Anda di halaman 1dari 14

SKENARIO 1 PENDARAHAN PERSALINAN 1.

Memahami definisi pendarahan pasca melahirkan


Pendarahan pasca persalinan (post partum) adalah pendarahan pervaginam 500 ml atau lebih sesudah anak lahir. Perdarahan merupakan penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di ndonesia. Pendarahan pasca persalinan dapat disebabkan oleh atonia uteri! sisa plasenta! retensio plasenta! inversio uteri! laserasi "alan lahir dan gangguan pembekuan darah.

2. Memahami klasifikasi pendarahan pasca persalinan


#) Perdarahan Pasca Persalinan $ini (Early Postpartum Haemorrhage, atau Perdarahan Postpartum Primer! atau Perdarahan Pasca Persalinan %egera). Perdarahan pasca persalinan primer ter"adi dalam &4 "am pertama. Penyebab utama perdarahan pasca persalinan primer adalah atonia uteri! retensio plasenta! sisa plasenta! robekan "alan lahir dan inversio uteri. 'erbanyak dalam & "am pertama. &) Perdarahan masa ni(as (PP) kasep atau Perdarahan Persalinan %ekunder atau Perdarahan Pasca Persalinan *ambat! atau *ate PP)). Perdarahan pascapersalinan sekunder ter"adi setelah &4 "am pertama. Perdarahan pasca persalinan sekunder sering diakibatkan oleh in(eksi! penyusutan rahim yang tidak baik! atau sisa plasenta yang tertinggal.

. Men!e"ah#i pen$e%a% dan fak"&r resik& "er'adin$a pendarahan pasca melahirkan


E"i&l&!i #. +tonia uteri (, -5%) &. .obekan (laserasi! luka) "alan lahir /. .etensio plasenta dan sisa plasenta 4. 0angguan pembekuan darah (koagulopati) 1atatan 2 3emungkinan penyebab perdarahan yang lain dalam persalinanseperti 2 inveriso uteri! perlukaan vulva (hematoma! robekan perineum4luka episiotomi)! perlukaan vagina (kolpaporrhe5is dan lain-lain)! perlu mendapat perhatian. (ak"&r resik& #. Perdarahan pascapersalinan dan usia ibu 6anita yang melahirkan anak pada usia diba7ah &0 tahun atau lebih dari /5 tahun merupakan (aktor risiko ter"adinya perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. )al ini dikarenakan pada usia diba7ah &0 tahun (ungsi reproduksi seorang 7anita belum berkembang dengan sempurna! sedangkan pada usia diatas /5 tahun (ungsi reproduksi seorang 7anita sudah mengalami penurunan dibandingkan (ungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk ter"adinya komplikasi pascapersalinan terutama perdarahan akan lebih besar. Perdarahan pascapersalinan yang mengakibatkan kematian maternal pada 7anita hamil yang melahirkan pada usia diba7ah &0 tahun &-5 kali lebih tinggi daripada perdarahan pascapersalinan yang ter"adi pada usia &0-&8 tahun. Perdarahan pascapersalinan meningkat kembali setelah usia /0-/5tahun. &. Perdarahan pascapersalinan dan gravida bu-ibu yang dengan kehamilan lebih dari # kali atau yang termasuk multigravida mempunyai risiko lebih tinggi terhadap ter"adinya perdarahan pascapersalinan dibandingkan dengan ibu-ibu yang termasuk golongan primigravida (hamil pertama kali). )al ini dikarenakan pada multigravida! (ungsi reproduksi mengalami penurunan sehingga kemungkinan ter"adinya perdarahan pascapersalinan men"adi lebih besar. /. Perdarahan pascapersalinan dan paritas Paritas &-/ merupakan paritas paling aman ditin"au dari sudut perdarahan pascapersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. Paritas satu dan paritas tinggi (lebih dari tiga) mempunyai angka ke"adian perdarahan pascapersalinan lebih tinggi. Pada paritas yang rendah (paritas satu)! ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan yang pertama merupakan (aktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil dalam menangani komplikasi yang ter"adi selama kehamilan! persalinan dan ni(as.

