Anda di halaman 1dari 174

Exploring Everything, Everywhere...

Home

MONDAY, MAY 6, 2013

ALPHABET "S" KNOWLEDGE


Beberapa minggu yang lalu Farras senang mengamati siput, akhirnya kalau pas aku belanja pagi-pagi dan Farras sudah terbangun, aku ajak sekalian sambil mencari-cari siput di dahan-dahan tanaman yang masih basah karena embun. Suatu saat kami pernah bertemu dengan siput-siput dalam jumlah banyak, ada yang masih kecil dan besar. ketika berjalan-jalan pagi dengan ayah, Farras membawa kerumah siput yang hidup di air yang berwarna hitam, kami memeliharanya sampai sekarang. Rasanya lama-lama terpikir olehku untuk mulai mengnalkan alfabet pada Farras. Karena sedang suka siput,aku carikan lembar mewarnai mengenai siput yang dapat diunduh gratis di internet. Kebetulan siput ini berawalan huruf sama dengan "snail".

mewarnai gambar siput dan Alfabet "S"

Farras senang bermain dengan playdough warna-warni, Farras membuat gulungan dari playdough warna-warni sesuai keinginannya, aku membantu menggulung hingga membentuk seperti siput dan diberi antena

membuat siput dari playdough warna warni

siput berbaris menurut jalur "S" ^_^

salah satu yang menarik adalah mencari mainan huruf "S" diantara mainan yang berserakan....^_^

Alfabet hunt...mencari huruf "S" diantara mainan ini

Karena sedang menyenangi siput, sebelum tidur Farras senang dibacakan buku tentang siput. Buku ini aku belikan sewaktu umur Farras belum genap setahun. Aku bahkan pernah lupa telah memiliki buku ini. Karena Farras suka iseng membongkarbongkar buku di tumpukan gudang, ketemulah buku ini. Wajahnya senang bukan main, dan selalu ingin dibacakan. Sambil membaca kadang kuajak Farras mencari huruf "S" diantara kata dan kalimat di buku.

Mencari huruf "S" diantara kata-kata di buku

Posted by RoseFact at 11:59 AM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: 3 tahun, alfabet, fun activity, huruf, kognitif, motorik halus

Reactions:
FRIDAY, APRIL 26, 2013

They said, its terrible two (Leading Into Preschooler)


*intro* Terlalu lama bergelut dengan facebook dan pinterest, jarang baca buku..idealis beli buku ini itu, tapi Cuma teronggok sia-sia.. susah merangkai kata-kata lewat tulisan.. suka nyalahin bukunya ngga oke, ngebosenin (padahal inisiatif sendiri belinya!!), penulisnya terlalu jual nama, terlalu teoritis (coba kalo suruh nulis buku sendiri!!ha..ha..).tunggu dulu!!!what happen with me?? cepat yah 3 tahun itu? Masa-masa pra sekolah dimulai. Oyah??apa perlu aku menyekolahkan Farras??banyak yang heboh menyekolahkan di usia sedini ini.aku kok nyante banget yah???kadang merasa bersalah juga meninggalkan Farras dengan orang lain. Apalagi orang itu tidak ada passion sama sekali dengan anak-anak. Rasa bersalah itu terkadang menggodaku untuk menempatkan Farras di institusi bernama playgrup ato taman bermain. Tapi disisi lain aku bangga..aku punya keyakinan bahwa pendidikan tidak harus disekolah. .Aku yang tidak punya pengalaman sebagai ibu ini, dengan ilmu pas-pasan ini berusaha semaksimal mungkin memberikan stimulasi yang

tepat pada Farras. Berburu referensi atau mainan, atau membuat mainan sendiri sesuai dengan tujuan yang jadi keinginanku (kadang males belanja atau memang tidak tersedia). Terkadang aku mulai dengan passionnya apa dulu. Kalo sekarang-sekarang masih jadi pendukung loyal Thomas and Friends dan Angry birds. Aku mulai dari situ. Kalo mood ku sedang bagus, aku rajin mencatat aktivitas Farras dijurnal harian. Tulisan kubikin segokil mungkin agar tidak terkesan membosankan, dan bisa membuat aku sendiri yang membaca cengir cengir mengimajinasikan tulisan. Ternyata kalo ditulis dengan sepenuh hati, jurnal harian itu bisa panjang ceritanya untuk kegiatan sehari. Aku ingin membacanya lagi kalo sudah punya cucu!!he..he..dari jurnal harian inilah terkadang membuatku semakin pede tidak memaksakan Farras untuk sekolah. Setidaknya aku mulai berinisiatif merancang-rancang kegiatan untuk Farras kalo sepulang kerja. Aku banyak belajar dengan Farras. Belajar memahami anak-anak.. well, aku ingin menuliskan perkembangan Farras 3 tahun belakangan, ini yang aku amati saja..masa-masa anak usia 2-3 tahun sering disebut masa-masa terrible two,wah..disini kesabaranku banyak diuji. Untungnya, aku makin dekat dengan Alloh.. THE MILESTONE 1. Perkembangan dan pertumbuhan fisik Ukuran badan Farras termasuk imut bila dibandingkan dengan teman-teman sebayanya..tinggi hampir 90 cm, dengan BB kurleb 13 kg. Makan mulai pilih-pilih, paling seneng ayam goreng. Makannya susah betul. Harus ekstra sabar dan kreatif menyuapi Farras. Tapi untungnya angka 13 kg itu tidak menurun.aku sendiri kadang galau harus bagaimana lagi membujuk Farras doyan makan. Kadang kalo mood Farras bagus, dia minta sendiri goreng telor dadar. Aku mendampingi saat memecahkan telur dan menggoreng di kompor. Saat menyuapi adalah saat paling stressful (mungkin ini berakibat Farras jadi jail ngemut makanan yah), belum lagi kalo bosen duduk, Farras berjalan kesana kemari sambil mengunyah makanan..subhanallah banget rasanya 2. Perkembangan kognitif Farras sudah paham hampir semua jenis warna, tapi masih kagok mempelajari bentuk. Beberapa huruf hijaiyah, seperti ba,ja,ma,sa sudah bisa dikenal Farras. Berdoa sebelum tidur, doa buat orang tua yang kadang kalo Farras bacain sehabis sholat bikin hati mama meleleh haru. Sudah paham kalo mau sholat harus wudu dulu. Farras sudah memahami instruksi dan perintah..mengekspresikan lewat gambar. Membuang sampah sudah pada tempatnya

mencocokkan warna jelly dengan kertas origami

memahami beberapa huruf hijaiyah

grouping..mengelompokkan berdasarkan warna dan karakter

pura-pura jadi keong

menggambar Angry Birds

3. Perkembangan emosional dan social well, Farras kadang tidak stabil, ngamuk-ngamuk agar kemauannya harus dituruti, mudah frustasi kalo apapun yang dicobanya tidak memuaskan. Belum memahami konsekuensi dari perbuatan. Senang bersahabat dengan siapapun, menegur tamu (bahkan kadang-kadang sok akrab...he..he..). Posesif terhadap barang dan mama ^_^ (lengkeeettt banget). Senang meniru tokoh tokoh tertentu di vcd yang ditontonnya atau tingkah laku teman-temannya (Farras benar-benar detail kalo menirukan ekspresi..hi..hi..). Kadang masih belum bisa membedakan benda milik pria dan wanita. Malu bertemu orang yang disukainya. Sudah bisa belajar berbagi. Mnegenal empati (meluk mama kalo mama lagi sakit dan nangis). sekarang pakenya, "aku..aku.."bukan

"yayash..yayash" lagi. Mengungkapkan keinginan dan perasaaannya. Senang ketika dipuji.Paling membenci perpisahan dengan orang tuanya. Minta maaf jika melakukan kesalahan atau menjahili teman-temannya. Berterima kasih jika dibantu atau dikasih makanan. 4. Perkembangan bahasa KOsakatanya bertambah. masih tersendat-sendat kalo bercerita. Huruf "r" masih terucap "l". Ingin menceritakan semua apa yang dia alami. Sudah mulai kritis terhadap sesuatu (misal bertanya padaku, "tadi sholat apa namanya, Ma?",atau kalau aku diminta menggambar keinginan Farras, dia akan bertanya ini gambar apa, buat apa..), sudah bisa bernyanyi dan menghapal lagu. Senang dibacakan buku sebelum tidur, terkadang "membaca" sendiri dengan kata-kata yang diingatnya. Sudah hapal anggota tubuh. 5. Perkembangan sensorik dan motorik sudah mulai bisa makan sendiri, mencuci tangan sendiri, asyik membuat menara yang tinggi dari lego atau membuat pesawat terbang, sudah mampu mengoperasikan mainan. Bersepeda dengan lancar. Terkadang rolling diatas tempat tidur. Senang berkegiatan diluar, memanjat, melompat dan berlari bersama temannya.memakai baju dan celana sendiri. masih kesulitan melepas baju
Posted by RoseFact at 2:12 PM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: 2 tahun, bahasa, fun activity, kognitif, kosa kata, milestone, motorik kasar, sosial dan emosional, terrible two, toddler

Reactions:
FRIDAY, FEBRUARY 8, 2013

MAAF YA MA...MAAF...
Terkadang hidup dan rencana tidak berjalan mulus, begitu juga dengan mengasuh anak. Rasa kesal, jenuh, putus asa pernah kualami, apalagi Farras sedang aktifaktifnya, kritis-kritisnya meniru, tidak senang diperingatkan dan terkadang berakhir dengan membuatku kesal. Tapi aku sadar, bahwa aku tidak pernah sendiri, bukan aku saja yang mengalami, dan semua ini akan cepat berakhir, anakku akan tumbuh cepat, dan belum genap 3 tahun, aku telah melihat "kedewasaannya". Apapun salah yang telah dilakukan Farras, yang membuatku tidak suka, Farras langsung meminta maaf. Aku tumbuh dilingkungan dimana bahasa "maaf" itu sangat langka, manusia disekitarku hidup dengan "falsafah kebenarannya", maaf berarti menghinakan diri. Tidak heran, banyak kesalahpahaman, prasangka, dan curiga disana-sini. Bolehlah dibilang ahli beragama, tapi untuk mengamalkannya belum betul-betul bisa dikatakan ahli beragama.

Aku tidak pernah percaya teori sebelum aku membuktikannya sendiri. Suatu saat aku membuka-buka kembali buku "supernanny" yang dikarang Jo Frost. Aku sudah betul-betul putus asa menghadapi Farras yang mogok makan, pilih-pilih makan, dan makan dalam waktu yang sangat lama..(bayangkan mengejar-mengejar anak sambil membawa piring berisi nasi dan segelas air selama 3 jam!!!). Atau suatu hari Farras memukul / berkelahi dengan temannya, merusak barang-barang dirumah, marah tidak terkontrol. Aku tidak bisa terus-terusan menangis dalam hati putus asa. Akhirnya, aku mengikuti saran Jo Frost, aku mencoba menerapkan teori "kursi nakal". dan selama beberapa kali mencoba, cara ini berhasil membuat Farras patuh dan nearly tanpa kekerasan, sebagai bonusnya, Farras memahami kata-kata maaf. Selama makan, aku memang harus ekstra sabar menungguinya untuk tetap duduk dimeja makan, dan jika Farras mulai bertingkah,aku cukup memperingatkan terlebih dahulu tidak langsung mendudukannya di "kursi nakal", begitu juga kalau sedang ribut dengan teman-temannya, Farras mau meminta maaf dan mengakui, mendefinisikan kesalahannya. Maaf, adalah habit training yang ingin kutanamkan pada Farras. Maaf tidak akan menghinakan seorang manusia tapi maaf akan mengurangi kesalahpahaman dan konflik. Dengan maaf inilah keberanian mengakui kesalahan bisa tumbuh. Dan aku senang kini anakku sudah mulai berani berbuat mulia, yaitu dengan meminta maaf. Terima kasih Joanne Frost.
Posted by RoseFact at 3:03 PM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: 2 tahun, attitude, sosial dan emosional, terrible two, toddler

Reactions:
FRIDAY, NOVEMBER 16, 2012

MENGAJARI ANAK MENJAHIT


Bayangkan suatu hari putera puteri kita lebih mandiri, percaya diri, menghargai sebuah karya seni adibusana, menghargai budaya, menghargai alam dengan memanfaatkan bahan dan pakaian bekas, kreatif, lebih sabar, independen, bahkan dapat menghasilkan uang sendiri..yah, menjahit dapat mengajarkan anak-anak akan

semua itu. Mengapa harus memusingkan anak yang belum bisa membaca?menulis? mungkin kita hanya belum bisa menemukan jalannya. Wow..ternyata, ketrampilan menjahit ini adalah salah satu jalan agar anak lebih berkonsentrasi, salah satu keahlian yang diperlukan untuk menulis dan membaca dengan benar..jangan lupa, anak-anak akan segera bosan kalo metode kita juga membosankan. Menjahit adalah salah satu cara anak meluapkan semua ide-ide di kepalanya yang tanpa si anak sadari dengan menjahit itu pula motorik halusnya terasah, konsentrasinya perlahan akan bertambah. Mnegajari anak menjahit anak usia dini dengna anak diatas 7 tahun sangat berbeda, sebab kemampuan motorik, pemahaman, konsentrasi anak 3 tahun akan berbeda dengan anak 7 tahun. Anak yang sudah mandiri akan berbeda pula cara belajarnya dengan anak yang masih dependen. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin mengjari anak menjahit: 1. Utamakan keselamatan anak. Sebaiknya gunakan jarum yang ujungnya tumpul atau terbuat dari plastik untuk anak dibawah 5 tahun. 2. Ajari anak cara mnggunakan benda-benda tajam seperti gunting atau jarum, dan beri tahu cara menyimpannya agar tidak melukai. 3. beri penjelasan pada anak-anak bahwa benda-benda jahit itu bukan mainan dan harus digunakan dengan hati-hati disertai pengawasan. 4. ketika anak mulai belajar menjahit, bersabarlah, karena akan banyak dijumpai kesalahan. 5. usahakan tidak memaksa anak untuk berlama-lama belajar menjahit kecuali mereka yang meminta. 6. biarkan anak memilih jenis benang sendiri. 7. jika ingin membuat sesuatu pola pilihlah yang sederhana terlebih dahulu.

seperangkat alat jahit untuk anak :)

Lalu sejak mulai umur berapa sih anak diajarkan menjahit??Kristin linkmengkategorikan proses belajar menjahit berdasarkan umurnya, yaitu dari umur

1 tahun hingga 4 tahun ke atas. Awalnya anak merangkaikan potongan pasta pada sebuah benang tebal yang diujungnya telah terpasang jarum tumpul.

Untuk 2 tahun ke atas, Kristin mengajari anaknya menjahit menggunakan karton tebal yang telah dilubangi sisi-sisinya kemudian anak memasukkan benang, atau tali sepatu kecil, atau benang wol tebal melalui lubang-lubang tersebut.

menjahit karton bekas

mengenalkan bentuk sekaligus belajar menjahit

menjahit pada piring stiroform yang sudah dilubangi perforator

memakai pita, good for pre-sewing

Untuk 3 tahun ke atas, jika dirasa kepercayaan diri anak bertambah, anak bisa "ditantang" menggunakan peralatan jahit yang sesungguhnya. diusia ini anak bisa diperkenalkan jenis-jenis kain dan alat-alat serta aplikasi yang biasa digunakan untuk menjahit seperti kancing,jenis-jenis jahitan,

menjahit pada karton berbentuk hewan

menjahit jelujur pada kartu bergambar hewan

wow, mengkombinasikan jahitan jelujur dengan kancing???indah ya???plis..sabar untuk menghasilkan karya sekeren ini ^_^

membuat bunga

well, menusukkan benang pada kain berbentuk segitiga ini benar-benar mnguji konsentrasi..semangaaaat!!!

Untuk anak 4 tahun keatas, anak diminta menggambar sesuai keinginannya, kemudian anak menjahit di atas garis-garis gambar tersebut. anak dapat "menjahit" pada inisial namanya atau bahkan namanya sendiri. Cara yang menyenangkan untuk mengenalkan huruf bukan??

karya seni jahit

Untuk usia 5 tahun keatas, Kristina Seleshanko, a homeschool mother, mulai memberikan tips anak perempuannya cara menggunting dengan benar, cara mengikat simpul benang dan memasangkan benang pada jarum. Kristina membuat garis pada kain yang akan dipotong dan anaknya tinggal memotong mengikuti garis yang sudah digambarnya. Saat memotong ini, anak diawasi benar-benar agar anak tidak terluka karena salah potong. Dalam blog Snipeety gibbet, seorang guru SD, anak-anak diajak belajar mengenal alam sekaligus menterjemahkan apa yang mereka dapat dari alam ke dalam sebuah karya jahit

anak kelas 1 menggambar sebuah bunga ketika berada di taman

anak kelas 2 menjumpai seekor kucing dan menggambarnya pada kain jahit. mereka belajar menusuk jelujur

anak kelas 3 belajar mengenal bermacam jenis tusukan dan mengaplikasikannya pada kain jahit.

Posted by RoseFact at 12:22 PM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: craft, fun activity, mengenal bentuk, mengenal hewan, mengenal warna, menjahit,motorik halus, sewing, toddler

Reactions:
TUESDAY, NOVEMBER 13, 2012

IDE-IDE KEREN DENGAN FINGERPAINTING

Finger painting atau mewarnai dengan jari adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi anak-anak usia dini. Ada banyak jenis pewarna/cat lukis yang dijual dipasaran, tetapi aku lebih memilih membuatnya sendiri karena lebih aman untuk anak-anak.Farras termasuk yang menyenangi aktivitas ini dan sekarang, Farras sudah mengenal warna dengan lengkap. Secara umum, banyak manfaat finger painting. DiantarAnya: 1. Membantu meningkatkan perkembangan Personal,sosial, emosional dan bahasa anak. Anak dapat berkreasi dengan finger paint, sehingga dapat mempengaruhhi rasa percaya dirinya, kepuasan pribadi, tetapi bila kegiatan ini tidak dipaksakan atau diarahkan kegiatan ini membuat anak lebih rileks dan menyenangkan. Jika anak mewarnai bersama teman-temannya, maka proses ini dapat menjembatani komunikasi anak yang satu dengan anak yang lain. Anak akan berdiskusi mengenai apa yang mereka gambar, mereka akan mulai saling bertanya. 2. Membantu perkembangan Fisik proes mewarnai dnegan jari akan meningkatkan kemampuan koordinasi mata dan tangan serta spatial awarness. Finger painting juga mengembangkan kemampuan

motorik halus dan kasar tergantung area pengerjaannya 3. Salah satu kegiatan mengenalkan sains dan seni Melalui finger painting anak akan belajar bagaimana cara mengekspresikan dirinya, ide-ide dalam pikirannya dan emosinya. Anak bisa belajar mengenal tekstur warna dan bentuk. Mereka akan belajar menguji coba kombinasi warna mbaru melalui pencampuran-pencampuran. Beberapa ide kegiatan asik dengan finger painting (well, untuk beberapa ide berikut perlu konsistensi finger paint yang tidak terlalu kental):

mencetak daun

mencetak dengan menggunakan ujung tumpul pensil-pensil yang diikat

mencetak dengan menggunakan kertas karton bekas

menggunakan mobil-mobilan untuk membuat pelangi

menggunakan bahan-bahan lain yang ada dirumah, seperti kapas, plastik pembungkus barang elektronik, spons, atau sikat

anak dapat mengoles-oleskan es batu dnegan warna..ini nih yang pasti asik banget..

menggunakan kulit kacang

menggunakan pantat botol

menggunakan penggiling adonan..motorik kasar anak bisa terasah..

menggunakan pipet tetes..kalo yang ini, mungkin lebih oke memakai pewarna makanan agar tidak terlalu kental sehingga bisa menetes dari pipet

menggunakan spons

menggunakan sisir untuk mengeksplorasi lebih jauh

menggunakan tangan untuk membuat bunga

membuat monster menggunakan tangan...lucu yah???

menggunakan sedotan yang dipotong jadi 5 ujungnya

menggunakan ujung sayuran, spserti sawi atau celery

Posted by RoseFact at 1:52 PM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Labels: 2 tahun, coloring, fun activity, mengenal warna, motorik halus, motorik kasar,terrible two, toddler

Reactions:
TUESDAY, OCTOBER 23, 2012

Si "buku diam" yang bisa bikin smart


Quite book adalah salah satu cara brilian dan kreatif mengasah kognitif anak. Kalau aku dulu terila-gila dengan cloth book alias buku kain, sampai tega membeli cloth book jumbo seharga 150ribuan, agak menyesal karena kelihatannya Farras yang masih bayi kurang berminat. Ternyata setelah dikulik-kulik lebih jauh, cloth book bisa dibikin sendiri, dan ternyata yang semakin geregetan dan bikin ngga bisa tidur, cloth book ini bisa dibuat dengan versi advance ato 3Dnya (gitu deh kalo aku boleh sedikit lebay). Seperti smartphone, quitebook ini bisa menggali si pemakai untuk lebih smart karena mengasah logika, khususnya untuk para batita atau balita. Quite Book bisa digunakan untuk mengenalkan anak dengan abjad, angka, melatih motorik halus dan konsentrasi anak dengan cara yang fun. Quite book sendiri dibuat dengan material kain, yang paling sering aku jumpai dari kain flannel, kanvas, atau perca dan dalam satu buku biasanya mengangkat suatu tema, misalnya mengenalkan abjad, huruf, mengenal lautan, kebun, dinosaurus, transportasi dan masih banyak lagi, sesuai keinginan. Membuatnya pun sebenarnya sangat mudah, karena tidak memerlukan keahlian menjahit yang njlimet Untuk yang kurang familiar dengan mesin jahit bisa dijahit tangan, tapi memang memakan waktu dan kadang bisa terancam bosan. Kali ini disela-sela waktu luang, aku mencoba membuat quite book dengan tema alfabet, targetnya mau dibikin sekaligus dari A sampe Z, tapi agar "hasilnya" bisa segera dinikmati, dan tidak membuat Farras cepat bosan karena buku terlalu tebal, aku menyicil per 6-7 huruf dulu. Lumayan keteteran, karena harus memikirkan tema per halaman sesuai dengan abjad dan bahasa indonesia (yang kadang suka dipaksakan

^_^) namun tidak tumpang tindih temanya dengan halaman lain. Karena terkadang harus menahan kantuk, ada yang dibikin asal-asalan, sehingga jahitannya agak kacau, terutama ketika menggunakan mesin jahit untuk menggabungkan halaman-per halaman, mesin jahitku mogok karena terlalu tebal jahitannya. untuk menjahit aplikasinya aku menggunakan tangan, dijahit feston. Aku menggunakan kain kanvas untuk dasar buku, dan kain flanel untuk aplikasinya, material tambahan lainnya yang aku gunakan:kancing ceplik, velcro, risleting, kancing biasa warna-warni.

ayo kita petik apelnya sambil berhitung!!!

mengenalkan bentuk

yang paling susah mencari tema huruf C dan F. Akhirnya ketemu tema "celengan", well,karena celeng = babi (jawa) terpikirlah Piggy bank, yang baru ngeh kalo maknanya sama dengan celengan (^_^). Bingung membuat blue print gambar babi, minta saran ke ayah gambar babi yang oke, tapi bisa memuat ide edukatifnya. Akhirnya jadilah ini (kalau masih bisa disebut gambar babi ^_^)

mencari bayangan daun yang tepat

menyusun es krim sesuai rasa yang diinginkan

untuk huruf F akhirnya aku putuskan menggunakan tema "foto" yang dibingkai, karena malas mencari foto-foto di album, berburulah aku foto di dompet ayah ^_^

membuat pita

MEMBENTUK DAN MANFAATNYA BAGI ANAK USIA DINI


MEMBENTUK DAN MANFAATNYA A.GAMBARAN UMUM Tujuan utama mempelajari keterampilan membentuk anak usia dini adalah mengembangkan kecakapan visual dan peningkatan kualitas rasa seni melalui berkarya dan mengamati lingkungan sekitar. Kecakapan visual atau sering disebut intelegensi visual (visual Intelligence) adalah kemampuan menanggapi, dan memahami bentuk secara cepat. Anak usia dini tumbuh berkembang dari belajar memahami bentuk global sampai pada bentukbentuk yang rinci (detail). Kemampuan pemahaman bentuk berkembang seiring dengan perkembangan otak, pikiran dan perasaannya. Manfaat kemampuan memahami bentuk sangat banyak, mulai dari kegunaannya untuk belajar, merasakan hingga menangkap objek secara detail. Biasanya kemampuan pemahaman anak tentang bentuk jarang diketahui oleh orang tua atau pendidik, sehingga anak hanya mencoba dan mempraktekkannya sendiri. Untuk mempersiapkan latihan membentuk, anda diminta menyediakan media yang berbentuk liat, cair (liquid) untuk cor seperti lilin panas, padat untuk dipahat seperti sabun atau keras seperti kayu, batu dan mengonstruksi benda-benda limbah dan karton atau kardus bekas pembungkus makanan. B.PENGERTIAN DAN CAKUPAN MEMBENTUK Kegiatan membentuk adalah membuat bentuk, baik bentuk terapan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari maupun bentuk-bentuk yang kreatif sebagai karya seni murni. Tujuan kegiatan membentuk pada pendidikan seni rupa untuk anak usia dini adalah (a) melatih pengamatan, (b) melatih kecermatan dan ketelitian, (c) melatih kemampuan ketepatan, (d) melatih kreativitas, (e) melatih kepekaan rasa indah, (f) melatih menggunakan bahan secara ekonomis dan hemat, (g) melatih mengembangkan rasa keterpakaian tinggi, (h) melatih memanfaatkan benda limbah menjadi benda baru untuk permainan, maupun kesenian dan benda-benda terapan. Isi dan cakupan kegiatan membentul terdiri atas: (a) menyusun atau merangkai, mengonstruksi benda, (b) membutsir, (c) memahat, (d) menempel, (e) melipat, (f) merekayasa bentuk lama menjadi bentuk baru dengan fungsi baru, (g) mencetak dan mengecor. 1. Konstruksi Istilah konstruksi dapat diartikan sebagai menyusun komponen-komponen atau benda-benda menjadi suatu kesatuan yang berfungsi praktis maupun seni. Penyusunan benda sebagai komponen ide keseluruhan menggunakan bermacam-macam media dan cara seperti: memberi lem atau perekat, memaku, mengikat, dan menjahit. 2. Kolase Kolase atau menyusun benda-benda secara bebas bertujuan untuk melatih kreativitas. Bentuk kolase ini dilakukan dengan tujuan tertentu atau sekedar disusun untuk mencapai keindahan murni.

3. Memotong dan Menempel Suatu bentuk yang berisi (ber-ruang) dapat dibuat dengan cara memotong dan menjahit, sedangkan bahan yang berupa kain dapat dijahit kemudian diisi dengan kain perca, kapuk, kapas atau spon/busa. Bentuknya bisa berupa boneka, atau figur binatang ataupun makhluk kreasi. Prosedur pembuatannya pun dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (a) membuat pola geometris dengan ketepatan ukuran (precission) kemudian disusun dengan menempelkan pola satu persatu sehingga menjadi bentuk utuh, (b) kardus bekas pembungkus makanan seperti mie instan, kotak sabun yang berukuran relatif besar disusun langsung sesuai dengan kreasi pada saat mengerjakan. 4. Membutsir

Kegiatan membutsir adalah menempel sedikit demi sedikit bahan liat dan lunak menjadi bentuk kasar dan kemudian dibentuk dan diperhalus dengan cara mengurangi atau menambah sehingga lebih terasa padat. 5. Memahat Memahat adalah membentuk benda menjadi karya seni atau mainan anak dengan menggunakan pahat. Bahan yang dipahat bisa berupa: kayu, batu atau sabun batangan. 6. Melipat Istilah melipat dapat berupa kegiatan meremas bahan kertas kemudian disusun kembali menjadi karya seni rupa tiga dimensi. Melipat sendiri telah dikenal dengan metode origami. Origami merupakan seni melipat kertas untuk membentuk karya tiga dimensi, dan meremas kertas lalu membentuknya kembali merupakan karya rupa tiga dimensi yang ekspresif. Penyelesaian karya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut: (1) Karya dibiarkan tanpa warna, yaitu warna asli dari warna kertas. (2) Mengeringkan terlebih dahulu karya yang telah dibentuk kemudian diberi warna dengan menggunakan cat. 7. Mengecor Kegiatan mengecor ini dapat dilakukan dengan bahan tanah liat, tanah biasa, gips, lilin, dan adonan kue. Prinsip mengecor adalah membentuk dengan membuat klise (model cetakan) terlebih dahulu, klise tersebut dapat berupa model yang sudah ada kemudian diberi bahan tuang seperti yang telah disebutkan. Terdapat 3 macam bentuk klise (1) klise untuk mencetak hilang artinya klise tersebut akan rusak setelah dilakukan pengecoran, misalnya klise tanah dengan menggali langsung ditanah, (2) klise alam seperti kulit buah-buahan yang sederhana. (Contohnya: kulit tanah, atau buah yang dibagi dua). (3) klise tetap yaitu klise yang relatif dibuat untuk mencetak, misalnya klise kue. C.MANFAAT MEMBENTUK Lansing menjelaskan bahwa kegiatan membentuk sangat diperlukan bagi pengembangan anak secara menyeluruh. Kegiatan membentuk dimulai dari mengamati benda 3 dimensi, mencoba menirukan dan kemudian mengkreasi. Pada proses mengamati, kegiatan mengamati bentuk 3 dimensi bukan merupakan kegiatan yang mudah terutama bagi anak. 1. Mengenal Benda di Lingkungan Sekitar Kenneth M. Lansing (tt) menjelaskan, ketika anak-anak diberi kesempatan memegang tanah liat, karya pertama yang dilakukan adalah membuat pola-pola seperti menggambar. ...They begin by pushing, pounding, and breaking the clay for the sheer enjoyment of tactile and kinesthetic sensations.(tt.,146). Pada masa ini kegiatan melimitasi bentuk masuk ke dalam kegiatan permainannya. Anak mengajak berbicara benda-benda di lingkungan sekitarnya dan kadang dianggapnya seperti teman. 2. Pengembangan Fungsi Otak dan Rasa Keterampilan membentuk memerlukan koordinasi mata, tangan, dan rasa yang dimotori oleh kinerja otak. Fungsi otak kanan adalah mengembangkan cara berpikir acak atau tidak teratur dengan rasa atau intuitif serta mampu mengembangkan berpikir abstrak dan holistik. Sedangkan fungsi otak kiri, mengajarkan berpikir sekuensiak, bertahap dan teratur serta linear, sehingga masing-masing bagian pekerjaan menghendaki kinerja yang teratur dan rasional. Koordinasi otak kanan dan kiri tersebut akhirnya mempengaruhi keterampilan yang diperoleh. 3. Pengembangan Keterampilan Teknis Kecakapan Hidup Secara tidak sengaja kegiatan pengembangan membentuk yang diberikan kepada anak akan membutuhkan kecakapan yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan hidup. Kecakapan ini disebut dengan kecakapan berketerampilan hidup. Selain itu keterampilan membentuk dengan menyusun akan melatih rasa keindahan, akan dapat dipergunakan untuk menyusun atau menata dan mengatur perabot rumah tangga.

MEDIA DAN TEKNIK MEMBENTUK A.Menyiapkan Bahan dan Peralatan 1. Was atau Plastisin Cara menggunakan was atau plastisin adalah dengan cara diremas terlebih dahulu agar bahan menjadi lunak dan lembek namun liat, sehingga bahan ini mudah dibentuk. 2. Sabun Batangan Teknik membentuk dilakukan dengan cara mengeruk, mengurangi dengan benda tumpulpipih atau alat mematung yang disebut dengan sudib. Cara lain untuk membuat lempengan adalah dengan menekan (press) sabun tersebut sehingga berbentuk tipis. Secara tradisional dapat dillakukan dengan memukul-mukul sabun tersebut hingga pipih seperti lempengan dan selanjutnya disempurnakan dengan pijatan tangan secara langsung. 3. Tanah Liat dan Tanah Keramik Jika bahan dasar tanah liat tidak dapat dijumpai, pendidik dapat memodifikasi dari bahan abu kayu atau abu gosok. Cara membuat agar abu tersebut menjadi liat adalah mencampurnya dengan lem (kayu atau kertas). 4. Tepung Gandum Pertama buatlah adonan terlebih dahulu seperti membuat adonan kue jika akan diselesaikan dengan pengepanan (di masak sesungguhan). Bisa juga hanya berupa adonan dengan pencampuran lem. 5. Bubur Kertas 6. Limbah Serbuk Kayu Serbuk gergaji ini biasanya dibuang atau dimanfaatkan untuk bahan bakar dengan cara dipadatkan terlebih dahulu. Pada kesempatan ini serbuk tersebut akan dibentuk sesuai dengan selera atau dibuat padat agar mudah mengering dengan cara memberi lem kayu atau lem kertas sehingga pada suatu saat mengering. 7. Cetak dan Cor Lilin Membuat klise cor berbentuk kepala boneka yang sudah rusak badannya. Sediakan serbuk pasir atau abu gosok yang halus dengan cara menyaring dengan kain kasa atau alat penyaring.

Campurkan lem kayu atau lem kertas dan diremas untuk menjadi liat (moulding) dari tanah pasir atau abu gosok. Adonan tadi dicetakkan ke dalam kardus bekas. 8. Patung Pasir Bahan pasir adalah media yang paling murah dan mudah, namun hasil pembentukkannya kurang memuaskan. Karya ini mudah rusak dan bentuknya pun kurang tajam (ekstrim). Sedangkan pasir yang digunakan dapat berupa pasir putih yang relatif bersih dan dapat ditempatkan di dalam ruangan khusus. Ruangan atau tempat pasir putih tersebut minimal berukuran 2 x 2 x 0,45 meter dan kegiatan bermain membentuk dengan pasir dapat dilakukan secara berkelompok. 9. Kertas Bekas Limbah kertas dapat dimanfaatkan secara langsung dengan cara melipat kertas untuk membentuk binatang, orang, benda-benda patung atau pun kepala boneka atau mangkuk kertas bekas yang diremas. 10. Batu Kapur Batu kapur bersifat agak empuk maka cocok untuk media karya bagi anak usia dini. Untuk pembentukannya diperlukan alat yang dapat berupa pisau ukir (pahat) atau menggunakan pisau yang tumpul dengan cara diukirkan. Batu kapur ini sifatnya empuk maka bentuk patungnya sulit untuk dibuat rapi seperti batu hitam yang biasa dibuat patung, karena setiap terbentur benda tumpul batu kapur mudah rontok sedikit demi sedikit. 11. Kayu Kayu merupakan media bahan yang sangat umum dipergunakan sebagai bahan pembuatan patung. Kegiatan latihan mematung pada anak usia dini dapat dikelompokkan ke dalam dua teknik, yaitu: a. Mematung dengan teknik konstruksi, yaitu mematung dengan cara menyusun potongan kayu yang sudah menjadi potongan-potongan kubus atau sering disebut dengan balok-balok yang terdiri dari persegi panjang, segitiga, kerucut, setengah lingkaran dan lain-lain. b. Mematung dengan teknik memahat, yaitu disediakan kayu yang masih berbentuk global, yang nantinya akan dijadikan sebuah patung dengan cara di pahat menggunakan pisau pahat. Pisau pahat yang bisa digunakan bagi anak usia dini (khususnya anak usia 4-6 tahun) tentu berbeda dengan yang oleh pematung (seniman patung), tetapi pisau pahat yang dapat digunakan untuk kegiatan cetak cuki, (seni grafis) yang menggunakan hard bord atau tripleks. B. LATIHAN MEMBENTUK 1.Menginterpretasi Bentuk Alam a.Bahan Padat dan liat Menginterpretasi dan meniru (mengimitasi) bentuk alam seperti: buah-buahan, binatang dan gunung. Membentuk dengan pelatihan mengimitasi dapat dilakukan dengan menyediakan model atau objek yang akan dimitasi atau dicontoh. b.Bahan Cair Model ini menggunakan klise cetak terlebih dahulu, seperti gips, semen atau jenis yang lain yang tidak mudah rusak karena air, dan korosi kimia. Terdapat dua jenis klise cetak cor: a cire perdue, dan klise tetap. Jenis yang pertama sering disebut dengan klise cetak hilang, yaitu sekali dipakai akan rusak. Sedangkan yang jenis klise yang kedua, harus dibuat dan dikerjakan dengan teliti ketepatannya. 2.Menciptakan Bentuk Kreatif Menciptakan bentuk yang kreatif adalah menciptakan bentuk-bentuk yang lain dari pada yang lain. Anak diminta memilih bahan padat yang akan dibentuk ataupun sekedar menyusun kembali bahan padat yang ada di lingkungan sekitarnya, seperti batu, atau kayu limbah. Untuk itu anak harus jeli memilih bahan yang sesuai dengan jenis dan juga ide serta gagasannya.

3.Membuat Benda Terpakai Latihan membuat benda terpakai dapat dimulai dari menyusun, merangkai, memodifikasi serta mengecor. 4.Membuat Relief Jika menggambar adalah menggores dan menghasilkan bentuk dua dimensi, maka membuat relief pada prinsipnya sama, yaitu membuat tinggi rendah bentuk. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi dan memperkaya pengamatan dengan mengembangkan teknik perabaan. Terdapat 2 teknik memmbuat relief: (a) relief rendah yang menekankan gambar berada dibawah permukaan ratarata, (b) relief tinggi dengan meninggikan gambar sejajar dengan permukaan rata-rata. Adapun tujuan melatih anak membuat relief adalah melatih kepekaan bentuk permukaan, barangkali untuk membantu penglihatan anak yang kurang jelas melihat perspektif.

MAINAN KAYU - MENJAHIT

MENJAHIT JERAPAH Mainan ini dapat merangsang motorik halus anak. Cocok untuk usia 3 - 4 tahun. Dibuat menggunakan cat non toxic yang aman untuk anak-anak. Klik di sini untuk info detail. Harga Rp. 11.000 Jumlah:
1

Beli

perbesar gambar MENJAHIT KUCING Mainan ini dapat merangsang motorik halus anak. Cocok untuk usia 3 - 4 tahun. Dibuat menggunakan cat non toxic yang aman untuk anak-anak. Klik di sini untuk info detail. Harga Rp. 11.000 Jumlah: perbesar gambar
1

Beli

MENJAHIT SAPI Mainan ini dapat merangsang motorik halus anak. Cocok untuk usia 3 - 4 tahun. Dibuat menggunakan cat non toxic yang aman untuk anak-anak. Klik di sini untuk info detail. Harga Rp. 11.000 Jumlah: perbesar gambar MENJAHIT BAJU Mainan ini dapat merangsang motorik halus anak. Cocok untuk usia 3 - 4 tahun. Dibuat menggunakan cat non toxic yang aman untuk anak-anak. Klik di sini untuk info detail. Harga Rp. 17.000 Jumlah: perbesar gambar MENJAHIT SEPATU Mainan ini dapat merangsang motorik halus anak. Cocok untuk usia 3 - 4 tahun. Dibuat menggunakan cat non toxic yang aman untuk anak-anak. Klik di sini untuk info detail. Harga Rp. 17.000 perbesar gambar Jumlah:
1 1 1

Beli

Beli

Beli

Artikel tentang permainan MENJAHIT:

Latih Ketrampilan Menulis Anak Dengan Menjahit. Mengenalkan permainan menjahit kepada anak memiliki banyak manfaat dan keuntungan. Dengan memberikan kebebasan kepada mereka untuk bereksplorasi dan memecahkan masalahnya menjadikan menjahit sebagai cara yang efektif untuk membantu anak mempersiapkan diri memasuki jenjang sekolah, termasuk cakap menulis. Kok bisa? Wah, anak laki-laki kok menjahit. Jangan salah sangka, menjahit yang dimaksud adalah salah satu mainan bagi anak-anak yang kaya manfaat, tegas Yapina Widyawati, S.Psi. M.Psi dari Universitas Katolik Indonesia, Atma Jaya. Mengenalkan ragam mainan kepada anak-anak tidak ada batasan jenis kelamin. Baik laki-laki maupun perempuan bisa dikenalkan pada beraneka permainan. Menurut lulusan pasca sarjana UI ini, mengajarkan menjahit untuk anak-anak bukan mendapatkan hasil jahitan yang rapi. Namun lebih pada proses anak dalam melakukan kegiatan tersebut. Prinsipnya, penilaian menjahit pada anak adalah dia mampu mengoordinasi tangan dan mata dalam memasukkan dan mengeluarkan sesuatu dari sebuah benda, sambil berpikir agar tali atau benang terjahit semua.

Dalam permainan menjahit, yang dibutuhkan adalah koordinasi visual-motorik. Konsentrasi anak dalam memasukkan tali atau benang ke lubang adalah hal yang tidak mudah. Semakin banyak lubang, konsentrasi yang dibutuhkan lebih tinggi. Kemampuan anak menggerakkan tangan juga dibutuhkan dalam permainan menjahit ini. Kemampuan kelenturan tangan ini adalah dasar bagi anak dalam belajar menulis. Cara memegang pensil dalam menulis hampir sama dengan memegang jarum (tali) pada saat menjahit. Apabila anak sudah bisa memasukkan dan mengeluarkan jarum (tali) dengan baik, berarti koordinasi antara mata dan tangan sudah bagus. Dalam menulis, koordinasi antara mata dan tangan juga harus baik, urai Mbak Ina, demikian para mahasiswa Psikologi Atma Jaya memanggilnya. Permainan menjahit merupakan salah satu kegiatan kreativitas untuk anak dengan menggunakan tangan dan berfungsi untuk melatih ketrampilan motorik halus anak. Menurut Yapina, mainan ini bisa diperkenalkan kepada anak ketika usianya sudah di atas dua tahun. Karena kemampuan motorik halus anak sudah berkembang baik. Manfaat menjahit lainnya adalah untuk meningkatkan konsentrasi anak dan kemampuan logika. Menjahit juga mampu mengajarkan anak untuk memecahkan masalah, berpikir kreatif, sabar dan memupuk semangat untuk terus berjuang sampai mampu melakukannya dengan baik. Dalam permainan ini, bisa juga disisipkan pela jaran matematika kepada anak. Misalnya dengan menghitung berapa jumlah lubang, imbuhnya. Anak-anak menyukai kegiatan ini karena menjahit merupakan hal baru bagi mereka. Secara psikologis ada aliran kepuasan tersendiri setelah berhasil memasukkan benang ke dalam lubang dan menghabiskan sisa benang yang ada ke semua lubang yang masih kosong. (dikutip dari tabloid MOM & KIDDIE, edisi 19 Th II (5 18 Mei 2008).

MERANGKAI DAN MERONCE BAGI ANAK USIA DINI MERANGKAI DAN MORENCE BAGI AUD
PRINSIP MERANGKAI DAN MERONCE BAGI AUD

A. HAKIKAT MERANGKAI DAN MERONCE 1. Merangkai Kata merangkai sama dengan menyusun, yaitu menata, menumpuk, menyejajarkan, menyusun benda-benda atau pernik tanpa ataupun menggunakan teknik ikatan. Misalnya : menyusun lauk di atas piring, berarti menata dan menyejajarkan laik dan nasi, serta memperkirakan posisi sayur dan pendamping lainnnya. 2. Meronce Meronce adalah menata dengan bantuan mengikat komponen tadi dengan utas atu tali. Dengan teknik ikatan seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama di

bandingkan dengan benda yang ditata tanpa ikatan. Meronce haruslah dengan memperhatikan bentuk, warna, dan ukuran. 3. Meronce dengan Ikatan atau Simpul Tali Susunan tali yamg mempunyai nada dan irama, sebab simpul sebenarnya dapat dilakukan sekaligus 3 ikatan dalam satu ikatan. Contoh tersebut dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu tali yang di rangkai dengan baik dengan menggunakan teknik simpulan mati ( yaitu tali simpul yang sulit diuraikan setelah disimpulkan) maupun simpul hidup yang mudah dibuka. Roncean dengan simpul disebut dengan macram kata yang diambil dari bahasa jepang berati menalikan. 4. Meronce dengan Ikatan Gaya Anyam Teknik lainnya dalam meronce adalah teknik anyaman. Tekniknya sama dengan teknik macram, namun tidak dimatikan. B. ASPEK MERANGKAI DAN MERONCE Kegiatan merangkai dan meronce memerlukan beberapa aspek atau pengetahuan dasar untuk membuatnya, diantaranya adalah aspek tujuan dan fungsi, prinsip penyusunan dan penataan, aspek bahan, aspek teknik, aspek penyelesaian.

1. Aspek Tujuan dan Fungsi Pembuatan Karya kerajinan seperti merangkai dan meronce mempunyai tujuan yang berbeda dengan melukis dan menggambar. Aspek ini yang menentukan bentuk akhir, misalnya: ketika akan membuat roncean gelang manik-manik, seorang anak yang kemudian membuatnya tidak diikatkan satu diantaranya sehingga mirip untaian bebas, maka tidak dapat dikatakan sebagai roncean. Dilihat dari konsep umumnya merangkai dan meronce mempunyai tujuan: a. Permainan Merangkai maupun meronce dapat berfungsi untuk alat bermain anak, benda-benda yang akan dirangkai tidak di tujukan untuk kebutuhan tertentu melainkan untuk melatih memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan. Seorang guru dapat meminta anak didiknya untuk membawa bekal makanan secukupnya, anak diminta untuk menata makanannya didalam piring plastik yang sudah disiapkan oleh guru. Maka dengan meminta menata, sekaligus anak terlibat dalam bermain. b. Kreasi dengan komposisi Kemungkinan benda atau komponen lain dapat diminta oleh guru kepada anak untuk menyusun ala kadarnya. Benda-benda tersebut dikumpulkan dari lingkungan sekitar, seperti: papan bekas, kotak sabun atau yang lain yang dibayanngkan dapat menjadi bangunan megah. Anak sengaja hanya bermain imajinasi saja, sehingga tujuan bermain ini untuk melatih imajinasi atau bayangan anak tentangkonstruksi suatu bangunan. Secara garis besar manfaat penataan ini adalah; a) Melatih imajinasi melalui bentuk dan konstruksi bentuk dan bahan. b) Melatih ketelitian melalui kecermatan merangkai serta menyusun benda-benda tersebut. c) Melatih keajegan atau irama melalui urutan, tingkatan, serta kedudukan masing-masing benda terhadap benda yang lain, d) Melatih rasa kebersamaan, jika merangkai secara bersama-sama, e) Ekspresi atau mengutarakan pendapat melalui pengandaian bentuk untuk menyatakan keinginannya terhadap benda yang diminta.

