Anda di halaman 1dari 31

Rhinitis Alergika

Oleh: M. Arif Zainuddin Noor I1A004049

adanya sensitifitas terhadap suatu alergen (atopi)

Rhinitis Alergika

adanya kontak ulang dengan alergen

reaksi hipersensitifitas

Epidemiologi

Rhinitis Alergika

setiap orang dari semua ras dan umur

genetik, faktor geografi, perbedaan lingkungan

Etiologi
Rhinitis alergika alergen reaksi hipersensitifitas tubuh
Alergen inhalan Alergen ingestan Alergen injektan Alergen kontaktan

Sifat:

Rinitis alergi musiman Rinitis Alergi Sepanjang tahun (perennial)

Patogenesis
alergen

IgE spesifik

mastosit basofil

histamin

inflamasi

fase cepat

fase lambat

Manifestasi Klinis
bersin berulang Rinore hidung tersumbat, hidung dan mata gatal lakrimasi demam (-) Anak:allergic shiner & allergic salute

Diagnosis
Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang

Diagnosa Banding
Rinitis non alergik eosinofilik Rinitis vasomotor Rinitis anatomik Rinitis medikamentosa Rinitis hormonal

Komplikasi
Polip hidung Otitis media yang sering residif Sinusitis paranasal

Pengobatan
1. menghindari kontak dengan alergen penyebab (avoidence) dan eliminasi 2. Simptomatis
Medikamentosa

Antihistamin H-1 dekongestan Preparat kolinergik topikal Preparat kortikosteroid

Operatif

3. Imunoterapi

Desensitisasi dan Hiposensitisasi Netralisasi

Pro Pekerjaan Alamat KU RPS

RPK

: Nn. Irna (22 tahun) : tenaga administrasi honorer di Rektorat Unlam, : Jl. Sultan Adam No.12 Banjarmasin : pilek :Sejak setengah bulan yang lalu, penderita mengeluh sering bersin dan hidung meler terutama bila pagi atau bila hujan. Mata dan hidung terasa gatal, dan keluar ingus yang berwarna bening. Bersin dan hidung meler sering kadang hilang sendiri bila sudah siang hari, kadang perlu diberi obat, yang sering dipakai pasien adalah Intunal . Tetapi walau sudah minum obat, besoknya gejalanya muncul lagi. Tidak ada demam dan batuk jarang, kadang ada-kadang tidak. : asma (+),DM (+), HT(-).

Pemeriksaan Fisik Tanda Vital : ( TD = 110/60 mmHg; N = 90 x/I; RR = 24 x/I; T = 37C ) Mata : dalam batas normal Hidung : edem mukosa dan concha nasalis hidung, ada sekret encer bening Tenggorokan : tidak ada hiperemi Thorax, abdomen, ekstrimitas : tidak ada kelainan Diagnosis : Rhinitis Alergika

TUJUAN PENGOBATAN
mengurangi atau menghilangkan keluhan bersin-bersin, gatal pada hidung dan mata, keluar cairan encer yang berwarna kuning dari hidungnya, dan hidung buntu.

Daftar Kelompok Obat Beserta Jenisnya yang Berkhasiat


N0. 1 Kelompok Obat Antihistamin H-1 Nama Obat

1. 2. 3. 4. 5.
2 Dekongestan

Loratadin Feksofenadin Cetirizine Azelastine Desloratadine

1. Pseudoefedrin 2. Efedrin 3. Fenilpropanolamin

Perbandingan Obat
Antihistamin
Jenis Obat Khasiat Efek samping Kontraindikasi

Loratadin

Dapat digunakan untuk mengatasi gejala pada rhinitis alergi, konjungtivitis alergi, urtikaria kronis, dan hay fever.

Lesu, nyeri kepala, yang jarang terjadi yaitu sedasi dan mulut kering

Hipersensitifitas, penderita yang sedang mendapat terapi ketokonazol/ eritromisin/ procarbazin/ simetidin, alkoholik, bayi prematur, bayi baru lahir, asma akut, hamil dan menyusui.
Glaukoma dan pasien dengan retensi urin. Hipersensitif. Kombinasi dengan pseudoefedrin dikontraindikasikan pada pasien dengan hipertensi grade III atau penyakit arteri koroner.

Feksofenadin

Dapat mengatasi gejala alergi seperti pada urtikaria, rinitis alergi.

Sakit kepala, susah tidur, mual, muntah, mulut kering.

