Anda di halaman 1dari 16

1.

1 Latar Belakang Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak (rubeola) ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta ri eri lim!onodi pascaoksipital, retroaurikuler, dan ser ikalis posterior. Campak Jerman atau rubela ini biasanya "anya menyerang anak#anak sampai usia belasan ta"un. $api, bila penyakit ini menyerang anak yang lebi" tua dan de%asa, terutarna %anita de%asa, in!eksi kadang kadang dapat berat, dengan mani!estasi keterlibatan sendi dan purpura. &an bila bila penyakit ini menyerang ibu yang sedang mengandung dalam tiga bulan pertama, bisa menyebabkan cacat bayi %aktu dila"irkan. Rubella pada a%al ke"amilan dapat menyebabkan anomali kongenital berat. 'indrom rubella kongenital adala" penyakit menular akti! dengan keterlibatan multisistem, spektrum ekspresi klinis luas, dan periode in!eksi akti! pascala"ir dengan pelepasan irus yang lama. Rubella menjadi penting karena penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan pada janin. 'indroma rubella congenital (Congenital Rubella 'yndrome, CR') terjadi pada ()* bayi yang dila"irkan ole" %anita yang terin!eksi rubella selama trimester pertama ke"amilan+ risiko kecacatan congenital ini menurun "ingga kira#kira 1)#,)* pada minggu ke#1- dan lebi" jarang terjadi bila ibu terkena in!eksi pada usia ke"amilan ,) minggu. .n!eksi janin pada usia lebi" muda mempunyai risiko kematian di dalam ra"im, abortus spontan dan kecacatan congenital dari sistem organ tubu" utama. Cacat yang terjadi bisa satu atau kombinasi dari jenis kecacatan berikut seperti tuli, katarak, mikro!talmia, glaucoma congenital, mikrose!ali, meningoense!alitis, keterbelakangan mental, patent ductus arteriosus, de!ek septum atrium atau entrikel jantung, purpura, "epatosplenomegali, icterus dan penyakit tulang radiolusen. /enyakit CR' yang sedang dan berat biasanya suda" dapat diketa"ui ketika bayi baru la"ir+ sedangkan kasus ringan yang mengganggu organ jantung atau tuli sebagian, bisa saja tidak terdeteksi beberapa bulan ba"kan "ingga beberapa ta"un setela" bayi baru la"ir. &iabetes mellitus dengan ketergantungan insulin diketa"ui sebagai mani!estasi lambat dari CR'. 0al!ormasi congenital dan ba"kan kematian janin bisa terjadi pada ibu yang menderita rubella tanpa gejala.

/enyakit ini terdistribusi secara luas di dunia. 1pidemik terjadi dengan inter al 2#3 ta"un (-# ( ta"un), paling sering timbul pada musim semi dan terutama mengenai anak serta de%asa muda. /ada manusia irus ditularkan secara oral droplet dan melalui plasenta pada in!eksi kongenital. 'ebelum ada aksinasi, angka kejadian paling tinggi terdapat pada anak usia 2#14 ta"un. &e%asa ini kebanyakan kasus terjadi pada remaja dan de%asa muda. 5elainan pada !etus mencapai 6)* akibat in!eksi rubela pada ibu "amil selama minggu pertama ke"amilan. Risiko kelainan pada !etus tertinggi (2)#-)*) terjadi pada bulan pertama dan menurun menjadi 4#2* pada bulan keempat ke"amilan ibu. 'ur ei di .nggris (1(3)#1(34) menunjukkan insidens in!eksi !etus sebesar 26* dengan rubela klinis dan "anya 1(* yang subklinis. 'ekitar 72* bayi yang terin!eksi rubela kongenital mengalami de!ek. 8nak laki laki dan %anita sama sama terkena. /ada populasi yang rapat seperti institusi dan 8srama tentara, "ampir 1))* dari indi idu yang rentan dapat terin!eksi. /ada keLompok keluarga penyebaran irus kurang9 2)#-)* anggota keluarga yang rentan mendapat penyakit. Banyak in!eksi yang subklinis, dengan rasio ,91 antara penyakit yang tidak tampak dengan penyakit yang tarnpak. Rubella biasanya terjadi selama musim semi. /emeriksaan serologis sebelum penggunaan aksin rubella rnenunjukkan ba"%a sekitar

7)* populasi de%asa di 8merika 'erikat dan benua lain mempunyai antibodi ter"adap rubella. &i populasi pulau, seperti populasi $rinidad dan :a%aii, "anya ,)* dari orang de%asa yang diperiksa dapat dideteksi antibodi. 5etika %aba" rubella merebak di 8merika 'erikat pada ta"un 1(-3#1(-2, lebi" ,),))) bayi tela" dila"irkan cacat. ;aba" Rubela juga dikatakan menyebabkan sekurang#kurangnya 1),))) kasus keguguran dan bayi yang la"ir mati saat dila"irkan. &iperkirakan ,2 * bayi yang terin!eksi rubela pada tiga bulan pertama usia kandungan dila"irkan dengan satu jenis atau lebi" kecacatan. /ada ta"un 1(7( < 1(() sejumla" kasus rubella menyerang lebi" banyak pada anak remaja di atas umur 12 ta"un dan de%asa diperkirakan karena kegagalan aksinasi pada setiap indi idu. Resiko terserang rubella kembali menurun untuk semua umur dan dilaporkan kasus di 8merka 'erikat pada ta"un 1((( sebanyak ,-3.

,.1 &e!inisi Campak Jerman (Rubella, Campak 6 "ari) adala" suatu in!eksi irus menular, yang menimbulkan gejala yang ringan (misalnya nyeri sendi dan ruam kulit). Berbeda dengan campak, rubella tidak terlalu menular dan jarang menyerang anak#anak. Jika menyerang %anita "amil (terutama pada saat ke"amilan berusia 7#1) minggu), bisa menyebabkan keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau kelainan ba%aan pada bayi. ,., 1tiologi Rubella disebabkan ole" suatu R=8 irus, genus Rubi irus, !amili $oga iridae. >irus dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. 'ecara !isiko#kimia%i irus ini sama dengan anggota irus lain dari !amili tersebut, tetapi irus rubela secara serologik berbeda. /ada %aktu terdapat gejala klinis irus ditemukan pada sekret naso!aring, dara", !eses dan urin. >irus rubela tidak mempunyai pejamu golongan inter etebrata dan manusia merupakan satu#satunya pejamu golongan ertebrata. Cara /enularannya melalui kontak dengan sekret naso!aring dari orang terin!eksi. .n!eksi terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan penderita. /ada lingkungan tertutup seperti di asrama calon prajurit, semua orang yang rentan dan terpajan bisa terin!eksi. Bayi dengan CR' mengandung irus pada sekret naso!aring dan urin mereka dalam jumla" besar, se"ingga menjadi sumber in!eksi. /enyebab rubella atau campak Jerman adala" irus rubella. 0eski irus penyebabnya berbeda, namun rubella dan campak (rubeola) mempunyai beberapa persamaan. Rubella dan campak merupakan in!eksi yang menyebabkan kemera"an pada kulit pada penderitanya. /erbedaannya, rubella atau campak Jerman tidak terlalu menular dibandingkan campak yang cepat sekali penularannya. /enularan rubella dari

penderitanya ke orang lain terjadi melalui percikan luda" ketika batuk, bersin dan udara yang terkontaminasi. >irus ini cepat menular, penularan dapat terjadi sepekan (1 minggu) sebelum timbul bintik#bintik mera" pada kulit si penderita, sampai lebi" kurang sepekan setela" bintik tersebut meng"ilang. =amun bila seseorang tertular, gejala penyakit tidak langsung tampak. ?ejala baru timbul kira#kira 14 < ,1 "ari kemudian. 'elain itu, campak lebi" lama proses penyembu"annya sementara rubella "anya 6 "ari, karena itu pula rubella sering disebut campak 6 "ari.

,.6 /ato!isiologi /enularan terjadi melalui droplet, dari naso!aring atau rute perna!asan. 'elanjutnya irus rubela memasuki aliran dara". =amun terjadinya erupsi di kulit belum diketa"ui patogenesisnya. >iremia mencapai puncaknya tepat sebelum timbul erupsi di kulit. &i naso!aring irus tetap ada sampai - "ari setela" timbulnya erupsi dan kadang#kadang lebi" lama. 'elain dari dara" dan sekret naso!aring, irus rubela tela" diisolasi dari kelenjar geta" bening, urin, cairan serebrospinal, 8'., cairan sino ial dan paru. /enularan dapat terjadi biasanya dari 3 "ari sebelum "ingga 2 "ari sesuda" timbulnya erupsi. &aya tular tertinggi terjadi pada ak"ir masa inkubasi, kemudian menurun dengan cepat, dan berlangsung "ingga meng"ilangnya erupsi. Ruam nampak akibat titer serum antibody meningkat dan mempengaru"i antigen#antibodi dan berinteraksi di kulit. >irus tela" dapat ditemukan diseluru" kulit baik yang terlibat maupun yang tidak selama

masa in!eksi, dan penyebarannya karena !actor lain yang mungkin berperan dalam patogenesis eksantem. 8ntibody :8. mencapai puncaknya pada "ari 1, < 14 setela" timbulnya ruam dan akan kembali stabil setela" kira#kira , minggu kemudian. >irus rubella mempunya 6 polipeptida mayor yang mencakup 1 kapsid protein dan , amplop glikoprotein 11 dan 1,. 8ntibodi anti#11 mungkin memegang peranan utama dalam respon serologik. 2.4 Manifestasi Klinis 5elu"an yang dirasakan biasanya lebi" ringan dari penyakit campak. Bercak#bercak mungkin juga akan timbul tapi %arnanya lebi" muda dari campak biasa. Biasanya, bercak timbul pertama kali di muka dan le"er, berupa titik#titik kecil ber%arna mera" muda. &alam %aktu ,4 jam, bercak tersebut menyebar ke badan, lengan, tungkai, dan %arnanya menjadi lebi" gelap. Bercak#bercak ini biasanya "ilang dalam %aktu 1 sampai 4 "ari. $anda#tanda dan gejala .n!eksi rubella dimulai dengan adanya demam ringan selama 1 atau , "ari ((( # 1)) &erajat @ajren"eit atau 63., # 63.7 derajat celcius) dan kelenjar geta" bening yang membengkak dan peri", biasanya di bagian belakang le"er atau di belakang telinga. /ada "ari kedua atau ketiga, bintik#bintik (ruam) muncul di %aja" dan menjalar ke ara" ba%a". &i saat bintik ini menjalar ke ba%a", %aja" kembali bersi" dari bintik#bintik. Bintik#bintik ini biasanya menjadi tanda pertama yang dikenali ole" para orang tua. Ruam rubella dapat terli"at seperti kebanyakan ruam yang diakibatkan ole" irus lain. $erli"at sebagai titik mera" atau mera" muda, yang dapat berbaur menyatu menjadi se"ingga terbentuk tambalan ber%arna yang merata. Bintik ini dapat terasa gatal dan terjadi "ingga tiga "ari. &engan berlalunya bintik#bintik ini, kulit yang terkena kadangkala megelupas "alus. ?ejala lain dari rubella, yang sering ditemui pada remaja dan orang de%asa, termasuk9 sakit kepala, kurang na!su makan, conjuncti itis ringan (pembengkakan pada kelopak mata dan bola mata), "idung yang sesak dan basa", kelenjar geta" bening yang membengkak di bagian lain tubu", serta adanya rasa sakit dan bengkak pada persendian (terutama pada %anita muda). Banyak orang yang terkena rubella tanpa menunjukkan adanya gejala apa#apa. Berbeda dengan rubeola, tidak ada !oto!obia. 8ngka sel dara" puti" normal atau sedikit menurun, trombositopeni jarang, dengan atau tanpa purpura. $erutama pada %anita yang lebi" tua dan %anita de%asa, poliartritis dapat terjadi dengan artralgia, pembengkakan, nyeri dan e!usi

tetapi biasanya tanpa sisa apapun. 'etiap sendi dapat terlibat, tetapi sendi#sendi kecil tangan paling sering terkena. Lamanya biasanya beberapa "ari+ jarang artritis ini menetap selama berbulan#bulan. /arestesia juga tela" dilaporkan. /ada satu epidemi orkidalgia dilaporkan pada sekitar 7* orang laki#laki usia perguruan tinggi yang terin!eksi. 5etika rubella terjadi pada %anita "amil, dapat terjadi sindrom rubella ba%aan, yang potensial menimbulkan kerusakan pada janin yang sedang tumbu". 8nak yang terkena rubella sebelum dila"irkan beresiko tinggi mengalami keterlambatan pertumbu"an, keterlambatan mental, kesala"an bentuk jantung dan mata, tuli, dan problematika "ati, limpa dan sumsum tulang. /enularan >irus rubella menular dari satu orang ke orang lain melalui sejumla" kecil cairan "idung dan tenggorokan. /ada janin, in!eksi rubella dapat menyebabkan abortus bila terjadi pada trisemester .. mula#mula replikasi irus terjadi dalam jaringan janin, dan menetap dalam ke"idupan janin, dan mempengaru"i pertumbu"an janin se"ingga menimbulkan kecacatan atau kelainan yang lain. .n!eksi ibu pada trisemester kedua juga dapat menyebabkan kelainan yang luas pada organ. 0enetapnya irus dan interaksi antara irus dan sel di dalam uterus dapat menyebabkan kelainan yang luas pada periode neonatal, seperti anemia "emolitika dengan "ematopoiesis ekstra meduler, "epatitis, ne!ritis interstitial, ense!alitis, pankreatitis interstitial dan osteomielitis. 0asa inkubasi berlangsung sekitar 1) "ari, tapi bisa berkisar antara 3#17 "ari dari saat terpajan sampai timbul gejala demam, biasanya 14 "ari sampai timbul ruam. Jarang sekali lebi" lama dari 1(#,1 "ari. .? untuk perlindungan pasi! yang diberikan setela" "ari ketiga masa inkubasi dapat memperpanjang masa inkubasi. ?ejala rubella kongenital dapat dibagi dalam 6 kategori 9 1. 'indroma rubella kongenital yang meliputi 4 de!ek utama yaitu 9 a ?angguan pendengaran tipe neurosensorik. $imbul bila in!eksi terjadi sebelum umur ke"amilan 7 minggu. ?ejala ini dapat merupakan satu# satunya gejala yang timbul. b ?angguan jantung meliputi /&8, >'& dan stenosis katup pulmonal.

?angguan mata 9 katarak dan glaukoma. 5elainan ini jarang berdiri sendiri.