Kegiatan bermain bagi anak sebenarnya merupakan latihan untuk mengenal benda serta sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya melalui peniruan. c. Gubahan atau inovasi Merangkai dan meronce dapat ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara mengubah fungsi lama menjadi fungsi baru. Seni merangkai ini lebih cendrung dikatakan sebagai seni bentuk dengan teknik merangkai dan meronce.

2. Aspek Keindahan Aspek keindahan dari merangkai dan meronce terletak pada cara menyusun benda-benda sebagai komponen rangkaian dapat menarik perhatian. Penataan ini menggunakan prinsip penyusunan seperti pada membentuk dan melukis, sebagai berikut. a. Kesatuan, yaitu prinsip menyusun yang bertujuan agar susunan tersebut menarik. b. Keseimbangan dengan memperhatikan masing-masing ukuran, bentuk serta pengikatnya, apakah berupa garis, warna pengikat serta yang lain. c. Irama adalah penyusun yang memperhatikan ukuran benda, besar kecil yang tersusun seperti irama music dengan rumus: 1) a-b-a-b-a-b dst atau 2) a-b-b-b-a yang dapat disusun berirama adalah warna, misalnya dengan warna panas dan dingin atau gelap-terang. Aspek keindahan dapat diajarkan secara langsung dengan berlatih, untuk itu guru senantiasa mampu memotivasi dengan beberapa anjuran. Pemberian contoh diperlukan untuk mengasah pengamatan serta rasa. Seorang guru ketika akan member contoh perlu mengklasifikasi: a. apakah anak telah mempunyai konsep penataan b. jika sudah, guru melanjutkan dengan beberapa pertanyaan tentang konsep tersebut c. jika anak belum mempunyai konsep penciptaan,guru dapat memancingnya dengan pertanyaan, tentang gagasan apa yang akan di tuangkan dalam rangkaian tersebut. 3. Aspek Kerajinan dan Ketekunan Aspek kerajinan meliputi kemampuan mengamati bentuk berdasarkan kegunaannya, berdasarkan tujuan penelitian dan penciptaan. Aspek kerajinan menuntut ketelitian yaitu usaha member pelatihan, menyusun, menata rangkaian yang sesuai dengan rancangan susunannya tidak mudah rusak. Ketelitian yang di maksud adalah cermat dalam memilih bahan dan memilih bentuk yang akan di susun secara konseptual, serta ketelitian dalam menyelesaikan tugasnya: a) Tidak mudah rusak b) Warna dan bentuknya sesuai c) Sesuai dengan tujuan penciptaan, apakah untuk kebutuhan praktis, hiasan serta ekspresi.

MEDIUM BERKARYA MERANGKAI DAN MERONCE A. KOMPONEN BENTUK DAN UJUD Ada dua unsur yang menentukan keberhasilan penataan (merangkai dan meronce) yaitu : a. penataan itu sendiri. b. komponen yang di tata. 1. Jenis Bahan Berdasarkan jenis dan bentuknya bahan merangkai dapat di kelompokan menjadi dua yaitu : bahan alami Contoh bahan alami misalnya : buah, batang, cabang serta bebatuan. b . bahan artifisial (buatan) Contoh bahan artifisial misalnya: buah kering, limbah papan kayu lapis dll. c . bagaimana dengan tugas yang diberikan kepada anak ? Latihan merangkai yang paling mudah diberikan kepada anak-anak ketika berada dalam kelas adalah menyusun makanan bekal diminta untuk di rangkai kembali dengan menyediakan piring plastik agar tidak mudah pecah. Setelah di beri penjelasan, mereka dapat mengembangkan dengan belajar kelompok dalam menata kue-kue. Tujuan pelatihan ini adalah mengajak anak bersosialisasi di antara anak. a. 2. Bentuk Bahan Bentuk rangkaian bervariasi, mulai dari bahan yang teratur yaitu: kubus, bulat, kerucut, maupun trapesium. a. Bentuk Beraturan contoh : kerucut, trapesium, lengkung tipis, lengkung tebal, dll. b. Bentuk Tidak Beraturan contoh : bunga, buah, ranting pohon.

KETERAMPILAN MERANGKAI DAN MORENCE A. PRINSIP RANGKAIAN DAN RONCEAN Sebelum melanjutkan praktik merangkai Anda diminta mengemukakan terlebih dahulu perbedaan rangkaian di bawah ini: Renungkan sebelum melangkah: 1. Samakan susunan ruangan untuk makan dengan ruangan untuk belajar? 2. Meja-kursi untuk makan dan meja-kursi untuk belajar, samakah? 3. Benda-benda lain yang digunakan untuk menghias samakah untuk ruang makan dan ruang belajar? 4. Unsur-unsur warna yang paling penting untuk ruang makan dan ruang belajar? 5. Prinsip lain yang perlu dipertimbangkan untuk menata ruang makan dan ruang belajar adalah? Renungan di atas untuk memberi arahan kita ketika akan merangkai dan menata ruangan. Renungan tersebut jika diuraikan menjadi suatu persyaratan merangkai dan meronce, yaitu: a. b. c. d. e. Mengetahui dahulu tujuan, meallui tujuan ini akan memberi arahan susunan yang dikehendaki Komponen yang dipunyai dan yang dibutuhkan jenisnya apa saja; dari komponen ini akan berkembang menjadi pertimbangan menetukan tujuan juga Karakteristik komponen tersebut Adakah komponen yang khas yang harus diperhatikan secara khusus agar susunan tersebut tidak usang dan selalu menarik perhatian, dan Selain komponen utama dan penunjang, serta unsur pokok dan tamahan dalam komposisi tersebut.

1. Tujuan Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum merangkai dan meronce adalah: a. Tujuan. b. Ketersediaan bahan. c. Prinsip penataan.

2. Karakter Untuk menciptakan karakter, seseorang harus memahami tujuan pembuatannya. Jika tujuan komersial, yang dipentingkan adalah daya tariknya sehingga orang ingin membelinya. Bagaimana dengan meronce? Sebenarnya karakter meronce pun juga harus didapatkan, apakah roncean ini untuk keperluan konstruksi atau hiasan. Roncean untuk keperluan konstruksi dapat dilihat pada tas belanja yang dironce dengan manik-manik makrame. Prinsip rangkaian dan roncean dapat dirangkum sebagai berikut: a. Rangkaian harus menarik. b. Mempunyai karakter. c. Kualitas bahan juga mempengaruhi hasil akhir penataan. d. Mampu memberikan motivasi dan pengembangan daya nalar serta melatih kepekaan anak. e. Mengembangkan daya nalar melalui keterampilan menyusun dan menata atau merangkai dan meronce.

B. LATIHAN MEMPRAKTIKKAN Latihan ini aka memberikan manfaat ketika Anda menjasi guru, oleh karenanya dimohon menyesuaikan dengan perkembangan anak. Seperti diungkap oleh Gagne, bahwa perkembangan motorik atau keterampilan anak itu tidak sama untuk setiap anak. Namun tugas dan cara menerangkan dapat dimulai dari hal yang paling sederhana dan mendasar sesuai ddengan prinsip-prinsip pemberian motivasi kepada anak: fase Motivasi, fase Konsentrasi, fase Pengolahan, fase Menggali, dan fase Umpan Balik. 1. Menyelesaikan Rangkaian dan Roncean a. Tujuan: melatih imajinasi 1) Melatih menghafal bentuk 2) Melatih pengamatan 3) Melatih perasaan keindahan b. Materi/bahan: bunga 1) Daun bercabang lima 2) Buah 3) Ranting c. Alat: piring datar 1) Prickers/busa padat (gabus) 2) Gunting 3) Pisau 2. a. 1) a) b) c) 2) a) b) c) d) e) f) g) h) i) 3) a) b) c) d) 4) a) Meniru dan Mencontoh Merangkai buah kering dan biji pada cobek Tujuan: Mengenal berbagai macam buah yang dapat dikeringkan tetapi bentuk relatif masih utuh. Melatih ketelitian dan kesabaran. Melatih pengamatan. Bahan: Biji kedelai hitam, merah dan putih Biji kacang hijau Beras putih Jewawut (otek) sejenis rumputan Buah jambu isi yang kecil Lem kertas atau lem kayu Fixatif atau cat semprot clear ( netral dan transparan) Cobek Potongan lidi Alat: Lidi Kuas kecil untuk meratakan lem Alat seprot atau semprotan obat nyamuk Pensil Langkah: Tentukan bentuk, untuk itu anda harus menbuat rancangan di atas kertas (mendesain) atau langsung di atas cobek dengan menggunakan pensil. Usahakan hasil goresan tersebut dapat dan mudah hilang agar tidak menganggu hasil akhir susunan/ rangkaian biji kering. b) Bersihkan cobek dan di usahakan debu sudah hilang dari permukaan untuk itu anda bias mencucinya terlebih dahulu, namun ketika akan mengerjakan hendaknya sudah kering.

c) Lumuri lem sesuai dengan gambar desain, sedapat mungkin dimulai dari bagian tengah, agar dapat meneruskan ke samping kanan-kiri-atas dan seterusnya. d) Tunggu bijian yang sudah menempel tersebut mongering, jika sudah benar-benar kering anda dapat menutup dengan cat vernis, cat semprot (pilox) netral agar tidak merusak warna. e) Siap dipamerkan. 5) Langkah mendesain: dalam mendesain terdapat berbagai pola hias: a) Rozet atau mendesain bunga mawar, cirri khasnya adalah semua susunan mempunyai arah ketitik pusat. b) Pola palmet atau daun palem, yaitu bentuk rozet yang dibelah dua, cirri khasnya sama dengan rozet namun titik arah di bawah dan ditengah. c) Pola medallion, mempunyai cirikhas penataan bebas tidak mengikuti pola, yang jelas semua komposisi dapat membuat karya tersebut menarik. b. Merangkai makanan atau jajanan Dalam penataan makanan hasil masakan seseorang harus memperhatikan persyaratan khusus yaitu, harus bersih dan tepat tidak diulang-ulang dan harus hygienis. Beberapa pola penataan yang menggunakan prinsip irama adalah menata jajanan. Jenis makanan ini yang dipentingkan adalah susunannya karena memiliki kesamaan bentuk. Pola yang dipakai bias berupa rozet, palmet dan tidak layak dengan medallion karena akan terasa acak-acakan. Untuk itu anda harus memperhatikan bentuk dan warna jajanan karena saat ini banyak jajanan yang diberi warna dan divariasikan bentuknya dan dihiasi dengan dedaunan, dan harus memperhatikan fungsi daun, tidak sekedar penghias tetapi sedapat mungkin juga ada kesamaan dengan bahan mentahnya. c. 1) 2) 3) 4) Meronce manik-manik Bahan: Papan tripleks atau sejenisnya Beri lubang Sediakan utas, monte, manic-manik, namun jika tidak ada anda dapat membuat sendiri dari buah kering, jambu isi, pohon nyamplung dan lain-lain. Stik bamboo seperti stik untuk makan bakmi tusuk sate.

Pola yang akan dibuat: 1) Alternatif pertama: anda menghubungkan kea rah samping terlebih dahulu, lalu isikan mote bulat telur. Jika diperlukan buatkan rumus terlebih dahulu dengan irama:a-b-a-b-a-b dan seterusnya. 2) Alternatif kedua: anda tetap menggunakan rumus di atas, namun berlaku pula untuk susunan ke bawah, sehingga susunan tersebut menjadi bervariasi kebawah dan kesamping. a-b-a-b-ab-a-b atau b-a-b-a-b-a-b-a. 3) Alternatif ketiga menghubungkan dengan garis yang ada di bawah dengan berjalan miring. 4) Alternatif keempat adalah silang, dengan menggunakan rumus miring tetapi dilaksanakan kebalikan dari tugas miring, sehingga nantinya seperti rajut, untuk itu anda dapat menambahkan berbagai variasi. Misalnya diisi dengan potongan plastic penyedot minuman yang mempunyai ukuran serta warna yang bervariasi. 3. Merancang Sendiri secara Bebas Arah metode diskusi dalam merancang bebasuntuk mengetahui tingkat kemampuan penalaran, misalnya dengan menggunakan pertanyaan pancingan: Kalian merangkai apa saja?

a.

b. c. d. e.

Untuk apa? Mengapa kalian merangkai itu? Mengapa kalian senang jika rangkaian ini selesai, kalian puas? Bahan-bahan apa saja yang dimaksudkan kedalam rangkaian tersebut, apakah benda itu ada disekitar kalian? f. Temanmu boleh membantu tidak, jika boleh disuruh membantu apa saja? Beberapa pertanyaan mengarah pada ungkapan yang menunjukan: a. Kemampuan penglihatan b. Merangsang daya imajinasi dan nalar anak c. Menghafal benda yang ada di lingkungan sekitar beserta fungsinya d. Mengetes kepuasaan dan rasa senang serta mampu member argumentasi penataan e. Melatih rasa sosial dan kesetiakawanan.

PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Merangkai adalah menyusun, menata benda, buah atau pernak-pernik tanpa pengikatan, tujuannya agar lebih menarik dan memberi manfaat baru. 2. Aspek keindahan dalam penataan harus menggunakan prinsip kesatuan, keseimbangan dan irama. 3. Bahan alami yang padat-kering-keras adalah kayu, cabang, buah kering, serta daun kering. 4. Bahan artificial yang keras: batu yang dibentuk, kayu yang dibentuk, plastic yang dibentuk kotak, dan bulat serta segitiga dari bahan besi, fiberglass sarta formika. 5. Bahan artificial yang lunak-padat: lilin, kue jajanan melalui pemasakan pengkukusan, perebusan, pengendapan, maupun penggorengan. 6. hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum merangkai dan meronce adalah: tujuan, ketersedian bahan, prinsip penataan. B. SARAN 1. Ajarkan kepada anak merengkai agar mereka terlatih sejak dini agar melatih ketekunan kereka. 2. Gunakan tiga pola saat merengkai sesuai dengan kecocokan bahan yang digunakan, yaitu rozet, palmet, dan medallion. 3. Dengan merangkai dan meronce melatih anak mengembangkan pola pikirnya. 4. Saat menghias bahan makanan sebaiknya semuanya harus higienis.

MEWARNAI, MENGGUNTING, MENEMPEL ( 3M ) DAN MELIPAT


MEWARNAI, MENGGUNTING, MENEMPEL ( 3M ) DAN MELIPAT

RESUME MATERI

Oleh Asniati Meli Novikasari Bina Indri Hapsari Nursia Melania F54011014 F54011035 F54011011 F54011018 F54011033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN UNIVERSITAS TANJUNG PURA PONTIANAK 2012

MEWARNAI, MENGGUNTING, MENEMPEL ( 3M ) DAN MELIPAT Mewarnai Anak sangat suka membubuhkan warna melalui berbagai media baik saat si anak sedang menggambar, atau meletakkan warna pada saat mengisi bidang-bidang gambar yang harus diwarnai. 1. Memilih warna adalah melatih menanamkan sikap anak untuk memilih warna yang mereka anggap bagus dan ia sukai sebagai awal penanaman sikap anak terhadap apa yang ia hadapi. 2. Menyusun warna dapat melatih nilai-nilai perbandingan yang bersifat rasa antara satu dengan lainnya, melatih bagaimana memilih dan menempatkan bagian satu dengan yang lainnya. 3. Menuangkan warna adalah tindakan fisik dimana anak melakukan gerakan mengoles dan mengendalikan gerak tangan. Bahan pewarna yang dapat digunakan untuk anak usia dini antara lain; cat air, krayon pastel, spidol, sepuhan, teres. Untuk mewarnai gambar anda harus bijak dan mengacu kepada kreativitas, emosi, dan imajinasi anak. Contoh; apabila anak dihadapkan dengan gambar pisang yang belum diwarnai , bukan bearti anak harus mewarnai pisang dengan warna kuning (karena pisang warnanya kuning ). Tetapi Anda harus ingat ekspresi , emosi , dan rasa ingin mencoba yang lain bagi anak untuk mencoba bahwa pisang diberi warna merah. Untuk mewarnai sebaiknya menggunakan kertas yang tebal, hal ini dimaksudkan agar sewaktu kertas diwarnai tidak mudah rusak. Berdasarkan kenyataan tersebut sebaiknya anda memberikan kebebasan kepada anak untuk berekspresi sesuai suasana hati mereka. Hal yang paling penting adalah bagaimana anak memahami teknik memberi warna gambar A.

tersebut. Penekanannya untuk adalah mewarnai dengan rapi dalam menggunakan media pewarnanya, sehingga akan dapat melatih anak dalam keterampian, apresiasi menentukan sikap dalam memilih media dan waktu. Mewarnai gambar melatih anak selain kemampuan motoriknya juga melatih ketrampilan , kerapian dan kesabaran . Kemampuan motorik didapatkan karena anak selalu berusaha untuk menggerakan fisiknya secara terkendali dan terarah dengan aturan aturan baik yang ada pada diri anak itu sendiri atau aturan-aturan pada umumnya dalam tata carra mewarnai gambar. Keterampilan didapatkan dari oleh tangan yang berulangulang, sehingga semakin lama anak akan mampu mengendalikan, mengarahkan sehingga apa yang dihasilkan oleh tangan mereka sesuai dengan apa yang dikehendaki. Dari kebiasaan ini keterampilan dalam berkarya akan dicapai. Kerapian didapatkan dari bagaimana anak membutuhkan warna-warna ditempat yang telah ditentuan. Semakin lama anak akan semakin tepat dalam meletakan warnanya, karena semakin terampil dalam menggoreskan media pewarnanya. Kesabaran dapat diproleh dari bagaimana anak memilih, menentukan komposisinya agar tepat menurutnya , dan seberapa ia akan meletakan warna-warna dalam mengemposiisikan. Dari berlatih yang terus menerus semakin lama anak akan memiliki sikap yang pada akhirnya menjadikan anak tersebut melakukan dengan sadar dan sabar. B. Menggunting

Gunting berguna untuk melatih anak agar mampu menggunakan alat, dan melatih keterampilan memotong objek gambar. Hal ini membantu perkembangan motorik, latihan keterampilan, sikap, dan apresiatif bagi anak. Keterampilan yang akan didapat oleh anak antara lain; keterampilan mengoperasikan alat gunting untuk memotong kertas, keterampilan memotong di tempat yang benar, kecermatan mana yang harus dipotong dan mana yang tidak boleh dipotong, dan ketahanan mengerjakan memotong dengan waktu yang relatif lama bagi anak. Sikap anak didapatkan melalui suka atau tidak suka dengan hasil potongan yang telah ia lakukan untuk ditempatkan (dipasang pada tempat yang telah disediakan). Setelah ia potong sebelum dibubuhi lem ia coba pasang pas atau tidak, bagus atau tidak, salah atau benar. Dari beberapa hal yang telah ia lakukan tentu akan melatih sikap anak terhadap yang ia lakukan dan tata cara yang harus dijalankan. Apresiatif didapatkan dari penanaman sikap, keterampilan, pengalaman berkarya, pengetahuan dalam memadukan guntingan kertas, dan pewarnaan hasil karyanya. Maka ia akan memiliki rasa menghargai, menyayangi, dan memelihara paling tidak karya yang telah ia dapatkan atau karya temannya. Gambar yang akan digunting oleh anak sudah mempunyai batas yang telah dirancang oleh penggambar. Yaitu garis yang membatasi gambar atau kontur bidang. Kegiatan menggunting dapat dilakukan dengan cara menggunting di luar objek gambar yang diwarnai dengan jarak kira-kira 1mm sehingga ruang warna tidak dikurangi dan tidak ada kelebihan kertas putih. Objek gambar yang diwarnai dengan media kering akan tidak banyak memiliki kesulitan pada waktu pengguntingan karena kertas tetap dalam keadaan kering sehingga langsung dapat dipotong dengan menggunakan gunting. Objek gambar yang diwarnai dengan media basah akan lebih sulit pemotongannya. Maka harus ditunggu sampai gambar tersebut sampai kering benar, karena kertas yang lembek akan gampang sobek bila digunting.

C.

Menempel

Menempel merupakan kegiatan lanjut dari menggunting.Menempel ini adalah kegiatan finishing dari kegiatan 3M, karena apabila proses penempelan ini telah dilakukan maka berakhirlah kegiatan 3M. Mewarnai, menggunting dan menempel mempunyai tujuan motorik karena dapat diukur dari hasil keterampilan dalam menempel gambar. Penempelan gambar dikatakan baik jika tepat pada tempat yang telah disediakan berupa bentuk kolom kosong yang terdapat garis pinggirnya untuk membatasi objek gambar yang telah diwarnai. Anda pasti memahami bahwa anak usia dini masih sangat tergantung orang lain dalam mengerjakan kegiatan seni. Maka Anda sebagai pendidiknya sebaiknya membimbing dengan cara membantu sambil ikut memegangi kertas gambar yang akan ditempelkan karena proses menempel ini sangat diperlukan latihan secara berulang-ulang. Untuk meletakkan kertas yang sudah dioleskan lem akan sulit bagi anak, sebab kertas yang sudah terolesi lem begitu menempel kertas lain akan mudah lengket dengan kertas lain tersebut, padahal apabila posisi kertas tersebut belum pas maka sangat sulit untuk dilepas lagi. Penggunaan lem sebaiknya tidak menggunakan lem yang beraia (encer sekali), karena akan menjadikan potongan gambar mudah kusut karena basah. Menempel merupakan proses terakhir dari kegiatan 3M. Proses dalam menempel mempunyai tujuan motorik yang sangat nyata, karena dalam menempel potongan gambar diperlukan ketelitian, kesabaran, keterampilan dalam proses penempelan gambar. Untuk kegiatan menempelkan gambar telah disediakan tempat yang biasanya sudah ada batas-batasnya, yaitu ruangan kosong yang bentuknya sama dengan bentuk yang diwarnai. Urutan mewarnai, menggunting dan menempel merupakan satu rangkaian walaupun pelaksanaannya sendiri-sendiri. Setelah gambar diwarnai maka terus digunting sesuai batas yang telah ditentukan. Penempelan dengan menggunakan lem merupakan kegiatan yang perlu mendapat bimbingan oleh pendidik secara ekstra. Untuk pelaksanaan penempelan sering banyak banyak terdapat kesulitan bagi anak, yaitu arah gambar yang sering terbalik, bagian atas diletakkan dibagian bawah dan atau sebaliknya, atau penempelan yang tidak pas sehingga apabila sudah terlanjur menempel sulit untuk dilepas lagi. Dari kejadian seperti ini maka Anda sebagai pendidik benar-benar harus memperhatikan dan membimbing dengan sabar dan teliti. Mewarnai, menggunting dan menempel adalah kegiatan pengembangan yang memiliki ranah-ranah yang sangat nyata, artinya kemampuan-kemampuan yang diharapkan pada tujuan pengembangan dalam kegiatan ini akan cepat nampak. Tema yang disajikan harus sesuai dengan daerah tempat anak didik kita, misalnya diperkotaan dan perdesaan. Contohnya tentang transportasi laut, udara, darat sehingga Anda dapat memberikan gambar perahu, pesawat dan mobil. Hal ini sekaligus dapat dihubungkan dengan kegiatan lain dari seni rupa.

Dengan bekal kompetensi tambahan tersebut Anda tentu akan lebih mantap dalam mengelola kegiatan pembelajaran, kreatif, produktif, inovatif dan percaya diri sehingga suasana kelas dapat berlangsung dengan menyenangkan, dinamis serta penuh kehangatan. Proses kreasi atau proses kreatif merupakan tahapan yang harus dilalui oleh seseorang dalam mencipta suatu karya seni, mulai dari proses memperoleh dan menemukan sumber ilham atau inspirasi, gagasan hingga proses mewujudkan dalam bentuk karya mewarnai ,menggunting, menempel dan melipat. Tahap akhir kegiatan 3M adalah menempel. Setelah anak mampu melalui kegiatannya mewarnai kemudian meggunting kertas yang sudah diwarnai. Pada tahap ini memerlukan kemampuan tersendiri, karena kegiatan menempel bagi AUD bukan hal yang mudah. Anda sebagi pendidik perlu membimbing dengan ikut melakukan penempelan, bahkan ikut memegangi tangan anak bagaimana menempal, mengelem agar tidak sampai lem mengenai bagian lain yang mengakibatkan rusak atau terjadi hal yang diinginkan. D. Melipat

Dijepang kegiatan melipat kertas sangat terkenal karena perkembangan kreativitasnya sangat cepat. Seni melipat di jepang dikenal dengan istilah origami. Lembaga PAUD merupakan salah satu wadah pendidikan untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Usia 3-7 tahun adalah usia pada saat anak sangat membutuhkan pembinaan serta bimbingan dalam mengembangkan segala potensi yang ada. Salah satu potensi tersebut adalah keterampilan yang dikembangkan melalui permainan motorik halus dengan berbagai media dan teknik kegiatan. Kegiatan melipat kertas merupakan salah satu pengembangan motorik halus yang membutuhkan ketelitian, keterampilan dan pengembangan seni. Kegiatan ini juga merupakan salah satu media untuk membantu melenturkan otot motorik halus, daya pikir, perasaan sensitif, dan keterampilan yang tingkat kesulitannya dapat disesuaikan dengan usia anak. Berkarya yang baik melalui proses dan latihan panjang, dapat diwujudkan melalui proses atau tahapan yang harus dilalui. Proses kreasi atau proses kreatif merupakan tahapan yang harus dilalui oleh seseorang dalam menciptakan suatu karya seni, mulai dari proses memperoleh dan menemukan sumber ilham atau inspirasi, gagasan hingga proses mewujukan dalam bentuk karya mewarnai, menggunting, menempel, dan melipat. Melipat merupakan kegiatan yang berdiri di luar kegiatan 3M. artinya kegiatan ini dapat dilaksanakan tanpa dihubungkan dengan kegiatan mewarnai, menggunting (walaupun kadang-kadang dibutuhkan pengguntingan sedikit) dan menempel, yang juga seandainya dibutuhkan hanya sebagai tambahan untuk melengkapi kegiatan melipat. Teknik dalam kegiatan melipat merupakan kegiatan tersendiri dari kegiatan 3M. walaupun masih pada keterampilan bagaimana mengolah kertas menjadi karya seni rupa, tetapi membutuhkan daya cipta yang lebih sulit. Kertas yang mempunyai sifat dua dimensi kemudian tidak jarang diubah menjadi karya seni rupa tiga dimensi, yaitu dijadikan bentukbentuk kapal, burung, kucing, bunga, kupu-kupu, rumah dan lain-lain. Teknik melipat pada kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh dua orang pendidik, satu orang pendidik mengajak kepada anak untuk melipat kertas dengan langkah satu persatu secara keseluruhan, sedangkan pendidik lainnya membimbing anak satu- persatu dengan cara iku bekerja dengan anak bagaimana cara melipatnya sambil ikut memegangi. Setiap anak

memegang kertas masing-masing satu lembar. Langkah demi langkah sambil dibantu pendidikan melipat kertas sesuai dengan peragaa pendidikan didepan kelas. Agar lipatan tidak mudah lepas atau tidak sulit membentuk maka setelah dilipat agar ditekan sampai kertas patah pada lipatan, yaitu kertas terlipat kemudian di tekan diatas meja menggunakan ujung gunting atau kuku pada jempol sambil ditarik kebelakang. Seperti anda ketahui bahwa lipatan kertas tidak cukup sekali dilipat tetapi akan berkali-kali dilipat dan banyak lipatan sehingga terbentuk sesuai yang diinginkan. Kertas yang digunakan melipat sebaiknya kertas yang mempunyai sifat kertas walaupun kertas tersebut tipis, karena apabila kertas itu keras akan mudah dipatahkan dan setelah patah tidak mudah kembali seperti semula. Kertas yang dapat dipakai antara lain adalah kertas manila, kertas karton, kertas sampul. Pewarnaan pada teknik melipat hampir tidak banyak diperlukan bahkan jarang ditemukan karena kertas-kertas yang dipakai pada teknik melipat biasanya telah memiliki pewarna (berwarna). Tetapi dapat diberi tambahan untuk membuat kelengkapan-kelengkapan terutama untuk membuat bentuk-bentuk hewan. Tambahan-tambahan ini dapat berupa tempelan atau bahkan potongan untuk membuat bagian objek (misalnya: kaki hewan, kepala, jendela kendaraan.

E.

Media Mewarnai, Menggunting, Menempel ( 3M ) dan Melipat

Sesuai dengan nama kegiatannya bahwa mewarnai, menggunting, menempel (3M) tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, kegiatan itu selalu mempunyai kaitan yang tidak mungkin diberikan dalam keadaan yang terpisah-pisah. Hanya saja terdapat perbedaan antara bahan dan alatnya mengingat masing-masing terdapat kegiatan akan mkenggunakan bahan dan alat yang berbeda. 1. Bahan Bahan untuk mata kegiatan melipat, menggunting/merobek, menempel dan mewarnai sebagai berikut: Kertas, merupakan bahan pokok dalam dalam kegiatan ini dan sangat mudah didapatkan serta termasuk relatif murah harganya baik kertas berwarna maupun kertas dasar (polos). Lem kertas, Anda dapat menyediakan lem yang mudah digunakan untuk anak usia dini. Banyak jenis lem kertas dari yang dibuat sendiri sampai yang dibuat oleh pabrik. Jenis lem kertas ada yang dioleskan memakai jari, ada pula yang cukup digosokkan dengan tempatnya (wadah) lem. Pewarna, bahan pewarna yang dapat digunakan antara lain; Cat air, krayon, spidol, sepuhan, teres. Bahan-bahan pewarna tersebut sangat mudah untuk digunakan oleh anak usia dini dan tidak membahayakan bagi anak karena beresiko rendah, akan tetapi sebaiknya cat basah tidak digunakan (cat air, sepuhan, teres), karena cat basah akan menyulitkan pada saat proses pengguntingan, karena kertas yang menggunakan cat basah akan lama keringnya. 2. Alat Untuk kegiatan melipat, menggunting,/merobek, menempel dan mewarnai seebagai berikut: Gunting disamping untuk memotong kertas dapat juga dipergunakan untuk menoreh, yaitu untuk membantu tekukan/lipatan kertas, dengan cara sebelum kertas dibuat lipatan akan lebih mudah ditoreh dahulu dengan ujung guting.

Penggaris selain sebagai alat untuk menggaris juga dapat dipakai sebagai alat bantu untuk melipat kertas dan mengukur. Anda dapat menambahkan penggaris yang memiliki lobanglobang gambar yang bermotif bintang, tumbuh-tumbuhan dan gambar geometris. Agar dapat mempermudah anak membuat pola gambar. Pensil untuk membuat pola baik yang akan digunting, dilipat bahkan untuk membuat bidangbidang yang akan diberi pewarna. Jenis pensil yang dapat digunakkan banyak dijual dipasaran,yaitu pensil yang berkode B (2B, 3B, 4B dan seterusnya). Spidol sebagai alat tambahan untuk pewarna.

MENGAYAM BAGI ANAK USIA DINI


SENI RUPA ANAK USIA DINI ( KERAJINAN MENGAYAM UNTUK ANAK USIA DINI ) Dosen : Dra.Sri Lestari OLEH KELOMPOK 5 IDA FARIDA NANDA RINI DEWI NUR INDAH SARI UMMI KALSUM F54011038 F54011017 F54011004 F54009013 F54011013

PROGRAM STUDI PG-PAUD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kerajinan Mengayam Untuk Anak Usia Dini Terima kasih banyak kami haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini sehingga selesai diantaranya yaitu: 1 .Ibu Dra.Sri Lestari,m.pd selaku pengajar mata kuliah seni rupa anak usia dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas TanjungPura Pontianak. 2.Teman-taman yang telah membantu dan mendukung hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki akan berpengaruh terhadap kualitas makalah kami.Oleh karena itu kami mengharapkan masukan,kritik,dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.Harapan kami,semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulis.

Pontianak, 25 September 2012

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anyaman merupakan salah satu kerajinan khas yang dimiliki bangsa Indonesia.kerajinan anyam merupakan kerajinan tradisional yang sampai pada saat ini ditekuni, disamping banyak kegunaannya juga memiliki unsure pendidikan .Kegiatan menganyam di semua wilayah daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan di seluruh nusantara. Yang masing-masing mempunyai khas dan corak atau motif yang berbeda-beda. Dari corak atau motif yang dimiliki oleh masing-masing menjadikan keanekaragaman motif anyam di nusantara ini.

B. Masalah Semua anak memiliki potensi tentangberimajinasi ,berkhayal tetapi potensi itu ada yang dikembangkan ada juga yang tidak dikembangkan . Bagi yang dikembangkan akan kelihatan kreativitasnya ,tetapi bagi yang tidak dikembangkan tidak akan ketahui seberapa potensinya. Dalam praktik kerja menganyam ,anak usia dini harus dikenalkan terlebih dahulu media karyanya dan agar anak memiliki media apa yang akan digunakan. C. Tujuan Sejak usia dini kerajinan menganyam ini sudah diajarkan guna melatih keterampilan anak disamping motorik juga melatih sikap anak. D. Manfaat bagi siswa Melalui eksperimen atau percobaan anak akan menemukan hal-hal yang baru . pada penggunaan media anyam dari daun pisang.karet,atau kertas.siswa akan mengenal bahwa karakter dari media tersebut memiliki perbedaan .

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. KERAJINAN MENGANYAM UNTUK ANAK USIA DINI 1. Kerajinan Menganyam Perkembangan anyam di samping beraneka ragam motif juga ditunjang oleh teknologi.Baik teknologi itu masih tradisional maupun modern. Walaupun teknologi kerajinan anyam yang beraneka dan banyak macamnya tetapi prinsip kerjanya sama,yaitu adanya lungsi dan pakan. Apabila kita kelompokkan teknik anyaman terdiri dari tiga macam,yaitu : .Teknik Tradisional Teknik tradisional biasanya sebagai pekerjaan home industri, yaitu dikerjakan oleh perorangan atau industri rumah tangga.Kerajinan menganyam ini banyak terdapat di desadesa yang memang di desa inilah banyak di temukan media bahannya sebagai bahan industri kerajinan sebagai peralatan rumah tangga (bakul, tampah, keranjang, saringan kelapa, kursi rotan, tempat buah-buahan). Media bahan untuk anyaman tradisional sangat banyak macamnya, bahkan tidak dapat disebutkan satu persatu. Artinya karena banyak terjadi di daerah tertentu bahan tersebut dapat dipakai sebagai bahan anyaman, tetapi untuk di daerah lain tidak dapat dipergunakan sebagai bahan anyaman. Media bahan anyam tradisional di antaranya, adalah : bamboo, mendong, janur atau blarak (daun kelapa), jerami yang telah dipintal, rumput, plastic, kertas, karet, rotan, daun pandan, daun lontar, dan masih banyak lagi.

.Teknik Semi Modern Teknik semi modern ini banyak juga yang masih dikerjakan oleh perseorangan tetapi sudah menggunakan alat untuk menganyam secara masal.Usaha ini masih dapat dianggap usaha home industry atau rumah tangga tetapi ada juga yang dapat kita katakana sebagai usaha yang agak besar, karena sudah seperti pabrik. Untuk semi modern walaupun tidak menggunakan mesin tetapi sudah memproduksi secara masal ( tenun ). Untuk teknologi anyam semi modern media bahannya sudah mulai terbatas.Artinya tidak semua media bahan seperti yang dapat dikerjakan oleh anyaman tradisional dapat dilakukan secara teknologi semi modern. Dalam kerajinan anyam semi modern ini sudah mulai menggunakan alat bantu untuk mengerjakannya dari media bahan anyam tersebut. Alat Tenun Bukan Mesinmerupakan salah satu alat anyam yang tergolong disukai dan banyak dipakai oleh pengrajin tradisional.

Dapat disebut media bahan untuk teknologi anyam semi modern adalah : benang kapas, pintalan jerami, pintalan sutera, mendong yang telah dipilih kualitasnya ( terutama panjangnya, besarnya harus sama ). Mendong sebagai bahan tikar pada zaman sekarang sudah dapat dianyam menggunakan alat tenun bukan mesin, sehingga dapat memproduksi dengan jumlah banyak dengan waktu yang lebih singkat.

. Teknologi Modern Untuk Teknologi Anyam Proses tenun dengan mesin sudah banyak ditemukan pada industri tekstil. Walaupun dengan mesin yang serba modern, prinsip cara kerjanya tetap sama dengan sistem anyam yang tradisional. Hanya cara menganyamnya yang berbeda alat. Kalau cara tradisional menganyamnya tidak menggunakan mesin atau alat modern tetapi kalau alat anyam yang modern menggunakan mesin modern pula yang dengan waktu yang sangat singkat dapat menghasilkan sejumlah karya yang cukup banyak. Dengan teknologi yang sangat modern ini semakin terbatas media bahan yang digunakan sebagai bahannya. Pada perusahaan tekstil hanya menggunakan bahan pintalan benang, pintalan sutera. Dari pengerjaan kerajinan anyam secara manual ternyata pada akhir-akhir ini justru malah disenangi oleh masyarakat dibandingkan dengan yang dengan pengerjaan anyam yang dikerjakan oleh pabrik.Anyaman yang dikerjakan secara manual ternyata malah lebih disukai karena mempunyai nilai seni yang cukup tinggi. Ditinjau dari materi atau media bahan dalam kerajinan anyam, hampir tidak dapat disebutkan karena sangat banyak jumlahnya.Karena untuk pembelajaran di sekolah di samping tujuan pembelajaran sebagai apresiatif juga keterampilan motoriknya. Sehingga media bahan apapun yang tidak lazim untuk dipergunakan sebagai karya anyam untuk kepentingan alat rumah tangga dapat dipakai untuk pembelajaran di sekolah, misalnya : daun pisang, potongan kertas, plastik sedotan, potongan karet,dan lain-lain. Seni rupa adalah bagian dari Kesenian, Seni Rupa mempunyai cabang atau sering disebut jenis, yaitu seni : Lukis. Menggambar. Patung. Dekorasi. Grafis. Ilustrasi. Kriya. Reklame. Bangunan (arsitektur). Dari beberapa cabang atau jenis seni rupa tersebut, Kerajinan Menganyam berada pada bagian seni kriya. Seni Kriya mempunyai jenis, di antaranya adalah kerajinan : Menganyam.

Membatik. Mengukir. Merenda. B.MEDIA BAHAN DAN ALAT UNTUK KERAJINAN MENGANYAM Media dalam berkarya seni rupa terdiri dari dua macam yaitu bahan dan alat. Dari keduanya saling berhubungan satu sama lain untuk proses terjadinya sebuah karya seni rupa. Berkarya anyam sangat sangat banyak baik bahan yang dapat dipergunakan maupun alatnya.

A. Bahan Bahan yang digunakan akan sangat menentukan untuk kerajinan anyaman terdiri dari dua macam: 1. Bahan pokok Bahan pokok adalah bahan yang akan mendominasi terwujudnya karya. Bahan pokok dari kerajinan anyam sebagai berikut: a. Bambu tali Bambu tali merupakan bambu yang mempunyai kualitas paling baik dibanding bambu jenis lain. Bambu ini sangat lentur, kuat, tidak mudah putus dan patah. b. Rotan hinis Rotan ini banyak dijual pada toko material bangunan. Rotan ini juga dipakai sebagai bahan pengikat dan pelengkap pada seni kerajinan lain. c. Rotan pirit Rotan ini digunakan untuk jenis anyaman silinder dengan berbagai teknik diantaranya untuk anyaman membelit dengan pakan tunggal dan ganada misalnya keranjang. d. Pandan Jenis daun yang banyak tumbuh dipinggir sungai dan termasuk tumbuhan liar. Agar dapat digunakan bahan anyaman daun pandan harus diserat sehingga menjadi lebih kecil dan harus dikeringkan dengan cara dijemur. e. Mendong Jenis rumput-rumputan yang sengaja ditanam untuk dipersiapkan sebagai bahan anyaman. Untuk bahan kerajinan anyam,mendong harus dikeringkan terlebih dahulu dan dilumuri dengan abu. Mendon dapat dipakai sebagai bahan kerajinan anyam berupa tas, topi, tikar. f. Blarak/janur Blarak adalah daun kelapa yang sudah tua banyak tumbuh didaerah tropis. Sedangkan janur daun kelapa yang mudah. Bahan ini harus dipisahkan dahulu dari lidinya sebelum dijadikan bahan kerajinan anyaman. Blarak/janur digunakan untuk membuat ketupat,tas,topi,atap. g. Kertas Dapat dipakai untuk karya mainan di tingkat Taman Kanak-kanak. Kertas yang dipakai untuk bahan anyaman harus kertas yang kat gar tidak mudah putus. h. Plastik Bahan anyaman yang telah dirancang untuk bahan anyaman. Plastik sebagai bahan anyaman banyak dijual di toko-toko alat tulis. i. Karet Bahan ini banyak dijumpai di toko alat tulis dengan bentuk lembaran-lembaran, sehingga apabila akan dipakai harus dipotong-potong menggunakan gunting. j. Kain

Kain dianggap lebih aman dan praktis. Cara penggunaan pemotongannya sama dengan kertas dan karet. k. Daun pisang Daun pisang yang masih lembaran dan telah dipisahkan dari pelepahnya dapat dijadikan suwiran hingga menjadi lembaran kecil-kecil. 2. Bahan Pembantu a. Lem Untuk menguatkan dan menyambung anyaman yang terdiri dari lem putih dan lem kertas. b. Paku Untuk kerajinan anyam terapan sering menggunakan bahan bantu paku, rotan sebagai pengikat agar tidak mudah lepas. c. Pelitur/vernis Dapat dipakai sebagai perekat susunan anyaman sehingga bertambah kuat dan tidak mudah lepas. d. Pewarna Bahan anyamann yang perlu tambahan pewarna seperti mendong, seratan bambu, seratan pandan. B. Alat 1. Pisau Untuk membantu proses terbentuknya nyaman.pisau dirancang untuk mengirat,bambu agar menjadi tipis-tipis serta enghaluskan iratan bambu. 2. Gergaji potong Untuk memotong bambuyang akan dipecah-pecah dan menghilangkan rias-ruas bambu. 3. Gunting Untuk memotong iratan bambu, kertas, plastik, kain, karet menjadi lembaran-lembaran panjang. 4. Cutter 5. Kuas Untuk mengoleskan lem dan cat sebagai bahan pelengkap kerajinan anyam. 6. Penyuak Untuk membantu membagi iratan sebagai lungsi agar susupan pakan mudah dimasuukkan. 7. Penggaris Selain sebagai alat pengukur, penggaris juga dipakai sebagai alat bantu memotong kertas agar lurus dan mudah memotongnya. 8. Uncek Bentuknya menyerupai jarum besar dan digunakan untuk membuat lobang-lobang tali . C.TEKNIK KERAJINAN MENGANYAM UNTUK AUD Kerajinan anyaman merupakian kegiatan yang banyak dilakukan oleh pengrajin dengan tehnik tradisional.Hasil anyaman banyak disukai oleh penikmatnya, dan tehnik anyamanya juga tradisional.Karna hasil kerjanya dianggap memiliki nilai artistik yang cukup memenuhi keinginan. A. Persiapan Pembuatan Bahan

1.

2.

3.

4.

Beberapa langkah proses terjadinya karya anyaman melalui penyiapan bahan terlebih dahulu,karna bahan anyaman tidak lagsung siap dapat dibuat menjadi karya, tetapi melalui proses persiapan dahulu walaupun sebenarnya masih merupakan bahan. Contoh: bambu sebagai bahan anyaman bambu tidak langsung dipakai melainkan melalui proses yaitu dengan membuang ruasnya dahulu kemudian dibelah sebesar 0,5-1 cm, setelah menjadi belahan di irat tipis-tipis sekali kurang lebih 0,5 mm tebalnya sehingga lembaran bambu menjadi lentur. Bahan janur harus dilepas lidinya agar dapat dianyam, kertas harus dipotong terlebih dahulu menjadi lembaran panjang yang lebarnya kurang lebih 0,5-1 cm. Penyiapan bahan dari blarak/janur Helai janur diambil lidinya dan ditinggalkan daunya. Setelah daun janur terpisah dari lidinya tinggal apakah akan anda gunakan secara utuh atau diperkecil dengan cara merobek daun janur tersebut menjadi sejumlah tertentu ( tergantung lebar yang anda inginkan). Setelah helai daun janur anda tentukan lebarnya maka anda tinggal menggunakannya sebagai bahan anyaman. Mendong Batang mendong bentuknya pipih atau gepeng harus dibuat menjadi gepeng terlebih dahulu dengan cara ditumbuk dengan antan secara pelan-pelan supaya tidak patah, setelah itu harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur apabila menginginkan mendong memiliki warna maka sebelum ditumbuk maka terlebih dahulu iberikan warna dengan menggunakan naptol dengan cara direbus bersama mendong Karet Karet adalah sebagai bahan untuk kegiatan menganyam, dapat diperoleh dari tokoh yang menyediakan alat sekolah. Karet ini merupakan lembaran yang masihn utuh sehingga apabila kita menggunakannya harus dipotong terlebih dahulu dengan menggunakan cutter/gunting. Cara memotong ada 2 cara yaitu lungsi dan pakan. Dari 2 macam tersebut dibedakan menjadi lungsi tidak dipotong semuanya tetapi pakan dipotong sampai putus. Kertas Kertas digunakan sebagai bahan untuk menganyam.Bahan dari kertas cukup aman bagi AUD. Untuk dijadikan bahan anyaman harus dipotong terlebih dahulu seperti halnya karet.Kertas untuk bahan anyaman sebaiknya dipergunakan kertas karton atau kertas yang agak tebal, supaya memudahkan dalam melakukan penganyaman.Sebelum kertas dipotong sebaiknya diukur dulu barapa lebar dan panjang yang dikehendaki, dengan menggarisi dulu baru dipotong pada garis-garis yang sudah diukur.