&

). Memahami persalinan

cara

pene!akan

dia!n&sis

pendarahan

pasca

*e'ala Klinis 0e"ala klinis berupa pendarahan pervaginam yang terus-menerus setelah bayi lahir. 3ehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat! tekanan darah rendah! denyut nadi cepat dan kecil! ekstrimitas dingin! dan lain-lain. Penderita tanpa disadari dapat kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat bila pendarahan tersebut sedikit dalam 7aktu yang lama. Dia!n&sis Perdarahan yang langsung ter"adi setelah anak lahir tetapi plasenta belum lahir biasanya disebabkan oleh robekan "alan lahir. Perdarahan setelah plasenta lahir! biasanya disebabkan oleh atonia uteri. +tonia uteri dapat diketahui dengan palpasi uterus 9 (undus uteri tinggi di atas pusat! uterus lembek! kontraksi uterus tidak baik. %isa plasenta yang tertinggal dalam kavum uteri dapat diketahui dengan memeriksa plasenta yang lahir apakah lengkap atau tidak kemudian eksplorasi kavum uteri terhadap sisa plasenta! sisa selaput ketuban! atau plasenta suksenturiata (anak plasenta). :ksplorasi kavum uteri dapat "uga berguna untuk mengetahui apakan ada robekan rahum. *aserasi (robekan) serviks dan vagina dapat diketahui dengan inspekulo. $iagnosis pendarahan pasca persalinan "uga memerlukan pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan )b! 1;' (1lot ;bservation 'est)! kadar (ibrinogen! dan lain-lain. K&mplikasi perdarahan pascapersalinan $isamping menyebabkan kematian! perdarahan pascapersalinan memperbesar kemungkinan in(eksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang. Perdarahan banyak kelak bisa menyebabkan sindrom %heehan sebagai akibat nekrosis pada hipo(isisis pars anterior sehingga ter"adi insu(isiensi pada bagian tersebut. 0e"alanya adalah asthenia! hipotensi! anemia! turunnya berat badan sampai menimbulkan kakeksia! penurunan (ungsi seksual dengan atro(i alat alat genital! kehilangan rambut pubis dan ketiak! penurunan metabolisme dengan hipotensi! amenore dan kehilangan (ungsi laktasi.

+. Memahami cara penan!anan #m#m dan kh#s#s pendarahan pasca persalinan aki%a" An"&nia #"eri
+tonia uteri merupakan kegagalan miometrium untuk berkontraksi setelah persalinan sehingga uterus dalam keadaan relaksasi penuh! melebar! lembek dan tidak mampu men"alankan (ungsi oklusi pembuluh darah. +kibat dari atonia uteri ini adalah ter"adinya pendarahan. Perdarahan pada atonia uteri ini berasal dari pembuluh darah yang terbuka pada bekas menempelnya plasenta yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan. <iometrium terdiri dari tiga lapisan dan lapisan tengah merupakan bagian yang terpenting dalam hal kontraksi untuk menghentikan pendarahan pasca

persalinan. <iometrum lapisan tengah tersusun sebagai anyaman dan ditembus oeh pembuluh darah. <asing-masing serabut mempunyai dua buah lengkungan sehingga tiap-tiap dua buah serabut kira-kira berbentuk angka delapan. %etelah partus! dengan adanya susunan otot seperti tersebut diatas! "ika otot berkontraksi akan men"epit pembuluh darah. 3etidakmampuan miometrium untuk berkontraksi ini akan menyebabkan ter"adinya pendarahan pasca persalinan.

+tonia uteri merupakan penyebab tersering dari pendarahan pasca persalinan. %ekitar 50-60% pendarahan pasca persalinan disebabkan oleh atonia uteri. =aktor-(aktor predisposisi atonia uteri antara lain 2 - 0randemultipara - >terus yang terlalu regang (hidramnion! hamil ganda! anak sangat besar (?? , 4000 gram) - 3elainan uterus (uterus bicornis! mioma uteri! bekas operasi) - Plasenta previa dan solutio plasenta (perdarahan antepartum - Partus lama (exhausted mother) - Partus precipitatus - )ipertensi dalam kehamilan (0estosis) - n(eksi uterus - +nemi berat - Penggunaan oksitosin yang berlebihan dalam persalinan (induksi partus) - .i7ayat PP) sebelumnya atau ri7ayat plasenta manual - Pimpinan kala yang salah! dengan memi"it-mi"it dan mendorong-dorong uterus sebelum plasenta terlepas - >=$ yang sudah lama! penyakit hati! emboli air ketuban (koagulopati) - 'indakan operati( dengan anestesi umum yang terlalu dalam. Penan!anan #m#m @ <intalah bantuan. %egera ba7a mobilisasi seluruh tenaga ker"a yang ada dan siapkan (asilitas tindakan ga7at darurat. @ *akukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu! termasuk tanda vital.

