Anda di halaman 1dari 15

SENYAWA AROMATIK

KELOMPOK II IRMAYANTI HASRIANI RAHMAN YUSDAR M ADY MULTAZAM UKA ENDRIYANA RAIS WELSILIANA TRISANTI DAMA ALIK YULIYANTI SRI HARDIYANTI

PENGERTIAN SENYAWA AROMATIK


Senyawa aromatik merupakan turunan benzena senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa organik aromatik yang hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron yang berdelokalisasi. Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonyugasi secara sempurna dalam cincin.

Lanjutan...
Cincin aromatik sederhana dapat berupa senyawa heterosiklik apabila ia mengandung atom bukan karbon. Ia dapat berupa monosiklik seperti benzena, bisiklik seperti naftalena, ataupun polisiklik seperti antrasena. Cincin aromatik monosiklik sederhana biasanya berupa cincin beranggota lima, seperti pirola, ataupun cincin beranggota enam, seperti piridina

Lanjutan...
Semua senyawa aromatis berdasarkan benzen, Setiap sudut dari segienam memiliki atom karbon yang terikat dengan hidrogen sebagai berikut:

C6H6, yang memiliki enam karbon dan simbol

KATEGORI SENYAWA AROMATIK

Benzena

Furan

Naftalena

Antrasena

Kuinazolina

Lanjutan.....
Asam benzoat Adrenalin Benzaldehida Benzil bromida Dilapiola Estragola Ftalimida
Gugus fenil Isoksazola Mangostin Pirola Plumbagin Polietilena Tereftalat Purina

TATANAMA SENYAWA AROMATIK


Penamaan yg didasarkan pada benzena yang mengandung subtitusi (turunan benzena) tergabung dalam nama IUPAC dan nama umum. Misalnya bromobenzen, nitrobenzena, asam benzoat dll. Istilah orto (o), para (p) dan meta (m) digunakan untuk benzen yang mengandung subtitusi lebih dari satu misalnya o-bromontoluena.

Berupa cairan Titik didih 80C Tak berwarna Tak larut dalam air Larut dalam kebanyakan pelarut organik Mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar C tinggi).

SIFAT FISIKA SENYAWA AROMATIK

Aromatisitas
Aromatisitas adalah sebuah sifat kimia dimana sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari ikatan tidak jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong menunjukan stabilitas yang lebih kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari konjugasi. Aromatisitas juga bisa dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik dan resonansi.

Syarat-syarat Aromatisitas
1. Molekul harus berbentuk siklik. 2. Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital , membentuk sistem berkonjugasi. 3. Molekul haruslah planar. 4. Jumlah elektron molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektron. 5. Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron adalah antiaromatik.

1. Reaksi benzena adalah subtitusi yang menyerupai reaksi alkana. 2. Benzena mengandung banyak elektron sehingga reaksinya hanya mungkin dengan pereaksi yang menyenangi elaktron (subtitusi elektrofilik) 3. Reaksi subtitusi benzena dapat berlangsung jika diolah dengan katalisator.

REAKSI SUBTITUSI ELEKTROFILIK PADA BENZENA (SENYAWA AROMATIK)

4. Reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik umumnya berlangsung dengan mekanisme ion arenium. 5. Mekanisme ion arenium berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama sebagai tahap penentu laju reaksi merupakan tahap pembentukan ion arenium yang dihasilkan dari serangan elektrofil pada inti benzena. Tahap kedua yang berlangsung cepat merupakan tahap lepasnya gugus pergi yang pada umumnya berupa proton. 6. Adanya gugus pengaktif akan meningkatkan laju reaksi substitusi elektrofilik dan sebaliknya gugus pendeaktif menurunkan laju reaksi.

Efek substituen dalam reaksi substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik dapat diringkaskan sebagai berikut: 1. Gugus alkil, memberikan efek induksi penarik elektron sedang dan tidak ada efek resonansi. Hasilnya, gugus-gugus alkil bersifat pengaktif dan pengarah orto-para. 2. Gugus hidroksi dan gugus amino (dan turunannya), memberikan efek resonansi pendorong elektron kuat, dan efek induksi penarik elektron sedang. Hasilnya gugus-gugus ini bersifat pengaktif dan pengarah orto-para.

3. Halogen, memberikan efek induksi penarik elektron kuat dan efek resonansi pendorong elektron sedang. Hasilnya halogen bersifat pendeaktif dan pengarah orto-para. 4. Gugus-gugus nitro, siano, karbonil dan gugusgugus serupa memberikan efek resonansi penarik elektron kuat dan efek induksi juga penarik elektron kuat. Hasilnya gugus-gugus tersebut bersifat pendeaktif dan pengarah meta.

Anda mungkin juga menyukai