyebutkan beberapa penggolongan bahan pensuspensi beserta contohnya masingmasing

15

BAB II PEMBELAJARAN

A. Sifat Aliran Suspensi Sifat aliran non Newtonian Viskositas larutan berubah dengan adanya kecepatan kocok Pengaruh temperatur Latihan-latihan soal. Soal-soal.

B. Tipe Aliran Plastik Nilai ambang gerak ( yield value ) Suspensi konsentrasi tinggi, viskositas tinggi, partikel terdeflokulasi Rheogram aliran plastik Latihan-latihan soal. Soal-soal.

C. Tipe Aliran Pseudoplastik Tidak ada nilai ambang gerak Larutan polimer Rheogram aliran pseudoplastik Latihan-latihan soal. Soal-soal.

D. Tipe Aliran Dilatan Perbedaan keadaan partikel pada saat istirahat dan pada saat pengocokan Suspensi deflokulasi Rheogram aliran dilatan Latihan-latihan soal. Soal-soal.

16

E. Aliran Tiksotropik Pseudoplastik/plastik Hysteresis loop Sediaan bersifat koloidal dan partikel makromolekul Rheogram aliran tiksotropik pseudoplastik/plastik Latihan-latihan soal. Soal-soal.

F. Aliran Tiksotropik Dilatan Rheogram aliran tiksotropik dilatan Soal-soal.

G. Bahan Pensuspensi Maksud penambahan bahan pensuspensi dalam sediaan suspensi Kriteria bahan pensuspensi yang ideal Penggolongan bahan pensuspensi Suspensi Farmasi yang ideal berkaitan dengan tipe alir bahan pensuspensi Latihan-latihan soal. Soal-soal.

H. INDIKATOR PENILAIAN Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh. Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka. Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi. Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi. Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa (20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

17

BAB III PENUTUP 1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul III diharapkan mampu : Menjelaskan sifat aliran suspensi non newtonian dan kaitannya terhadap sediaan suspensi. Menjelaskan berbagai tipe aliran sistem suspensi beserta kelebihan dan kekurangannya Menggambarkan rheogram berbagai tipe aliran sistem suspensi Menjelaskan maksud penambahan bahan pensuspensi dan menyebutkan penggolongan bahan pensuspensi beserta contohnya masing-masing. 2. Modul III ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain. 3. Modul III ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004 2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001 3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, Philadelphia,1999. 5. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New York, 1996 5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, Philadelphia, 1996 6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia, 1986

19

MODUL IV
JUDUL : PEMBUATAN SUSPENSI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sistem Deflokulasi dan Flokulasi Metode Presipitasi dan Dispersi Bahan Penambah Dalam Suspensi

B. RUANG LINGKUP ISI 1. Sistem Deflokulasi dan Flokulasi Partikel deflokulasi dan partikel flokulasi Sifat-sifat relatif partikel deflokulasi dan flokulasi Caking Flokulasi terkontrol Flokulasi dalam bahan pembawa terstruktur Bahan pemflokulasi Presipitasi dengan pelarut organik Presipitasi dengan perubahan pH darri medium Dispersi Modifikasi densitas Pengawet Dapar Memperbaiki rasa Pewarnaan sediaan Peningkat bau

2. Metode Presipitasi dan Dispersi

3. Bahan Penambah dalam Suspensi -

20

C. KAITAN MODUL 1. Modul ini merupakan Modul Keempat yang akan menjelaskan secara meluas tentang Pembuatan Suspensi. Sebelum mempelajari Modul IV ini, sebaiknya mahasiswa lebih dahulu mempelajari Sifat Aliran Suspensi dan Bahan Pensuspensi (Modul III). Dalam Modul IV ini mempelajari sistem deflokulasi dan flokulasi sebelum menentukan tipe suspensi yang akan dibuat dan beberapa metode pembuatan suspensi dapat digunakan untuk menghasilkan suspensi yang diinginkan. 2. Modul Keempat (IV) ini menjadi dasar penilaian dalam evaluasi kestabilan sediaan suspensi (Modul V).

D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan sistem deflokulasi dan flokulasi. 2. Menjelaskan sifat-sifat relatif partikel deflokulasi dan flokulasi. 3. Menjelaskan tentang bahan pemflokulasi dan bahan pembawa terstruktur. 4. Menjelaskan tentang metode presipitasi dan dispersi. 5. Menjelaskan tentang caking dan penyebab serta mekanisme caking. 6. Menjelaskan tentang bahan tambahan dalam sediaan suspensi.

21

BAB II PEMBELAJARAN

A. Sistem Deflokulasi dan Flokulasi Dalam Suspensi Pengantar Sistem Deflokulasi Sistem Flokulasi Teori DLVO Latihan-latihan. Soal-soal.

B. Sifat Relatif Partikel Deflokulasi dan Flokulasi Pengantar. Partkel individu, sedimentasi lambat, sedimen cake Partikel aggregat, sedimentasi cepat, sedimen longgar Latihan-latihan. Soal-soal.

C. Pembentuk Flokulasi Pengantar. Elektrolit Surfaktan Polimer Latihan-latihan. Soal-soal.

D. Metode Presipitasi Pengantar. Presipitasi dengan pelarut organik Presipitasi dengan peru dari mediumbahan pH Presipitasi dengan dekomposisi rangkap

22

Metode dispersi Latihan-latihan. Soal-soal.

