Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASEUTIKA 1 SUSPENSI 1,II,III SULFUR

TANGGAL PERCOBAAN : 1, 22 mei 2013-05 juni 2013

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 : KETUA :

1. Budi Nur I 2. Anisa 3. ayu gheni 3. Fitriani Awaliah

( 0661 11 139 ) ( 0661 11 136 ) ( 0661 11 137 ) ( 0661 11 138 )

DOSEN PEMBIMBING :

1. Dra. Muztabadihardja., Apt. 2. Siti Sadiah, M.Si., Apt. 3. Septia Andini, S.Farm, Apt.

LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2013

BAB I PENDAHULUAN I.1 Tujuan Percobaan a. Suspensi I Mengetahui cara membuat formula sediaan suspensi, pengaruh bahan pembasah dan cara pengembangan bahan pensuspensi yang digunakan. b. Suspensi II Mengetahui dan melihat pengaruh bahan suspensi alam dan semi sintetis tunggal dan campuran dalam suspensi, dengan penambahan konsentrasi bahan pembasah yang paling baik dari hasil pengamatan praktikum suspensi I. c. Suspensi III Melihat pengaruh bahan pengental dan alat pengaduk dengan konsentrasi bahan pensuspensi serta konsentrasi bahan pembasah yang paling baik hasil pengamatan praktikum suspensi II.

I.2

Dasar Teori Suspepensi adalah suatu sediaan dengan sistem heterogen yang terdiri dari fasa terdispersi sebagai fasa dalam dan fasa pendispersi sebagai fasa luar. Fasa pendispersi berbentuk partikel dengan kehalusan tertentu yang tidak larut dalam fasa pendispersi. Fasa luar merupakan bagian terbesar yang berbentuk cair. Jumlah partikel yang terdispersi di dalam suspensi oral tergantung dari dosis bahan berkhasiat yang dipakai. Secara umum sediaan suspensi terdiri dari : 1. Bahan berkhasiaat dengan kelarutan yang relatif kecil di dalam fasa pendispersi Sifat partikel yang harus diperhatikan adalah ukuran partikel dan sifat permukaan padat-cair. Partikel yang terdispersi dapat bersifat hidrofilik dan hidrofobik. Untuk partikel yang bersifat hidrofobik perlu dilakukan proses pembasahan terlebih dahulu agar dapat terdispersi dengan sempurna dalam pelarut.bahan pembasah yang lazim dipakai adalah surfaktan yang mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan antara zat padat dengan zat cair. Untuk zat padat yang bersifat hidrofob lebih baik digunakan surfaktan sebagai

zat pembasah, karenadengan berkurangnya tegangan permukaan padat-cair proses pembasahan zat padat yang terdispersi akan lebih baik. 2. Bahan Pembantu

- Bahan pembasah : surfaktan dan humektan - Bahan pensuspensi yang ditambahkan kedalam sediaan suspensi adalah
untuk memodifikasi viskositas fasa luar dan mencegah terjadinya proses pengendapan zat padat yang terdispersi dalam fasa luar.

- Dapar - Pengwet - Flavour : pewarna pemanis , penutup rasa


Bahan suspensi akn mengembang didalam air dan cara pengembangan bahan pensuspensi memegang peranan penting dalam stabilita zat padat yang terdispersi dalam pembawa. Oleh karena itu bahan pensuspensi harus dikembangkan secara maksimum sebelum dimasukan kedalam sediaan. Cara pengembangan pensuspensi tergantung dari sifat bahan pensuspensi yang dipakai.

Stabilitas Suspensi Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi adalah : 1) Ukuran Partikel Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara luas partikel berbanding terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas terdapat hubungan linier. Artinya semakin kecil ukuran partikel semakin besar luasw penampangnya. Sedangkan semakin besar luas penampang partikel maka daya tekan keatas cairan akan semakin besar, akibatnya memperlambat gerakan partikel untuk mengendap. 2) Kekentalan ( Viskositas ) Kekentalan suatu cairan juga mempengaruhi kecepatan aliran cairan tersebut, semakin kental suatu cairan maka kecepatan alirannya semakin

turun/semakin kecil. Kecepatan aliran tersebut juga akan mempengaruhi gerakan turun partikel yang terdapat didalamnya. 3) Jumlah Partikel ( Konsentrasi ) Jika dalam suatu ruangan terdapat partikel dalam jumlah besar maka partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Oleh benturan ini akan menyebabkan terbentuknya endapan zat tersebut, olek karena itu semakin besar konsentrasi partikel,

makin besar kemungkinannya terjadi endapan partikel dalam awktu yang singkat. 4) Sifat atau muatan Partikel Suatu suspensi kemungkinan besar terdiri atas beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian, ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut merupakan sifat alam,jadi tidak dapat dipengaruhi. Dalam pembuatan suspensi harus diperhatikan beberapa faktor anatara lain sifat partikel terdispersi ( derajat pembasahan partikel ), Zat pembasah, Medium pendispersi serta komponen komponen formulasi seperti pewarna, pengaroma, pemberi rasa dan pengawet yang digunakan. Suspensi harus dikemas dalam wadah yang memadai di atas cairan sehigga dapat dikocok dan mudah dituang. Pada etiket harus tertera Kocok dahulu dan di simpan dalam wadah tertutup baik dan disimpan di tempat yang sejuk . Suspensi terdiri dari beberapa jenis yaitu : 1) Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan oral. 2) Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit. 3) Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikelpartikel yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata. 4) Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.

5) Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal. 6) Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.

Keuntungan Sediaan Suspensi 1) Bahan obat tidak larut dapat bekerja sebagai depo, yang dapat memperlambat terlepasnya obat . 2) Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan. 3) Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa obat yang tergantung kelarutannya. Kerugian Bentuk Suspensi 1) Rasa obat dalam larutan lebih jelas. 2) Tidak praktis bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres, tablet, dan kapsul. 3) Rentan terhadap degradasi dan kemungkinan terjadinya reaksi kimia antar kandungan dalam larutan di mana terdapat air sebagai katalisator.

Sifat Fisik untuk Formulasi Suspensi yang Baik. Ada beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam mengembangkan suatu bentuk suspensi yaitu: 1) Suspensi harus tetap homogen pada suatu periode, paling tidak pada periode pengocokan dan penuangan sesuai dengan dosis yang dikehendaki. 2) Pengendapan yang terjadi saat penyimpanan harus mudah didispersikan kembali pada saat pengocokan. 3) Suspensi harus kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan partikel yang terdispersi, tapi viskositas tidak boleh terlalu kental sehingga menyulitkan saat penuangan.

4) Partikel suspensi harus kecil dan seragam sehingga memberikan penampilan hasil jadi yang baik dan tidak kasar.

Sistem pada Pembentukan Suspensi Sistem Deflokulasi 1) Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain. 2) Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal. 3) Sediaan terbentuk lambat. 4) Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.

Sistem Flokulasi 1) Partikel merupakan agregat yang bebas 2) Sedimentasi terjadi begitu cepat 3) Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula. 4) Wujud suspensi kurang menyenangkan karena sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.

BAB II DATA PREFORMULASI

Data yang diperlukan sebagai berikut : Tanggal Nama bahan berkhasiat Data preformulasi 1. Warna 2. Rasa 3. Bau 4. Organoleptik 5. Mikroskopik 6. Polimorfisa 7. Berat jenis 8. Kelarutan : 1,22 mei 2013 05 juni 2013 : Sulfur : : kuning keabuan pucat atau kuning kehijauan pucat : tidak berasa : tidak berbau : serbuk amorf atau serbuk hablur : partikel hampur bulat berkelompok :: 32,06 : : tidak larut : sangat sukar larut : lebih kurang 1150 :: antiskabies

- Air - Etanol
9. Titik leleh 10. Kerapatan masa 11. Khasiat aktif

12. pKa koefisien partisi : 13. kecepatan disolusi :-

14. Data stabilitas sediaan ruahan dan sediaan jadi :

BAB III METODE KERJA

III.1

Alat dan Bahan

a. Alat Aluminium foil Beaker glass Batang pengaduk Cawan uap Gelas ukur Mortir Penangas air Pipet tetes Rak tabung Spatula Stamper Tabung sedimentasi Timbangan

b. Bahan Aquadest CMC Natrium benzoat PGA sulfur Tween 80 Tilosa Tragakan

III.2 Formula Suspensi I Formula Sulfur Tween 80 Na benzoat Tilosa Aqua ad 0,1 % 2% 60 ml 0,05% 0,1 % 2% 60 ml 1 2 2,5 % 0,1% 0,1 % 2% 60 ml 0,1% 0,1 % 60 ml 3 4

Suspensi II Formula Sulfur Tween 80 Na benzoat Bahan pensuspensi Aqua ad 0,1 % PGA : CMC (1 : 1) 2 % 60 ml 0,1 % Tragakan : PGA (1 : 1) 2% 60 ml 1 2 2,5 % 0,1 % 0,1 % 3 4

Tilosa:CMC Tragakan:CMC (1 :1) 2% 60 ml (1 : 1) 2% 61 ml

Suspensi III Formula Sulfur Wetting agent Suspending agent pengental Tragakan : PGA ( 1: 1 ) 2% Sirup simpleks 30% Na. benzoat pewarna Essence Aqua ad 0,1 % 1 tetes 3 tetes 60 ml 1 2,5 % Tragakan : PGA ( 1: 1 ) 2% Sirup : Sorbitol ( 2 : 1 ) 30% 0,1 % 1 tetes 3 tetes 60 ml 2

III.3 Cara Kerja Suspensi I 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Dipanaskan aquadest hingga mendidih 3) Kaliberasi tabung sedimentasi ad 60 ml sebanyak 4 tabung. 4) Dimasukkan zat aktif ( sulfur ) dalam mortir,gerus ad homogen ( m1 ). 5) Dilarutkan Na benzoat dengan sedikit aquadest yang telah mendidih ( m2 ) kemudian campurkan kedalam ( m1 ), lalu gerus add homogen.

6) Pada formula 2,3 dan 4 ditambahkan wetting agent ( tween 80 ), gerus add homogen. 7) Pada formula 1 tidak ditambahkan wetting agent ( tween 80), gerus add homogen. 8) Kemudian dikembangkan tilosa, lalu ditambahkan pada formula 1, 2, dan 3, gerus add homogen. 9) Dimasukan kedalam tabung sedimentasi tambahkan air aquadest yang telah dimasak, add 60 ml. 10) Kemudian ditutup dengan alumunium foil.

Suspensi II 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Dipanaskan aquadest hingga mendidih 3) Kaliberasi tabung sedimentasi ad 60 ml sebanyak 4 tabung. 4) Dimasukkan zat aktif ( sulfur ) dalam mortir,gerus add homogen ( m1 ). 5) Dilarutkan Na benzoat dengan sedikit aquadest yang telah mendidih ( m2 ) kemudian campurkan kedalam ( m1 ), gerus add homogen. 6) Kemudian ditambahkan bahan pensuspensi yang yang telah dikembangkan ( PGA : CMC ) kedalam formula 1, ( tragakan : PGA ) kedalam formula 2, ( tilosa : CMC ) kedalam formula 3,( tragakan : CMC ) kedalam formula 4,lalu gerus add homogen. 7) Dimasukan kedalam tabung sedimentasi tambahkan air aquadest yang telah dimasak, add 60 ml. 8) Kemudian ditutup dengan alumunium foil.

Suspensi III 1) Disiapkan alat dan bahan 2) Dipanaskan aquadest hingga mendidih 3) Kaliberasi tabung sedimentasi ad 60 ml sebanyak 4 tabung. 4) Dimasukkan zat aktif ( sulfur ) dalam mortir,gerus add homogen ( m1 ). 5) Dilarutkan Na benzoat dengan sedikit aquadest yang telah mendidih ( m2 ) kemudian campurkan kedalam ( m1 ), gerus add homogen. 6) Ditambahkan bahan pensuspensi yang yang telah dikembangkan ( tragakan : PGA ) pada formula 1 dan 2,lalu gerus add homogen.

