Anda di halaman 1dari 62

Oleh : Ulfah Rabiatunnisa (08700304)

Pembimbing : dr. Jusuf Nawir, SpOG

SEKILAS
Kematian maternal nomor 1 di Indonesia Disfungsi multisistem Kumpulan gejala trias hipertensi, proteinuri, oedema Disertai kejang dan koma Kenaikan berat badan yang berlebihan
PREEKLAMSIA

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien Usia Alamat Pekerjaan Agama No RM Masuk RS Keluar RS : Ny. S : 21 tahun : Blooto, Tergiling : Ibu Rumah Tangga : Islam : S-1306018726 : 17 Juli 2013 : 20 Juli 2013

Keluhan Utama
Muntah-muntah
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien merupakan kiriman dari PKM Blooto dengan kehamilan G1P0 dengan PEB + CPD. Pasien merasa hamil 9bulan, merasa kencengkenceng mulai pk.07.00 WIB kemarin (16/7/13). Kenceng-kenceng teratur, air ketuban (+) belum keluar, gerakan janin masih dirasakan, kaki pasien bengkak (-), pandangan mata gelap (+), pusing (+), mual (+), muntah (+) 5x dirumah, ngantuk (+). Periksa di PKM kemasan jam11.00 wib (17/7/13), dirujuk ke RSU. Edema (+) di kaki

Riwayat Penyakit Dahulu


HT disangkal Jantung (-) DM (-), Asma (-) Hepatitis (-) HIV (-) Epilepsi (-) Pemakaian kacamata minus (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Hipertensi (-) disangkal Diabetes Melitus (-) disangkal Asma (-) Tumor (-) Kanker (-)

Riwayat Fertilitas : Baik Riwayat Obsetri : kehamilan pertama Riwayat Persalinan yang lalu : Hamil ini, Abortus (-) Riwayat Ante Natal Care (ANC) : Teratur, kontrol mulai 11 minggu di PKM Blooto

Riwayat menstruasi
Menarche usia 14 tahun Menstruasi teratur setiap bulan Lama menstruasi 5-8 hari

Tidak nyeri menstruasi

Riwayat sosial
pasien seorang ibu rumah tangga sering melakukan aktivitas rumah tangga seperti menyapu halaman, cuci piring dan sudah jarang melakukan aktivitas berat seperti mengangkat barang tidak ada riwayat berganti-ganti pasangan Tidak merokok maupun minum jamu

Riwayat pernikahan
Pasien menikah 1 kali dengan suami yang sekarang ini selama 2 tahun RIWAYAT KB : tidak pernah KB

Riwayat persalinan
Anak pertama : Hamil ini Abortus(-)

PEMERIKSAAN FISIK tanggal 18 Juli 2013


Kesadaran umum Kesadaran Status gizi Tekanan darah Nadi Suhu Pernafasan : Lemah : CM : cukup : 160/100 mmHg : 82 x/menit : 36,2 C : 20 x/menit

Status Generalis
Kepala/Leher :a/i/c/d -/-/-/Pembesaran KGB (-), p JVP (-), Thorak : Cor : SI-II tunggal, murmur (-), gallop (-) Pulmo : vesikuler +/+, rhonki(-), wheezing(-) Abdomen : Inspeksi : dinding perut > dinding dada, stria gravidarum (-) Palpasi: soefel, nyeri tekan (-), H/L tidak teraba Perkusi: thympani pada daerah dibawah proc. Xyphoideus, redup pada daerah uterus Ausk : Bising usus (+) N Ektremitas : akral hangat (+), edema (+), capilla refill time < 2

Status Obstetri
HPHT : 17-09-2012 TP : 24-6-2013 Usia Kehamilan : 36-37 minggu Berat badan awal : 35 kg Berat badan sekarang: 47 kg Tinggi badan:145 cm

Status OBsetri
Abdomen : Inspeksi : Dinding perut > dinding dada, stria gravidum (-), bekas operasi (-), Oedem ekterna (-) Palpasi : soepel, teraba janin tunggal, intra uteri, memanjang, his 2x dalam 10 menit, lama 25 detik Pemeriksaan Leopold : o I. : teraba bagian lunak, kesan bokong o II. : disebelah kanan teraba bagian keras, rata, memanjang, kesan punggung o III.: teraba bagian keras dan bulat, kesan kepala o IV.: bagian terendah janin belum PAP TFU 29 cm, Letak janin : Presentasi kepala, puka

