Anda di halaman 1dari 9

Diktat Kimia Koordinasi

40

KESTABILAN ION KOMPLEKS


Sebelum memahami stabilitas dari ion kompleks, harus dipahami terlebih dahulu pengertian mengenai istilah kestabilan itu sendiri. Dalam mempelajari suatu sistem reaksi dan senyawa kimia, ada dua pendekatan yang bisa digunakan, yaitu pendekatan secara termodinamika, dan pendekatan kinetika. Pada pendekatan termodinamika, maka kita membicarakan mengenai keadaan awal dan akhir dari sistem tersebut. Pada tinjauan termodinamika ini, suatu senyawa kimia dapat dikatakan stabil atau tidak stabil . Selain stabilitas senyawa, beberapa besaran yang dibahas dalam pendekatan termodinamika adalah konstanta kesetimbangan, energi ikatan, potensial reduksi, dan besaran lain yang mempengaruhi harga konstanta kesetimbangan. Untuk senyawa kompleks, Biltz ( !"#$ menggolongkan senyawa kompleks menjadi kompleks stabil dan kompleks tidak stabil. %ompleks yang stabil memiliki kemampuan yang besar untuk tetap mempertahankan keberadaan&identitasnya dalam suatu larutan, sementara kompleks yang tidak stabil akan terurai dengan mudah dalam larutan. Pendekatan kinetika lebih menitikberatkan pada mekanisme yang terjadi dalam reaksi dan kecepatan berlangsungnya reaksi. Selain itu, pendekatan kinetika juga membahas energi akti'asi dalam reaksi, pembentukan kompleks intermediate, konstanta laju reaksi dan besaran(besaran yang mempengaruhinya. Dalam pandangan secara kinetika, maka suatu senyawa dapat dikatakan sebagai suatu senyawa yang labil, atau senyawa inert. )erkait dengan senyawa kompleks, )aube ( !*+$ telah mengklasi,ikasikan senyawa kompleks menjadi kompleks labil dan kompleks inert berdasarkan laju pertukaran ligan kompleks tersebut. %ompleks yang labil mengalami pertukaran ligan dengan cepat. Sebaliknya pada kompleks inert, pertukaran ligan berlangsung dengan sangat lambat atau bahkan tidak berlangsung sama sekali. %arena tinjauan yang digunakan dalam aspek kinetika dan termodinamika berbeda, maka bukan tidak mungkin suatu kompleks yang stabil secara termodinamika jika ditinjau secara kinetika merupakan kompleks

Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Diktat Kimia Koordinasi

41

yang labil. Sebaliknya, suatu kompleks yang tidak stabil mungkin saja merupakan kompleks inert. Stabilitas suatu senyawa bergantung pada energi reaksinya, sedangkan labilitas senyawa bergantung pada energi akti'asi dari senyawa tersebut.

TETAPAN STABILITAS ION KOMPLEKS


Pembentukan kompleks dalam suatu larutan berlangsung melalui sejumlah tahapan. Untuk setiap tahapan, tetapan stabilitasnya dapat dituliskan dalam suatu persamaan. -isalkan pembentukan kompleks -. n, terbentuk melalui sejumlah n tahapan. )etapan stabilitas untuk setiap tahapan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut / -0. -. 0 . 4. 4.. -.n( 0 . -., -.", 44 -.n %n 1 % 1 %" 1 2-.3 2-32.3 2-."3 2-.32.3 44.. 2-.n3 2-.n( 32.3 )etapan stabilitas % , %", 4., %n disebut sebagai tetapan stabilitas berurutan (stepwise stability constants$. Umumnya harga % 5 %" 5 %6 5 4.5 %n Selain berikut / -0. - 0 ". 4. 4.. -., -.", 44 7 1 7" 1 2-.3 2-32.3 2-."3 2-32.3" 44.. dinyatakan secara berturutan seperti di atas, tahapan

pembentukan kompleks dan tetapan stabilitas juga dapat dinyatakan sebagai

Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Diktat Kimia Koordinasi - 0 n. -.n 7n 1 2-.n3 2-32.3n

