Anda di halaman 1dari 53

Produk-produk yang tersedia dalam kategori ini seperti: 1. Asuransi Pengangkutan Laut 2. Asuransi Pengangkutan Darat 3.

Asuransi Pengangkutan Udara Perlindungan asuransi dapat diperluas dengan perlindungan terhadap risiko kerusuhan dan huru hara.

The products available are in the following categories 1. Marine Cargo Insurance 2. Overland Cargo Insurance 3. Aero Cargo Insurance The insurance coverage can be extended for protection against riot and civil commotion.

Asuransi Kecelakaan Diri dan Kesehatan: Asuransi Kecelakaan Diri: memberikan santunan cacat/meninggal dunia termasuk biaya pengobatan akibat kecelakaan. Perlindungan asuransi ini dapat diperluas dengan perlindungan terhadap risiko kerusuhan, dan huru hara. Asuransi Kesehatan: memberikan penggantian atas biaya kesehatan yang timbul akibat rawat inap atau rawat jalan.

Personal Accidents and Medical Insurance: Personal Accidents Insurance: provides compensation for physical defect/death including medical bills caused by accident. The insurance coverage can be extended for protection against riot and civil commotion. Medical Insurance: provides reimbursement for medical bills caused by in-patient or out-patient.

Surety dan Penjaminan: Produk penjaminan yang diterbitkan untuk Prinsipal selama memenuhi kewajiban kontraknya. Berbagai produk tersedia dalam kategori ini: 1. Bid Bond 2. Performance Bond 3. Advance Payment Bond 4. Maintenance Bond

Surety and Guarantee: Guarantee products are issued for a Principle when fulfilling contract obligations. Products available in this category are: 1. Bid Bond 2. Performance Bond 3. Advance Payment Bond 4. Maintenance Bond

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.

11

Sumber Daya Manusia Kunci kesuksesan perusahaan terletak pada Sumber Daya Manusia yang berkualitas, berdedikasi, dan kompeten. Dalam mengembangkan potensi SDM, perusahaan memberikan kesempatan kepada setiap karyawannya untuk berkembang seluas-luasnya sesuai kemampuan, minat dan potensi yang dimilikinya, antara lain melalui: 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan, baik pelatihan internal maupun pelatihan external. 2. Men-sosialisasikan secara terus menerus nilai nilai yang diyakini baik oleh Perusahaan dengan membentuk INSAN ABDA, yaitu insan insan yang bertindak dan berperilaku: a. Kompeten: Melalui program pendidikan dan pelatihan yang konseptual, terintegrasi dan berkesinambungan. b. Integritas yang tinggi: Mewujudkan sikap yang jujur, amanah dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas. c. Professional: Memahami apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan selalu berpegang pada sikap dan perilaku seorang profesional. d. Adaptif terhadap perubahan: Mampu menyikapi perubahan yang terjadi baik dilingkungan internal maupun eksternal dengan sikap yang positif dan optimis. Disamping peningkatan kemampuan teknis dan manajerial karyawan, perusahaan percaya bahwa ketenangan bekerja dan kesejahteraan karyawan memberikan andil yang besar untuk mewujudkan terbentuknya INSAN ABDA yang berharga.

Human Resources The key for success of the company lies in the quality, dedication and competency of its human resources. To enhance human resources potential, the company provides the opportunity to develop each employees skills, interests and potential through: 1. Providing sustainable education and training, both internally and externally 2. Continuously socializing the values of the Company by forming INSAN ABDA (ABDA People), which are people defined by: a. Competence: Through sustainable, integrated and conceptual education and training programs. b. Integrity: Conduct their duties in a honest and responsible manner. c. Professional: Understand what required in a given situation and to always behave in a professional manner. d. Adaptive To Change: Ability to face both internally and externally change in a positive and optimistic way.

The Company also believes the need to work in a peaceful environment. Employees welfare as a major factor in creating a viable INSAN ABDA.

12

Laporan Tahunan 2008 Annual Report

Fasilitas untuk meningkatkan Kesejahteraan Karyawan antara lain: Bonus dan Tunjangan Hari Raya Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) Program Tunjangan Pensiun Jaminan Kesehatan dan Rumah Sakit Sarana Olah Raga Family Gathering

Facilities to increase the employees welfare are: Bonus and Additional Bonus during Idul Fitri Work Social Insurance (Jaminan Sosial Tenaga Kerja/Jamsostek) Pension Programme Hospital and Medical Guarantee Sport Facility Familiy Gatherings

Komposisi Karyawan ABDA per 31 Desember 2008 Composition of ABDA Employees per December 31, 2008 Komposisi Karyawan menurut Jenjang Jabatan Employee Composition Based on Level Commissioner Director Assistant Director Manager Assistant Manager Senior Staff Staff Non Staff Jumlah Total : : : : : : : : : 3 4 11 46 37 53 247 33 434 Komposisi Karyawan menurut Jenjang Pendidikan Employee Composition Based on Education S3 S 2 Master degree S 1 Undergraduate degree D 3 3-year Diploma SMA High School SMP Junior High SD Elementary : : : : : : : 1 2 195 122 95 13 6

Jumlah Total

434

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.

13

Struktur Organisasi
Organization Structure

Board of Commissioners Committee Audit President Director Internal Audit

Marketing Director

Technical Director

Finance & Administration Director

Business Dev.

Underwriting

Finance

Product Dev.

Claim

Accounting

Marketing Support

Reinsurance

MIS/System & Procedure

Corporate Affairs

BRANCHES

14

Laporan Tahunan 2008 Annual Report

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Akuntan Publik GRANT THORNTON HENDRA WINATA Wisma Dharmala Sakti, Lantai 18 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 32 Jakarta 10220 Notaris Paulus Widodo Sugeng Haryono S.H. Jl. Tanjung Duren Timur 6 No. 207 Jakarta Barat Biro Administrasi Efek PT Ficomindo Buana Registrar Mayapada Tower, Lantai 10 Suite 02 B Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28 Jakarta 12920

Institution and Profession for Stock Exchange Support Public Accountant GRANT THORNTON HENDRA WINATA Wisma Dharmala Sakti, 18th Floor Jl. Jenderal Sudirman Kav. 32 Jakarta 10220 Notary Paulus Widodo Sugeng Haryono S.H. Jl. Tanjung Duren Timur 6 No. 207 West Jakarta Exchange Administration Bureau PT Ficomindo Buana Registrar Mayapada Tower, 10th Floor Suite 02 B Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28 Jakarta 12920

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.

15

Sambutan Dewan Komisaris


Message from the Board of Commissioners

Thio Gwan Po Micky


Komisaris Commissioner

Tjan Soen Eng

Presiden Komisaris President Commissioner

Murniaty Kartono
Komisaris Commissioner

Pada triwulan terakhir tahun 2008, keruntuhan dramatis pada sektor keuangan di Amerika Serikat telah serta merta mempengaruhi negara-negara lain. Saat ini kita sedang menyaksikan krisis global yang mungkin merupakan pertanda awal dari terbentuknya sebuah sistem ekonomi global yang baru. Situasi ini mengingatkan kita pada krisis ekonomi tahun 1997/1998, yang telah membuat banyak negara-negara Asia bertekuk lutut. Insititusi swasta dan pemerintah dari negara-negara maju seperti International Monetary Fund (IMF) dan Asian Development Bank (ADB) pun turun tangan memberikan bantuan keuangan dan teknis kepada negaranegara yang terimbas efeknya. Penyebab dari krisis saat itu mudah didiagnosa; kelemahan tata kelola pemerintahan, gelembung ekonomi yang diciptakan oleh pemerintah yang korup dan para pemimpin perusahaan swasta yang hanya memikirkan kepentingan pribadi. Obatnya, walau terasa pahit untuk ditelan, akhirnya membuat ekonomi Asia kembali pulih. Tapi kini, situasi ekonomi yang terjadi sangat berbeda baik dalam hal skala maupun tantangannya. Negara-negara dan insititusi bisnis yang sebelumnya terlihat kuat dan memiliki manajemen risiko yang baik serta tata kelola pemerintahan yang baik pun kini sedang dalam masalah besar. Dan seperti efek domino, satu per satu krisis ini menyebar dari satu benua ke benua dan juga keruntuhan institusi-institusi baik pada sektor keuangan maupun non-keuangan.

In the fourth quarter of 2008, the dramatic meltdown of the financial sector in the United States and its fallout to the rest of the economy has soon infected the rest of the world. We, in our lifetime, have witnessed an unprecedented global crisis that could mark the start of a new global economic order. The current situation reminds us of the financial crisis experienced in 1997/1998 that humbled so many Asian countries. Troubled nations were extended financial and technical assistances by private sector institutions from developed countries and also from government-linked institutions such as the International Monetary Fund (IMF) and the Asian Development Bank (ADB). The causes of the crisis were then easy to diagnose - a lack of proper governance and an economic bubble created by their corrupt governments and self-interested private sector leaders. The cure, though painful to administer, has allowed Asians economies to recover from the crisis a decade ago. However, it is fast being apparent that the current situation is significantly different in both its scale and the challenges it poses. Countries and business institutions that were fundamentally strong with good corporate governance and risk management practices are now in great difficulty themselves. With a domino-like effect, we have witnessed the spread of the crisis from one continent to the next and the collapse of one corporation after another in both the

16

Laporan Tahunan 2008 Annual Report

Memasuki tahun 2009 dunia menghadapi situasi ekonomi yang muram yang dapat disamakan seperti Depresi Besar tahun 1930. Tak terelakkan lagi, pertumbuhan Produk Domestik Bruto dari banyak negara telah menghujam turun dan banyak dari mereka yang menutup tahun 2008 dengan pertumbuhan yang negatif. Koreksi yang terus menerus pada proyeksi pertumbuhan oleh para ahli ekonomi pada insititusi pemerintah maupun swasta telah menunjukkan betapa sulitnya untuk memprediksi dan memperkirakan besarnya dampak krisis global ini. Beberapa negara berkembang di Asia diprediksi akan mengalami resesi ekonomi pada tahun 2009. Sedangkan negara-negara maju di Barat masih menghadapi situasi yang pelik walaupun pemerintah berusaha untuk terus membangkitkan ekonomi negaranya. Seperti balon yang meletus, ekonomi dunia kemungkinan besar takkan terkendali dalam beberapa bulan ke depan. Banyak negara berusaha untuk mengendalikan situasi yang terjadi untuk mencegah dampak krisis yang terlalu besar. Beberapa paket stimuli ekonomi yang terdiri dari peningkatan pengeluaran pemerintah, pemotongan pajak serta beberapa inisiatif inovatif lainnya telah diimplementasikan untuk membantu mencegah kerusakan yang lebih besar. Namun demikian, beberapa hipotesa ekonomi memberikan gambaran bahwa: krisis ini belum mencapai kondisi terburuknya. Karenanya, skenario terburuk tahun 2009 adalah krisis masih berkelanjutan yang tentunya akan sangat mempengaruhi dunia usaha dan kehidupan banyak orang. Memang situasi ekonomi di dunia usaha Indonesia tidak terimbas secara langsung oleh krisis ekonomi global pada tahun 2008 ini. Namun demikian beberapa indikator ekonomi seperti penurunan ekspor, menurunnya harga-harga komoditi dan adanya pemutusan hubungan kerja di beberapa industri yang berorientasi pada ekspor seperti pada industri tekstil dan garmen, menunjukkan bahwa Indonesia tidaklah terbebas dari krisis global yang semakin meluas ini. Setelah beberapa kali melakukan koreksi, Bank Indonesia memprediksikan penurunan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 menjadi 4,0% dari sebelumnya diprediksi 6,1% pada tahun 2008. Penurunan pertumbuhan Produk Domestik Bruto akan menjadi kendala dan tantangan yang berat bagi

financial and non-financial sectors. Entering 2009, the world faces an economic picture comparable to that of the Great Depression in the 1930s. Inevitably, Gross Domestic Product (GDP) growths of many countries have also shown a sharp decline with many moving into negative territory during the end of 2008. Numerous revisions to growth projections by economists in public and private institutions demonstrate the difficulty in predicting and quantifying the impact of this global crisis.

Developed economies in Asia are expected to experience a recession in 2009. Developed Western countries, remain in a bleak situation despite the attempts made by their respective governments to stimulate their economies. Similar to a bursting balloon, the world economy may become uncontrollable in the coming months. Many governments have attempted to take charge of the situation to soften the impact of the crisis from their constituents. Stimulus packages consisting of increased government spending, tax cuts and other innovative initiatives have been implemented globally in an attempt to inflate their respective balloons. Despite their best efforts, several hypotheses have advanced a depressing view: the crisis has not found its bottom. Therefore, the worst case scenario for 2009 consists of still continued spread of this contagion that will impact the business and lives of many. The Indonesian economy was fortunate not to be immediately impacted by the global economic meltdown in 2008. Nonetheless, economic indicators, such as a decline in exports, a fall in commodities prices and layoffs in certain export-related industries such as textiles and garments, have started to signal that Indonesia is far from immune from the deepening global crisis. After several revisions, the Central bank forecast a slowdown in economic growth to 4.0 percent in 2009, from an estimated 6.1 percent in 2008. Although such a significant

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.

17

para perusahaan nasional, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa kita seperti negara tetangga kita, bahkan akan mengalami pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang negatif. Menurut Laporan Standard and Poor, Indonesia masih tetap kurang menarik bagi para investor karena tata kelola pemerintahan yang kurang baik, situasi politik yang kurang stabil dan tidak tersedianya infrastruktur yang memadai. Usaha pemerintah untuk memperbaiki citranya dan meluncurkan paket stimuli ekonomi sebesar 71,3 trilyun Rupiah tidaklah cukup untuk mengatasi krisis yang terjadi. Dalam situasi seperti ini, tak ada resep yang lebih baik bagi kita kecuali mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi yang terburuk, tetapi disamping itu juga pada waktu yang bersamaan bersiap-siap untuk mengambil peluang yang ada. Lalu apa arti semua ini bagi industri asuransi umum di Indonesia? Keruntuhan ekonomi telah secara serius mempengaruhi neraca perusahaan asuransi jiwa dan non-jiwa, terutama karena resiko investasi yang besar pada portfolionya. Namun ABDA secara konservatif dan hati-hati telah menanamkan investasinya dalam bentuk deposito dan properti. Dan atas hasil usahanya untuk memelihara arus kas dan melakukan investasi tersebut ABDA dapat sedikit bernafas lega selama situasi krisis ini berlangsung dan bersiap-siap untuk mencari peluang dalam meningkatkan pendapatan investasinya. Sejak akhir tahun 2007, ABDA telah ber-inisiatif untuk memperbaiki infrastruktur Teknologi Informasi, meningkatkan kesadaran tata kelola perusahaan yang baik, mengelola aspek-aspek manajemen risiko dan menyempurnakan sistem prosedur lainnya yang relevan. Restrukturisasi dan konsolidasi juga telah dilakukan sejak awal tahun 2008. Kami berencana melakukan diversifikasi pada portfolio risiko dengan mengembangkan produk-produk asuransi umum lainnya seperti properti. Tim manajemen juga telah ikut terlibat secara aktif pada Divisi Accident & Health sebagai upaya untuk memperbesar produksi dan meningkatkan keuntungan. Karyawan kami adalah aset terpenting dan karenanya, kami telah mengirimkan karyawan-karyawan berprestasi untuk ikut serta pada pelatihan dan seminar. Skema insentif kami juga mendukung produktifitas karyawan dan meningkatkan kualitas pelayananan nasabah. Kami juga telah memperbaiki proses rekrutmen dan evaluasi karyawan dengan melibatkan

drop in our GDP growth already poses a significant challenge to domestic firms, it remains a possibility that we may join our neighbours and record negative GDP growth rates. According to a Standard and Poor's report, Indonesia remains an unattractive destination for investors due to its poor governance, political instability and lack of respective infrastructures. The Governments efforts to improve its image as well as a 71.3 trillion rupiah (6.27 billion US dollars) stimulus package may not be a sufficient buffer against the current crisis. Under these circumstances, the best prescription for us is to expect the worst whilst getting prepared to take advantage of potential opportunities available to us.

So what does it mean for the general insurance sector in Indonesia? The financial meltdown has severely impacted many lifeand non-life insurance companies' balance sheets due to large equity exposure in their portfolios; however, ABDA has taken a conservative approach in its investment portfolio and has prudently allocated most of its investments in bank deposits and property investments. In protecting our cash flow and being overweight in our cash equivalent investments, ABDA possesses the breathing space during this prolonged slump and to look for opportunities to boost its investment income. Operationally, ABDA has undertaken swift and decisive initiatives. Since end of 2007, we have executed new programs to improve its I.T. infrastructure, corporate governance procedures, risk management practices and other relevant systems. Restructuring and consolidation have also been underway since early 2008. We plan to further diversify ABDAs risk portfolio to expand its exposure to other general insurance products such as property. The management team also has been closely attending matters with regards to the Accident and Health Division in their efforts to make it bigger and profitable. Our employees are the companys most important assets and for this reason, we have been sending key performing individuals to seminars and training sessions. Our incentive scheme also aims to reward staff productivity and encourage a high level of client ser vice. We have improved our

18

Laporan Tahunan 2008 Annual Report

lebih banyak personel yang kompeten untuk menyeimbangkan kebutuhan sumber daya manusia dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Tindakan-tindakan ini bertujuan untuk memberikan pertanggungjawaban internal yang lebih baik, menghilangkan potensi manajemen one man show serta meningkatkan kepuasan karyawan. Walaupun prospek ekonomi makro terlihat suram, kami percaya bahwa ABDA berada dalam posisi yang kuat untuk tumbuh dan berkembang dalam krisis ini. Perusahaan memiliki fleksibilitas keuangan dan kemampuan manajerial yang tidak diragukan untuk dapat memanfaatkan peluangpeluang yang ada. Kekuatan untuk bertahan ini telah dibuktikan dengan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan di tahun 2008 ini yang terlihat dari meningkatnya pendapatan premi dan meningkatnya laba bersih, seperti yang akan dibahas pada Laporan Dewan Direksi. Pada tahun 2009 ini, manajemen akan berkonsentrasi untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada sistem operasi internal, antara lain: meningkatkan analisa underwriting yang hati-hati, meningkatkan pengawasan klaim melalui manajemen klaim yang baik, melakukan efisiensi biaya dan menyempurnakan tata kelola perusahaan yang baik. Akhir kata, komisaris dan direksi PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh karyawan atas kerja keras dan dedikasi yang diberikan kepada perusahaan sepanjang tahun 2008 ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih untuk kontribusi, kerja sama serta kepercayaan dari seluruh pemegang saham dan stakeholder PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. yang tanpa mereka pertumbuhan perusahaan ini takkan mungkin terjadi selama 3 tahun belakangan ini. Pada akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan bimbingan-Nya kepada kita semua.

recruitment and evaluation process by involving more personnel to the process and adjusting the measurement matrix to better balance between our short and medium to long term objectives. The above measures aim to provide better internal accountability, eliminate any potential oneman show management and increase staff satisfaction. Despite dim macro economic prospects, we believe that ABDA is in a strong position to grow in the midst of crisis. The company possesses the financial flexibility and managerial capability to exploit any opportunities available to the company. Our resilience is evident in our ability to achieve growth in both our premium income as well as net income in 2008 as outlined below under the Board of Directors report.

As guiding principles in 2009, the management team will specifically concentrate on making improvements and transformations in our internal operation system, among others: specifically in improving underwriting levels, claim management, cost efficiencies and corporate governance improvement. In conclusion, the directors and executives of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. will like to extend our sincere appreciation to everyone for their hard work and dedication to the company in 2008. Not forgetting the contributions, cooperation and trust of our shareholders and other stakeholders of the firm without whom our growth through the previous three years would not have been possible. Lastly, we will like to thank our Almighty God for His blessings and guidance to all of us in PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.

Presiden Komisaris President Commissioner

Tjan Soen Eng

Murniaty Kartono
Komisaris Commissioner

Thio Gwan Po Micky


Komisaris Commissioner

PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk.

19

Sambutan Dewan Direksi


Message from The Board of Directors

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. telah melewati tahun 2008 dengan selamat dan berhasil memperoleh laba bersih yang cukup baik. Seperti kita ketahui bahwa pada triwulan IV tahun 2008 ini, dunia mengalami krisis ekonomi global yang diawali dengan runtuhnya sektor keuangan di Amerika Serikat yang kemudian dampaknya berpengaruh luas terhadap perekonomian dunia, termasuk perekonomian di Indonesia. Krisis tersebut mengakibatkan banyak investasi asing dalam bentuk surat berharga ditarik dari Indonesia. Hal ini menyebabkan pula ketatnya likuiditas di Indonesia dan melambungkan nilai mata uang dollar serta turunnya index saham yang sangat drastis. Bank-bank mulai mengurangi pemberian kredit, terutama untuk sektor konsumsi yang tentunya memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap industri perasuransian. Walaupun demikian pada tahun 2008, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. berhasil memperoleh pendapatan premi bruto sebesar Rp. 334,20 milyar atau meningkat sebesar Rp. 166,34 milyar (99,09%) dibandingkan dengan pendapatan premi bruto pada tahun 2007. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan premi bruto dari jenis asuransi kesehatan, dari Rp. 31,01 milyar pada tahun 2007 menjadi Rp. 86,85 milyar pada tahun 2008 atau terjadi peningkatan sebesar 180,07%. Selain itu pendapatan premi bruto dari jenis asuransi kendaraan bermotor juga meningkat cukup besar yaitu dari Rp. 117,75 milyar pada tahun 2007 menjadi Rp. 224,99 milyar pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 91,07%. Seiring dengan peningkatan perolehan premi meningkat pula beban klaim, dari Rp. 73,68 milyar menjadi Rp. 146,35 milyar atau meningkat sebesar 98,63%. Namun demikian pada tahun 2008 ini, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. telah berhasil meningkatkan hasil underwriting sebesar Rp. 16,08 milyar atau sebesar 33,12% dan mencatat laba bersih sebesar Rp. 14,09 milyar. Selain itu pada tahun 2008 ini, jumlah investasi perusahaan meningkat

We will like to first praise and thank God Almighty for blessing PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. with a good net profit during the year of 2008.

As we all know, the world has gone through a global economy crisis starting late of 2008 with the collapse of the financial sector in the United States that affected the rest of the world economy, including Indonesia.

This crisis has caused many foreign investors to withdraw their investments from Indonesia. It has also resulted in a decrease of liquidity, a sky-rocketing dollar currency exchange and a drastic fall of the stock index.

Banks are cutting down on their loans, especially in the consumption sector that plays a significant effect towards the insurance industry. Even so, in 2008 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. succeeded in gaining a gross premium income of Rp 334.20 billion or an increase of Rp 166.34 billion (99.09 %) compared to the 2007 gross premium income. This increase was mainly supported by an increase of gross premium income from the medical insurance category, from Rp 31.01 billion in 2007 to Rp 86.85 billion in 2008 or an increase of 180.07%. Aside from that, there has also been a major increase of gross premium income from the motor vehicle insurance from Rp 117.75 billion in 2007 to Rp 224.99 billion in 2008 or an increase of 91.07%. Corresponding the increase premium income, there was also an increase in claims in 2008, from Rp 73.68 billion to Rp 146.35 billion or an increase of 98.63%.