Perkusi : thympani pada daerah dibawah proc. Xyphoideus, redup pada daerah uterus Ausk : DJJ: 125x/menit, reguler Genital eksterna : v/u tenang, lendir darah (-), perdarahan (-), tumor(-), Pemeriksaan dalam : VT : v/u tenang, dinding vagina dbn, portio utuh, pembukaan 3 cm, ket (+), eff 25 %, preske, denominator: Ukk, HI, panggul : CPD Taksian Berat Janin: kepala belum masuk panggul TBJ (gram) = (TFU-11) x 155 = (30-11) x 155 = 2945 gram

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium


Golongan darah : O Hematologi (17 Juli 2013) Hb 11.8 14.0 18.0 g/dl HCT 37 42 52 % Leukosit 12 4,8 10,8 10^3/ l Trombosit 200 130 400 10^3/ l

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium


Urin Lengkap (17 Juli 2013) GluGDA 77 T-Bilr 1.01 UA 4.7 Creatinine 0.76 Urea 15 Direct-bilirubin 0.78 ASTGOT 20 ALTGPT 14 Cholesterol 295 TG 275

mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl U/L U/L mg/dl mg/dl

70-180 0.3-1.2 2.6-6 0.6-1.1 15-36 0-0.2 2-31 3-31 140-220 35-200

PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium


Hematologi (18 Juli 2013) Hb 10.1 14.0 18.0 g/dl HCT 28.8 42 52 % Leukosit 14.4 4,8 10,8 10^3/ l Trombosit 174 130 400 10^3/ l

Urin bakal : Hasilnya : +2

Albumin Hasilnya : +++ (+3)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG (16/7/13) Hasilnya : tampak bayi tunggal, gerak janin (+),DJJ (+), letak plasenta : puncak dengan usia kehamilan 36-37 BPD :91.4mm AC:312.0mm

DIagnosa
Diagnosa persalinan : GI-P0-0 36-37minggu/T/H + PEB impending eclamsia + CPD Diagnosa kehamilan : P1-1 36-37minggu/T/H + PEB impending eclamsia + CPD Penyulit ibu : oobsetri : PEB impending eclamsia,CPD oNo obsetri : HT (-), DM (-), tumor (-) Penyulit janin : -

RENCANA TERAPI
Lapor dr. yusuf, spOg (17/7/13 pkl 12.35) perbaikin k/u SL nifedipin 10mg -> di PKM sdh diberikan SM aktif -> jam12.10 inj. SM 20% 4g iv, lanjutkan maintenance dose 5gram boka-boki(15mnt) setiap 6jam pasang infus RD5%-> di PKM sudah dipasang obsevasi CHPB 2jam Inj. Cefotaxim 1g (iv ab)

Lanjutan
dr. sumadi telfon (17/7/13 pkl 13.20) cito SC lapor dr. yusuf dr. yusuf telfon (17/7/13 pjl 13.30) Acc operasi SC

LAPORAN OPerasi
Operator : dr. Sumadi SpOG Tanggal pembedahan: 17 juli 21012 Diagnosis pra bedah : GI-P0-0 37-38mgg/T/H + PEB impending eclamsia + CPD Diagnosis pasca : P1-1 36-37 minggu/T/H + PEB impending eclamsia + CPD Tindakan pembedahan: section cecar

Bayi
Berat badan:3010 gram Panjang: 49 cm Apgar score:6-8 ukuran BP:33 cm kelainan kongenital:anus:+ Plasenta: Berat: 500gram lengkap kelainan (-), Tali pusat: 50 Cm

LEMBAR OBSERVASI
Tanggal 17 Juli 2013 jam 13.30
NO 1 S penglihatan kabur (+|+) dan pusing (+), mual (-) dan muntah (-) O Ku kesadaran : CM, k/u : lemah TD: 160/100mmHg HR :92x/m, RR :20x/m, t: 36,5C k/l : a/i/c/d : -/-/-/Thorak : s1 s2 tunggal,wh -/A GI-P0 37-38minggu/ T/H + PEB (impending eclamsia) P Inj. Mgso4 40% 5gram IM boka,boki tiap 6 jam (selama 15menit) Pro operasis SC Pre operasi : Pasien puasa

rh-/Abdomen :supel , BU + Status obsetri I :bekas SC (-), Oedem ekterna (-) P: soepel, DJJ: 122x/mnt, His(+) 2x/10-25 pemeriksaan Leopold : TFU 29 cm, puki, Letkep U Vaginal touch : v/v :pembukaan 3 cm, eff 25 %, kep.HI

Pasang infus RL 20tpm


Pasang Dower cateter

LEMBAR OBSERVASI
Tanggal 17 Juli 2013 jam 17.30
NO 1 S penglihatan O Ku kesadaran : CM, k/u : lemah A PI-I 37-38minggu/ P Post op :

kabur (+|+) dan


pusing (+), mual (-) dan muntah (-)

