Anda di halaman 1dari 10

PEPER FISIKA FARMASI

MIKROMETIK
SEDIAAN SUSPENSI

DISUSUN OLEH:

Nama : Aliza Nabila

Nim : 224840103

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

2023
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum wr.wb

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan Peper Fisika Farmasi dengan tema “MIKROMETIK”.
Penulisan Peper Fisika Farmasi merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Fisika Farmasi.

Dalam hal ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosen selaku pembimbing dan
pembinga mata kuliah Fisika Farmasi. Penulis menyadari sepenuhnya peper ini jauh dari
kesempurnaan. Dalam menyusun peper ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari
segi isi maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan peper ini.

Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan peper yang penulis susun ini ada manfaatnya bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Wassalamualaikum wr.wb

Pangkalpinang, 18 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
I.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
I.2. Tujuan dan Manfaat ................................................................................................................. 1
I.2.1. Tujuan Percobaan ............................................................................................................. 1
1.2.2. Manfaat............................................................................................................................ 2
BAB II .............................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKAN ................................................................................................................ 3
2.1. Teori Umum ........................................................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Suspensi ......................................................................................................... 3
2.1.2. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensi .................................................................... 3
2.1.3. Macam-macam Suspensi .................................................................................................. 4
2.1.4. Stabilitas Suspensi............................................................................................................ 5
BAB III ............................................................................................................................................ 6
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................................ 6
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................. 6
3.2. Saran ...................................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dalam bidang industri farmasi, perkembangan tekhnologi farmasi sangat berperan aktif
dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan. Hal ini banyak ditunjukkan dengan
banyaknya sediaan obat-obatan yang disesuaikan dengan karakteristik dari zat aktif obat,
kondisi pasien dan peningkatan kualitas obat dengan meminimalkan efek samping obat
tanpa harus mengurangi atau mengganggu dari efek farmakologis zat aktif obat. Suspensi
merupakan salah satu contoh dari bentuk sediaan cair, yang secara umum dapat diartikan
sebagai suatu sistem dispersi kasar yang terdiri atas bahan padat tidak larut tetapi
terdispersi merata ke dalam pembawanya.

Bentuk suspensi yang di pasarkan ada 2 macam, yaitu suspensi siap pakai atau suspensi
cair yang langsung bisa diminum, dan suspensi yang dilarutkan terlebih dahulu ke dalam
cairan pembawanya, suspensi bentuk ini digunakan untuk zat aktif yang kestabilannya
dalam akhir kurang baik dan sebagai pembawa dari suspensi yaitu berupa air dan minyak.
Ada beberapa alasan pembuatan suspensi. Salah satu adalah karena obat- obat tertentu
tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil dalam disuspensi.

Dalam hal seperti ini suspensi oral menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi
dengan cairan. Untuk banyak pasien, bentuk cair lebih disukai ketimabang bentuk padat
(tablet atau kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan
dalam pemberian dosis, pemberian 3 lebih mudah serta lebih mudah untuk memberikan
dosis yang relatif sangat besar, aman, mudah diberikan untuk anak-anak, juga mudah
diatur penyesuaian dosisnya untuk anak. Sediaan dalam bentuk suspensi diterima baik oleh
para konsumen dikarenakan penampilan baik itu dari segi warna ataupun bentuk
wadahnya.

I.2. Tujuan dan Manfaat


I.2.1. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami teori suspensi secara umum.

2. Mahasiswa mengetahui metode-metode dalam pembuatan obat sediaan suspensi

3. Mahasiswa mengetahui dan mampu menganalisis zat aktif yang terdapat dalam
resep sediaan suspensi.

1
1.2.2. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mempelajari dan memahami teori suspensi secara umum
2. Mahasiswa mampu mengetahui metode-metode dalam pembuatan obat sediaan
suspensi
3. Mahasiswa mampu mengatahui dan mampu menganalisis zat aktif yang terdapat
dalam resep sediaan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN

2.1. Teori Umum


2.1.1. Pengertian Suspensi
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat
dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang di tetapkan (Fornas, 333).
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk
halus yang terdispersi kedalam fase cair (Ires, 135).
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dengan cairan pembawa (FI III, 32). Suspensi adalah
sediaan obat yang terbagi dengan halus yang ditahan dalam suspensi dengan
menggunakan pembawa yang sesuai (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, 97).
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair (FI IV, 17).

2.1.2. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensi


 Keuntungan Bentuk Sediaan Suspensi
a. Suspensi merupakan sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan
memungkinkan terapi dengan cairan.
b. Suspensi untuk banyak pasien, bentuk cair lebih disukai ketimbang bentuk
padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan
cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis.
c. Suspensi pemberiannya lebih mudah serta lebih mudah untuk memberikan
dosis yang relatif sangat besar.
d. Suspensi merupakan sediaan yang lebih aman, mudah diberikan untuk
anak-anak, juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak (Ansel,
335).
 Kerugian Bentuk Sediaan Suspensi
a. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh,
degradasi, dll).
b. Jika membentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga
homogenitasnya akan turun.

3
c. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar dituang.
d. Ketepatan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan.
e. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi
(cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi/ perubahan
suhu.
f. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis
yang diinginkan (Ansel, 356 ; Syamsuni, 136).
2.1.3. Macam-macam Suspensi
a. Suspensi oral
Sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang
terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai yang ditujukan
untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau
magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat langsung
digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat dalam bentuk halus
yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai, segera
sebelum digunakan. Sediaan ini di sebut “Untuk suspensi oral”.
b. Suspensi topikal
Sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit.
Losion eksternal harus mudah menyebar didaerah pemakaian, tidak mudah
mengalir dari daerah pemakaian, dan cepat kering membentuk lapisan film
pelindung. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai “lotio” termasuk dalam
kategori ini.
c. Suspensi tetes telinga
Sediaan cair mengandung partikel- partikel halus yang ditujukan untuk
diteteskan pada telinga bagian luar.
d. Suspensi oftalmik
Sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel sangat halus yang
terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam
suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau
goresan pada 7 kornea. Suspensi obat mata tidak boleh digunakan jika terdapat
massa yang mengeras atau terjadi penggumpalan.
e. Suspensi untuk injeksi

4
Sediaan cair steril berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai
dan tidak boleh menyumbat jarum suntiknya (syringe ability) serta tidak
disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal.
f. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi
Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk
membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril
setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
2.1.4. Stabilitas Suspensi
Salah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara
memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas partikel. Cara
tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:
a. Ukuran partikel Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang
partikel tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu.
b. Kekentalan (Viskositas) Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan
aliran dari cairan tersebut, semakin kental suatu cairan, kecepatan alirannya
semakin turun atau semakin kecil. Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan
memengaruhi pula gerakan turun partikel yang terdapat didalamnya.
c. Jumlah Partikel (konsentrasi) Jika didalam suatu ruangan terdapat partikel dalam
jumlah besar, maka partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering
terjadi benturan antara partikel tersebut.

5
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa.
2. Dalam pembuatan suspensi, digunakan 2 metode yakni: Metode dispersi dan Metode
Presipitasi.
3. Dalam resep ini, bahan aktif yang digunakan adalah Kloramfenikol, dimana
Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik.

3.2. Saran
Dilakukan penelitian selanjutnya

6
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM RI. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Sagung Seto: Jakarta

Dirjen POM. 1978. Formularium Nasional edisi II. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta

Harkness, R. 2010. Interaksi Obat. ITB Press: Bandung

Ikatan Apoteker Indonesia. 2009. Informasi Spesialite Obat. ISFI: Jakarta

Mardjono, Mahar. 1972. Farmakologi dan Terapi. Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia: Jakarta

Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai