Anda di halaman 1dari 7

Hyalinisasi jaringan pulpa gigi karena trauma oklusal (studi penelitian)

Abstrak Jaringan pulpa gigi adalah suatu jaringan ikat highly specialized mengandung suatu sel formatif dan protektif yang dapat dengan mudah dipengaruhi oleh rangsang seperti trauma oklusal yang disebabkan tambalan overhang oklusal. Enam belas tikus albino berusia (6-8 bula), berat (0,5-0,75 kg) dibuatkan perlakuan tambalan overhang oklusal di molar pertama atas untuk 2 periode, dan berdasarkan periodenya, tikus dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I (8 tikus) diberi perlakuan trauma oklusal selama 2 minggu lamanya, kelompok II (8 tikus) diberi perlakuan trauma oklusal selama 8 minggu. Evaluasi histologis dilakukan selama 2,8 minggu memakai pewarna hematoksilin dan eosin. Trauma oklusal selama 2 minggu dalam kelompok I memperlihatkan pembentukan predentin ireguler yang luas dengan penggantian sel odontoblas. Sementara dalam kelompok II selama 8 minggu, gambaran histologis untuk

jaringna pulpa memperlihatkan hyalinisasi sepanjang (50-95 m). Trauma oklusal untuk periode lama menyebabkan hyalinisasi jaringna pulpa yang secara negatif mempengaruhi perawatan endodontik di masa depan.

Kata kunci: dental pulp, hyalinization occlusal trauma. Pendahuluan Gigi dan struktur sekelilingnya secara terus menerus ditantang oleh flora mikroba dan restorative dentistry. Glickman di tahun 1996 melaporkan bahwa mulut

dengan keadaan sehat bisa dipengaruhi oleh restorasi yang kualitasnya buruk, dan restorasi kualitas terbaik bisa gagal dalam mulut dengan penyakit dentogingival. Keberadaan karies, restorasi rusak dan hilang serta kontak terbuka atau sedikit bisa menyebabkan pola pengunyahan karena impaksi makanan, atau hubungan oklusal yang tidak stabil. Trauma oklusal digamabrkan oleh restorasi gigi overhang merupakan masalah kesehatan gigi utama dan bisa meningkatkan perubahan jaringan gigi. Sebuah ulasan dari artikel yang dirangkum mengenai tambalan overhang berkenaan dengan marjin yang terlalu panjang. Mempengaruhi sistem periodontium termasuk bone loss, pembentukan poket, kehlangan perlekatan dan inflamasi. Artikel tersebut memperlihatkan keparahan penyakit yang lebih berat berkenaan dengan overhang, dibandingkan dengna gigi homologus tanpa restorasi gigi overhang. Larg et al melaporkan dalam sebuah studi pada mahasiswa kedokteran gigi di mana tambalan dipasang sementara selama periode terbatas dengan overhang. Suatu perubahan dalam flora oral dengan keberadaan patogen periodontel spesifik bisa merusak embrasur dengan menyangkutk pada ruangna interproksimal dan lebar biologis. Daya oklusal berlebih terbukti meningkatkan kecepatan kerusakan jaringan dalam penyakit periodontal. Tidak ada laporan yang ditemukan sampai pada pengetahuan kami yang mempelajari perubahandalam jaringna pulpa karena restorasi overhang karena itulah dirancang studi ini.

Gambaran histologis jaringan pulpa:

Jaringan pulpa gigi adalah jaringan ikat longgar yang terbuat dari suatu kombinasi sel-sel yang menempel dalam suatu matriks ekstraseluler dari serat-serat dalam jel semi fluid. Matriks ekstraseluler terbuat dari sekelmpok polisakharida dan protein serba guna yang disekresikan oleh sel-sel dari jaringan tersebut dan tersusun menjadi suatu kerangka kerja kompleks yang sangat berkaitan erat dengan sel-sel pulpa (odontoblas, fibroblas, sel mesenkhim takterdiferensiasi) kolagen tipe I adalah matriks ekstraseluler dominan dari pulpa, terdapat sebagai fibril yang bertebaran di seluruh pulpa. Terdapat juga banyak kolaten tipe III yang memiliki pola serupa dengna kolagen tipe I. Terdapat juga sedikit kolaten tipe V dan VI.

Hyalinisasi Suatu proses degeneragif disebabkan oleh trauma oklusal terus menerus jangka panjang di mana serat-serat menjadi terhialinisasi menjadi masa homogen. Terlihat sebagai suatu daerah bening avaskuler aseluler digambarkan dalam ligamen periodontal akibat daya ortodontik di mana ligamen terkena tekanan.

Tujuan Studi

Untuk mempelajari efek tambahal overhang oklusal pada jaringan pulpa gigi (secara histologis).

Metoda dan Bahan

Enam belas tikus albino, kisaran umur (6-8) bulan, kisaran berat (0,5-0,75) dimasukan dalam studi ini. Tambalan oklusal Kelas I amalgam, untuk gigi molar pertama atas, overhang, sampai kontur anatomi gigi yang sedang direstorasi.