TD: 150/100mmHg HR
:92x/m, RR :20x/m, 36,5C t:

T/H + PEB
(impending eclamsia)

Infus RL D5% 20 tpm +


pitogen II amp

Inj. Cefotaxim 1g 3x1 Inj. Ketorolac 3x1 SM aktif Nifedipin 10mg (SL) Inj Alinamin F 3 x 25 mg Inj Antrain 3x1amp Inj Ranitidine 2 x 25 mg

k/l : a/i/c/d : -/-/-/Thorak : s1 s2 tunggal,wh -/rh-/-

Abdomen :supel , BU + TFU : 3cm dibawah umbi Kontraksi uterus : baik Lochea rubra (+) Perdarahan (-) Ekstermitas : oedem (+) kaki

Laktasi (-/-)

LEMBAR OBSERVASI
Tanggal 18 Juli 2013 jam 17.30
NO 1 S mengeluhkan O Ku kesadaran : CM, k/u : lemah A PI-I 37-38minggu/ P Infus RL 20 tpm

nyeri pada
bekas jahitan operasi(+), mata kabur (+|+) saat bangun tidur ,Pusing (+),

TD: 170/100mmHg
t:

T/H + PEB
(impending eclamsia)

Inj. Cefotaxim 1g 3x1


Inj. Ketorolac 3x1 SM aktif Nifedipin 10mg (SL) Inj Alinamin F 3 x 25 mg Inj Ranitidine 2 x 25 mg MSS Makan siang diit BH, malam diit BK

HR :92x/m, RR :20x/m, 36,5C k/l : a/i/c/d : -/-/-/-

Thorak : s1 s2 tunggal,wh -/rh-/Abdomen :supel , BU + TFU : 3cm dibawah umbi Kontraksi uterus : baik Lochea rubra (+) Perdarahan (-) Ekstermitas : oedem (+) kaki

Mual (+), kentut (+) 1x, kembung (-)

Pro rawat luka SC Mob mika miki

Laktasi +/+, clostrum +

LEMBAR OBSERVASI
Tanggal 19 Juli 2013 jam 07.00
NO 1 S nyeri pada bekas O Ku kesadaran : CM, k/u : lemah A PI-I 37-38minggu/ P Infus off

jahitan
operasi(+), mata kabur (+|+) saat bangun tidur

TD: 170/100mmHg
t:

T/H + PEB
(impending eclamsia)

Rawat luka op (+)


tab Cefadroxyl 3 x 500 mg Tab Asam mefenamat 3 x 500mg

HR :92x/m, RR :20x/m, 36,5C k/l : a/i/c/d : -/-/-/-

,Pusing (+), Mual (+), kentut (+) 1x, kembung (-)

Thorak : s1 s2 tunggal,wh -/rh-/Abdomen :supel , BU + TFU : 3cm dibawah umbi Kontraksi uterus : baik Lochea rubra (+), Perdarahan (-)

Nifedifin 10mg 3x1 (oral) Diit RG Konsul dr.spM : Xitrol 4x1/hari Kontrol 1minggu

Laktasi +/+, clostrum + Ekstermitas : oedem (+) kaki

Mob mika miki (+)

LEMBAR OBSERVASI
Tanggal 20 Juli 2013 jam 07.00
NO 1 S nyeri pada bekas O Ku kesadaran : CM, k/u : lemah A PI-I 37-38minggu/ P

tab Cefadroxyl 3 x 500 mg Tab Asam mefenamat 3 x 500mg Tab Sulfas Ferosus 1 x 300mg Diit NRG Konsul dr.spM : Xitrol 4x1/hari Kontrol 1minggu

jahitan
operasi(+), mata kabur (+|+) saat bangun tidur

TD: 170/100mmHg
t:

T/H + PEB
(impending eclamsia)

HR :92x/m, RR :20x/m, 36,5C k/l : a/i/c/d : -/-/-/-

,Pusing (+), Mual (+), kentut (+) 1x, kembung (-)

Thorak : s1 s2 tunggal,wh -/rh-/Abdomen :supel , BU + TFU : 2cm dibawah umbi Kontraksi uterus : baik Lochea rubra (+) Perdarahan (-) Ekstermitas : oedem (+) kaki

KRS

Mobilitas (+)

LAMPIRAN

ANATOMI DASAR PANGGUL

CPD

UTERUS

Fungsi Plasenta
Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik. Fungsi utama plasenta adalah transfer nutrien dan zat sisa antara ibu dan janin (meliputi fungsi respirasi, ekskresi dan nutritif), menghasilkan hormon dan enzim yang dibutuhkan untuk memelihara kehamilan, sebagai barier dan imunologis. Fungsi transfer tergantung kepada sifat fisik zat yang mengalami transfer dalam darah ibu maupun janin, integritas fungsi membrana plasenta (exchange membrane) dan kecepatan aliran darah pada kedua sisi exchang membrane (ibu dan janin). Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi kejanin Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).