@ @ @ @ @ @ @ @

Aika ter"adi syok! segera mulai penanganan syok. Aika tanda-tanda syok tidak terlihat lakukan evaluasi lan"ut. Pastikan bah7a kontraksi uterus baik Pasang in(use cairan B *akukan kateraisasi! pantau cairan keluar masuk Periksa kelengkapan plasenta Periksa kemungkinan robekan serviks! vagina! dan perineum Aika perdarahan terus berlangsung lakukan u"i beku darah %etelah perdarahan teratasi periksa kadar )b o Aika )b C-g4dl atau hematokrit C&0% (anemia berat) o ?erilah sul(as (errous 600 mg atau (errous (umarat #&0 mg ditambah asam (olat 400 mcg per oral sekali sehari selama 6 bulan o Aika )b --## g4dl beri sul(as (errous 600 mg atau (errous (umarat 60 mg ditambah asam (olat 400 mcg peroral sekali sehari selama 6 bulan

Penan!anan kh#s#s @ 3enali dan tegakan diagnosis ker"a atonia uteri @ +ntipasti dini akan kebutuhan darah dan lakuakn trans(use sesuai kebutuhan @ Aika pendarahan terus berlangsung 2 o Pastikan plasenta lahir lengkap o Aika terdapat tanda-tanda sisa plasenta (tidak ada bagian permukan maternal atau robeknya membrane dengan pembuluh darahnya)! keluarkan sisa plasenta tersebut @ Aika pendarahan terus berlangsung dan semua tindakan telah dilakukan! lakukanlah 2 o 3ompresi bimanual internal o 3ompresi aorta abdominalis @ Aika pendarahan terus berlangsung setelah dilakukan kompresi 2 o *akukan ligasi arteri uterine dan ovarika o *akukan histektomi"i"ika ter"adi pendarahan yang mengancam "i7a setelah ligasi

,. Memahami cara pence!ahan pendarahan pasca persalinan


'indakan pencegahan tidak sa"a dilakukan se7aktu bersalin! namun sudah dimulai se"ak ibu hamil dengan melakukan Dantenatal careE yang baik. bu-ibu yang mempunyai predisposisi atau ri7ayat perdarahan post partum sangat dian"urkan untuk bersalin di rumah sakit. $i rumah sakit! diperiksa kadar (isik! keadaan umum! kadar )b! golongan darah! dan bila mungkin tersedia donor darah. %ambil menga7asi persalianan! dipersiapkan keperluan untuk in(us dan obat-obatan penguat rahim.

#. Perdarahan pascapersalinan dan +ntenatal 1are

'u"uan umum antenatal care adalah menyiapkan seoptimal mungkin (isik dan mental ibu serta anak selama dalam kehamilan! persalinan dan ni(as sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu serta anak dapat diturunkan. Pemeriksaan antenatal yang baik dan tersedianya (asilitas ru"ukan bagi kasus risiko tinggi terutama perdarahan yang selalu mungkin ter"adi setelah persalinan yang mengakibatkan kematian maternal dapat diturunkan. )al ini disebabkan karena dengan adanya antenatal care tanda-tanda dini perdarahan yang berlebihan dapat dideteksi dan ditanggulangi dengan cepat. &. Perdarahan pascapersalinan dan kadar hemoglobin +nemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilai hemoglobin diba7ah nilai normal. $ikatakan anemia "ika kadar hemoglobin kurang dari F gr%. Perdarahan pascapersalinan mengakibatkan hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih! dan "ika hal ini terus dibiarkan tanpa adanya penanganan yang tepat dan akurat akan mengakibatkan turunnya kadar hemoglobin diba7ah nilai normal.

-. Memahami definisi Hip&"ermia


)ipotermia adalah penurunan suhu tubuh di ba7ah /601 ($ep.3es. . ! #884).

1. Memahami fak"&r resik& hip&"ermia


a. Pen$e%a% #"ama 3urang pengetahuan cara kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin %. Resik& #n"#k "er'adin$a hip"&ermia #. Pera7atan yang kurang tepat setelah bayi lahir &. ?ayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir /. ?erat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur 4. 'empat melahirkan yang dingin (putus rantai hangat). 5. ?ayi as(iksia! hipoksia! resusitasi yang lama! sepsis! sindrom dengan perna(asan! hipoglikemia perdarahan intra kranial. ($ep3es . ! #88&) c. (ak"&r pence"#s "er'adin$a hip&"ermia . #. =aktor lingkungan &. %yok /. n(eksi 4. 0angguan endokrin metabolik 5. 3urang giGi! energi protein (33P) 6. ;bat H obatan -. +neka cuaca ($ep3es . ! #88&)

/. Memahami pa"&fisi&l&!i hip&"ermia

%uhu normal bayi! baru lahir berkisar /6!501 H /-!501 (suhu ketiak). 0e"ala a7al hipotermia apabila suhu C /601 atau kedua kaki! dan tangan teraba dingin. ?ila seluruh tubuh bayi teraba dingin! maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (%uhu /&01 H /601). $isebut hipotermia berat bila suhu tubuh C /& 01. )ipotermia menyebabkan ter"adinya penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan ter"adinya metoblis anerobik! meningkatkan kebutuhan oksigen! mengakibatkan hipoksemia dan berlan"ut dengan kematian (%ai(udin! &00&) <ekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir 2 a. .adiasi 2 dari ob"ek ke panas bayi 1ontoh 2 timbangan bayi dingin tanpa alas b. :vaporasi 2 karena penguapan cairan yang melekat pada kulit 1ontoh 2 air ketuban pada tubuh bayi! baru lahir! tidak cepat dikeringkan. c. 3onduksi 2 panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat ditubuh 1ontoh 2 pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti. d. 3onveski 2 penguapan dari tubuh ke udara 1ontoh 2 angin dari tubuh bayi baru lahir (6ikn"osastro! #884)

10. Memahami cara pene!akan dia!n&sis dan pena"alaksanaan Hip&"ermia


Dia!n&sis 0e"ala hipotermia bayi baru lahir a. ?ayi tidak mau minum 4 menetek b. ?ayi tampak lesu atau mengantuk c. 'ubuh bayi teraba dingin d. $alam keadaan berat! denyut "antung bayi! menurun dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema). 'anda H tanda hipotermia sedang 2 a. +kti(itas berkurang! letargis b. 'angisan lemah c. 3ulit ber7arna tidak rata (cutis malviorata) d. 3emampuan menghisap lemah e. 3aki teraba dingin (. Aika hipotermia berlan"ut akan timbul cidera dingin 'anda H tanda hipotermia berat a. +kti(itas berkurang! letargis b. ?ibir dan kuku kebiruan c. Perna(asan lambat

d. e. (. g.

Perna(asan tidak teratur ?unyi "antung lambat %elan"utnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolik .esiko untuk kematian bayi

'anda H tanda stadium lan"ut hipotermia a. <uka! u"ung kaki dan tangan ber7arna merah terang b. ?agian tubuh lainnya pucat c. 3ulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung! kaki dan tangan (sklerema) 1indakan Pada Hip&"ermia %egera hangatkan bayi! apabila terdapat alat yang canggih seperti inkubaator gunakan sesuai ketentuan. +pabila tidak tersedia inkubator cara ilmiah adalah menggunakan metode kanguru cara lainnya adalah dengan penyinaran lampu. a. )ipotermia %edang #. 3eringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering! bersih! dapat hangat &. %egera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila ibu dan bayi berada dalam satu selimut atau kain hangaat yang diserterika terlebih dahulu. ?ila selimut atau kain mulai mendingin! segera ganti dengan selimut 4 kain yang hangat. /. >langi sampai panas tubuh ibu mendingin! segera ganti dengan selimut 4 kain yang hangat. 4. <encegah bayi kehilangan panas dengan cara 2 a. <emberi tutup kepala 4 topi bayi b. <engganti kain 4 popok bayi yang basah dengan yang kering dan hangat a. )ipotermi ?erat #. 3eringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering! bersih! dan hangat &. %egera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru! bila perlu ibu dan bayi berada dalam satu selimut atau kain hangat /. ?ila selimut atau kain mulai mendingin. %egera ganti dengan selimut atau lainnya hangat ulangi sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi 4. <encegah bayi kehilangan panas dengan cara 2 a. <emberi tutup kepala 4 topi kepala b. <engganti kain 4 pakaian 4 popok yang basah dengan yang kering atau hangat 5. ?iasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia. 3arena itu +% sedini mungkin dapat lebih sering selama bayi menginginkan. ?ila terlalu lemah hingga tidak dapat atau tidak kuat menghisap +% . ?eri +% dengan menggunakan I0'. ?ila tidak tersedia alat I0'. ?eri in(us de5trose #0% sebanyak 60 HF0 ml4kg4liter 6. %egera ru"uk di .% terdekat ($ep.3es. . ! #884). Pence!ahan Hip&"ermia

Pencegahan hipotermia merupakan asuhan neonatal dasar agar ??* tidak mengalami hipotermia. $isebut hipotermia bila suhu tubuh turun diba7ah /6!501. %uhu normal pada neonatus adalah /6!5 H /-!5 01 pada pengukuran suhu melalui ketiak ??* mudah sekali terkena hipotermia! hal ini disebabkan karena 2 a. Pusat pengaturan panas pada bayi belum ber(ungsi dengan sempurna b. Permukaan tubuh bayi relati( luas c. 'ubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas d. ?ayi belum mampu mengatur posisi tubuh dari pakaiannya agar ia tidak kedinginan. )al-hal yang perlu dilakukan untuk pencegahan hipotermi adalah mengeringkan bayi segera mungkin! menutup bayi dengan selimut atau topi dan menenmpatkan bayi di atas perut ibu (kontak dari kulit ke kulit). Aika kondisi ibu tidak memungkinkan untuk menaruh bayi di atas dada (karena ibu lemah atau syok) maka hal-hal yang dapat dilakukan 2 #. <engeringkan dan membungkus bayi dengan kain yang hangar &. <eletakkan bayi didekat ibu /. <emastikan ruang bayi yang terbaring cukup hangat ($ep.3es. . ! #884).

11. Memahami definisi hiper%ilir#nemia pada %a$i


)iperbilirubinemia merupakan suatu keadaan dimana kadar bilirubin serum total yang lebih dari #0 mg% pada minggu pertama yang ditandai dengan ikterus pada kulit! sclera dan organ lain. 3eadaan ini mempunyai potensi meningkatkan kern ikterus yaitu keadaan kerusakan pada otak akibat perlengketan kadar bilirubin pada otak. (Ii *uh 0ede! #885) )iperbilirubin merupakan ge"ala (isiologis (terdapat pada &5 H 50% neonates cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan) ( 3+ ! &00&). )iperbilirubin adalah meningginya kadar bilirubin pada "aringan ekstravaskuler sehingga kulit! kon"ungtiva! mukosa dan alat tubuh lainnya ber7arna kuning. (Igastiyah! #88-) )iperbilirubin adalah me ningkatnya ka dar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal (%uriadi! &00#). Iilai normal 2 bilirubin indirek 0!/ H #!# mg4dl! bilirubin direk 0!# H 0!4 mg4dl.

12.Memahami klasifikasi hiper%ilir#%inemia pada %a$i

<enurut 3lous dan =anara(t (#88F) bilirubin dibedakan men"adi dua "enis yaitu2 #. ?ilirubin tidak te rkon"ugasi atau bilirubin indirek atau bilirubin beba s yaitu bilirubin tidak larut dalam air! berikatan dengan albumin untuk transport dan komponen bebas larut dalam lemak serta bersi(at toksik untuk otak karena bisa mele7ati sa7ar darah otak. &. ?ilirubin terkon"ugasi atau bilirubin direk atau bilirubin terikat yaitu bilirubin larut dalam air dan tidak toksik untuk otak.
Macam 2 Macam Ik"er#s. #. kterus =isiologis a. 'imbul pada hari ke dua dan ketiga. b. 3adar bilirubin indirek tidak melebihi #0 mg% pada neonatus cukup bulan dan #&!5 mg% untuk neonatus lebih bulan. c. 3ecepatan peningkatan ka dar bilirubin tidak me lebihi 5 mg% perhari. d. kterus menghilang pada #0 hari pertama. e. 'idak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik. (. &. kterus Patologik a. kterus ter"adi dalam &4 "am pertama. b. 3adar bilirubin melebihi #0 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi #&!5 mg% pada neonatus kurang bulan. c. Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% perhari. d. kterus menetap sesudah & minggu pertama. e. 3adar bilirubin direk melebihi # mg%. (. <empunyai hubungan dengan proses hemolitik. (Ii *uh 0ede J! #885) E"i&l&!i hiper%ilir#%in an"ara lain . a. )emolisis akibat inkompatibilitas gol. $arah +?; atau de(isiensi gangguan pembuluh darah b. Perdarahan tertutup misalnya trauma kelahiran c. nkompatibilitas .h d. )ipoksia9 ;& ke "aringan metabolism anaerob asam lemak e. bilirubin indirect (. $ehidrasi g. +sidosis h. Polisitemia i. Prematur ". +% k. 3elebihan produksi bilirubin l. 0angguan kapasitas sekresi kon"ugasi bilirubin dalam hati m. ?eberapa penyakit genetic n. 3urangnya enGim glukoroni trans(erase sehingga kadar bilirubin meningkat o. 0angguan transportasi akibat penurunan kapasita s penga ngkutan p. )ipoglikemia

#0

(a k"&r resik& "er'adin$a hiper%ilir#%in an"ara lain. =aktor <aternal .as atau kelompok etnik tertentu (+sia! Iative +merican!Junani) 3omplikasi kehamilan ($<! inkompatibilitas +?; dan .h) Penggunaan in(us oksitosin dalam larutan hipotonik. +% =aktor Perinatal 'rauma lahir (se(alhematom! ekimosis) n(eksi (ba kteri! virus! protoGoa ) =aktor Ieonatus Prematuritas =aktor genetic Polisitemia ;bat (streptomisin! kloram(enikol! benGyl-alkohol! sul(iso5a Gol) .endahnya a supan +% )ipoglikemia )ipoalbuminemia

1 . Memahami cara pene!akan dia!n&sis dan pena"alaksanaan Hiper%ilir#%inemia


Pene!akan dia!n&sis a. Bisual <etode visual memiliki angka kesalahan yang tinggi! namun masih dapat digunakan apabila tidak ada alat. Pemeriksaan ini sulit diterapkan pada neonatus kulit ber7arna! karena besarnya bias penilaian. %ecara evidence pemeriksaan metode visual tidak direkomendasikan! namun apabila terdapat keterbatasan alat masih boleh digunakan untuk tu"uan skrining dan bayi dengan skrining positi( segera diru"uk untuk diagnostik dan tata laksana lebih lan"ut. 6); dalam panduannya menerangkan cara menentukan ikterus secara visual! sebagai berikut2 #. Pemeriksaan dilakukan dengan pencahayaan yang cukup (di siang hari dengan cahaya matahari) karena ikterus bisa terlihat lebih parah bila dilihat dengan pencahayaan buatan dan bisa tidak terlihat pada pencahayaan yang kurang. &. 'ekan kulit bayi dengan lembut dengan "ari untuk mengetahui 7arna di ba7ah kulit dan "aringan subkutan. /. 'entukan keparahan ikterus berdasarkan umur bayi dan bagian tubuh yang tampak kuning. (tabel #) b. ?ilirubin %erum Pemeriksaan bilirubin serum merupakan baku emas penegakan diagnosis ikterus neonatorum serta untuk menentukan perlunya intervensi lebih lan"ut. ?eberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pemeriksaan serum

##

bilirubin adalah tindakan ini merupakan tindakan invasi( yang dianggap dapat meningkatkan morbiditas neonatus. >mumnya yang diperiksa adalah bilirubin total. %ampel serum harus dilindungi dari cahaya (dengan aluminium (oil) ?eberapa senter menyarankan pemeriksaan bilirubin direk! bila kadar bilirubin total , &0 mg4d* atau usia bayi , & minggu. c. ?ilirubinometer 'ranskutan ?ilirubinometer adalah instrumen spektro(otometrik yang beker"a dengan prinsip meman(aatkan bilirubin yang menyerap cahaya dengan pan"ang gelombang 450 nm. 1ahaya yang dipantulkan merupakan representasi 7arna kulit neonatus yang sedang diperiksa. Pemeriksaan bilirubin transkutan ('c?) dahulu menggunakan alat yang amat dipengaruhi pigmen kulit. %aat ini! alat yang dipakai menggunakan multi7avelength spectral re(lectance yang tidak terpengaruh pigmen. Pemeriksaan bilirubin transkutan dilakukan untuk tu"uan skrining! bukan untuk diagnosis. ?riscoe dkk. (&00&) melakukan sebuah studi observasional prospekti( untuk mengetahui akurasi pemeriksaan bilirubin transkutan (A< #0&) dibandingkan dengan pemeriksaan bilirubin serum (metode standar diaGo). Penelitian ini dilakukan di nggris! melibatkan /0/ bayi baru lahir dengan usia gestasi ,/4 minggu. Pada penelitian ini hiperbilirubinemia dibatasi pada konsentrasi bilirubin serum ,#4.4 mg4d* (&48 umol4l). $ari penelitian ini didapatkan bah7a pemeriksaan 'c? dan 'otal %erum ?ilirubin ('%?) memiliki korelasi yang bermakna (nK/0/! rK0.-6! pC0.000#)! namun interval prediksi cukup besar! sehingga 'c? tidak dapat digunakan untuk mengukur '%?. Iamun disebutkan pula bah7a hasil pemeriksaan 'c? dapat digunakan untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan '%?.>mumnya pemeriksaan 'c? dilakukan sebelum bayi pulang untuk tu"uan skrining. )asil analisis biaya yang dilakukan oleh %uresh dkk. (&004) menyatakan bah7a pemeriksaan bilirubin serum ataupun transkutan secara rutin sebagai tindakan skrining sebelum bayi dipulangkan tidak e(ekti( dari segi biaya dalam mencegah ter"adinya ense(alopati hiperbilirubin. d. Pemeriksaan bilirubin bebas dan 1; ?ilirubin bebas secara di(usi dapat mele7ati sa7ar darah otak. )al ini menerangkan mengapa ense(alopati bilirubin dapat ter"adi pada konsentrasi bilirubin serum yang rendah. ?eberapa metode digunakan untuk mencoba mengukur kadar bilirubin bebas. %alah satunya dengan metode oksidase-peroksidase. Prinsip cara ini berdasarkan kecepatan reaksi oksidasi peroksidasi terhadap bilirubin. ?ilirubin men"adi substansi tidak ber7arna. $engan pendekatan bilirubin bebas! tata laksana ikterus neonatorum akan lebih terarah. %eperti telah diketahui bah7a pada pemecahan heme dihasilkan bilirubin dan gas 1; dalam "umlah yang ekuivalen. ?erdasarkan hal ini! maka pengukuran konsentrasi 1; yang dikeluarkan melalui pernapasan dapat digunakan sebagai indeks produksi bilirubin.

#&

'abel #. Perkiraan 3linis 'ingkat 3eparahan kterus >sia 3uning terlihat pada 'ingkat keparahan ikterus ?erat

?agian tubuh )ari # manapun )ari & 'engan dan tungkai L )ari / 'angan dan kaki

L ?ila kuning terlihat pada bagian tubuh manapun pada hari pertama dan terlihat pada lengan! tungkai! tangan dan kaki pada hari kedua! maka digolongkan sebagai ikterus sangat berat dan memerlukan terapi sinar secepatnya. 'idak perlu menunggu hasil pemeriksaan kadar bilirubin serum untuk memulai terapi sinar. Penan!anan medis <etode terapi hiperbilirubinemia pangganti! in(use albumin dan therapi obat. meliputi 2 (ototerapi! trans(use

a. =ototherapi =ototerapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan trans(use pengganti untuk me nurunkan bilirubin. <emaparkan neonatus pada cahaya de ngan intensitas yang tinggi ( a bound o( (luorescent light bulbs or bulbs in the bluelight spectrum) akan menurunkan bilirubin dalam kulit. =ototerapi me nurunkan kadar bilirubin dengan cara mem(asilitasi ekskresi bilirubin ta k terkon"ugasi. )al ini ter"adi "ika cahaya yang diabsorpsi "aringan merubah bilirubin tak terkon"ugasi men"adi dua isomer yang disebut (otobilirubin. =otobilirubin bergerak dari "aringan ke pembuluh darah melalui mekanisme di(usi. $i dalam darah (otobilirubin berikatan dengan albumin dan di kirim ke hati. =otobilirubin kemudian bergerak ke empedu dan di ekskresikan kedalam duodenum untuk di buang bersa ma (eses tanpa proses kon"ugasi oleh hati. )asil (otodegradasi terbentuk ketika sinar mengoksidasi bilirubin dapat dikeluarkan melalui urine. %ecara umum (ototerapi harus diberikan pada kadar bilirubin indire k 4-5 mg4dl. Ioenatus yang sakit dengan berat badan kurang dari #000 gram harus di(otote rapi dengan konsentrasi bilirubin 5 mg4dl. ?eberapa ilmu7an mengarahkan untuk memberikan (ototerapi pro(ilaksasi pada &4 "am pe rtama pada bayi resiko tinggi dan berat badan lahir rendah. b. 'rans(usi Pengganti 'rans(usi pengganti digunkan untuk2 a. <engatasi anemia sel darah merah terhadap sel b. darah merah terhadap antibody maternal

yang tidak

susceptible

(rentan)

#/

c. <enghilangkan sel darah mera h untuk yang tersensitisasi (kepekaan) d. <enghilangkan serum bilirubin e. <eningkatkan albumin bebas bilirubin dan meningkatkan keterikatan dangan (. bilirubin c. 'herapi ;bat Phenobarbital dapat menstimulus hati untuk menghasilkan enGim yang meningkatkan kon"ugasi bilirubin dan mengekskresikannya. ;bat ini e(ekti( baik diberikan pada ibu hamil untuk bebera pa hari sampai bebe rapa minggu sebelum melahirkan. Penggunaan Phenobarbital pada postnatal masih men"adi pertentangan karena e(ek sampingnya (letargi). 1oloistrin dapat mengurangi bilirubin dengan mengeluarkannya le7at urine sehingga menurunkan siklus enterohepatika.

DA(1AR P3S1AKA 1unningham =0! <ac$onald P1! 0ant I=. ;bstetri 6illiam :disi #F. Aakarta2 :01! #885. %upono. lmu 3ebidanan ?ab =isiologi. Palembang2 ?agian $epartemen ;bstetri dan 0inekologi =akultas 3edokteran >niversitas %ri7i"aya! &004. 3homan A%. Pendarahan )amil 'ua dan Pendarahan Post Partum. 1ermin $unia 3edokteran! :disi 3husus Io. F0! #88& 2 60-6/. Pra7irohard"o! %ar7ono. lmu 3ebidanan :disi 3etiga! :ds2 )ani(a 6ikn"osastro dkk. Jayasan ?ina Pustaka %ar7ono Pra7irohard"o! &005 Program +ppropiate 'echnology in )ealth (P+')). <encegah Perdarahan Pasca Persalinan2 <enangani Persalinan 3ala 'iga. +vailable (rom >.*2)JP:.* I3 http244777.path.org4(iles4 ndonesianM#8-/.pd( $epkes . ! #884! Pedoman Penanganan Kegawatdaruratan Obstektrik dan Neonatal, $epartemen 3esehatan . ! Aakarta. MMMMMMMMMMMMMMMM! Asuhan Kesehatan Anak alam Konteks Keluarga, $epartemen 3esehatan . ! Aakarta %ai(uddin! +bdul ?ari! &00&! Pelayanan Kesehatan !aternal " Neonatal, IP33.P;0 N J?% H %P! Aakarta. 6ikn"osastro 0ulardi ).! dkk! &00-! Asuhan Persalinan Normal, AIP3-3.! Aakarta. )andoko! .%. &00/. )iperbilirubinemia. 3linikku. <arkum! ). #88#. lmu 3esehata n +nak. ?uku . =3> ! Aakarta. %urasmi! +.! )andayani! %. N 3usuma! ).I. &00/. Pera 7atan ?ayi .esiko 'inggi. 1etakan . Aakarta 2 :01.

#4

Anda mungkin juga menyukai