Anda di halaman 1dari 3

4.1.

Analisis Kriteria Terukur Kriteria terukur dalam perancangan kota merupakan kriteria dasar Perancangan kota yang dapat diukur secara kuantitatif. Kriteria terukur meliputi perhitungan kepadatan bangunan (building coverage), ketinggian bangunan, sempadan bangunan dan jarak antar bangunan dengan tujuan untuk menentukan amplop bangunan. 4.1.1. Koefisien Dasar Bangunan Koefisien dasar bangunan (KDB) merupakan perbandingan antara luas bangunan dengan luas lahan. Nilai KDB di kawasan wilayah perancangan pada Kelurahan Sidomulyo dengan luas 12,6 Ha nantinya akan menentukan berapa persen luas bangunan yang boleh dibangun, dengan tujuan tidak mengganggu penyerapan air hujan ke tanah. Berikut dibawah ini langkah-langkah menentukan perhitungan KDB : 1. Menentukan Koefisien Pengambilan Air Tanah (Iinf) Iinf =SxA = 0,001 x 126.000 m2 = 126 liter/ menit = 2,1 liter/ detik 2. Menetukan Debit Infiltrasi Air Tanah(Qinf) Qinf =CxIxA = 1,4 x 7,678 x 10-8 x 126.000 m2 = 1.354,3992 x 10-5 m3/ detik = 1.354,3992 x 10-2 liter/ detik = 13,54 liter/ detik 3. Menentukan Debit Infiltrasi untuk Tanah Seluas 1 HA (Q1Ha) Q1Ha = (1 Ha x Qinf) / A = (1 Ha x 13,54) / 12,6 Ha = 1,07 liter/ detik/ Ha 4. Menentukan Open Space (OS)

OS

= Iinf / Q1Ha = 2,1 / 1,07 = 1,96 Ha

5. Menentukan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) KDB = ((A OS) x 100%) /A = ((12,6 1,96) x 100% / 12,6 = 84,44% = 85% Melalui perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan diatas, dihasilkan nilai koefisien dasar bangunan (KDB) di kawasan. Wilayah perancangan pada Kelurahan Sidomulyo sebesar 85%. Nilai KDB tersebut menunjukkan lahan yang dapat terbangun sebesar 85% dari luas total lahan. 4.1.2. Ketinggian Bangunan Tinggi suatu bangunan diukur dari rata-rata permukaan tanah sampai setengah ketinggian atap miring atau sampai puncak dinding atau parapet, dipilih yang tertinggi. Beberapa kriteria/pertimbangan yang menentukan tinggi bangunan adalah : a. Pertimbangan jalur pesawat terbang b. Pertimbangan terhadap FAR (Floor Area Ratio) c. Pertimbangan terhadap ALO (Angle Of Light Obstruction) Pada perhitungan batas ketinggian maksimum bangunan di kawasan wilayah perancangan pada Kelurahan Sidomulyo kriteria pertimbangan yang akan digunakan hanya pertimbangan terhadap FAR dan ALO dikarenakan lokasi kawasan perancangan yang jauh dari area bandara. Berikut dibawah ini perhitungan ketinggian bangunan : a. Ketinggian bangunan Berdasarkan FAR (Floor Area Ratio) FAR = Total Luas lantai / Luas Lantai Dasar Total luas lantai pada bangunan perumahan di kawasan perancangan di Kelurahan Sidomulyo adalah : 126.000 m2 Luas lantai dasar adalah 85% dari luas lahan yaitu : 107.100 m2 = 126.000 m2 / 107.100 m2 Jadi, Ratio FAR

= 1,176 Maka, bangunan memiliki ketinggian maksimal 6 lantai yaitu, 24 meter. b. Ketinggian bangunan Berdasarkan ALO (Angle of Light Obstruction)

htot

= 0,5 (Jd+Is+Jb) tg = 0,5 (4 + 500 + 3) tg 450 = 0,5 x 507 x 1 = 253,5 m

= htot 1,5 tg = (253,5 1,5) x tg 450 = 252 m -> 63 lantai

Melalui perhitungan dari kedua analisis diatas maka, batas maksimum yang digunakan adalah hasil yang terkecil yaitu 6 lantai (24 meter).

Anda mungkin juga menyukai