Retardasimental dan beberapa kelainan lain antara lain9

e !

/urpura trombositopeni ( Blueberry mu!!in ras" ) :epatosplenomegali, meningoense!alitis, pneumonitis, dan lain#lain

,. 1Atended < sindroma rubella kongenital.. 0eliputi cerebral palsy, retardasi mental, keterlambatan pertumbu"an dan berbicara, kejang, ikterus dan gangguan imunologi ( "ipogamaglobulin ). 6. &elayed # sindroma rubella kongenital. 0eliputi panense!alitis, dan &iabetes 0ellitus tipe#1, gangguan pada mata dan pendengaran yang baru muncul berta"un#ta"un kemudian. Masa inkubasi 0asa inkubasi adala" 14#,1 "ari. &alam beberapa laporan lain %aktu inkubasi minimum 1, "ari dan maksimum 13 sampai ,1 "ari. $anda yang paling k"as adala" adenopati retroaurikuler, ser ikal posterior, dan di belakang oksipital. 1nantem mungkin muncul tepat sebelum mulainya ruam kulit. Ruam ini terdiri dari bintikBbintik mera" tersendiri pada palatum molle yang dapat menyatu menjadi %arna kemera"an jelas pada sekitar ,4jam sebelum ruam. Masa prodromal /ada anak biasanya erupsi timbul tanpa kelu"an sebelumnya+ jarang disertai gejala dan tanda masa prodromal. =amun pada remaja dan de%asa muda masa prodromal berlangsung 1#2 "ari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala, nyeri tenggorok, kemera"an pada konjungti a, rinitis, batuk dan lim!adenopati. ?ejala ini segera meng"ilang pada %aktu erupsi timbul. ?ejala dan tanda prodromal biasanya menda"ului 1#2 "ari erupsi di kulit. /ada beberapa penderita de%asa gejala dan tanda tersebut dapat menetap lebi" lama dan bersi!at lebi" berat. /ada ,)* penderita selama masa prodromal atau "ari pertama erupsi timbul suatu enantema, tanda

@orsc""eimer, yaitu makula atau petekiia pada palatum molle. /embesaran kelenjar lim!e bisa timbul 2#3 "ari sebelum timbul eksantema, k"as mengenai kelenjar suboksipital, postaurikular dan ser ikal dan disertai nyeri tekan. Masa eksantema 'eperti pada rubeola, eksantema mulai retro#aurikular atau pada muka dan dengan cepat meluas secara kraniokaudal ke bagian lain dari tubu". 0ula#mula berupa makula yang berbatas tegas dan kadang#kadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk morbili!orm. /ada "ari kedua eksantem di muka meng"ilang, diikuti "ari ke#6 di tubu" dan "ari ke#4 di anggota gerak. /ada 4)* kasus in!eksi rubela terjadi tanpa eksantema. 0eskipun sangat jarang, dapat terjadi deskuamasi posteksantematik. Lim!adenopati merupakan suatu gejala klinis yang penting pada rubela. Biasanya pembengkakan kelenjar geta" bening itu berlangsung selama 2#7 "ari. /ada penyakit rubela yang tidak mengalami penyulit sebagian besar penderita suda" dapat bekerja seperti biasa pada "ari ke#6. sebagian kecil penderita masi" terganggu dengan nyeri kepala, sakit mata, rasa gatal selama 3#1) "ari. ,.2 Diagnosis &iagnosis klinis sering kali sukar dibuat untuk seorang penderita ole" karena tidak ada tanda atau gejala yang patognomik untuk rubela. 'eperti dengan penyakit eksantema lainnya, diagnosis dapat dibuat dengan anamnesis yang cermat. Rubela merupakan penyakit yang epidemik se"ingga bila diselidiki dengan cermat, dapat ditemukan kasus kontak atau kasus lain di dalam lingkungan penderita.si!at demam dapat membantu dalam menegakkan diagnosis, ole" karena demam pada rubela jarang sekali di atas 67,2CC. /ada in!eksi tipikal, makula mera" muda yang menyatu menjadi eritema di!us pada muka dan badan serta artralgia pada tangan penderita de%asa merupakan petunjuk diagnosis rubela. /eruba"an "ematologik "anya sedikit membantu penegakan diagnosis. /eningkatan sel plasma 2#,)* merupakan tanda yang k"as. 5adang# kadang terdapat leukopenia pada a%al penyakit yang dengan segera segera diikuti lim!ositosis relati!. 'ering terjadi penurunan ringan jumla" trombosit. &iagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan serologik yaitu adanya peningkatan titer anibodi 4 kali pada "emaglutination in"ibition test (:8.R) atau ditemukannya antibodi .g 0 yang spesi!ik untuk rubela. $iter antibodi mulai meningkat ,4#47 jam setela" permulaan erupsi