5. Daun pisang Lembaran daun pisang agar dapat dipakai sebagai bahan anyaman maka kita harus menyobeknya terlebih dahulu cukup dengan kuku jari yaitu dengan cara dibelah dengn ukuran yang sesuai dengn yang dikehendaki baik lungsi maupun pakannya. 6. Sedotan Plastik Banyak dijumpai di sekitar kita.Plastik sedotan yang bentuknya memanjang dapat di pergunakan sebagai bahan kerajinan anyaman.bahan ini cukup aman untuk di berikan kepada kegiatan kerajinan menganyaman di tingkat di lembaga PAUD B.Model Kerajinan Anyaman. Setelah melalui proses dan telah menjadi bahan,maka tinggal melakukan pratik anyaman dengan menggunakan bahan yang tersedia.Kalau di perhatikan model anyaman itu terdiri dari beberapa macam,diantaranya:

Anyaman datar,yang terdiri dari; 1.Motif lurus Terdiri dari; Anyaman sasak, adalah tehnik susup menyusup antara pakan dan lungsi dengan langkah satusatu, maksudnya diangkat satu tinggal satu. Anyaman kepar, adalah susup menyusup antara lungsi dan pakan dengan langkah dua-dua atau lebih. 2.Motif biku/serong Anyaman biku/serong adalah anyaman yan lungsi dan pakanya dibuat serong kearah kiri dan kanan dengan posisi 45 derajat dari letak penganyamnya. Dari motif serong dapat menghasilkan berbagai variasi dengan motif sasag polos dan kepar bervariasi.

3.Motif truntum Anyaman motif truntum adalah perpaduan antara anyaman tegak dengan anyaman serong sehingga membentuk segi enam, kemudian disusupi iratan yang lebih kecil. C.Teknik Menganyam Prinisip kerja pada tehnik menganyam baik tradisional maupun modern adalah sama yang membedakan hanya hasilnya. Yaitu dengan alat modern dapat menghasilkan yang berjumah banyak dalam waktu yang relative singkat, misalnya tenun mesin. Menggunakan alat modern tidak semua bahan bisa dikerjakan, hanya bahan-bahan tertentu saja dan jumlah yang diinginkan relative banyak. Tehnik anyaman dengan alat modern biasanya untuk kepentingan seni terapan. 1.Membuat anyaman datar motif lurus Langkah anyaman datar dengan motif sasag: Menyiapkan lungsi yang sesuai dengan kebutuhan Bagian pangkal ujung lungsi ditindih dengan kayu agar tidak bergerak. Angkat lungsi untuk nomor ganjil, agar mudah memasukan pakan. Susupkan pakan diantara lungsi yang bernomor ganjil dan nomor genap. Lungsi yang diangkat dikembalikan seperti semula sehingga menutup pakan. 2.Membuat anyaman datar motif kepar Langkah-langkah anyaman datar dengan motif kepar. Siapkan lungsi sesuai kebutuhan Ujung lungsi ditindih dengan kayu agar tidak berubah pada saat menganyam. Pangkal lungsi secara berpaut-pautan dengan langkah diangkat dua ditinggal dua. Susupkan pakan yang telah diangkat dua-dua.

Lungsi yang tadinya diangkat dikembalikan seperti semula sehingga menutup pakan dengan rapi. Salah satu yang didobelkan dengan sebelah kanannya atau kirinya. 3.Membuat motif kepar bervariasi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Menyiapkan lungsi sesuai kebutuhan Tindih ujung lungsi pada bagian pangkal agar tidak mudah bergerak. Susupkan pakan pada lungsi sesuai rumus: T1,A1,T2,A3,T2,A1,T2,A3,T1,dan seterusnya Susupkan kembali pakan diantara lungsi dengan rumus: T5,A2,T1,A2,T3,A2,T1,A2,..dan seterusnya Langkah berikutnya dengan cara menyusupkan pakan diantara lungsi dengan rumus: A1,T2,A1,T2,A3,T2,A1,T2,A3,dan seterusnya. A1,T1,A3,T2,A1,T2,A3,T2,A1,dan seterusnya. T1,A2,T1,A2,T3,A2,T1,A2,T3,danseterusnya. T2,A3,T2,A1,T2,A3,T2,A1,T2,..dan seterusnya,kemudian dipadatkan. 4.Membuat anyaman datar motif biku/serong sasak Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Iratan sebagai lungsi yang serong kesebelah kanan disiapkan sesuai kebutuhan. Angkat lungsi pada nomor ganjil untuk memudahkan memasukan iratan pakan yang serong kesebelah kiri. Susupkan iratan pakan yang serong kesebelah kiri diantara lungsi yang serong kesebelah kanan. Kembalikan/tutup kembali lungsi yang tadinya diangkat, dan rapatkan kembali Susupkan iratan-iratan pakan yang serong kekiri pada iratan lungsi yang serong ke sebelah kanan begitu seterusnya yang diangkat sesuai kebutuhan.

5.Membuat motif kepar serong bervariasi Langkahnya sebagai berikut: Iritan lungsi yang serong kanan disiapkan sesuai kebutuhan. Angkat iratan lungsi yang serong kesebelah kanan dengan selang dua-dua, agar memudahkan masuknya iratan pakan yang serong kesebelah kiri. Susupkan iratan pakan yang serong kesebelah kiri diantara lungsi iratan yang serong kesebelah kanan. Kembalikan seperti semula iratan lungsi yang serong kesebelah kanan ketempat semula dan padatkan pada yang telah disusupkan pada lungsi. Susupkan iratan pakan yang serong kesebelah kiri diantara iratan lungsi yang serong kesebelah kanan, sejumlah sesuai kebutuhan. 6.Pembuatan Anyam Datar dengan Motif Truntum

Langkah-langkahnya sebagai berikut: Iratan(dari daun janur, kertas, bambu, dan karet) disiapkan sesuai yang dibutuhkan, kemudian silangkan iratan tersebut pada posisi serong kekanan dan kekiri. Sususpkan iratan ketiga dengan posisi mendatar diantara persilangan bagian bawah . Susupkan iratan yang ke empat dengan posisi mendatar diantara persilangan bagian atas. Susupkan iratan kelima sejajar dengan iratan yang pertama . Susupkan iratan yang ke enam sejajar dengan iratan kedua, sehingga terbentuk segi enam beraturan. Susupkan iratan kecil/halus pada lubang segi tiga. Susupkan iratan kecil/halus pada persilangan segi tiga. D.PENGEMBANGAN KERAJINAN ANYAMAN UNTUK ANAKUSIADINI A.Pembinaan Ekspresi Pada Kerajinan Menganyam Membina ekspresi dalam seni rupa merupakan proses pengungkapan perasaan melalui berbagi jenis dari senirupa yang termasuk pada kerajinan menganyam. Victor Lowenfel dmengatakan bahwa self exspresion. Yang berarti suatu pernyataan tentang isi jiwa (termasuk di dalam nya adalah: pikiran, perasaan dan kehendak) dengan melalui caranya sendiri. Hal ini sangat diperlukan bagi perkembangan dirinya yang harmonis. Pembinaan ekspresi dapat Anda lakukan melalui dua hal, adalah sebagai berikut: 1.Memberikan stimulus yang berupa rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan dalam pengungkapan perasaannya. Pemberian stimulus ini ada beberapa cara, diantaranya adalah: Pendekatan secara langsung pada objek yang dikerjakan. Untuk anak usia dini pendekatan langsung merupakan cara yang paling efektif. Pada pokok kegiatan menganyam, Anda dapat melakukannya dengan cara bekerja bersama-sama sambil Anda ikut terlibat dengan anak memegang sambal membimbing anak dalam berkarya. Membangkitkan minat anak. Dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh anak, yaitu berkarya sambil bermain. Dengan melalui bermain kegiatan mengayamakan lebih mudah dan bersemangat sehingga akan mempermudah tercapainya tujuan kegiatan sehingga mempermudah tujuan kegiatan pembelajaran kerajinan mengayam bagi Anak Usia Dini. 2. Melatih keberanian secara spontanitas dan terampil menggunakan berbagai macam media sebagai sarana mengekspresikan perasaan yang dimilikinya. Untuk melatih keberanian Anda lakukan sebagai berikut: Melalui ekspresi, dengan cara mencoba-coba, meniru atau memodifikasi karya yang sudah ada. Pada saat eksplorasi media ungkap anak akan menemukan beragam teknik dalam menggunakan alat tertentu, bahkan mereka sering kali dapat mengembangkan keterampilan yang lainnya. Melalui eksperimen. Penemuan hal-hal yang baru dapat ditemukan dalam proses mencoba tentang berbagai media ungkap. Dapat Anda contohkan dengan pada penggunaan media anyam dari daun pisang, karet, atau kertas. Siswa akan mengenali bahwa karakter dari media ungkap tersebut maka ia akan menyesuaikan sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. B.Pembinaan Kreativitas Kerajinan Tentang Menganyam

Semua orang/anak mempunyai bakat atau potensi dalam seni (senirupa), walaupun seberapa potensinya tidak sama. Potensi itu ada yang dikembangkan secara optimal ada juga yang sama sekali tidak dikembangkan. Setiap orang mempunyai pengalaman estetis, imajinasi tentang keindahan.Masalahnya orang tersebut mampu dan tidak mampu mengungkapkan untuk di tunjukkan kepada orang lain. Proses kemampuan menunjukkan ini dapat kita sebut sebagai kreativitas. Kreativitas dapat diartikan dengan kemampuan mencipta, kemampuan menanggapi persoalan, kemampuan berpikir, dan kemampuan menyesuaikan diri. Kreativitas sangat erat hubungannya dengan fantasi atau daya khayal.Daya khayal yang dimiliki oleh setiap orang ini diperlukan dalam setiap penciptaan karya seni. Untuk melatih dalam pembinaan kreativitas kepada anak, salahsatucontohnyaadalahtugaskankepadasiswaAndauntukmencariberbagaikemungkinanbent uk-bentuktrimartadaripembuatananyaman: sepertikotak, bentukburung, bola, hiasan-hiasan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap manusia mempunyai potensi berimajinasi, berkhayal, mempunyai pengalaman estetik. Masalahnya potensiitu dapat diungkapkan dan tidak dapat diungkapkan karena tidak dilatih untuk mengungkapkan. Karena tidak pernah melatih diri maka orang tersebut tidak mempunyai kreativitas.Jadi untuk kreatif dan terampil diperlukan latihan yang rutin dan berkesinambungan, apa bila seseorang/anak memiliki keterampilan pastiakan kreatif. C.Pembinaan Sensitivitas Melalui Keterampilan Menganyam Kepekaan anak dalam menerima stimulus atau rangsangan dari luar yang harus diserap melalui panca indra. Kepekaan ini kita namakan sensitivitas.Setiap anak memiliki kepekaan yang berbeda-beda.Ada yang tajam kepekaannya tetapi ada pula yang kepekaannya tidak tajam.Pendidikan kesenian adalah salah satu yang dapat mengembangkan kepekaan.Melalui keterampilan seni rupa pada anak usia dini diharapkan anak akan dapat menangkap rangsangan serta dapat dengan cepat dan terampil mengolahkan menjadi hasil seni berupa kerajianan anyam yang bermanfaat sebagai sarana, proses untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya. Yang perlu ditempuh dalam pembinaan sensitivitas anak melalui kegiatan pembelajaran kerajianan menganyam, diantaranya: Perhatikan oleh Anda kepada anak beberapa anyaman yang sudah jadi baik berbentuk anyaman yang berbentuk tiga dimensi. Tugas anak adalah mengamati secara seksama mengenai macam-macam bentuk, warna, tekstur kemudian siswa akan menyerap yang akhirnya akan menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan. Setelah anak mengamati objek karya anyaman maka dilanjutkan mengamati susunannya yang diteruskan pula untuk menganali siskon disikarakter objek. Selanjutnya anak diminta untuk mengungkapkan kepada gurunya tentang hasil pengamatan terhadap susunan anyaman (teknik anyaman tersebut) hadapkan langsung dengan meraba objek. Meraba samba lmengamati karya anyam atau media bahan untuk dirasakan, guru mengetahui karakter tekstur tentang media daun, iratan bambu, guntingan kertas, guntingan karet, janur dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk latihan merespons pengalaman sensori. Maka sensasi yang ditimbulkan akibat rabaan tersebut dapat membangkitkan berbagai tanggapan atau kesan terhadap apa yang mereka hadapi yang akhirnya siswa tersebut mampu belajar memutuskan melalui sikapnya.

D.Praktik Kerajinan Anyam Pada Anak Usia Dini Kerajinan menganyam dapat dikatakan berhasil apa bila anak dapat menghasilkan karya anyaman karya.Keterampilan dalam menggunakan alat (menggunting kertas, menggunting, karet, dan lain-lain) sangat dibutuhkan di samping mempermudah dan memperlancar, kegiatan ini juga merupakan keterampilan motorik yang tidak kalah penting manfaatnya bagi perkembangan anak.Derajat kesulitan dalam mempraktikkan kerajinan anyam pada siswa Anda hendaknya memulai dari tingkatan yang paling rendah menurut kemampuan anak.Anda memberikan contoh dengan cara menuntun proses, urutan berkarya yang kemudian diikuti oleh anak dengan cara satu persatu. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh dua guru, yaitu satu guru memperagakan guru satunya lagi menuntun sambil memeriksa satu persatu.Dibawah ini akan diberikan contoh beberapa cara menganyam: Anyaman Sasag Anyaman ini adalah teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi dengan langkah satusatu.Artinya angkat satu dan di tinggal satu (dengan rumus AI, TI, AI . Dan seterusnya, kemudian diatasnya TI, AI, TI . Dan seterusnya). AnyamanBervariasiPolos Anyaman ini dengan teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi, tetapi berselang duadua.Artinya lungsi diangkat dua dan ditinggal dua begitu seterusnya kearah samping.Untuk kegiatan pembelajaran menganyam pada anak usia dini agar lebih aman Anda dapat menggunakan media bahan; daun pisang yang telah disobek kecil-kecil selebar kurang lebih 1cm, janur yang di irat menjadi kecil-kecil yang lebarnya kira-kira 1cm, kertas yang digunting memanjang yang lebarnya kira-kira 1cm, lembaran karet yang lebarnya kira-kira 1cm

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara definisi dapat disimpulkan bahwa: 1) Mengayam baik yang menggunakan teknologi tradisional sampai modern mempunyai prinsip kerja yang sama, yaitu adanya lungsi sebagai bagian anyam yang menjulur ke atas ( vertical ),dan pakan sebagai bagian anyam yang menjulur kesamping (horizontal) yang akan menyusup pada lungsi. 2) Kualitas media anyaman menentukan kualitas berkarya dan hasil karya anyaman. 3) Proses terjadinya anyaman harus mulai dari penyiapan bahan,karena bahan anyaman jarang sudah siap langsung digunakan . jadi media bahan melalui proses dari awal di rubah sebagai bahan yang siap diproses menjadi karya. B. Saran Menganyam yang kegiatan praktiknya banyak di dominasi tentang kerajinan tangan serta kretivitas selalu berhubungan dengan tradisional. Sarannya yaitu : 1) Untuk menganyam di butuhkan dua bagian bahan, yaitu lungsi dan pakan. Lungsi adalah bagian yang akan disusupi pakan , sedangkan pakan yang akan mengisi lungsi.

Daftar Rujukan Affandi & Dewobroto.(2004). Menegenal Seni Rupa Anak .yogyakarta:Gama Media Abdulhamid.(1995).Pengantar Estetika.Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Pustaka. Kementerian Malaysia. Cut Kamaril dkk. (2007).Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan .Jakarta: Universitas Terbuka. Dedi Nurhadiah. ( 1991) . Seni Rupa Teori Dan Praktik.Bandung :Internusa. Oho Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta : Depdikbud.

KOLASE, MOZAIK DAN MONTASE


BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kolase, Mojaik dan Montase merupakan bagian atau cabang dari seni rupa yang agak kurang diperhatikan keberadaannya bahkan kurang dimengerti oleh masyarakat umum, karena dari ketiga cabang seni rupa ini masih dianggap sebagai seni lukis, seni patung, seni gambar. Dilihat dari bentuk hasilnya karya ketiga tersebut merupakan paduan dari beberapa bagian, karya kolase terdapat kolaborasi dari seni lukis, seni kriya, seni dekorasi bahkan terdapat unsur ilustrasi. Pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan kolase, mozaik, mdan montase merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru Taman Kanak-kanak, karena proses keterampilan kolase, mozaik, dan montase bagi anak usia Taman Kanak-kanak merupakan kegiatan bermain sekaligus berseni dalam kegiatan anak. Senang bermain adalah naluri badi setiap anak terlebih pada usia dini, yang akhirnya dapat ikut serta/berperan dalam mematangkan emosional bagi anak sehingga anak dapat memenuhi kebutuhan setiap fase perkembangan psikologi anak. B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan yaitu agar mengetahui materi Seni Rupa Anak Usia Dini lebih mudah dalam mempelajari materi ini dan dapat menambah pengetahuan yang baru untuk melengkapi dari materi-materi sebelumnya. C. Pembatasan Masalah Makalah ini diharapkan lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji adalah Kolase, Mozaik, Montase, Materialnya, Bahan Pewarnaan, Teknik Karyanya, serta Kegiatan Pembelajarannya.

BAB II PEMBAHASAN MASALAH I. KOLASE, MOZAIK DAN MONTASE A. Kolase Pengertian kolase menurut kamus besar Bahasa Indonesia, komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas, 2001). Kolase juga merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam- macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya, sehingga menjadi karya seni rupa dua

dimensi yang dirangkum, dapat digolongkan / dijadikan bahan kolase. Kolase memiliki unsur- unsur seni rupa lain, yaitu unsur seni lukis dari bentuk dua dimensi yang datar dan menggambarkan suatu bentuk tetapi diwakili oleh benda yang bermacam- macam sebagi pengganti garis, warna dan bidangnya . Garis, warna dan bidang sebagai unsur seni lukis yang kedudukannya diganti oleh barang- barang atau material sebagai unsur kolase. Misalnya dalam ungkapan sebuah kendaraan motor, obat nyamuk bakar menggambarkan roda, bollpoint bekas menggambarkan unsur kendaraanpada bagian sepak bor, batu baterai untuk menggambarkan tanki motor, bola lampu senter sebagai gambaran lampu sepeda motor dan lain- lain. Unsur seni kriya, kolase dalam pembuatannya memerlukan kesabaran yang tinggi dan ketrampilan menyusun, menempel, merangki dan lain sebagainya membutuhkan ketrampilan. Unsur dekorasi kolase sangat sulit menggambarkan dengan gaya naturalis karna materialnya terdiri dari bahan bahan yang beraneka dan berbentuk benda utuh, sehingga untuk menggambarkan bentuk elastis naturlis sangat sulit. B. Mozaik Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disususn dan ditempelkan dengan perakekat (Depdiknas 2001). Pengertian Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingan kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotng- potong atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun dengan , ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Kepingan benda- benda itu , antara lain : kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas , potongan daun, potongan kayu. Untuk membuat garis kontur yang membaasi ruangan atau bidang tidak menggunakan pewarna yang dioleskan, tetapi menggunakan tempelan- tempelan yang berbeda warna. Mozaik pada umumnya masih dianggap seni lukis karna disanmping siftanya yang dua dimensi, masih dibantu dengan gambar pada proses pembuatan polanya walaupun bahannya digunakan kertas, daun, biji- bijian , kepingan kaca, pecahan keramik dll. Mozaik dibuat dari bahanbahan yang sifatnya leparan atau kepingan yang kemudian ditempel pada bidang datar sehingga menjadi sebuah gambar. Mozaik dapat diwakili ide dahulu, setelah ditentukan idenya kemudian cari bahannya baru menentukan idena karna harus berfikir bagaimana caranya memadukan bahan- bahan yang bermacam- macam menjadi karya. C. Montase Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, montase adalah komposisi gambr gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur beberapa sumber (Depdiknas 2001). Karya montase dihasilkan dari mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil Gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar. Ini merupakan salah satu contoh sederhana dari karya montase. Montase dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari gmbar-gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi. Montase disamping dibuat dua dimensi juga tiga dimensi, montase tiga dimensi berbentuk setting.

II.

MATERIAL KOLASE, MOZAIK, MONTASE, ALAT DAN BAHAN PEWARNAAN Dalam pendidikan Seni Rupa material merupakan bahan dasar yang nantinya akan dibentuk, diubah menjadi karya dari salah satu cabang seni rupa yang merupakan buah ekspresi pencipta karya tersebut. Untuk terjadinya sebuah karya seni rupa dibantu juga oleh alat untuk membantu jalannya proses bahan hingga menjadi sebuah karya. Anak Tk adalah anak yang selalu aktif. Oleh karena itu, dalam pembelajaran Kolase, Mozaik dan Montase disarankan mencari bahan dan alat yang tetap merangsang bagi siswa untuk membuat suatu karya dengan tetap memiliki rasa senang, agar anak tersebut beranggapan bahwa apa yang diberikan kepadanya adalah mainan untuk mereka. Untuk bahan dan alat yang dipergunakan pada pembelajaran Kolase, Mozaik, dan Montase pada umumnya adalah sebagai berikut : A. Material Kolase Pembahasan mengenai material ini membahas bahan-bahan apa yang cocok untuk digunakan dalam kolase, mozaik, dan montase secara umum dan secara khusus untuk pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. 1. Material untuk Pembuatan Karya Kolase secara Umum Kolase menuntut kreativitas dan ide yang lebih sulit dibandingkan dengan pembuatan karya seni rupa yang lain. Untuk menemukan ide dalam kolase , coba anda bayangkan bendabenda seperti obat nyamuk bakar, batu batry bekas, ball point bekas, bola lampu yang sudah rusak, sendok garpu, tutup gelas, kancing baju, kelereng, komponen elektronik yang rusak, bagaimana cara memadukan benda-benda tersebut agar menjadi sebuag karya seni. Anda dituntut untuk teliti serta dengan kesabaran yang tinggi dalam menciptakan karya kolase ini, selama anda memiliki keinginan dan kemauan yang tinggi akan mudah anda lakukan. Benda-benda tersebut dapat anda temple pada sebuah papan, triplek atau bahan datar apa saja baik dengan di lem, dipaku atau diikat sehingga menjadi sebuah kesatuan yang berupa karya seni kolase. Contoh ini hanya sebagian dari material kolase yang disebutkan dan masih banyak lagi, sehingga dapat kita katakana bahwa material untuk karya seni kolase adalah benda apapun yang dapat dipadukan sehingga menjadi sebuah karya seni rupa kolase. Baik dengan cara ditempelkan pada papan dengan di lem, dipaku, diikat atau dengan cara apapaun, dapat juga dengan cara tidak ditempel pada papab melainkan dengan cara disusun menjadi bentuk tiga dimensi. 2. Material Kolase untuk Pembelajaran di Taman Kanak-kanak Material yang digunakan dalam pembuatan kolase di taman kanak-kanak tentu berbeda dengan material pada umumnya, tetapi prinsip yang digunakan sama. Yang membedakan adalah bahan baku yang digunakan, untuk pembelajaran kolase di TK akan lebih sederhana dan tidak membahayakan. Coba anda bayangkan dan cermati dengan sungguh sungguh, siapkan bekas gelas minuman mineral dan hilangkan tutupnya, lalu bagian yang tadinya ada tutupnya taruh penjepit pakaian dengan cara dijepitkan pada bibir bekas air mineral secara tegak ke belakang. Pada badan gelas tersebut tempelkan kertas berwarna di sisi kanan dan kiri dengan dibentuk seperti sayap burung, diabagian atas depan penjepit pakaian tempelkan kertas berwarna dengan menyerupai ekor burung. Bagian depan (bagian gelas bawah) tempelkan dua kancing baju sehingga menyerupai mata dan dibawahnya tempeli tutup ujung ball point sebagai bentuk hidung, dibawah hidung buatlah tempelan dari kertas karton berwarna atau

diwarnai merah sehingga menyerupai mulut bebek. Kemudian bagian bawah pasanglah permen yang berbentuk bulat ada gagagnya sebagai roda dibawah sebanyak empat buah permen atau dapat diganti dengan jenis lain. Bagian atas sebagai punggung burung berilah lubang untuk mengikat benang sebagai alat untuk menggantungkan. Setelah anda melakukan semua ini coba apa yang anda pahami dan tentu dapat ditambahkan variasi-variasi lainnya. Dari uraian tersebut anda dapat merinci material apa saja yang dapat digunakan oleh anak-anak TK. B. Material Mozaik Mengenai persiapan materialnya mozaik lebih mudah karena terdiri dari satu jenis bahan material pokoknya. Pembuatan mozaik pada umumnya berbeda dengan mozaik untuk pembelajaran di TK, teutama mengenai bahan dasarnya tetapi prinsip kerjadan kaidah kesenirupaannya tetap sama.

1. Material Mozaik dalam Pengertian Umum Mozaik pada umumnya adalah karya seni yang menginginkan estetika dan memiliki tujuan praktisi yaitu untuk kepentingan terapan, karya mozaik sering dipakai untuk hiasan dinding, pintu, sopi-sopi rumah, dan perangkat mebeler. Pada seni modern tentang mozaik di Jepang yang telah dikenal secara umum yaitu Patchwork and Quilting. Patchwork and Quilting adalah seni menyambung serta mengombinasikan kain-kain perca. Dalam menyambungkan dan mengombinasikan ini tidak terdapat aturan yang khusus, dapat disambung dengan cara dijahit atau di lem tergantung pada kreativitas oleh pembuatnya. Contoh karya Patchwork and Quilting adalah sarungbantal, sprei, alas vas bunga, taplak meja, gantungan handuk, hiasan dinding, tas, alas kaki, tempat tisu dan lainnya. Pembuatan mozaik sangatlah banyak material yang dapat digunakan sesuai dengan kreativitas anda. 2. Material Mozaik untuk Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Tentu akan berbeda material yang dipakai untuk karya mozaik dengan yang dipakai pada umumnya. Karena mozaik bagi anak TK merupakan media pengungkap ide estetika, bukan untuk pembuatan mozaik yang memiliki nilai praktis. Ada beberapa contoh material yang dipakai untuk pembelajaran mozaik di tingkat TK, antara laim : kertas, kancing baju, potongan kain,biji-bijian, daun kering, potongan kayu,potongan tripleks uang kecil-kecil, biji korek api, dan lainnya karena seni mozaik itu sangat banyak bahannya, yang utama adalah kreativitas anda memilih dan mengajak siswa untuk berekspresi dengan media yang anda tentukan. C. Material Montase Untuk pembelajaran di tingkat TK tentang Motase tidaklah jauh berbeda dengan montase pada umumnya kerena prinsip kerja antara mozaik dan montase hampir sama. Yang membedakan hanyalah objek yang hendak dibuat dan materi yang digunakan. Material untuk montase yang biasa dipergunakan dalam kegiatan seni pada umumnya akan jauh berbeda dengan material yang dipergunakan untuk media ekspresi dalam pembelajaran montase di TK, karena montase disamping sebagai karya dua dimensi juga tiga dmensi.

D. Bahan Pewarnaan

Dalam pembuatan Kolase, Mozaik dan Montase tidak banyak membutuhkan bahan pewarna yang berupa cat, karena pada pembuatan karya kolase,mozaik dan montase seringkali menggunakan pewarnaan yang sudah jadi yaitu warna sudah ada pada benda tersebut. Contoh: kertas berwarna tidak perlu diberi pewarna lagi, kaca pada mozaik tidak perlu diberi pewarna lagi Karena warna kaca itulah yang nantinya akan membuat warna-warni mozaik tersebut. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa pewarna untuk kolase, mozaik dan montase tidak banyak dibutuhkan , karena sudah membutuhkan warna asli. E. Alat Alat yang diperlukan dalam embuatan karya kolase, mozaik dan montase sulit disebutkan satu-persatu karena dalam pembuatan karyanya sangat beraneka ragam. Adapun alatalat yang dapat disebutkan : gunting, gergaji, jarum, kuas, bor, palet, pisau, dan lainnya. III. TEKNIK KARYA KOLASE, MOZAIK, dan MONTASE Dari ketiga jenis karya seni ini kebanyakan orang tidak tahu seperti apa, di buat dari apa, dan bagaimana cara membuatnya. Oleh karena itu pada pembahasan ini lah dijelaskan mengenai bagaimana teknik pembuatan dan bahan apa yang dipergunakan. A. TEKNIK MEMBUAT KOLASE Dalam pengertian umum kolase dapat dibuat dalam bentuk dua dimensi. Dalam proses pembuatan karya kolase sering terjadi materialnya harus disiapkan dahulu, baru kemudian ide bentuk karya yang akan di persiapkan. Dan dalam proses pembuatan kolase, yaitu dengan cara memadukan barang-barang yang terdiri dari benda yang berbeda-beda hingga menjadi sebuah karya melalui teknik asembling (dengan di lem, las, dipaku dan lainlain) di masukkan agar dapat menyatu. Salah satu contoh karya kolase untuk anak usia dini adalah, telur yang sudah di kosongkan isinya kemudian ditempeli sehelai bulu yang dibentuk seperti sayap pada kanan dan kirinya kemudian di bagian belakangnya ditempeli kertas berwarna yang dibentuk seperti ekor, bagian depan sebagai kepala tempelkan plastik yang berbentuk bulat sebagai kepalanya yang kemudian ditambah dengan tempelan manik-manik sebagai mata. Tempelkan bagian bawah telur potongan styrofoom agar bentuk ayam tersebut dapat berdiri. B. TEKNIK MEMBUAT MOZAIK Mozaik terdiri dari dua dimensi dan tiga dimensi. Tetapi prinsip kerjanya sama, yaitu menempelkan potongan benda-benda lain. Benda-benda tersebut dapat berupa pecahan kaca, pecahan keramik, potongan kayu, batu, gunting, kertas, guntingan dari daun kering, dan lain sebagainya selama masih berbentuk potongan yang lembarnya dapat disusun dalam bidang yang telah disediakan. Pewarnaan pada mozaik ini dipilih dari bahan/material mozaik yang akan di tempel yang memiliki warna asli, artinya warna tersebut asli dari warna kaca, mika, keramik, daun, kayu, sehingga nantinya tidak perlu menambahkan pewarnaan setelah ditempelkan. Untuk menghasilkan corak gambar yang elastis atau dekoratif, maka anda harus mengatur warnanya tersebut dari susunan materialnya. Salah satu contoh dalam pembuatan mozaik ; Siapkan kertas karton/kertas tebal yang diberi pola atau motif gambar. Karena bahan dasarnya dari karton atau kertas lain, maka maaterialnya yang ditempelkan adalah potongan

kertas, daun, rumput kering, plastik.kemudian tempelkan dengan menggunakan lem disusun menurut tujuan gambar yang diinginkan. Untuk material seperti kaca, kayu, keramik, batu, biasanya ditempelkan pada dinding, tembikar, lantai atau papan yang diperuntukan untuk hiasan mozaik. C. TEKNIK MEMBUAT MONTASE Karya montase adalah karya seni rupa yang mengombinasikan dari beberapa unsur, baik unsur dua dimensi maupun insur tiga dimensi. Pada pembuatan montase tidak beda jauh dengan mozaik dan kolase, yaitu membuat karya seni rupa dengan menggunakan sistem tempel. Adapun cara menempelnya dapat dengan di lem, dijahit, dilas dan dipaku atau cukup disusun tanpa menggunakan perekat.

D. TEKNIK PEWARNAAN PADA KARYA KOLASE, MOZAIK, DAN MONTASE Jarang ditemukan pembuatan karya kolase, mozaik dan montase memberikan pewarnaan setelah rangkaian karya tersebut jadi. Karena pemberian karya yang sudah terangkai tidak dapat memberikan hasil akhir yang bagus. Pewarnaan tiga karya tersebut dilakukan pada waktu material belumn dirangkai. Kebanyakan material sudah memiliki warna alam/asli dari benda sebelum dipakai sebagai material kolase, mozaik dan montase. Contoh : pecahan kaca, keramik, kayu, batu, daun.

KEGIATAN PEMBELAJARAN KOLASE, MOZAIK DAN MONTASE UNTUK ANAK USIA DINI A. FUNGSI PRAKTIS Karya seni rupa (dalam hal ini karena kolase, mozaik dan montase sebagai bagian dari seni rupa), selain bersifat individual sebagai media ekspresi, karena manusia secara naluriah dalam kehidupannya mencintai keindahan dan selalu berupaya menghadirkan sentuhan keindahan dalam berbagai aspek kehidupannya, juga memiliki sifat pragmatis untuk memenuhi fungsi praktis dan fisik sebagai benda-benda kebutuhan sehari-hari, sehingga kecintaan manusia pada keindahan disalurkan pada pembuatan atau penikmatan aneka perabot dan benda-benda pakai yang indah yang diproduksi dengan teknologi yang maju,

seperti ; hunian yang nyaman, jenis-jenis perabot rumah tangga, aneka produk karajinan tangan, beragam model pakaian, bahkan media komunikasi dan hiburan. B. FUNGSI EDUKATIF Berkarya seni apapun telah terbukti secara tidak langsung sangat membantu pendidikan melalui penerapan metode pembelajaran melalui pendidikan seniu dalam upaya untuk membantu pengembangan berbagai fungsi perkembangan dalan diri seorang anak. Yangf meliputi kemampuan fisik, daya pikir, daya cerap, cita rasa keindahan, kreativitas. Seorang anak akan lebih mudah belajar tentang sesuatu bila melalui seni. Hal ini di karenakan kegiatan berseni seni pada anak seperti halnya anak sedang bermain, sehingga dalam proses pembelajarannya pun akan berlangsung dengan menyenangkan. Hingga usia berapapun proses berseni selalu dapat terlaksana berkat rasa senang. C. FUNGSI EKSPRESI Unsur-unsur seni rupa kolase, mozaik dan montase seperti garis, warna, bentuk dan tekstur merupakan ide-ide/gagasan, imajinasi, pengalaman yang estetis yang kemudian diungkapkan berwujud ekspresi simbolis yang sangat pribadi. Fungsi ekspresi ini banyak dijumpai pada seni murni, karena seni murni merupakan penuangan ekspresi yang murni yang hanya sebagai media ekspresi diri, bukan dilakukan untuk fungsi seni praktis. Pada kegiatan seni rupa anak, pada umumnya memiliki sifat seni murni, karena anak belum menginginkan apa-apa selain berseni sebagai perwujudan gagasan estetisnya. D. FUNGSI PSIKOLOGIS Seni rupa di samping sebagai media ekspresi dapat pula dimanfaatkan sebagai fungsi terapeutik sebagai sarana sublimasi, relaksasi, yaitu sebagai penyaluran berbagai permasalahan psikologis yang di alamai seseorang. Terapi melalui seni tidak mementingkan nilai tingkat keindahan karya yang dihasilkan, tetapi lebih mementingkan terlaksananya proses penyembuhan pengalaman traumatik dalam diri seseorang. E. Fungsi Sosial Kehadiran fungsi sosial menyediakan lapang pekerjaan dan peningkatan taraf hidup melalui pengembangan industri kriya (banyak kita jumpai di art shop dengan karya kolase, mozaik). Bahkan melalui kebebasan berekspresi dalam seni memungkinkan seorang seniman melalui ekspresi simbolisnya dalam mengkritisi berbagai keadaan dalam masyarakat yang perlu perbaikan. Menurut Agus Sachri (2004), bahwa seni dapat berfungsi sebagai indikator tanda-tanda zaman yang berlangsung pada satu kurun waktu tertentu. Baik sebagai monumen budaya, gaya hidup masyarakat, maupun sebagai ciri peradaban yang sedang berlangsung. Fungsi Sosial artinya kehadiran karya seni rupa terutama seni pakai pada umumnya banyak membantu memecahkan berbagai persoalan sosial. Menurut Agus Sachri (2004) , bahwa seni dapat berfungsi sebagai indikator tanda tanda zaman yang berlangsung pada suatu kurun waktu tertentu. Baik sebahagi monumen budaya, gaya hidup masyrakat, selera masyrakat maupun sebagai ciri peradaban yang sedang berlangsung. F. Proses Kreasi Kolase, Mozaik, dan Montase pada Anak Usia Dini Proses kreasi atau proses kreatif merupakan tahapan yang harus dilalui oleh seseorang dalam suatu karya seni yag dalam hal ini adalah kolase, mozaik, dan montase. Mulai dari

proses memperoleh, dan menemukan sumber ilham atau inspirasi, gagasan hingga proses mewujudkan dalam karya kolase, mozaik, dan montase. Dalam hali ini impresi yang dirasakan, dipikirkan, dan dihayati oleh seseorang dituangkan sebagai ekspresi yang personal dalam wujud karya kolase, mozaik, dan montase. Kreasi dalam pembuatan karya tersebut melalui tahapan-tahapan, yaitu: tahap rasa, tahap karsa, tahap cipta dan tahap karya. Tahapan dari yang bersifat rasa dan karsa sampai ke bentuk yang bersifat fisikal. 1. Tahapan Rasa Merupakan proses psikologi yang terjadi dalam diri seseorang pada saat stimulus ditangkap oleh seseorang melalui fungsi indrawi. Hal ini melalui proses pengamata, pemusatan perhatian dan kesadaran estetika terhadap objek yang kemudian diapresiasikan sehingga memperoleh rangsangan yang bersifat internal yang berasal dari luar dirinya. Stimulus yang berupa rangsangan ini menimbulkan semacam getaran atau dalam istilahnya Cicelia sensasi indrawi (2006). Sensasi ini pada aealnya belum memiliki makna, tetapi lama kelamaan dapat menjadi bermakna karena bertambahnya pengalaman personal yang selalu berdekatan dengan seni. Selanjutnya proses mempersepsi, proses ini merupakan lanjtan dari proses rasa sensasi, lalu setelah dirasakan akan menimbulkan kesan yang memiliki makna tertentu pada dirinya. Dalam proses pencerapan ini terjadilah asosiasi dan mekanisme kemampuan (intelektual) yang lain, yaitu: kemampuan membedakan (diferensiasi), kemampuan membandingkan (komparasi). Kemampuan persamaan (analogi) yang akhirnya dapat menyimpulkan (sintesis). Dan kesemuanya ini menghasilkan pengalaman bermakna yang lebih luas dari sebelumnya. 2. Tahapan Karsa Merupakan proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang yang memiliki kaitan dengan rangkaian proses merenungkan, proses menanggapi, proses menikmati kesan pada saat akan menuangkan gagasan dalam berkarya. Proses merenungkan, merupakan proses dalam membangun tanggapan-tanggapan yang mendalam terhadap sensasi-sensasi indrawi yang sering disebut pula sebagai kesan (impresi). Adapun tanggapan atau kesan (impersi) yang ada kaitannya dengan pemikiran secara sadar disebut interprestasi, sedangkan tanggapan-tanggapan atau kesan yang ada hubungannya dengan perasaan seseorang disebut emosi. Untuk merespon atau menanggapi kesan yang lebih mendalam dibutuhkan fungsi aktif intelektual yang kemudian dipadukan dengan emosi. Dari perpaduan fungsi-fungsi ini akan membentuk pemahaman yang dalam mengenai apa yang telah dirasakan oleh seseorang dalam proses menikmati suatu seni. Emosi estetis adalah emosi timbul karena impersi (kesan) yang mendalam terhadap perasaan pada waktu terjadi sensasi dalam proses penikmatan seni. Maka tanpa faktor impresi, suatu proses penikmatan seni tidak dapat tercapai. Rasa dan karsa merupakan rangkaian proses yang saling berhubungan dan merupakan tahapan yang sangat penting., karena proses ini sebagai sumber munculnya gagasan atau inspirasi yang kemudian diekspresikan. Gagasan atau inspirasi merupakan sumber untuk prosesnya kreasi yang kemudian dimunculkan berupa ungkapan secara spontan dan melalui proses pencarian/terencana tentang ide dengan diupayakan secara sengaja. Jadi, pemunculan gagasan atau inspirasi dapat dengan cara spontan dan secara sengaja (terencana). 3. Tahap Cipta Mencipta, maksudnya merupakan proses memanifestasikan atau menghadirkan sesuatu gagasan atau imajinasi seni menjadi bentuk karya fisik berupa karya dua dimensional.

Gagasan atau imajinasi yang berupa rancangan pikiran abstrak kemudian melalui proses pemfisikan menjadi bentuk fisik yang bersifat indrawi. Kesan yang dirasakan dan dipersepsikan oleh seseorang pada saat penikmatan seni kemudian diolah dalam proses fisik menjadi bentuk fisik. 4. Tahap Karya Karya merupakan proses dari gagasan atau ide dan berkembang menjadi fisik (cipta) yang ppada akhirnya terbentuklah karya seni rupa. Seperti kolase, mozaik, dan montase. Hasil karya penaplikasiannya mengikuti kaidah-kaidah estetika namun bentuk fisiknya tergantung dari teknik (imitasi dan modifikasi) yang digunakan. Bentuk imitasi adalah meniru hal-hal yang telah ada, sehingga dalam berkarya berusaha menciptakan karya sesuai dengan bentuk yang sebenarnya. Bentuk modifikasi dibagi beberapa cara, yaitu: stilisasi, adalah mengubah bentuk dengan cara deformasi adalh mengubah bentuk dengan cara menyederhanakan bentuk struktur bentuk sebuah objek estetis, distori adalah proses perubahan bentuk-bentuk dengan cara menghancurkan struktur bentuk sebuah objek estetis. Hal ini banyak terjadi pada pembuatan karya seni moozaik. G. Pengembangan Ide gagasan pada Anak Usia Dini tentang Berkarya Kolase, Mozaik, dan Montase Anak harus diberikan stimulus estetis atau rangsangan berekspresi untuk mengungkapkan idenya kepada mereka yang belum mempunyai ide. Agar terarah dan mengerti rambu-rambu tentang kolase, mozaik, dan montase, maka perlu diberikan gambaran secara sederhana tentang batasan-batasan dan media bahan dan alat. 1. Bahan dan Alat Anak Usia Dini imajinasinya masih murni, sehingga proses pengungkapan imajinasi mereka menjadi sebuah karya rupa seperti halnya mereka sedang bermain Dalam penggunaan alat harus dipertimbangkan segi keamanannya, karena tidak jarang pada anak usia dini dalam kegiatan pembelajaran, apalagi kegiatan tentang seni rupa maka anak-anak dalam belajarnya didominasi oleh bermain yang sering mengarah kepada bercanda. Oleh karena itu, Anda harus menyiapkan alat yang cukup aman untuk pembelajaran kolase, mozaik, dan montase. Bahan dan alat untuk karya kolase, mozaik, dan montase di Taman Kanak-kanak. : Kertas, kain, gabus, lem, daun kering, sedotan, gelas bekas aqua, potongan kayu dadu , benang, biji-bijian, sendok plastik, karet, benang, manik-manik, atau masih banyak media lain. Alat : gunting khusus untuk anak-anak, penggaris Beberapa karya yang dapat dikerjakan oleh anak usia dini di TK yaitu: a) Kolase 1. Sendok bebek pada pangkal lebarnya di tempel dengan manik-manik atau biji-bijian sesuai dengan selera diberi mata dan hidung dan mulut sehingga membentuk bebek yang lucu. 2. Bola pim pong bekas ditempeli dengan manik-manik sehingga membentuk seekor kurakura. 3. Bekas bungkus rokok atau sabun dapat dijadikan rumah di tempeli kertas dan daun yang kering dengan lem. b) Mozaik a) Mozaik dua dimensi guru sediakan kertas karton kemudian siswa mengisi potongan-poongan kertas yang warna- warni dengan mengunakan lem dapat juga mengunakan daun kering. b) Mozaik tiga dimensi menyediakan botol plastik, gelas aqua,kendi dari gerabah.menempelpotongan kertas-kertas dan daun kering, dan biji-bijian yang telah

Bahan

c) 1.

2.

3.

a. b. c. d.

disediakan.tempel sesuai dengan selera dan motuf yang telah disediakan. Dapat berupa kupukupu, burung dan binatang lainnya. Montase Jika taman berpasir ajak anak-anak membuat market pada taman langsung dengan mengunakan bekas kardus, kotak rokok, korek api, daun kering , keramikpecahan krikil dan lain-lain. Montase dua dimensi sediakan potongan kertas dari yang sudah di gunting seperti gambar kendaraan, orang, tumbuhan dan lain-lain. Memadukan gambar sehingga menjadi satu kesatuan Memotong kertas warna dengan motif-motif mobil-mobil, kerta, rumah, pohon, binatang matahari bintang dan lain-lain. Dengan cara teknik menempil sebuah gambar dengan ilustrasi. Bentuk atau imajinasibagi anak usia dini yaitu: Sederhana imitatif interpretatif abstrak

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pada ketiga seni rupa yaitu, mozaik, kolase dan montase kurang di perhatikan masyarakat. keberadaannya bahkan kurang dimengerti oleh masyarakat umum.Pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan kolase, mozaik, mdan montase merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru Taman Kanak-kanak, karena proses keterampilan kolase, mozaik, dan montase bagi anak usia Taman Kanak-kanak merupakan kegiatan bermain sekaligus berseni dalam kegiatan anak. B. Saran Pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan kolase, mozaik, dan montase merupakan hal yang sangat penting bagi seorang guru Taman Kanak-kanak, karena proses keterampilan kolase, mozaik, dan montase bagi anak usia Taman Kanak-kanak merupakan kegiatan bermain sekaligus berseni dalam kegiatan anak. Maka dari itu sangat perlu menerapkan ketiga seni rupa tersebut bertujuan untuk mematangkan emosional bagi anak sehingga anak dapat memenuhi kebutuhan setiap fase perkembangan psikologi anak.