In the year 2008, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. has successfully increased underwriting results by Rp 16.08 billion or 33.12% and has listed a net profit of Rp 14.09

20

Laporan Tahunan 2008 Annual Report

Laporan Keuangan dan Laporan Auditor Independen PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 31 Desember 2008 dan 2007

DAFTAR ISI

Laporan Auditor Independen Halaman Laporan Keuangan

Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan

1-2 3 4 5 6 - 41

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk NERACA 31 Desember 2008 dan 2007 ASET

Catatan

2008 Rp '000

2007 Rp '000

ASET Investasi Deposito berjangka Pihak ketiga

2b, 3

177.702.844 177.702.844

51.457.940 51.457.940 47.273.459 9.644.195 56.917.654 8.513.989 24.693.775 141.583.358 19.408.466 19.408.466 472.890 60.171.522 60.644.412 288.360 1.474.534 1.762.894 8.221

Efek Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Penyertaan saham Properti investasi Jumlah investasi Kas dan bank Pihak ketiga

2b, 4 2b, 4 2b, 5 2b, 6

63.571.259 6.908.931 70.480.190 8.513.989 26.511.000 283.208.023

2c, 7

11.814.802 11.814.802

Piutang premi Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga

2f, 8 2f, 8

339.047 56.496.866 56.835.913

Piutang reasuransi Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga

2g, 9 2g, 9

351.833 3.518.289 3.870.122

Uang muka klaim Piutang lain-lain - bersih setelah dikurangi Penyisihan kerugian masing-masing sebesar Rp 1.500.000.000 untuk 2008 dan 2007 Biaya dibayar di muka Pajak dibayar di muka Piutang hubungan istimewa Aset pajak tangguhan Aset tetap - bersih setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 17.161.761.170 dan Rp 14.864.679.441 untuk 2008 dan 2007 Aset lain-lain JUMLAH ASET

2h, 10

1.671

2d, 11 2j 2l, 20a 2n, 12 2l, 20d

3.053.694 17.600.004 2.208.594 2.586.212 3.109.476

2.371.664 1.629.771 1.903.131 2.957.548 9.021.248

2e, 13 14

35.782.331 1.233.364 421.304.206

28.198.884 1.319.762 270.809.359

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk NERACA (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007 KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Catatan

2008 Rp '000

2007 Rp '000 5.737.447 15.390.423 50.414.304 146.925 628.284 775.209 5.950.187 928.847 7.671.828 76.648.913 2.542.447 166.059.605

KEWAJIBAN Hutang klaim Estimasi klaim retensi sendiri Premi yang belum merupakan pendapatan Hutang reasuransi Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang komisi Hutang pajak Hutang lain-lain Pendapatan premi ditangguhkan Penyisihan uang jasa karyawan Jumlah kewajiban EKUITAS Modal saham : Saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham Modal dasar - 35.373.600 saham seri A dan 587.201.760 saham seri B per 31 Desember 2008 dan 2007. Modal ditempatkan dan disetor penuh 35.373.600 saham seri A dan 240.540.480 saham seri B per 31 Desember 2008 dan 2007 Tambahan modal disetor Penurunan nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual bersih Saldo laba Cadangan umum Belum ditentukan penggunaannya Jumlah ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

2h, 15 2h, 16 2f, 17 2g, 18 2g, 18 2i, 19 2l, 20b 21 2f, 22 2o, 23

11.368.765 19.897.958 115.638.549 249.511 26.100.525 26.350.036 4.294.026 1.618.221 6.863.426 113.075.135 3.388.011 302.494.127

1b, 24 25 2b, 4 26

89.848.944 5.648.615 (24.414.252) 3.750.000 43.976.772 118.810.079 421.304.206

89.848.944 5.648.615 (29.905.410) 3.500.000 35.657.605 104.749.754 270.809.359

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007

Catatan

2008 Rp '000

2007 Rp '000

Pendapatan underwriting Premi bruto Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Premi reasuransi Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan premi Beban underwriting Beban klaim Klaim-bruto Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Klaim reasuransi Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pihak ketiga Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri Jumlah beban klaim Beban komisi-bersih Beban underwriting lainnya Jumlah beban underwriting Hasil underwriting Hasil investasi Beban umum dan administrasi Laba usaha Penghasilan lain-lain - bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak Laba - bersih Laba - bersih per saham

2f, 28 2f, 28

13.090.421 321.107.627 334.198.048 (2.298.525) (14.805.380) (17.103.905) (65.224.245) 251.869.898

4.461.087 163.395.022 167.856.109 (1.819.350) (10.074.201) (11.893.551) (305.946) 155.656.612

2g, 29 2g, 29

2f, 17

2h, 30 2h, 30

2.268.041 148.375.916 150.643.957 (936.445) (7.867.263) (8.803.708) 4.507.535 146.347.784

3.122.704 79.930.512 83.053.216 (1.035.903) (10.034.001) (11.069.904) 1.697.554 73.680.866 29.926.798 3.502.429 107.110.093 48.546.519 18.828.318 (48.401.929) 18.972.908 2.990.119 21.963.027 (9.023.512) 12.939.515 47

2g, 31 2g, 31 2h, 16

2i, 32

27.997.771 12.896.759 187.242.314 64.627.584

2b, 33 34

15.376.408 (64.124.921) 15.879.071

35

4.120.150 19.999.221

2l, 20e

(5.911.772) 14.087.449

2k, 36

51

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007

Kenaikan/ (penurunan) Catatan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Tambahan Modal Disetor Harga pasar efek yang belum terealisasi Cadangan Umum Belum Ditentukan Penggunaannya Jumlah Ekuitas

Rp'000 Saldo per 31 Desember 2006 Penurunan nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual bersih Dana cadangan umum Laba bersih untuk tahun 2007 Saldo per 31 Desember 2007 Kenaikan nilai wajar efek yang tersedia untuk dijual bersih Dana cadangan umum Dividen kas Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2008 89.848.944

Rp'000 5.648.615

Rp'000 (7.917.826)

Rp'000 3.250.000

Rp'000 22.968.090

Rp'000 113.797.823

2b, 4 26

89.848.944

5.648.615

(21.987.584) (29.905.410)

250.000 3.500.000

(250.000) 12.939.515 35.657.605

(21.987.584) 12.939.515 104.749.754

2b, 4 26 27

89.848.944

5.648.615

5.491.158 (24.414.252)

250.000 3.750.000

(250.000) (5.518.282) 14.087.449 43.976.772

5.491.158 (5.518.282) 14.087.449 118.810.079

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan 4

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007

2008 Rp '000 Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan premi Penerimaan klaim reasuransi Penerimaan dividen Pembayaran klaim Pembayaran komisi - bersih Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran premi reasuransi Pembayaran lain-lain - bersih Pembayaran pajak Pembayaran beban underwriting lainnya Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Penempatan deposito Penerimaan hasil investasi Perolehan efek Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pendanaan Pembayaran dividen Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas : Kenaikan/(penurunan) nilai wajar yang belum direalisasi Pembentukan uang jasa karyawan 428.921.863 6.696.479 1.803.759 (145.012.639) (20.535.989) (76.272.606) (41.529.078) (3.745.110) (2.789.992) (15.435.695) 132.100.992

2007 Rp '000 210.448.880 12.148.950 1.503.919 (93.356.907) (40.567.127) (42.771.870) (14.676.032) 647.752 (3.537.807) (963.744) 28.876.014

(126.244.904) 11.211.760 (8.071.378) (12.284.687) 1.212.835 (134.176.374)

(26.462.302) 2.445.493 6.733.981 (4.749.852) 4.873.704 (17.158.976)

(5.518.282) (5.518.282) (7.593.664) 19.408.466 11.814.802

11.717.038 7.691.428 19.408.466

1.817.224 845.564

(3.339.633) 83.843

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2008 dan 2007

1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk ("Perusahaan") didirikan dan berkedudukan di Jakarta sesuai akta No. 78 dari Kartini Mulyadi S.H., notaris di Jakarta, tanggal 12 Oktober 1982 dengan nama PT Asuransi Bina Dharma Arta dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 22 Februari 1983 dalam Surat Keputusan No. C2-1668.HT.01.01.TH'83. Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir diubah berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 147 tanggal 30 Mei 2008 dan dalam akta tersebut telah diberikan kuasa untuk dibuatkan Pernyataan Keputusan Rapat PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., dengan akta No. 72 tanggal 12 Agustus 2008 dibuat oleh notaris Paulus Widodo Sugeng, S.H., notaris di Jakarta Barat yang telah mendapat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU72595.AH.01.02 tahun 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tanggal 13 Oktober 2008. Sesuai dengan izin usaha dari Menteri Keuangan No. Kep-3666/MD/1986 tanggal 29 Mei 1986 dan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang asuransi kerugian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : Menyelenggarakan usaha-usaha di bidang asuransi kerugian dalam bentuk dan jenis menurut dan tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. Perusahaan berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 59, Jakarta Selatan dan sejumlah 18 kantor cabang berlokasi di berbagai pusat bisnis yang tersebar di Indonesia. Perusahaan sudah mulai beroperasi sejak didirikannya. b. Penawaran Umum Saham Perusahaan Perusahaan memperoleh surat izin Menteri Keuangan No. SI-033/SHM/MK.10/1989 tanggal 22 Mei 1989 untuk menawarkan saham kepada masyarakat di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya). Perusahaan telah melakukan penawaran umum perdana pada tanggal 6 Juli 1989 sebanyak 900.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, selanjutnya Perusahaan melakukan pencatatan saham pendiri dan private placement pada tanggal 25 Agustus 1989 dan 7 Agustus 1990 masing-masing sebesar 4.500.000 saham dan 200.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham, sedangkan Penawaran Umum Terbatas I dilakukan pada tanggal 7 Agustus 1990 sebanyak 3.240.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 3.800 per saham dan sampai dengan 18 Juli 1991 telah ditempatkan sebanyak 8.840.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Dalam perkembangannya Perusahaan membagikan saham dividen tanggal 23 September 1991, penempatan saham koperasi tanggal 6 Oktober 1993 dan saham bonus tanggal 22 Februari 1996 masing-masing sebanyak 886.000 saham, 100.000 saham dan 7.860.800 saham sehingga modal yang ditempatkan menjadi 17.686.800 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham. Pada tanggal 16 Desember 1996, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham yang menyebabkan adanya penambahan jumlah saham sebanyak 17.686.800 saham, sehingga jumlah saham yang ditempatkan menjadi 35.373.600 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham.

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

1. UMUM (Lanjutan) b. Penawaran Umum Saham Perusahaan (lanjutan) Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 89 tanggal 19 Desember 2001 yang dibuat dihadapan Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, disetujui Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 70.747.200 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 300 per saham, sehingga jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 70.747.200 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Penawaran umum terbatas II ini telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM berdasarkan surat No. 4029/PM/2001 tanggal 13 Desember 2001 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 7 Januari 2002 dan Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 15 Januari 2002. Selanjutnya berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 208 tanggal 27 Juni 2003 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., notaris di Jakarta, disetujui untuk membagikan saham bonus dengan rasio 10 : 3 atau sebanyak 31.836.240 saham dengan nilai nominal Rp 300 per saham sehingga modal yang ditempatkan menjadi 137.957.040 saham yang terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 102.583.440 saham dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Kemudian, dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 164 tanggal 25 Oktober 2004 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, S.H, SE, MH, notaris di Jakarta, disetujui Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 137.957.040 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 350 per saham, sehingga jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 240.540.480 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Penawaran umum terbatas III ini telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM berdasarkan surat No. S-3251/PM/2004 tanggal 21 Oktober 2004 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 8 Nopember 2004. c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2008 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris : Tjan Soen Eng : Thio Gwan Po Micky : Murniaty Kartono 31 Desember 2007 : Tjan Soen Eng : Thio Gwan Po Micky : Murniaty Kartono

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

1. UMUM (Lanjutan) c. Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Karyawan (lanjutan)


31 Desember 2008 Dewan Direksi
Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur

31 Desember 2007 : Robert Sutanto : Rudi Rusdianto : Candra Gunawan : Tanadi Iwan Saputra Tanjung

: Robert Sutanto : Rudi Rusdianto : Candra Gunawan : Doddy Sjahchroerodly

Jumlah karyawan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebanyak 434 dan 387 orang (tidak diaudit). Jumlah imbalan yang diberikan kepada komisaris dan direksi Perusahaan adalah Rp 4.706.484.903 dan Rp 5.757.912.368 masing-masing untuk tahun 2008 dan 2007. Sementara jumlah iuran pensiun untuk dewan direksi adalah Rp 102.636.400 dan Rp 165.154.400 masing-masing untuk tahun 2008 dan 2007.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini : a. Penyajian Laporan Keuangan Neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang antara lain meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan Bapepam dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya historis (historical cost ) kecuali untuk efek yang dinyatakan sebesar nilai wajar dan aset tetap tertentu yang dinyatakan sebesar hasil penilaian kembali. Laporan keuangan Perusahaan disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan No. 28 tentang "Akuntansi Asuransi Kerugian" yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Laporan arus kas disusun dengan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah. b. Investasi Investasi terdiri dari deposito berjangka, saham, baik yang diperdagangkan di bursa efek maupun tidak dan penyertaan saham serta properti investasi.