Perbandingan Obat Antihistamin


Jenis Obat Cetirizine Khasiat Mengatasi gejala gejala rhinitis alergika dan urtikaria idiopatik Mengatasi gejala gejala rhinitis alergika dan rhinitis vasomotor Efek samping Somnolen, lesu, pusing, mulut kering, faringitis Kontraindikasi Hipersensitif terhadap obat yang mengandung hidroksin

Azelastine

Rasa tidak nyaman, Hipersensitif terhadap sakit kepala, azelastine somnolen, hidung hidroklorida rasa terbakar, faringitis, mulut kering, epistaksis, mual, pusing, lesu Nyeri otot, lesu, mual, mulut kering, nyeri menelan, sesak nafas, gatal- gatal dan kemerahan pada kulit Pasien dengan penyakit ginjal, hamil dan menyusui

Desloratadine

Mengatasi gejala-gejala rhinitis alergika kronik, konjungtivitis alergika, urtikaria, post nasal drip

Perbandingan Obat
Dekongestan
Nama Obat
Pseudoefedrin

Khasiat
Sebagai dekongestan hidung, dan bronkodilatasi lemah

Efek samping
Efek samping terhadap jantung dan SSP lebih ringan

Kontraindikasi
Anemia berat, hipertensi berat, hipertensi postural, trauma kepala, perdarahan serebri dan penyakit jantung koroner.

Fenilpropanolamin

Sebagai dekongestan mukosa hidung pada rhinitis alergika kronik, commond cold, hay fever

Meningkatkan tekanan Hipertensi, hipertrofi darah, stroke prostat dan hemoragik, penggunaan efeknya terhadap bersama inhibitor SSP lebih ringan MAO. daripada efedrin, stimulasi jantung

Perbandingan Obat
Dekongestan
Nama Obat Efedrin Khasiat Bronkodilator pada pasien asma, hipotensi akibat anastesi spinal / epdural, narkolepsi, nikturnal enuresis Efek samping Kardiovaskular (takikardi, kardiak aritmia, angina pektoris, hipertensi) Dermatologi (Kulit kemerahan, berkeringat, akne vulgaris) Gastrointestinal (mual, penurunan nafsu makan) Genitourinaria (peningkatan volume urine output) Sistem saraf (Insomnia, halusinasi, euforia) Respiratori (dispneu, edem pulmo) Sakit kepala, tremor, hiperglikemia Kontraindikasi Pasien glaukoma sudut tertutup, stenosis hipertropik subaortik, terapi MAO, anastesi umum dengan halogen hidrokarbon, kehamilan

Pilihan Obat dan Alternatif Obat yang Digunakan


Antihistamin
Uraian
Nama Obat BSO yang tersedia BSO pada kasus dan alasannya Dosis referensi Dosis kasus dan alasannya Frekuensi pemberian Cara pemberian Saat pemberian Lama pemberian

Obat Pilihan
Loratadin Tablet 10 mg, sirup 5 mg/ml Tablet 10 mg, karena tidak ada gangguan menelan 10 mg/hari 10 mg/hari, sesuai dengan dosis referensi. 1 kali/hari, berdasarkan waktu paruh. (24 jam) Oral Sesudah makan, absorbsi tidak dihambat makanan. 3 hari

Obat Alternatif
Feksofenadin Tablet 60 mg Tablet 60 mg, karena tidak ada gangguan menelan 120 mg/hari 120 mg/hari, sesuai dengan dosis referensi 2 kali/ hari, berdasarkan waktu paruh. (14 jam) Oral Sebelum makan. Karena adanya absorbsi dihambat oleh makanan 3 hari

Pilihan Obat dan Alternatif Obat yang Digunakan


Dekongestan
Uraian Nama Obat BSO yang tersedia BSO pada kasus Dosis referensi Dosis kasus dan alasan Frekuensi pemberian dan alasan Cara pemberian Saat pemberian Lama pemberian Obat pilihan Pseudoefedrin Tablet 30 mg, 60 mg, liquid 30 mg/5 ml, kapsul 120 mg Tablet 60 mg 3-4 kali 60 mg perhari 3 kali 60 mg, sesuai dengan dosis referensi 3 kali/hari, sesuai dengan waktu paruh obat Oral Tidak ada aturan khusus Tidak lebih dari 3 hari, dan apabila memang perlu Obat alternatif Fenilpropanolamin Tablet 25 mg, 50 mg, kapsul 25 mg, Tablet 50 mg 3-4 kali 25-50 mg perhari 3 kali 25 mg, sesuai dengan dosisi referensi 3 kali/hari, sesuai dengan waktu paruh obat Oral Tidak ada aturan khusus Tidak lebih dari 3 hari, dan apabila memang perlu