dan mencapai puncaknya pada "ari ke -#1,. selain pada in!eksi primer, antibodi .g 0 spesi!ik rubela dapat ditemukan pula pada rein!eksi. &alam "al ini adanya antibodi .g 0 spesi!ik rubela "arus di interpretasi dengan "ati#"ati. 'uatu penelitian tela" menunjukkan ba"%a tela" tejadi reakti itas spesi!ik ter"adapp rubela dari sera yang dikoleksi, setela" kena in!eksi irus lain. 0embedakan rubella dengan campak (D. .), demam scarlet (li"at in!eksi 'treptokokus) dan penyakit ruam lainnya (misalnya in!eksi eritema dan eksantema subitum) perlu dilakukan karena gejalanya sangat mirip. Ruam makuler dan makulopapuler juga terjadi pada sekitar 1#2* penderita dengan in!eksi mononucleosis (terutama jika diberikan ampisilin), juga pada in!eksi dengan entero irus tertentu dan sesuda" mendapat obat tertentu. &iagnosa klinis rubella kadang tidak akurat. 5on!irmasi laboratorium "anya bisa dipercaya untuk in!eksi akut. .n!eksi rubella dapat dipastikan dengan adanya peningkatan signi!ikan titer antibodi !ase akut dan kon alesens dengan tes 1L.'8, :8., pasi! :8 atau tes L8, atau dengan adanya .g0 spesi!ik rubella yang mengindikasikan in!eksi rubella sedang terjadi. 'era sebaiknya dikumpulkan secepat mungkin (dalam kurun %aktu 3#1) "ari) sesuda" onset penyakit dan pengambilan berikutnya setidaknya 3#14 "ari (lebi" baik ,#6 minggu) kemudian. >irus bisa diisolasi dari !aring 1 minggu sebelum dan "ingga , minggu sesuda" timbul ruam. >irus bisa ditemukan dari conto" dara", urin dan tinja. =amun isolasi irus adala" prosedur panjang yang membutu"kan %aktu sekitar 1)#14 "ari. &iagnosa dari CR' pada bayi baru la"ir dipastikan dengan ditemukan adanya antibodi .g0 spesi!ik pada spesimen tunggal, dengan titer antibodi spesi!ik ter"adap rubella diluar %aktu yang diperkirakan titer antibodi maternal .g? masi" ada, atau melalui isolasi kongenital "ingga bayi berumur 6 ta"un.
Diagnosis prenatal dilakukan dengan memeriksa adanya IgM dari darah janin melalui CVS ( chorionoc villus sampling ) atau kordosentesis. Kon irmasi in eksi etus pada trimester I dilakukan dengan menemukan adanya antigen spesi ik ru!ella dan "#$ pada CVS. Metode ini adalah yang ter!aik untuk isolasi virus pada hasil konsepsi.

irus yang mungkin berkembang biak pada

tenggorokan dan urin paling tidak selama 1 ta"un. >irus juga bisa dideteksi dari katarak

Berdasarkan gejala klinik dan temuan serologi, sindroma rubella kongenital (CR', Congenital Rubella 'yndrome) dapat diklasi!ikasikan sebagai berikut 9

1. CR' con!irmed. &e!ek dan satu atau lebi" tandaE gejala berikut 9 >irus rubella yang dapat diisolasi. 8danya .g0 spesi!ik rubella 0enetapnya .g? spesi!ik rubella.

,. CR' compatible. $erdapat de!ek tetapi kon!irmasi laboratorium tidak lengkap. &idapatkan , de!ek dari item a , atau masing#masing satu dari item a dan b. a. 5atarak danE atau glaukoma kongenital, penyakit jantung kongenital, tuli, retinopati. 1. /urpura, splenomegali, kuning, mikrose!ali, retardasi mental, meningo ense!alitis, penyakit tulang radiolusen. ,.CR' possible. &e!ek klinis yang tidak memenu"i kriteria untuk CR' compatible. 6. CR. ( Congenital Rubella .n!ection ). $emuan serologi tanpa de!ek. 4. 'tillbirt"s. 'tillbirt" yang disebabkan rubella maternal 2. Bukan CR'. $emuan "asil laboratorium tidak sesuai dengan CR'9

$idak adanya antibodi rubella pada anak umur F ,4 bulan dan pada ibu.. 5ecepatan penurunan antibodi sesuai penurunan pasi! dari antibodi didapat.

,.- Diagnosis Banding

/enyakit yang memberikan gejala klinis dan eksantema yang menyerupai rubela adala" 9 a./enyakit irus 9 campak, roseola in!antum, eritema mononukleosis in!eksiosa dan /ityriasis rosea b./enyakit bakteri 9 scarlet !e er ('karlatina). c.1rupsi obat 9 ampisilin, penisilin, asam salisilat, barbiturat, .=:, !enotiazin dan diuretik tiazid. Bercak erupsi rubela yang berkon!luensi sulit dibedakan dari morbili, kecuali bila ditemukan bercak koplik yang karakteristik untuk morbili. 1rupsi rubela cepat meng"ilang sedangkan erupsi morbili menetap lebi" lama. Bila terjadi kemera"an di!us dan tampak bercak#bercak ber%arna lebi" gelap diatasnya, perlu dibedakan dari scarlet !e er. $idak seperti scarlet !e er, pada rubela daera" perioral terkena. 1rupsi pada in!eksi mononukleosis dapat menyerupai rubela derajat berat, namun penyakit itu dimulai dengan di!teroid atau /laut#>incent#like tonsilitis, demam lebi" tinggi, pembesaran kelenjar geta" bening umum serta pembesaran "epar dan limpa. /ada si!ilis stadium dua ditemukan juga eksantema yang menyerupai rubela, disertai pembesaran kelenjar geta" bening umum, kadang#kadang perlu pemeriksaan serologik untuk si!ilis. 1rupsi obat menyerupai rubela yang dapat disertai pembesaran kelenjar geta" bening disebabkan terutama ole" senya%a "idantoin. /ada kasus yang meragukan dapat dilakukan pemeriksaan "emogram dan serologik. ,.3 Pengobatan Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan adala" simtomatis. 8damantanamin "idrok"lorida (amantadin) tela" dilaporkan e!ekti! in itro dalam meng"ambat stadium a%al in!eksi rubella pada sel yang dibiakkan. Gpaya untuk mengobati anak yang sedang menderita rubela kongenital dengan obat ini tidak ber"asil. 5arena amantadin tidak dianjurkan pada %anita "amil, penggunaannya amat terbatas. .nter!eron dan isoprinosin tela" digunakan dengan "asil yang terbatas. 2.8 Pencegahan

/ada orang yang rentan, proteksi pasi! dari atau pelema"an penyakit dapat diberikan secara ber ariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum (?.') yang diberikan dengan dosis besar (),,2 < ),2) mLEkg atau ),1,#),,) mLElb) dalam 3#7 "ari pasca pemajanan. 1!ekti itas globulin imun tidak dapat diramalkan. $ampaknya tergantung pada kadar antibodi produk yang digunakan dan pada !aktor yang belum diketa"ui. 0an!aat ?.' tela" dipertanyakan karena pada beberapa keadaan ruam dicega" dan mani!estasi klinis tidak ada atau minimal %alaupun irus "idup dapat diperagakan dalam dara". Bentuk pencega"an ini tidak terindikas., kecuali pada %anita "amil nonimun. 'ejak ta"un 1(3( aksin irus "idup R8 ,3E6 (!ibroblas paru embrional manusia deretan ;.#67) tela" digunakan "anya pada imunisasi akti! ter"adap rubella di 8merika 'erikat. >aksin R8 ,3E6 mempunyai banyak man!aat melebi"i aksin rubela lain yang da"ulu digunakan karena ia meng"asilkan antibodi naso!aring dan berbagai ariasi antibodi serum, memberikan proteksi yang lebi" baik ter"adap rein!eksi, dan sangat lebi" menyerupai proteksi yang diberikan ole" in!eksi alamia". >aksin sensiti! ter"adap panas dan ca"aya+ karenanya aksin "arus disimpan dalam lemari es pada su"u 4Cc dan digunakan sesegera aksin ini dilarutkan kembali. >aksin diberikan sebagai satu injeksi subkutan. 8ntibodi berkembang pada sekitar (7* dari mereka yang di aksinasi. ;alaupun mungkin irus menetap, terutama pada naso!aring, dan pelepasan terjadi dari 17#,2 "ari sesuda" aksinasi, penularan nampaknya tidak merupakan masala". Lama persistensi antibodi rubela pasca aksinasi dengan R8 ,3E6 tidak tentu tetapi mungkin seumur "idup. Cara#cara pencega"an adala" paling penting untuk perlindungan janin. >aksinasi ini terutama penting se"ingga %anita mempunyai imunitas ter"adap rubela sebelum mencapai usia subur, dengan penularan penyakit alamia" atau dengan imunisasi akti!. 'tatus imun dapat die aluasi dengan uji serologis yang tepat. /rogram aksinasi rubela di 8merika 'erikat meng"aruskan untuk imunisasi semua laki# laki dan %anita umur 1, dan 12 bulan serta pubertas dan %anita pasca pubertas tidak "amil. .munisasi adala" e!ekti! pada umur 1, bulan tetapi mungkin tertunda sampai 12 bulan dan diberikan sebagai aksin campak#parotitis#rubela (measles#mumps#rubela E00R). .munisasi rubela "arus diberikan pada %anita pasca pubertas yang kemungkinan rentan pada setiap kunjungan pera%atan kese"atan. Gntuk %anita yang mengatakan ba"%a mereka mungkin "amil

imunisasi "arus ditunda. Gji ke"amilan tidak secara rutin diperlukan, tetapi "arus diberikan nase"at mengenai sebaiknya meng"indari ke"amilan selama 6 bulan sesuda" imunisasi. 5ebijakan imunisasi sekarang tela" ber"asil memeca"kan siklus epidemi rubela yang basa di 8merika 'erikat dan menurunkan insiden sindrom rubella kongenital yang dilaporkanpada "anya ,) kasus pada ta"un 1((4. =amun imunisasi ini tidak mengakibatkan penurunan persentase %anita usia subur yang rentan ter"adap rubella. 'emua orang rentan ter"adap in!eksi irus rubella setela" kekebalan pasi! yang didapat melalui plasenta dari ibu "ilang. .munitas akti! didapat melalui in!eksi alami atau setela" mendapat imunisasi+ kekebalan yang didapat biasanya permanent sesuda" in!eksi alami dan sesuda" imunisasi diperkirakan kekebalan juga akan berlangsung lama, bisa seumur "idup, namun "al ini tergantung juga pada tingkat endemisitas. &i 8', sekitar 1)* dari penduduk tetap rentan. Bayi yang la"ir dari ibu yang imun biasanya terlindungi selama -#( bulan,tergantung dari kadar antibodi ibu yang didapat secara pasi! melalui plasenta. ,.7 /rognosis 5ornplikasi relati! tidak lazim pada anak. =euritis dan artritis kadangBkadang terjadi. Resistensi ter"adap in!eksi bakteri sekunder tidak beruba". 1nse!alitis serupa dengan ense!alitis yang ditemukan pada rubeola yang terjadi pada sekitar 1E-.))) kasus. /rognosis rubella anak adala" baik+ sedang prognosis rubella kongenital ber ariasi menurut kepara"an in!eksi. :anya sekitar 6)* bayi dengan ense!alitis tampak terbebas dari de!isit neuromotor, termasuk sindrom autistik. 5ebanyakan penderitanya akan sembu" sama sekali dan mempunyai kekebalan seumur "idup ter"adap penyakit ini. =amun, dik"a%atirkan adanya e!ek teratogenik penyakit ini, yaitu kemampuannya menimbulkan cacat pada janin yang dikandung ibu yang menderita rubella. Cacat ba%aan yang diba%a anak misalnya penyakit jantung, kekeru"an lensa mata, gangguan pigmentasi retina, tuli, dan cacat mental. /enyakit ini kerap pula membuat terjadinya keguguran. ,.7 .munisasi

>aksin campak yang mengandung

irus yang dilema"kan adala"

aksin pili"an

digunakan bagi semua orang yang tidak kebal ter"adap campak, kecuali ada kontraindikasi. /emberian dosis tunggal aksin campak "idup (li e attenuated) biasanya dikombinasikan dengan aksin "idup lainnya (mumps. rubella), dapat diberikan bersama#sama dengan aksin yang diinakti asi lainnya atau bersama#sama toksoid+ dapat memberikan imunitas akti! pada (4#(7* indi idu#indi idu yang rentan, kemungkinan kekebalan yang timbul dapat berta"an seumur "idup, kalaupun terjadi in!eksi maka bentuk in!eksinya sangat ringan atau in!eksi tidak nampak dan tidak menular. &osis kedua aksin campak dapat meningkatkan tingkat kekebalan sampai ((*. 'ekitar 2#12* dari orang setela" di aksinasi menunjukkan gejala kelesuan dan demam mencapai 6(.4HC (l)6H@). gejala ini muncul antara 2#1, "ari setela" diimunisasi, biasanya akan berak"ir setela" 1#, "ari, namun tidak begitu mengganggu. Ruam, pilek, batuk ringan dan bercak 5oplik kadang#kadang juga dapat timbul. 5ejang demam dapat pula timbul, namun sangat jarang dan tanpa menimbulkan gejala sisa. .nsidensi tertinggi terjadinya kejang demam adala" pada anak#anak dengan ri%ayat atau keluarga dekat (orang tua atau saudaranya) mempunyai ri%ayat kejang demam. 1nse!alitis dan ense!alopati perna" dilaporkan terjadi setela" diimunisasi campak (kejadiannya kurang dari 1 kasus per 1 juta dosis yang diberikan). &i .ndonesia kejadian#kejadian seperti ini dipantau ole" /okja 5./. (5ejadian .kutan /aska .munisasi). Gntuk mengurangi jumla" kegagalan pemberian aksin, di 8merika 'erikat jad%al rutin pemberian aksin campak , dosis, dengan dosis a%al diberikan pada umur ,#12 bulan atau sesegera mungkin setela" usia itu. &osis kedua diberikan pada saat masuk sekola" (umur 4#- ta"un) namun dapat juga dosis kedua ini diberikan sedini mungkin, 4 minggu setela" dosis pertama dalam situasi dimana risiko untuk terpajan campak sangat tinggi. 5edua dosis diberikan sebagai aksin kombinasi 00R (measles, mumps dan rubella). .munisasi rutin dengan 00R pada umur 1, bulan penting dilakukan di %ilaya" dimana timbul kasus campak. 'elama terjadi 5LB di masyarakat, usia yang direkomendasikan untuk imunisasi menggunakan aksin campak mono alent dapat diturunkan menjadi -#11 bulan. &osis kedua aksin campak kemudian diberikan pada umur 1,#12 bulan dan dosis ketiga pada %aktu masuk sekola". &ari "asil penelitian di 8!rika dan 8merika Latin menunjukkan ba"%a umur optimal untuk diimunisasi di negara berkembang sangat tergantung pada antibodi maternal yang masi" berta"an pada bayi dan tingkat risiko terpajan campak pada umur yang lebi" muda. 'ecara

umum ;:I menganjurkan pemberian imunisasi campak pada umur ( bulan. &i 8merika Latin, /8:I (/an 8merican :ealt" Irganization) sekarang merekomendasikan pemberian imunisasi rutin pada umur 1, bulan dan pemberian imunisasi tamba"an secara berkala pada kampanye /ekan .munisasi =asional untuk mencega" terjadinya 5LB. 1. /enyimpanan dan pengiriman aksin9 .munisasi bisa tidak memberikan perlindungan apabila aksin tidak ditangani atau disimpan dengan benar. 'ebelum dilarutkan, aksin campak disimpan dalam keadaan kering dan beku, relati! stabil dan dapat disimpan di !reezer atau pada su"u lemari es (,#7HC+ 62,-#4-,4H@) secara aman selama seta"un atau lebi". >aksin yang tela" dipakai "arus dibuang dan jangan dipakai ulang. Baik aksin beku#kering atau yang sedang dipakai dilapangan "arus dilindungi dari sinar ultra iolet yang lama karena dapat menyebabkan irus menjadi tidak akti!. ,. .munisasi ulang9 &i 8merika 'erikat sebagai tamba"an ter"adap imunisasi rutin imunisasi ulang diberikan pada anak#anak yang baru masuk sekola", imunisasi ulang diperlukan lagi bagi anak#anak yang memasuki '08, bagi mereka yang akan masuk perguruan tinggi atau kepada mereka yang akan masuk ke !asilitas pera%atan penderita, kecuali bagi mereka yang memiliki ri%ayat pema" terkena campak atau ada bukti serologis tela" memiliki imunitas ter"adap campak atau tela" menerima , dosis aksin campak. Bagi mereka yang "anya menerima aksin campak yang tela" diinakti asi, imunisasi ulang dapat menimbulkan reaksi lebi" berat seperti bengkak lokal dan indurasi, lim!adenopati dan demam, namun mereka akan terlindungi ter"adap sindroma campak atipik. 6. 5ontra indikasi penggunaan aksin irus "idup 9 a. >aksin yang mengandung irus "idup tidak bole" diberikan kepada pasien dengan penyakit de!isiensi imunitas primer yang mengenai !ungsi sel $ atau de!isiensi imunitas yang didapal karena leukemia, lim!oma, penyakit . keganasan lain atau ter"adap mereka yang mendapatkan pengobatan dengan kortikosteroid, radiasi, obat#obat alkilating atau anti metabolit, in!eksi ole" :.> bukan merupakan kontra indikasi yang mutlak. &i 8merika 'erikat imunisasi 00R dapat dipertimbangkan untuk diberikan kepada orang dengan in!eksi :.> asimptomatis tanpa bukti adanya supresi imunologis yang berat. ;:I merekomendasikan pemberian

imunisasi campak kepada semua bayi dan anak#anak dengan mengabaikan status :.>#nya, sebab risiko untuk terkena campak yang berat pada anak#anak itu lebi" besar. b. /enderita dengan penyakit akut yang berat dengan atau tanpa demam, pemberian imunisasi ditunda sampai mereka sembu" dari !ase akut penyakit yang diderita+ penyakit ringan seperti diare atau .'/8 bukan merupakan kontra indikasi. c. Irang dengan ri%ayat "ipersensi itas ana!ilaktik ter"adap pemberian aksin campak sebelumnya, mereka yang sensiti! ter"adap gelatin atau neomisin, tidak bole" menerima aksin campak. 8lergi ter"adap telur, meskipun bila terjadi ana!ilaktik tidak dianggap sebagai kontra indikasi. d. 5e"amilan. 'ecara teoritis aksinasi tidak diberikan pada %anita "amil+ mereka diberi penjelasan tentang risiko teoritis kemungkinan terjadi kematian janin apabila mereka menjadi "amil dalam %aktu 1 bulan setela" mendapat aksin campak mono alen atau 6 bulan setela" mendapat aksin 00R. e. >aksinasi "arus diberikan paling lambat 14 "ari sebelum pemberian .? atau sebelum trans!usi dara". .? atau produk dara" dapat mengganggu respons ter"adap aksin campak dengan lama %aktu yang ber ariasi tergantung daripada dosis .?. &osis yang biasa diberikan untuk :epatitis 8 dapat. mengganggu respons ter"adap aksin selama 6 bulan+ dosis .? yang sangat besar yang diberikan melalui intra ena dapat mengganggu respons ter"adap aksin sampai selama 11 bulan .

Anda mungkin juga menyukai