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) b. Investasi (lanjutan) Deposito berjangka terdiri dari deposito wajib dan sukarela. Investasi dalam bentuk deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal. Investasi dalam efek terdiri dari efek untuk tujuan diperdagangkan dan tersedia untuk dijual. Efek untuk tujuan diperdagangkan terdiri dari saham dinilai dengan harga pasar atau nilai wajar jika perdagangannya tidak likuid/harga pasar yang tersedia tidak dapat diandalkan. Kenaikan/(penurunan) harga pasar atas harga perolehan diakui sebagai laba/(rugi) nilai efek yang belum direalisasi pada tahun berjalan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Selisih antara harga jual dengan harga perolehan diakui sebagai laba/(rugi) penjualan efek. Efek untuk tujuan tersedia untuk dijual terdiri dari saham dinilai dengan nilai harga pasar atau nilai wajarnya jika perdagangannya tidak likuid/harga pasar yang tersedia tidak dapat diandalkan. Kenaikan/(penurunan) harga pasar atas harga perolehan diakui sebagai keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi dan disajikan sebagai komponen ekuitas. Investasi penyertaan saham dalam perusahaan lain dengan kepemilikan kurang dari 20% dari hak suara dicatat dengan harga perolehan. Pendapatan investasi diakui atas dasar akrual sebagai hasil investasi. Penghasilan dari dividen diakui pada saat surat pemberitahuan pembagian dividen diterima. Properti investasi merupakan bangunan yang dimiliki untuk sewa operasi atau kenaikan nilai dan tidak digunakan atau dijual dalam kegiatan operasi. Untuk pengukuran awal, pada tahun 2008 sesuai dengan PSAK No. 13 tentang Properti Investasi (Revisi 2007), manajemen menerapkan metode nilai wajar dan tidak disusutkan. Properti investasi dicatat sebesar nilai wajar, yang mencerminkan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai independen. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. c. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya. d. Piutang Lain-lain dan Penyisihan Kerugian Piutang lain-lain dan penyisihan kerugian ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun masing-masing tertanggung pada akhir tahun.

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) e. Aset Tetap Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan, diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan akan mengalir ke Perusahaan dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap, kecuali tanah. Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut: Tahun Bangunan Kendaraan bermotor Perlengkapan kantor Peralatan kantor 20 5 3 5

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review setiap akhir tahun buku untuk memastikan nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut. Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi. Efektif sejak 1 Januari 2008, Perusahan menerapkan PSAK No. 16 tentang Aset Tetap (Revisi 2007), yang menggantikan PSAK No. 16 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain (1994) dan PSAK No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan (1994). Berdasarkan PSAK yang telah direvisi, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Jika entitas memiliki aset tetap yang direvaluasi sebelum penerapan revisi PSAK dan mengadopsi model biaya, maka nilai revaluasi dari aset tersebut dianggap sebagai biaya perolehan. Saldo selisih nilai revaluasi aset tetap pada saat penerapan pertama kali revisi PSAK ini harus direklasifikasikan ke saldo laba. Perusahaan memilih untuk menerapkan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada.

10

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) f. Pengakuan pendapatan premi, piutang premi dan premi yang belum merupakan pendapatan Pendapatan premi merupakan premi bruto dikurangi premi reasuransi dan ditambah penurunan (dikurangi kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan. Piutang premi dinyatakan sebesar jumlah bruto. Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang premi tak tertagih dan apabila terdapat piutang yang benarbenar tidak tertagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada tahun berjalan. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan diakui pada saat dipulihkan dan diakui sebagai pendapatan premi. Premi bruto merupakan premi yang diperoleh dari tertanggung, broker maupun dari perusahaan asuransi lain. Premi yang diperoleh, diakui sebagai pendapatan selama periode polis berdasarkan proporsi jumlah pertanggungan yang diberikan dengan dasar akrual, dan dicatat berdasarkan diterbitkannya polis asuransi dan/ atau debit nota untuk pendapatan premi asuransi langsung dan fakultatif. Jika periode polis lebih dari satu tahun maka pendapatan preminya ditangguhkan selama masa polis tersebut. Sedangkan pendapatan premi dari reasuransi diakui dan dicatat pada saat statement of accounts diterima. Premi yang belum merupakan pendapatan dihitung sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 (satu) bulan dan 40% untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 (satu) bulan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, yang digunakan untuk jenis asuransi selain kendaraan. Sedangkan untuk asuransi kendaraan menggunakan persentase sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 74/PMK.010/2007, yaitu sebesar 40% dari premi neto. Penurunan/(kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dengan periode lalu. g. Reasuransi Untuk mengurangi resiko penutupan polis asuransi, Perusahaan mereasuransikan sebagian resiko polis yang ditutupnya ke perusahaan reasuradur dan tidak mengakui ganti rugi atas klaim asuransi yang menjadi tanggungan perusahaan reasuradur. Jika perusahaan reasuradur tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian reasuransi, maka Perusahaan memiliki kewajiban kontinjensi atas seluruh klaim tersebut. Perjanjian reasuransi yang dimiliki Perusahaan meliputi perjanjian reasuransi treaty proporsional dan non proporsional (excess of loss ), maupun perjanjian reasuransi fakultatif. h. Pengakuan Beban Klaim dan Estimasi Klaim Retensi Sendiri Beban klaim merupakan klaim bruto dikurangi klaim reasuransi serta ditambah kenaikan atau dikurangi penurunan estimasi klaim retensi sendiri. Beban penyelesaian klaim diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.

11

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) h. Pengakuan Beban Klaim dan Estimasi Klaim Retensi Sendiri (lanjutan) Estimasi klaim retensi sendiri merupakan cadangan atas klaim yang pada tanggal neraca masih dalam proses penyelesaian dan klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan (Incurred But Not Reported / IBNR). Kenaikan/(penurunan) estimasi klaim retensi sendiri merupakan selisih estimasi klaim retensi sendiri periode berjalan dan periode lalu. i. Komisi - bersih Komisi tanggungan sendiri merupakan selisih komisi yang dikeluarkan untuk mendapatkan penutupan pertanggungan dengan komisi yang diterima dari reasuradur. Komisi diakui sesuai dengan pengakuan pendapatan premi. Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi diakui pada saat terjadinya dan dicatat sebagai pengurang beban komisi. j. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka dibebankan sesuai dengan masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. k. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi berjalan. Pada tanggal neraca, pos aset dan kewajiban dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal tersebut, yaitu sebagai berikut: 2008 1 (satu) Poundsterling Inggris 1 (satu) Euro 1 (satu) Dollar Amerika Serikat 1 (satu) Dollar Singapura 1 (satu) Dollar Australia 1 (satu) Dollar Hong Kong 1 (satu) Filipina Peso 1 (satu) Yen Jepang 15.885 15.441 10.950 7.579 7.562 1.413 231 121 2007 18.804 13.760 9.419 6.502 8.229 1.208 279 83

12

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l. Pajak Penghasilan Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Perusahaan menerapkan penangguhan pajak (deferred income tax ) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan untuk tujuan komersial dan pajak. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Saldo rugi fiskal yang dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan keberatan tersebut telah ditetapkan. m. Laba Per Saham Laba bersih per saham dihitung dengan membagi masing-masing laba operasi dan laba bersih dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan. n. Transaksi Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang menpunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang memiliki hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 7 "Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa". Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan kebijakan harga dan persyaratan normal serta sesuai dengan kebijakan transaksi dengan pihak ketiga, kecuali piutang pegawai yang tidak dikenakan bunga. Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa apakah dilaksanakan dengan atau tidak dengan syarat atau kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan. o. Imbalan pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit . Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested , dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested .

13

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) o. Imbalan pasca Kerja (lanjutan) Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui. p. Penurunan Nilai Aset Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount ) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai atau pemulihan nilai. Setiap rugi penurunan nilai atau pemulihan nilai diakui pada laporan laba rugi periode berjalan. q. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis. Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. r. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, mensyaratkan manajemen untuk membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin didasarkan atas jumlah-jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.

14

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

3. DEPOSITO BERJANGKA 2008 Rp'000 a. Deposito wajib: Pihak ketiga Dalam mata uang Rupiah PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Jumlah deposito wajib b. Deposito sukarela: Pihak ketiga Dalam mata uang Rupiah PT Bank Permata Tbk PT Bank International Indonesia Tbk PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk (d/h PT Bank NISP Tbk) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Windu Kencana Int'l Tbk (d/h PT Bank Multicor) PT Bank Danamon Tbk PT Bank Negara Indonesia Tbk PT Bank UOB Indonesia PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk Standard Chartered Bank PT Bank UOB Buana PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk (d/h PT Bank Niaga Tbk) Lainnya (masing-masing dibawah Rp 1 milyar) Jumlah deposito sukarela Jumlah deposito berjangka 2007 Rp'000

1.850.000 100.000 1.950.000

1.850.000 100.000 1.950.000

25.000.000 25.000.000 17.535.000 17.000.000 12.617.844 12.100.000 11.500.000 11.000.000 10.000.000 10.000.000 8.000.000 6.000.000 3.000.000 2.000.000 2.000.000 1.050.000 1.000.000 950.000 175.752.844 177.702.844

5.000.000 3.005.096 2.785.000 3.767.844 2.000.000 8.500.000 5.000.000 5.000.000 1.050.000 5.500.000 7.900.000 49.507.940 51.457.940

Deposito wajib merupakan dana jaminan dalam bentuk deposito berjangka atas nama Menteri Keuangan q.q. Perusahaan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 tahun 1992 tanggal 30 Oktober 1992 pasal 7 ayat 1 (disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No 63 tahun 1999) dan surat keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003. Besarnya deposito wajib adalah 20% dari minimum modal yang dipersyaratkan ditambah 1% dari premi net (Net Earned Premium ). Manajemen berpendapat bahwa besarnya deposito wajib Perusahaan telah memenuhi ketentuan di atas. Tingkat bunga rata-rata dari deposito wajib dan sukarela pada tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar 7,87 % per tahun dan 7,24% per tahun untuk deposito dalam mata uang Rupiah.

15

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

4. EFEK 2008 Rp'000 Tersedia untuk dijual: Saham Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (catatan 37) PT Buana Finance Tbk PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Ditambah kenaikan harga pasar efek yang belum direalisasikan 2007 Rp'000

31,444,587 9,306,274 40,750,861 22,820,398 63,571,259 8,725,080 (1,816,149) 6,908,931 70,480,190 70,480,190

23,373,209 9,306,274 32,679,483 14,593,976 47,273,459 8,725,080 919,115 9,644,195 56,917,654 56,917,654

Pihak ketiga Ditambah kenaikan/(dikurangi penurunan) harga pasar efek yang belum direalisasikan Jumlah efek untuk tujuan tersedia untuk dijual Jumlah efek

Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 18 April 2007 mengenai RUPS Luar Biasa PT Buana Finance Tbk, Perusahaan memperoleh pendapatan dividen kas bersih untuk laba tahun buku 2006 sebanyak Rp 573.580.000. Berdasarkan Akta No. 16 tanggal 18 April 2007 mengenai RUPS Luar Biasa PT Buana Finance Tbk, Perusahaan memperoleh pendapatan dividen saham bersih untuk laba tahun buku 2006 sebanyak 26.992.000 lembar saham sebesar Rp 15.385.440.000.

5. PENYERTAAN SAHAM Persentase Kepemilikan % PT Zurich Insurance Indonesia PT Watson Wyatt Purbajaga Perusahaan Asuransi Risiko Khusus PT Watson Wyatt Indonesia PT Menara Proteksi Indonesia 8.13% 19.43% 0.60% 19.00% 0.20% 2008 Rp'000 6,605,036 1,425,000 295,100 168,853 20,000 8,513,989 Jumlah 2007 Rp'000 6,605,036 1,425,000 295,100 168,853 20,000 8,513,989

Berdasarkan Akta No. 100 tanggal 20 November 2007, Perusahaan memperoleh pendapatan dividen saham bersih PT Zurich Insurance Indonesia untuk tahun buku 2006 sebesar Rp 3.000.000.000 sehingga persentase penyertaan saham Perusahaan atas PT Zurich Insurance Indonesia per tanggal 31 Desember 2007 sebesar 8,13%.