DEFINISI PREEKLAMSIA
Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al, 2003, Matthew warden, MD, 2005). Preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari Preeklampsia yang ringan sampai Preeklampsia yang berat (geogre, 2007).

EPIDEMIOLOGI PREEKLAMPSIA
Di Indonesia frekuensi kejadian Preeklampsia sekitar 3-10% (menurut Triadmojo, 2003) sedangkan di Amerika serikat dilaporkan bahwa kejadian Preeklampsia sebanyak 5% dari semua kehamilan (23,6 kasus per 1.000 kelahiran). (menurut Dawn C Jung, 2007). Pada primigravida frekuensi Preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan multigravida, terutama primigravida muda, pada (tahun 2000) mendapatkan angka kejadian Preeklampsia dan eklamsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur sebesar 74 kasus (5,1%) dari 1413 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2000, dengan Preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan eklamsia 13 kasus eklamsia 13 kasus (0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun dengan primigravida (17,5%).

ETIOLOGI PREEKLAMPSIA
Etiologi Preeklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori, namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab Preeklampsia adalah teori iskemia plasenta.

Faktor Risiko Preeklampsia


o Riwayat Preeklampsia o Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia o Kegemukan o Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai bayi kembar atau lebih. o Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.

KLASIFIKASI PREEKLAMSIA
Preeklampsia terbagi atas 2 bagian, yaitu : 1. Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut :
Diagnosis preeclampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuri dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu. Hipertensi : sistolik / diastolik 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik 30 mmHg dan kenaikan diastolik 15 mmHg tidak dipakai lagi sebagai kriteria preeclampsia Proteinuria : 300 mg/24 jam atau 1 + dipstick Edema : edema local tidak dimasukkan dalam kriteria preeclampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut,edema generalisata

KLASIFIKASI PREEKLAMSIA
2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
Desakan darah sistolik 160 mmHg dan desakan darah diastolik 110 mmHg. Desakan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring. Proteinuria lebih 5 gr/ 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif. Oliguria, yaitu produksi urine kurang dari 500 cc/ 24 jam. Kenaikan kadar kreatinin plasma. Gangguan visus dan cerebal.: penurunan kesadaran, nyeri kepala, scotoma dan pandangan kabur. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadrant kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula Glisson) Edema paru-paru dan cyanosis. Thrombocytopenia berat. Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoseluler) Pertumbuhan janin : intra uterine yang terhambat. Sindrome Hellp

Pembagian preeclampsia berat :

a. Preeclampsia berat tanpa impending eclampsia b. Preeclampsia berat dengan impending eclampsia Impending Eclampsia : Bila Preeclampsia berat disertai gejala-gejala dibawah ini ,yang merupakan gejala2 subjektiv: Nyeri kepala hebat Gangguan visus Muntah-muntah Nyeri epigastrium Kenaikan progresif dari desakan darah

GEJALA PREEKLAMSIA
Gejala Subjektif
Pada Preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah karena perdarahan subkapsuer spasme areriol. Gejalagejala ini sering ditemukan pada Preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.

Pemeriksaan Fisik Peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolic 15 mmHg : TD meningkat lebih 140/90 mmHg (PER) TD pada meningkat lebih dari 160/110 mmHg (PEB) disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, perdarahan otak. Gangguan visus dan cerebal.: penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan pandangan kabur.

Pemeriksaan Laboratorium Proteinuria lebih 5 gr/ 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif. Oliguria, yaitu produksi urine kurang dari 500 cc/ 24 jam. Asam urat serum (uric acid serum) : umumnya meningkat : 5 mg/cc. Kreatinin 1 mg/cc, Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadrant kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula Glisson) Edema paru-paru dan cyanosis. Thrombocytopenia berat, bila trombosit < 100.000 / cc

Perubahannya pada organ-organ :


1. 2. 3. 4. Volume plasma : Hipovolemi (hamil normal), hipervolemi (hamil Preeklamsia) Oliguria bahkan anuria Asam urat serum (uric acid serum) : umumnya meningkat : 5 mg/cc. Kreatinin. Dapat mencapai kadar kreatinin plasma 1 mg/cc, dan biasanya terjadi pada preeclampsia berat dengan penyulit pada ginjal.