MELUKIS BAGI ANAK USIA DINI


Tujuan pendidikan seni untuk anak adalah untuk meningkatkan kreativitas, kepekaan rasa serta kemampuan mengutarakan pendapat melalui berkarya seni. Artinya anak-anak belajar seni bukan ditujukan untuk menjadikan mereka seniman. Keterampilan berkarya seni sebenarnya seperti keterampilan berbicara. Melalui seni anak dapat mengutarakan pendapatnya dalam bentuk gambar atau lainnya. Memahami karya seni anak tidak seperti memahami lukisan orang dewasa yang penuh dengan penataan warna dan bentuk-bentuk yang jelas. Lukisan anak adalah media untuk mengutarakan pendapatnya, di dalamnya terkandung seribu makna yang tidak dipunyai oleh orang tua. Anak melukis selayaknya bermain kertas atau benda-benda mainan yang lain. A. Melukis dan Manfaatnya bagi AUD 1. Pengertian Melukis Berdasarkan arti melukiskan adalah membayangkan, maka objek yang ada di depan mata dibayangkan, dikaitkan, diasosiasikan, diimajinasikan dengan objek yang pernah masuk dalam ingatan. Suatu contoh: misalnya, melihat kursi yang nyaman kemudian teringat kursi di rumah yang telah rusak. Dari perpaduan bentuk ini, kita berniat menciptakan dan membayangkan kursi yang masih baik, namun dirasakan tidak nyaman diduduki. Atau melambangkan kursi yang diduduki adalah jabatan yang menjanjikan, kursi lambang kedudukan dan seterusnya. Dan juga contoh lainnya misalnya kubayangkan wajahmu seperti

bidadari dalam impianku semalam. Kata kubayangkan berarti memberikan kemungkinan mengajak seseorang untuk melamun dan meneruskan kepada hal yang hampir mirip dengan wajah yang di bayangkan. Bentuk ungkapan ini dapat berupa gambar yang dapat dilihat mata dengan realistis (nyata) maupun tidak (abstrak) yang mementingkan ungkapan pikiran dan rasa seketika dengan spontan. Gambaran ini dapat diubah warna maupun tampilan bentuknya sesuai dengan keinginan orang yang melukiskan. Melukis adalah memvisualkan (menyatakan bentuk) bayangan dalam bentuk gambar. a. Perbedaan Melukis dan Menggambar Perbedaan utama melukis dengan menggambar adalah: objek yang ditampilkan akan berbeda, walaupun objek yang diamati sama. Tujuan menggambar adalah melatih ketelitian melalui pengamatan dengan seksama. Contoh: Ketika seseorang menggambar alam benda, maka hasil karya harus sama dengan yang digambar, baik sifat maupun bentuknya. Namun, di dalam melukis, perupa diperbolehkan membayangkan dan mengubah warna atau bentuk (jika perlu) sehingga yang digambar adalah bayangan terhadap objek yang dihadapi. Melukis mempunyai sifat lebih bebas daripada menggambar. Keterikatan mencurahkan perasaan diperbolehkan sehingga objek yang dilihat seolah-olah sebagai dorongan untuk mencipta karya seni. Namun demikian, dalam konstelasi dunia seni lukis terdapat lukisan realis dan non-realis. Lukisan realis, yaitu lukisan yang menggambarkan kondisi nyata, pelukis mengarahkan objek lukisan kepada hal senyatanya. Lukisan non-realis, yaitu lukisan yang menampilkan figure-figur yang tidak senyatanya, yang tampak oleh mata secara wajar. 2. Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak Manfaat menggambar sama dengan melukis. Proses kerja kejiwaan yang terjadi ketika anak melukis sama dengan menggambar. Oleh beberapa ahli, perbedaan melukis dan menggambar terletak pada hasilnya. Menggambar menghasilkan dominasi goresan atau garis dalam gambarnya, sedangkan melukis menghasilkan kesan kuas yang lebih menonjolkan warna. Melukis condong dikatakan lebih ekspresif dibandingkan dengan menggambar. a. Melukis sebagai Media Mencurahkan Perasaan Dalam beberapa buku psikologi terungkapkan bahwa terdapat alasan tertentu saat seseorang memilih warna. Bagi orang dewasa, pemilihan warna dipengaruhi oleh lokasi atau tempat tinggalnya. Sedangkan pada anak, sebagian anak telah mampu mengolah warna dengan jelas dan enak, mereka telah dapat mencoba mengkombinasikan atau menyusun warna sesuai dengan rasa, serta telah dapat menggunakan karya dan warna sebagai simbol untuk menyatakan sesuatu. Selain itu, sebagian anak juga telah mampu mencampur warna, baik pastel maupun cat air sebelum digunakan. Teori warna menjelaskan bahwa warna mempunyai simbol dan kesan rasa sebagai berikut :

1) 2) b.

Warna panas, dikatakan warna panas karena kelompok warna ini dapat mempengaruhi kesan tenang. Kelompok warna panas adalah merah, kuning, orange, putih. Warna dingin, dikatakan dingin karena kelompok warna ini dapat mempengaruhi kesan sejuk. Kelompok warna dingin adalah biru, hijau. Melukis sebagai Alat Bercerita (Bahasa Visual/Bentuk) Bercerita sebenarnya usaha untuk berkomunikasi dengan orang lain. Mengingat cara berpikir anak masih dalam taraf global antara pikiran dan perasaan, maka pola tersebut kadang tampak pada perilaku nyata atau tertutup hanya dengan membayangkan. Ketika anak usia dini belum dapat mengontrol diri maka ia akan menggunakan bidang gambar seadanya. Anak-anak bercerita sambil menggambar tanpa melihat lukisan tersebut berbentuk atau tidak, asal seluruh kegiatan dapat dilakukan untuk menampung cerita yang diinginkan. Sekarang persoalannya adalah bagaimana cara membina anak agar dapat menikmati lukisannya? Seorang guru dapat melakukan pengarahan kepada anak dengan :

1)

Mengerem kegiatan menggambar yang tidak bermanfaat. Tipe anak yang ekspresif yaitu anak yang sering berkelakuan spontan akan merasakan kegiatan tersebut merupakan hambatan. Oleh karenanya, dengan mengerem anak ketika anak menumpang bentuk di atas bentuk yang ada, guru dapat mengarahkan dengan menunjukkan bahwa gambar yang dibuat sudah baik, tidak perlu ditumpang lagi.

2) 3)

Menerangkan secara logika, bahwa bentuk-bentuk yang dibuat telah menjelaskan ceritacerita yang diinginkan. Memberi contoh dengan gambar. Hal ini digunakan untuk meningkatkan apresiasi anak. Gambar atau lukisan dapat dipilih yang realis artinya gambar tersebut tampak jelas oleh penglihatan anak dengan tanpa menebak lagi. Anak diarahkan untuk mengerti susunan dan bentuk yang sesungguhnya.

c.

Melukis berfungsi sebagai Alat Bermain Kadang-kadang anak melukis tidak untuk mengutarakan pendapat saja melainkan juga untuk bermain. Warna yang dianggap menarik diperlakukan sebagai alat atau media permainan dengan jalan: (a) mencampur warna satu dengan warna yang lain sehingga menjadi gelap dan sulit membedakan satu dari yang lain. (b) mengombinasikan warna satu dengan warna lainnya, (c) menambahi bentuk dengan bentuk baru, warna baru (mewarnai) atau menempel dengan bahan lain. Kegiatan yang dilakukan anak merupakan kegiatan yang wajar sebagai alat bermain. Namun, jika anak akan bermain warna dengan barang-barang yang sudah baik, yang ada di rumah/di kelas maka Anda perlu memberikan perhatian agar anak tidak terbiasa melakukan kegiatan suka merusak.

d.

Melukis dapat Melatih Ingatan

Melukis adalah menggambar bayangan yang ada di benak. Bayangan di benak pelukis datang dari suatu peristiwa yang pernah dikenang, baik kenangan yang susah ataupun kenangan manis yang selalu ada dalam ingatan. Beberapa kejadian yang telah masuk dalam ingatan anak (memori) biasanya akan muncul ketika bentuk, warna, baju, permainan, perilaku orang atau kata-kata bujukan menuju ingatannya. Semua ingatan ini akhirnya muncul ketika anak sedang melukis. e. Melukis dapat Melatih Berpikir Komprehensif (Menyeluruh) Kaitan melukis dengan perkembangan berpikir maupun perkembangan perasaan tinggi. Ketika anak akan mencari ide dan gagasan, pikiran anak akan menjangkau terlebih dahulu objek yang akan ditampilkan, contohnya: Melukis keramaian kota. Saat berpikir, anak akan membayangkan kota yang pernah dilihat, sehingga mungkin ada dalam satu anak yang dalam lukisannya akan menampilkan hiruk-pikuknya suasana kota. Sedangkan pada lukisan dari anak yang lain, akan menggambarkan hasil pikirannya tentang salah satu peristiwa yang menarik perhatiannya dari keramaian kota, misalnya adanya tabrakan mobil dan ditampakkan salah satu supir atau pengendara yang terluka. Kemungkinan lukisan yang lain hanya mengungkapkan satu orang anak yang lari mengejar orang tuanya sambil menangis. Saat anak berpikir dan melukis keramaian kota, hal itu sebenarnya didapat melalui dua imajinasi anak berikut. (a) melihat keramaian kota dengan bentuk tiga dimensi serta hirukpikuknya akan dicatat dalam medium dua dimensi, berarti terjadi berpikir abstraksi. Kejadian tersebut dirangkai dengan imajinasi anak sebagai pernyataan subjektivitas, dapat memberikan dan melatih kemampuan anak dalam mengungkapkan peristiwa dan mengungkapkan dalam bentuk gambar. (b) Suatu kejadian merupakan rangkaian peristiwa yang berlatar belakang banyak. Melukis merupakan latihan mengamas berbagai peristiwa, bentuk dan rasa menjadi catatan visual. Oleh karenanya, beberapa ahli memberikan istilah melukis sebagai bahasa visual, mencatat kejadian menjadi catatan bergambar. Menfaat melukis bagi perkembangan daya nalar tinggi f. berupa pengembangan daya tangkap kompherensif dan cara mengungkapkan secara sistematis namun ekspresif. Melukis sebagai Media Sublimasi Perasaan Pada suatu ketika, anak diminta gurunya untuk melukis keadaan di rumah. Namun, pada awalnya anak tidak bersedia untuk melukis bahkan mengganggu teman-temannya yang sedang melukis, dan tiba-tiba saja guru meminta anak untuk melukis, anak itu kemudian berlari ke luar kelas dan mengekspresikan dirinya dengan berlari-lari dan memainkan beberapa batu yang dibayangkan sebagai mobil. Tidak lama kemudian, anak masuk kek kelas dan langsung melukis dengan proses sebagai berikut.

Menggambar satu mobil dengan fasilitas lengkap dan diberi warna kuning; gambar ini kemudian ditambahkan satu kendaraan lagi juga berupa mobil berwarna biru. Ketika dua mobil sudah mulai digambar dengan berlatar belakang rumah bertingkat tiba-tiba ditutup dengan cat air berwarna merah dan kemudian menirukan suara tabrakan...duar...seketika itu pula kedua lukisan mobil ini tidak tampak lagi Setelah diketahui dua mobil tersebut tidak lagi berujud pada lukisannya, maka guru segera menanyakan: Nak, mana lukisan mobil itu? Anak segera menjawab, mobilnya rusakl terbakar karena tabrakan. Peristiwa yang dilukiskan anak ini sebenarnya merupakan ungkapan rasa marahnya ketika melihat satu mobil mewah ditabrak oleh mobil lain yang menyebabkan perjalanan ke sekolah pada pagi hari kemarin terlambat. g. Melukis dapat Melatih Keseimbangan Secara keseluruhan cara membayangkan sesuatu oleh anak dianggap sebagai kegiatan menyeimbangkan antara objek dengan emosi. Pada kesempatan ini terjadi peristiwa yang bersamaan, sebab pikiran dan perasaan masih menyatu. Ketika pikiran dan perasaan telah mulai memisah, unsur bentuk kemungkinan akan menonjol, karena berjalan sesuai dengan perkembangan pengamatan anak. Pikiran anak dapat tertuangkan dengan jelas, mungkin berupa keinginannya atau kemungkinan pernyataan kesedihannya. h. Melukis dapat Melatih Kreativitas Anak Keadaan anak melukis ternyata mempunyai perilaku yang khas dan tidak tetap, diantaranya (a) anak bernyayi kemudian melukis, (b) berlari dan mencontohkan objek yang dilukiskan terlebih dahulu kepada gurunya, (c) langsung melukis tanpa komentar, (d) melukis sambil bercerita. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang wajar, seperti halnya ketika orang dewasa bekerja. i. Melukis Mengembangkan Rasa Kesetiakawanan Sosial yang Tinggi Ternyata kegiatan anak dalam melukis bersama menunjukkan variasi kerja: (a) anak tidak pernah berbicara, (b) anak selalu menerangkan dan menjelaskan karyanya kepada anak di sampingnya, (c) anak selalu memberitahu kekurangan teman, (d) anak terbuka dan bertanya keinginan temannya. Dalam kegiatan ini, seorang gruru dapat melakukan kegiatan tindakan preventif. Dengan kegiatan ini dapat diperoleh manfaat bahwa dengan melukis bersama, anak akan terlatih memahami orang lain. Tujuan kompetensinya adalah memberikan rasa tanggung jawab pada dirinya serta memahami hak orang lain sesuai dengan kebutuhan. B. Peralatan dan Teknik Melukis 1. Medium dan Bahan Melukis Berdasarkan teknik, berkarya seni rupa dapat dikerjakan dengan cara konvensional dan inkonvensional. Cara konvensional adalah langkah yang dilakukan dengan jalan

menggunakan peralatan sesuai standar pabrik serta sesuai dengan teknik yang diminta oleh pabrik. Misalnya: menggambar dengan pensil, pastel, cat air atau yang lain. Sedangkan teknik inkonvensional adalah cara yang digunakan seseorang untuk menciptakan gambar atau pun lukisan dengan bervariasi teknik. Sebagai contoh: teknik tutup lilin. Teknik ini mendahulukan menggambar dengan lilin penerang setelah gambar sketsa sudah dinyatakan siap dikerjakan. Kemudian menggambar dengan menggunakan pewarna cat air, ditumpangkan di atas gambar berlilin tersebut. Bagi kertas yang tidak tergores dengan lilin akan menyerap warna, sedang yang tidak, akan menyesuaikan dengan warna lilin. Secara garis besar bahan berkarya rupa terdiri dari dua jenis, yaitu: (1) medium konvensional artinya medium yang sesuai dengan aturan penggunaannya seperti kertas, kanvas, hardboard dan papan. (2) medium inkonvensional, yaitu modifikasi medium yang sesuai dengan keinginannya, misalnya melukis di atas kain blaco, terpal atau plastik . Medium konvensional seperti kertas mempunyai aturan dan ukuran tertentu seperti ukuran A4 (kuarto), A3 2 x ukuran kuarto dan semakin kecil angka semakin besar ukuran kertas. Penyebutan ini untuk menyesuaikan dengan istilah percetakan. Kanvas adalah medium untuk melukis cat minyak. Bahan dasar kanvas adalah kain yang ditutup dengan cat minyak agar tidak mudah menyerap bahan warna minyak tersebut. Kanvas yang baik adalah kanvas dari bahan kain yang tidak mudah sobek serta tahan lama. Di samping itu kanvas diusahakan lentur sehingga mudah pemasangannya serta nantinya tidak mudah retak. Kemudian perlengkapan lain adalah warna. Warna mempunyai banyak jenis, di antaranya adalah: (1) warna alami termasuk pensil, daun, arang, (2) warna artificial (buatan) dari bahan minyak seperti pastel, cat minyak dan cat ducco; dari bahan lilin berupa pastel lilin; dari bahan pigmen kapur seperti cat air, cat poster, akrilik dan sintetik. Bahan lain yang berupa pewarna kimiawi adalah bahan warna sintetik batik. Warna-warna ini merupakan warna campuran dari dua jenis bahan kimia garam dan naphtol, serta akan muncul ketika dicampur. Pensil merupakan bahan warna dan sekaligus sebagai alat. Pensil tersebut mempunyai berbagai ukuran sesuai dengan karakteristiknya, ukuran karakter tertera pada pangkal pensil seperti H, HB, atau 2B. Masing-masing kode menunjukkan sifat keras lunaknya pensil. 2. Peralatan Melukis a. Pensil Hasil lukisan dengan teknik kering seperti pensil tampak pada arsir atau goresan. Pada umumnya anak-anak suka menggambar dengan cepat. Jika alat yang digunakan tidak sesuai dengan tingkat kecepatannya berekspresi, maka anak akan segera kehilangan ide berikutnya. Oleh karenanya, dengan memahami sifat anak dalam menggambar, seorang guru perlu memilihkan pensil warna yang cocok serta bahan kertas yang sesuai.

b.

Arang Pada prinsipnya alat gambar arang ini sama dengan pensil konte, yaitu dengan menghitamkan terlebih dahulu kertas gambar, kemudian menghapusnya. Karya gambar dengan arang relative mudah terhapus oleh tangan, oleh karenanya dapat ditutup dengan fixative yang dapat dibeli dari toko langsung berupa car laquer (liquid) yang bening atau sering disebut dengan cat semprot tangan (pilox) clear.

c.

Pena, Spidol Alat ini digunakan untuk mengantarkan tinta sebagai pewarna gambar. Ujung pena berbentuk runcing, tumpul bulat atau tumpul patah lurus. Hasil penggunaan alat ini bisa berbentuk tipisruncing, tebal berkesan tidak teratur dan blok besar. Beberapa penggunaan pena ini mengatakan bahwa pena cocok untuk membuat gambar berbentuk blok dan garis (runcing).

d.

Ranting Pohon Kesan yang ditimbulkan pena berbentuk formal, artinya garis yang dihasilkan sesuai dengan bentuk ujung pena yang tersedia. Untuk membuat bentuk yang artistic dengan kesan bervariasi dapat menggunakan ranting pohon yang dipatahkan. Patahan ini akan membentuk kesan yang dikehendaki sesuai dengan keinginan (ekspresi).

e.

Potongan Papan Beberapa karya lukis juga dapat diselesaikan dengan peralatan sederhana seperti di bawah ini: papan yang dipotong segi empat mirip dengan batangan papan kecil dan digunakan untuk menyelesaikan melukis secara blok warna. Bahan warna bisa berasal dari cat air ataupun cat minyak dengan tujuan menghasilkan kesan blok. Biasanya dipilih papan yang mudah menyerap bahan dasar air.

f.

Kuas Terdapat bermacam-macam ukuran kuas; mulai kuas yang mempunyai efek runcing sampai dengan tebal seperti efek yang dihasilkan oleh batangan papan. Secara normal, jenis kuas untuk cat air berbeda dengan jenis kuas untuk cat acrylic serta cat minyak. Unsur yang membedakan adalah bahan dasar dan penyerapan bahan warna. Untuk cat air biasanya kuas lebih halus dan mudah menyerap air seperti bulu kuda atau sejenisnya. Sedangkan untuk cat minyak dan poster kuas cenderung lebih berserat tebal.

g.

Karet Tebal dan Karet Tipis Jika papan kayu tersebut bersifat keras dan kurang dapat menyerap bahan warna maka kuas dengan karet batangan lebih dapat menyerap air, sehingga dapat digunakan lebih lama. Namun, bahan ini mempunyai kelemahan karena setiap akan berganti warna berarti anda harus berganti alat, karena tidak praktis harus mencuci alat tersebut setiap saat. Kesan yang diperoleh dari goresan karet ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan anda.

h.

Krayon Pastel Alat menggambar ini sekaligus berfungsi sebagai pewarna berbentuk batangan. Kesan pastel sesuai dengan pegangannya, jika anda ingin membuat blok kertas pembungkus pastel dilepas terlebih dahulu. Cara memegang krayon pastel tidak berdiri tetapi dibuat tidur. Selanjutnya, penggunaan krayon pastel berdasarkan jenis krayon pastel: (a) krayon pastel minyak atau disebut oil krayon pastel, sifat pastel ini lunak dan warna yang dipergunakan memberi kesan pekat oleh karenanya disenangi oleh anak untuk melukis. (b) krayon pastel lilin atau (wax), yaitu krayon pastel yang sulit mengeluarkan warna. Kesan yang ditimbulkan transparan. (c) krayon pastel kapur atau sering disebut jenis chalk pastel ini mudah terhapus oleh tangan, sehingga diperlukan kertas yang berserat tebal.

i.

Pup Pup adalah sejenis alat buatan sendiri yang terbuat dari bahan kain dan isi dari kain perca, busa (spons) atau kapas. Cara membuatnya: sediakan kain ukuran 25 x 25 cm di tengah diisi dengan kain perca atau busa kemudian tutupkan atau bungkuskan sehingga membentuk bulatan. Bulatan yang sudah jadi tadi diikat dengan kencang agar isi yang terbungkus tidak mudah lepas.

j.

Jari Tangan Sifat anak usia dini ketika melukis ingin cepat agar ide dan gagasannya tidak kandas dan menghilang. Oleh karena itu, anak dengan nekat mengambil warna yang ada secara langsung dari warna yang telah disediakan. Dengan jari-jarinya anak merasakan bahwa ia dapat lebih cepat menyelesaikan lukisannya. Akhirnya, anak mencelupkan tangannya sendiri ke cat warna. Teknik melukis langsung dengan pewarna tersebut dinamakan finger painting, yaitu teknik melukis dengan jari tangan secara langsung tanpa menggunakan bantuan alat. 3. Melukis Inkonvensional Pada prinsipnya melukis inkonvensional merupakan cara berkreasi menggunakan peralatan dan teknik yang tak biasa. Cara kerjanya seperti eksperimentasi (percobaan). Cara ini juga disenangi oleh anak karena sifat bermainnya lebih banyak dan anak dapat menginterpretasi bermacam-macam teknik dan mencoba dan menggabungkan sendiri.

a.

Teknik Tutup Teknik tutup merupakan teknik campuran antara teknik basah dengan teknik kering. Teknik basah karena menggunakan medium cat air. Sedangkan teknik kering karena medium lain yang akan digunakan adalah medium pastel. Teknik tutup ini dapat dimanfaatkan oleh anak tipe ekspresif karena membutuhkan kecepatan berekspresi. Teknik tutup ini juga dapat diartikan menutup sebagian gambar dengan berbagai macam bahan dan kemudian diselesaikan dengan pewarnaan secara menyeluruh.

b.

Teknik Campur Warna Kering dan Warna Basah Teknik ini melalui dua proses yang bersifat tidak terduga karena gambar yang dihasilkan tidak dapat dirancang terlebih dahulu. Lukisan yang dihasilkan berupa kombinasi cat kayu atau cat minyak dengan pemisah air.

c.

Melukis dengan Teknik Gesek Benang Teknik ini memerlukan persiapan banyak yaitu: mewarnai masing-masing benang dengan warna yang dikehendaki. Benang-benang tersebut disusun sedemikian rupa dengan bertumpuk-tumpuk, namun ujung benang diperlihatkan. Tumpukan benang tersebut ditutup dengan kertas guna penekanan. Dalam hal ini langkah dilanjutkan dengan menutup dan menekan kertas penutup dengan tangan dan selanjutnya benang ditarik satu persatu. Hasil yang ditimbulkan berupa bentuk bunga terompet.

d.

Melukis dengan Teknik Ikat-Celup Sebagian orang mengatakan bahwa teknik ikat celup tidak termasuk melukis, karena tidak secara langsung membuat lukisan. Teknik ini menggunakan cara membuat ikatan-ikatan terlebih dahulu, dan hasilnya pun belum dapat diduga seperti apa. Oleh karenanya tidak digolongkan ke dalam melukis. Sebagian orang mengatakan prinsip melukis dengan teknik ikat celup terletak pada penempatan ikatan serta variasi celupan dengan beberapa warna. Teknik ini dapat digolongkan ke dalam melukis inkonvensional, karena tergantung pada kelihaian seseorang dalam memprediksi hasil ikatan tersebut.

e.

Melukis dan Menempel Untuk membuat gambar dengan cara menempel pada kertas, anda harus memperhatikan jenis bahan yang akan ditempelkan. (a) jika bahan yang ditempelkan berupa kertas sejenis dan potongan kertas tersebut merupakan blok bentuk, maka dinamakan azaleyo. (b) namun, jika potongan kertas yang ditempel berfungsi sebagai butiran warna-warna maka disebut dengan mozaik, (c) jika yang ditempelkan berupa benda trimatra dan jenis yang berbeda untuk bahan tersebut disebut dengan kolase.

f.

Melukis dengan Kibasan Warna Cat Air Melukis dengan teknik kibasan warna cat air ini digolongkan teknik inkonvensional. Hasil kibasan warna cat air tidak dapat diramalkan. Oleh karena itu, yang di pentingkan dalam penampilannya adalah tata letak dan komposisi warna yang akan dilihat dengan keseimbangan semu (occult axial balance). C. Gagasan Melukis bagi AUD 1. Prinsip Memotivasi Aud Untuk Melukis Kegiatan melukis bagi seseorang umumnya dapat dilakukan melalui 3 tahapan,yaitu: (a) Eksplorasi : mencari ide dengan berbagai cara, berdasarkan referensi atau buku. Buku yang

dibaca harus anda pahami isi dan maknanya kemudian bayangkan isi buku tersebut, dan akhirnya wujudkanlah menjadi karya lukis. (b) Eksperimentasi : tahap mencoba untuk mencari pengalaman, cara yang ditempuh bermacam-macam: 1. Mencoba alat yang paling disukai, kemudian mencoba berkarya tanpa merasa takut jika terdapat kesalahan. 2. Mencoba mengubah bentuk dari bentuk realistic menuju abstrak, demikian juga sebaliknya. Bentuk-bentuk tersebut kemudian dibuat menjadi fungsi baru atau yang berbeda dari pada yang lain. 3. Mencoba membuat eksperimen bahan atau medium berkarya. Biasanya terdapat medium konvensional seperti kertas dan kanvas. (c) Kreasi/Mencipta : Anak harus diberi banyak motivasi oleh pendidik sebagai jalan membuka ide dan pikiran yang baru untuk mencipta. Sesuai dengan teori motivasi. Kata motivasi memiliki 3 bentuk dasar,yaitu: 1. Motivasi Artistik : dorongan menggambar karena melihat sesuatu objek yang indah, sehingga tampak dalam gambar berupa tata susunan yang artistik. 2. Motivasi Penalaran : dorongan berkarya seni dari pandangan objek yang mempunyai struktur menarik, sehingga anak berkeinginan menggambar. 3. Motivasi Imajinasi : dorongan menggambar dari imajinasi anak. Anak membayangkan sesuatu, mungkin cita-cita atau bentuk yang lain hingga terwujud lukisan. Bentuk motivasi adalah internal dan eksternal. Motivasi internal adalah dorongan kepada anak dengan menyentuh alam pikiran dan perasaan anak. Hal ini sangat dibutuhkan karena dorongan internal ini akan menumbuhkan alam pikiran yang imajinatif serta memberikan dorongan untuk menyeimbangkan pikiran dan perasaan. Kegiatan ekspresi dengan melukis dapat ditumbuhkan dengan jalan memotivasi anak sedini mungkin, yaitu dengan memberikan gagasan baru. Sebenarnya anak telah mempunyai gagasan sebelum diberi motivasi. Namun, karena terdapat kesenjangan antara persepsi dengan gagasan maka gagasan sering tak muncul. Kekaburan persepsi tersebut dapat disentuh dengan berbagai cara, misalnya melalui sentuhan cerita ataupun gambar yang diberikan kepada anak untuk ditebak maknanya. Sentuhan tersebut juga dapat muncul melalui suara-suara yang menjadikan ingatan serta gambaran yang akan datang muncul, bisa berupa suara halus maupun suara kasar. Misalnya memperdengarkan suara musik dan suara hewan tertentu yang dapat mengundang ingatan dan asosiasi anak untuk berimajinasi bentuk berdasarkan suara. 2. Model Pemberian Motivasi Melukis Agar pendidik dapat memotivasi anak usia dini untuk melukis,pendidik dapat melakukan model-model berikut.

a.

Melukis Cerita Cerita merupakan wacana yang paling disukai oleh anak, terutama di masa pertumbuhan untuk pengenalan dirinya. Cerita yang diberikan kepada anak dapat disesuaikan dan dikondisikan kepadanya seiring dengan perkembangan pikiran dan daya emosinya. Anak usia 2 tahun senang melihat dan mencoba menghafal situasi sekitarnya, sehingga cerita tentang situasi sekitarnya dapat dipersonifikasikan. Beberapa pendidik mengartikan belajar melukis hanya peningkatan teknik membuat bentuk serta pewarnaannya. Anak pada usia perkembangan, yaitu anak pada usia 2 tahun termasuk usia yang sensitive karena sedang mengalami usia perkembangan kosakata dan pengetahuannya. Mereka memparkaya pengetehuan dengan bertanya kepada siapa saja dan yang paling kuat pengaruhnya adalah orang terdekat.

b.

Melukis dengan Berdiskusi Terlebih Dahulu Anak harus berdiskusi dengan pendidik atau pendampingnya tenteng objek yang akan dilukis. Setelah mengetahui tugas yang diberikan, tugas tersebut ditanyakan kepada anak lain, untuk mengetahui kejelasannya. Selajutnya anak dapat melanjutkan tugas melukisnya.

c.

Objek dan Isi Lukisan Sebelum melukis, pendidik memberi gambaran atau lukisan yang realistik. Lalu anak diminta mengamati dan member komentar atau lukisan yang diperlihatkan pendidik. Setelah itu anakanak baru diminta untuk melukis apa yang telah dilihatnya.

d.

Melukius Lagu Guru mengajarkan anak untuk bernyanyi bintang kecil. Setelah selesai bernyanyi, pendidik dapat meneruskan dengan bercerita pada anak-anak tentang angkasa yang berisi planet serta dapat pula digunakan untuk pesawat terbang.

e.

Melukis Puisi Prosedur melukis puisi sama dengan melukis nyanyian. Puisi yang ditampilkan merupakan sentuhan yang dapat memotivasi anak untuk berkarya. Puisi tersebut dapat diciptakan oleh anak atau dibuat oleh pendidik. Selanjutnya anak disuruh mengomentarinya.

f.

Melukis Gerakan dan Tarian Sebelum memulai melukis,ajak anak-anak untuk memperhatikan suatu tarian yang di peragakan didepan kelas, kemudian arahkan anak-anak agar dapat memberikan komentar pada tarian tersebut.

g.

Melukis Kesedihan dan Kesenangan Untuk model melukis kesedihan dan kesenangan, sebelum memulai melukis, ajak anak-anak merenungkan hal-hal yang telah membuat hati mereka sedih atau senang. Atau, adakan

kegiatan tanya jawab dengan anak-anak tentang hal-hal yang dapat membuat mereka bersedih hati atau sebaliknya.

MENGGAMBAR BAGI ANAK USIA DINI


SENI RUPA ANAK USIA DINI MENGGAMBAR BAGI ANAK USIA DINI DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : DRA. SRI LESTARI, M.PD

KELOMPOK 1 DWI KHAIRUNNISYAH F54011007 F54011001 F54011027 F54011020 F54011029 F54011028

A LESTARI

A UTAMI

USYANNUR CAHYA DEWI

ALTIA SETIA DEWI

PENDIDIKAN GURU - PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

2012/2013 Kata Pengantar Alhamdulillah, pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Seni Rupa Anak Usia Dini, pada semester III, di tahun ajaran 2012/2013, dengan judulMenggambar Bagi Anak Usia Dini. Makalah ini kami susun berdasarkan materi yang telah di berikan. Makalh ini untuk membantu teman-teman agar lebih mudah dalam mempelajari mata kuliah ini. Besar harapan kami kiranya makalh ini memberikan manfaat bagi teman-teman. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga di masa mendatang bisa lebih sempurna. Pontianak, September 2012 Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........

.i

DAFTAR ISI .....ii 1. MENGGAMBAR DAN MANFAATNYA BAGI ANAK ....1 2. MEDIA DAN PERALATAN MENGGAMBAR........4 3. GAGASAN MENGGAMBAR BAGI ANAK USIA DINI ..............7

1. Menggambar dan Manfaatnya bagi Anak A. GAMBARAN UMUM Pada prinsipnya kegiatan menggambar yang dilakukan oleh anak merupakan kegiatan naluriah, seperti halnya makan, minum, berbicara dan bercerita kepada orang lain. Rasa seni dimulai dengan bagaimana anak bisa menata benda-benda disekitarnya. Jika hal tersebut tidak dilakukan oleh anak, maka pendidikan atau orangtua anak perlu segera mendidik dan membimbingnya. Rasa seni ini akan dipelihara sehingga mampu mewujudkan keindahan. Untuk melihat keindahan yang dihasilkan anak secara sederhana dapat dilihat pada cara memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sifat kepribadian anak pada awalnya adalah masih bersatunya anatara alam pikiran dan perasaan anak. Perkembangan kepribadian ini dimulai dengan terpisahnya pikiran dan perasaan anak. Pelajaran matematika dan pelajaran lain yang bersifat eksak (ilmu pasti) akan memisahkan secara evolusf (perlahan-lahan) antara pikiran dan perasaan anak. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu strategi untuk menghidupkan rasa dan mengembangkan pikiran pada anak. Jika pikiran saja yang dikembangkan maka keseimbangan rasa anak akan melemah dan akhirnya rasa indah tidak akan tumbuh pada anak tersebut. Rasa indah bermanfaat untuk menyeimbangkan otak dan mengarahkan kemampuan kecintaan pada benda dan objek di sekitarnya. Rasa seni akan berkembang menjadi rasa keindahan, rasa ketuhanan dan akan mudah disentuh kepribadiannya serta etika dan moralnya. B. PENGERTIAN MENGGAMBAR Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar. Sebelum memahami teknik menggambar untuk anak usia dini, ada baiknya anda memahami fungsi gambar bagi perkembangan anak. Untuk mengetahuinya, anda dipersilahkan mengamati perilaku anak di rumah. Tugas anda adalah mencatat kegiatan dan gerak-gerik anak yang berkaitan denagn menggambar. Selamjutnya anda diminta mencatat dalam suatu lembar kerja yang berisi kegiatan anak setiap harinya, minimal 4 jam sehari. Hal-hal yang perlu dicermati adalah perilaku anak ketika melihat gambar yang diberikan oleh ibunya atau orang lain. Sekarang perhatikan ilustrasi berikut ini! Pada suatu ketika, seorang anak usia 2 tahun bertanya kepada ibunya: ....Ini apa , Bu?(ditunjukkan gambar piring beserta isinya). Sang ibu lalu menjawab:Sepiring nasi dan lauk. Berdasarkan ilustrasi tersebut, ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada anak. Pertama, anak yang sama sekali belum tahu akan menanyakan lebih lanjut gambar sebenarnya.selanjutnya, anak akan menanyakan perihal isi piring tersebut gambar apa saja. Kemungkinan akan melanjutkan pertanyaan lain yang berhubungan dengan isi piring dan makanan lain. Kedua, bagi anak yang sudah memahami gambar, ketika melihat piring beserta isi lauk diatasnya, anak akan membayangkan hidangan sarapan setiap pagi. Gambaran

tersebut memberi keterangan sekaligus merangsang anak untuk mengingat, dan membayangkan enaknya kalau makan dengan lauk yang tergambar dibuku tersebut. C. MANFAAT GAMBAR DAN MENGGAMBAR BAGI ANAK USIA DINI. 1. Manfaat Gambar bagi Anak Bagi anak normal, ketika melihat suatu gambar maka terjadi proses berpikir, dalam cita-rasa dan angan-angannya akan tumbuh terus. Pada saat ini gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagsan baru.kegiatan anak yang dianggap orang tua membahayakan, kemungkinan akan dilarang dan dihentikan justru ketika anak sedang melakukan pengembangan imajinasinya. Sebagai contoh: gambar pesawat terbang . Jadi, manfaat gambar bagi anak adalah sebagai berikut: a. b. c. d. Alat untuk mengutarakan (berekspresi) isi hati, pendapat maupun gagasannya. Media bermain fantasi, imajinasi dan sekaligus sublimasi. Stimulasi bentuk ketika lupa, atau untuk menumbuhkan gagasan baru. Alat menjelaskan bentuk serta situasi. Gambar merupakan media untuk berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya: anak menggambar beberapa orang bermaksud menceritakan sahabat, saudara atau kenalannya. Anak perempuan akan menyebutkan satu persatu teman yang dia kenal, kadangkala juga menyebutkan kecantikannya sedangkan anak laki-laki mencoba menjelaskan keheroikannya atau bahkan kesenangannya berteman. Dalam teori stimulasi, pengetahuan yang dipunyai anak masih belum sempurna dan belum mampu membuat asosiasi terhadap kondisi atau objek yang pernah dilihat. 2. Manfaat Menggambar Secara garis besar fungsi dan manfaat gambar bagi anak dapat diuraikan sebagai berikut. a. Menggambar sebagai alat bercerita (bahasa visual/bentuk) b. Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan c. Menggambar sebagai alat bermain Ketika anak menggambar terjadi peristiwa berfantasi. Jadi menggambar melatih anak berfantasi. Fantasi yang muncul adalah bentuk-bentuk yang kadangkala aneh dilihat orangtua atau bentuk sederhana seperti lingkungan sekitar anak. d. Menggambar melatih ingatan e. Menggambar melatih berpikir komprehensif (menyeluruh) f. Menggambar sebagai media sublimasi perasaan Menggambar dapat digunakan untuk mendidik anak melatih mengendurkan spontanitas dan mengarahkannya untuk mengajarkan cara berbicara. g. Menggambar melatih keseimbangan Pikiran dan perasaan anak kadang bbertumpuk menjadi satu. BSD Susanto (1956) menjelaskan bahwa kehidupan perasaan dan pikiran anak pada usia 3 sampai 5 tahun masih menyatu, sehingga apa yang dipikirkan sama dengan apa yang dia bayangkan. h. Menggambar mengembangkan kecakapan emosional Anak akan menata bentuk dan figur itu dengan keseimbangan tidak mutlak (obvious axial balance) yang sebenarnya menggambarkan perasaan anak. Kegiatan menggambar ini akan dapat menampung ide dan melatih menyeimbangkan perasaan secara spontan.ketika

gambar telah selesai dapat dilihat keseimbangan penyusunan komponen atau unsur yang ada dalam bidang gambar. Terdapat 2 jenis keseimbangan tidak mutlak/semu (obvious axial balance) dan keseimbangan mutlak (occult axial balance). Susunan yang menggunakan komponen atau unsur bentuk yang sama dan ajeng disebut simetris. Hampir setiap gambar yang dilakukan anak usia dini mengalami keseimbangan yang baik ditata secara simetris maupun asimetris (tidak simetris). Berdasarkan teori psikologi, keseimbangan yang diperoleh ini disebabkan perasaan dasar anak yang masih murni, belum banyak berpikir untuk menyusun. i. Menggambar melatih kreativitas anak Kebiasan anak adalah mencari perhatian kepada orang lain. Karakter ini juga tampak dalam gambar anak. Kreativitas yang dapat dilatih pada anak adalah : 1) kreativitas memilih objek ( benda ) tambahan , 2) mencari sesuatu yamg lain dari yang lain dan, 3) terjadi asosiasi bentuk yang menyebabkan secara konsep terbentuk kreativitas. j. Menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung Proses menggambar bagi anak sebenarnya merupakan hasil pengamatan terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal, seperti : meja, kursi, bunga, mobil, maupun benda yang bergerak lainnya. Oleh karenanya, pembelajaran pendidikan Seni Rupa (Menggambar) dengan meminta anak mengamati lingkungan sekitar merupakan salah satu cara melatih ketelitian pengamatan. 3. Keterkaitan Gambar dengan Perkembangan Sosial Salah satu tanda perkembangan anak adalah kemampuannya berkomunikasi dengan pihak lain. Perkembangan ini merupakan bagian perkembangan sosial. Perkembangan selanjutnya, anak akan menjelaskan isi gambar yang mengungkapkan sifat temanya. 2. Media dan Peralatan Menggambar A. MEDIA Media adalah bahan yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan seseorang, seperti: kertas, kanvas, kain atau papan tripleks, hardboard keramik, kaleng plastik bekas cat atau dan kardus bekas pengepakan bahan makanan, serta bahan-bahan yang lain. Sesuai dengan tujuan menggambar yaitu melatih mengutarakan pendapat dengan lancar, maka media yang akan digunakan oleh anak sebaiknya dipilih benda yang mudah dipakai untuk menuangkan ide dan gagasannya. 1. Kertas dan karbon. Sifat bahan ini ada yang mudah sobek, dan ada yang kuat. Ukuran kertas juga bermacam-macam. Sifat kertas atau medium menggambar ini menentukan bahan dan peralatan untuk menggambar. Terdapat 4 ukuran kertas yaitu sebagai berikut: a) b) c) d) 2. A5 adlah ukuran buku begaris atau setengah folio (14.35 x 21.0) A4 sering dikatakan ukuran folio (21. 0 x 29.70) A3 ukuran dua kali folio (29.70 x 40) Plano atau ukuran kertas gambar padalarang (60 x 45) Kanvas Kanvas adalah medium gambar yang paling kuat dibanding bahan kertas dan karton. Semula kanvas terbuat dari kain yang juga disebut dengan kanvas, yaitu kain tebal, yang berfungsi untuk menutupi panas atau dingin nya cuaca.

3. Papan kayu lapis Terdapat bahan gambar berupa papan kayu lapis yang dapat dipergunakan untuk menggambar. Ada dua jenis papan yaitu : Papan kayu lapis yang terbuat dari tripleks, terdiri atas susunan lapisan kayu yang disayat tipis. Tripleks yang terbuat dari partikel kayu yang yang di padatkan dan dibuat lempengan dengan dipres sekuatnya. 4. Keramik gerabah dan batu Terdapat perkembangan baru bahan atau medium lukis, yaitu keramik lantai, gerabah, peralatan dapur maupun aksesoris rumah, serta batu. Keramik lantai dapat digunakan secara langsung dengan bahan pewarna: a) b) c) d) Cat kayu Cat minyak Spidol transparansi Spidol minyak Gambar yang sudah selesai dapat ditutup dengan pelapis atau pengkilat berupa cat netral atau sering disebut dngan clear. Bahan lain yang sering digunakan adalah gerabah yang terbuat dari tanah liat seprti cobek,vas bunga, pot tanaman hias tempayan serta yang lain. Bahan ini dapat dilumuri cat terlebih dahulu atau dapat dilumuri langsung dengan cat tembok atau cat kayu. 5. Fiber glass Bahan ini merupakan bahan inovasi menggambar dengan teknik inkonvensional, yaitu teknik yang lepas dari aturan pengunaan medium gambar. Sehubungan dengan teknik ini maka bahan pewarna pun juga bebas. Bahan yang mirip dengan papan kayu lapis ini antara lain adalah fiber glass, formatika, dan polly carbonate. Bahan-bahan tersebut dapat digambar langsung dengan spidol ataupun dengan cat kayu. B. PERALATAN 1. Pensil Pensil dengan kode H tergolong kelompok keras, diulai dari kode 7H sampai dengan H dan kode F yang jarang diperoleh dipasaran bebas. Pensil yang biasa digunakan untuk belajar menulis berkode HB, untuk mudah dibaca oleh scanner komputer digunakan pensil 2B dan ntuk gambar biasanya digunakan pensil 6B, selain jenis pensil tersebut adapula pensil arang atau sering disebut dengan pensil konte. Pensil ini mempunyai ketebalan dan kepekatan yang kuat. Namun bahan ini sangat keras sehingga hanya dapat difungsikan untuk menggambarkan ralatistik dengan model langsung. 2. Arang Cara menggunakan arang sebagai peralatan menggambar adalah dengan cara menghitamkan terlebih dahulu kertas gambar, kemudian menghapusnya. Penghapus ini berfungsi sebagai alat untuk membuat skets sekaligus dengan cara menghapus bagian yang

terang. Karya gambar dengan arang relatif mudah terhapus oleh tangan, oleh karena itu dapat di tutup dengan fixatif. 3. Kuas Terdapat berbagai jenis kuas. Kuas untuk cat minyak berbentuk lebar dan kaku, sedang kuas untuk cat tempera kaku tetapi halus dan luas cat aquarel halus, tipis dan lentur. C. PEWARNA MENGGAMBAR 1. Standar Toko Warna standar toko yang dimaksud adalah bahan warna yang dapat diperoleh dari toko dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Contoh : bahan yang di campur dengan air : cat air, cat poster, acrylic dan warna makanan. Jenis pena : pensil, spidol, pastel. Bahan campur minyak : cat kayu, cat minyak dan cat hasil larutan kimia seperti batik dan bahan spidol kimiawi. 2. Membuat Warna Sendiri Bahan warna alami langsung dapat digunakan dengan mencampur beberapa bahan alami, misalnya kinung kunir dicampur dengan kapu akan menemukan warna orange dan seterusnya. Cara lainnya adalah menggunakan pewarna makanan yang tidak mengandung zat pengawet, dan ini lebih menguntungkan daripada menggunakan warna lain. 3. Memilih Teknik Menggambar bagi AUD a. Teknik Kering Teknik kering adalah teknik menggambar langsung diatas medium dengan menoreh ataupun menggores dengan pensil atau pastel. b. Teknik Basah Teknik basah adalah teknik menggambar dengan bahan cat air dan digunakan dengan cara mencairkan terlebih dahulu. Jeni cat air bermacam-macam misalnya aquarel atau cat air atau sering disebut water colour. Selain aquarel terdapa teknik basah yang juga dicampur dengan air akan tetapi bersifat pekat orang menyebutnya teknik tempera. Dalam perkembangan teknologi pewarnaan saat ini terdapat cat air baik aquarel maupun tempera dengan bahan kimia dimana cat akan muncul sesaat setelah pencampuran terjadi. Salah satu cat jenis ini adalah spidol. Terdapat berbagai macam spidol dengan berbagai karakteristiknya. Spidol warna ada yang langsung dapat dipakai ada juga spidol warna yang harus mencampur diatas kertas dengan cara menumpang warna yang sudah ada. Cat air jenis air adalah acrylic yang berasal dari cat lukis. 3. Gagasan menggambar bagi AUD A. Menggambar bentuk Kegiatan yang dapat dilakukan untuk melatih anak membuat gambar adalah 1. Meneruskan titik titik menjadi gambar

Media : kertas gambar yang sudah terisi gambar titik titik dan sebagian sudah ada gambar jadi. Anak diminta meneruskan gambar yang belum jadi/terisi Alat : pensil, spidol satu warna Teknik : menggores atau mencoret Tugas : hubungkan titik titik yang belum jadi menjadi gambar Tujuan : menghafal bentuk dan melatih ketepatan pengamatan Evaluasi : ketepatan bentuk dan waktu dengan menghubungkan titik titik menjadi bentuk gambar.