16

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

6. PROPERTI INVESTASI 2008 Rp'000 Harga perolehan Laba penilaian investasi jangka panjang (catatan 33) Jumlah properti investasi 24,693,775 1,817,225 26,511,000 2007 Rp'000 24,693,775 24,693,775

Property investasi Perusahaan berupa bangunan yang terletak di Jl Jend.Sudirman Kav.59 No.77 Blok A Lt.18 (B-CD) dan Lt.28 (A-B-C-D), Jakarta Selatan. Saat ini properti tersebut disewakan kepada pihak ketiga (catatan 33). Property investasi tersebut dinyatakan sebesar nilai wajarnya yang ditentukan berdasarkan Laporan Penilaian dari PT Inti Utama Penilai, penilai independen sesuai dengan laporannya tanggal 27 Februari 2009 No. IUP/PV/02143/2009 (IIC0209) dan IUP/PV/02143/2009 (IIC0209). Metode dan asumsi utama yang digunakan adalah metode pendekatan data pasar dimana nilai ruang kantor ditentukan atas dasar perbandingan terhadap transaksi jual-beli yang baru saja terjadi atas ruang-ruang kantor sejenis disekitarnya. Pada tahun 2007 bangunan dicatat sebesar harga perolehan. Selisih nilai revaluasi atas penilaian bangunan sebesar Rp 1.817.224.684 diakui pada laba rugi periode berjalan.

7. KAS DAN BANK 2008 Rp'000 Kas Bank Pihak ketiga PT Bank Mandiri Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk (d/h PT Bank NISP Tbk) ABN Amro PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Bangkok Bank Limited PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank Haga Lainnya (dibawah Rp 200 juta) 63,616 2007 Rp'000 65,211

4,683,596 2,005,209 1,258,932 1,038,450 669,921 553,303 358,428 252,296 211,490 719,561 11,751,186 11,814,802

3,673,577 9,991,442 975,033 2,424,507 20,201 465,999 345,885 212,485 157,519 1,076,607 19,343,255 19,408,466

17

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

7. KAS DAN BANK (Lanjutan) Kas dan bank berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut : 2008 Rp'000 Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang US Dollar Dalam mata uang SGD Dollar Dalam mata uang Filipina Peso 10.660.035 1.152.354 656 1.757 11.814.802 2007 Rp'000 18.772.673 635.230 563 19.408.466

8. PIUTANG PREMI 2008 Rp'000 Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (catatan 37) : PT Buana Finance Tbk 339.047 339.047 Pihak ketiga 56.496.866 56.835.913 Piutang premi berdasarkan klasifikasi umur : 2008 Rp'000 Kurang dari 60 hari Lewat jatuh waktu 60 - 90 hari Lewat jatuh waktu lebih dari 90 hari 53.596.550 1.637.673 1.601.690 56.835.913 Piutang premi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut : 2008 Rp'000 Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang US Dollar Dalam mata uang SGD Dollar Dalam mata uang Yen Dalam mata uang Euro 56.514.077 261.544 46.437 11.412 2.443 56.835.913 2007 Rp'000 60.197.301 335.336 77.929 33.289 557 60.644.412 2007 Rp'000 53.016.633 4.848.745 2.779.034 60.644.412 2007 Rp'000 472.890 472.890 60.171.522 60.644.412

Manajemen tidak melakukan penyisihan atas piutang premi yang tidak dapat ditagih dan atas piutang premi yang tidak dapat ditagih tersebut dibebankan pada tahun berjalan.

18

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

8. PIUTANG PREMI (Lanjutan) Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, piutang premi yang diakui sebagai aset yang diperkenankan dalam menghitung solvabilitas adalah piutang premi yang berumur kurang dari 60 hari. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 piutang premi yang diperkenankan masing-masing sebesar Rp 53.596.549.974 dan Rp 53.016.633.378.

9. PIUTANG REASURANSI Piutang reasuransi merupakan tagihan kepada reasuradur sesudah memperhitungkan komisi dan klaim reasuransi atas penyerahan sebagian resiko berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kedua belah pihak atau lebih. 2008 Rp'000 Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (catatan 37) : PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Pihak ketiga Asia Reinsurance Brokers Pte Ltd PT Reasuransi Internasional Indonesia JLT Risk Solutions Asia Reasuransi Nasional Indonesia Benfield Greig Asia Ltd Asuransi Jasa Raharja Putera Lainnya (dibawah Rp 150.000.000) 351.833 351.833 1.158.078 482.089 419.345 313.159 224.025 213.996 707.597 3.518.289 3.870.122 2007 Rp'000 288.360 288.360 525.512 118.554 148.944 51.327 58.641 571.556 1.474.534 1.762.894

Piutang reasuransi berdasarkan klasifikasi umur: 2008 Rp'000 Kurang dari 60 hari Lewat jatuh waktu 60 - 90 hari Lewat jatuh waktu lebih dari 90 hari 2.701.795 232.526 935.801 3.870.122 Piutang reasuransi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut : 2008 Rp'000 Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang US Dollar 3.484.217 385.905 3.870.122 2007 Rp'000 1.381.075 381.819 1.762.894 2007 Rp'000 573.006 87.843 1.102.045 1.762.894

19

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

9. PIUTANG REASURANSI (Lanjutan) Berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang reasuransi pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa piutang tersebut dapat tertagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, piutang reasuransi yang diakui sebagai aset yang diperkenankan dalam menghitung solvabilitas adalah piutang reasuransi yang berumur sampai dengan 60 hari. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 piutang premi yang diperkenankan masing-masing sebesar Rp 2.701.794.643 dan Rp 573.005.901.

10. UANG MUKA KLAIM Merupakan uang muka klaim atas klaim-klaim yang masih dalam proses penyelesaian yang dibayarkan kepada tertanggung pihak ketiga. Saldo uang muka klaim per tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp 1.670.725 dan Rp 8.221.499.

11. PIUTANG LAIN-LAIN 2008 Rp'000 Piutang bunga deposito PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (dilikuidasi) Penyisihan kerugian Lain-lain 703.322 1.574.717 (1.500.000) 2.275.655 3.053.694 2007 Rp'000 159.657 1.574.717 (1.500.000) 2.137.290 2.371.664

Piutang pada PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (dilikuidasi) merupakan piutang tanpa bunga. Pada tahun 2003, PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk telah dilikuidasi dan kepemilikan sahamnya di Perusahaan telah dialihkan ke pihak lain sehingga saat ini bukan merupakan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada tahun 2005, Perusahaan memperoleh pengembalian yang berasal dari pembagian harta dari kurator PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk sebesar Rp 2.817.202. Perusahaan telah membentuk penyisihan kerugian atas piutang tersebut dan manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian tersebut adalah cukup untuk menutup kemungkinan atas tidak tertagihnya piutang ini.

12. PIUTANG HUBUNGAN ISTIMEWA Merupakan pinjaman kepada pegawai dan tidak dikenakan bunga. Saldo piutang hubungan istimewa per tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing adalah sebesar Rp 2.586.212.120 dan Rp 2.957.548.000 (catatan 37).

20

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

13. ASET TETAP 2008 Rp'000 Biaya perolehan : Pemilikan langsung Jumlah Akumulasi penyusutan : Pemilikan langsung Jumlah Nilai buku Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :
2008 Saldo awal Rp'000 Biaya perolehan : Tanah Bangunan Kendaraan Peralatan Kantor Perlengkapan Kantor Akumulasi penyusutan : Bangunan Kendaraan Peralatan Kantor Perlengkapan Kantor 2.713.335 21.350.884 6.707.571 9.125.170 3.166.604 43.063.564 3.384.558 2.431.551 6.283.848 2.764.723 14.864.680 Nilai buku 28.198.884 2007 Saldo awal Rp'000 Biaya perolehan : Tanah Bangunan Kendaraan Peralatan Kantor Perlengkapan Kantor Akumulasi penyusutan : Bangunan Kendaraan Peralatan Kantor Perlengkapan Kantor 3.939.858 22.621.109 7.595.640 7.913.025 3.111.229 45.180.861 2.788.563 4.159.058 5.416.856 2.188.246 14.552.723 Nilai buku 30.628.138 Penambahan Rp'000 175.395 3.060.932 1.409.688 103.838 4.749.853 1.069.571 1.015.677 1.050.412 624.940 3.760.600 Pelepasan Rp'000 1.226.523 1.445.620 3.949.001 197.543 48.463 6.867.150 473.576 2.743.184 183.420 48.463 3.448.643 Saldo akhir Rp'000 2.713.335 21.350.884 6.707.571 9.125.170 3.166.604 43.063.564 3.384.558 2.431.551 6.283.848 2.764.723 14.864.680 28.198.884 Penambahan Rp'000 1.578.701 3.348.808 4.734.407 2.492.739 130.032 12.284.687 1.113.451 1.408.193 1.237.534 357.667 4.116.845 Pelepasan Rp'000 2.157.300 243.475 3.384 2.404.159 1.642.147 174.233 3.384 1.819.764 Saldo akhir Rp'000 4.292.036 24.699.692 9.284.678 11.374.434 3.293.252 52.944.092 4.498.009 2.197.597 7.347.149 3.119.006 17.161.761 35.782.331

2007 Rp'000 43.063.564 43.063.564 14.864.680 14.864.680 28.198.884

52.944.092 52.944.092 17.161.761 17.161.761 35.782.331

21

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

13. ASET TETAP (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2008, seluruh hak atas tanah merupakan hak guna bangunan. Sisa umur hak atas tanah tersebut berkisar antara 2 tahun sampai 27 tahun dan dapat diperpanjang. Hak atas tanah sejumlah Rp 816.417.643 masih diproses agar tercatat atas nama Perusahaan. Aset tetap pemilikan langsung tertentu, kecuali tanah, diasuransikan terhadap resiko kerugian karena kebakaran dan lainnya dengan nilai pertanggungan per 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 34.708.353.204 dan Rp 15.587.141.930 dan menurut manajemen memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari aset tetap dapat terealisasi seluruhnya sehingga tidak diperlukan penurunan nilai atas aset tersebut.

14. ASET LAIN-LAIN 2008 Rp'000 Uang jaminan Materai dan barang cetakan 996.438 236.926 1.233.364 Uang jaminan merupakan aset perusahaan dalam bentuk uang jaminan sewa dan keanggotaan klub. 2007 Rp'000 1.149.997 169.765 1.319.762

15. HUTANG KLAIM Merupakan hutang atas klaim yang disetujui yaitu berdasarkan laporan kerugian pasti baik dengan laporan dari pihak penilai maupun tidak. Rincian hutang klaim sebagai berikut: 2008 Rp'000 Pihak ketiga 11.368.765 11.368.765 Hutang klaim berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut : 2008 Rp'000 Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang US Dollar 11.266.059 102.706 11.368.765 2007 Rp'000 5.228.430 509.017 5.737.447 2007 Rp'000 5.737.447 5.737.447

22

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

16. ESTIMASI KLAIM RETENSI SENDIRI 2008 Rp'000 Kebakaran Kendaraan bermotor Rekayasa Rangka kapal Pengangkutan Aneka 245.923 19.140.752 172.029 14.450 261.981 62.823 19.897.958 Kenaikan estimasi klaim sendiri dihitung dengan cara sebagai berikut : 2008 Rp'000 Saldo akhir Saldo awal Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri 19.897.958 15.390.423 4.507.535 2007 Rp'000 15.390.423 13.692.869 1.697.554 2007 Rp'000 1.477.216 12.474.566 65.365 300.775 908.554 163.947 15.390.423

17. PREMI YANG BELUM MERUPAKAN PENDAPATAN 2008 Rp'000 Kebakaran Kendaraan bermotor Rekayasa Rangka kapal Pengangkutan Aneka 3.016.123 81.402.243 11.967 (7.455) 787.171 30.428.500 115.638.549 Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan dihitung dengan cara sebagai berikut : 2008 Rp'000 Saldo akhir Saldo awal Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan 115.638.549 50.414.304 65.224.245 2007 Rp'000 50.414.304 50.108.358 305.946 2007 Rp'000 2.777.738 36.195.487 5.814 659.529 10.775.736 50.414.304

Perusahaan menerapkan perhitungan premi yang belum merupakan pendapatan sebesar 40% dari jumlah premi bruto dikurangi premi reasuransi dan komisi bersih.

23

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

18. HUTANG REASURANSI Merupakan kewajiban kepada reasuradur sehubungan dengan premi, komisi dan klaim. 2008 Rp'000 Pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa (catatan 37) : PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk Pihak ketiga CBR Asia PT Reasuransi Nasional Indonesia PT Reasuransi Internasional Indonesia PT Tugu Reasuransi Indonesia JLT Risk Solution Asia Lainnya (dibawah Rp 100 juta) 249.511 249.511 25.000.000 188.655 212.373 221.498 306.908 171.091 26.100.525 26.350.036 2008 Rp'000 Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang US Dollar Dalam mata uang Singapura Dollar Dalam mata uang Yen Jepang Dalam mata uang Euro 26.211.055 117.040 13.865 8.076 26.350.036 2007 Rp'000 146.925 146.925 241.512 149.316 146.280 15.071 76.105 628.284 775.209 2007 Rp'000 768.656 2.886 2.553 1.114 775.209

Hutang reasuransi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :

19. HUTANG KOMISI Merupakan hutang atas komisi kepada broker dan agen asuransi Perusahaan. 2008 Rp'000 Pihak ketiga 4.294.026 4.294.026 Hutang komisi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut : 2008 Rp'000 Dalam mata uang Rupiah Dalam mata uang US Dollar Dalam mata uang Singapura Dollar Dalam mata uang Yen Jepang 4.189.471 88.048 12.141 4.366 4.294.026 2007 Rp'000 5.837.061 89.478 14.659 8.989 5.950.187 2007 Rp'000 5.950.187 5.950.187

24

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

20. PERPAJAKAN a. Pajak di bayar di muka 2008 Rp'000 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25 1.934.274 274.320 2.208.594 b. Hutang pajak 2008 Rp'000 Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23/26 Pajak penghasilan final pasal 4 ayat 2 1.556.042 62.179 1.618.221 c. Pajak penghasilan badan Rekonsiliasi antara perhitungan pajak kini dengan pajak menurut fiskal yang dihitung oleh Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut : 2008 Rp'000 Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi Dikurangi: Perbedaan tetap Beban pajak dan lainnya Laba/(rugi) penilaian investasi jangka panjang Beban asuransi Sumbangan Perbaikan dan pemeliharaan Pendidikan dan latihan Jamuan dan representasi Pendapatan bunga Lain-lain Perbedaan waktu Penyusutan aset tetap Penyisihan uang jasa karyawan Klaim IBNR Kenaikan/(penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan Rugi penjualan aset tetap 19.999.221 2007 Rp'000 21.963.027 2007 Rp'000 809.977 109.711 9.159 928.847 2007 Rp'000 1.628.811 274.320 1.903.131

12.327.455 (1.817.225) 1.037.614 111.510 4.151 940 48.324 (9.658.188) (2.347.896) (293.315) 385.340 845.564 409.776 771.611 (422.966) 1.989.325

5.405.448 5.368.353 979.299 37.880 34.418 423.700 (1.815.251) (2.318.500) 8.115.347 649.119 83.843 154.323 (3.423.720) (758.498) (3.294.933)

25

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

20. PERPAJAKAN (Lanjutan) c. Pajak penghasilan badan (lanjutan) 2008 Rp'000 21.695.231 26.783.441 3.816.739 (8.173.252) (44.890.592) (12.598.020) (35.061.684) (13.366.453) 2007 Rp'000 26.783.441 3.816.739 (8.173.252) (44.890.592) (12.598.020) (61.845.125) (35.061.684)

Laba fiskal tahun berjalan Laba fiskal tahun 2007 Laba fiskal tahun 2006 Rugi fiskal tahun 2005 Rugi fiskal tahun 2004 Rugi fiskal tahun 2003 Jumlah kompensasi rugi fiskal Akumulasi rugi fiskal

Rugi fiskal hasil rekonsiliasi telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan (SPT). Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, tidak terdapat taksiran pajak penghasilan badan karena Perusahaan masih mengalami kerugian. Di bulan September 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Salah satu dari perubahan tersebut sehubungan dengan tarif pajak penghasilan badan. Sebelumnya, tarif pajak penghasilan badan bersifat progresif sebesar 10% dikenakan atas penghasilan kena pajak sampai dengan Rp 50.000.000,- kemudian 15% dikenakan atas penghasilan kena pajak Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 100.000.000,- dan penghasilan kena pajak lebih dari Rp 100.000.000,dikenakan sebesar 30%. Sesuai dengan perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan, tarif pajak penghasilan badan ditetapkan pada tarif tetap sebesar 28% dimulai sejak 1 Januari 2009 dan kemudian dikurangi menjadi 25% mulai 1 Januari 2010. Efektif tanggal 1 Januari 2008, perusahaan publik diberikan potongan 5% pajak penghasilan badan jika memenuhi syarat-syarat tertentu seperti diatur dalam peraturan pajak. Fasilitas ini tidak berlaku jika di dalam tahun yang bersangkutan, syarat-syarat tersebut tidak dipenuhi. Perusahaan telah menelaah syarat-syarat tersebut dan tidak berharap dapat memenuhi syarat untuk menerapkan potongan 5% pajak penghasilan badan untuk tahun 2008. Oleh sebab itu, perhitungan pajak penghasilan badan tahun 2008 tidak menerapkan tarif pajak yang telah dipotong. d. Estimasi pajak penghasilan tangguhan 2008 Pendapatan/(beban) Pajak tangguhan di laporan laba rugi Rp'000 (6.508.569) 122.933 253.669 (11.288)

31 Desember 2007 Rp'000 Aset pajak tangguhan : Rugi fiskal yang dapat dikompensasi Klaim IBNR Penyisihan piutang lain-lain Penyisihan uang jasa karyawan Penyusutan aset tetap Kewajiban pajak tangguhan : Premi yang belum merupakan pendapatan 10.518.505 419.740 450.000 762.734 461.485

31 Desember 2008 Rp'000 4.009.936 542.673 450.000 1.016.403 450.197

(3.591.216) 9.021.248

231.483 (5.911.772)

(3.359.733) 3.109.476

26

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

20. PERPAJAKAN (Lanjutan) d. Estimasi pajak penghasilan tangguhan (lanjutan) 2007 Pendapatan/(beban) Pajak tangguhan di laporan laba rugi Rp'000 (8.035.032) 46.297 25.153 (32.814)

31 Desember 2006 Rp'000 Aset pajak tangguhan : Rugi fiskal yang dapat dikompensasi Klaim IBNR Penyisihan piutang lain-lain Penyisihan uang jasa karyawan Penyusutan aset tetap Kewajiban pajak tangguhan : Premi yang belum merupakan pendapatan 18.553.537 373.443 450.000 737.581 494.299

31 Desember 2007 Rp'000 10.518.505 419.740 450.000 762.734 461.485

(2.564.100) 18.044.760

(1.027.116) (9.023.512)

(3.591.216) 9.021.248

Rekonsiliasi antara pajak penghasilan dan hasil perkalian rugi akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut : 2007 2008 Rp'000 Rp'000 Laba/(rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi Pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku (30%) (dipindahkan) Pengaruh pajak atas beban yang tidak diperkenankan/penghasilan yang pajaknya bersifat final : Beban pajak dan lainnya Laba/(rugi) penurunan nilai wajar efek Beban asuransi Sumbangan Perbaikan dan pemeliharaan Pendidikan dan latihan Jamuan dan representasi Pendapatan bunga Lain-lain 19.999.221 5.999.766 21.963.027 6.588.908

3.698.237 (545.168) 311.284 33.453 1.245 282 14.497 (2.897.456) (704.368) (87.994) 5.911.772

1.621.634 1.610.506 293.790 11.364 10.325 127.110 (544.575) (695.550) 2.434.604 9.023.512

e. Penghasilan/(beban) pajak 2008 Rp'000 Pajak kini Beban pajak tangguhan (5.911.772) (5.911.772) 2007 Rp'000 (9.023.512) (9.023.512)

27

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

21. HUTANG LAIN-LAIN 2008 Rp'000 Asuransi Hutang iuran Koperasi Karyawan ABDA Lain-lain 49.338 12.118 6.801.970 6.863.426 2007 Rp'000 88.456 57.830 7.525.542 7.671.828

22. PENDAPATAN PREMI YANG DITANGGUHKAN Merupakan pendapatan premi asuransi yang belum merupakan pendapatan. Saldo per 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 113.075.135.012 dan Rp 76.648.912.827.

23. PENYISIHAN UANG JASA KARYAWAN Perusahaan membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan Perusahaan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 200 karyawan di tahun 2008 dan 217 karyawan di tahun 2007. Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi adalah : 2008 2007 Rp'000 Rp'000 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi bersih periode berjalan Pembayaran manfaat 534.776 362.302 50.190 (101.704) 845.564 Kewajiban imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut : 2008 Rp'000 Nilai kini kewajiban yang tidak didanai Biaya jasa lalu yang belum diakui Keuntungan aktuarial yang belum diakui (4.334.943) 137.695 809.237 (3.388.011) Mutasi kewajiban bersih di neraca adalah sebagai berikut : 2008 Rp'000 Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat (2.542.447) (947.268) 101.704 (3.388.011) 2007 Rp'000 (2.458.604) (846.476) 762.633 (2.542.447) 2007 Rp'000 (3.482.781) 156.186 784.148 (2.542.447) 494.782 327.377 24.317 (762.633) 83.843

28

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

23. PENYISIHAN UANG JASA KARYAWAN (Lanjutan) Perhitungan imbalan pasca kerja untuk Perusahaan dihitung oleh aktuaris independen PT Dayamandiri Dharmakonsilindo. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian adalah sebagai berikut : 2008 Usia pensiun normal Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Estimasi rata-rata sisa masa kerja karyawan 55 tahun 12,00% 11% 10,00 2007 55 tahun 10,50% 9% 10,00

24. MODAL SAHAM Berdasarkan Akta Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham No. 28 tanggal 3 Oktober 2001 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 30.000.000.000 menjadi Rp 70.747.200.000 dan perubahan nilai nominal atas saham yang belum ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 500 per saham menjadi Rp 300 per saham. Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 13 November 2000 dari Rachmat Santoso, S.H, notaris di Jakarta, merubah modal dasar dalam Anggaran Dasar Perusahaan menjadi sebesar Rp 70.747.200.000 yang terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 176.868.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C-13803.HT.01.04.TH.2001 tanggal 21 Nopember 2001. Berdasarkan Akta Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham No. 89 tanggal 19 Desember 2001 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui Penawaran Umum Terbatas II dengan cara menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 70.747.200 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Penawaran Umum Terbatas II ini telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM berdasarkan surat No. 4029/PM/2001 tanggal 13 Desember 2001 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 7 Januari 2002 dan Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 15 Januari 2002. Selanjutnya berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 208 tanggal 27 Juni 2003 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., notaris di Jakarta, disetujui untuk membagikan saham bonus dengan rasio 10 : 3 atau sebanyak 31.836.240 saham dengan nilai Rp 300 per saham, dana pembagian saham bonus tersebut diambil dari akun Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap dan Tambahan Modal Disetor masing-masing sebesar Rp 9.310.863.140 dan Rp 240.008.860. Kemudian, dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang berita acaranya telah diaktakan dalam akta No. 164 tanggal 25 Oktober 2004 yang dibuat dihadapan Buntario Tigris Darmawa NG, S.H, SE, MH, notaris di Jakarta, disetujui Penawaran Umum Terbatas III kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 137.957.040 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham dengan harga penawaran perdana sebesar Rp 350 per saham, sehingga jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari 35.373.600 saham seri A dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan 240.540.480 saham seri B dengan nilai nominal Rp 300 per saham. Penawaran umum terbatas III ini telah dinyatakan efektif oleh BAPEPAM berdasarkan No. S-3251/PM/2004 tanggal 21 Oktober 2004 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) dan Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya) pada tanggal 8 Nopember 2004.

29

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

24. MODAL SAHAM (Lanjutan) Modal yang ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut: 2008 Jumlah Saham RBS Coutts Bank Ltd, Singapore ABN AMRO N.V. Singapore The Bank of New York Masyarakat Umum 103.687.800 99.672.485 48.998.039 23.555.756 275.914.080 2007 Jumlah Saham ABN AMRO N.V. Singapore The Bank of New York Winvest Development Ltd. Masyarakat Umum 199.383.015 29.681.192 19.316.847 27.533.026 275.914.080 Modal saham tersebut di atas terdiri dari : 2008 dan 2007 lembar saham Rp'000 Saham seri A Saham seri B 35.373.600 240.540.480 275.914.080 17.686.800 72.162.144 89.848.944 Persentase Kepemilikan % 72,26 10,76 7,00 9,98 100,00 Persentase Kepemilikan % 37,58 36,12 17,76 8,54 100,00

25. TAMBAHAN MODAL DISETOR - BERSIH 2008 Rp'000 Agio Saham Beban Emisi Saham Agio saham hasil Penawaran Umum Terbatas III 1.649.200 (2.898.436) 6.897.851 5.648.615 2007 Rp'000 1.649.200 (2.898.436) 6.897.851 5.648.615

Merupakan selisih harga jual pada saat penawaran perdana dengan nilai nominal saham Perusahaan. Beban emisi saham berasal dari Penawaran Umum Terbatas II tahun 2001 dan III tahun 2004 yang terealisasi di tahun 2002 dan 2004 (lihat catatan 24).