5. gejala dari hemolisis mikroangiopatik disebut thrombositopenia bila trombosit < 100.000 / cc. Hemolisis dapat menimbulkan destruksi eritrocyte.

6. Hepar, menimbulkan rasa nyeri epigastrium. 7. Neurologik : nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan vasogenik edema dan Gangguan visus akibat spasme arteri retina dan edema retina terjadi : pandangan kabur skotomata Amaurosis : yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan + Ablatio retinae : retinal detachment Hiperrefleksi, sering dijumpai pada preeclampsia berat, namun bukan faktor prediksi terjadinya eclampsia. Kejang eclamptik, penyebab kejang belum diketahui dengan jelas. Faktor-faktor yang menimbulkan kejang adalah edema cerebri, vasospasme cerebri dan iskemia Perdarahan intracranial jarang, namun dapat terjadi pada preeclampsia berat dan eclampsia 8. Kardiovaskuler, perubahan kardiovaskuler disebabkan : Peningkatan cardiac afterload akibat hipertensi. Penurunan cardiac preload akibat hipovolemia. 9. edema paru 10. Janin

PATOFISIOLOGI
Maladaptation Syndrome vasospasme general Kerusakan sel endotel disfungsi endotel agregasi trombosit perubahan sel endotel kapiler permeabilitas kapiler me mekan produksi bahan-bahan vasopresor merangsang faktor koagulasi

Kehamilan normal kadar prostasiklin lebih tinggi daripada tromboksan sehingga efek vasodilator lebih kuat daripada efek vasokonstriktor Gangguan metabolisme prostaglandinmenya produksi prostasiklin dan menya produksi tromboksan sehingga efek vasokonstriksi lebih kuat daripada efek vasodilator hipertensi

PATOGENESIS

Patogenesis Preeklampsia (diambil dari buku Ilmu Kebidanan, Sarwono)

Preeclampsia berat
Preeclampsia Berat

Terapi Medicinalis

Sikap Obstetrik

Konservatif Kehamilan dipertahankan Umur kehamilan < 37 minggu tanpa impending eclampsia Janin baik

Aktif Kehamilan diakhiri

1.

Sewaktu2 dapat berubah ke sikap aktif

Umur kehamilan 37 minggu dengan impending eclampsia 2. Umur < 37 minggu dengan impending eclampsia 3. Janin : fetal distress, IUGR 4. Sindroma HELLP

Belum Impartu 1.Induksi 2.SC

Sudah Impartu 1.Grafik Friedman 2.kala II partus buatan

Perawatan aktif
Rawat inap, tirah baring miring pada satu sisi Pasang infus RD5% dan DC Cek lab SM full dose :
dosis awal : 4g MgSO4 20% i.v 10g MgSO4 40% i.m dosis ulangan : 5g MgSO4 40% diulang tiap 6jam dosis awal sampai 6jam pasca persalinan

Antihipertensi Terminasi

Perawatan konservatif
Rawat inap, tirah baring miring pada satu sisi Pasang infus RD5% dan DC Cek lab SM konservatif :
dosis awal : 10g MgSO4 40% i.m diulang @ 6jam24jam

Antihipertensi Konsultasi bagian mata dan jantung

Syarat Pemberian SM
Refleks patela (+) RR > 16x/menit Produksi urine min 150cc/6jam Tersedia 1g kalsium glukonas 10% sebagai antidote

Perawatan koservatif dianggap gagal bila : Ada tanda-tanda Impending Eclampsia Kenaikan tekanan darah yang progresif Ada Hellp Syndrome Ada kelainan fungsi ginjal Penilaian kesejahteraan janin jelek

komplikasi maternal
Solusio Plasenta HELLP Syndrome Oedem paru Gagal ginjal akut Eklamsia Gagal hati atau Hemoragi Stroke dan kematian

Komplikasi pada neonatal


Kelahiran preterm Gangguan pertumbuhan janin Kerusakan neurologik akibat hipoksia Kematian perinatal Penyakit kardiovaskuler akibat BBLR

SARAN
Perlu ANC pada ibu hamil baik dilakukan di dokter dan bidan, bila menunjukan tanda2 preeklamsia rujukan ke dokter spesialis obgyn untuk mencegah perkembangan untuk eklampsia (kejang yang disebabkan oleh berat pre-eklampsia) secara dini. Dirujuk bila sarana terbatas , kondisi ibu dan janin memungkinkan(stabil) serta obat diuretik (bila sudah PEB)

Satu-satunya cara untuk menyembuhkan pre-eklampsia adalah diterminasi.

TERIMA KASIH...
LULUSKAN KEL D YA ALLAH

AMIN...

Anda mungkin juga menyukai