Anda di halaman 1dari 2

Mochammad Reza Baihaqie 180410100016 Rangkuman Semantik Bab 1 BAB I PENDAHULUAN A.

Istilah Semantik Kata semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris Semantics, dari bahasa Yunani sema (nomina: tanda); atau verba samaino (menandai, berarti). Istilah semantik bermacam-macam, antara lain signifik, semasiologi, semologi, semiotic, sememik, dan semik. Lehrer (1974) mengemukakan bahwa semantik merupakan bidang yang sangat luas, karena dalamnya termasuk unsure-unsur dari fungsi bahasa yang berkaitan erat dengan psikologi, filsafat, antropologi, dan sosiologi. B. Ruang Lingkup Ruang lingkup semantik terbatas pada hubungan ilmu makna itu sendiri dalam bidang linguistik. Faktor nonlinguistik ikut memengaruhi semantik sebagai fungsi bahasa nonsimbolik (misalnya makna emotif dan afektif). Bentuk/struktur, fungsi, dan makna merupakan satu kesatuan dalam meneliti atau mengkaji unsur-unsur bahasa. C. Istilah Makna Makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri (terutama kata-kata). Tingkat keberadaan makna: 1. Makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan. (penutur) 2. Makna menjadi isi dari suatu kebahasaan. (penutur) 3. Makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan informasi tertentu. (komunikasi) Makna sebuah kalimat sering tidak bergantung pada sistem gramatikal dan leksikal saja, tetapi bergantung kepada kaidah wacana. D. Semantik dan Linguistik Linguistik mempunyai dua pemahaman di dalam bahasa Indonesia, yakni ilmu bahasa dan bahasa (sebagai objek dari linguistik). Linguistik membatasa diri pada garapan bentuk dan makna, acuannya bergantuk pada pengalaman penutur bahasa itu sendiri. Semantik lebih menitikberatkan pada bidang makna dengan berpangkal dari acuan dan bentuk (simbol). Acuan dapat berupa konkret atau abstrak. E. Sifat Sejarah Semantik Semantik dalam hubungannya dengan sejarah, melibatkan asal kata dari bahasa apa dan makna yang dapat bergeser atau berkembang.

Perkembangan makna dapat terjadi pula karena perubahan makna asalnya menjadi meluas atau menyempit jangkauannya. F. Semantik, Filsafat, dan Psikologi Baik linguis, psikolog, maupun fiosof menggunakan semantik sebagai salah satu pendekatan ilmunya. Perbedaannya adalah: 1. Seorang linguis tidak/belum memerhatikan sistem bahasa dari sudut logika secara tradisional, tetapi kemudian dengan adanya fungsionalis modern (semantik kognitif) logika di dalam semantik kognitif mulai diperhatikan. 2. Ada perbedaan tajam antara ilmu dan filsafat imu, karena itu pendekatannya dibedakan. 3. Semantik sebagai ilmu mempelajari kemaknaan dalam bahasa sebagaimana adanya dan terbatas pada pengalaman manusia. Psikologi mempelajari gejala kejiwaan yang berada dalam jangkauan pemikiran manusia. Pakar semantik, filosof, dan psikolog, ketiganya menggunakan bahasa sebagai alat. Bahasa berfungsi simbolik, emotif, dan afektif. Ada dua cara bagi manusia untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar: cara pertama, rasionalisme akan menghasilkan aliran rasionalis yang berhubungann dengan sifat ilmu yang a priori, dalam pemahaman ilmunya ditentukan (distandarkan) oleh ilmu itu sendiri. Cara kedua, empirisme menggunakan penalaran induktif, berbicara berdasarkan data secara deskriptif. Penalaran empirise ini tumbuh dari pengalaman-pengalaman (eksperimen-eksperimen) sehingga berakhir dengan deduktif, dan ilmunya bersifat a posteriori.

Anda mungkin juga menyukai