30

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

26. CADANGAN UMUM Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas di Indonesia yang mulai berlaku pada bulan Maret 1996, setiap tahunnya perusahaan diwajibkan menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih untuk cadangan sampai dengan cadangan tersebut mencapai sekurang-Kurangnya 20% dari modal yang ditempatkan. Sedangkan sesuai dengan hasil keputusan rapat umum pemegang saham tanggal 30 Mei 2008, Perusahaan telah menetapkan cadangan umum sebesar Rp 250.000.000 dari laba tahun 2007. Saldo cadangan umum pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 3.750.000.000 dan Rp 3.500.000.000.

27. DIVIDEN KAS Pada tahun 2008, perusahaan memutuskan untuk membagikan dividen kas atas laba bersih tahun 2007 sebesar Rp 5.518.281.600 dan telah diaktakan oleh Paulus Widodo Sugeng Haryono, S.H, notaris di Jakarta, dalam Akta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 146 tanggal 30 Mei 2008. 28. PREMI BRUTO 2008 Rp'000 16.110.971 224.985.649 74.043 4.795.196 88.232.189 334.198.048 13.090.421 321.107.627 334.198.048 2007 Rp'000 13.516.467 117.755.668 252.382 4.191.945 32.139.647 167.856.109 4.461.087 163.395.022 167.856.109

Kebakaran Kendaraan bermotor Rekayasa Pengangkutan Aneka Premi bruto berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi : Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37) Pihak ketiga

29. PREMI REASURANSI 2008 Rp'000 7.721.965 6.254.132 43.152 18.638 1.979.285 1.086.733 17.103.905 2.298.525 14.805.380 17.103.905 2007 Rp'000 5.792.140 2.894.839 235.095 1.784.760 1.186.717 11.893.551 1.819.350 10.074.201 11.893.551

Kebakaran Kendaraan bermotor Rekayasa Rangka kapal Pengangkutan Aneka Premi reasuransi berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi : Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37) Pihak ketiga

31

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

30. KLAIM BRUTO 2008 Rp'000 Kebakaran Kendaraan bermotor Rekayasa Rangka kapal Pengangkutan Aneka 9.574.161 81.819.007 599.293 192.325 332.432 58.126.739 150.643.957 Klaim bruto berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi : Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37) Pihak ketiga 2007 Rp'000 11.596.302 42.029.134 75.567 684.401 658.996 28.008.816 83.053.216

2.268.041 148.375.916 150.643.957

3.122.704 79.930.512 83.053.216

31. KLAIM REASURANSI 2008 Rp'000 Kebakaran Kendaraan bermotor Rekayasa Rangka kapal Pengangkutan Aneka 4.647.648 2.959.990 543.500 19.692 65.137 567.741 8.803.708 Klaim reasuransi berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi : Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37) Pihak ketiga 2007 Rp'000 9.191.198 1.694.255 64.462 13.823 106.166 11.069.904

936.445 7.867.263 8.803.708

1.035.903 10.034.001 11.069.904

32. BEBAN KOMISI - BERSIH 2008 Rp'000 a. Komisi dibayar Kebakaran Kendaraan bermotor Rekayasa Pengangkutan Aneka Komisi dibayar (dipindahkan) 2.297.300 15.362.516 8.605 961.112 11.306.038 29.935.571 2007 Rp'000 1.963.037 24.572.927 54.208 835.772 4.220.092 31.646.036

32

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

32. BEBAN KOMISI - BERSIH (Lanjutan) 2008 Rp'000 Komisi dibayar (pindahan) b. Komisi diterima Kebakaran Kendaraan bermotor Rekayasa Pengangkutan Aneka 29.935.571 1.448.601 136.605 7.632 113.128 231.834 1.937.800 Beban komisi - bersih 27.997.771 2007 Rp'000 31.646.036 1.183.054 200.815 51.456 77.411 206.502 1.719.238 29.926.798

33. HASIL INVESTASI 2008 Rp'000 Pihak ketiga : Bunga deposito Dividen Pendapatan properti Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (catatan 37) : Dividen 9.407.529 43 2.347.896 11.755.468 1.803.716 1.803.716 Rugi penjualan efek Rugi penurunan nilai efek yang belum direalisasi Laba penilaian investasi jangka panjang 1.817.224 1.817.224 Rugi selisih kurs atas investasi Jumlah hasil investasi 15.376.408 2007 Rp'000 1.614.916 3.738.112 2.318.500 7.671.528 16.525.554 16.525.554 (2.028.720) (3.339.632) (5.368.352) (412) 18.828.318

34. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 2008 Rp'000 Gaji dan upah Pemasaran Penyusutan aset tetap Beban umum dan administrasi (dipindahkan) 40.270.802 4.715.652 4.116.845 49.103.299 2007 Rp'000 29.011.292 2.696.982 3.760.600 35.468.874

33

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

34. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (Lanjutan) 2008 Rp'000 Beban umum dan administrasi (pindahan) Beban kantor Beban perkantoran Komunikasi Pendidikan dan latihan Asuransi Uang jasa karyawan Tranportasi Iuran pensiun Perijinan Jasa profesi Administrasi efek Iuran keanggotaan Lain-lain 49.103.299 3.691.831 2.515.734 2.115.670 1.284.400 1.280.941 845.564 914.613 772.235 526.172 188.280 119.822 98.205 668.155 64.124.921 2007 Rp'000 35.468.874 3.110.137 2.616.415 1.906.750 654.725 1.176.327 83.843 776.487 1.032.116 412.849 348.709 134.901 105.964 573.832 48.401.929

luran pensiun merupakan pembayaran kepesertaan pegawai Perusahaan pada program dana pensiun manfaat pasti Dana Pensiun Benefit 2000 dan iuran asuransi pada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Untuk dana pensiun manfaat pasti dari Dana Pensiun Benefit 2000, iuran pensiun yang ditanggung karyawan dan Perusahaan masingmasing sebesar 3,00% dan 4,30%. Untuk asuransi jiwa dan kecelakaan dari PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, iuran asuransi sepenuhnya ditanggung Perusahaan sebesar 1,40%. 35. PENGHASILAN/(BEBAN) LAIN-LAIN 2008 Rp'000 Laba penjualan aset tetap Jasa giro Laba bersih selisih kurs Pendapatan lainnya - bersih 628.439 250.660 277.221 2.963.830 4.120.150 2007 Rp'000 1.455.198 200.334 113.514 1.221.073 2.990.119

36. LABA BERSIH PER SAHAM Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar : 2008 Rp'000 Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dasar Laba bersih per saham (dalam Rupiah Penuh) 14.087.449 275.914.080 51 2007 Rp'000 12.939.515 275.914.080 47

34

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

37. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Perusahaan melakukan transaksi dengan perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa, terutama menyangkut penjualan polis, transaksi asuransi, jual-beli efek baik yang telah maupun yang belum terdaftar di pasar efek. Transaksi tersebut adalah sebagai berikut : 2007 2008 Rp'000 Rp'000 13.090.421 4.461.087 Premi bruto (catatan 28) 2,66 3,92 Persentase terhadap total premi bruto 2.298.525 1.819.350 Premi reasuransi (catatan 29) 13,44 15,30 Persentase terhadap total premi reasuransi 2.268.041 3.122.704 Klaim bruto (catatan 30) 1,51 3,76 Persentase terhadap total klaim bruto 936.445 1.035.903 Klaim reasuransi (catatan 31) 10,64 9,36 Persentase terhadap total klaim reasuransi 16.525.554 1.803.716 Hasil investasi (catatan 33) 11,73 87,77 Persentase terhadap total hasil investasi 2008 2007 Rp'000 Rp'000 Aset : 63.571.259 47.273.459 Efek - bersih (catatan 4) 472.890 339.047 Piutang premi (catatan 8) 288.360 351.833 Piutang reasuransi (catatan 9) 2.957.548 2.586.212 Piutang hubungan istimewa - bersih (catatan 12) 66.848.351 50.992.257 15,87 18,83 Persentase terhadap total aset Kewajiban : 249.511 146.925 Hutang reasuransi (catatan 18) 249.511 146.925 0,08 0,09 Persentase terhadap total kewajiban Transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam penjualan polis dan klaim, termasuk didalamnya transaksi dengan PT Buana Finance Tbk dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk pada tahun 2008 dan 2007. 38. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Pada 31 Desember 2008 dan 2007, aset dan kewajiban dalam valuta asing adalah sebagai berikut: 2008 USD Aset 105.298 Kas dan bank Piutang premi 29.391 35.242 Piutang reasuransi 25.699 Lain-lain 195.630 Total aset dalam US Dollar 2.142.149 Total aset ekuivalen dalam Rupiah (ribuan)

2007 USD 67.501 47.469 40.537 4.498 160.005 1.507.087

35

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

38. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan) 2008 USD Total aktiva ekuivalen dalam Rupiah (ribuan) (pindahan) Kewajiban Hutang klaim Hutang reasuransi Lain-lain Total kewajiban dalam US Dollar Total kewajiban ekuivalen dalam Rupiah (ribuan) Jumlah bersih dalam US Dollar Jumlah bersih dalam Rupiah (ribuan) 2.142.149 9.380 12.692 47.127 69.199 757.729 126.430 1.384.420 2007 USD 1.507.087 54.042 7.740 61.782 581.925 98.223 925.162

Sebagai akibat berfluktuasinya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, Perusahaan memperoleh laba bersih dari selisih kurs sebesar Rp 277.221.425 dan Rp 113.102.186 untuk tahun 2008 dan 2007. 39. INFORMASI SEGMEN a. Segmen geografis
Rp'000.000 2008 Sumatera dan Batam Rp'000.000 Jawa Rp'000.000 Kalimantan Rp'000.000 Sulawesi Rp'000.000 Bali Rp'000.000 Jabodetabek Jumlah Rp'000.000 Rp'000.000

Aset Investasi Kas dan bank Piutang premi Piutang reasuransi Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset tetap - bersih Aset yang tidak dapat dialokasikan Jumlah aset Kewajiban Estimasi klaim retensi sendiri Hutang klaim Premi yang belum merupakan pendapatan Pendapatan premi ditangguhkan Hutang komisi Hutang reasuransi Hutang pajak Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan Jumlah kewajiban

2.077 7.094 1.203 274 4.119 14.767

536 5.275 184 569 1.260 7.824

399 2.526 1.013 69 2.156 6.163

81 2.573 96 24 726 3.500

266 985 5 710 1.966

283.208 8.456 38.382 1.374 16.659 2.209 26.811 377.099

283.208 11.815 56.835 3.870 17.600 2.209 35.782 9.985 421.304

5.814 3.851 27.522 43.481 522 475 232 81.897

2.110 1.694 13.827 27.823 110 116 45.680

1.503 1.089 7.780 14.896 245 123 61 25.697

820 112 5.400 11.567 13 18 52 17.982

183 391 2.574 6.534 9 19 9.710

9.468 4.232 58.536 8.774 3.514 25.615 1.138 111.277

19.898 11.369 115.639 113.075 4.294 26.350 1.618 10.251 302.494

36

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

39. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) a. Segmen geografis (lanjutan)


Rp'000.000 2008 Sumatera dan Batam Rp'000.000 82.688 (6.581) (13.211) 62.896 Jawa Rp'000.000 38.682 (2.180) (6.935) 29.567 Kalimantan Rp'000.000 23.562 (2.142) (4.365) 17.055 Sulawesi Rp'000.000 14.560 (573) (3.145) 10.842 Bali Rp'000.000 7.101 (323) (1.328) 5.450 Jabodetabek Jumlah Rp'000.000 Rp'000.000 167.605 (5.305) (36.240) 126.060 334.198 (17.104) (65.224) 251.870

Pendapatan premi Premi bruto Premi reasuransi Penurunan/(kenaikan)premi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan premi Beban underwriting Beban klaim Klaim bruto Klaim reasuransi Kenaikan/(penurunan) estimasi klaim retensi sendiri Jumlah beban klaim Beban komisi - bersih Beban underwriting lainnya Jumlah beban underwriting Hasil underwriting

31.311 (3.806) 1.852 29.357 7.301 3.879 40.537 22.359

12.572 (407) (67) 12.098 1.934 2.836 16.868 12.699

11.740 (2.079) (467) 9.194 1.970 1.414 12.578 4.477

3.505 (24) 374 3.855 488 1.080 5.423 5.419 Rp'000.000

2.474 (2) 48 2.520 344 580 3.444 2.006

89.042 (2.486) 2.768 89.324 15.961 3.107 108.392 17.668

150.644 (8.804) 4.508 146.348 27.998 12.896 187.242 64.628

2007

Sumatera dan Batam Rp'000.000 2.152 12.403 868 303 3.916 19.642

Jawa Rp'000.000 1.196 8.512 2 781 1.000 11.491

Kalimantan Rp'000.000 812 4.111 135 64 717 5.839

Sulawesi Rp'000.000 297 3.073 96 46 632 4.144

Bali Rp'000.000 149 2.232 7 547 2.935

Jabodetabek Jumlah Rp'000.000 Rp'000.000 141.583 14.803 30.314 662 429 1.903 21.386 211.080 141.583 19.409 60.645 1.763 1.630 1.903 28.198 15.678 270.809

Aset Investasi Kas dan bank Piutang premi Piutang reasuransi Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset tetap - bersih Aset yang tidak dapat dialokasikan Jumlah aset Kewajiban Estimasi klaim retensi sendiri Hutang klaim Premi yang belum merupakan pendapatan Pendapatan premi ditangguhkan Hutang komisi Hutang reasuransi Hutang pajak Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan Jumlah kewajiban

3.962 2.053 14.311 22.968 844 514 125 44.777

2.178 673 6.892 14.871 458 62 79 25.213

1.970 359 3.415 6.969 495 108 33 13.349

446 75 2.255 4.988 96 74 19 7.953

135 170 1.246 3.619 110 29 7 5.316

6.700 2.407 22.296 23.234 3.948 (12) 665 59.238

15.391 5.737 50.415 76.649 5.951 775 928 10.214 166.060

37

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

39. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) b. Segmen geografis (lanjutan)


2007 Kebakaran Rp'000.000 Pendapatan premi Premi bruto Premi reasuransi Penurunan/(kenaikan)premi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan premi Beban underwriting Beban klaim Klaim bruto Klaim reasuransi Kenaikan/(penurunan) estimasi klaim retensi sendiri Jumlah beban klaim Beban komisi - bersih Beban underwriting lainnya Jumlah beban underwriting Hasil underwriting 50.133 (3.873) (5.369) 40.891 Kendaraan Bermotor Rp'000.000 23.095 (2.237) (3.788) 17.070 Rekayasa Rp'000.000 12.077 (1.334) (1.885) 8.858 Rp'000.000 Rangka Kapal Rp'000.000 6.986 (475) (1.136) 5.375

Pengangkutan Rp'000.000 3.767 (228) (808) 2.731

Aneka Rp'000.000 71.798 (3.746) 12.678 80.730

Jumlah Rp'000.000 167.856 (11.894) (306) 155.656

17.191 (1.336) 501 16.356 10.482 335 27.173 13.718

8.286 (240) (174) 7.873 3.629 1.200 12.702 4.369

2.200 (105) 1.505 3.599 2.206 850 6.655 2.203

1.213 183 1.396 874 483 2.753 2.623

1.002 (247) 78 833 425 146 1.404 1.327

53.162 (9.143) (395) 43.624 12.311 489 56.425 24.306

83.053 (11.070) 1.698 73.681 29.927 3.502 107.110 48.546

b. Segmen Usaha
2008 Kebakaran Rp'000.000 Pendapatan premi Premi bruto Premi reasuransi Penurunan/(kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan premi Beban underwriting Beban klaim Klaim bruto Klaim reasuransi Kenaikan/(penurunan) estimasi klaim retensi sendiri Jumlah beban klaim Beban komisi - bersih Beban underwriting lainnya Jumlah beban underwriting Hasil underwriting 16.111 (7.722) (238) 8.151 Kendaraan Bermotor Rp'000.000 224.986 (6.254) (45.207) 173.525 Rekayasa Rp'000.000 74 (43) (6) 25 Rp'000.000 Rangka Kapal Rp'000.000 (19) 7 (12)

Pengangkutan Rp'000.000 4.795 (1.979) (128) 2.688

Aneka Rp'000.000 88.232 (1.087) (19.652) 67.493

Jumlah Rp'000.000 334.198 (17.104) (65.224) 251.870

9.574 (4.648) (1.231) 3.695 849 4.544 3.607

81.819 (2.960) 6.666 85.525 15.226 12.472 113.223 60.302

599 (544) 107 162 1 163 (138)

192 (20) (286) (114) (114) 102

332 (65) (647) (380) 848 468 2.220

58.128 (567) (101) 57.460 11.074 424 68.958 (1.465)

150.644 (8.804) 4.508 146.348 27.998 12.896 187.242 64.628

38

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

39. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan) b. Segmen usaha (lanjutan)


2007 Kebakaran Rp'000.000 Pendapatan premi Premi bruto Premi reasuransi Penurunan/(kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan Jumlah pendapatan premi Beban underwriting Beban klaim Klaim bruto Klaim reasuransi Kenaikan/(penurunan) estimasi klaim retensi sendiri Jumlah beban klaim Beban komisi - bersih Beban underwriting lainnya Jumlah beban underwriting Hasil underwriting 13.516 (5.792) (1.008) 6.716 Kendaraan Bermotor Rp'000.000 117.756 (2.895) (11.621) 103.240 Rekayasa Rp'000.000 252 (235) 79 97 Rp'000.000 Rangka Kapal Rp'000.000 (168) (168)

Pengangkutan Rp'000.000 4.192 (1.785) (230) 2.178

Aneka Rp'000.000 32.140 (1.187) 12.642 43.594

Jumlah Rp'000.000 167.856 (11.894) (306) 155.656

11.596 (9.191) 154 2.559 780 6 3.345 3.371

42.029 (1.694) 1.307 41.642 24.372 3.462 69.475 33.763

76 (64) 6 18 3 21 76

684 (348) 337 337 (505)

659 (14) 543 1.189 758 1.946 231

28.009 (106) 35 27.937 4.014 34 31.985 11.610

83.053 (11.070) 1.698 73.681 29.927 3.502 107.110 48.546

40. KETENTUAN DALAM PERATURAN ASURANSI Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 yang menggantikan Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK.017/1999 tanggal 7 Oktober 1999, Perusahaan diwajibkan untuk menjaga rasio solvabilitas yang dihitung dengan menggunakan pendekatan Risk Based Capital ("RBC"). Selama masa penyesuaian dari peraturan sebelumnya menjadi peraturan yang berlaku saat ini, perusahaan diwajibkan untuk memenuhi batas tingkat solvabilitas sekurang-kurangnya 5% pada akhir triwulan pertama tahun 2000, 15% pada akhir tahun 2000, 40% pada akhir tahun 2001, 75% pada akhir tahun 2002, 100% pada akhir tahun 2003 dan 120% pada akhir tahun 2004. Rasio solvabilitas sebagaimana dimaksud di dalam keputusan tersebut dihitung dengan membandingkan tingkat solvabilitas dengan batas minimum tingkat solvabilitas yang diwajibkan. Tingkat solvabilitas dihitung dengan mengurangkan jumlah kewajiban (kecuali hutang subordinasi) dari kekayaan yang diperkenankan. Sesuai dengan ketentuan dari keputusan tersebut, aset perusahaan harus memenuhi berbagai persyaratan untuk dapat dianggap sebagai "kekayaan yang diperkenankan" dan cadangan teknis atas premi yang belum merupakan pendapatan harus memenuhi sekurang-kurangnya 40% dari premi retensi sendiri (pengurangan antara premi bruto, premi reasuransi dan komisi bersih).

39

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

40. KETENTUAN DALAM PERATURAN ASURANSI (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, tingkat solvabilitas Perusahaan (tidak diaudit), yang dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003, masing-masing sebesar Rp 79.856,58 dan Rp 64.999,65 juta serta rasio solvabilitas (tidak diaudit) masing-masing sebesar 149,36% dan 182,21%. Perhitungan tingkat solvabilitas Perusahaan tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 2008 Rp'000.000 382.350,71 302.494,13 79.856,58 2007 Rp'000.000 231.059,25 166.059,60 64.999,65

Tingkat Solvabilitas Kekayaan yang diperkenankan Kewajiban (kecuali pinjaman subordinasi) Jumlah tingkat solvabilitas Batas Tingkat Solvabilitas (BTSM) Kegagalan pengelolaan kekayaan Kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang Beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan Risiko reasuradur Jumlah Batas Tingkat Solvabilitas kelebihan Batas Tingkat Solvabilitas Rasio Pencapaian Solvabilitas

18.282,96 124,12 34.939,83 117,51 53.464,42 26.392,16 149,36%

15.915,64 0,28 19.529,65 227,64 35.673,21 29.326,44 182,21%

41. INFORMASI LAINNYA a. Kewajiban Penyampaian Informasi Sehubungan dengan perubahan lebih dari 20% pada pos total aset dan total kewajiban, maka bersama ini kami sampaikan penjelasan sebagai berikut: Total aset pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 421,3 milyar meningkat sebesar Rp 150,49 milyar atau 55,57% jika dibandingkan dengan total aset pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 270,81 milyar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya investasi berupa deposito berjangka rupiah sebesar Rp 126,24 milyar, meningkatnya nilai saham sebesar Rp 13,56 milyar, meningkatnya nilai investasi property sebesar Rp 1,82 milyar dan meningkatnya aset tetap Perusahaan sebesar Rp 7,58 milyar. Total kewajiban pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp 302,49 milyar meningkat sebesar Rp 136,43 milyar atau 82,16% jika dibandingkan dengan total kewajiban pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar Rp 166,06 milyar. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya hutang klaim sebesar Rp 5,63 milyar, hutang reasuransi sebesar Rp 25,57 milyar, pendapatan premi ditangguhkan sebesar Rp 36,43 milyar dan cadangan teknis sebesar Rp 69,74 milyar.

40

PT ASURANSI BINA DANA ARTA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) 31 Desember 2008 dan 2007

41. INFORMASI LAINNYA (Lanjutan) a. Kewajiban Penyampaian Informasi (lanjutan) Peningkatan aset yang terdiri dari penempatan deposito berjangka sebesar Rp 126,24 milyar, perolehan saham sebesar Rp 8 milyar dan perolehan aset tetap perusahaan sebesar Rp 7,58 milyar maupun peningkatan kewajiban yang terdiri dari hutang klaim sebesar Rp 5,63 milyar, hutang reasuransi sebesar Rp 25,57 milyar, pendapatan premi ditangguhkan sebesar Rp 56,43 milyar dan cadangan teknis sebesar Rp 69,74 milyar, semuanya disebabkan oleh meningkatnya pendapatan premi di tahun 2008 yaitu sebesar Rp 166,34 milyar atau 99,09%. Sedangkan peningkatan nilai saham sebesar Rp 5,56 milyar dan investasi properti sebesar Rp 1,82 milyar disebabkan oleh kenaikan harga pasar saham dan kenaikan harga pasar properti investasi. Kondisi ini tentunya menunjukan adanya peningkatan kinerja Perusahaan, sehingga laba sebelum pajak penghasilan yang berhasil diperoleh Perusahaan adalah sebesar Rp 20 milyar dan penerimaan arus kas bersih dari aktivitas operasi Perusahaan adalah sebesar Rp 132,1 milyar.

42. STANDAR AKUNTANSI BARU Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah merevisi dan menerbitkan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), sebagai berikut: - PSAK 50 (Revisi 2007) - Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan (berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009) - PSAK 55 (Revisi 2007) - Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran (berlaku untuk laporan keuangan yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009) Pada tanggal 30 Desember 2008, DSAK-IAI telah mengumumkan penundaan berlakunya PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) selama satu tahun, sehingga PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) akan berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010. Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar ini terhadap laporan keuangan Perusahaan.

43. PENYAJIAN DAN PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan dan diselesaikan pada tanggal 20 Maret 2009.

41

Anda mungkin juga menyukai