E. Skematis Formulasi Suspensi Pengantar. Suspensi deflokulasi dalam zat pembawa tersusun sebagai produk akhir. Suspensi flokulasi sebagai produk akhir. Suspensi flokulasi dalam zat pembawa tersusun sebagai produk akhir. Latihan-latihan. Soal-soal.

F. Indikator Penilaian Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh. Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka. Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi. Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi. Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa (20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

BAB III

23

PENUTUP 1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul IV diharapkan mampu : Menjelaskan sistem deflokulasi dan flokulasi beserta kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menjelaskan pembentukan suspensi flokulasi dengan mekanisme masingmasing. Menjelaskan metode pembuatan suspensi serta syarat-syarat pembuatannya. Menjelaskan tentang caking beserta penyebab terbentuknya caking. Menjelaskan secara skematis formulasi suspensi

2. Modul Keempaet (IV) ini diharapkan dapat menjadi dapat menjadi acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain. 3. Modul IV ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

24

1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004 2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001 3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, Philadelphia,1999. 6. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New York, 1996 5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, Philadelphia, 1996 6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia, 1986

25

MODUL V
JUDUL : EVALUASI KESTABILAN SUSPENSI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Pengantar. Metode evaluasi suspensi Parameter evaluasi

B. RUANG LINGKUP ISI 1. Stress condition 2. Volume sedimentasi 3. Derajat flokulasi 4. Kontrol ukuran partikel 5. Redispersibilitas 6. Rheologi a. b. Viskositas Tipe alir

7. Mudah tidaknya suspensi dituang

C. KAITAN MODUL 1. Modul ini merupakan Modul Kelima (V) yang akan menjelaskan secara meluas tentang penilaian stabilitas suspensi. Sebelum mempelajari modul ini, sebaiknya mahasiswa lebih dahulu mempelajari Pembuatan Suspensi (Modul IV). Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pendekatan metode yang tepat dalam pembuatan suspensi karena akan mempengaruhi hasil akhir produk.

26

2. Modul Kelima (V) ini merupakan akhir dari materi bentuk sediaan suspensi yang merupakan penentu apakah suspensi yang dibuat sesuai yang diharapkan/diinginkan bardasarkan formulasi yang rasional dan tepat yang telah dipaparkan pada Modul I, II, III dan IV.

D. SASARAN PEMBELAJARAN MODUL Setelah mahasiswa mempelajari modul ini, diharapkan mampu : 1. Menjelaskan metode evaluasi suspensi 2. Menjelaskan cara evaluasi volume sedimentasi 3. Menjelaskan cara evaluasi derajat flokulasi 4. Menjelaskan cara evaluasi kontrol ukuran partikel 5. Menjelaskan cara evaluasi redispersibilitas 6. Menjelaskan cara evaluasi rheologi a. b. Viskositas Tipe alir

BAB II PEMBELAJARAN

27

A. Metode Evaluasi Pengantar Stress condition Latihan-latihan. Soal-soal.

B. Volume Sedimentasi Pengantar. Volume sedimen Kriteria penerimaan Latihan-latihan. Soal-soal.

Derajat Flokulasi Pengantar. Volume sedimen suspensi flokulasi dan deflokulasi Kriteria penerimaan Latihan-latihan. Soal-soal.

C. Kontrol Ukuran Partikel Pengantar. Aggregat/pertumbuhan kristal Latihan-latihan. Soal-soal.

D. Redispersibilitas Pengantar. cake / endapan keras Latihan-latihan.

28

Soal-soal.

E. Rheologi Pengantar. Viskositas Tipe alir Latihan-latihan. Soal-soal.

F. INDIKATOR PENILAIAN Ketepatan pemakaian konsep disertai contoh. Penjelasan yang tepat dan sumber pustaka. Kreativitas dan kerjasama tim pada saat presentasi. Kemampuan mengemukakan pendapat dalam diskusi. Bobot penilaian didasarkan pada : isi makalah (30%), susunan bahasa (20%), penampilan presentase (15%), diskusi dan kerjasama tim dalam menjawab pertanyaan (25%), referensi (10%).

BAB III PENUTUP

29

1. Mahasiswa setelah mempelajari Modul V diharapkan mampu : Menjelaskan alasan-alasan memilih metode evaluasi suspensi. Menerangkan penggunaan rumus volume sedimentasi (F). Menjelaskan penggunaan rumus derajat flokulasi.

2. Modul Kelima (V) ini diharapkan dapat menjadi menjadi acuan bagi mahasiswa untuk melakukan penelusuran berbagai sumber belajar, baik dalam bentuk teks book, jurnal, internet, ataupun sumber-sumber lain 3. Modul V ini dapat menjadi referensi dan media pembelajaran untuk berdialog interaktif pada senyawa koordinasi, hingga mahasiswa terdorong menjadi lebih kreatif.

DAFTAR PUSTAKA

30

1. Winfield, A.J., Pharmaceutical Practice, London, 2004 2. Mollet, H., Formulation Technology, NewYork, 2001 3. Ansel, C.H., Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems, Philadelphia,1999. 3. Lieberman, H.A., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, New York, 1996 5. Aulton, M.E., Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, Philadelphia, 1996 6. Lachman, L., The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Philadelphia, 1986

31

Anda mungkin juga menyukai