Farmakokinetik, Farmakodinamik, dan Interaksi Obat


Loratadin Farmakokinetik Kadar serum tertinggi loratadin:1-2 jam setelah dosis oral dan mengalami metabolisme di hati dan distribusi yang cepat ke jaringan. Plasma: diikat secara kuat oleh protein plasma dan mula kerjanya sekitar 1-2 jam dan bertahan 24 jam, sedangkan plasma-t--nya sekitar 12 jam Sekitar 60% dari loratadin diekskresi melalui feses dan 40% melalui urin Feksofenadin Farmakokinetik waktu paruh 12-14 jam: 2 x/hr. Absorbsi =>makanan,antasid. Feksofenadin tidak mempunyai metabolit aktif, hanya 4 % yang dimetabolisme hati. Sekitar 80% dieliminasi melalui tinja dan 12% dieliminasi melalui ginjal.

Farmakokinetik, Farmakodinamik, dan Interaksi Obat


Loratadin Farmakodinamik selektif menghambat reseptor histamin tipe H1 pada perifer. sulit melewati sistem barier otak sehingga pada dosis terapi, efek sedasi dan tandatanda depresi sistem saraf pusat tidak terlihat Feksofenadin Farmakodinamik AH-1 generasi ke 2 (efek sedasi minimal dan signifikan), kompetitor reseptor histamin di saluran pencernaan, pembuluh darah, saluran pernapasan serta menurunkan reaksi hipersensitifitas. Pemberian : 4 x dan 2 x. Kombinasi bersama dengan pseudoefedrin menghasilkan efek yang memuaskan untuk mengurangi gejala rhinitis alergika

Farmakokinetik, Farmakodinamik, dan Interaksi Obat


Loratadin Interaksi Obat Teofilin: klierens dari teofilin. obat yang mendepresi SSP, maka dapat toksisitas Feksofenadin Interaksi Obat Kadar dlm darah :eritromisin & ketokonazol. Digitalis: aktivitas pacemaker. Pseudoefedrin: tekanan darah

Farmakokinetik, Farmakodinamik, dan Interaksi Obat


Dekongestan

Pseudoefedrin Farmakokinetik bentuk hidroklorida sangat cepat diabsorbsi dengan konsentrasi plasma maksimumnya 498 ng/ml dan tidak diikat oleh protein plasma. Plasma t-1/2-nya sekitar 4-6 jam. Eliminasi pseudoefedrin terutama melalui renal sekitar 55%-75%.

Fenilpropanolamin Farmakokinetik Onset kerja :15-30 menit, kadar plasma maksimal dicapai dalam waktu 1-2 jam. Durasi dari kerja obat ini berkisar 3 jam plasma t-1/2-nya sekitar 3-4 jam. 80%-90% diekskresi melalui urin

Dekongestan

Farmakokinetik, Farmakodinamik, dan Interaksi Obat


Fenilpropanolamin Farmakodinamik bekerja pada reseptor , 1, 2. Efek perifer melalui kerja langsung dan melalui penglepasan norepinefrin endogen. Pada mukosa hidung bekerja pada reseptor yang akan menghasilkan efek dekongestan. Efek kardiovaskular yaitu menstimulasi jantung yang meningkatkan kekuatan konstriksi jantung dan curah jantung.

Pseudoefedrin Farmakodinamik vasokonstriksi melalui aktivasi reseptor -adrenergik pada mukosa respirasi. merelaksasi bronkus stimulasi sistem saraf pusat dan peningkatan tekanan darah, efeknya lebih rendah

Resep yang Benar dan Rasional

Resep alternatif

Pengendalian obat
Menghindari pencetus Terapi medikamentosa (antihistamin dan dekongestan) Immunoterapi pseudoefedrin onset kerja> cepat, waktu paruh > panjang, efek sampingnya dibandingkan fenilpropanolamin dan efek samping <.

Pengendalian obat
Loratadin onset kerja >lama, efek samping < dibangdingkan terfenadin pseudoefedrin onset kerja> cepat, waktu paruh > panjang, efek samping < dibandingkan fenilpropanolamin.

Kesimpulan
Pada kasus rhinitis alergika ini diberikan obat loratadin dan pseudoefedrin. Pemberian terapi farmakologis hendaklah disertai dengan edukasi kepada penderita.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai