Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Anemia terhadap Konsentrasi Belajar .........

(Veni Indrawati)

PENGARUH ANEMIA TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR


Veni Indrawati Abstrak: Penelitian ini mempelajari pengaruh anemia terhadap konsentrasi belajar anak sekolah dasar di kecamatan Jombang kabupaten Jombang. Populasi penelitian adalah seluruh anak sekolah dasar klas III, IV dan V yang berusia 912 tahun berjumlah 300 anak. Sampel yang diambil dari sub populasi yang anemia berjumlah 60 anak dan mempunyai kadar Hb <12 G/dl . Jumlah sampel 60 anak dibagi menjadi 3 kelompok dengan cara random alokasi. Kelompok I suplementasi Fe + asam folat, kelompok II suplementasi Fe + asam folat + riboflafin, kelompok III placebo Hasil pengukuran konsentrasi belajar sesudah suplementasi kelompok I ada kenaikan secara bermakna, kelompok II ada kenaikan secara bermakna, kelompok III ada kenaikan secara bermakna juga.. Dengan uji Anova dapat diungkapkan tidak ada perbedaan konsentrasi belajar antara sebelum dan sesudah suplementasi. Abstract: This research discusses the influence of anemia on studying concentration of student at elementary school in Dapurkejambon and Tambakrejo at Jombang district. The population were 300 students of elementary school of 3th, 4th, and 5th. They were 9 12 year old. The sample of sub population were 60 students who have anemia of Hb < 12 G/dl. Sampling random were used to get 60 students, they divided by 3 group of allocated random. The post group was supplementation Fe + folic acid, the second one was supplementation Fe + folic acid + riboflavin, and the other was placebo. The result shows that the concentration of studying after supplementation of group I was greater than before supplementation, group II and group III was too. The Anova test showed that there was no difference of studying concentration between before and after supplementation. Kata kunci: Konsentrasi, belajar, anemia, zat besi, asam folat, riboflavin.

Anak sebagai bagian dari masyarakat, adalah tunas bangsa yang kelak merupakan sumber daya manusia yang berkualitas yang harus diandalkan, oleh karena itu kesehatan dan status gizi anak harus dijamin untuk dapat tumbuh kembang secara optimal. Kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang tercermin pada status gizi anak pada masa kini, antara lain pada anak sekolah dasar. Salah satu penyakit defisiensi yang masih merupakan masalah gizi pada anak sekolah dasar di Indonesia adalah anemia defisiensi Fe. Anemia adalah kondisi yang diakibatkan oleh ketidakmampuan jaringan erythropoetic mempertahankan konsentrasi hemoglobin yang normal. Diperkirakan prevalensi anemia defisiensi Fe pada kelompok ini berkisar antara 25-30 % (Sayogo, 1995). Penyebab utama anemia defisiensi Fe tampaknya adalah konsumsi Fe yang tidak cukup dan absorbsinya yang rendah. Selain

Dosen Jurusan PKK FT UNY 43

Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5, No.1, 2004: 43 50

itu manifestasi cacing dapat memperberat keadaan. Anemia pada anak sekolah mengakibatkan gangguan pada proses belajar, baik karena menurunnya daya ingat ataupun berkurangnya kemampuan berkonsentrasi (Jalal, 1998). Anak yang menderita anemia digambarkan sebagai apatis, mudah tersinggung dan kurang memperhatikan sekelilingnya. Kurang zat besi mempunyai hubungan dengan enzim aldehid-oksidase di dalam otak yang mengakibatkan menurunnya kemampuan memperhatikan sesuatu. Anemia juga menyebabkan daya ingat dan daya konsentrasi menjadi rendah (Ristrini, 1991). Penelitian yang dilakukan Ama (1987) ternyata anemia mempengaruhi daya konsentrasi, daya persepsi dan perhatian anak sekolah dasar. Seseorang yang menderita anemia defisiensi Fe, maka jumlah hemoglobin dalam darahnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak anemia. Hemoglobin merupakan protein utama dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan perifer dan mengangkut karbon dioksida dari jaringan perifer ke paru-paru. Seseorang yang mempunyai kadar Hb di dalam darah lebih rendah dari nilai normal, menyebabkan gangguan pada proses belajar, baik karena menurunnya daya ingat ataupun berkurangnya kemampuan berkonsentrasi. Untuk bisa mempertahankan daya ingat maupun kemampuan berkonsentrasi diperlukan energi yang tersedia dalam tubuh. Energi tersebut diperoleh dari makanan yang masuk ke dalam tubuh melalui serangkaian proses metabolisme. Pertukaran zat atau proses metabolisme adalah semua rangkaian reaksireaksi kimia dalam tubuh dengan tujuan untuk menghasilkan energi. Untuk dapat berlangsungnya proses metabolisme dalam tubuh diperlukan oksigen (O2) sebagai bahan bakar yang diperoleh dari proses respirasi. Hemoglobin (Hb) merupakan molekul utama yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam darah. Melalui fusi ini oksigen dibawa dari paru-paru diedarkan keseluruh jaringan tubuh yang membutuhkan. Faktor yang sangat mempengaruhi suplai oksigen kepada jaringan tubuh adalah jumlah sel-sel darah merah dan jumlah hemoglobin (Hb) yang terdapat di dalamnya. Seseorang yang menderita anemia defisiensi zat besi, maka jumlah hemoglobin dalam darahnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak anemia. Dengan demikian orang yang menderita anemia suplai O2 ke dalam jaringan-jaringan tubuh akan mengalami gangguan karena alat transportasinya kurang, secara otomatis O2 yang diangkutpun menjadi berkurang. Dengan berkurangnya O2 yang ada dalam jaringan tubuh maka proses metabolisme akan terganggu dan tidak dapat optimal. Dengan tidak optimalnya proses metabolisme maka kebutuhan akan energi untuk proses belajar mengalami gangguan. Semakin tinggi kadar Hb dalam darah, maka semakin banyak pula oksigen (O2 ) yang dapat diangkut ke berbagai jaringan tubuh (Ganong, 1990). Pengobatan anemia dilakukan dengan cara suplementasi zat besi, asam folat dan penambahan riboflavin. Maksud pengobatan dari anemia adalah meningkatkan kadar hemoglobin sampai batas di atas normal, dan menambah jumlah zat besi yang disimpan yang kemudian dapat dipergunakan untuk mempertahankan kadar hemoglobin yang normal. Zat besi merupakan bagian penting dari hemoglobin, myoglobin dan beberapa enzym yang berperan selain untuk mengangkut oksigen juga pada beberapa proses metabolisme. Peran suplai zat besi dari makanan dalam memenuhi kebutuhan tubuh merujuk pada fase luminal dari absorpsi zat besi yang berhubungan dengan jumlah absolut zat besi dalam makanan dan ketersediaan biologisnya. Zat besi diperlukan dalam hemopoiesis (pembentukan darah), dalam sintesa hemoglobin sehingga kadar
44

Pengaruh Anemia terhadap Konsentrasi Belajar ......... (Veni Indrawati)

hemoglobin menjadi normal. Asam Folat diperlukan untuk menghindarkan anemia, asam folat berperan dalam hematopoieses. Defisiensi asam folat mengakibatkan hambatan sintesa DNA yang berakibat terjadinya prekusor erytrocyt megaloblastik di dalam sumsum tulang dan makrocytic di dalam darah ferifer. Riboflavin mempunyai peranan penting dalam reaksi reaksi oksidasi reduksi di dalam jaringan, kekurangan dapat mengganggu fungsi jaringan yang bersangkutan, riboflavin meningkatkan respon hematologi pada besi dan memperbaiki aktivitas flavokinase usus (Karyadi, 1987). Anemia gizi sangat umum dijumpai di Indonesia dan dapat terjadi pada semua golongan umur, dimana keadaan kadar hemoglobin di dalam darah lebih rendah dari pada nilai normal seperti yang terlihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Batas Normal Kadar Hb. Kelompok Anak Umur 6 bulan s/d 6 tahun 6 tahun s/d 14 tahun Laki-laki Dewasa Sumber: WHO 1972 Konsentrasi belajar merupakan pemusatan perhatian terhadap pelajaran, untuk mengukur konsentrasi belajar digunakan test arithmetic, coding test dan digit span yang merupakan salah satu uji WISC yang melibatkan kemampuan berkonsentrasi, koordinasi mata dan tangan serta ingatan (Azwar, 1996). Untuk mempertahankan konsentrasi belajar yang baik diperlukan energi yang tersedia di dalam tubuh. Dengan melakukan upaya penanggulangan anemia khususnya anak sekolah diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Memperhatikan hal tersebut di atas, apakah ada pengaruh suplementasi zat besi, asam folat dan riboflavin terhadap konsentrasi belajar anak Sekolah Dasar? Untuk mempertahankan konsentrasi belajar yang baik diperlukan energi yang tersedia di dalam tubuh. Energi diperoleh dari makanan yang masuk ke dalam tubuh melalui proses metabolisme diperlukan oksigen sebagai bahan bakar. Hemoglobin merupakan molekul utama yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam darah. Faktor yang mempengaruhi suplai oksigen dalam jaringan tubuh adalah jumlah sel-sel darah merah dan jumlah hemoglobinnya. Berdasarkan uraian di atas hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada perbedaan konsentrasi belajar masing-masing kelompok sesudah suplementasi. 2. Ada pengaruh suplementasi terhadap konsentrasi belajar Wanita Wanita hamil Hb (gram / 100 ml) 11 12 13 12 11

Metode
45

Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5, No.1, 2004: 43 50

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental dengan menggunakan bentuk design Non equivalen Pretest-Posttest Control Group Design dan dilakukan secara Double Blind. Total populasi penelitian adalah seluruh anak Sekolah Dasar di kecamatan Jombang kabupaten Jombang. Sub populasi penelitian adalah anak Sekolah Dasar klas III, IV dan V yang berusia 9-12 tahun di desa Dapurkejambon dan Tambakrejo kecamatan Jombang , kabupaten Jombang yang berjumlah 300 anak. Sampel yang diambil dari sub populasi yang anemia berjumlah 60 anak dan mempunyai kadar Hb < 12 G/dl. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Jumlah sampel 60 anak tersebut dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok 1 suplementasi zat besi + asam folat berjumlah 20 anak, kelompok 2 suplementasi zat besi + asam folat + riboflavin berjumlah 20 anak, dan kelompok 3 plasebo berjumlah 20 anak Pembagian sampel untuk tiap kelompok ini dengan cara random alokasi. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran kadar Hb, suplementasi dan konsentrasi belajar. Pengukuran kadar Hb. Dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah suplementasi dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin dengan alat Spectrophotometer. 2. Pengukuran konsentrasi belajar dengan test Arithmetic, Coding test dan Digit Span .Dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah suplementasi. 3. Suplementasi Kelompok 1 diberikan zat besi dan asam folat ( 200 mg ferrosulfat dan 0.25 mg asam folat), Kelompok 2 diberikan zat besi, asam folat dan riboflavin ( 200 mg ferrosulfat, 0.25 mg asam folat dan 7 mg riboflavin), Kelompok 3 sebagai kelompok kontrol diberi Plasebo, masing-masing diberikan dua kali seminggu selama 12 minggu (3 bulan). Teknik analisis yang digunakan: a. Uji One Way Anova untuk mengetahui perbedaan peningkatan konsentrasi belajar antara kelompok suplementasi, zat besi + asam folat, zat besi + asam folat + riboflavin, Plasebo sebelum dan sesudah suplementasi. b. Uji paired t test untuk mengetahui perbedaan peningkatan konsentrasi belajar masing-masing kelompok sebelum dan sesudah suplementasi. 1.

Hasil dan Pembahasan


Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kadar Hb sebanyak dua kali terhadap sampel sebelum suplementasi dan sesudah suplementasi dengan menggunakan metode Cyanmethemoglobin dengan hasil seperti pada Tabel 2 berikut ini:

Tabel: 2. Pengukuran Kadar HB Sebelum Dan Sesudah Suplementasi Anak SD di Kec. Jombang Kab. Jombang Tahun 1999.
46

Pengaruh Anemia terhadap Konsentrasi Belajar ......... (Veni Indrawati)

Pengukuran

Kelompok Fe+Asam Folat Rata2 SD 0,53 0,74

Kelompok Fe+Asam Folat+ Riboflavin Rata2 11,23 12,51 SD 0,59 1.14

Kelompok Placebo Rata2 11,15 11,65 SD 0,62 0,71

Sebelum/Awal Sesudah/Akhir

11,21 11,97

Pengukuran konsentrasi belajar dilakukan sebelum dan sesudah suplementasi dengan menggunakan skala Wechler yang terdiri dari tiga sub test yaitu Arithmetic, Coding test dan Digit Symbol. Hasil pengukuran konsentrasi belajar sebelum dan sesudah suplementasi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Belajar Kelompok Fe + Asam Folat Anak SD di Kec. Jombang Kab. Jombang Tahun 1999. Pengukuran Arithmetic Rata2 Sebelum Sesudah 35.00 44.17 SD 16.80 17.95 Digit Span Rata2 43.50 53.00 SD 6.71 9.79 Coding test Rata2 32.55 48.80 SD 10.99 13.67

Tabel 4. Hasil Pengukuran Konsentrasi Belajar Kelompok Fe + Asam Folat + Riboflavin, Anak SD di Kec. Jombang Kab. Jombang Tahun 1999. Pengukuran Arithmetic Rata2 Sebelum Sesudah 36.25 50.75 SD 12.76 17.14 Digit Span Rata2 45.00 56.00 SD 7.61 9.40 Coding test Rata2 35.90 46.65 SD 10.37 16.96

Tabel 5. Hasil Pengukuran Konsentrasi Belajar Kelompok Placebo Anak SD di Kec. Jombang Kab. Jombang Tahun 1999.

47

Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5, No.1, 2004: 43 50

Pengukuran

Arithmetic Rata2 SD 15.17 13.10

Digit Span Rata2 46.50 54.50 SD 7.45 8.87

Coding test Rata2 33.90 46.30 SD 7.00 17.11

Sebelum Sesudah

33.75 42.08

Pengukuran konsentrasi belajar sebelum suplementasi antara kelompok Fe+Asam Folat, kelompok Fe + Asam Folat + Riboflavin dan kelompok placebo tidak ada perbedaan secara bermakna. Hasil uji Anova untuk test Arithmetic 0,8706 > p = 0,05, test Digit Span 0,4319 > p = 0,05 dan Coding test 0,5442 > p = 0,05. Rata-rata konsentrasi belajar pada akhir suplementasi mengalami kenaikan. Konsentrasi belajar untuk test Arithmetic, Digit Span dan Coding test sesudah suplementasi kelompok Fe+Asam Folat ada kenaikan secara bermakna. Uji t berpasangan test Arithmetic 0,017 < p = 0,05, test Digit Span 0,000 < p = 0,05, Coding test 0,000 < p = 0,05. Konsentrasi belajar sesudah suplementasi kelompok Fe + Asam Folat + Riboflavin untuk test Arithmetic, Digit Span dan Coding test ada kenaikan secara bermakna. Hasil uji t berpasangan test Arithmetic 0,02 < p = 0,05, test Digit Span 0,000 < p = 0,05 dan Coding test 0,000 < p = 0,05. Konsentrasi belajar sesudah suplementasi kelompok placebo untuk test Arithmetic, Digit Span dan Coding test juga ada kenaikan secara bermakna. Hasil uji t berpasangan untuk test Arithmetic 0,023 < p = 0,05, test Digit Span 0,000 < p = 0,05, Coding test 0,000 < p = 0,05. Dengan uji Anova dapat diungkapkan tidak ada perbedaan konsentrasi belajar sesudah suplementasi, hasil uji Anova untuk test Arithmetic 0,2192 > p = 0,05, test Digit Span 0,6011> p = 0,05 dan Coding test 0,8668 > p = 0,05. Konsentrasi belajar diukur dengan menggunakan test Wechler Intelegense Scale For Children (WISC) yang terdiri dari test arithmetic, test digit span dan Coding test sebelum dan sesudah suplementasi. Menggunakan uji Anova dapat diungkapkan bahwa tidak ada perbedaan secara bermakna rata-rata hasil test konsentrasi belajar ketiga kelompok suplementasi sebelum perlakuan (p=0,05). Hal ini bisa dikatakan bahwa konsentrasi belajar ketiga kelompok pada awal suplementasi tidak berbeda secara bermakna. Kelompok Fe + asam folat sesudah suplementasi untuk test arithmetic, digit span dan Coding test mengalami kenaikan secara bermakna untuk uji t berpasangan. Kelompok Fe + asam folat + riboflavin sesudah suplementasi untuk test arithmetic, digit span dan Coding test juga mengalami kenaikan secara bermakna untuk uji t berpasangan. Kelompok placebo sesudah suplementasi untuk test arithmetic, digit span dan Coding test juga mengalami kenaikan secara bermakna untuk uji t berpasangan. Akan tetapi kenaikannya tidak sebesar pada kedua kelompok lain. Berdasarkan keseluruhan data (seluruh kelompok suplementasi) tidak terdapat perbedaan secara bermakna. Hasil uji Anova untuk test arithmetic, test digit span dan Coding test tidak terdapat perbedaan ini akibat adanya peningkatan konsentrasi belajar yang bermakna pada setiap kelompok, sehingga tidak terdapat pengaruh yang lebih besar pada satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Hal tersebut terjadi karena kadar
48

Pengaruh Anemia terhadap Konsentrasi Belajar ......... (Veni Indrawati)

hemoglobin sampel penelitian mendekati harga normal sehingga anemia yang diderita merupakan anemia dalam kondisi ringan. Suplementasi zat besi, asam folat dan riboflavin tidak banyak mempengaruhi kenaikan kadar hemoglobin dan konsentrasi belajar. Disamping itu absorpsi asupan masing-masing sampel penelitian yang tidak dilakukan test laboratorium juga mempengaruhinya. Konsentrasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, kedua faktor ini sangat mempengaruhi kondisi sampel penelitian. Menurut Thabrany, 1995 faktor internal yang mempengaruhi yaitu kurang sehat badan, sifat emosi mudah marah dan benci, masalah pribadi dengan orang tua, guru ataupun teman dan rasa bersalah yang menyebabkan sering melamun sehingga sulit berkonsentrasi. Faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu hal-hal yang bersumber dari luar antara lain suara gaduh, melihat orang berlalu lalang, teman yang mengajak bicara; fasilitas belajar, alat-alat yang diperlukan di meja belajar, kondisi meja, kursi/bangku, suhu kamar dari ruangan belajar dapat menyebabkan gangguan. Dalam penelitian ini tidak mengikut sertakan faktor-faktor internal maupun eksternal dan adanya keterbatasan kemampuan masing-masing individu sampel penelitian yang tidak melihat hasil belajar sebelum dilakukan suplementasi sehinga hasil yang didapatkan tidak bisa memberikan gambaran konsentrasi belajar yang sebenarnya. Kelompok suplementasi zat besi dan asam folat dapat meningkatkan kadar hemoglobin, karena asam folat dalam tubuh akan berkurang sehubungan dengan terbuangnya jaringan tubuh dan kurangnya kadar hemoglobin, asam folat juga berperan dalam hematopoiesis. Kelompok dengan suplementasi zat bei, asam folat dan riboflavin dapat meningkatkan kadar hemoglobin karena riboflavin dapat meningkatkan hematologi pada besi, disamping itu riboflavin mempunyai peranan penting dalam reaksi-reaksi oksidasi reduksi di dalam jaringan, umumnya terdapat dalam enzim. Enzim yang mengandung riboflavin membantu dalam metabolisme pada proses perubahan kimia dalam jaringan, maka bila terjadi kekurangan dapat mengganggu fungsi jaringan yang bersangkutan. Kelompok ini mengalami peningkatan konsentrasi belajar yang paling tinggi hal ini terjadi karena peningkatan penyerapan besi yang lebih tinggi dan peningkatan bioavilibilitas besi dalam tubuh, disamping itu riboflavin memfasilitasi transfer zat besi menembus permukaan mukosa usus.

Simpulan dan Saran


Dari hasil perhitungan statistik dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Tidak ada perbedaan konsentrasi belajar secara bermakna antara kelompok suplementasi Fe + asam folat, Fe + asam folat + riboflavin dan kelompok placebo. (2) Ada perbedaan konsentrasi belajar secara bermakna pada masing-masing kelompok sebelum dan sesudah suplementasi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan (1) Untuk penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar, (2) Untuk penelitian lebih lanjut dengan pengaruh suplementasi terhadap konsentrasi belajar dengan mengikut sertakan faktorfaktor internal dan eksternal yang mempengaruhi konsentrasi belajar, (3) Dihindari sampel yang memiliki kadar HB mendekati normal.

49

Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5, No.1, 2004: 43 50

Daftar Acuan
Ama Faisol. 1987. Pengaruh Anemia Gizi Terhadap Konsentrasi Dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Serta Cara Penanggulanganya. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XVII No. 3 hal. 160-164 Azwar Saifuddin. 1996. Psikologi Intelegensi. Pustaka Pelajar Offset. Yogyakarta. Ganong William F. 1990. Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa Adji Dharma. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. Jalal Fasli. 1998. Gizi Dan Kualitas Hidup: Agenda Perumusan Program Gizi Repelita VII Untuk Mendukung Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas. Widya Karya Pangan Dan gizi, Serpong hal 4. Ristrini. 1991. Anemia Akibat Kurang Zat Besi Keadaan, Masalah Dan Program Penanggulangannya. Medika No. 1 Tahun 17 hal 38-40. Sayogo Savitri dkk. 1995. Anemia Akibat Kurang zat Besi Keadaan, Masalah Dan Program Penanggulangannya. Medika No. 1 Tahun 17 hal. 38-40. Thabrany. 1995. Rahasia Sukses Belajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

50

Anda mungkin juga menyukai