2. Mengisi warna Media : kertas gambar yang sudah tersedia Alat : pensil berwarna, pastel minyak atau kapur Teknik : menggaris atau mencoret Tugas : berilah warna sesuai dengan objek seperti yang dilihat Tujuan : menghafal bentuk dan melatih ketepatan pengamatan Evaluasi : ketepatan bentuk dengan memberi warna menjadi bentuk gambar

3. Menginterpretasi bentuk dan warna 4. Media : kertas gambar yang sudah tersedia Alat : pensil berwarna, pastel minyak atau kapur Teknik ; menggaris atau mencoret Tugas : contohlah gambar seperti yang kamu lihat Tujuan : menghafal bentuk dan melihat ketepatan pengamatan Evaluasi : ketepatan bentuk dan warna gambar Menyusun komponen bentuk yang tersedia Media : kertas gambar yang sudah tersedia Alat : pensil berwarna, pastel minyak atau kapur Teknik : menggores atau mencoret Tugas : susunlah gambar yang ada Tujuan : memahami sifat bentuk Evaluasi : ketepatan bentuk dan waktu serta makna gambar

5. Menggambar alam benda Media : kertas gambar yang sudah tersedia Alat : pensil warna , pastel minyak atau kapur Teknik : menggores atau mencoret Tugas : gambarlah objek seperti yang dilihat Tujuan: memahami dan melatih pengamatan Evaluasi : ketepatan bentuk gambar B. Menggambar Tematis Menggambar tematis adalah menggambar dengan berbagai medium berdasarkan tema tema tertentu. Istilah tema dijelaskan dalam ensiklopedia indonesia (1975: 7) sebagai berikut: Tema adalah yang dikemukakan atau dalil yang dipersoalkan. Dalam kesusastraan artinya suatu soal atau buah pikiran yang diuraikan dalam suatu karangan. Dalam seni rupa tema adalah suatu hal yang dijadikan isi dari suatu ciptaan, hal ini biasanya dikutip dunia kenyataan, tetapi dilukiskan dengan memakai alat alat kesenian Tema dalam seni lukis pengertiannya adalah cerita ataupun objek yang ada pada sebuah lukisan,(kayam,1981). The Liang Gie (1982:73) menjelaskan bahwa karya seni memiliki nilai kehidupan yaitu berbagai nilai dari kehidupan manusia diluar seni yang diteruskan atau disebarluaskan melalui media karya seni, seperti ide dan temanya. Berdasarkan bentuknya tema yang dapat diangkat dalam menggambar adalah sebagai berikut:
1.

Lingkungan sekitar

Lingkungan sekitar mencangkup lingkungan alam sekitar anak bertempat tinggal seperti lingkungan dipedesaan, gunung, sungai, bebatuan atau lingkungan perkampungan di kota. Rencana pengajarannya dapat dibuat sebagai berikut: Media : kertas gambar yang sudah tersedia Alat : pensil berwarna, pastel minyak atau kapur, cat air. Teknik : menggaris dan mengecat Tugas : gambarlah pemandangan disekitar tempatmu, seperti perumahan, lingkungan pasar atau sekolah Tujuan : melatih ingatan dan mengutarakan pendapat Evaluasi : gambar dapat diceritakan kembali
2.

Cerita masa lalu

Media : kertas gambar yang sudah tersedia Alat Teknik : pensil warna, pastel minyak atau kapur, cat air : menggambar atau mencoret

Tugas : gambarlah atau kejadian seperti yang pernah kamu lihat atau alami

Tujuan : memahami dan melatih mengutarakan pendapat tentang kejadian atau hal hal yang telah diingat masa lalu

Evaluasi
3.

: mengungkapkan isi hati dan ingatanya

Cerita akan datang

Media : kertas gambar atau segala macam kertas yang tersedia Alat : pensil berwarna, pastel minyak atau kapur, cat air Teknik : menempel, mencoret, dan mengecat Tugas : gambarlah objek seperti yang kamu bayangkan tentang kejadian ataupun situasi yang akan datang Tujuan : melatih kreativitas dan berpikir inovatif Evaluasi : kreativitas bentuk gambar 4. Menggambar isi buku cerita

Media : kertas gambar yang sudah tersedia Alat : pensil berwarna,pastel minyak atau kapur

Teknik : menggores atau mencoret

Tugas : gambarlah cerita yang telah diberikan oleh pendidik (untukanda : gambarlah cerita yang sesuai dengan isi buku)

Tujuan : memahami dan melatih ingatan Evaluasi


5.

: penelaahan peristiwa dan fokus objek

Menggambar Komik

Komik adalah gambar cerita, didalam gambar komik ini terdapat beberapa panil gambar dengan isi yang berurutan menunjukkan perubahan bentuk, perubahan suasana maupun cerita. Untuk itu seorang penggambar komik harus memahami urutan dan peristiwa yang akan digambar terlebih dahulu. Sebenarnya, anak adalah penggambar komik yang paling kuat, karna anak telah mempunyai cerita ketika akan menggambar. Akan tetapi, komik anak anak masih dalam satu panil gambar. Satu panil gambar mempunyai banyak cerita, kemungkinan 5 peristiwa akan dijadikan satu. Misalnya: (1) Ibu pergi kepasar,(2). Aku membeli buku bersama ayahku (3). Kakakku bermain layangan (4). Melihat pesawat terbang (5). Aku ingin makan soto daging ayam. Bagi anak yang masih belum dapat memisahkan peristiwa, didalam gambarnya terdapat unsur kesemuanya, sehingga sulit diidentifikasi orang dewasa. Terdapat 3 komok yang dikenalyaitu kartun, realis, dan karikatur
a.

Kartun

Kartun adalah gambar yang cara pengungkapannya spontan, artinya figur kartun tidak mengindahkan proporsi apalagi model. Bahkan kartun ini sengaja diungkapkan dengan watak yang khas yang cendrung mengarah ke karakter yang lucu.
b.

Realis

Realis adalah penggambaran objek yang senyataannya. Objek digambar tanpa diadakan perubahan. Gambar realis dalam komik digambarkan bentuk bentuk orang apa adanya,

hanya gambarnya merupakan penggalan penggalan cerita. Namun apabila disambung menjadi cerita yang panjang.
c.

Karikatur

Corak dan karakternya sama dengan kartun, tetapi dibedakan pada temanya. Kartun selalu mengambil tema humor saja, sedangkan pada karikatur penggambaranya dengan mengambil karakter tokoh tetapi melalui gaya sindiran. Tujuan karikatur adalah sebagai kritik sosial C. Menggambar non tematis Gambar nontematis adalah gambar yang dibuat oleh seseorang dengan tema yang tersembunyi atau tidak mempunyai objek nyata, tetapi gambar tersebut lebih banyak sebagai curahan hati atau pikiran yang kalut. Beberapa jenis gambar non tematis yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1.

Menggambar isi perasaan musik

Media : kertas gambar yang sudah tersedia Alat : pensil berwarna, pastel minyak atau kapur, cat air dan pewarna yang dibuat sendiri oleh pendidik Teknik : menggores, mencoret, mengecat dan menempel Tugas : gambarlah isi hatimu setelah mendengarkan musik, namun sebelumnya rasakan kesedihan atau kesenangan yang pernah anda alami Tujuan : memahami dan melatih mengemukakan pendapat dengan berani Evaluasi : penelaahan peristiwa dan fokus objek serta bentuk komposisi
2.

Menggambar gerakan

Media : kertas gambar yang sudah tersedia : pensil bewarna, pastel minyak atau kapur, cat air dan pewarna yang anda

Alat buat sendiri


Teknik : menggores, mencoret dan mengecat serta menempel

Tugas : gambar isi hatimu setelah melihat gerakan tari atau melihat vidio yang berisi tekanan atau gerakan orang yang sedang berkelahi, namun sebelumnya rasakan kesedihan atau kesenangan yang pernah anda alami

Tujuaan Evaluasi
3.

: memahami dan melatih mengemukakan pendapat dengan berani : penelaahan peristiwa dan fokus objek serta bentuk komposisi

Menggambar hiasan

Media :kertas gambar atau benda perabot rumah tangga yang tersedia Alat : pastel minyak atau kapur, cat poster, cat tembok atau cat minyak (cat kayu) Teknik : menggores atau mencoret dan mengecat Tugas : gambarlah bentuk dasar ; segitiga, segi empat atau yang lain komposisikan dengan baik Tujuan : melatih komposisi yang menarik

Evaluasi

: komposisi dan keseimbangan

Kegiatan Belajar 1 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI PADA ASPEK FISIK MOTORIK Berbicara mengenai bermain atau melakukan permainan bagi anak, tidak terlepas dari perkembangan gerakan yang mendasari permainan tersebut. Cirri-ciri yang menonjol dari anak manusia yang baru lahir adalah gerakan yang dilakukan anggota tubuhnya.Gerakan manusia adalah alat dan cara belajar mengenal dunia sekelilingnya dan dirinya sendiri. Karakteristik Perkembangan Anak Kita perlu memahami karakteristik perkembangan anak, terutama perkembangan fisik motorik. Adapun karakteristik anak sebagai berikut : 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Sesuai Dengan Usianya Anak yang berhasil menguasai tugas-tugas perkembangan yang utama akan memperoleh kepuasan dan kebahagiaannya sendiri dan tanpa ragu-ragu ia akan mampu menerima tugastugas perkembangan tahap berikutnya, baik yang menyangkut pribadi maupun lingkungannya. Menurut Havinghurst, tugas-tugas perkembangan untuk masa kanak-kanak ditentukan oleh faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern dan development task utama untuk anak sejak lahir sampai usia 6 tahun, antara lain: Belajar berjalan Belajar menerima makanan padat Belajar berbicara Belajar menguasai buang air kecil dan buang air besar Belajar tentang perbedaan kelamin Mencapai kematangan fisik Terbentuknya konsep-konsep sederhana tentang kenyataan social Belajar mengasosiasikan diri secara emosional dengan orang sekitarnya Belajar untuk membedakan benar dan salah 2. Periodisasi Perkembangan Pada hakikatnya anak merupakan suatu totalitas, suatu kesatuan psikofisik, yang keduanya merupakan unsur-unsur manusiawi yang mannunggal. Periodisasi perkembangan anak secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: Pertumbuhan fisik Peerkembangan motorik Perkembangan emosional Perkembangan sosial Perkembangan intelektual Perkembangan moral A.

3. Tahap-tahap Perkembangan Gerakan bermain harus sesuai dengan tahap perkembangan anak. Anak usia 4-5 tahun memiliki tahap peerkembangan yang berbeda dengan tahap-tahap perkembangan anak usia 56 tahun. Tahap-tahap perkembangan kemampuan fisik motorik anak usia 4-5 tahun: Mengendarai sepeda roda tiga Melompat tali setinggi 20cm Menangkap bola Berjalan jinjit sejauh 3m Lompat jauh dengan awalan sejauh 60cm Mengikuti garis lurus dengan menempatkan kaki yang satu di depan kaki yang lain Berlari dengan jinjit Membawa gelas penuh berisi air Meloncat dengan kedua kaki bersama-sama Lari dan lompat Turun tangga satu kaki untuk satu tangga melempar mengenai saasran dalam jarak 5m Senang bergerak dan memiliki potensi energy yang sangat besar. Tahap-tahap perkembangan kemampuan fisik motorik anak usia 5-6 tahun: Berjalan dengan tumit Turun-naik tangga, seperti berjalan Mengubah kedudukan badan ; jongkok berdiri ; loncat berdiri Memukul bola di lantai berulang-ulang Melempar dan menangkap dengan tangan Koordinasi otot-otot meningkat, baik otot-otot kasar maupun otot-otot halus Meniti jembantan bamboo Berlari cepat di atas permukaan tidak rata Mereka senang berayun, meniti balik, menaiki tangga panjatan serta berenang Lipat-melipat kertas, mencontoh gambar pola dan menggambar huruf dan angka Tulis-menulis Anak menyenangi gerakan-gerakan ritmik serta bermain dramatisasi Secara fisik anak ini sangat lentur dan senang melakukan kegiatan-kegiatan fisik, senang melakukan permainan dan ingin menang atau berhasil.

4. Kebutuhan Dasar Anak Walaupun setiap anak berbeda-beda, namun mereka memiliki kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan dasar tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: Kebutuhan jasmani Kebutuhan emosional

Kebutuhan mengekspresikan diri sebagai individu yang khas dan unik Kebutuhan kebebasan bergerak.

B. Perkembangan Gerakan 1. Program dan Pendekatan Program latihan gerakan disusun berdasarkan karakteristik perkembangan anak. Pengalaman keberhasilan tugas-tugas merupakan instrument penting dalam pendidikan. Oleh karena itu, tingkat kesulitan tugas hendaknya disesuaikan untuk setiap anak untuk menyatakan diri dan kemampuannya, tanpa paksaan karena yang diutamakan adalah suasana keriangan dan kegembiraan, pemberian kesempatan yang merata, dan juga bantuan individual. Pemberian dorongan termasuk pujian, juga menjadi instrument penting sehingga anda diharapkan jangan terlalu hemat dalam memberikan pujian dan penghargaan.

2. Arti Bergerak Bagi Anak Bergerak bagi anak Taman Kanak-Kanak mepunyai berbagai arti, antara lain sebagai berikut. a. b. Bergerak berarti hidup. Bukan saja anak mengalami hidupnya dalam gerakan-gerakannya, tetapi, anak juga menghubungkan hidupnya pada semua benda yang bergerak. Bergerak berarti kebebasan. Yaitu bebas dari larangan-larangan terhadap batas-batas fisik yang sempit serta bebas untuk mengembangkan diri melalui ekspresi tubuhny, misalnya bila gembira anak melompat-lompat, bila marah anak menghentak-hentakkan kakinya, dan sebagainya. Bergerak berarti keselamatan dalam arti sebenarnya bahwa bergerak memiliki nilai mempertahankan diri, misalnya berlari cepat bila dikejar anjing atau memanjat pohon atau melempar batu. Bergerak merupakan cara mengadakan hubungan dan komunikasi, misalnya memanggil dengan tangan, mengangguk dengan kepala apabila menyatakan persetujuan. Anak-anak mengenali tubuhnya, sekaligus membentuk body emage (kesadaran tubuh) dan konsep diri. Bergerak merupakan kesenangan dan kenikmatan karena anak bebas melakukan gerakan, ia berlari-lari sendiri atau dengan teman-teman diruang yang luas atau di area terbuka di luar, dan berteriak-teriak karena gembira sebagai ungkapan senangnya.

c.

d. e. f.

Menurut para ahli: smart and smart Seseorang berkembang secara harmonis , anak-anak pra sekolah perlu diberi pengalaman bergerak

Wayne eastman Kegiatan fisik merupakan salah satu media yang penting karena melalui kegiatan ini anakanak membentuk kesan tentang dirinya maupun lingkunganya. Eden Bergerak berarti berada dalam pusat kehidupannya karena hal itu telah terserap masuk dalam aspek perkembangan mereka, baik prilaku psikomotor, kognitif maupun afektif Elizabeth halsey dan lorena porter Latihan gerakan sangat penting bagi anak apabila ditaltih dengan gerakan yang bermanfaat yang sesuai dengan tahap usiannya sehingga organ-organ tubuh akan berfungsi dan berkembang secara sempurna. 3. Perspektif Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak Prinsip utama perkembangan fisik motorik anak usia Taman Kanak-Kanak adalah koordinasi gerakan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus. Pada awal perkembangan gerakan-gerakan anak tidak terkoordianasi dengan baik. Seiring dengan kematang dan pengalaman anak, kemampuan gerakan tersebut berkembang dan mulai terkoordinasi secara baik.

Ada 5 prinsip utama perkembangan motorik, yaitu kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan praktik(Malnia dan Bouchard, 1991). a. Kematangan Kemampan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syaraf belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan motorik. b. Urutan Proses perkembangan fisik manusia berlangsung secara berurutan. Urutan pertama, disebut perbedaan yang mencakup perkembangan secara perlahan dari gerakan motorik kasar yang belum terarah ke gerakan yang lebih terarah sesuai dengan fungsi gerakan motorik. Urutan kedua, adalah keterpaduan, yaitu kemampuan dalam menggabungkan gerakan motorik yang saling berlawanan dalam koordinasi gerakan yang baik. Motivasi Kematangan motorik memotivasi anak untuk melakukan aktivitas motorik dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat dilihat dari berikut ini. 1. Aktivitas fisik yang meningkat dengan tajam. 2. Anak-anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik menggunakan otot-otot kasar atau otot-otot halus. Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dari luar. c.

d. Pengalaman

Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan dan pendidikan gerak pada anak usia Taman Kanak-kanak lebih ditujukan bagi pengayaan gerak, pemberian pengalaman yang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak. e. Praktik Kebutuhan anak-anak menurut Bucher dan Reade (1959) adalah sebagai berikut: Ekspresi melalui gerakan Bermain Kegiatan yang berbentuk drama Kegiatan yang berbentuk irama Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus. Kegiatan belajar 2 LATIHAN GERAK dan HUBUNGANNYA dengan BERMAIN Aktivitas fisik yang dilakukan anak-anak beik sendiri-sendiri maupun berkelompok dalam bentuk permainan dilakukan anak karena senang dan didorong oleh keinginan untuk bergerak . anak yang sehat senantiasa bergerak atau melakukan sesuatu dan hamper tak pernah diam. Permainan-perminan fisik yang disajikan sesuai dengan perkembangan anak sehingga akan member banyak kesempatan bagi anak untuk menyalurkan dorongan tersebut. Hal ini meletakkan dasar yang kokoh dan kuat untuk masa depan mereka. Masa kanak-kanak merupakan masa kegiatan fisik-motorik yang tak terbatas, dorongan untuk bergerak dan keinginan untuk bermain meluap-luap. Seorang pakar pendidikan mengatakan bahwa pendidikan akan berhasil melalui gerakan dan melalui gerakan terwujudlah pendidikan. A. Pelatihan Gerakan melalui Bermain Latihan gerak yang sifatnya informal dan bebas sehingga anak dapat menguasai gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan diri selanjutnya. Rudolf Labon (1930) seorang ahlii yang mengemukakan bahwa gerakan yang diajarkan pada anak prasekolah selalu berkaitan dengan hal-hal berikut: Waktu, cepat/lambat misalnya gerakan yang dilakukan oleh seluruh atau sebagian tubuh dengan kecepatan yang berbeda. Beban, gerakan dapat diberikan dalam bentuk gerakan yang berat, ringan atau sedang. Ruang, yaitu sejauh mana gerakan tubuh itu menggunakan ruang dalam pelaksanaannya. Alur, adalah sesuatu yang berkesinambungan yang mengalir dari suatu gerak tertentu ke garek lainnya. B.

1. 2. 3. 4.

Gerakan Dasar Gerakan dasar dapat kita golongkan dalam tiga katagori sebagai berikut: 1. Keterampilan Lokomotor yang meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat, seperti berjalan, berlari, melompat, meluncur, berguling, mendarap, menjatuhkan diri, dan bersepeda. Keterampilan Lokomotor membantu mengembangkan kesadaran anak akan tubuhya dalam ruang. Kesadaran ini disebut kesadaran persepsi motorik yang meliputi kesadaran akan tubuh sendiri, waktu, hubungan ruang(spasial), konsep arah, visual dan pendengaran.

2. Keterampilan nonlokomotor, yaitu menggerakkan anggota tubuh dengan posisi tubuh diam di tempat, seperti berayun, mengangkat, bergoyang merentang, memeluk, melengkup, memutar, membungkuk, mendorong. Keterampilan ini sering di kaitkan dengan keseimbangna atau kestabilan tubuh, yaitu gerakan yang membutuhkan keseimbangan pada taraf tertentu, seperti berputar dan mengayunkan dan mengayunkan kedua tangan di tempat. 3. Keterampilan gerakan manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan gerakan otot-otot kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki. Keterampilan gerakan manipulatif, antara lain adalah memegang, meremas, meraih, menggenggam, memotong membentuk tanah liat, meronce, menggunting, menulis, mencoret. C. Prinsip-prinsip Pelaksanaannya dan Faktor-faktor pendukung. Prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan fisik motorik di taman kanak-kanak, meliputi hal-hal berikut ini. Kegiatan dalam bentuk permainan. Menciptakan suasana gembira dan menyenangkan. Gerakan hendaknya bervariasi dan jangan monoton. Hendaknya dilakukan tiap hari, baik secara formal maupun diselipkan di antara kegiatan yang direncanakan. Berencana dan bertahap Suasana di Taman Kanak-kanak di atur sesuai dengan kebutuhan anak untuk bermain dan bergerak. Berikut faktor-faktor pendukung yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai. Sarana dan prasarana yang memadai Situasi lingkungan belajar yang aman atraktif dan menyenangkan Peran serta orang tua dan masyarakat Tenaga guru yang memiliki kemampuan/kompetensi membimbing anak usia dini. D.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Pengalaman dan Ingatan Dalam belajar keterampilan motrik, anak-anak memerlukan pengalaman keterampilan dasar gerak-gerakan sederhana sebelum menggabungkannnya kedalam gerakan-gerakan yang lebih sulit, sebelum menguasai sebuah keterampilan gerak anak-anak harus diberi kesempatan untuk melakukan latihan-latihan, mencoba, membetulkan, dan mencoba lagi. Urutan gerakan dalam kegiatan secara formal adalah sebagai berikut : 1. Pendahuluan atau Latihan pemanasandan Pemanasan badan/menaikan suhu badan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan. 2. Latihan inti Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dari perkembangan fisik. Latihan inti dimaksudkan untuk melakukan hal-hal berikut: a. Latihan perenggangan,kelenturan otot b. Latihan keseimbangan badan c. Latihan kekuatan,ketangkasan badan d. Latihan berjalan,berlari,meloncat,melempar 3. Latihan penenangan Penenangan agar suhu badan anak menjadi turun sehingga siap melakukan kegiatan lainnya.

E. Latihan gerakan dasar yang diberikan dalam kegiatan terpimpin. Cara berjalan dan berlari perorangan. Berjalan dan berlari secara bersama (berdua). Bejalan dan berlari dengan berbagai cara (berdua,bertiga,berempat). Melompat ke berbagai arah secara individual. Melompat ke berbagai arah secara kelompok (dengan teman). Gerakan kombinasi berjalan, berlari, dan melompat secara individual. Gerak tubuh dengan alat bantu. Melakukan gerakan gerakan fantasi menurut cerita (senam fantasi). Melakukan gerakan-gerakan tubuh berdasarkan lirik lagu (gerak dan lagu). Melakukan gerakan-gerakan tubuh berdasrkan irama atau ritmik melalui tape recorder dengan unsur-unsur gerak. 11. Melakukan gerakan halus(motorik halus) melalui pengamatan, peragaan, dan latihan. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. F. Bermain dan bergerak sambil memperkuat otot-otot tubuh. Otot-otot tubuh anak dapat di latih dengan berbagai cara. Melalui bermain dan latihan otototot tubuh sangat bermanfaat untuk keseimbangan tubuh, kelenturan dan mengokohkan punggung, otot-otot perut dan tungkai. G. Metode Bermain Dalam usaha pengembangan kemampuan fisik, tidak ada metode khusus yang digunakan guru untuk mempelajari suatu keterampilan, namun melalui kegiatan seperti: Belajar dengan mencoba-coba dan mengamati Mencontoh orang lain Latihan dengan bimbingan guru. Elizabeth Hesly dan Lorena Porter juga mengemukakan bahwa dalam latihan gerakan untuk fisikmotorik anak ada empat bentuk kegiatan, seperti: Gerakan eksplorasi (penjelajah) Anak-anak membutuhkan kebebasan bergerak dan untuk itu dibutuhkan ruang yang aman di dalam ataupun di luar kelas. Permainan anak Permainan dilakukan secara berkelompok yang sifatnya tidak terlalu formal. Gerakan ritmik (berirama) Berarti anak-anak melakukan gerakan-gerakan yang sudah dikuasai disertai dengan musik yang berirama. Manfaat pemberian stimulasi pada kebutuhan untuk bergerak dan bermain adalah sebaga berikut: Nilai fisik dan kesehatan Nilai pendidikan/kognitif Nilai kreatif Nilai sosial emosional Nilai moral. H. PELAKSANAAN DI TAMAN KANAK-KANAK

Ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan guru TK dalam mengembangkan kegiatan fisik-motorik. Salah satunya adalah pendekatan tema. Melalui pendekatan ini guru biasanya mengembangkan perencanaan tertulis dalam SKH, yang terdiri dari komponen-komponen: tema, kemampuan, alat yang digunakan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pendekatan tema untuk pengembangan fisikmotorik adalah sebagai berikut: Kegiatan hendaknya terfokus pada pengembangan otot-otot besar. Kegiatan harus aktif dan menantang. Hemat dalam penjelasan. I. Kepercayaan Diri Anak Berkembang Setiap kali anda melatih anak anak dan merasa gembira dengan kemajuan kemajuan yang di capaimereka, anak anak dapat merasakan reaksi posotif ini. Dan anak merasa dirinya hebat dan ia akan berusaha sekuat tenaga untuk berulang ulang mendapat respon positif tersebut. Pengembangan fisik motorik anak di tingkat TK selain membantu berkembangnya otot otot harus juga mempunyai nilai pembentukan watak. Anak anak secara terus menerus menambahkan hal hal yang baru pada pembendaharaan fisik motorik dan intelektualnya. Apabila bermain anak anak melakukan gerak tubuh yang perlu mendapat pengarahan dan bimbingan yang tepat. Saat bermain emosi anak anak selalu terlibat.

J. Gerakan Dengan Otot Otot Halus Dan Otot Otot Kasar/ Besar 1. Gerakan dengan Otot otot Halus Memegang dan melepas kuas, gunting, alat mengecat. Berjinjit dan berjingkat-jingkat mengikuti music. Menggenggam kuat-kuat botol, tangan teman atau orang dewasa, pensil. Memasukan benang ke manik- manic lubang jarum atau papan jahit. Mengancingkan baju boneka, menyisir rambut. Memutar tombol.

Memegang sendok dan garpu untuk makan. Membuka dan menutup riitsluiting.

2. Gerakan dengan Otot-otot Kasar/Besar Memompa di ayunan. Naik turun tangga. Memanjat. Menggali lubang di kolam.

Berjalan di papan titian untuk keseimbangan badan. Memindahkan meja, bangku. Menyepak selimut tebal yang menutupi tubuh.

Rancangan Pembelajaran Terpadu di TK dengan Model Jaring Laba-laba (Webbed)


BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK), Anda pasti selalu atau sering menggunakan suatu tema sebagai focus dari kegiatan pembelajaran Anda di kelas. Penggunaan tema tersebut menandakan bahwa Anda sebenarnaya telah melaksanakan model atau pendekatan pembelajaran terpadu. Terkadang, pembelajaran terpadu juga sering disebut sebagai pembelajaran tematik karena pembelajaran ini disajikan berdasarkan tema-tema belajar yang diambil dari lingkungan kehidupan di sekitar anak. Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat dilaksanakan di TK adalah model jarring laba-laba (webbed). Istilah model jarring laba-laba digunakan untuk nama model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jarring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya. Berdasarkan tema tersebut, ditentukan sub-sub tema sehingga akan memperjelas tema utama dengan menggunakan beberapa aspek kemampuan dasar yang ingin dikembangkan. Model ini merupakan model yang cukup sederhana. Meskipun demikian, untuk dapat melaksanakannya secara optimal dalam proses bermain sambil belajar di TK, para guru TK perlu membekali diri dengan pengetahuan tentang model ini secara menyeluruh. B. Masalah Melihat semua hal yang melatar belakangi rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba (webbed) maka, saya menarik beberapa masalah dengan berdasarkan kepada. 1. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan tema? 2. Bagaimana menyusun satuan kegiatan mingguan dan harian dengan model jarring laba-laba? C. Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan agar para guru TK dapat menggunakan model pembelajaran jarring laba-laba (webbed) dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuanketentuan yang terdapat di dalam makalah ini. D. Manfaat Manfaat dari penulisan makalah Ini adalah sebagai bahan bacaan untuk para guru TK agar lebih memahami dan mengerti bagaimana bentuk model jarring laba-laba.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

BAB II PEMBAHASAN Rancangan Pembelajaran Terpady di TK dengan Model Jaring Laba-laba (Webbed) Untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba di TK. Anda perlu memperhatikan tahapan langkah sebagai berikut. Mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia, baik kelompok A maupun kelompok B. Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring dalam tema. Mengidentifikasi indicator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema. Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indicator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih. Menyusun Rencana Kegiatan Mingguan. Menyusun Rancangan Kegiatan Harian.

A. MEMPELAJARI KOMPETENSI DASAR, HASIL BELAJAR, DAN INDIKATOR SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN UNTUK MASING-MASING KELOMPOK USIA. Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apa pun terlebih dulu harus mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator pada setiap kelompok usia di TK. B. MENGIDENTIFIKASI TEMA DAN SUB TEMA DAN MEMETAKANNYA. Tema memegang peran penting dalam kegiatan pemeblajaran di TK yaitu untuk: 1. Memudahkan anak memuaskan perhatian pada satu tema atau topic tertentu. 2. Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mangembangkan berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama. 3. Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan berkesan. 4. Mengembangkan berbagai kompetensi bahasa dengan lebih baik, dengan mengaitkan aspek pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak. 5. Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. 6. Menigkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus bidang pengembangan lain.

7. Efesiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan. Agar tema dapat berperan dengan optimal, guru perlu memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis, yaitu sebagai berikut. 1. Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadikan lebih bermakna dan utuh. 2. Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar. 3. Tema dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak. 4. Lebih mengutamakan pengembangan kompetensi dari pada tema. Tema yang dipilih untuk pembelajaran dapat ditemukan dan dikembangkan dari hal-hal berikut. 1. Tema yang bersifat dasar dan selalu dapat dikembangkan, misalnya aku, sekolahku, rumahku, keluargaku, dan negeriku. 2. Tema yang dihubungkan dengan suatu peristiwa/kejadian, misalnya gejala alam, cuaca, banjir. 3. Tema yang dihubungkan dengan minat anak, misalnya dinosaurus, angkasa luar, binatang, atau tanaman. 4. Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau istimewa, misalnya hari kemerdekaan, hari ibi, hari anak. Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan. 1. Minat anak. Biasanya jika segala sesuatu yang diminati anak dijadikan tema, akan sangat menarik bagi anak untuk mempelajarinya. 2. Minat guru. Selain minat anak, minat guru tentang sekolah, anak atau proses pembelajaran yang diinginkan juga bisa dijadikan tema, tentunya disesuaikan dengan perkembangan anak usia TK. 3. Kebutuhan anak. Misalnya, untuk mendamaikan antara anak yang sedang beselisih, guru dapat mengangkat tema kerukunan. 4. Hari besar nasional atau hari istimewa. Peristiwa bersejarah, seperti hari proklamasi, hari pahlawan, hari kartini dat diangkat sebagau tema yang menarik. 5. Kurikulum sekolah. Pada dasarnya model jaring laba-laba ini tetap mengacu pada kurikulum yang ada, yaitu kurikulum 2004 sehingga perlu mengakomodasi tema-tema yang berhubungan dengan kompetensi yang diinginkan pada kurikulum tersebut. Berikut contoh menentukan tema dalam pembelajaran di TK.

Gambar 4.1 Pemetaan tema

Gambar 4.2 Bagan Contoh Jaring Tema Kecil (Subtema)

C. MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR PADA SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN MELAUI TEMA DAN SUBTEMA Setelah menentukan jarring tema maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi indicator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jarring tema yang telah dibuat. Untuk itu kita perlu melihat kembali indicator setiap bidang pengembangan pada kurikulum 2004, dengan mengusahakan agar seluruh bidang pengembangan dapat terakomodasi dalam tema tersebut. Namun, apabila ada indicator yang cukup sulit disesuaikan dengan jarring tema yang ada, kita tidak perlu memaksakan diri. Sebaiknya yang lebih diutamakan adalah tercapainya kemampuan tersebut, bukan terlaksananya jarring tema. Sebagai contoh, gambaran tentang pengembangan beberapa indicator pada berbagai bidang pengembangan yang dapat dikembangkan sesuai dengan jarring tema tukang pos untuk anak TK kelompok B seperti berikut.

Gambar 4.3

Bagan contoh jarring

kompetensi dengan tema tukang pos untuk kelompok B

D. MENENTUKIAN KEGIATAN PADA SETIAP BIDANG PENGEMBANGAN DENGAN MENGACU PADA INDIKATOR YANG AKAN DICAPAI DAN SUBTEMA YANG DIPILIH Pada langkah ke 4 ini , dari setiap indicator yang telah dirtentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan tema dan subtema. Berikut contoh jarring kegiatan dari bagan yang ada di langkah 3.

Gambar 4.4 Bagan Contoh Jaringa Kegiatan Dengan Tema Tukang Pos Untuk Kelompok B

E. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN MINGGUAN Setelah kegiatan tersusun, selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelaj aranuntuk satu minggu yang biasa disebut Satuan Kegiatan Mingguan (SKM). Model SKM yang biasa digunakan di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentukbagannya, dapat digunakan bentuk webbed atau bentuk matriks.

Sedang dari sisipengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaranberdasarkan minat. Untuk SKM bentuk webbed dengan model pembelajaran kelompok, bagannya bisaberupa jaring yang akan dilaksanakan dalam 1 minggu. SKM model pembelajran kelompok inidapat juga langsung ditampilkan dalam bentuk jaring per hari. Pada SKM brntuk ini, setiapbidang pengembangan yaitu perilaku, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni diusahakan dibagisecara merata dalam jumlah hari belajar ini bertujuan agar anak tidak merasa bosan.Jika haribelajara sampai dengan Jumat, berarti kegiatandibagidalam 5 hari. Namun tidak menutupkemungkinan hanya 1-2 bidang pengembangan saja dalam satu hari, tergantung pada kebutuhanatau kondisi TK Anda.Standar acuannya adalah bagaimana kegiatan satu minggu yang sudahdirencanakan sesuai dengan indikator tersebut dapat dicapai dalam satu minggu saja. Pada modul ini akan diberikan contoh dua SKM yaitu SKM bentuk webbed dengan model pembelajrankelompok(dalamkegiatanharian) dan SKM bentuk Webbed dengan model pembelajaran berdasarkan minat. Contoh SKM ini merupakan kelanjutan dari langkah ke-4 diatas, dengan asumsi jaring pada langkah ke-3 tersebut akan dilaksanakan dalam satu minggu (6 hari belajar).

Contoh SKM Model Pembelajaran Berdasarkan Minat Kelompok B Pekan 1/Desember 2005

F. Menyusun Rencana Kegiatan Harian Setelah SKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkannya dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH). Seperti halnya SKM, SKH juga dapat dibuat dalam berbagai model, yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing TK. Apabila ditinjau dari bentuk bagannya, maka SKH terdiri dari dua model yang dapat digunakan, yaitu bentuk wbbed dan bentuk matriks. Kelebihan SKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan, sedangkan kekurangannya adalah tahap demi tahap kegiatan sejak pembukaan sampai dengan penutup, juga alat dan sumber belajar yang diperlukan, tetapi membutuhkan waktu cukup lama untuk membuatnya. Dari sisi pengorganisasian kelasnya, SKH juga ada dua model, yaitu model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat. Contoh Satuan Kegiatan Harian Model Pembelajaran Kelompok

Hari

Indikator

Kegiatan

Alat/sumber

Penilaian

tanggal Senin, 25 januari 2006 Berdoa sebelum dan 1. sesudah melakukan kegiatan (pl1) Membedakan kata dengan suku kata awal yang sama (bhs 3) Menunjuk dan mencari 2. sebanyak-banyaknya benda dengan ciri tertentu (kog @) Mengelompokan benda dengan berbagai cara (kog 1) Berbicara dengan suara ramah dan teratur (pl 11) Mengucapkan terima kasih jika memperoleh sesuatu (pl12) Mengambar bebas dari bentuk dasar (seni 2) Mencocok dengan pola buatan guru atau buatan sendiri (seni 17) Mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan (fis 1) Penugasan membuat amplop surat Memberikan peralatan 3. makan yang digunakan (pl 35) Membaca buku cerita 4. dengan kalimat sederhana (bhs 15) Berdoa sebelum dan sesudah melalukan kegiatan (pl 1) Pembukaan (30 menit) Berdoa sala: Tanyajawab membedakan kata amplop,ampas,ambil,ampun dan lain-lain Inti (60 menit) Area sains Mengelompokkan dan menempelkan perangko berdasarkan warna Amplop, spidol

kegiatan

Perkembangan anak

Berbagai benda pos perangko berbagai warna, lem, karton

Area main peran Bermain peran membeli perangko dan mengirim surat Bermain peran menerima surat dari pak pos Area seni Penugasan pengambar alat transportasi pos dari lingkaran dan segi empat Penugasan mencocok topi pak pos Area monorik Lomba memakai seragam pak pos Meniru melipat kertas sederhana Istirahat (30 menit) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan Bermain bebas Penutup Story reading ayahku seorang tukang pos Berdoa pulang dan salam

Perangko, surat, trempel, uang, surat

Krayon, buku gambar peralatan mencocok, kertas

5 set seragam pak pos mini kertas hvs warna

Peralatan makan Alat permainan luar/dalam kelas

Contoh : Satuan kegiatan harian model pembelajaran berdasarkan minat kelompok B Tema : Pekerjaan-Tukang Pos BAB III PENUTUP Kesimpulan : model jarring laba-laba merupakan model pembelajaran terpadu yag menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam beberpa kegiatan dan atau bidang pengembangan. Kita harus memperhatikan tahapan atau langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jarring laba-laba agar hasilnya baik. Dan penentuan tema haruslah yang menarik agar menjadi pusat perhatian anak dan memudahkan anak mempelajari hal-hal terkait dengan tema tersebut.

METODE BERCERITA ANAK USIA DINI


A. HAKIKAT METODE BERCERITA 1. PENDAHULUAN Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan,informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikan dengan menarik .Menikmati sebuah cerita mulai tumbuh pada seorang anak ia mengerti akan peristiwa yang terjadi di sekitarnya dan setelah memorinya merekam beberapa kabar berita masa pada usia 4-6 tahun. Dr.Abdul Aziz dan Abdul Majid (2002:16) dalam bukunya Mengajarkan anak lewat ceritya mengatakan sebagai dari cerita-cerita yang ada, meliputi beberapa unsur yang negatif. Hal ini dikarenakan pembawaan cerita tersebut tidak mengindahkan nilai estetika dan norma. Mungkin dengan cerita si anak akan melakukan hal-hal buruk karena semua informasi dan peristiwa yang terckup dalam sebuah cerita akan berdampak sekali dalam pembentukan akal,dan norma seorang anak,baik dari segi budaya,imajenasi maupun bahasa kesehariaanya. Seorang anak mempunyai potensi untuk segala hal lebih cepat sehingga lebih mudah membentuk dan mengarahkan dirinya.hal tersebut sesuai dengan Tujuan Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak, (Depdiknas,PKB TK GBPKB TK 1996) yaitu untuk melakukan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang ddiperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pendidikan taman kanak-kanak harus dapat berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menciptakan situasi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi anak termaksud pengembangan bahasa. Menurut Piaget (Tanpubolon,1991) sejak lahir hingga dewasa pikiran anak melalui berkembangan melalui jenjang-jenjang berperiode sesuai dengan tingkatan kematangan anak itu secara keseluruhan dengan interaksi-interaksinya dengan lingkunganya. Jenjang-jenjang yang sesuai dengan tahap perkembangan anak TK adalah sebagai berikut : 1. Jenjang sensorimotorik, sejak lahir hingga 18\24 Bulan dalam mendekati akhir priode ini sesudah bahasa anak mulai tumbuh pikiran dimaksud juga mulai tumbuh 2. Jenjang properasional:18\24 hingga 6\7 tahun dengan ciri dalam perkembangan kemampuan berfikir dengan bantuan simbol-simbol (lambang-lambang). Untuk kegiatan pendidikan di taman kanak-kanak bercerita adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada anak didik untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan menarik. Bercerita dapat dilakukan dihadapan anak didik itu sendiri atau anataranak didik dengan orang dewasa,bahkan dapat menggunakan media audio visual. 2. PENGERTIAN METODE BERCERITA Metode bercerita adalah penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu materi yang disampaikan berbentuk cerita yang awal dan akhirnya hubungan erat dalam kesatuan yang utuh, maka cerita tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu. Pada dasarnya, metode bercerita ini padanan dari metode ceramah, dengan kata lain untuk anak usia dini Taman Kanak-kanak dipergunakan istilah metode cerita sedangkan untuk anak usia sekolah dan orang dewasa menggunakan istilah metode ceramah.

3. TUJUAN BERCERITA Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan ornag lain,anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya,anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan mengekpresikan terhadap apa yang didengar dan diceritakanya, sehingga hikmah dari isi cerita dapat dipahami dan lambat laun di dengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan di ceritakanya kepada orang lain. 4. FUNGSI BERCERITA Menurut prof.Dr Tampubolon, (1991:50), Bercerita kepada anak memainkan permainan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan fikiran anak Dengan demikian, fungsi kegiatan bercerita bagi anak 4-6 tahun adalah membantu perkembangan bahasa anak. Dengan bercerita pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu kemampuan bercerita,dengan menambah pembendaharaan kosakata, kemampuan mengucapkan katakata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembanganya.Rangkaian kemampuan mendengar ,berbicara, membaca,menulis, dan menyimak adalah sesuai dengan tahap perkembangan anak, karena tiap anak berbeda latar belakang dan cara belajarnya. 5. MANFAAT METODE BERCERITA 1. Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK 2. Melatih daya fikir anak 3. Melatih daya konsentrasi anak TK 4. Mengembangkan daya imajenasi anak 5. Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasan hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembanganya 6. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif. 6. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE BERCERITA Kelebihanya antara lain: 1. Dapat menjangkau jumlah anak yang relatif lebih banyak 2. Waktu yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien 3. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana 4. Guru dapat menguuasai kelas dengan lebih mudah 5. Secara relatif tidak banyak memerlukan biaya Kekuranganya antara lain: 1. Anak didik menjadi fasif,karena lebih banyak mendengarkan atau menerima penjelasan dari guru 2. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk mengutarakan pendapatnya 3. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehinggasukar memahami tujuan pokok isi cerita 4. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajianaya tidak menarik 7. IMPLEMENTASI PENERAPAN METODE BERCERITA PADA PENGEMBANGAN BAHASA DI TK Implementasi metode bercerita di taman kanak-kanak berdasarkan kemampuan yang diharapkan dicapai dalam pengembangan bahasa, kegitan bercerita dapat pula

mengembangkan bahasa lainya setelah anak mendengarkan cerita, atau mengulang cerita yang telah diceritakan oleh guru atau setelah ia mendengar cerita dari kaset melalui tape recorder, dapat juga setelah menonton kegiatan bercerita di VCD. Perlu anda ingat kembali, bahwa pada uraian nomor kode yang ditebalkan adalah kemampuan daya cipta yang harus dikembangkan pada pengembangan bahasa ditaman kanak-kanak. 8. ISI CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK Isi cerita ditaman kanak-kanak biasanya mengandung nilai-nilai yang mengarah kepada pengembangan emosional,sosial dan seperitual anak.Isi cerita dapat pula berupa pengetahuan bagi anak, misalnya tentang pertumbuhan tanaman dan proses perkembangbiakan binatang maupun yang lainya.Sesuai dengan tahap perkembangan anak baik, bahasa, media dan langkah-langkah pelaksanaanya, agar lebih efektif, komunikatif dan menyenangkan bagi anak. 9. ALAT ATAU MEDIA METODE BERCERITA DI TAMAN KANAK-KANAK Menurut Hi,Titi Surtiati dan Sri Rejeki,1991:1 Media Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah semua benda, tindakan atau keadaan yang sengaja diusahakan\diadakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Taman Kanak-kanak dalam rangka dan tujuan. Sedangkan sarana adalah merupakan media pendidikan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Salah satu dari sarana tersebut adalah alat peragaan atau alat bermain. Untuk alat atau benda langsung memperhatikan kebersihan, keamanan dan kemudahan bagi guru maupun untuk anak saat mempergunakan.Untuk media tiruan gambar atau benda harus memiliki nilai seni gambar untuk anak usia TK. 10. BENTUK-BENTUK BERCERITA Bentuk-bentuk metode bercerita tersebut terbagi dua yaitu: 1. Bercerita tanpa alat peraga 2. Bercerita dengan alat peraga Bentuk bercerita dengan alat peragaan terbagi dua yaitu: 1. Bercerita dengan alat peragaan langsung 2. Bercerita dengan alat peraga tak langsung\benda tiruan 11. TEKNIK PELAKSANAAN BERCERITA Petunjuk teknis pelaksanaan yang jelas bagi guru agar pesan moral atau pesan pengetahuan yang disampaikan melalui cerita dapat diterima oleh anak didik TK. Teknik pelaksanaan bercerita tanpa alat dan dengan alat akan bersama-sama ada pelajari dengan bentuk-bentuk bercerita.

B. KEGIATAN BERCERITA TANPA ALAT PERAGA Pendapat piaget tentang perkembangan pikiran anak pada jenjang praoperasional yang terjadi pada usia 18/24 bulan hingga 6/7 tahun yaitu terdapat ciri perkembangan yang khas

dalam periode ini ialah berkembangnya kemampuan berpikir dengan bantuan simbol-simbol atau (lambang-lambang) menurut Prof.Dr.Tampubolon, 1993:2. 1. PENGERTIAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA Ketentuan kegiatan bercerita tanpa alat ini adalah kemampuan guru secara penuh dalam hal, hafal isi cerita, vokal atau suara yang jelas, tenang dan tempo yang baik, intonasi bicara, gaya bahasa, mimik atau ekspresi muka dan panto mimik atau keterampilan gerak tubuh yang menyenangkan bagi anak TK untuk mendengarkan dan memperhatikan guru bercerita. 2. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BERCERITA TANPA ALAT PERAGA Kelebihannya adalah : 1. Anak dilatih untuk belajar konsentrasi. 2. Anak belajar menjadi pendengar yang baik. 3. Anak belajar berfantasi terhadap objek yang tidak nyata. 4. Anak belajar dan menyimak dan membaca apa yang diperagakan guru. 5. Anak belajar mengingat apa yang deceritakan oleh guru. Kekurangannya adalah : 1. Guru terkadang malas berekpresi sebaik-baiknya sehingga mempengaruhi daya pikir dan fantasi anak. 2. Tidak semua anak memiliki motivasi atau kemampuan tersebut. 3. Karena latar belakang yang dimiliki anak satu dengan yang lainnya yang berbeda adakalanya anak merasa jenuh duduk berlama-lama dengan memperhatikan 1 objek. 4. Anak pasih menahan banyak hal yang ia ingin ketahui untuk ditanyakan ketika guru bercerita. 5. Anak tidak mampu menyerap fantasi ekspresi dan gerakan guru ketika bercerita. 6. Menjadi terlalu verbal, sehingga tatkala guru berbicara ada kata-kata yang tidak mengerti anak sehingga anak kurang paham alur ceritanya, bahkan dapat terjadi anak dapat mengerti kata-kata, tetapi tidak tahu bentuk bendanya. 3. STRATEGI PELAKSANAAN BERCERITA TANPA ALAT Kegiatan bercerita ini dapat dilaksanakan didalam maupun diluar kelas dengan jumlah anak didik yang tidak terbatas, namun sebaiknya 25 anak. Waktu bercerita kurang lebih 10 sampai 15 menit. Langkah-langkah pelaksaan kegiatan bercerita tanpa alat berikut ini : 1. Dengan bernyanyi, diiringi musik atau melalui permainan anak dikondisikan oleh Anda agar dapat mengatur posisi tempat duduknya, dalam kegiatan ini dikembangkan sikap toleransi dengan teman agar anak dapat duduk dengan nyaman dan melihat guru yang sedang bercerita. 2. Selanjutnya mulailah anda melakukan apersepsi dengan percakapan yang dapat memotivasi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan cerita anda, percakapan diarahkan ke isi cerita dan menyebutkan judul cerita. Anda dapat memperkenalkan atau memperhatikan media yang ada dalam cerita walaupun tidak akan digunakan saat bercerita, agar anak tidak verbalisme. 3. Beri kesempatan anak untuk menyebutkan kembali judul cerita atau kurang lengkap menyebutkannya, hendaknya Anda tidak menyalahkan, namun mencoba memperbaiki dengan bersama anak-anak seluruhnya. 4. Ketika situasi anak sudah tenang dan nyaman siap mendengarkan cerita maka Anda mulai bercerita dengan mimik dan pantonim Anda. Apabila ketika Anda sedang bercerita tiba-tiba

ada seorang anak bertanya, maka Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut secara singkat lalu mengajak anak untuk mendengarkan kembali cerita tersebut sampai selesai. 5. Selesai bercerita, Anda dapat melakukan evaluasi isi cerita dalam bentuk pertanyaan atau peragaan, yang dapat anak jawab atau ragakan. 6. Selanjutnya Anda menyimpulkan isi cerita tersebut. Agar isi cerita dapat dipahami dan dimengerti anak, selanjutnya dapat diambil hikmahnya, oleh anak didik pesan dari isi tersebut. 7. Akhirnya dengan kemampuan berbahasa yang anak dimiliki berilah ia kesempatan untuk menceritakan kembali atau menyimpulkan cerita yang baru saja ia dengarkan atau perhatikan saat Anda bercerita.

C. BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA Untuk bercerita dengan alat dapat dikembangkan pula pada jenjang ke-1 dalam perkembangan pikiran anak menurut Piaget (Tampubolon, 1991:3) yaitu jenjang Sensorimotoris yang berkembang sejak lahir hingga 18/24 bulan. Ada tiga perkembangan pikiran yang dapat dikatakan khas pada periode ini, khususnya dalam bagian-bagian terakhir yaitu: (1) perkembangan persepsi tentang ketetapan eksistensi objek-objek, yaitu, pemahaman tentang adanya suatu objek terpisah dan lain dariobjek-objek lainnya; (2) mulai berkembangnya kesadaran kan hubungan sebab-akibat; dan (3) mulai berkembang bahasa dan pikiran sesungguhnya. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Bruner (Tampubolon, 1991:11) berkenaan dengan perkembangan pikiran anak yang dikaitkan dengan perkembangan bahasa anak. Ialah Anak memahami dunia sekitarnya denagn tiga tingkatan Modus Pewakilan Pemikiran yaitu tiga cara pemikiran yang menggambarkan (dalam arti memahami) pengertian tentang objek-objek yang diamati didunia sekitar. Ketiga tingkata Modes Pewakilan Pemikiran tentang tersebut yaitu: 1. Modus Enaktif 2. Modus Ikonis 3. Modus Simbolis 1. PENGERTIAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA Kegiatan bercerita dengan menggunakan media atau alat pendukung isi cerita yang disampaikan artinya Anda menyajikan sebuah cerita pada anak TK dengan menggunakan berbagai media yang menarik bagi anak untuk mendengarkan dan memperhatikan ceritanya.

Alat atau media yang digunakan hendaknya aman, menarik, dan dapat dimainkan oleh guru maupun anak dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Alat atau media yang digunakan dapat asli atau alami dari lingkungan sekitar, dan dapat pula benda tiruan atau fantasi. 2. TUJUAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA Agar anak dapat menanggapi secara tepat terhadap isi cerita yang sedang disampaikan guru. Dengan alat peraga sebagai pendukung cerita membantu imajinasi anak untuk memahami isi cerita. 3. FUNGSI BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA Fungsi bagi anak adalah sebuah cerita akan menarik untuk didengarkan dan diperhatikan apabila menggunakan alat peraga. Fungsi bagi guru adalah terasa lebih ringan dalam menyampaikan cerita karena terbantu oleh peran alat atau media yang digunakan. 4. BENTUK-BENTUK BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA Bentuk-bentuk bercerita dengan alat terbagi dua bagian: 1. Bercerita dengan alat peraga langsung Yaitu guru bercerita dengan mempergunakan alat peraga langsung apakah sebuah benda misalnya tas, atau makhluk hidup yang nyata misalnya binatang peliharaan atau tanaman. Dalam bercerita dengan alat peraga langsung terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Isi cerita sesuai dengan tahap perkembangan anak dan media yang digunakan b. Menggunakan gaya bahasa anak c. Alat atau media yang digunakan tidak membahayakan bagi guru maupun bagi anak didik d. Alat atau media yang digunakan dapat tersimpan dalam satu tempat atau dapat dipegang langsung oleh guru dan anak. Langkah-langkah bercerita dengan alat peraga langsung adalah sebagai berikut: a. Anak memperlihatkan Anda menyiapkan alat peraga yang diperlukan b. Anak memperhatikan penjelasan Anda secara singkat tentang alat peraga tersebut c. Anak termotivasi untuk mendengarkan cerita d. Anak diberi kesempatan untuk member judul cerita e. Anak mendengarkan judul cerita yang sebenarnya dari Anda f. Anak mendengarkan guru bercerita sambil memegang alat tersebut g. Setelah selesai bercerita Anda memberikan kesempatan pada anak untuk memberikan kesimpulan cerita tersebut h. Anda melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak i. Anda menjelaskan kegiatan evaluasi dengan bertanya tentang isi cerita, tokoh cerita, isi gambar, dan member kesempatan bagi anak untuk menceritakan kembali serta member kesempatan bagi anak untuk bertanya. Kelebihan dari bercerita dengan alat peraga adalah anak dapat melihat objek yang nyata yang dapat diamati langsung. Kelemahannya adalah harus selalu siap medianya dan terjaga keamanannya. 2. Bercerita dengan alat peraga tak langsung atau benda tiruan Yaitu kegiatan bercerita dengan mempergunakan alat peraga tiruan seperti tiruan buah, sayur, binatang dan benda-benda yang akan diceritakan. Namun benda-benda tiruan tersebut hendaknya proporsi bentuk dan warna sesuai dengan benda aslinya. Kegiatan bercerita dengan alat peraga tak langsung adalah sebagai berikut:

a. b. c. d. e. f.

Bercerita dengan gambar Bercerita dengan kartu Bercerita dengan papan flannel Bercerita dengan buku cerita Bercerita dengan boneka Bercerita sambil menggambar Kelebihan dari bercerita dengan alat peraga tak langsung adalah membantu anak berfantasi dan imajinasi karena ada media pendukung yang dapat dilihat secara langsung. Kelemahan dari bercerita menggunakan alat peraga tak langsung adalah pada alat peraga tak langsung atau menggunakan benda tiruan, apabila pembuatannya memberikan nilai seni dan keindahan serta mirip dengan aslinya maka dapat membantu imajinasi anak, namun apabila alat tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan maka kemungkinan akan mengaburkan imajinasi anak TK. 5. PERBEDAAN ERCERITA TANPA ALAT DAN BERCERITA DENGAN ALAT Berdasarkan pendapat Bruner tentang jenjang Modus Perwakilan Pemikiran anak yang dikaitkan dengan perkembangan bahasa, pada dasarnya anak secara bertahap mengembangkan kemampuan kerfikir dan bahasanya dari menggunakan symbol-simbol untuk memahami suatu hubungan sebab-akibat dari suatu objek menjadi mampu berpikir abstrak, logis dan bernalar maka jelas bahwa perbedaannya adalah bercerita dengan alat adanya media sebagai objek yang dapat dilihat anak yang dapat membantu daya nalar anak, sedangkan bercerita tanpa alat menggambarkan daya konsentrasi anak untuk memperlihatkan isi cerita dari guru membawakan cerita tersebut.

HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN


Hakikat Media Pembelajaran A. PENGERTIAN MEDIA Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah memepunyai arti antara, perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan. Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik untuk tercapainya tujuan pendidikan. Pendapat dari Gagne (1970), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak didik untuk belajar. Sedangkan Briggs (1970) mengemukakan media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar.

B.

1.

2.

3.

4.

a.

b. 1) 2) 3) 4) 5) c.

Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan pengertian media dalam pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. PERANAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN Berikut akan diuraikan berbagai peranan media dalam proses belajar mengajar (Hamalik 1997, Sadiman, 2003). Memperjelas Penyajian Pesan dan Mengurangi Verbalitas Sesuai dengan karakteristik dari media, maka penggunaan media dapat membantu manusia mengatasi sedikit banyak keterbatasan indra manusia sehingga pesan yang disampaikan menjadi jelas. Penggunaan media dapat mengurangi verbalitas karena media dapat mendorong anak untuk aktif berperan serta dalam proses belajar mengajar, sehingga informasi yang diterima oleh anak didik tidak hanya dari guru saja tetapi anak didik juga turut aktif mencari dan mendapatkan informasi pembelajaran tersebut. Memperdalam Pemahaman Anak Didik terhadap Materi Pelajaran Dengan menggunakan media dalam belajar aka nada kejelasan informasi/pesan tentang materi pelajaran yang diterima anak didik. Memperagakan Pengertian yang Abstrak kepada Pengertian yang Konkret dan Jelas Materi pembelajaran sering kali adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Hal yang abstrak ini tidak mudah untuk dipahami terutama untuk anak didik Taman Kanak-kanak. Oleh karena itu, media mampu menjadikan sesuatu yang bersifat abstrak dapat dipahami secara konkret dan jelas. Mengatasi Keterbatasan Ruang, Waktu dan Daya Indera Manusia Manusia memiliki keterbatasan indera untuk bisa memahami tentang seluk beluk lingkungan kehidupannya jika hanya mengandalkan daya inderanya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan bantuan berbagai alat yaitu dengan menggunakan berbagai media. Hal ini sesuai dengan karakteristik media yaitu: Fixative Property Media mampu menangkap, menyimpan dan merekomendasikan suatu objek atau peristiwa yang telah di masa lampau. Misalnya foto/kamera, film, video, film bingkai, dan lain-lain. Manipulative Property Media dapat mengubah objek, waktu dan peristiwa menjadi tiga hal yakni: Close Up (objek yang terlalu kecil terlihat lebih besar) misalnya dengan media proyektor mikro, mikroskop, luv/loop, film bingkai, film, model, dan gambar. Time lapse/High-speed photography (gerak yang terlalu lambat dapat ditampilkan lebih cepat) misalnya gerakan tumbuhnya bunga dipercepat dengan media film/kamera film. Slow Motion (gerak yang terlalu cepat dapat ditampilkan lebih lambat) misalnya gerakan elang memangsa ayam yang cepat dapat diperlambat dengan film. Objek yang terlalu besar seperti rumah, gajah, peswat dapat ditampilkan bentuk kecilnya dengan model, maket, miniature, gambar atau film. Objek ang terlalu kompleks misalnya mesin-mesin dapat disajikan menjadi bentuk yang sederhana dengan model, diagram, bagan dan lain-lain. Distributive Property Media dapat menyajikan suatu peristiwa dalam radius yang luas seperti gunung berapi, gempa bumi, iklim, kepulauan dan lain-lain sehingga dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingksi, gambar, peta/globe, radio dan lain-lain.

5. Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat akan dapat Mengatasi Sikap Pasif Anak Didik Seperti yang dijelaskan sebelumnya, media dapat mendorong anak untuk berperan aktif dalam proses belajar. Anak diberi kesempatan untuk bereksperimen dan bereksplorasi secara luas terhadap media tersebut. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan belajar b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya 6. Mengatasi Sifat Unik pada Setiap Anak Didik yang Diakibatkan oleh Lingkungan yang Berbeda Setiap anak didik berasal dari lingkungan keluarga yang memiliki budaya, agama, tingkat pendidikan, dan social ekonomi yang berbeda. Oleh karena itu, setiap anak didik memiliki keunikan tersendiri dan berpengaruh terhadap proses belajar-mengajar. Dalam hal ini guru dituntut untuk menggunakan media yang sesuai dengan para anak didiknya. Misalnya guru menggunakan variasi media untuk mengatasi perbedaan gaya belajar para anak didiknya, sehingga media tersebut akan: a. Memberikan perangsang yang sama b. Mempersamakan pengalaman c. Menimbulkan persepsi yang sama 7. Media Mampu Memberikan Variasi dalam roses Belajar Mengajar Dengan menggunakan media yang bervariasi, maka suasana pembelajaranpun akan bervariasi dan menarik bagi anak didik. 8. Memberikan Kesempatan pada Anak Didik untuk Mereview Pelajaran yang Diberikan Dalam proses belajar-mengajar mungkin saja ada beberapa informasi yang terllewatkan oleh anak. Dengan melihat kembali media yang digunakan oleh guru dalam menerangkan, anak didik dapat merevisi kembali informasi pelajaran yang pernah diterimanya tersebut. 9. Memperlancar Pelaksanaan Kegiatan Belajar-Mengajar dan Mempermudah Tugas Mengajar Guru Dengan penggunaan media yang tepat, maka pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar akan lebihh efektif dan efisien. The Cone Of Experience/Kerucut Pengalaman Belajar dan Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran A. THE CONE OF EXPERIENCE (KERUCUT PENGALAMAN BELAJAR) Kegiatan belajar anak didik pada hakikatnya adalah pemerolehan pengalaman belajar. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran, seorang ahli pendidikan edgar dale membuat klasifikasi pengalaman belajar menurut tingkat dari yang paling konkret ke yang abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama kerucut pengalaman atau The cone of experience. Kerucut pengalaman edgar dale ini mengklasifikasikan media berdasarkan pengalaman belajar yang akan diperoleh oleh anak didik, mulai dari pengalaman belajar langsung/konkret dan pengalaman belajar yang bersifat tidak langsung/abstrak. Kerucut pengalaman edgar dale menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh melalui pengalaman langsung yang berada pada dasar kerucut mampu menyajikan pengalaman belajar secara lebih konkret.

B. PRINSIP UMUM PEMILIHAN MEDIA PENGAJARAN Dalam kegiatan pembelajaran pemilihan media merupakan bagian dari perencanaan kegiatan pembelajaran. Secara keseluruhan perlu disadari bahwa tidak ada suatu rumus yang berlaku mutlak untuk pemilihan media tertentu dalam suatu bidang studi tertentu. Karena sifat dari media, mungkin satu media cocok digunakan untuk mengajarkan mata pelajaran/bidang studi tertentu daripada media lainnya. Misalnya : Rekaman sangat baik untuk pelajaran bahasa, kesenian, atau musik. Sedangkan Gambar Peta sangat baik untuk pelajaran sejarah. Karena itu perlu dipertimbangkan beberapa faktor, sehingga pemilihan media dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip umum dan pemilihan media pembelajaran. 1. Kurikulum Isi program media harus sesuai denga kurikulum yang berlaku, karena jika tidak sesuai akan ketinggalan zaman sehingga tidak akan bermanfaat bagi anak didik, walaupun media tersebut baik dan menarik. a. Untuk taman kanak-kanak sumber program media mengacu pada kurikulum GBPKB (Garis Besar Program Kegiatan Belajar) TK tahun 1994 dengan cara mengaitkan antara kemampuan dasar dengan tema-tema yang berlaku. b. Media dapat memenuhi penguraian tentang tema-tema dan sub-subtemanya. 2. Tujuan Instruksional yang Ingin Dicapai Media yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya harus dapat memberikan sumbangan penting bagi pencapaian tujuan belajar. Ditaman Kanak-kanak tujuan pembelajaran ditentukan berdasarkan kemampuan yang ingin dicapai yang meliputi pembentukan prilaku dan 5 kemampuan dasar yaitu bahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan dan jasmani. 3. Ketepatgunaan Media yang dipilih hendaknya cocok dan sesuai dengan komponen-komponen lain dalam proses pembelajaran, yaitu : a. Materi Pembelajaran 1) Media harus ada kesesuaian dengan materi pelajaran, artinya sesuai dengan taraf/tingkat kesulitan belajar dari mata pelajaran tersebut. 2) Misalnya : mengenalkan uan 500 = 100 x 5 3) Media yang dipilih harus dapat membantu pencapaian dari kemampuan tiap-tiap pengembangan Kemampuan Dasar. Secara rinci, diperjelas dalam variabel tugas ( memperjelas materi pelajaran) b. Media bersifat Transfer Of Learning Artinya apa yang anak peroleh/pelajari dari media dapat diterapkan dalam kondisi yang baru yang dihadapi anak dalam kehidupan sehari-hari. c. Metode Pengajaran 1) Media harus sesuai dengan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, karena penggunaan media turut menentukan keberhasilan guru dalam menentukan metode tertentu dalam mengajar.

2) Dengan metode demontrasi dibutuhkan media yang dapat menjelaskan/ memperjelas cara atau langkah untuk setahap demi setahap dalam untuk proses. Misalnya : Perjelasan langkah-langkah mewarnai gambar yang baik, pencampuran warna, dan lain-lain. d. Karakteristik audience/Anak didik yang belajar Dalam memilih media perlu diperhatikan tingkat pengetahuan dan karakteristik audience. Artinya adanya ketepatan hubungan media dengan tingkat kematangan serta kemampuan anak didik sehingga dapat menimbulkan motivasi dan minat anak untuk belajar. e. Situasi, Kondisi dan Pengelolaan Kelas Pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas serta pengelolaannya. Situasi dan kondisi dalam hal ini adalah : Keadaan sekolah : sarana/prasarana, ruangan, listrik, kota/desa, dan lain-lain. Jumlah anak didik dikelas. Waktu belajar. Sistem pengelolaan : klasikal, kelompok, perorangan/individual.

1) 2) 3) 4)

4. Variabel Tugas (Task Variabel) Dalam memilih media kita harus tentukan jenis kecakapan yang diharapkan dari anak didik sebagai hasil pembelajaran. Dalam hal ini ada 3 macam jenis kecakapan yaitu : a. Kognitif : Pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis b. Afektif : minat, sikap, nilai, apresiasi, dan penyesuaian gerakan. c. Psikomotorik : peniruan, penggunaan konsep, ketelitian, perangkaian dan kewajaran. 5. Kualitas Teknis Media Kualitas mutu media hendaknya dipilih yang baik dan menarik serta mudah digunakan dan juga memadai (tidak cepat rusak). Hal ini perlu sipertimbangkan agar tidak menganggu jalannya proses pembelajaran. 6. Objektivitas Perlu dihindari sikap subjektif dalam memilih media yang akan digunakan, artinya tidak dibenarkan memilih media tertentu dengan alasan kesenangan pribadi guru terhadap media tersebut. 7. Biaya Program Dalam memilih media perlu dipertimbangkan apakah biaya yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat yang akan diperoleh dari media tersebut. Disamping itu, perlu diteliti apakah ada media lain yang lebih murah tetapi sama fungsinya dengan media yang mahal. Prinsip Umum Penggunaan Media A. PRINSIP UMUM PENGGUNAAN MEDIA 1. Tidak ada satu media yang harus digunakan dengan meniadakan yang lain Media yang digunakan hendaknya sesuai dengan materi yang diajarkan. karena tidak ada satu media pun yang dapat sesuai untuk segala macam kegiatan. 2. Pergunakan media secara bertahap Media yang terlalu banyak dan secara sekaligus justru akan membingungkan anak didik dan tidak memperjelas pelajaran. penggunaan media harus secara bertahap mulai dari yang bersifat kongkret lalu yang abstrak. 3. media harus merupakan bagian yang integral dari kegiatan belajar mengajar Dengan media, anak didik dikembangkan kemampuan kognitif.

4. Dengan menggunakan media anak didik harus dipersiapkan dan diperlakukan sebagai peserta yang aktif. Biarkan anak didik mengamati dan menggunakan media sehingga dapat menemukan informasi (mendapat ilmu) dari media tersebut. 5. penggunaan kesempatan menggunakan media yang dapat ditanggapi untuk melatih perkembangan bahasa anak baik lisan/tulisan. Media harus dapat melatih anak untuk mengungkapkan impian dan perasaannya dengan bahasanya sendiri. 6. secara umum perlu diusahakan penampilan yang positif dari pada yang negatif Kegunaan media harus dapat dimengerti dengan baik dan benar sehingga perlu dihindari kesalahan penggunaan dari media, karena khawatir yang akan ditangkap anak adalah penampilan yang negatif sehingga terjadi kesalah pahaman. 7. Anak didik harus ikut serta bertanggung jawab untuk apa yang terjadi selama menggunakan media. Penggunaan media bukan untuk guru, tetapi ditujukan untuk memperjelas materi yang diajarkan guru bagi anak didik. B. LANGKAH-LANGKAH UMUM PENGGUNAAN MEDIA PEMBEAJARAN Secara umum ada tiga tahap atau langkah penggunaan media: 1. persiapan atau perencanaan a. pelajari buku petunjuk media b. siapkan peralatan untuk penggunaan media c. atur tatanan atau susunan agar peserta atau audien agar dapat melihat, mendengar, memperhatikan dengan jelas d. tetapkan media yang digunakan untuk sistem klasikal, kelompok atau individual 2. Pelaksanaan (penyajian dan penerimaaan) a. penggunaan media sesuai dengan prosedur yang berlaku dari masing-masing media(tiap-tiap media mempunyai cara-cara yang berbeda). b. hindari hal-hal yang dapat menggangu konsentrasi anak didik dalam menggunakan media seperti: 1.) penerangan kurang 2.) suara bising 3.) kerusakan media,dan lain-lain 3. follow up (tindak lanjut dan evaluasi) a. adakan berbagai kegiatan yang dapat memantapkan pemahaman anak didik terhadap pokokpokok materi pembelajaran b. lakukan evaluasi terhadap media. misalnya: 1.) resitasi atau pemberian tugas 2.) tanya jawab 3.) karya wisata, dan lain-lain.

METODE BERCAKAP-CAKAP PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai seorang guru PAUD, sudah seharusnya kita memiliki ilmu pengetahuan yang cukup untuk mengajar anak usia dini. Anak usia dini merupakan masa awal dimana mereka memiliki sejumlah potensi yang harus dikembangkan sebagaimana mestinya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia yang berguna di masa mendatang. Salah satu potensi yang harus mereka kembangkan diantaranya adalah kemampuan berbahasa. Karena anak dapat berkomunikasi melalui bahasa, bak itu bahasa verbal maupun nonverbal. Dalam makalah ini kita akan membahas tentang cara mengembangkan bahasa anak melalui beberapa metode yaitu metode bercakap-cakap, Tanya jawab, bermain peran dan sosiodrama. B. Masalah Dalam makalah ini kita akan mmbahas masalah tentang apa sajakah pengertian, fungsi, ketentuan, langkah-langkah penerapan, contoh pelaksanaan, dan implementasi metode bercakap-cakap, Tanya jawab, bermain peran dan sosiodrama. C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kulia Pengembangan Bahasa AUD. Selain itu makalah ini juga dapat kita manfaatkan untuk menambah ilmu kita sebagai calon guru untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia dini dan dapat pula djadikan referensi untuk melakukan penelitian terhadap pengembangan bahasa anak usia dini. D. Manfaat Manfaat yang bisa diperoleh dari makalah ini adalah : Sebagai bahan peningkatan dalam pembelajaran bagi kita semua.

BAB II ISI A. METODE BERCAKAP-CAKAP DAN TANYA JAWAB Materi kegiatan belajar 1 berikut ini akan menguraikan tentang metode bercakapcakap dan Tanya jawab yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak taman kanak-kanak. Kemampuan yang diharapkan dapat anda kuasai setelah memperlajari kegiatan belajar 1 ini adalah: 1. Menjelaskan tentang metode bercakap-cakap dan metode Tanya jawab untuk pengembangan anak taman kanak-kanak; 2. Member contoh penggunaan metode bercakap-cakap dan metode Tanya jawab untuk pengembangan bahasa anak taman kanak-kanak 3. Menerapkan metode bercakap-cakap dan metode Tanya jawab untuk pengembangan bahasa anak taman kanak-kanak berdasarkan dari petunjuk dan contoh yang diberikan modul ini. Bercakap-cakap adalah ciri khas manusia. Fetjhof Schoun, seorang filsuf yang sangat dihormati mengatakan bahwa salah satu kecerdasar yang khas manusiawi adalah kemampuan manusia bercakap-cakap dalam bentuk bahasa. Kemampuan manusia dalam bercakap-cakap dalam bentuk bahasa tentunya terjadi interaksi 2 orang atau lebih yang saling menanggapi dan terjadilah Tanya jawab (Suharsono, 2003:219). 1. METODE BERCAKAP-CAKAP Pengertian Metode bercakap-cakap dalam mengembangkan pembelajaran bahasa di taman kanak-kanak sering disamakan dengan metode Tanya jawab, padahal ada perbedaan di antara keduanya yaitu: pada metode bercakap-cakap interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat menyenangkan berupa dialog yang tidak kaku. Topik percakapan dapat bebas ataupun ditentukan. Dalam percakapan tersebut, guru bertindak sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak memotivasi anak dengan harapan anak lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya atau mengekpresikan secara lisan. Sedangkan pada metode Tanya jawab, interaksi antara guru dan anak didik, atau antara anak dengan anak bersifat kaku, karena sudah terikat pada pokok bahasan. Dialog terjadi karena ada yang harus ditanyakan dan ada yang menjawab dengan benar. Lebih jauh Dra. Moeslikhaton R. MPd (1999:92) menuliskan bahwa bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru atau antara anak dengan anak melalui kegiatan monolog dan dialog. Kegiatan monolog dilaksanakan di kelas dengan cara anak berdiri dan berbicara di depan kelas atau di tempat duduknya, mengungkapkan segala sesuatu yang diketahui, dimiliki dan dialami, atau menyatakan perasaan tentang sesuatu yang memberikan pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, atau menyetakan keinginan untuk memiliki atau bertindak sesuatu. Kegiatan dialog berbentuk percakapan yang dilakukan dua orang atau lebih yang masing-masing mendapat kesempatan untuk berbicara secara bergantian. Sedangkan menurut Hilderbrand, (1986:297) pada buku Metode pengajaran di TK karangan Dra. Moeslichatoen R, MPd (1999:26) bercakap-cakap berarti saling mengomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan bahasa reseptip dan ekspresif. Lain pula menurut Gordin & Browne 1985:314 pada buku yang sama dikatakan

bahwa bercakap-cakap dapat pula diartikan sebagai dialog atau sebagai perwujudan bahasa reseptif dan ekspresif dalam suatu situasi. Penguasaan bahasa reseptif adalah semakin banyak kata-kata yang baru dikuasai oleh anak yang diperoleh dari kegiatan bercakap-cakap. Dan penguasaan berbahasa ekpresif adalah semakin seringnya anak menyatakan keinginan, kebutuhan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain secara lisan. Moeslichaton melanjutkan bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua arah. Untuk terjadinya komunikasi dalam percakapan diperlukan keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara. Untuk bercakapcakap secara efektif, belajar mendengarkan dan belajar berbicara sama pentingnya. Sebagai pendengar dalam berkomunikasi antar pribadi sedikitnya ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu: a. Mengukur pemahaman yang didengarnya secara pasti b. Bila mengetahui bahwa pesan yang disampaikan itu tidak jelas, ia dapat memberitahukan kepada si pembicara. c. Ia dapat menentukan informasi tambahan yang dibutuhkan agar dapat menerima pesan tersebut. Selanjutnya, pengertian metode bercakap-cakap dari Depdikbud (1998:22) adalah suatu cara penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan guru atau anak dengan anak. Kesimpulannya, pengertian metode bercakap-cakap adalah suatu cara penyampaian bahan pengembangan bahasa yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap dalam bentuk Tanya jawab antara anak dengan guru atau anak dengan anak, yang dikomunikasikan secara lisan dan merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi, dimana satu dengan yang lainnya saling mewujudkan bahasa yang reseptif dan ekspresif dalam suatu dialog yang terjadi dalam suatu situasi. Manfaat Metode bercakap-cakap Dra Moeslichatun (199:95) menyatakan bahwa metode bercakap-cakap mempunyai manfaat: Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri dengan menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif, menyatakan pendapat, menyatakan perasaan, menyatakan keinginan, dan kebutuhan secara lisan. Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain. Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan anak lain atau dengan gurunya agar terjalin hubungan social yang menyenangkan. Dengan seringnya anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya, perasaannya, dan keinginannya maka hal ini akan semakin meningkatkan kemampuan anak membangun jati dirinya. Dengan seringnya kegiatan bercakap-cakap diadakan, semakin banyak informasi baru yang diperoleh anak yang bersumber dari guru atau anak lain. Penyebaran informasi dapat memperluas pengetahuan dan wawasan anak tentang tujuan dan tema yang ditetapkan guru. Selanjutnya Moeslichatun menyatakan makna penting bagi perkembangan anak taman kanak-kanak karena bercakap-cakap dapat: Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain Meningkatkan keterampilan dalam melakukan kegiatan bersama Meningkatkan keterampilan menyatakan perasaan, serta menyatakan gagasan pendapat secara verbal

Membantu perkembangan dimensi social, emosi dan kognitif, terutama berbahasa.

Tujuan Metode bercakap-cakap Dengan mengunakan metode bercakap-cakap tujuan pengembangan bahasa yang ingin dicapai antara lain: Mengembangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan pendapatnya kepada siapapun. Memberi kesempatan kepada anak untuk berekpresi secara lisan Memperbaiki ucapan dan lafal anak Menambah perbendaharaan/kosa kata Melatih daya tangkap anak Melatih daya piker dan fantasi anak Menambah pengetahuan dan pengalaman anak didik Memberikan kesenangan kepada anak Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis. Tujuan tersebut sesuai dengan pendapat Moeslichatun. Perkembangan bahasa yang dapat dikembangkan dengan metode ini adalah kemampuan menangkap makna bicara orang lain dan kemampuan menanggapi pembicaraan orang lain secara lisan. Kelebihan dan kelemahan metode bercakap-cakap Kelebihannya: Anak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-ide dan pendapatnya Anak mendapat kesempatan untuk menyumbangkan gagasannya Hasil belajar dengan metode bercakap-cakap bersifat fungsional karena topic/tema yang menjadi bahan percakapan dalam keseharian dan di lingkungan anak. Mengembangkan cara berpikir kritis dan sikap hormat atau menghargai pendapat orang lain. Anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan belajarnya pada taraf yang lebih tinggi. Kelemahannya: Membutuhkan waktu yang cukup lama Memerlukan ketajaman dalam menangkap inti pembicaraan Dalam prakteknya, percakapan akan selalu didominasi oleh beberapa orang saja. Implementasi metode bercakap-cakap pada pengembangan bahasa garis-garis besar program kegiatan belajar taman kanak-kanak 1994 Agar anda dapat mengetahui kemampuan yang diharapkan dapat dicapai anak saat menggunakan metode bercakap-cakap di taman kanak-kanak, anda dapat melihat pada matrik di bawah ini. No kode 1 Kemampuan yang diharapkan dicapai Menirukan kembali 2 s/d 4 urutan angka, urutan kata Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, dan bagaimana secara sederhana Kelompok A B

Berbicara lancar sederhana

dengan

kalimat

8.A/12 B

Memberikan keterangan/informasi tentang sesuatu hal Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri Member batasan beberapa kata benda Menyebut nama, benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, atau menurut cirri-ciri/sifat tertentu sebanyak-banyaknya Mengurutkan dan menceritakan gambar seri Menggunakan kata ganti aku Melengkapi kalimat sederhana yang sudah dimulai guru Menyebutkan sebanyak-banyaknya kegunaan dari satu benda

9.A/14 B

13/B 13/A 17.B

14.B 18.A 15/B

16.B

Bentuk-bentuk metode bercakap-cakap Ada tiga bentuk penggunaan metode bercakap-cakap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pengembangan bahasa di Taman kanak-kanak, yaitu: Bercakap-cakap bebas Bercakap-cakap menurut pokok bahasan Bercakap-cakap dengan menggunakan gambar seri Berikut adalah uraian bentuk metode bercakap-cakap tersebut satu persatu

1. Bercakap-cakap bebas Bercakap-cakap bebas adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dengan seorang anak atau sekelompok anak taman kanak-kanak dalam membahas berbagai topic yang berkaitan dengan pembelajaran di taman kanak-kanak. Pada kegiatan bercakap-cakap bebas ini anda tidak perlu menentukan topic pembahasan, walau sedapat mungkin dikaitkan dengan tema. Peran anda di sini adalah sebagai membimbing supaya percakapan tidak kacau dan dapat memotivasi anak, maupun memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada anak untuk berekpresi berbicara secara bebas. Upaya ini merupakan cara pengungkapan apa yang ada dalam pemikirannya saat itu. Tentunya pemikiran anak saat itu ada yang sama, adapula yang berbeda, dengan tahap perkembangan dan pengalamannya. Kegiatan ini dimaksudkan mengembangkan potensi dan kreativitas anak untuk berekpresi melalui bahasa.

Brunner (dalam. Tampubolon 1991:13) berpendapat bahwa bahasa adalah pendorong utama bagi perkembangan pikiran, terutama dalam masa pra sekolah. Namun, sebelum bahasa memainkan peranan, pikiran anak hendaklah terlebih dahulu memperoleh pengalaman-pengalaman dari lingkungan. Pengalaman-pengalaman ini memungkinkan bahasa berkembang dengan baik. Dengan demikian perkembangan bahasa dan pikiran pada dasarnya adalah saling mendukung. Pada kegiatan bercakap-cakap bebas biasanya setiap anak ingin mengungkapkan sebaga apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Dalam hal ini anda harus bijak menyikapinya. Setiap komentar terhadap kata, intonasi suara, gaya bahasa, ekpresi dan ungkapan anak yang salah maka guru dapat membantu memperbaikinya dengan tidak menyalahkan anak secara berlebihan yang akan berdampak psikologis pada diri anak. Begitu pun apabila anak bertanya hendaknya guru dapat menjawabnya dengan bahasa yang baik dan menyenangkan anak dan dapat membuka pertanyaan atau komentar anak lainnya, sehingga anak merasa puas telah diperhatikan dengan baik. Dalam kegiatan bercakap-cakap bebas ini guru tidak boleh membedakan anak satu dengan lainnya dalam memberi kesempatan anak untuk perberan aktif pada kegiatan percakapan tersebut. Semua anak mendapat perhatian yang cukup, sehingga anak merasa puas dan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Apabila ditemukan anak yang pasif tidak melakukan kegiatan percakapan, maka anda sebagai guru, dengan dibantu oleh anak didik lainnya, mencoba untuk memberikan motivasi pada anak tersebut, sehingga anak tersebut dapat aktif dalam percakapan. Sesuai dengan prinsip belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar seperi pada konsep pembelajaran aktif kreatif efektif dan menyenangkan, maka kegiatan pembelajaran dengan metode bercakap-cakap ini harus dapat menyenangkan anak. Kegiatan tidak harus selalu di dalam kelas, dapat pula dilaksanakan di luar kelas. Begitupun anak tidak selalu duduk di kursi, dapat pula anak duduk di atas tikar atau karpet dengan situasi yang nyaman dan tertib. Agar anda dapat melaksanakan kegiatan metode bercakap-cakap pada pengembangan bahasa di taman kanak-kanak, maka berikut ini ada langkah-langkah yang dapat membimbing anda, dan dapat anda kembangkan sesuai dengan situasi maupun kondisi pada saat kegiatan percakapan berlangsung. Langkah-langkah pelaksanaan percakapan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Cobalah anda mengkondisikan anak-anak untuk dapat duduk dengan nyaman dan tertib, yang penting anak dapat melihat anda dan anak lainnya. 2) Mulailah anda mengajukan pertanyaan yang dapat merangsang anak untuk bercakap-cakap. 3) Anak mulai melaksanakan percakapan dengan anda. 4) Anda memberi kesempatan, agar anak dapat menceritakan tentang kejadian di sekitarnya sesuai dengan pertanyaan anda. 5) Apabila anda menemukan anak yang belum dapat mengucapkan kalimat dengan baik dan benar (kalimat sederhana), anda hendaknya berusaha memperbaiki secara bijaksana dan bagi yang pasif diberi dorongan atau motivasi. 6) Anda dapat melakukan evaluasi dari kegiatan percakapan tersebut. Selanjutnya, coba anda latihan kegiatan bercakap-cakap bebas ini dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan di atas. 1) Kemampuan yang diharapkan dicapai: Berbicara lancar dengan kalimat sederhana (bahasa 4 kelompok A dan B) 2) Alat 3) Contoh kegioatan bercakap-cakap bebas

Guru : Selamat pagi anak-anak . . . . Anak : Pagi Bu guru. . . . Guru : Senang anak-anak hari ini? Anak : Senang bu guru . . . . Guru : anak-anak seminggu anak-anak liburan, bagaimana senang tidak? Anak : Senang . . . . . Guru : Wah, asyik sekali, bu guru juga senang, anak-anak pergi kemana saja Windi : Aku kerumah nenek Bu! Guru : Di mana Windi? Windi : Rumah Nenek di Bogor. Guru : Pasti menyenangkan ya, nah, siapa lagi yang rumah neneknya di Bogor? Ardi : Aku, rumah nenekku juga di Bogor, aku senang sih, tapi sedih juga, karena nenekku sakit . . . . Guru : Ooo.. kasihan ya, sekarang bagaimana, sudah sembuh belum Ardi? Ardi : Sudah bu guru Guru : Syukurlah, kita doakan ya anak-anak supaya neneknya Ardi sehat selalu Faisal : Bu guru, aku juga liburan ke Bogor, aku pergi ke Kebun Raya Guru : Ada apa saja di kebun Raya, Faisal Faisal : Banyak pohon-pohon, ada danau, ada istana dan ada rusanya Guru : Faisal takut tidak dengan rusanya? Faisal : Tidak bu guru. Guru : Faisal pemberani ya, siapa lagi yang pemberani? Dwika : Aku berani bu guru, aku juga pernah ke kebun raya di Bogor, aku di foto dekat rusa Guru : Wah, pasti fotonya bagus ya . . . bagaimana gaya Dwika di foto? Dwika : Begini bu guru (Dwikapun bergaya) Guru : Hahaha tepuk tangan anak-anak untuk gayanya Dwika, besok fotonya di bawa ya, ibu guru dan teman-temanmu mau lihat Dwika : Iya bu guru. Guru : Hemh. . . Dimas Liburannya kemana? Dimas : Ku tida kemana-mana bu guru, aku di rumah saja bermainmain bersama adik, karena adikku masih bayi Guru : Oh, ya . . . Dimas anak baik, tapi Dimas senangkan? Dimas : Senang Bu guru. Selanjutnya kegiatan percakapan terus berlangsung, pada batas waktu yang ditentukan dan semua anak merasa senang dan puas, selanjutnya guru mengadakan evaluasi dengan beberapa pertanyaan untuk semua anak, misalnya: 1) Rumah nenek siapa yang di Bogor? 2) Siapa yang tadi pergi ke Kebun Raya?

3) Ada apa di Kebun Raya? 4) Dekat binatang apakah Dwika di foto? 5) Siapa yang liburannya menemani adiknya? Anda pun menutup percakapan tersebut, nah anak-anak, selesai sudah kita bercakapcakap, senang anak-anak? Terimakasih, nanti kita bercakap-cakap kembali ya . . . . ayo kita bernyanyi lagu yang gembira di sini senang di sana senang. Anak dan guru pun bernyanyi bersama dengan riangnya. 2. Bercakap-Cakap Menurut Pokok Bahasan Bercakap-cakap menurut pokok bahasan adalah kegiatan percakapan antara guru dengan anak didik, dengan pokok bahasan yang telah ditetapkan . Pokok bahasan yang menjadi topik percakapan disesuaikan dengan tema pembelajaran yang dipilih baik untuk kelompok A maupun untuk kelompok B. Misalnya tentang kendaraan, tanaman, binatang atau situasi lingkungan sekitarnya, yang dekat dengan lingkungan kehidupan sehari-hari anak Kegiatan bercakap-cakap menurut pokok bahasan ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang suatu pokok bahasan. Agar anak dapat mengungkapkan pendapatnya terhadap sesuatu objek berdasarkan pengamatan indranya maupun pengalamannya. Dengan demikian jika memungkinkan dapat menggunakan alat peraga sebagai pendukung kegiatan percakapan menurut pokok bahasan ini. Menurut Bruner, (dalam Tampubolon, 1991:12) peranan bahasa berlangsung dalam dua hal. Pertama , dalam perkembangan bahasa itu sendiri anak menguasai strategi yang di dapat membantu perkembangan pikiran. Strategi dimaksud dikuasai melalui kaidah-kaidah bahasa yang diperoleh secara bertahap. Kedua, bahasa memungkinkan anak berpikir abstrak dan konstruktif. Maka, dalam mengembangkan kemampuan berbahasanya anak memiliki cara-cara tersendiri sesuai dengan tahapan perkembangannya, dalam menanggapi suatu pokok bahasan yang sedang dipercakapkan. Sehingga anak secara bertahap anak dapat berpikir abstrak dan konstruktif. Dalam hal ini guru hendaknya memperhatikan perbedaan kemampuan bahasa anak per individu maupun kelompok. Pada kegiatan bercakap-cakap menurut pokok bahasan ini (Depdikbud, 98: 24)spontanitas anak perlu di hargai . Tetapi hendaknya guru selalu menjaga jangan sampai pembicaraan menyimpang dari tujuannya. Sebagai contoh, bila tema keluarga yang menjadi pokok bahasan maka pembicaraan berkisar tentang anggota keluarga, tugas keluarga serta rasa kasih sayang dalam keluarga. Sebelum Anda memulai latihan bercakap-cakap menurut pokok bahasan ini, ada baiknya Anda memperhatikan langkah-langkahnya di bawah ini: a. Anda sebaiknya menyiapkan media atau alat peraga yang disesuaikan dengan pokok bahasan sebagai topik percakapan. b. Dengan nyanyian atau permainan anda mengkondisikan anak-anak untuk dapat duduk dengan nyaman dan tertib. yang penting anak dapat melihat Anda dan anak lainnya. c. Anda membicarakan alat peraga yang telah di siapkan. d. Anda dapat merangsang percakapan anak dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pokok bahasan. e. Anak mulai melaksanakan percakapan dengan Anda f. Anda memberi kesempatan pada anak untuk menjawab pertanyaan dengan kalimat sederhana. g. Apabila Anda menemukan anak yang belum dapat mengucapkan dengan baik dan benar (kalimat sederhana), guru hendaknya berusaha memperbaiki secara bijaksana dan bagi yang pasif diberi dorongan atau motivasi

h. Setelah kegiatan percakapan selesai Anda dapat menyimpulkan topic yang baru saja di percakapkan. i. Anda dapat melakukan evaluasi dari kegiatan percakapan tersebut. Nah, coba Anda lakukan latihan bercakap-cakap menurut pokok bahasan di bawah ini dengan memperhatikan langkah-langkah kegiatan tersebut di atas Contoh kegiatan bercakap-cakap menurut pokok bahasan Kemampuan yang diharapkan dicapai: Bahasa (4) Bicara lancar dengan kalimat sederhana. Alat peraga: Gambar dan mainan macam-macam kendaraan di darat. Sepeda anak yang sebenarnya. Pembahasannya: Materi percakapan bisa didapat dari tema/subtema untuk mencapai kemampuan seperti Bercakap-cakap tentang Sepeda. Contoh percakapan: Guru :Selamat pagi anak-anak? Anak 2 :Selamat pagi Ibu. Guru :Apa kabar? Anak 2 :Baik bu. Guru :Anak-anak, siapa yang suka jalan-jalan? Anak 2 :Aku bu guru, aku juga. Guru :Nah, bagaimana keadaan di jalan raya? Anak 2 :Ramai bu guru! Guru :Ada apa saja. Agung :Ada orang , toko- toko Guru :Ada apa lagi.. Rrezqi :Ada mobil, motor, bis, truk. Guru :Bagus, kendaraan apa lagi. Fauzan :Kereta api bajaysepeda. Laura :Delman juga ada bu guru. :Pintar semuanya, nah, coba gambar di papan tulis ini, (guru menempel gambar macam-macam kendaraan di darat di papan tulis) dan coba lihat mainan di atas meja ini. (Ada mainan macam-macam kendaraan di darat di atas meja bu guru), dan ini sepeda roda dua. Anak 2 :Wah, bagus sekali.ada macam-macam kendaraan. Guru : Nah, anak- anak ini adalah macam- macam kendaraan yang ada di darat, yang setiap hari dapat anak- anak dapat lihat di jalan raya, sekarang apa yang sedang ibu guru pegang (bu guru memegang sepeda anak) Guru : Fauzan ini kendaraan apa ? Fauzan : Sepeda Guru : Coba ulangi, jawab dengan baik, ini sepeda, Fauzan : Ini sepeda, Guru : Pintar, berapa roda sepeda di gambar ini, Agung ? Agung : Dua bu guru (jawaban yang diharapkan roda sepeda ada dua) Guru : Roda sepedanya berbentuk apa Laura ? Laura : Lingkaran ( jawaban yang diinginkan roda sepeda berbentuk lingkaran) Guru : Adit, apa warna sepeda yang ibu pegang ? Adit : Biru bu ( jawaban yang diharapkan sepeda berwarna biru)

1.

2. 3.

4.

