Disusun oleh : Angelica Ipardjo (4 !""# $ % Isabell & 'alim ()a Luchinta *cean Ste+ann, (4 !""# $"% (4 !""# $4% (4 !""# $-%
: 0ni)ersitas /arumanagara, 1akarta : 3edokteran : Program Pendidikan Pro+esi Dokter : Pengobatan In+eksi /uberkulosis Laten : Ilmu Pen,akit Dalam : 6 April 7 "8 9 "- 1uni 7 "8 : 78 April 7 "8 : dr. Luluk Adi Pratikto, Sp. P
:engetahui dan :en,etujui, Pembimbing 5agian Ilmu Pen,akit Dalam 4S0D 3udus
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
Penulis
DAFTAR ISI
1udul Lembar Pengesahan 3ata Pengantar Da+tars Isi Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$ " 7 8 4
BAB I PENDAHULUAN
/uberkulosis adalah salah satu pen,akit menular ,ang masih menjadi masalah kesehatan mas,arakat di dunia maupun di Indonesia. 5akteri ini berbentuk batang dan bersi+at tahan asam sehingga dikenal juga sebagai 5asil /ahan Asam (5/A%. 5akteri ini pertama kali ditemukan oleh 4obert 3och pada tahun "667 dan sering mengin+eksi organ paru9paru dibanding bagian lain tubuh manusia. >"? /uberkulosis terjadi di setiap bagian dunia. Pada tahun 7 " , 6,6 juta orang jatuh sakit dengan tuberkulosis dimana jumlah terbesar kasus tuberkulosis baru terjadi di Asia, akuntansi untuk ! @ kasus baru secara global. Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban tuberkulosis tertinggi di dunia. (stimasi pre)alensi tuberkulosis semua kasus
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
/5 paru terdiri dari primer dan post primer. In+eksi primer terjadi setelah seseorang menghirup Mycobacterium tuberculosis. setelah melalui barier mukosilier saluran na+as, basil /5 akan mencapai al)eoli. 3uman akan mengalami multiplikasi di paru, disebut focus Ghon. :elalui aliran lim+e, basil mencapai kelenjar lim+e hilus. 2okus Bhon dan lim+adenopati hiilus membentuk kompleks primer. :elalui kompleks primer basil dapat men,ebar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. >8,4? 4espon imun selulerChipersensiti)itas tipe lambat terjadi 4;! minggu setelah in+eksi primer. 5an,akn,a basil /5 serta kemampuan da,a tahan tubuh host akan menentukan perjalanan pen,akit selanjutn,a. Pada keban,akan kasus, respon imun tubuh dapat menghentikan multiplikasi kuman, sebagian kecil menjadi kuman dorman atau /5 laten. Pada penderita dengan da,a tahan tubuh ,ang buruk, respon imun tidak dapat menghentikan multiplikasi kuman sehingga akan menjadi sakit pada beberapa bulan kemudian. >8,4? 3ematian akibat pen,akit tuberkulosis tidak lepas dari berbagai komplikasi apabila pen,akit tersebut berjalan kronis. 5erbagai komplikasi baik komplikasi pada paru ataupun ekstra paru berpotensi mengakibatkan kematian. >",8,4? Pada makalah ini akan dibahas mengenai /5 laten serta pengobatann,a.
"
I"on#a'#( >-? Lebih dari 7 trial tentang pengobatan L/5I dengan I.' sudah dilakukan dan . subjek (/abel 7%. /erjadi rata;rata pengurangan ! @ pasien @. menggunakan lebih dari "
/5 selama periode obser)asi, menjadi lebih besar lagi selama masa pengobatan. Partisipan ,ang menjalani hampir semua pengobatann,a, akan meningkatkan e+ek hampir $ Proteksi berlangsung sekitar 7 tahun setelah a=al pengobatan. Penentuan lama =aktu terapi I.' oleh trial dari International 0nion Against /uberculosis ,ang dilakukan di ! negara (ropa /imur kepada orang;orang dengan /5 inakti+. 4egimen ,ang diberikan adalah dosis harian selama 8,! dan "7 bulan ,ang dipasangkan dengan placebo pada durasi ,ang sama. 'asil dari - tahun obser)asi menunjukkan "7 bulan penurunan #-@ ! bulan penurunan !-@ 8 bulan penurunan 7"@ 3etika analisa dipersempit han,a kepada partisipan ,ang meminum minimal 6 @ dari obat ,ang diresepkan, terjadi peningkatan menjadi $8@ pada grup "7 bulan, tapi han,a terjadi peningkatan ,ang sangat kecil pada grup 8 dan ! bulan. Pada trial di AS didapatkan durasi optimum adalah $;" bulan. AS dan 3anada menganjurkan $ bulan terapi I.' pada L/5I dengan 'I& negati+, ! bulan dapat diterima =alaupun kurang e+ekti+. Inggris dan A'* menganjurkan ! bulan terapi. /rial di :eksiko, AS, 'aiti, 0ganda, Kambia dan 3en,a pada tahun "$6-;"$$# menunjukkan I.' lebih e+ekti+ dibandingkan placebo untuk mencegah /5 akti+ pada pasien 'I& positi+ dengan /S/ positi+. (+ek akan menjadi lebih panjang pada negara berkembang, dimana bertahan "7;46 bulan pada trial di 0ganda dan Kambia. Di negara dengan L/5I L 8 @, A'* menganjurkan penggunaan I.' pada pasien 'I& positi+ untuk mencegah /5, terjadi penurunan insiden 88@;!#@ selama 46 bulan. 5eberapa penelitian juga menunjukan terjadi penurunan insiden pada penggunaan I.' ,ang digabung antiretro )irus pada pasien 'I& positi+ di .egara dengan ban,ak kasus /5. 'al ini tidak dianjurkan di .egara dengan kasus /5 ,ang rendah. Aalaupun tidak ada penelitian resmi tentang L/5I pada 'I&, AS dan 3anada menganjurkan $ bulan terapi, A'* dan Inggris menganjurkan ! bulan terapi. Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
""
"7
"8
isoniaIid, penting untuk men,ingkirkan /5 akti+ sebelum memulai monoterapi ri+ampisin, terutama pada orang ,ang terin+eksi 'I&. Ada kekha=atiran bah=a pengobatan /5 akti+ dengan ri+ampisin monoterapi dapat mengakibatkan resistensi terhadap ri+ampisin. .amun, mutasi kromosom spontan M. Tuber%ulosis men,ebabkan resistensi ri+ampisin adalah 7 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
"4
"-
"!
"#
Ke*at$+an te%+a(a* Te%a*# LTBI >-? 3epatuhan dalam pengobatan L/5I memiliki dampak ,ang besar, termasuk e+ekti)itas untuk mencegah reakti)asi /5, komplikasi dari pen,akit dan pengobatan, serta mencegah munculn,a resistensi obat ,ang potensial. Dimas,arakat, angka kepatuhan pengobatan pada pasien dengan L/5I masih rendah sehingga tingkat kegagalan untuk mencegah reakti)asi /5 dan risiko penularan /5 serta bia,a pera=atan kesehatan secara keseluruhan pun meningkat. EDE 'ealth People 7 " bertujuan untuk meningkatkan proporsi orang ,ang terin+eksi men,elesaikan pengobatan L/5I sampai 6-@ untuk kontak berisiko tinggi dan #-@ untuk orang berisiko tinggi lainn,a. Angka pen,elesaian pera=atan, bagaimanapun, secara konsisten jauh dari tolok ukur, terutama mereka dari studi menggunakan isoniaIid selama ! sampai $ bulan. Selain itu, ban,ak orang dengan L/5I tidak diberikan terapi oleh dokter atau pengobatan ,ang diberikan tidak sesuai dengan ,ang dianjurkan. EDE ,ang didanai /5(SE melakukan e)aluasi retrospekti+ secara acak pemberian terapi L/5I di Amerika Serikat dan 3anada pada tahun 7 7. Dari hasil penelitian studi ditentukan bah=a sekitar "#@ orang ,ang direkomendasikan pengobatan L/5I menolak Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
"6
"$
PENGOBATAN LTBI UNTUK ORANG .ANG RESISTEN TERHADAP OAT >-? 5ila ada bukti kuat bah=a seseorang telah terin+eksi dengan :. /uberculosis dan telah resisten terhadap isoniaIid, pengobatan dengan ri+ampisin selama 4 bulan dianjurkan. 4i+ampisin merupakan dasar pengobatan /5 akti+, maka sangat penting untuk men,ingkirkan pen,akit akti+ sebelum memulai monoterapi ri+ampisin pada pasien dengan resistensi isoniaIid untuk menghindari perkembangan untuk menjadi :D4;/5. Paparan kasus /5 dengan organisme ,ang resisten terhadap isoniaIid dan ri+ampisin menjadi sebuah ancaman di mas,arakat. Sampai saat ini, belum ada percobaan ,ang menunjukan sediaan ,ang paling e+ekti+ untung pasien ,ang terpajan :D4. Dengan demikian, manajemen dari orang ,ang terkena :D4;/5 harus sebagian besar didasarkan pada penilaian klinis dan, epidemiologi, dengan mempertimbangkan penularan dari kedekatan, intensitas, dan durasi paparan. Pada tahun "$$7, EDE merekomendasikan bah=a orang ,ang terpapar :D4;/5 menerima pengobatan L/5I terdiri dari setidakn,a dua obat anti;/5, biasan,a piraIinamid ditambah +luoroNuinolone atau ethambutol, tergantung pada pola resistensi dari organisme dari kasus sumber ,ang dicurigai dan kemampuan pasien untuk mentolerir obat ini. 5aru;baru ini, rekomendasi diperbarui dari 2rancis 1. Eurr, Pusat /uberkulosis .asional (San 2rancisco, EA% memperkenalkan penggunaan monoterapi dengan le)o+loMacin atau o+loMacin. /abel # termasuk pilihan pengobatan untuk pasien dengan L/5I :D4 ,ang didasarkan pada EDE dan Pusat /uberkulosis .asional 2.1.E. :eskipun ada kekurangan pengalaman klinis dengan pengobatan L/5I :D4, beberapa studi pasien ,ang diobati dengan +luoroNuinol ditambah piraIinamid didapatkan e+ek samping ,ang lebih ban,ak, mengakibatkan terputusn,a pengobatan. Demikian pula, penggunaan p,raIinanide ditambah etambutol tidak dapat ditoleransi dan dihentikan sebelum pengobatan selesai. Durasi ,ang dianjurkan untuk Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
7"
PENGOBATAN LTBI ORANG DENGAN TST ATAU IGRA NEGATIF >-? Di negara;negara maju seperti Amerika Serikat dan 3anada, orang ,ang mendapat pengobatan L/5I tanpa bukti (/S/ negati+ atau IB4A negati+% dianjurkan han,a dalam keadaan tertentu saja. 3arena anak usia F- tahun lebih rentan terhadap in+eksi :. tuberculosis dan lebih mudah untuk menjadi +atal, pengobatan untuk dugaan in+eksi :. tuberculosis (,aitu, jendela pro+ilaksis% tetap diberikan jika terakhir terpapar F6 minggu, =alaupun /S/ atau IB4A negati+. 1ika hasil /S/ dan IB4A ,ang kedua (6 sampai " minggu pasca pajanan% negati)e maka pengobatan harus dihentikan. .amun, jika hasil kedua adalah positi+, pengobatan dilanjutkan sampai tuntas. Demikian pula orang;orang ,ang terin+eksi 'I&, mereka ,ang memakai terapi imunosupresi+ untuk transplantasi organ, dan orang ,ang menggunakan /.2;G antagonis memiliki resiko tinggi menjadi /5 akti+. *leh karena itu, setelah paparan orang tersebut harus men,elesaikan pengobatan L/5I secepat mungkin, tanpa memperdulikan hasil /S/ C IB4A meskipun lebih dari 6 minggu setelah terpapar. 4isiko orang ,ang menggunakan prednisone L"- mg perhari tidak pasti dan pengobatan untuk L/5I harus dipertimbangkan atas dasar kasus per kasus. 3etika menentukan untuk memulai periode jendela atau pengobatan pro+ilaksis pada kontak /5 ban,ak +aktor;+aktor ,ang harus dipertimbangkan, termasuk tingkat keparahan pen,akit, durasi pajanan dan sirkulasi udara. Departemen kesehatan mas,arakat dapat menentukan apakah pajanan di mas,arakat signi+ikan atau tidak. Dari catatan, isoniaIid belum terbukti e+ekti+ dalam mencegah /5 pada pasien 'I& dengan /S/ negati+ tanpa mengetahui adan,a kontak dengan /5 akti+ di daerah tidak endemic /5.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
77
BAB IV KESIMPULAN
4encana global A'* untuk menghentikan /5 menetapkan tujuan jangka panjang eliminasi /5, dide+inisikan sebagai kejadian F" per juta dari populasi global, pada tahun 7 - . 0ntuk mencapai tujuan ini, inter)ensi untuk mengidenti+ikasi dan mengobati 7 miliar orang dengan L/5I seluruh dunia harus dikombinasikan dengan upa,a saat ini memprioritaskan identi+ikasi dan pengobatan indi)idu dengan /5 akti+. Aalaupun pengobatan L/5I telah terbukti e+ekti+ dalam mencegah terjadin,a pen,akit /5 dimasa depan tetapi ada permasalahan lain seperti e+ek samping dari pengobatan ('epatotoksik%, penerimaan ,ang rendah terhadap pengobatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
78
LAMPIRAN
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
74
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
7-
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
7!
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
7#
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
76
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
7$
DAFTAR PUSTAKA
". Amin K, 5ahar A. /uberkulosis Paru. Dalam : Sudo,o AA dkkl, editors. Dalam : 5uku Ajar Ilmu Pen,akit Dalam 1ilid III, (disi -. 1akarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Pen,akit Dalam 2akultas 3edokteran 0ni)ersitas Indonesia, 7 $: 778 ;8$.
7. A'*. Bene)a: A'* 4eports 7 "" Blobal /uberculosis Eontrol. > updated 7 ""D
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara RSUD Kudus Periode 8 pril !"#$%#& 'uni !"#$
8"