7) Kemudian ditambahkan sirupus simpleks pada formula 1, dan sirupus simpleks:sorbitol pada formula 2, lalu gerus add homogen. Lalu tambahkan pewarna dan essence. 8) Dimasukan kedalam tabung sedimentasi tambahkan air aquadest yang telah dimasak, add 60 ml. 9) Kemudian ditutup dengan alumunium foil.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan Suspensi 1 Pengamatan Hari ke-1 Formula 1 Hv : Ho : 7 cm Hv / Ho Hari ke-2 0 Hv : 6 cm Ho : 7 cm Hv / Ho Hari ke-3 0,857 cm Hv : 6 cm Ho : 7 cm Hv / Ho 0,857 cm Formula 2 Hv : Ho : 7 cm 0 Hv : 6 cm Ho : 6,9 cm 0.87 cm Hv : 6,2 cm Ho : 7 cm 0,88 cm Formula 3 Hv : Ho : 7 cm 0 Hv : 5,5 cm Ho : 7 cm 0,785 cm Hv : 5,7 cm Ho : 7 cm 0,815 cm Formula 4 Hv : Ho : 6,8 cm 0 Hv : 6 cm Ho : 6,9 cm 0,87 cm Hv : 6 cm Ho : 6,9 cm 0,87 cm

* formula I dianggap palling stabil (mudah terdispersi kembali), maka FI dipilih untuk digunakan pada pembuatan suspensi II

Suspensi 2 Pengamatan Hari ke-1 Formula 1 Hv : 0,4 cm Ho : 7 cm Hv / Ho Hari ke-2 0,057 cm Hv : 3 cm Ho : 7 cm Hv / Ho Hari ke-3 0,428 cm Hv : 2,7 cm Ho : 7 cm Hv / Ho 0,385 cm Formula 2 Hv : 0,1 cm Ho : 7 cm 0,014 cm Hv : 3,5 cm Ho : 7 cm 0,5 cm Hv : 3,2 cm Ho : 7 cm 0,457 cm Formula 3 Hv : 0,1 cm Ho : 7 cm 0,014 cm Hv : 3,2 cm Ho : 7 cm 0,457 cm Hv : 3,7 cm Ho : 7 cm 0,528 cm Formula 4 Hv : 0,3 cm Ho : 7 cm 0,042 cm Hv : 3 cm Ho : 7 cm 0,428 cm Hv : 3,1 cm Ho : 7 cm 0,442 cm

* formula II dianggap paling stabil, maka FII digunakan pada pembuatan suspensi III

Suspensi 3 Pengamatan Hari ke-1 Formula 1 Hv : 0,2 cm Ho : 6,8 cm Warna : hijau +++ Essence : apel +++ Hv / Ho Hari ke-2 0,03 cm Hv : 3 cm Ho : 6,7 cm Warna : hijau +++ Essence : apel +++ Hv / Ho 0,447 cm Hv : 5,2 cm Hari ke-3 Ho : 6,6 cm Warna : hijau +++ Essence : apel +++ Hv / Ho 0,788 cm Formula 2 Hv : 0,1 Ho : 6,7 cm Warna : hijau +++ Essence : apel+++ 0,015 cm Hv : 5,7 cm Ho : 6,9 cm Warna : hijau ++ Essence : apel +++ 0,826 cm Hv : 5,7 cm Ho :6,3 cm Warna : hijau ++ Essence : apel +++ 0,904 cm

IV.2

Pembahasan Dalam percobaan kali ini dibuat sediaan suspensi, Percobaan ini dilakukan secara bertahap yaitu dimulai dari suspensi I, suspensi II, hingga suspensi III dengan tujuan untuk mendapatkan hasil atau sedian suspensi yang paling stabil. Dimulai pada percobaan suspensi I yang bertujuan untuk mengetahui cara membuatan formula sediaan sespensi. Dengan menggunakan zat aktif, bahan pembasah dan bahan pengembang suspensi. Zat aktif yang digunakan adalah Sulfur, bahan pembasah yang digunakan adalah tween 80, dan menggunakan tilosa sebagai bahan pensuspensi, Selain itu ditambahkan zat pengawet berupa Na.benzoat untuk mencegah tumbuhnya zat mikroorganisme selama penyimpanan. pada percobaan ini dibuat 4 formula yang berbeda dengan konsentrasi yang sudah ditentukan pada tabel

formula. Dalam pengamatan kami melihat pengaruh bahan pembasah dan bahan pensuspensi yang digunakan pada masing-masing formula. Dari hasil pengamatan selama beberapa hari pengukuran pada 4 formula, terjadi perubahan tingginya suspensi dalam tabung sedimentasi, Selain itu terjadi endapan. Menurut hasil pengamatan kelompok kami selama 3 hari formula yang memenuhi syarat dari suspensi adalah formula 1. Formula 1 menggunakan zat aktif sulfur sebanyak 1,5 gram tanpa bahan pembasah,dengan bahan pensuspensi sebanyak 2 % yang dikembangkan terlebih dahulu dalam 10 kali jumlah tilosa. Kami memilih formula 1 karena formula ke 1, endapan yang terjadi saat penyimpanan mudah didispersikan kembali pada saat pengocokan. Pada praktikum suspensi II, pembuatan suspensi bertujuan untuk mengetahui dan melihat bahan pensuspensi alam dan semi sintesis tunggal dan campuran dalam suspensi, dengan penambahan konsentrasi bahan pembasah yang paling balik dari hasil pengamatan sebelumnya. Dengan bahan berkhasiat yang digunakan sama dengan suspensi I. Pada suspensi II menggunakan bahan pensuspensi campuran, Adapun bahan suspensi yang digunakan berupa PGA, CMC, Tragakan, dan Tiloca yang dalam masing-masing formula terdiri dari 2 bahan pensuspensi yang dapat dilihat seperti dalam table. Supending agent berfungsi untuk mendispersikan partikel tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan sedimentasi diperlambat. Dari keempat formula tersebut, formula II yang dipilih dalam pembuatan proses suspensi selanjutnya. Formula II yang menggunakan bahan pensuspensi Tragakan dan PGA juga dikembangkan sebelum dimasukkan kedalam zat terdispersinya. Tragakan dikembangkan dalam air 20x dari konsentrasi tragakan dan PGA harus dikembangkan dalam air panas sebanyak 1,5x dari konsentrasi PGA. Hasil suspensi inilah yang akan dipergunakan pada suspensi III sehingga sediaan menjadi lebih sempurna. Pada suspensi III akan dilihat pengaruh bahan pengental dan konsentrasi bahan pembasah mana yang paling baik hasil pengamatan praktikum suspensi II. Dalam percobaan ini hanya dibuat 2 formula saja dimana zat yang membedakan yaitu dari zat pengental. Formula I menggunakan sirupus simpleks sebanyak 30% sedangkan formula II menggunakan sirupus simpleks dan sorbitol (2:1) 30%. Selain ditambahkan zat pengental, ditambahkan pula zat pewarna dan essence agar lebih

menarik dan memperbaiki aromanya. Dari hasil pengamatan selama 3 hari dari kedua formula tersebut dipilih formula 1 karena endapan yang terjadi saat penyimpanan mudah didispersikan kembali pada saat pengocokan, dan Suspensi tetap homogen pada suatu periode, yaitu pada periode pengocokan.

BAB V KESIMPULAN

Sulfur merupakan zat aktif yang praktis tidak larut dalam air, sehingga untuk mencapai kesempurnaan dalam pembuatan suspensi, perlu ditambahkan bahan-bahan seperti bahan pensuspensi, pembasah, pengental, dll.

Pada suspensi I, formula sediaan suspensi yang paling baik yaitu pada formula I. Pada suspensi II, formula sediaan suspensi yang paling baik yaitu pada formula II, dengan penambahan bahan suspensi campuran berupa Tragakan dan PGA. Pada suspensi III, formula sediaan suspensi yang paling baik yaitu pada formula I dengan penambahan bahan pengental berupa sirupus simpleks 30%, sehingga formula inilah yang dipilih untuk dikemas dalam wadah.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2008. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : Gadjah Mada University Press Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 298

LAMPIRAN

Perhitungan : Suspensi I Formula 1

- Sulfur

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram

- Tween 80 : - Na.benzoat : - Tilosa - Aqua ad


Formula 2 : x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 ml = 1,2 gram 1,2 gram x 10 = 12 ml : 60 ml - ( 1,5 ml + 0,06 ml + 12 ml ) = 46,44 ml

- Sulfur

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram x 60 ml = 0,03 ml = 0,03 gram x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 ml = 1,2 gram 1,2 gram x 10 = 12 ml

- Tween 80 : - Na.benzoat : - Tilosa - Aqua ad


Formula 3 :

: 60 ml - ( 1,5 ml + 0,06 ml + 12 ml + 0,03 ml ) = 46,41 ml

- Sulfur

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 ml = 1,2 gram 1,2 gram x 10 = 12 ml

- Tween 80 : - Na.benzoat : - Tilosa - Aqua ad


:

: 60 ml - ( 1,5 ml + 0,06 ml + 12 ml + 0,06 ml ) = 46,38 ml

Formula 4

- Sulfur

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram

- Tween 80 : - Na.benzoat : - Tilosa - Aqua ad


Suspensi II Formula 1 :-

: 60 ml - ( 1,5 ml + 0,06 ml + 0,06 ml ) = 58,38 ml

- Sulfur

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram

- Tween 80 : - Na.benzoat : - Pensuspensi :


x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 gram1,2gram : 2 = 0,6 gram PGA = 0,6 gramair : 1

x 0.6 = 0,9 ml

CMC =0,6 gramair : 30 x 0,6 = 18 ml

Aqua ad

: 60 ml ( 1,5 ml + 0,06 ml +0,9 ml + 18ml ) = 39,54ml

Formula 2

- Sulfur

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram

- Tween 80 : - Na.benzoat : - Pensuspensi :


x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 gram1,2gram : 2 = 0,6 gram PGA = 0,6 gramair : 1

x 0.6 = 0,9 ml

Tragakan =0,6 gramair : 20 x 0,6 = 12 ml

Aqua ad

: 60 ml ( 1,5 ml + 0,06 ml +0,9 ml + 12ml ) = 45,54 ml

Formula 3

- Sulfur

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram

- Tween 80 :

- Na.benzoat : - Pensuspensi :
-

x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 gram1,2gram : 2 = 0,6 gram Tilosa = 0,6 gramair : 10 x 0.6 = 6 ml CMC =0,6 gramair : 30 x 0,6 = 18 ml

Aqua ad

: 60 ml ( 1,5 ml + 0,06 ml +6 ml + 18ml ) = 34,44 ml

Formula 4

- Sulfur

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram

- Tween 80 : - Na.benzoat : - Pensuspensi :


x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 gram1,2gram : 2 = 12 gram Tragakan = 0,6 gramair : 20 x 0.6 = 12 ml CMC =0,6 gramair : 30 x 0,6 = 18 ml

Aqua ad

: 60 ml ( 1,5 ml + 0,06 ml +12 ml + 18ml ) = 28,44 ml

Suspensi III Formula 1

- Sulfur - Tween 80

: :

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram

- Na.benzoat : - Pensuspensi :
-

x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 gram1,2gram : 2 = 12 gram Tragakan = 0,6 gramair : 20 x 0.6 = 12 ml PGA =0,6 gramair : 1 x 60 ml = 18 ml

x 0,6 = 0,9 ml

- Sirup simpleks : - Pewarna - Essence Aqua ad

: 1 tetes = 0,05 ml : 3 tetes = 0,15 ml : 60 ml ( 1,5 ml+0,06ml +12ml + 0,9ml + 18 ml + 0,05 ml + 0,15ml ) = 27,34 ml

Formula 2

- Sulfur - Tween 80

: :

x 60 ml = 1,5 ml = 1,5 gram

- Na.benzoat : - Pensuspensi :
-

x 60 ml = 0,06 ml = 0,06 gram x 60 ml = 1,2 gram1,2gram : 2 = 12 gram Tragakan = 0,6 gramair : 20 x 0.6 = 12 ml PGA =0,6 gramair : 1 x 60 ml = 12 ml x 60 ml = 6 ml

x 0,6 = 0,9 ml

- Sirup simpleks : - Sorbitol - Pewarna - Essence Aqua ad :

: 1 tetes = 0,05 ml : 3 tetes = 0,15 ml : 60 ml ( 1,5 ml+0,06ml +12ml + 0,9ml + 18 ml + 0,05 ml + 0,15ml ) = 27,34 ml

Anda mungkin juga menyukai