42

8arga 7 , 7", 4, 7n disebut sebagai tetapan stabilitas total ( overall stability constants$ dari kompleks tersebut dengan 7 n sebagai tetapan stabilitas total ke(n. 8arga % dan 7 dari suatu kompleks saling berhubungan satu sama lain. -isalkan saja pada suatu kompleks -.n, harga 76nya adalah / 76 1 2-.63 2-32.36 Sementara harga % , %" dan %6 berturut(turut adalah % 1 2-.3 2-32.3 Perhatikan bahwa / 76 1 2-.63 2-32.36 76 1 % 9 %" 9 %6 Berarti/ n = K1 x K2 x . x Kn log n = log K1 + log K2 + .. + log Kn 8arga 7n merupakan ukuran dari stabilitas suatu senyawa kompleks. -akin besar harga 7n, makin stabil kompleks tersebut. %adang(kadang dinyatakan &%n sebagai konstanta instabilitas dari suatu kompleks. 1 2-.3 2-32.3 9 2-."3 2-.32.3 9 2-.63 2-."32.3 %" 1 2-."3 2-.32.3 %6 1 2-.63 2-."32.3

Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Diktat Kimia Koordinasi

43

FAKTOR-FAKTOR KOMPLEKS

YANG

MEMPENGARUHI

STABILITAS

Stabilitas dari suatu senyawa kompleks dipengaruhi dua ,aktor, yaitu pengaruh dari ligan, dan pengaruh dari logam pusat kompleks tersebut. A. Pengaruh Logam Pu a! Berikut ini beberapa si,at logam pusat yang menentukan stabilitas dari suatu senyawa kompleks. 1. Ukuran dan Muatan Logam Pusat Stabilitas kompleks umumnya menurun dengan kenaikan jari(jari ion logam pusatnya. Perhatikan urutan stabilitas kompleks dengan logam alkali sebagai ion pusat terhadap jari(jari ionnya sebagai berikut / .i0 (r 1 +,:+;$ 5 <a 0 (r 1 +,!*;$ 5 %0 (r 1 ,66 ;$ 5 =b 0 (r 1 ,>?;$ 5 @s0 (r1 ,:!;$ Aika ditinjau dari muatan ion logam pusatnya, maka stabilitas kompleks menurun seiring dengan penurunan muatan ion logam pusat tersebut. -isalkan untuk ion )h >0, B60, @a"0 dan <a0, urutan stabilitas kompleks dari logam tersebut dengan ligan yang sama adalah sebagai berikut / )h>0 (r 1 +,!*;$ 5 B60 (r 1 +,!6;$ 5 @a"0 (r 1 +,!!;$ 5 <a0 (r 1 +,!*;$ Aika kedua ,aktor tersebut (jari(jari ion dan muatan ion pusat$ digabungkan, maka secara umum dapat dilihat bahwa makin besar perbandingan harga muatan (C$ dan jari.jari (r$ kation logam, kompleks yang terbentuk akan semakin stabil. 8al ini dikarenakan dengan harga C&r yang makin besar medan listrik dari logam pusat semakin besar pula.

Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Diktat Kimia Koordinasi


Logam Pu a! .i
0 "0

44
"ar#$%ar# #on &'( )*r C&r meningkat "&+,!! 1 ",+ "&+,#" 1 ",!# 6&+,!6 1 6,"" >&+,!* 1 >,"+ 6&+,*+ 1 :,+ "&+,6 1 :,>* %estabilan meningkat @u"0 +,:! d! In"0 +,#> d
+

+,:+ +,!! +,#" +,!6 +,!* +,*+ +,6

&+,:+ 1 ,:

@a <i

"0

B60 )h Dl
>0 60 "0

Be

2. Faktor CFS Pada logam unsur(unsur transisi, adanya pemecahan orbital d yang memberikan harga @ESF tertentu mempengaruhi stabilitas dari kompleks yang terbentuk. Ddanya @ESF akan meningkatkan kestabilan kompleks, sehingga harga % maksimum dapat diramalkan akan diperoleh pada kompleks dengan logam pusat yang memiliki kon,igurasi elektron d6 dan d?, karena kon,igurasi ini akan memberikan harga @ESF yang paling besar. Secara umum, urutan stabilitas kompleks berdasarkan kon,igurasi elektron pada orbital d mengikuti urutan sebagai berikut / d+ G d G d" G d6d> G d* G d: G d# G d? d! G d
+

Urutan d6 5 d> dan d? 5 d! akan terjadi pada kompleks dimana e,ek Aahn()aller cukup lemah dan kompleks memiliki bilangan koordinasi :. Sedangkan urutan d6 G d> dan d? G d! akan terjadi pada kompleks dengan e,ek Aahn()aller yang cukup kuat dan memiliki bilangan koordinasi >. F,ek dari ,aktor @ESF tersebut dapat diamati pada urutan stabilitas kompleks dengan logam berikut /

Hon Aari(jari ion (;$ %on,igurasi elektron d Urutan stabilitas

-n"0 +,! d*

Ee"0 +,?6 d:

@o"0 +,?" d#

<i"0 +,#? d?

-n"0 G Ee"0 G @o"0 G <i"0 G @u"0 G In"0

Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Diktat Kimia Koordinasi !. lektronegativitas dan "emampuan Polarisasi Logam

45

%ompleks yang terbentuk dari logam dengan elektonegati'itas yang tinggi akan menghasilkan kopmpleks yang lebih stabil, karena kecenderungan logam untuk menarik pasangan elektron yang didonasikan oleh ligan akan lebih kuat. Dalam hal yang sama, logam dengan kemampuan polarisasi yang lebih besar juga akan menghasilkan kompleks yang lebih stabil. #. Logam $enis a dan $enis b .ogam dapat dikategorikan menjadi 6 golongan / (a$ Logam kelas a / logam(logam yang lebih elektropositi,, seperti logam alkali dan alkali tanah, logam transisi pertama, logam pada deret .antanida dan Dktinida (b$ Logam kelas b / logam(logam yang lebih elektronegati,, seperti Pt, Du, 8g, Pb, logam(logam transisi ringan dengan bilangan oksidasi yang rendah (c$ Logam %perbatasan& 'borderline( .ogam kelas a akan membentuk kompleks yang lebih stabil dengan ligan dimana atom yang mendonorkan elektron merupakan unsur pada periode kedua (<, J, E$. Sedangkan logam golongan b membentuk kompleks yang stabil dengan ligan yang donor elektronnya adalah atom dari periode ketiga (P, S, @l$. Selain itu, logam golongan a dan b memiliki urutan stabilitas yang berkebalikan jika membentuk kompleks dengan ligan(ligan berikut /
Urutan %estabilan E( 5 @l( 5 Br( 5 H( J 55 S 5 Se5 )e < 55 P 5 Ds 5 Sb 5 Bi E( G @l( G Br( G H( J GG S K SeK )e < GG P G Ds G Sb G Bi

.ogam golongan a .ogam golongan b

.ogam dari golongan b memiliki sejumlah elektron d di luar inti gas mulianya yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan L dengan Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Diktat Kimia Koordinasi

46

atom ligan. Ddanya ikatan L ini akan meningkatkan kestabilan kompleks. Dengan demikian, logam golongan b akan lebih stabil jika membentuk kompleks dengan ligan yang memiliki orbital d kosong yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan L seperti P-e 6, S"( dan H(. B. Pengaruh L#gan Selain pengaruh dari logam sebagai ion pusat dari kompleks, ligan yang terikat pada logam tersebut juga menentukan kestabilan dari kompleks yang terbentuk. Berikut beberapa ,actor dari ligan yang mempengaruhi kestabilan kompleks. 1. Ukuran dan Muatan Ligan .igan yang berukuran lebih kecil akan lebih mudah mendekat ke arah logam pusat untuk membentuk ikatan yang lebih kuat. Dengan demikian ligan yang ukurannya lebih kecil akan membentuk kompleks yang lebih stabil. Ditinjau dari muatannya, semakin besar muatan yang dimiliki ligan, gaya tarik menarik antara ligan dengan logam pusat juga makin kuat, sehingga ikatan yang terbentuk otomatis juga menjadi lebih kuat. Dari dua hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompleks yang stabil akan terbentuk dari ligan yang berukuran kecil dan memiliki muatan yang besar. 2. Momen )ipol dari Ligan Dnalog dengan ,aktor muatan, makin besar momen dipol dari suatu ligan, stabilitas kompleks yang terbentuk makin besar. 8al ini dapat menjelaskan urutan kestabilan dari sejumlah ligan netral berikut / amina 5 etilamin 5 dietilamin 5 trietilamin

!. Si*at +asa Ligan

Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Diktat Kimia Koordinasi

47

Hnteraksi antara logam dengan ligan dapat ditinjau sebagai interaksi Dsam(Basa .ewis. Jleh karena itu, makin basa suatu ligan, kompleks yang terbentuk akan semakin stabil. 8al ini dikarenakan ligan yang si,atnya lebih basa akan lebih mudah mendonorkan pasangan elektron bebas yang dimilikinya pada logam. Dtas dasar hal ini, maka ligan <86 dapat membentuk kompleks yang lebih stabil dibandingkan 8"J. #. "emampuan Membentuk ,katan Ddanya ikatan L dapat memperkuat ikatan logam dengan ligan dalam kompleks. Jleh karena itu, ligan(ligan yang dapat membentuk ikatan L dengan logam membentuk kompleks yang lebih stabil. -isalnya saja ligan @<(, @J, P=6, dan alkena. .. *ek Sterik Ddanya e,ek sterik dapat melemahkan ikatan logam dengan ligan karena adanya gaya tolak menolak antar ligan yang terikat. /. *ek "0elat .igan yang merupakan suatu ligan pengkhelat membentuk kompleks yang lebih stabil dibandingkan ligan bukan khelat. 8al ini dikarenakan ligan berikatan dengan logam melalui lebih dari satu atom donor, sehingga otomatis ikatan yang terbentuk akan lebih kuat. %estabilan ligan pengkhelat sendiri dipengaruhi beberapa ,aktor sebagai berikut / ( ( ukuran cincin k0elat, umumnya makin besar ukuran cincin khelat, makin stabil kompleks yang terbentuk e*ek resonansi, adanya resonansi akan meningkatkan kestabilan

LATI+AN
Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Diktat Kimia Koordinasi

48

. mengapaN

Dari pasangan(pasangan kompleks berikut ini, manakah dari tiap pasang yang merupakan kompleks yang lebih stabilM Aelaskan a. %>2Ee(@<$:3 dan %62Ee(@<$:3 b. 2@o(8"J$:3"0 dan 2@o(<86$:3"0 c. 2@u(en$"3@l" dan 2@u(<86$>3@l" d. 2@o(<J"$ :3>( dan 2@o(<J"$:36(

". -engapa ion Be"0 memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membentuk senyawa kompleks dibandingkan ion -g "0M 6. %ompleks yang terbentuk dari logam @u0 lebih stabil dibandingkan kompleks dari logam <a0 dengan ligan yang sama. Aelaskan mengapaN >. Hon <i"0 membentuk kompleks yang lebih stabil dengan ligan ?(hidroksi kuinolin dibandingkan dengan ligan "(metil(?(hidroksi kuinolin. AelaskanN *. Suatu logam - dapat membentuk kompleks dengan ligan E (, @l(, Br( dan H(. Aelaskan urutan stabilitas dari kompleks yang terbentukN

Bab IV Kestabilan Senyawa Kompleks

Anda mungkin juga menyukai