Persiapan histologis Dua kelompok tikus diberi perlakuan tambalan overhang selama 2 periode, kelompok I (8 tikus) selama 2 minggu, Kelompok II (8 tikus) selama 8 mingu. Studi histologis telah dilakukan selama 2 kelompok di bawah mikroskop cahaya memakai pewarna hematoksilin dan eosin.

Hasil Gambaran histologis respon jaringan pulpa-dentin terhadap tambalan oklusal selama periode 2 minggu memperlihatkan pre dentin iregular yang luas. Sel-sel odontoblas memperlihatkan pergeseran dan kongesti pembuluh darah yang tergambarkan dalam gambaran pulpa. Selama periode 8 minggu kompleks jaringan pulpa dentin merespon tambalan overhang dan menggambarkan resorpsi dalam dentin, memperlihatkan sel odontoklas sebagai sel raksasa berinti banyak. Hyalinisasi pulpa terlihat sebagai suatu masa bening seluler tersebar dalam gambaran jaringan pulpa. Tabel 1 memperlihatkan lebar predentin (25,4-308 m) dalam durasi 2 minggu lebih lebar dibandingkan dengan durasi 8 minggu (6,7-10,3 m). Panjang hyalin juga diperkirakan dalam jaringan pulpa dari kelompok II panjangnya (50-75 m).

Pembahasan Restorasi gigi (tambalan, inlay, crown, dsb.) harus dibuat untuk membaur secara halus dengan kontr gigi yang dibuatkan restorasi, kalau tidak bisa mengakibatkan kerusakan jaringan gigi jika restorasinya melebihi batas kavitas. Daya oklusal berlebih mempengaruhi perkembangan masalah gigi, dan meningkatkan kecepatan kerusakan jaringan. Semua studi menunjukkan perlunya perawatan restorasi yang berhasil dan restorasi yang tidak dapat beradaptasi bisa menyebabkan kerusakan jaringan gigi dan bone loss. Pertimbangna klinis untuk perawatan gigi restoratif terutama untuk karies proksimal harus kompatibel dengan kesehatan periodontal, sehingga banyak peneliti mempelajari hubungan timbal balik antara restoraif dentistry dan periodontik. Mereka menemukan bahwa restorasi gigi yang berkontur tidak baik bisa menyebabkan gingivitis yang mempengaruhi serat0serat perlekatan gusi sampai kerusakan tulang. Studi lain memperlihatkan bahwa kolonisasi prophyromonas,bakteri gingivitis, adalah salah satu faktor utama penyebab periodontitis dewasa karena akumulasi plak gigi subgingiva sebagai akibat dari tambalan proksimal overhang. Von et al. di tahun 2004, mengevaluasi perubahan histologis dalam struktur periodontal dari anjing beagle setelah memakai daya tinggi dan rendah. selama pergerakan gigi, ditemukan satu noda kecil hyalinisasi pada sisi tekanan sementara area lain memperlihatkan daerah nekrotik yang panjang.

Von et al di tahun 2009 menganalisa literatur berkenaan dengan hyalinisasi berkaitan dengan pergerakan gigi eksperimental dalam hewan dan manusia. Mereka menemukan bahwa semua studi menganggap halinisasi sebagai efek samping merugikan dari gerakan gigi ortodontik dan perlu dirancang dengan baik untuk menjelaskan peran hyalinisasi. Miyoshi et al di tahun 2001 mempelajari respon dari jaringan periodontal terhadap daya ortodontik, secara histologis. Memakai dua kelompok yang satu kelompok diberi perlakuan daya singkat dan kelompok kedua diberi perlakuan jangka panjang. Kelompok periode singkat memperlihatkan hyalinisasi ligamen periodontal yang kurang luas daripada kelompok periode lama. Beberapa penulisa mempelajari morfologi pulpa gigi dan distribusi asam dan mukopolisakharida netral pada giig yang diberi terapi ortodontik. Mereka menemukan bahwa sejumlah serat kolagen bertambah, tersusun padat dan ditemukan sedikit hyalinisasi dan mereka menunjukkan bahwa perubahan dalam pulpa gigi adalah ireversibel dan berkorespon terhadap penuaan. Vier et al 2007 mengevaluasi efek radioterapi pada pulpa gigi dan mereka menggambarkan perubahan inti dengan status hyalinisasi dalam jaringan pulpa gigi tikus. Hasil studi ini memperlihatkan suatu perubahan dalam jaringan pulpa dentin termasuk penggantian odontoblas yang bisa reversibel terhadap hyalinisasi pulpa yang merupakan suatu respon ireversibel tergantung atas periode perlakuan pada trauma oklusal yang digambarkan oleh tambalan overhang. Studi ini menunjukkan pengaruh negatif dari trauma oklusal jangka panjang terhadap

perawatan endodontik di masa depan dan terhadap fakta bahwa suatu restorasi bsia mengecualikan suatu kerusakan gigi permanen jika tidak dilakukan secara cermat dan tepat.

Anda mungkin juga menyukai