Guru

Dan seterusnya pembahasan dapat berkembang kepada objek sepeda secara keseluruhan, sehingga anak benar- benar mengenal sepeda anak yang dijadikan media pmbelajaran dalam percakapan tersebut. 5. Evaluasi : Dalam kegiatan evaluasi anda dapat menanyakan semua pertanyaan kepada semua anak, dan membimbing anak- anak untuk memberikan jawaban yang baik dan benar. 3. Bercakap- cakap berdasarkan gambar seri Kegiatan bercakap- cakap berdasarkan gambar seri adalah suatu kegiatan percakapan yang dilakukan guru kepada anak TK dengan bantuan buku bergambar yang critanya berseri. Biasanya terdiri dari 4 seri. Gambar seri 1 sampai dengan ke 4 tersebut saling berkaitan dan merupakan rangkaian sebuah cerita atau sebuah informasi.isi buku gambar seri tersebut adalah pokok bahasan dalam bercakap- cakap dengan menggunakan gambar seri. Bercakap- cakap dengan gambar seri memiliki tujuan secara khusus (Depdikbud, 1998:25) ialah memupuk kesanggupan meletakkan antara tanggapan- tanggapan dan menarik kesimpulan. Ketentuan gambar seri yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut (Depdikbud,1998:50-51): Ukuran gambar cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anak sampai perinciannya. Hubungan antara satu gambar dengan gambar yang berikutnya kelihatan jelas. Tiap gambar dapat menimbulkan rasa ingin tahu anak untuk mengetahui kelanjutannya, hal ini dapat dilihat pada gambar berikutnya. Setiap gambar menunjukan suatu adegan yang jelas. Gambar hendaknya jangan terlalu banyak hiasan (gambar tambahan) sehingga dapat mengaburkan arti dan isi gambar- gambar itu. Gambar- gambar itu sebaiknya diberi warna yang hidup dan menarik serta sesuai dengan aslinya. Gambar seri yang dipergunakan hendaknya menarik dan merangsang anak untuk bercakapcakap. Hubungan antara gambar satu dengan lainnya jelas sehingga dapat melihat hubungan dan menarik kesimpulan. Ukuran gambar apabila dapat digunakan oleh semua anak perkelompok atau individu dapat dibuat dalam ukuran kecil. Seperti pada kegiatan bercakap- cakap bebas maupun bercakap- cakap menurut pokok bahasan, bercakap- cakap berdasarkan berdasarkan gambar seri ini pun memiliki langkahlangkah pelaksanaan sebagai berikut (Depdikbud, 1998:49): Anda menyiapkan alat peraga yang digunakan. Anda mengatur dan mengkondisikan tempat duduk anak yang nyaman. Anak memperhatikan 4 gambar yang diperlihatkan oleh anda di papan tulis. Anak mendengarkan penjelasan tentang judul gambar seri. Anda melepas gambar yang terdapat di papan tulis. Anak dan guru membicarakan gambar satu demi satu dan mencari hubungan antara gambargambar. Anak menyimpulkan isi cerita. Anda member tugas pada anak untuk mengurutkan 4 gambar seri tersebut secara bergantian.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Contoh kegiatan bercakap- cakap dengan gambar seri : 1. Kemampuan yang diharapkan dicapai: Bahasa 14 kelompok B 2. Alat peraga

a) Gambar seri b) Papan tulis 3. Materi pembahasan : Materi pembahasan dapat disesuaikan dengan tema atau subtema, misalnya tema binatang dengan judul Telur Ayam Si Burik Menetas. Gambar 1 : Si Burik Ayam Ku sedang bertelur di kandangnya. Gambar II : Si Burik mengerami telurnya di kandang. Gambar 111 :Telur yang dierami Si Burik menetas, keluar dari cangkangnya. Gambar IV : Si Burik membantu anaknya mencari makan. 4. Pelaksanaan : Anda dapat melaksanakan contoh materi pembahasan bercakap- cakap dengan gambar seri dengan ketentuan dan langkah- langkah yang telah ditetapkan di atas. 5. Evaluasi : Berikut adalah contoh- contoh pertanyaan dari kegiatan evaluasi. a. Sebutkan judul percakapan gambar seri ? b. Siapakah nama induk ayam dalam percakapan gambar seri tersebut? c. Bagaimana proses menetasnya anak ayam ? d. Ada berapa anak ayam si Burik ?

2. METODE TANYA JAWAB pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran untuk pengembangan bahasa di TK, metode bercakapcakap sebenarnya juga dapat dikatakan metode Tanya jawab, karena di dalam kegiatan bercakap- cakap tersebut terdapat kegiatan Tanya jawab, ada individu yang bertanya dan ada individu yang menjawab. Namun, pada buku didaktik Metodik Taman Kanak- Kanak (Depdikbud Jakartan 1998) kedua metode itu dipisahkan berkaitan dengan metode pembelajaran pada seluruh Bidang Pengembangan di TK. Menurut Bruner bahasa memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan kognitif anak.(Galloway, 1976:36) dan setiap perkembangan menurut aktivitas anak. Kegiatan Tanya jawab merupakan salah satu aktivitas untuk meningkatkan perkembangan kognitif dan bahsa anak. Dalam memahami metode Tanya jawab mari kita perhatikan dengan cermat fungsi bahasa menurut Haliday (1979:254) yaitu bahasa berfungsi : Sebagai alat yang dapat memuaskan kebutuhan anak untuk menyatakan keinginannya. Fungsi bahasa dinyatakan dengan SAYA INGIN .. Mengatur melalui bahasa, anak dapat mengendalikan tingkah laku orang lain. Fungsi bahasa dinyatakan dengan lakukan itu . Sebagai hubungan pribadi bahasa dapat dipergunakan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dalam lingkungan sosial. Bagi diri sendiri. Anak menyatakan pandangannya, perasaannya, dan sikapnya yang unik melalui bahasa dan melalui bahasa anak membangun jati dirinya. Heuristik. Sesudah anak dapat membedakan dirinya dengan lingkungan, anak menggunakan bahasa yang dikuasainya untuk memiliki dan memahami lingkungan jadi bahasa mempunyai fungsi mempertanyakan katakana padaku mengapa begitu.

Imajinatif. Dengan bahasa anak dapat menghindari diri dari kenyataan dan memasuki alam semesta yang dibangunnya sendiri. Membiarkan diri untuk berpura- pura atau berfungsi puitis. Informatif. Anak dapat mengkomunikasikan informasi baru kepada orang lain dengan menggunakan bahasa. Fungsi bahasa yang dinyatakan dalam bentuk aku punya sesuatu yang diceritakan. Pengertian Metode Tanya Jawab Menurut buku Didaktik Metodik Umum di TK, (Depdikbud, 1998:26 ) metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pengembangan bahasa yang dapat memberikan rangsangan agar anak aktif untuk berfikir, melalui pertanyaan- pertanyaan guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawannya. Menurut Soetomo (1993:150)metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru memberikan pertanyaan kepada anak dan anak menjawab. Atau sebaliknya, anak bertanya kepada guru dan guru menjawab. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Tanya jawab untuk pengembangan bahasa di Taman Kanak- Kanak adalah suatu metode mengembangkan bahasa yang dapat memberikan rangsangan agar anak aktif berfikir. Melalui pertanyaanpertanyaan guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan jawabannya, atau menemukan pertanyaan untuk ditanyakan kegurunya. Tujuan Dengan metode Tanya jawab di Taman Kanak- Kanak bertujuan untuk : Melatih keberanian anak untuk mengajukan pendapatnya. Melatih keberanian anak untuk bertanya terhadap apa yang tidak dipahaminya. Melatih anak dalam bertutur dengan intonasi yang baik Memengembangkan kosa kata dan pembendaharaan kata anak Melatih anak untuk menghargai pendapat orang lain. Melatih anak untuk mau mendengarkan atau mernyimak pertanyaan maupun jawaban orang lain.

Implementasi Metode Tanya Jawab pada Pengembangan Bahasa di Taman Kanak- Kanak Berdasarkan GBPKB 1994 Berdasarkan buku Didaktik Metodik Umum TK pelaksanaan metode Tanya jawab digunakan apabila : Guru ingin mengetahui pengetahuan yang telah dimiliki anak dengan kemampuan baru yang akan dipelajari. Guru ingin mengetahui pengalaman/kemampuan yang telah dimiliki oleh anak. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanyamengenai hal- hal yang belum dipahami. Guru hendaknya membangkitkan perhatian dan semangat belajar anak pada saat suasana kelas tidak menyenangkan. Guru hendak mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapatnya. Masih menurut buku Didaktik Metodik Umum TK ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan kegiatan Tanya jawab adalah sebagai berikut (Depdikbud 1998 :27) : Pertanyaan hendaknya ditujukan kepada semua anak, sehingga setiap anak merasa dapat diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan.

Pertanyaan hendaknya tidak keluar dari ruang lingkup bahan pengembangan yang telah diajarkan. Pertanyaan hendaknya mencakup dan mewakili tujuan yang akan dicapai. Guru hendaknya membimbing dan mengarahkan pengamatan atau pemikiran anak terhadap bahan pengembangan yang sedang dipelajari. Pertanyaan hendaknya diajukan ketika suasana kelas dalam keadaan tenang dan anak- anak telah menyiapkan kesiapan mental. Setiap jawaban anak hendaknya dihargai. Jika jawaban anak salah, guru hendaknya memperbaiki dengan bijaksana. Guru hendaknya berusaha mkembangkitkan keberanian anak untuk bertanya. Guru hendaknya memberikan contoh bagaimana cara mengajukan pertanyaan yang baik. Sebelum guru menjawab pertanyaan anak, lebih baik jawaban itu ditawarkan kepada semua anak. Jika kemudian ternyata semua anak tidak dapat menjawab maka gurulah yang menjawab. Kalimat pertanyaan yang diberikan hendaknya menggunakan bahasa sederhna, singkat, dan jelas. Bentuk- bentuk Kegiatan Metode Tanya jawab Seperti dikemukakan diatas bahwa pada pengembangan bahasa, metode bercakapcakap dan Tanya jawab tidak dapat dipisahkan, karena pada kegiatan metode Tanya jawabterjadi percakapan. Untuk dapat mengevaluasi tahap perkembangan bahasa anak ada baiknya kita membagi dua bagian bentuk metode Tanya jawab dalam pengembangan bahasa di TK yaitu : Tanya jawab secara spontan Kegiatan Tanya jawab dapat dilakukan spontan oleh guru kepada anak didik. Antar anak didik, atau antar sekelompok anak didik yang dapat dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas dengan tidak dibatasi topik/pokok bahasan. Kegiatan Tanya jawab secara spontan ini pun perlu di evaluasi untuk mengetahui perkembangan bahasa anak. Contoh 1 : Tanya jawab guru dan anak didik Guru : Selamat pagi Ira ? Anak : Selamat pagi, bu guru ! Guru : Apa kabar Ira ? Anak : Baik! Setelah itu tidak ada Tanya jawab antara satu dan yang lainnya Contoh 2 : Tanya jawab sekelompok anak. Farhan : Dimas, kamui lihat pensilku tidak ? Dimas : Tidak Farhan : Siapa yang lihat pensilku ya ? Reza : Aku tadi lihat Farhan : Dimana ? Reza : Di bawah meja sana Farhan : Oh, iya, terimakasih.

Tanya jawab berdasarkan pokok bahasan Kegiatan Tanya jawab ini biasanya telah diprogramkan guru, dalam pengembangan pembelajarannya dan mengembangkan semua aspek pengembangan anak di TK, berupa

pengembangan matematika, sosial, emosi, agama, seni, sains. Pada kegiatan tanya jawab ini pun anak dapat mengekspresikan dirinya melalui mimic maupun panto mimiknya. Misalnya guru akan menerangkan tentang buah jeruk, dengan media asli yang telah disiapkan. Dalam pembelajaran ini terjadi proses tanya jawab yang tidak hanya mengembangkan kemampuan berbahasa saja, namun seluruh aspek pengembangan anak yang lain seperti tersebut di atas. METODE BERMAIN PERAN DAN SOSIODRAMA 1. METODE BERMAIN PERAN a. Pengertian Metode bermain ini dikatagorikan sebagai metode mengajar yang berumpun kepada metode perilaku yang diterapkan dalam pengajaran. Karakteristiknya adalah adanya kecenderungan memecahkan tugas belajardalam sejumlah perilaku yang berurutan, konkret dan dapat diamati. Adapun peran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan individu yang ditunjukan kepada orang lain. Peran seseorang dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi dan penilaian oleh dirinya dan orang lain. Dengan demikian metode bermain peran, artinya mendramatisikan cara tingkah laku didalam hubungan sosial. Dan menekankan kenyataan anak diurut sertakan dalam memainkan peranan didalam mendramatisasikan masalah-masalah hubungan sosial. b. Tujuan Metode Bermain Peran Bermain peran dalam proses pembelajaran ditunjukkan sebagai usaha memecahkan masalah (diri,sosial) melalui serangkaian tindakan pemeranan. Adapun pelaksanaan bermain peran dalam pengembangan bahasa di TK (DEPDIKBUD, 1998;37) bertujuan ; a. Melatih anak berbicara b. Melatih anak berbicara lancar c. Melatih daya konsentrasi d. Melatih membuat kesimpulan e. Membantu pengembangan intelegensi f. Membantu perkembangan fantasi g. Menciptakan suasana yang menyenangkan c. Jenis Kegiatan Bermain Peran Jenis kegiatan Bermain Peran di TK adalah bermain adalah bermain peran sebagai seorang pemberi jasa, seperti dokter, tukang pos, tukang sayur dan sebagainya. Kegiatan bermain peran diTK disamping fantasi dan emosi yang menyertai permainan itu, anak belajar berbicara sesuai dengan peran yang dimainkan, belajar mendengarkan dengan baik dan melihat hubungan antara berbagai peran yang dimainkan bersama. d. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Bermain Peran Langkah langkah bermain peran diTK adalah sebagai berikut: Anda telah menyiapkan naskah,alat, media dan kostum yang akan digunakan dalam kegiatan bermain peran. Anda menerangkan teknik bermain peran dengan cara yang sederhana. Anda member kebebasan bagi anak untuk memilih peran yang disukainya. Jika bermain peran untuk pertama kalinya dilakukan. Anda menetapkan peran pendengar (anak didik yang tidak turut melaksanakan tugas tersebut) Anda menetapkan dengan jelas masalah dan peranan yang mereka harus mainkan.

Anda menyarankan kalimat pertama yang cukup baik diucapkan oleh pemain untuk memulai. Anda menghentikan bermain peran pada detik-detik situasi sedang memuncak dan kemudian membuka diskusi umum. Sebagai hasil diskusi kadang-kadang dapat diminta kepada anak untuk menyelamatkan masalah itu dengan cara lain. Peran Guru Guru bertanggung jawab atas pada tahap-tahap awal untuk memulai langkah-langkah bermain peran, dan segera keterlibatan guru dikurangi setelah memasuki tahap pemeranan dan diskusi. Disinilah peran aktif anak sangat di tuntut. Kunci keberhasilan bermain peran dalam pengembangan bahasa anak di TK adalah bagaimana anak didik dapat mengekspresikan, berdialog dan berdiskusi diakhir kegiatan bermain peran terhadap peran yang telah dimainkan. Kegiatan pembelajaran bahasa dengan menggunakan metode bermain peran dapat mengangkat topic dari tema-tema dan subtema yang terdapat pada GBPKB.

e.

2. METODE SOSIODRAMA a. Pengertian Metode sosiodrama di TK adalah suatu cara memainkan perandalam suatu cerita tertentu yang menuntun integrasi diantara pemerannya.Dalam kegiatan sosiodrama tersebut, anak mendapat bimbingan dari guru dalam mengembangkan kemampuan berekspresi sehingga anak dapat memotivasi anak untuk memperoleh informasi dari lingkungannya berdasarkan pengalaman anak dalam menjajahi dan meneliti lingkingannya, sehingga memperkuat anak dalam memerankan tokoh yang diperankan Dalam kegiatan sosiodrama terjadi aktivitas berbahasa melalui dialog atau percakapan serta pertunjukkan ekspresi karakter peran atau tokoh yang dimainkan oleh pemain. Karena pada saat berdialog terjadi komunikasi timbal-balik maka dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, baik secara reseptif maupun secara ekspresif. b. Tujuan Metode Sosiodrma Joeslina Aziz (Depdikbud,1996:6) dalam makalahnya menyatakan tujuan Metode Sosiodrama di TK adalah untuk memecahkan suatu masalah dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain. Dengan tujuan tersebut dalam, mengembangkan kreativitas anak, metode sosiodrama mampu mendorong anak mencari dan menemukan jawabannya, membuat pertanyaan yang membantu memecahkan memikirkan kembali, membangun kembali, dan menemukan hubungan-hubungan baru dalam bersosialisasi di masyarakat. Sedangkan kemampuan berbahasa yang dapat diinginkan melalui metode sosiadrama adalah kemampuan mendengar, membaca, dan menulis, serta kemampuan untuk berekspresi. c. Manfaat Metode Sosiodrama Metode sosiadrama bermanfaat dalam prkembangan anak sebab dapat: Menyalurkan ekspresi anak-anak ke dalam kegiatan yang menyenangkan. Mendorong aktivitas ,inisiatif dan kreatif sehingga mereka berpatisipasi dalam pelajaran; Memahami isi cerita karena ikut memainkan; Membantu menghilangkan rasa malu, rendah diri, kesenggangan dan kemurungan pada anak

d. Teknik Pelaksanaan Cara melaksanakan metode Sosiodrama menggunakan teknik dramatisasi. Teknik dramitasasi adalah suatu kegiatan dimana anak-anak memainkan peranan orang-orang yang ada di lingkungannya, atau tokoh-tokoh dari suatu cerita maupu dongeng. Adapun bentukbentuk pelaksanaan dramatisasi menurut Buku Didaktik Metodik TK (1999:33) terbagi 2bagian : a. Dramatisasi bebas ialah dramatisasi yang dilakukan anak atas keinginan sendiri dan denga caranya sendiri. b. Dramatisasi terpimpin ialah dramatisasi yang dilakukan oleh anak-anak dengan bimbingan guru. e. Langkah langkah Pelaksanaan Sosiodrama Dengan Teknik Dramatisasi Dalam pembelajaran bahasa di TK, langkah-langkah teknik dramatisasi tersebut adalah sebagai berikut : Langkah-langkah pelaksanaan dramatisasi bebas Anda mempersiapkan situasi dan media yang diperlukan Anda memberikan penjelasan kepada anak tentang apa yang diharapkan dari kegiatan sosiadrama yang akan dimainkan mereka. Anak diberi kesempatan untuk melaksanakan dramatisai sesuai dengan keinginannya.

1. 2. 3.

Langkah-langkah pelaksanaan dramatisasi terpimpin 1. Anda atau guru menyiapkan alat peraga yang akan digunakan 2. Guru menyatakan atau memberi saran kepada anak anak cerita apa yang akan didramatisasikan 3. Guru memberikan peran-peran diantara anak-anak menurut pilihan mereka sendiri. e. a. b. c. d. f. Peran Guru Peran guru sebgai fasilitator pada pelaksanaan dramatisasi adalah : Membantu memilih masalah ataupun topiknyang akan didramatisasikan. Menentukan dan menggambarkan situasi yang akan didramatisasikan. Menentukan dan mengganmbarkan peran-peran untuk dimainkan. Menetukan sukarelawan untuk memainkan peran. Implementaikan Metode Sosiodrama dengan teknik Dramatisasi berdasarkn GBPKB 1994 No. Kode 3 A-B Kemampuan yang diharapkan dicapai Menggunakan dan dapat menjawab pertanan apa, mengapa, dimana, bagaimana, dan berapa secara sederhana 4 A-B Bicara lancar dengan kalimat sederhana 8 A-B Merujuk, menyebut, dan memperagakan Kelompok A B Keterangan

18 A 22 B

gerakan-gerakan yang sederhana Menggunakan kata ganti aku Mengekspresikan diri melalui dramatisasi

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Untuk menstimulasi perkembangan bahasa anak usia dini kita dapat melakukan berbagai macam metode diantaranya melalui metode bercakap-cakap, metode Tanya jawab, metode bermain peran dan sosiodrama. Dalam melakukan metode-metode tersebut pada anak, sebaiknya guru harus mempersiapkan secara matang materi apa yang akan kita masukkan kedalam kegiatan tersebut. B. Saran Persiapkanlah materi yang akan disampaikan sesuai dengan tema dan ikutilah petunjuk atau prosedur untuk melakukan metode-metode untuk pengembangan bahasa anak usia dini dan jangan lupa untuk memperhatikan perkembangan individual anak.

LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERMAIN DI TK


A. Prinsip Prinsip Pengaturan Lingkungan Belajar dan Bermain di TK 1. Tingkat Perkembangan Anak Pengaturan lingkungan belajar dan bermain perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, baik dalam segi perkembangan kognitif, motorik, bahasa, maupun psikososial. 2. Stimulasi Perkembangan Anak Lingkungan belajar dan bermain hendaknya diatur dengan tujuan untuk menstimulasi perkembangan anak. 3. Menghindarkan Anak Cedera Lingkungan belajar dan bermain harus ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan anak dari kemungkinan mendapat cedera. Penempatan alat alat, pemilihan alat permainan dan pengaturan ruangan perlu memperhatikan keselamatan anak. 4. Informasi yang Berkaitan dengan Anak yang Akan Mengikuti Kegiatan Belajar Walaupun melalui informasi tersebut hanya sedikit yang diketahui oleh guru, tetapi informasi tersebut tetap akan menjadi sumber pengetahuan bagi masing masing guru. 5. Kegiatan Harus Dilakukan Anak yang Berkaitan dengan Tujuan Khusus yang Hendak Dicapai Apabila tujuan khusus pembelajaran adalah pengembangan keterampilan sosial maka guru perlu mengatur ruangan atau lingkungan belajar yang memberi kesempatan pada anak untuk berinteraksi didalam kerja kelompok. Hal lain yang harus diperhatikan oleh guru adalah kebutuhan ruang bagi masing masing anak baik di dalam maupun di luar ruang belajar, untuk memberikan kebebasan bergerak pada masing masing. B. PERENCANAAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERRMAIN DI TK 1. Perencanaan harian Perencanaan harian perlu dibuat oleh guru kerena mempengaruhi peraturan lingkungan belajar. Setiap rencana harian memerlukan peralatan dan pengaturan lingkungan belajar yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. 2. Kesehatan,keamanan dan saniter Cahaya yang masuk keruangan,temperatur ruangan,ventilasi yang cukup untuk pergantian udara.disamping itu WC ,kamar mandi,dan kerang air yang diperlukan oleh anak untuk mencuci tangan setelah melakukan aktifitas-aktifitas nya. Kondisi saniter secara umum merupakan aspek lai dari dari kesehatan dan keamanan yang perlu mendaoatkan perhatian. 3. Keindaha,informasi dan stimulasi

Ruang dan tempat-tempat lainnya ditata sedeimikian rupa sehingga menarik perhatian anak dan orang dewasa. Keindahan tersebut setidaknya memberikan berbagai informasi pada anak dan menstimulasi anak untuk melakukan hal-hal yang diinformasikan . C. PENGATURAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERMAIN DIDALAM KELAS Kingkunngan fisik ddiruang kelas memberikan pengaruh yang dalam pada setiap anak baik individu,kelompok,maupun secara keseluruhandan juga guru. Lingkungan fisik termasuk ukuran ruangan,warna tembok,jenis lantai tata cahaya dan jumlah jendela. Dalam perencanaan pengaturan lingkungan belajar dan bermain didalam ruangan akan dibicarakan pusat aktifitas/sentra kegiatan anak,prabotan ruang,perlengkapan dan materi yang diperlukan. Lingkungan fisik diluar ruangan juga perlu memperoleh perhatian. Pengaturan bermaian dan belajar anak didalam ruangan/kelas sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan seefisien mungkin. Dalam pengaturan ruangan/kelas ada beberapa yang harus diperhatikan : 1. Susunan meja dan kursi dapat diubah-ubah . 2. Saat mengikuti kegiatan,anak-anak tidak selalu duduk dikursi,tetapi juga duduk di tikar.karpet. 3. Penyediaan alat peraga harus dapat disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilakukan. 4. Pengelompokkan meja harus disesuaikan dengan kebutuhan sehinggaa cukup ruang gerak bagi anak didik 5. Peralatan dan penyimpanan alat bermain diatur sesuai degan fungsinya sehiungga memudahkan anak untuk menggunakan dan mengembalikan pada tempatnya setelah digunakan 6. Berilah batasan-batasan terhadap area-area yang terpisah 7. Identifikasi area-area yang relatf meemerlukan ketenangan (perpustakaan) 8. Perhatian ruangan-ruangan yang memerlukan meja karena anak TK lebih sering menggunakan lantai/ruangan terbuka.batasi pnggunaan meja. 9. Tempat area-area kegiatan didekat sumber-sumber yang diperlukan. 10. Lengkapi area-area kegiatan dengan cahaya yang cukup terutama untuk tempat membaca buku,menulis,meengganmbar,dan lain-lain. 11. Ruangan diatur sedemikian rupa sehingga guru dapat memantau secara maksimal dari setiap lokasi untuk memastikan keamanan. Begitu pula dengan perabotan/perlengkapan/bahan/peralatan yang akan digunakan harus memerhatikan:

1. Keamanan 2. Sesuai dengan kondisi anak 3. Kualitas dan keawantan 4. Alat yang dipilih untuk sekolah harus dapat dipakai untuk berbagai tujuan pembelajaran, misalnya suatu dapat digunakan untuk meransangperkembangan intelektual,emosi atau fisik. 5. Perabutan yang ada didalam ruang kelas sebaiknya mudah dipindah-pindahkan dan disesuaikan dengan ukuran anak.meja dan kursi sebaiknya bervariasi tinggi rendahnya maupun ukurannya. Kelas sebagai salah satu lingkungan belajar bagi anak di TK merupakan suatu ruangan yang diisi dengan berbagai perlengkapan, bahan, dan peralatan. Sejalan dengan aktivitas anak maka kelas hendaknya memberikan keleluasaan bergerak bagi anak dalam melakukan berbagai kegiatan belajar dalam suasana bermain. Bertitik tolak dari hal tersebut maka dalam kelas perlu dilengkapi berbagai area/sentra kegiatan, seperti kesenian, permainan drama, musik, permainan balok, permainan matematika, perpustakaan, permaianan IPA, permainan membaca dan menulis, agama, tujuannya agar anak-anak dapat bereksplorasi, membuat karya-karya, bereksperimen dan melakukan sesuatu sesuai keinginan mereka. D.PENGATURAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN BERMAIN DILUAR KELAS Lingkungan bermain diluar kelas diTK membutuhkan area yang luas .Rata-rata setiap 15 anak membutuhkan 70 meter persegi area bermain .Apabila lebih luas akan lebih baik bagi anak untuk melakukan kegiatan bermain dan memperoleh pengalaman belajar dari kegiatan tesebut. Secara umum pengaturan lingkungan bermain diluar kelas perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini . 1.Keseimbangan Area Keseimbangan antara area tenang dan area aktivitas merupakan hal yang penting dalam mengatur lingkungan bermain diluar kelas .Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan beberapa area sabagai berikut . a. c. e. f. Area teduh Area melompat Area mendaki Area menanam / bunga-bungaan.

b. Area terbuka untuk sinar matahari d. Area memanjat dan bergantungan

g. Area bermain pasir. 2.Jalan kecil /Trotoar Jalan kecil dibuat dari semen atau batu bata . Dijalan kecil ini tidak ada satu barang pun yang ditempatkan karena akan kebebasan anak dan orang dewasa yang menggunakan jalan kecil tersebut. 3.Pemilihan peralatan Bermain Berbagai jenis peralatan bermain perlu disediakan bagi lingkungan bermain diluar kelas ,seperti peralatan untuk memanjat ,meluncur ,bergantungan ,mendorong dan menarik ,serta melempar dan menangkap .

4. Tingkat perkembangan dan Kebutuhan Anak . Materi serta kegiatan yang dipilih guru harus sesuai dengan minat ,usia dan kemampuan murid .Umumnya kegiatan diluar kelas lebih banyak mengundang bahaya disbanding penyelenggaraan kegiatan dikelas .Frost dan Wortham (1988) memberikan berbagai saran agar terjaganya rasa aman ,bermain diluar kelas ,Yaitu a. Adanya pagar pengaman (tinggi minimal 4 kaki) melindungi anak dari bahaya . jungkit ) perlu diperhitungkan . c. Alat alat yang depergunakan hendaknya sesuai dengan tahap usia anak .

b. Jarak area bermain .misalnya pasir dari alat ayunan ,panjatan dan alat bergerak lain (jungkat

E. Alat-alat Permainan di Area/Sentra Kegiatan di Dalam Kelas Alat-alat permainan yang diperlukan untuk kegiatan bermainan dan belajar di dalam kelas disusun menurut sifat dan tujuan aktivitasnya dalam kelompok-kelompok yang disebut area/sentra kegiatan. Area kegiatan ini diselenggarakan di TK dengan alat-alat permainan yamg menarik dan dimaksudkan untuk menimbulkan suasana yang menyenangkan dan keakraban antara sesama teman sehingga anak merasa betah di sekolah. 1. Area/sentra kesenian

area ini diisi dengan berbagai bahan yang memungkinkan anak melakukan percobaan, eksplorasi dan kreativitas lainnya . area ini membawa suasana riang, kegembiraan, dan kepuasan bagi anak . di area ini setiap anak diberi kesempatan untuk memilih kegiatan yang akan dilakukannya . misalnya melukis, menggambar, menempel, dan lain sebagainya . alat-alat yang dapat digunakan di sentra kesenian adalah pensil warna, cat, gunting, krayin, kapur tulis, kain perca, arang, benang, kelereng, anyaman, lem, kuas, sikat gigi usang, kapas, plastisin, busa, spidol, majalah bekas, koran bekas, stik es krim, biji-bijian, kardus bekas, dan sebagainya . 2. Area/sentra perpustakaan Untuk menghindari terjadinya berbagai kerusakan , area ini haruslah diletakkan sejauh mungkin dari kegiatan yang dilakukan anak. Area ini perlu diisi dengan rak buku, meja, dan kursi sesuai dengan kebutuhan yang ada. Area ini dapat juga dilapisi oleh karpet dan dilengkapui dengan bantal-bantal kecil . bagi sekolah yang mampu, area ini juga dapat dilengkapi dengan tempat untuk bercerita dengan menggunakan alat perekam . Alat-alat yang digunakan di sentra perpustakaan antara lain adalah rak buku, meja, kursi, karpet, bantal-bantal kecil, tape recorder, buku-buku yang dilengkapi dengan katalog dan kartu peminjaman, poster, lukisan dan gambar-gambar lain yang memberikan informasi . 3. Area/Sentra Bermain Drama Area ini digunakan anak untuk kegiatan bermain peran. Mereka berpura-pura berperan sebagai salah satu karakter dan terlibat dengan perilaku menirukan peran orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga memupuk adanya pemahaman peran sosial dan melibatkan interaksi verbal paling tidak dengan satu orang lain. Penggunaan area ini membantu anak untuk mempelajari lebih dalam mengenai dirinya sendiri, keluarganya, dan masyarakat sekitarnya. Mereka belajar memutuskan dan memilih berbagai informasi yang relevan. Hal tersebut sangat membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosionalnya, seperti mengatasi rasa takut dengan memerankan berbagai tokoh yang sebenarnya bagi mereka manakutkan. Misalnya, seorang anak yang takut disuntik memerankan tokoh sebagai pasien. Alat-alat yang dapat digunakan di sentra bermain drama, antara lain perabotan dapur, lemari, meja makan, boneka, kostum binatang/profesi dan lain-lain, celemek, tas, topi, helm, sarung tangan, setrika, sepatu, sandal, alat-alat make-up mainan, telepon, vas bunga, ember, cermin genggam, taplak/sprei ukuran sedang, berbagai majalah, kalender, gambar/poster, boneka

tangan/jari, berbagai peralatan kerja mainan (martil, obeng, dan lain-lain), alat-alat tulis dan potongan kertas untuk menulis pesan, dan sebagainya. 4. Area Musik Musik adalah sumber yang sangat kaya untuk memajukan perkembangan anak. Musik mengembangkan panca indra, mengajarkan ritme, berhitung dan pola kalimat, memperkuat otot halus dan kasar, serta mendorong kreativitas. Sebaiknya area ini ditempatkan agak jauh dari area-area lainnya. Alat-alat yang digunakan di area musik, antara lain piano, gitar, angklung, glockenspil, alatalat perkusi (tamborin, kastanyet, marakas, ringbel, triangel, wood block), alat musik buatan guru (marakas dari kaleng bekas) dan lain-lain. Juga dapat menggunakan bahan dari alam/lingkungan sekitar, seperti batu, batok kelapa, botol air mineral, sendok, ember, tutup panci, kardus bekas, dan sebagainya. 5. Area Permainan Balok dan Logo/Lego Balok sangat berarti bagi anak di Taman Kanak-kanak bahkan untuk semua anak dengan berbagai tingkatan usia. Dengan balok anak dapat membuat berbagai macam gedung. Permainan balok/logo/lego sangat penting bagi perkembangan anak diberbagai bidang termasuk bahas, sosial, pengetahuan, matematika dan kemampuan motorik. Alat-alat yang digunakan pada area balok, antara lain adalah balok berbagai ukuran,logo, lego, kubus, kardus bekas, rambu-rambu lalu lintas, binatang-binatangan, mobilmobilan, balok kardus dan sebagainya. Balok-balok yang terdiri dari kardus dan balok kayu warna-warni adalah alat main konstruksi yang sangat disukai anak-anak.

6. Area Permainan Matematika Dalam area ini anak sedapat mungkin diperkenalkan dengan pemikiran mengapa matematika dibutuhkan (bahwa matematika bukan sekadar permainan angka), apa hubugannya dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan penggunaannya untuk kehidupan mereka. Alat-alat yang digunakan di area ini antara lain adalah kartu-kartu angka, tutup botol, kerang, bahan-bahan sisa, batu-batuan, buji-bijian, menara gelang, papan hitung, tangga kubus, manic-manik, mozaik, balok ukur, papan paku, papan pasak, balok kecil, aneka binatang plastik, papan geometri, tangga silinder, tusuk gigi, puzzle, buah-buahan dengan

berbagai jenis dan ukuran, kotak bentuk/pos, dan berbagai benda lainnya yang memberikan pengalaman actual kepada anak. 7. Area IPA/Sains Lingkungan alam dan lingkungan fisik sangat menarik bagi anak-anak. Dengan mengembangkan kemampuan untuk mengamati, mengukur, mengklasifikasi, berkomunikasi, membuat dugaan berdasarkan pengamatan, prediksi, anak akan mempunyai pengertian yang lebih baik tentang berbagai gejala alam. Alat-alat yang digunakan di sentra IPA berdasarkan topik dan aktivitasnya, antara lain berikut ini. a. Makhluk hidup : menanam bibit, mengamati binatang peliharaan, pengamatan dan percobaan menggunakan berbagai jenis telur (mentah dan matang), kecebong, percobaan polusi, pengamatan serangga dan lain-lain. b. Binatang : pengamatan berbagai binatang yang dibawa dalam lingkungan kelas.pengamatan berbagai tulang binatang dan lain-lain. c. Tumbuhan: menanam biji-bijian/ bibit, mengadakan berbagai eksperimen tentang hal-hal yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. d. Berbagai benda: pasir, tanah, hujan, air, logam, tulang dan lain-lain. e. f. Energi : sinar, bayang-bayang dalam cermin, magnet, kaca pembesar, cuaca dan musim, berbagai mesin rakitan sederhana, dll. Ruang dan waktu :matahari, bulan, bintang, ruang angkasa, bayangan matahari/lampu, dan lain-lain. 8. Area/Sentra Agama Area ini untukmenanamkan anak-anak pada nilai moral, agama, dan budi pekerti. Alat-alat yang digunakan di sentra agama antara lain maket-maket rumah ibadah,peralatan ibadah, gambar/poster bacaan/doa, gambar/poster yang menunjukkan nilainilai moral/budi pekerti, dan sebagainya. F. ALAT-ALAT PERMAINAN DI AREA/SENTRA KEGIATAN DI LUAR KELAS Alat-alat bermain di luar kelas yang disajikan hendaknya dapat memenuhi kebutuhankebutuhan anak guna memupuk perkembangan jasmani, intelektual, emosional, dan sosial. Tugas guru adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk memproleh berbagai

pengalaman bermain dengan menggunakan berbagai macam alat bermain dan memberi bantuan serta bimbingan pada saat-saat diperlukan. Penempatan alat-alat bermain di luar kelas hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga memberi kebebasan gerak kepada anak ketika bermain dan juga memprtimbangkan segi keamanan mereka. Adapun alat-alat permainan yang dipergunakan pada tiap-tiap area adalah sebgai berikut. 1. Area Memanjat Peratalan memenjat dapat digunakan oleh anak dari segala tingkat usia. Di bawah tempat memanjat perlu di sediakan bahan-bahan lembut, seperrti busa, matras, pasir. Kegunaannya adalah untuk menghindari kemungkinan anak jatuh dan mendapat cedera. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu anak memanjat adalah: a. c. Anak tidak dibiarkan memanjat sementara tangannya memegang suatu benda; Anak tidak dibiarkan memanjat selain pada area yang diperbolehkan untuk memanjat. Alat-alat yang dapat digunakan di area memanjat, antara lain adalah pohon, tambang/tali, palang bertingkat, jaring laba-laba, dan lain-lain. 2. Area Bermain Pasir dan Air Sejak balita, anak-anak menikmati kegiatan bergairahan bermain dengan pasir dan air. Pada awalnya mereka bereksplorasi tanpa menggunakan alat yang banyak, lama-kelamaan mereka biasa bermain dengan alat yang lebih rumit. Alat-alat yang dapat digunakan diarea ini, antara lain bak air, bak pasir, sekop, botol, literan, cangkir, mobil-mobilan, binatang, segelas berbagai ukuran, busa, berbagai cetakan plastik beraneka bentuk dan sebagainya. 3. Area Melempar dan Menangkap Untuk kegiatan melempat dam managkap dapat digunakan berbagai jenis bola.boal lainnya perlu disediakan dalam jumlah yang memandai sehingga dapat digunakan anak secara bebas. Alat-alat yang digunakan di area ini, anatara lain bola kaki, bola basket, bola kasti, kontong biji, dan sebagainya. 4. Area Olahraga/Jasmani Aktivitas di area ini dilakukan dengan membentuk pos-pos kegiatan untuk menghindari antrian anak yang terlalu panjang, sementara peralatan yang dimiliki terbatas. b. Anak secara bergantian dalam melakukan kegiatan ini;

Alat-alat yang digunakan di area ini, antara lain simpai, papan titian, karet, kardus bekas, tali, lantai, dan bekas, dan sebagainya. Selain itu masih ada beberapa alat bermain lain yang biasanya juga ada di luar kelas yaitu: ayunan, papan luncur, jungkitan, jembatan goyang, jala panjat, kebun/tanaman, kandang dan binatang peliharaan, kolam ikan, taman lalu-lintas, terowongan yang terbuat dari goronggorong, dan sebagainya. Pengaturan lingkungan belajar dan bermain erat hubungannya dengan penataan ruangan. Perencanaan pengorganisasian kelas juga tidak lepas dari kemampuan yang diingin dicapai serta disesuaikan dengan kebutuhan dan minat anak didik.

Metode Karyawisata bagi Anak Taman Kanak-kanak


BAB I PEMBAHASAN

I.

Pengertian dan Manfaat Metode Karyawisata bagi Anak Taman Kanak-kanak


A. PENGERTIAN METODE KARYAWISATA BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

1. 2. 3.

1.

Moeslichatoen (1999) menuliskan bahwa karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran di Taman Kanak-Kanak yang dilaksanakan dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan itu diperoleh melalui panca indera seperti penglihatan, pendengaran, pengecapan, pembauan, dan perabaan. Selanjutnya Moeslichaton (1999) menyatakan bahwa hasil informasi yang didapat anak melalui penglihatan mata antara lain adalah kesan pengamatan (presepsi penglihatan) seperti bentuk, warna, dan ukuran. Misalnya, anak dapat mengetahui dan belajar bahwa: Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang dapat dilihat dan dideskripsikan. Benda-benda itu dapat dibandingkan berdasarkan persamaan dan perbedaannya. Misalnya dalam hal warna, bentuk dan ukurannya. Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia dapat digolongkan berdasarkan kesamaan sifat yang dimiliki ke dalam satu kelompok. Selanjutnya, indra pembauan pada hidung memberikan informasi mengenai bermacam bau benda dan gas. Bau yang dapat diketahui anak antara lain adalah bau harum, busuk, amis, menyengat dan sebagainya. Dari presepsi pembauan ini anak akan belajar bahwa: Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang dapat dicium dan dideskripsikan sifat baunya. Misalnya bunga melati berbau harum yang lembut. Sedangkan bunga sedapa malam berbau harum yang lebih kuat atau menyengat.

2. Benda-benda itu dapat dibandingkan berdasarkan persamaan dan perbedaan baunya. Misalnya Ani dan Ana sama-sama berbau harum. 3. Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia dapat digolongkan berdasarkan kesamaan bau yang dimilikinya ke dalam satu kelompok. Misalnya berbagai jenis ikan dapat digolongkan dalam kelompok berbau amis. Indra pendengaran yang ada pada telinga member informasi tentang berbagai suara, misalnya suara burung berkicau, suara ibu memarahi anaknya, suara tertawa anak-anak, atau suara mobil membunyikan klaksonnya. Presepsi auditif tersebut membantu anak belajar bahwa: 1. Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang dapat didengar dan dideskripsikan 2. Benda-benda itu dapat dibandingkan berdasarkan persamaan dan perbedaan suaranya. Misalnya anjing menggonggong dan kucing mengeong. Suara anjing lebig keras daripada suara kucing. 3. Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia dapat digolongkan berdasarkan kesamaan suara yang dimiliki. Misalnya si Adi, si Ana dan si Anis am-sama mempunyai suara anak kecil karena umur mereka hamper sama. Demikian pula dengan fungsi indra pengecap yang ada pada lidah. Indra pengecapan memberikan informasi tentang berbagai rasa, misalnya rasa pahit, manis, asin, asam, pedas dan sebagainya. Persepsi pengecapan tersebut membantu anak belajar bahwa: 1. Setiap benda, tunbuh-tunbuhan, hewan dan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang dapat dirasakan dan dideskripsikan. 2. Benda-benda itu dapat dibandingkan berdasarkan persamaan dan perbedaan rasanya. Misalnya rasa jeruk nipis asam, sedangkan pisang manis. 3. Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia dapat digolongkan berdasarkan kesamaan rasa yang dimiliki. Misalnya rasa pisang yang masak manis, sedangkan rasa pisang yang belum matang belum manis. Terakhir, indra perabaan yang ada pada kulit memberikan informasi tentang berbagai rasa yang diperoleh melalui perabaan, misalnya rasa dingin, panas, kasar, halus, keras dan lembut. Dari pengamatan melalui perabaan tersebut anak belajar bahwa: 1. Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia itu mempunyai sifat-sifat yang dapat diraba dan dideskripsikan. 2. Benda-benda itu dapat dibandingkan berdasarkan persamaan dan perbedaan sifat hasil perabaannya. Misalnya bulu kucing lebih lembut dari pada bulu burung merpati. 3. Setiap benda, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia dapat digolongkan berdasarkan kesamaan sifat hasil perabaan yang dimiliknya. Misalnya kesamaan sifat kasar atau lembut, panas atau dingin. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui karyawisata anak mendapat kesempatan yang luas untuk melakukan kegiatan yang menarik perhatiannya, rasa ingin tahunya dan mengadakan pengamatan serta kajian terhadap fakta yang dihadapinya secara langsung. Karyawisata juga dapat member kesempatan kepada anak-anak Taman Kanakkanak untuk menggunakan seluruh panca inderanya.
B. MANFAAT METODE KARYAWISATA BAGI ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Menurut Moeslichatoen (1999). Karyawisata merupakan metode yang dapat menumbuhkan minat anak Taman Kanak-Kanak untuk mengenal dan belajar mengenai sesuatu hal yang nyata. Misalnya, untuk menumbuhkan minat tentang dunia binatang, anak dapat dibawa berkaryawisata ke kebun binatang. Saat karyawisata, anak juga perlu diarahkan untuk mengamati tingkah laku binatang-binatang yang ada di kebun binatang. Dengan mengamati bermacam-macam binatang tersebut anak dapat diajarkan untuk mengamati lebih lanjut binatang yang menarik perhatiannya. Melalui karyawisata ke kebun binatang tersebut pula anak Taman Kanak-kanak perlu juga diarahkan agar mempunyai minat untuk menyayangi binatang dengan merawat dan memelihara dengan menjaga kebersihan hewan peliharaan serta kebersihan kandangnya. Selanjutnya Moeslichatoen (1999) menguraikan bahwa beberapa hal yang mungkin dilakukan anak setelah mengamati berbagai hal benda adalah: 1. Anak berusaha mempertajam kesan pengamatannya sehingga memperjelas pengertian tentang sesuatu hal. Misalnya, setelah anak-anak di ajak ke kebun binatang, mereka lebih memahami berbagai jenis, ukuran, dan suara binatang. Atau di ajak ke kantor pos anak akan menjadi paham tentang tukang pos, surat, amplop dan sebagainya. Pemahaman merupakan penguatan bagi anak untuk mempelajari sesuatu hal atau benda lebih lanjut. 2. Anak berusaha untuk memproduksi hal-hal yang telah diamatinya. Reproduksi lebih mudah dikomunikasikan kepada guru atau anak lain dibandingkan bila dikemukakan melalui katakata. II.

Peranan Karyawisata untuk Pengembangan Bahasa Anak Taman Kanak-kanak dan Rancangan Pelaksanaan Metode Karyawisata.
A. PERAN KARYAWISATA UNTUK PENGEMBANGAN BAHASA ANAK TAMAN KANAK-KANAK.

Bahasa adalah kunci untuk berkomunikasi dengan lingkungannya. Pada masa peka belajar ini, anak-anak usia Taman Kanak-kanak perlu mengembangkan kemampuan berbahasanya agar mereka dapat saling berinteraksi dengan dunia di sekelilingnya. Terdapat perbedaan antara kemampuan berbicara dan berbahasa. Dalam buku Seri ayah Bunda (2002) dikatakan bahwa kemampuan berbahasa meliputi segala bentuk komunikasi lisan, tuliasan, bahasa isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, atau seni. Sementara kemampuan berbicara adalah kemampuan berbahasa lisan yang merupakan bentuk paling efektif dalam berkomunikasi, juga paling penting dan paling banyak digunakan. Kebutuhan untuk terampil berbicara atau berkomunikasi bagi seorang anak merupakan kebutuhan anak tersebut untuk menjadi anggota kelompok sosial. Mengingat betapa pentingnya kemampuan berbahasa ini bagi seorang anak, maka di lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak, pengembangan kemampuan berbahasa tersebut menjadi tanggung jawab seorang pendidik atau guru Taman Kanak-kanak. Saat mengajar anak Taman Kanak-kanak beberapa hal yang harus diingat guru adalah menggunakan alat peraga, mengajak kea lam, sekali membiarkan anak bermain sendiri. Selain itu, guru harus pula memilih dan menggunakan serangkaian metode pembelajaran tertentu yang dapat merangsang perkembangan kemampuan berbahasa anak secara optimal. Metode karyawisata dapat digunakan guru untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak seperti perkembangan bahasa karena dilakukan di luar kelas, di alam terbuka dan digunakan untuk mengenal lingkungan sekitarnya, yang dapat pula menjadi sumber belajar anak. Anak-anak dapat diajak untuk berkaryawisata ke tepi pantai, atau ke kebun binatang, atau ke tempat lain yang sesuai dengan perkembangannya. B. RANCANGAN KARYAWISATA UNTUK PENGEMBANGAN BAHASA ANAK TAMAN KANAKKANAK.

1. a. b.

c. 1.

2. 3. 4. 5. 6. d.

Contoh rancangan karyawisata untuk pengembangan kemampuan berbahasa yang dikembangankan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Moeslichatoen (1999). Rancangan kegiatan karyawisata oleh guru meliputi kegiatan: Rancangan persiapan karyawisata oleh guru meliputi kegiatan : Menetapkan sasaran yang diprioritaskan sesuai dengan tema kegiatan belajar yang dipilih. Ada empat sasaran karyawisata , dunia binatang, tanaman, kerja dan kehidupan manusia. Mengadakan hubungan dan pengenalan medan sasaran karyawisata guru harus benar benar mengenal sasaran karyawisata yang sudah ditetapkan. Sebelum membawa anak Taman Kanak kanak kesasaran karyawisata, terlebih dahulu guru harus mendatangi lokasi karyawisata untuk mendapatkan informasi langsung dan mengamati secara khusus aspek aspek perkembangan bahasa yang dapat dikembangakan dilokasi tersebut Merumuskan program kegiatan pengembangan kemampuan berbahasa anak melalui karyawisata dengan merencanakan hal hal berikut Guru menetapkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai anak dengan karyawisata ini. Kompetensi dapat diambil dari GBPKB TK 1994 atau yang berlandaskan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan karyawisata tersebut harus sesuai dengan kondisi anak Taman kanak kanak Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan karyawisata Kendaraan untuk ke lokasi karyawisata Makanan dan tanda pengenal anak Antisipasi kemungkinan bahaya atau hambatan yang terjadi selama karyawisata. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan Untuk merancang karyawisata yang baik maka guru harus menyusun segala alat dan bahan yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak .

e. Menetapkan tata tertib Tanpa adanya tata tertib yang baik kegiatan karyawisata tak akan berlangsung dengan baik. Oleh sebab itu, anak anak perlu dikenalkan dan ditetapkan tata tertib khusus untuk mengendalikan mereka dan membuat mereka belajar mengenai kedisplinan dan aturan kelompok f. Menyampaikan surat atau permintaan izin dan partisipasi dari orang tua Guru harus menyampaikan rencana karyawisata kepada orang tua agar mereka memberikan izin dan membantu atau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut g. Persiapan guru di kelas Sebelum kegiatan karyawisata maka guru perlu menginformasikan kepada anak anak apa saja yang dapat mereka lihat dan pelajari dilokasi karyawisata agar setelah sampai ke lokasi wisata anak anak mengerti apa yang harus mereka lakukan. Guru juga perlu membimbing anak agar mereka menyiapkan diri dan menyiapkan bekal yang perlu dibawa mereka. Guru juga perlu mengajarkan tata tertib yang harus dipatuhi anak anak di kebun binatang , supaya anak anak tidak ada yang hilang atau tersesat, atau membuat keributan di lokasi wisata. 2. Rancangan pelaksanaan karyawisata oleh guru akan meliputi hal hal berikut a. Memperhatikan sekali lagi bahan dan peralatan yang akan dibawa dalam melaksanakan karyawisata sesuai dengan yang telah dirancang guru

b. Menyiapkan kegiatan pembelajaran dan langkah langkah yang akan dilakukan setelah tiba di lokasi karyawisata. c. Menyiapkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan di kendaraan menuju ke lokasi karyawisata d. Jangan lupa untuk berdoa sebelum berangkat karyawisata agar semua selamat dan kegiatan berjalan baik 3. Rancangan penilaian karyawisata oleh guru meliputi hal hal berikut: a. Menetapkan alat, waktu dan cara penilaian untuk menilai kemampuan berbahasa anak sesuai kompetensi yang telah direncanakan guru b. Menyiapkan format laporan hasil kegiatan karyawisata dan menginformasikan langkah tindak lanjutnya
C. CONTOH RANCANGAN KEGIATAN UNTUK PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK TAMAN KANAK-KANAK

Contoh pelaksanaan kegiatan pengembangan bahasa anak Taman kanak kanak yang dapat dilakukan di tempat karyawisata seperti di kebun binatang. Contoh diambil dari Satibi dan wulansari (2004) Tema : Binatang dan tanaman Subtema :Ciri cirri binatang TK : B / semester I Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indicator Anak mampu berkomunikasi Anak dapat membaca Mengurutkan dan secara lisan, memperkaya gambar ( pra menceritakan gambar pembendaraan kosakata dan membaca) KLK 2 berseri menulis dengan symbol symbol yang melambangkannya (KLK2) Metode atau teknik : karyawisata Bercerita dengan alat ( gambar berseri) Bernyanyi Tanya jawab

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Kegiatan belajar mengajar (KBM) Guru mengkondisikan anak anak agar mau menceritakan gambar berseri Anak memperhatikan petunjuk guru tentang gambar yang telah disediakan Guru meminta anak secara klasikal menceritakan isi gambar tersebut Guru mempersilakan anak yang berani bercerita tentang gambar tersebut Guru memberikan penguatan seketika atas keberanian anak bercerita Guru memberikan kesempatan yang sama untuk kedua kalinya kepada anak yang lain secara bergiliran Guru meminta umpan balik penilaian anak anak atas alur cerita yang disampikan oleh anak yang berani maju kedepan teman temannya Guru memberikan penguatan (pujian bagi seluruh anak dengan tepuk tangan bersama dan lain lain)

9. Guru menjelaskan isi dari gambar seri dengan menghargai pendapat anak anak yang telah bercerita sebelumnya 10. Guru memberikan hadiah untuk semua anak dengan memberikan sebuah lagu tentang ciptaan Tuhan Media Pendukung 1. Gambar seri Teman Binatang dan Tanaman 2. Lagu ciptaan Tuhan dapat dikarang sendiri atau oleh orang lain Target kompetensi 1. Anak dapat memiliki keberanian untuk mengungkapkan gagasannya 2. Abak dapat membaca isi gambar yang telah disiapkan guru 3. Anak memiliki kemampuan merangkai kata kata kalimat secara lisan

JENIS- JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK


BAB 1 JENIS- JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN DI TAMAN KANAK-KANAK JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN UMUM DI TAMAN KANAK-KANAK Menurut Kostelnik (1999) terdapat strategi pembelajaran umum yang dapat digunakan di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini umumnya dan anak usia dini khususnya yaitu : Meningkatkan Keterlibatan Indra Meningkatkan keterlibatan indar anak dalam proses pembelajaran merupakan bagian integral dari semua strategi pembelajaran. Melalui strategi ini anak-anak akan memperoleh pengalaman langsung tentang objek-objek, peristiwa, atau orang-orang yang ada disekitarnya, karena mereka secara aktif melihat, mendengar, meraba, mengecap, mencium, dan sebagainya. Menurut Kostelnik (1999) ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan dalam mendorong keterlibatan indra anak, yaitu: Pengalaman langsung adalah yang terbaik bagi anak Pengalaman langsung harus mendahului penggambaran atau sesuatu yang lebih abstrak (missal, tunjukkan terlebih dahulu buah-buahan yang riil atau konkret baru kemudian tunjukkan gambar buah-buahan); Model lebih konkret dari pada gambar, dan gambar lebih konkret daripada kata-kata. Misaknya, untuk memperkenalkan binatang kuda, terlebih dahulu tunjukkan model kuda yang terbuat dari kayu atau plastic, kemudian gambar kuda, selanjutnya baru kata kuda. Dengan demikian anak memahami istilah kuda yang dimulai dari hal yang lebih konkret menuju hal yang lebih abstrak. Rencanakan kegiatan sehingga keterlibatan indra terjadi lebih awal dalam langkah-langkah pembelajaran.

A.

1. 2.

3.

4.

B. Mempersiapkan Isyarat Lingkungan

Beberapa contoh kegiatan dalam mempersiapkan isyarat lingkungan adalah: 1. Sebuah gambar orang yang sedang mencuci tangan yang dipampang di ruang makan, menunjukan bahwa anak harus mencuci tangan dulu sebelum dan sesudah makan. 2. Gambar anak yang sedang memakai celemek di area seni lukis, menunjukan bahwa anakanak harus memakai celemek jika akan melakukan kegiatan melukis. 3. Di area computer misalnya anak dapat meyalakan dan mematikan computer sendiri dengan melihat tanda atau gambar yang menunjukan tahapan-tahapan yangbtepat untuk menyalakan dan mematikan computer tersebut. C. Analisis Tugas Analisis tugas dalam pembelajaran maksudnya adalah menjabarkan suatu tugas tertentu menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau khusus dan operasional sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh anak. Contoh, guru mengharapkan anak Taman Kanakkanak dapat menata meja makan. Untuk merealisasikan terlaksananya tugas itu, guru menjabarkan tugas ke dalam tahapan sederhana sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai, yaitu mampu menata meja makan. 2. Menjelaskan susunan seperti apa yang diharapkan . 3. Menunjukan keterampilan yang perlu dilibatkan dalam tahapan-tahapan tersebut, misalnya keterampilan: a. Menutup meja makan dengan taplak b. Mengeluarkan alat-alat makan dari lemari c. Menyimpak piring diatas meja sesuai dengan yang akan ditempati setiap orang d. Menyimpan sendok disebelah kanan piring dan garpu di sebelah kiri piring. 4. Memperlihatkan keterampilan yang perlu diketahui anak. Misalnya, bagaimana cara menyimpan piring, bagaimana menyimpan sendok dan garpu. 5. Menentukan bagian pertama yang akan diajarkan pada anak. (Masitoh, dkk.,2003) D. Bantuan Orang Yang Lebih Berpengalaman (Scaffoling) Scaffolding adalah proses pemberian bantuan dari orang yang lebih berpengalaman yang dilakukan secara bertahap untuk mempermudah anak dalam belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Yang dimaksud dengan orang yangt lebih berpengalaman disini bisa orang dewasa, bisa juga anak yang usianya lebih tua atau teman sebaya yang berpengalamannya lebih dari anak yang bersangkutan. E. Praktek Terbimbing Rudi seorang anak taman kanak-kanak berusia empat tahun selalu bermain di area puzzlesetiap harinya. Pada awalnya Rudi sangat menyukai puzzle tentang buah-buahan yang sangat sederhana, kepingan-kepingannya hanya lima buah. Sejak itu kemudian dia beralih ke jenis puzzlelain yang kepingan-kepingannya lebih banyak dari yang pernah dibuatnya yaitu puzzle tentang mobil bis. Kadang-kadang dia mencoba untuk memasang puzzle itu sendiri, kadang-kadang dengan temannya dan kadang-kadang dengan bantuan guru. Guru Rudi mendukungnya dengan menyediakan tempat, dan menambah bahnbahan untuk mengembangkan keterampilan membuatpuzzle. Guru juga memberikan tantangan dengan jenis puzzle yang berbeda dalam bentuk dan tingkat kesulitannya. Melalui cara cara seperti itu guru Rudi merencakan strategi pembelajaran melalui praktek terbimbing. F. Undangan/Ajakan

G.

H.

I.

J.

K.

L.

M.

N.

1. 2. 3. 4.

Undangan secara verbal sangat penting untuk memusatkan perhatian anak-anak agar mau berpartisipasi dalam kegiatan yang akan dilakukan. Undangan atau ajakan berfungsi sebagai cara untuk menggiring anak-anak agar mereka menggunakan kesempatan yang diberikan guru untuk melakukan eksplorasi, atau berinteraksi dengan anak-anak lain dan guru. Refleksi Tingkah Laku Refleksi tingkah laku membantu menggambarkan perhatian anak-anak.terhadap aspekaspek pengalaman tertentu. Refleksi tingkah laku disebut juga umpan balik deskriptif tentang tindakan yang dilakukan anak-anak. Refleksi Kata-kata Refleksi kata-kata ( parapharase reflection ) adalah pernyataan yang diungkapkan guru tentang sesuatu yang dikatakan anak-anak. Contoh ( Modelling ) Anak-anak belajar banyak dengan cara meniru orang lain. Misalnya dengan memperhatikan guru yangsedang menggunakan gunting,dengan melihat anak-anaklain memegang sendok dan garpu ketika makan,dengan melihat temannya ketika menggunakan alat bermain ayunan, dan sebagainya. Modelling membantu anak-anak mempelajari perilakuperilaku yang tepat. Penghargaan Efektif Penghargaan efektif adalah penghargaan spesifik atau khusus yang diberikan kepada anak sesuai dengan perilaku yang ditujukkannya. Penghargaan ini dapat diberikan dalam bentuk pujian,atau dorongan yang diberikan terhadap tingkah laku positif yang diperlihatkan anak. Menceritakan/Menjelaskan/Menginformasikan Informasi tentang nama, fakta-fakta masa lalu, adat istiadat dapat dipelajari melalui pewarisan social. Dalam kasus-kasus tertentu informasi penting dapat disampaikan pada anak-anak secara langsung melalui komunikasi lisan maupun secara tidak langsung melalui buku-buku, televisi atau teknologi computer. Do-it-signal Do-it-signal adalah arahan sederhana yang diberikan kepada anak agar dia mau melakukan suatu tindakan, atau ajakan kepada anak-anak agar mereka dapat melakukan sesuatu. Tantangan Tantangan adalah variasi do-it-signal. Tantangan ini memotivasi anak untuk menciptakan pemecahan masalahnya sendiri dengan tugas-tugas yang diarahkan guru. Pertanyaan Pertanyaan adalah alat pengajar pokok yang dapat digunakan lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Pertanyaan efektif adalah pertanyaan yang dihubungkan dengan tujuan yang akan dicapai anak, merangsang berpikir anak, dapat dipahami anak, dan singkat. Pertanyaanyang memenuhi standar adalah yang paling memungkinkan untuk mendapatkan perhatian dari anak dan membantu mereka belajar. Agar guru dapat mengajukan pertanyaan yang tepat dan dapat direspon dengan baik oleh anak-anak ada beberapa teknik bertanya seperti dikemukakan oleh Cliat, et. al (1992) dalam Konstelnik sebagai berikut. Ajukan hanya satu buah pertanyaan pada satu waktu. Rencanakan pertanyaan yang dibuat secara cermat. Berikan waktu yang cukup bagi anak-anak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan Ungkapkan beberapa pertanyaan Anda dalam bentuk do-it-signal. Ajukan pertanyaan kepada seluruh anak, tidak hanya kepada anak secara individual.

5. Dengarkan secra cermat jawaban yang diberikan anak, hargailah mereka dengan memberikan pujian. 6. Jika jawaban yabg diberikan anak-anak ternyata salah atau kurang tepat, tindak lanjuti dengan mengatakan sesuatu yang menyenangkan mereka. 7. Jika ada kesalah pahaman dari jawaban yang diberikan anak-anak, hargailah jawaban mereka, kemudian berilah informasi yang lebih jelas dan tepat. O. Kesenyapan Kesenyapan merupakan salah satu cara untuk mendukung anak-anak belajar. Kesenyapan merupakan suatu tanda kehangatan dan penghargaan yang ditunjukkan guru terhadap anak. STRATEGI PEMBELAJARAN KHUSUS DI TAMAN KANAK-KANAK Sebagaimana telah dikemukakan pada strategi pembelajaran umum , keterlibatan indera merupakan bagian integral untuk setiap strategi pembelajaran yang kita gunakan, akan tetapi dalam implementasinya, strategi pembelajran yang berbeda dalam fungsi dan bentuknya. Mengacu pada prinsip perlunya penggabungan strategi pembelajaran umum, Kostelnik (1999) mengemukakan tujuh jenis strategi pembelajaran khusus yang dapat dijadikan dasar untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini umumnya dan anak Taman Kanak-kanak khususnya. Strategi pembelajaran ini relevan untuk digunakan pada anak-anak yang berusia 3-8 tahun . Jenis-jenis strategi pembelajaran khusus tersebut adalah : 1) kegiatan eksplatori (explatory activities), 2) penemuan terbimbing (guided discovery), 3) pemecahan masalah (problem solving), 4) diskusi (discussion), 5) belajar kooperatif (cooperative learning), 6) demonstrasi (demonstration), 7) pengajaran langsung (direct instruction). A. Kegiatan Eksplatori Menurut Tylor (1993), kegiatan eksplatori memungkinkan anak untuk mengembangkan penyelidikan langsung melalui langkah-langkah spontan, belajar membuat keputusan tentang apa yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan kapan melakukannya. Melalui kegiatan eksplatori anak-anak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan memilih kegiatan yang sesuai dengan minatnya. Dalam kegiatan kegiatan anak mengambil prakara untuk melakukan kegiatan . meskipun anak-anak memegang peran utama dalam kegiatan belajarnya, guru pun mempunyai peran yang sangat penting pula dalam mendorong perkembangan kegiatan eksplatori anak. Guru harus berusaha memfasilitasi anak dengan menyediakan bahan-bahan dan peralatanbermain yang diperlukan sehingga anak-anak terdorong untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan eksplatori. B. Penemuan Terbimbing Tujuan dari penemuan terbimbing bagi anak-anak adalah agar anak-anak dapat membuat hubungan dan membangun konsep melalui interaksi dengan benda dan manusia. Penemuan terbimbing harus memusatkan perhatian pada prosees belajar anak bukan hasil yang akan dicapainya. Peranan anak adalah membangun pengetahuan bagi dirinya sendiri, membuat pilihan dan keputusan, melakukan percobaan, mengalami, memunculkan pertanyaan dan menemukan jawabannya. Peranan guru adalah untuk menyediakan alat dan informasi yang diperlukan, yang dapat mendukung kemajuan belajar anak melalui pengembangan kemampuan yang berkaitan. C. Pemecahan Masalah Melalui strategi pemecahan masalah anak-anak merencanakan, meramalkan, mengamati hasil-hasil tindakanya dan merumuskan kesimpulan dari hasil-hasil tindakannya. Dalam metode ini peranan guru adalah sebagai fasilitator (Harlan dan Hendrick,1997).

1. 2. 3. 4. 5.

D.

E.

1. 2. 3.

4.

1. 2.

Penggunaan metode pemecahan masalah bagi anak dapat mengikuti urutan langkahlangkah pemecahan masalah yang digunakan dalam ilmu-ilmu lam (Kostelnik, 1999) Yaitu : Menyadari adanya masalah (memahami, mengamati, dan mengidentifikasi). Merumuskan hipotesis atau dugaan-dugaan sementara (memikirkan, mengumpulkan informasi, membuat perkiraan yang di dasarkan pada pengalaman dan meramalkan). Melakukan eksperimen (menguji ide). Menggambarkan kesimpulan. Mengkomunikasikan hasil (mengemukakan apa yang terjadi, mencatat apa yang terjadi, dan membuat perencanaan untuk eksperimen selanjutnya dengan suatu hipotesis baru). Strategi pembelajaran pemecahan masalah tidak hanya digunakan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu-ilmu alam tetapi juga untuk masalah-masalah sosial. Diskusi Metode diskusi adalah salah satu fungsi strategi pembelajaran yang menunjukkan interaksi timbal balik atau berbalas-balas antara guru dengan anak; guru berbicara kepada anak; anak berbicara kepada guru, dan anak berbicara kepada anak lainnya. Diskusi merupakan penggabungan dari strategi undangan, refleksi, pertanyaan, dan pernyataan. Peran guru dalam strategi diskusi tidak membimbing percakapan anak-anak, akan tetapi mendorong mereka untuk mengemukakan gagasannya sendiri, dan mengomunikasikan serta mengembangkan gagasan tersebut secra lebih luas kepada orang lain yaitu teman-teman atau gurunya. Belajar Kooperatif Cohen (1994) mendefinisikan strategi belajar kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran yang melibatkan anak-anak untuk bekerja sama dalam kelompok yang cukup kecil, dan setiap anak dapat berpartisipasi dalam tugas-tugas bersama yang telah ditentukan dengan jelas, tetapi tidak terus menerus, dan supervisi diarahkan secara langsung oleh guru. Belajar kooperatif juga melibatkan peran berbagi tanggung jawab antara guru dan anak untuk mencapai tujuan pendidikan, guru mendukung anak untuk belajar bersama-sama sedangkan anak-anak melakukan tuga berperan sebagai teman sejawat dan mentor bagi anak lainnya. Belajar kooperatif ditandai dengan harapan-harapan sebagai berikut : Semua anggota kelompok bertanggung jawab untuk belajar dari dirinya sendiri dan dari orang lain. Anak-anak memberikan kontribusi terhadap anak lainnya dengan cara membantu, memberikan dorongan, mengkritik, dan menghargai pekerjaan orang lain. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mencapai hasil-hasil kelompok. Kegiatan-kegiatan dirancang sehingga setiap orantg berbagi tanggung jawab untuk mencapai tujuan. Umpan balik diberikan kepada setiap anggota dan kepada kelompok secara keseluruhan. Anak-anak harus mempunyai kesempatan untuk merefleksikan proses dan hasil kerja kelompoknya. Menurut Harmin (1994) jumlah anggota dalam setiap kelompok hendaknya tidak lebih dari tiga atau empat orang, karena jika lebih dari jumlah itu cenderung menghasilkan partisipasi yang pasif. Kelompok dapat dibentuk melalui penugasan guru atau atas dasar pilihan anak-anak sendiri, bergantung pada keinginan anak-anak dan kedaaan. Belajar kooperatif memiliki manfaat sebagai berikut : Meningkatkan perasaan dan harga diri yang positif serta meningkatkan ketrampilan sosial anak. Meningkatkan kemampuan anak dalam mengerjakan tugas kelompok.

3. Meningkatkan toleransi di antara anak. 4. Meningkatkan kemampuan berbicara, mengambil prakarsa, membuat pilihan, dan mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat. Belajar kooperatif merupakan penggabungan dari strategi belajar analisis tugas, scaffolding, penemuan terbimbing, penghargaan yang efektif, menjelaskan, do-it-signal, tantangan dan pertanyaan. F. Demonstrasi Demonstrasi adalah strategi pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara bekerjanya sesuatu, dan bagaimana tugas-tugas itu dilaksanakan. Demonstrasi digunakan untuk menggambarkan pengajaran, dan pemberian petunjuk kepada anak tentang apa yang harus dilakukan di awal, saat kegiatan intidan di akhir kegiatan demonstrasi. Yang perlu di perhatikan guru ketika mendemonstrasikan sesuatu, adalah ia harus melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilaksanakan anak-anak didiknya. Demonstrasi hanya merupakan bagian kecil dari interaksi yang besar, oleh karena itu dalam implementasinya metode ini harus dikombinasikan dengan metode-metode pembelajaran lainnya. Strategi pembelajaran memiliki beberapa manfaat sebagai berikut. 1. Melalui demonstrasi, anak-anak akan memperoleh penjelasan yang lebih menarik, lebih menantang tentang caranya mengerjakan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu daripada hanya mendengar penjelasan guru. 2. Metode demonstrasi dapat meningkatkan daya fikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingat, berfikir konvergen atau berfikir induktif, dan berfikir evaluatif (Moeslicahtun, tanpa tahun ). G. Pengajaran Langsung Pembelajaran langsung adalah strategi yang digunakan untuk membantu anak-anak mengenal istilah-istilah strategi, informasi faktual, dan kebiasaan-kebiasan (Driscoll, et al 1996). Dalam pengajaran langsung peranan guru atau orang dewasa adalah memadukan berbagai strategi pembelajaran yang paling tepat sesuai dengan waktu yang disediakan dan mengarahkan anak-anak melalui langkah-langkah yang jelas sehingga anak-anak dapat memberikan respon yang realtif cepat. Dalam implementasinya, pengajaran langsung dapat dikombinasikan dengan strategi pembelajaran lainnya. Misalnya, untuk mengajarkan cara berbicara melalui telepon. Stelah guru memberikan penjelasan singkat kepada anak, kegiatan belajar dapat dilaksanakan melalui praktik langsung yang dilaksanakan oleh anak-anak. Jadi, anak-anak diberi kesempatan untuk belajar berkomunikasi melalui telepon di area bermain drama. Untuk menguatkan motivasi anak-anak dalam belajar, guru hendaknya memberikan respon dan umpan balik atas ungkapan-ungkapan yang dikemukakan anak. Keuntungan menggunakan pengajaran langsung adalah efisien dalam waktu, dan guru dapat mengetahui hasil belajar anak dengan segera.

BAB II MATEMATIKA ATAU BERHITUNG A. Anak anak yang sedang Bermain Matematika atau Berhitung Angka

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Matematika seperti bahasa, mendewasakan semua pengalaman manusia. Matematika adalah sebuah system abstrak untuk pengalaman dalam mengorganisasikan serta mengurutkan. Anak anak harus memiliki kesempatan untuk mengalami hubungan hubungan matematis melalui manipulasi obyek obyek yang konkret yaitu mereka harus bermain dengan benda benda yang bisa dihitung serta diurutkan. Pembelajaran serta penguasaan konsep matematikan tidak datang dari buku kerja atau tugas tugaas dikertas, melainkan anak anak mengalami perkembangan melalui penggunaan pengetahuan matematika dan mengembangkan kompetensi matematika melalui interaksi langsung dengan dunia yang berada disekitarnya. Diawal awal perkembangan konseptual, dasar dasar matematika saling tumpang tindih dengan bagian bagian lain pengetahuan, khususnya bahasa dan logika. Demi kejelasan dan kesederhanaan, program tahap demi tahap mendefinisikan matematika anak usia dini: Korespondensi satu satu termasuk distribusi benda benda yang berhubungan dengan hubungan langsung satu sama lainnya Pengurutan termasuk kemampuan untuk menempatkan sesuai dengan urutannya Menghitung termasuk kemapuan memperagakan sebuah pemahaman mengenai angka dan jumlah Kalkulasi adalah matematis proses penambahan dan pengurangan Klasifikasi termasuk kemampuan untuk mengurutkan benda benda berdasarkan atributnya Pengukuran adalah proses menemukan angka dari sebuah unit standar dari sebuah obyek Perbandingan termasuk kemampuan menentukan bahwa suatu benda lebih besar, lebih kecil atau sama dengan yang lain berdasarkan pengukuran Geometri adalah studi hubungan ruangan Pola adalah sebuah tema yang menghubungkan topic topic

B. Memadukan Matematika ke dalam Kegiatan Sehari hari Rutinitas kelas sehari hari dapat memberikan alasan alasan untuk pengalaman matematis yang konkret contonya: 1. Tiba disekolah , memberikan hubungan satu satu 2. Absen harian , melatih menghitung dan kalkulasi 3. Sarapan pagi ,mengalami hubungan satu satu 4. Lingkaran waktu, memberikan kesempatan membaca beberapa cerita dan menyanyikan beberapa lagu 5. Waktu bermain diluar kelas, kegiatan kegiatan fisik yang merupakan cara yang baik untuk memberikan anak anak pengalaman nyataa tentang matematika 6. Pergi ke kamar kecil, menjadikan waktu untuk pembicaraan matematis Kegiatan sehari hari menawarkan pengalaman nyata dalam mengukur waktu. Jam digital yang menunjukkan waktu bisa dipergunakan untuk mendapatkan perhatian anak anak terhadap periode waktu. Jam yang standar yang memiliki menit dan memiliki jarum kedua juga bisa bermanfaat. Alat penghitung waktu lain yang nyata bisa memberikan pengalaman menarik dalam menghitung waktu. Kalender serta cuaca adalah topic yang terkenal dilingkaran waktu di kebanyakan kelas anak anak usia dini. Kalender kalender standar, bagaimanpun juga tidak berarti bagi anak anak dan perputaran pengulangan nomor hari dari satu bulan dan tahun tidak memiliki banyak potensi dalam membantu anak anak menangkap konsep waktu. Guru bisa membuat kalender mingguan yang sederhana dengan setiap halaman menunjukkan tujuh hari. Perjalanan kelapangan menawarkan banyak kesempatan untuk pengalaman matematis. Dengan menandai kunjungan kunjungan beberapa hari sebelumnya memberikan anak

C.

1. 2.

3. 4. 5.

6.

7.

anak kesempatan mengukur waktu dengan menghitung hari. Kunjungan ke toko adalah sumber yang kaya bagi pengalaman pengalaman matematika. Memadukan Matematika Dengan Pusat Kegiatan Lain Semua pusat kegiatan dikelas anak anak usia dini menawarkan kesempatan untuk mempelajari matematika. Pusat Drama Peran :hubungan satu satu bisa dilakukan dalam bermain rumah rumahan Pusat Literatur : sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup banyak buku angka bergambar dengan angka angka yang jelas dan sederhana dan gambar gambar yang menaarik untuk dihitung Meja Pasir dan Air: mengisi dan mengosongkan variasi kotak kotak member anak anak pengalaman konsep perhitungan dan perbandingan Pusat Seni :Kegiatan kegiatan seni menawarkan kesempatan kesempatan lain untuk menguatkan kembali hubungan satu satu, kalkulasi, geometri. Meja mainan : barang barang manipulasi adalah bahan bahan kecil yang biasanya digunakan pada suatu meja. Benda benda sehari hari sangat cocok untuk menghitung dan pengklasifikasikan. Peralatan tersebut lebih berguna dalam membantu anak anak mengembangkan konsep konsep matematika dari pada bahan bahan yang mewakili angka dari sebuah konteks. Pusat permainan balok: bekerja dengan peralatan tersebut untuk membuat bangunannya sendiri, anak anak bisa mengalami hubungan matematika serta geometri pada tingkat intuitif yang menyediakan dasar dimana konsep konsep abstrak dari aljabar dan geometri dasar akan dibangun. Pusat memasak :anak anak bisa menghitung bahan bahanketika memasukan ke dalam adonan

D. Menyiapkan Daerah matematika atau Berhitung Bahan bahan dari kehidupan sehari hari juga memiliki potensi yang sama dalam mengeluarkan konsep konsep matematika kepada anak anak seperti perlengkapan perlengkapan yang dirancang khusus untuk mengajar matematika. Namun beberapa benda yang memberikan pengalaman yang sistematik dan nyata dalam menghitung, mengurutkan, kalkulasi serta perbandingan bisa memiliki dampak yang dalam penalaran anak anak terhadap konsep konsep matematika. Benda benda ini termasuk : 1. Kotak inci :untuk kegiatan menghitung dan mengukur 2. Lantai bernomor :permainan gerakan kasar dimana aktifitas motorik memperkuatkan pengalaman menghitung. Dan bisa untuk permainan yang termasuk mengurutkan dan pengenalan angka 3. Peralatan Mengukur: pengalaman nyata dalam menghitung tidak selamanya memerlukan peralatan mengukur, benda benda yang dibuat guru atau diciptakan anak juga bisa dipakai. 4. Garis Nomor :sangat membantu ketika anak anak mulai memahami konsep menghitung dan mengurutkan dan beranjak untuk menampilkan penghitungan sederhana. 5. Kotak Parquetry: menawarkan pengalaman dalam pola geometri dan urutan 6. Kotak atribut :kota kota plastic ini bisa sangat membantu anak anak menemukan konsep matematika 7. Koin :uang mainan dan uang asli dalam jumlah yang kecil menawarkan pengalaman dalam pengklasifikasian dan penghitungan 8. Jam Yang dipakai untuk Belajar: jam terbaik yang bisa dipakai untuk belajar menentukan waktu adalah yang memiliki permukaan yang besar dengan hitungaan detik menit dan jarum jam yang dihubungkan dengan gigi yang jelas.

9. Teka Teki : membantu anak berfokus kepada ukuran dan bentuk sekaligus kepada hubungan anatara bagian dengan keseluruhan. Konsep konsep ini sangat dibutuhkan baik untuk matematika dan membaca 10. Gantungan baju dan papan Gantung: gantungan konsep konsep matematika juga dikembangkan sejalan dengan anak anak menghitung gantungan baju dengan angka angka cardinal atau dengan angka ordinal. Anak anak juga bisa mengembangakn pola pola. Mengenal berbaagai pola sangat penting dalam mempelajari matematika dan ilmu pengetahuan, dalam kesiapan membaca dan alam mengembangakn ekspresi kreatif yang artistic 11. Permainan lotto :memerlukan pengamatan, perbandingan, dan kemampuan mencocokkan yang sangat diperlukan dalam mengembangkan konsep-konsep ilmu pengetahuan dan kesiapan membaca. 12. Logo atau Kotak Duplo :bermain dengan benda ini ikut berkontribusi kepada pengembangan konsep konsep yang berhubungan dengan matematika 13. Domino :permainan ini meminta anak untuk mengamati, membandingkan, identifikasi dan mencocokkan.semua keahlian ini sangat penting dalam belajar ilmu pengetahuan dan kesiapan membaca. 14. Biji biji berwarna : anak anak memasukan biji dengan warna warna maka mereka belajar angka cardinal dan ordinal sekaligus juga pola dan diskriminasi warna 15. Bagian bagian magnetic Berwarna :aktifitas ininmenyediakan kesempatan untuk mengembangkan teiri angka dan konsep geometri meningkatkan pemahaman si anak mengenal warna, ekspresi warna dan berhubungan konsep ilmiah mengenai kemagtan E. Peran Tim Pengajar Peran utama dari tim pengajar adalah memastikan bahwa lingkungan kelas sudah penuh, dengan bahan bahan yang memberikan berbagai kesempatan untuk mengembangkan keahlian pemikiran matematika. Pendekatan ini biasanya berhasil ketika guru membantu anak anak menemukan solusi matematikan terhadap suatu problema yang telah dipresentasikan oleh si anak. Guru membantu anak memperluas pengalamannya dengan membuat model bahasa matematika semakin banyak pengamatan yang dilakukan guru terhadap apa yang dilakukan guru terhadap apa yang dilakukan anak anak maka semakin banyak yang bisa digunakan dari kegiatan pilihan mereka untuk memperkenalkan atau menguatkan konsep konsep mateamatika. F. Kegiatan dan Tugas 1. Menghitung : menghitung hanya akan berarti jika diterapkan pada sebuah benda nyata dan akan sangat berarti ketika ia memecahkan sebuah masalah yang menarik bagi seorang anak. 2. Mengurutkan : anak tangga bisa menjadikan kesempatan yang baik dalam membantu anak aanak mengurutkan sesuatu 3. Kalkulasi penambahan dan pengurangan sederhana bisa diperkenalkan dalam berbagai kegiatan rutin 4. Klasifikasi :mengurutkan adalah teknik pemecahan masalah yang paling berarti dalam kegiatan anak anak 5. Pengukuran :kegiatan memasak juga memberikan sebuah konteks alami terhadap pengenalan pengukuran 6. Perbandingan :menggambar grafik adalah salah satu cara mengkombinasikan perhitungan dan pengukuran guna membuat perbandingan matematika yang nyata 7. Waktu : anak anak bisa membangun sebuah alat pengukur waktu yang sederhana

8. Geometri :sebuah kegiatan yang baik untuk menemukan aturan aturan bentuk geomtris adalah sebuah papan paku yang dibuat guru

BAB III MUSIK Anak-anak yang sedang bermain : musik didalam kelas Musik telah menjadi sesuatu yang dipakai untuk menenangkan, membuat santai dan menghibur serta mencerahkan anak-anak. Anak-anak adalah pembuat musik yag alami. Dua musisi dari Eropa Timur, Carl Orff dan Zoitan Koldaly , memberi pemikiran yang penuh pertimbangan musik pada perkembangan anak. Koldaly menggunakan teori Orff untuk membangun sebuah sistem untuk mengajar anak-anak yang lebih besar mengenai simbolsimbol musik dan akhirnya notasi musik dan membaca penglihatan. Pemikiran dua musisi ini telah mempengaruhi cara musik digunakan sebagai pendidikan dimasa dini kanak-kanak di dunia. Pengaruh pada daerah perkembagan A. Perkembagan Emosional Musik adalah sumber yang sangat kaya untuk memajukan perkembagan anak. Para orang tua menggunakan lagu-lagu tidur untuk membuat anak-anak mereka merasa nyaman, dan anak-anak biasanya diberikan lagu sebelum tidur akan bernyanyi kepada boneka mereka. Setiap budaya memiliki lagu sederhana dan cinta dimana anak-anak bisa belajar dan yang bisa membantu mereka menyampaikan perasaannya. Karena musik adalah kendaraan emosi yang sangat kuat untuk orag dewasa, mendengarkan musik bersama anak-anak dan membicarakan tentang perasaan yang muncul bisa menjadi cara memperkenalkan komunikasi mengenai kehidupan emosinya. B. Perkembangan sosial Musik adalah alat yang sangat kuat untuk memajukan perkembangan sosial. Anak-anak yang enggan berbicara didalam sebuah kegiatan kelompok biasanya akan bergabung dalam sebuah tarian atau nyanyian. Banyak lagu anak-anak yang menyertai gerak tubuh. C. Perkembagan bahasa Musik juga bisa meningkatkan perkembagan bahasa. Semua bahasa lisan memiliki ritme dan melodi. Musik dapat mengembangkan kerumitan bahasa anak. Melodi juga berfungsi sebagai pembantu ingatan , oleh karena itu seorang anak mungkin akan mengingat sebuah frase dari sebuah lagu yang sedikit lebih rumit daripada pidato biasanya dan kemudian menggunakannya dalam berbicara. Anak-anak mungkin ingin membuatlagunya sendiri, menggunakan melodi yang sudah diketahui atau yang dikarang untuk menceritakan cerita atau mengekspresikan perasaanya sendiri. D. Perkembanga intelektual Musik juga bisa dipakai untuk meningkatkan perkembangan konsep pada anak-anak. Ideide yang sama dan yang berbeda juga bisa diperkenalka melalui perubahan dalam volume suara atau nada suara. Khususnya yang menggunakan seluruh tubuh lagu-lagu ini memberikan makna kinestetik kepada latihan tersebut. E. Perkembangan motorik Kemampuan motorik ditingkatkan melalui penggunaan musik. Anak-anak juga bisa di dorong terhadap keterampilan membantu sendiri melalui musik. Potensi musik bagi perkembangan masa kini akan lengkap tanpa pembaicaraan ilmiah mengenai musik. Walaupun anak kecil tidak akan menangkap konsep nyata yang ada, mereka bisa

1. 2. 3. 4. 5.

1. 2. 3. 4.

mendapatkan pemahaman intutif dari peragaan berbagai nada dari berbagai sumber suara yang berbeda. Menyatukan musik kedalam kegiatan kelas Musik bisa membantu membuat rutinitas sehari-hari lebih menyenangkan, lagu bisa dipelajari ataupun dibuat sendiri untuk membuat anak-anak sepanjang hari. Lagu adalah cara yang sangat bagus dalam menenangkan anak-anak dimasa istirahatnya. Ketika anak-anak pulang sekolah biasanya ada lagu untuk menutup hari ini. Sewaktu merancang daerah seni dan ilmu pengetahuan di kelas, bisa dipertimbangkan kemungkinan untuk kegiatan-kegiatan musik. Apabila alat yang digunakan adalah alat yang dibeli, mungkin akan lebih baik menyimpannya didalam lemari tertutup dan buatlah tersedia hanya saat yang dibutuhkan. Setiap budaya memiliki alat musik tradisonal yang mudah dibuat, tidak mahal dan dapat digunakan dengan mudah oleh anak. Untuk membantu anak menghargai setiap suara yang berbeda dan segala kemungkinan untuk masing-masing instrumen, maka sebaiknya perkenalkanlah masing-masing instrumen satu per satu. Peran tim pengajar Guru juga harus menyanyi. Menyanyi adalah kegiatan yang menyenangkan untuk membuat pekerjaan menjadi lebih cepat, mengekspresikan perasaanya dan menceritakn cerita. Guru juga bisa mengikuti pengalaman anak-anak dalam musik. Gunakan tape atau rekaman musik rakyat untuk mendorong anak-anak menciptakan tarian-tarian. Sekali ide menciptakan instrumen musik sudah dikenal. Aak-anak mungkin bisa menemukan kemungkinan membuat dengan benda-benda yang dirancang untuk keperluan lain seperti pot-pot dan panci-panci didalam daerah memasak. Kegiatan Dan Tugas Membuat dan menggunakan kocokan Membuat musik kocokan adalah kegiatan yang mengasyikkan dan menyenagkan bagi anak-anak baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Tujuan megajar untuk kegiatan ini banyak. Anak-anak dapat : Membuat kocokan untuk setiap anak untuk digunaka dalam kegiatan musikal Melatih keterampilan motorik dengan cara memasukan benda-benda kecil kedalam lubang yang kecil (kacang-kacangan kedalam kaleng soda). Meningkatkan ingatan jangka pendek denga melatih pengulangan dari sebuah urutan ritmik Melatih kocokan suara dengan cara mencari suara yang mirip Mengalami musik dari budaya-budaya yang lain Membuat kocokan Siapkanlah satu kaleng untuk setiap anak. Letakkan bahan isian kedalam piring ditengah-tengah agar setiap anak memiliki akses. Peragakanlah kepada anak-anak bagaimana memasukkan satu benda kedalam kaleng, dan kemudian kocoklah untuk memperagakan suaranya. Mintalah anak melakuka yang sama. Apabila kaleng sudah cukup penuh untuk membuat suara yang memuaskan, bantulah anak untuk menutup bagian atasnya. Anak-anak yang lebih kecil mungkin akan membutuhkan bantuan anda dalam menutupnya. Menggunakan kocokam Mintalah setiap anak bergatian memainkan sebuah ritme, dimana kemudian kelompok yang mengikuti. Untuk memulainya asda mungkin bisa menggunakan ritme dari nama setiap anak. Terapkanlah berbagai macam ritme untuk diikuti anak-anak Nyanyikanlah sebuah lagu menggunaka pengocok sebagai penunjuk waktu Buatlah sebuah parade denga menggunaka pengocok untuk membuat ketukan barisan

5. Apabila anda telah membuat kocokan dalam pasangan, campur adukkan kocokan tersebut dan minta anak-anak untuk mencocokan kembali pasangannya. 6. Putarlah sebuah musik pada sebuah tape dan gunakanlah pengocok untuk menentukan waktu. Ilmu pengetahuan alam dan musik dengan menggunakan botol air Kegiatan ilmu pengetahuan dan musik bisa digabungkan . Sediakanlah bahan-bahan ini: 1. Botol gelas yang berat (sebaiknya satu setiap anak) 2. Air 3. Kotak air 4. Sendok atau garfu besi Menyiapkan botol Sebuah meja air sangat cocok untuk kegiatan ini. Sapkan botol dalam meja air yang kosong agar tidak perlu mengkhawatirkan mengenai air yang tumpah. Apabila anda melakukan kegiatan ini di luar, maka bentanglah serat kabar dilantai dan siapkan sebuah kain perca atau busa untuk mengelap air yang tumpah. Menggunakan botol Anak-anak yang lebih kecil bisa menepuk botol mereka dengan pola ritmik yang telah anda peragakan atau mereka bisa menciptakan polanya sendiri atau bahkan bertepuk mengikuti sebuah lagu. Dengan bantuan anda, anak-anak yang lebih besar juga bisa mengatur botol-botol kedalam urutan yang bisa mewakilkan sebuah timbangan. Mereka mungkin membutuhkan bantuan anda dalam membuat diskriminasi yang diperlukan, dengan memberitahu anda botol-botol yang mana lebih dan yang mana lebih rendah dan apakah perlu ditambahkan air untuk mendapatkan not tersebut. Sebuah kunjungan melihat organ yang terbuat dari pipa Beberapa kota memiliki gereja tua dengan organ pipa yang menarik. Organ yang terbuat dari pipa adalah sebuah peralatan yang sangat menarik bagi kebanyakan orang, tapi khususnya bagi anak-anak. Dalam kegiatan seperti itu, anak-anak dapat mengalami pengalami melihat, mengdengar dan memainkan sebuah instrumen musik yang menarik. Sangat penting untuk melakukan persiapan kunjungan. Setidaknya seminggu sebelumnya, mintalah anak-anak mendapatkan izin tertulis dari orang tuasetiap anak dan mintalah sukarelawan keluarga untuk menemani anda selama kunjungan. Kunjungan Ketika anda tiba, mintalah kepada pemain organ untuk menunjukkan kepada anakanak keyboard dan pedal kaki. Mintalah agar ia memperagakan perbedaan suara dari berbagai variasi organ. Minta kepada si pemain organ apakah anda bisa mengunjugi penutup organ. Disinilah tempat pipa ditempatkan. Banyak orang tua yang sebenarnya sebuah mahakarya. Setelah kunjungan Ketika anda kembali kekelas, mintalah anak-anak membagi pendapat serta perasaanya. Tulislah semua ini diatas kertas sebagai cerita pengalaman untuk bisa dibaca kembali dan untuk mengingatkan kelas mengenai kunjungan tersebut. Ringkasan Musik adalah salah satu sumber terkaya untuk mengajar anak-anak kecil. Adalah bagian yag sangat alami dari permainan mereka dan menyediakan banyak interaks positif dengan orang dewasa. Musik tidak memerlukan biaya serta teknologi yang mahal, instrumen yang paling berharga bagi pendidikan masa dini anak-anak adalah suara orang dewasa. Terdapat hubungan intim antara musik, emosi dan bahasa. Musik sebaiknya menjadi bagian yang integral dikeseharian kelas anak-anak.

PENUTUP Kesimpulan : Terdapat banyak strategi pembelajaran yang dapat diterapkan di Taman Kanakkanak. Maka dari itu guru Taman Kanak-kanak dituntuk untuk dapat menggunakan startegi pembelajaran tersebut sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik. Salah satu pembelajaran yang berpusat pada anak adalah dengan menggunakan konsep matematika/berhitung dan musik. Pengalaman-pengalaman dini dalam menggunakan konsep matematika/berhitung membuat dasar untuk pemikiran matematika yang lebih tinggi dan musik merupakan salah satu sumber terkaya untuk mengajar anak-anak karena di dalam musik menyediakan banyak interaksi positif dengan orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai