Anda di halaman 1dari 36

Bunaken Marine Park, Sulawesi Utara

Seoul, 15th of September 2013

Tinjauan Umum Modul 3


Secara umum, Modul 3 akan membahas tentang penyusunan anggaran produk, penyusunan anggaran bahan baku, penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan penyusunan anggaran biaya overhead pabrik.

Modul 3 terdiri dari tiga kegiatan belajar: Kegiatan Belajar 1 Penyusunan Anggaran Produk; Kegiatan Belajar 2 Penyusunan Anggaran Bahan Baku; Kegiatan Belajar 3 Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik.
Setelah mempelajari Modul 3, diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian produksi dan anggaran biaya produksi; Menyusun anggaran produk dengan mengutamakan stabilitas produk dan/atau sediaan; Menyusun anggaran produk disesuaikan dengan keperluan manajemen; Menjelaskan anggaran bahan baku, elemen, dan tujuan penyusunannya; Menyusun anggaran bahan baku; Menjelaskan manfaat anggaran biaya tenaga kerja langsung; Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung; Menjelaskan pengertian, tujuan, rincian, dan faktor yang mempengaruhi anggaran biaya overhead pabrik; Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
2

Production & Product Cost


Produksi adalah proses mengolah produk, sedangkan produk adalah hasil produksi. Dalam penyusunan anggaran produk, produk diartikan dalam arti sempit, yaitu berupa produk, baik produk jadi maupun produk dalam proses. Anggaran biaya produksi adalah anggaran tentang produk, biaya produksi dibebankan, dan biaya produksi diperhitungkan, selama periode tertentu dari perusahaan. Biaya produksi atau harga pokok produksi adalah biaya pabrik ditambah harga pokok sediaan produk dalam proses awal atau harga pokok produk jadi, ditambah harga pokok sediaan produk dalam proses akhir. Biaya produksi biasanya terdapat dalam anggaran rugi-laba. Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik, meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya pabrik menjadi tanggung jawab manajer pabrik atau manajer produksi secara luas. Biaya bahan baku adalah bahan utama yang dipakai, dalam satuan uang. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah tenaga kerja langsung yang harus dibayar. Biaya overhead pabrik adalah biaya pabrik yang terjadi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produk atau harga pokok produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk yang diperoleh. Biaya produk biasanya terdapat dalam neraca.
3

Production & Product Cost


Biaya
Biaya Pabrik
Biaya Utama
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Biaya Penjualan Biaya Administrasi dan Umum

Biaya Usaha

Biaya Bukan Usaha

Biaya terdiri dari biaya bukan usaha, biaya usaha, dan biaya pabrik. Biaya bukan usaha adalah biaya sampingan usaha, bagi perusahaan bukan lembaga keuangan, seperti beban bunga. Biaya usaha adalah biaya kegiatan pokok perusahaan selain harga pokok barang terjual. Biaya usaha terdiri dari biaya penjualan (biaya yang terjadi untuk kepentingan penjualan produk utama) dan biaya administrasi dan umum (biaya usaha dikurangi biaya penjualan). Biaya penjualan menjadi tanggung jawab manajer penjualan atau manajer pemasaran secara luas, sedangkan biaya administrasi dan umum menjadi tanggung jawab manajer umum.
4

Production & Product Cost


Jualan Sediaan Produk Jadi Akhir Produk Siap Dijual Sediaan Produk Jadi Awal Produk Jadi Diproduksi Periode Ini Sediaan Produk dalam Proses Akhir Produk Dihasilkan Sediaan Produk dalam Proses Awal Produk Masuk Periode Ini 1000 unit 40 unit 1040 unit 60 unit 980 unit 70 unit 1050 unit 65 unit 985 unit

Jualan merupakan hasil ramalan jualan. Sediaan Produk Jadi Akhir merupakan produk jadi yang ada di gudang (inventory) pada periode sebelumnya. Produk Siap Dijual adalah jualan ditambah sediaan produk jadi akhir. Sediaan Produk Jadi Awal merupakan produk jadi yang akan dialokasikan untuk periode selanjutnya. Produk Jadi Diproduksi Periode ini adalah produk siap dijual dikurangi sediaan produk jadi awal. Sediaan Produk dalam Proses Akhir merupakan produk yang belum jadi (work in process). Produk Dihasilkan adalah produk jadi diproduksi periode ini ditambah sediaan produk dalam proses akhir. Sediaan Produk dalam Proses Awal merupakan produk yang belum jadi (work in process) yang dialokasikan untuk persediaan periode berikutnya. Produk Masuk Periode ini adalah produk dihasilkan dikurangi sediaan produk dalam proses awal. Untuk selanjutnya, sediaan produk dalam proses (awal dan akhir) diasumsikan tidak ada.
5

Product Budget
Dalam penyusunan anggaran produk, dapat dilakukan dalam empat cara: Mengutamakan Stabilitas Produk; Mengutamakan Stabilitas Sediaan; Mengutamakan Campuran antara Stabilitas Produk dan Stabilitas Sediaan; Menyesuaikan dengan Keperluan Manajemen.

Product Budget
Mengutamakan Stabilitas Produk Perusahaan yang mengutamakan stabilitas produk dalam penyusunan anggaran produk, tingkat sediaan dibiarkan berfluktuasi dengan syarat sediaan awal dan akhir sesuai dengan rencana semula, di sisi lain pola produk konstan. Satu Macam Produk Hasil Ramalan Jualan dalam 1 tahun = 182 dan dialokasikan untuk tiap triwulan sebagai berikut: 43 unit untuk triwulan I, 45 untuk yang kedua, serta 47 dan 47 untuk triwulan III dan IV. Direncanakan sediaan produk jadi akhir adalah 15 dan terdapat sediaan produk jadi awal 13 unit.
Keterangan Jualan Sediaan Akhir Produk Siap Dijual Sediaan Awal Produk I 43 unit 16 unit 59 unit 13 unit 46 unit Triwulan II III 45 unit 47 unit 17 unit 16 unit 62 unit 63 unit 16 unit 17 unit 46 unit 46 unit Setahun IV 47 unit 182 unit 15 unit 15 unit 62 unit 197 unit 16 unit 13 unit 46 unit 184 unit

Product Budget
Mengutamakan Stabilitas Produk Perusahaan yang mengutamakan stabilitas produk dalam penyusunan anggaran produk, tingkat sediaan dibiarkan berfluktuasi dengan syarat sediaan awal dan akhir sesuai dengan rencana semula, di sisi lain pola produk konstan. Lebih dari Satu Macam Produk Hasil Ramalan Jualan dalam 1 tahun per triwulan dan per produk adalah sebagai berikut:
Data Jualan dan I Jenis Kecap B M Kecap Sedang 14 7 Kecap Manis 9 4 Kecap Asin 6 3 Total I 29 14 T B 21 15 13 9 9 6 43 30 II M 8 4 3 15 T B 23 16 13 9 9 6 45 31 III M 8 5 3 16 T B 24 16 14 9 9 6 47 31 IV M 8 5 3 16 T 24 14 9 47 Satu Tahun B M T 61 31 92 36 18 54 24 12 36 121 61 182

Direncanakan sediaan produk jadi akhir adalah 15 dan terdapat sediaan produk jadi awal 10.
Keterangan Jualan Sediaan Akhir Produk Siap Dijual Sediaan Awal Produk I S 21 3 24 4 20 M 13 2 15 3 12 A 9 2 11 3 8 T 43 7 50 10 40 S 23 5 28 3 25 II III M A T S M A T S 13 9 45 24 14 9 47 24 3 3 11 6 3 4 13 7 16 12 56 30 17 13 60 31 2 2 7 5 3 3 11 6 14 10 49 25 14 10 49 25 IV M A 14 9 3 5 17 14 3 4 14 10 T 47 15 62 13 49 Setahun S M A T 92 54 36 182 7 3 5 15 99 57 41 197 4 3 3 10 95 54 38 187

Product Budget
Mengutamakan Stabilitas Sediaan Perusahaan yang mengutamakan stabilitas sediaan dalam penyusunan anggaran produk, tingkat sediaan dibuat stabil (konstan), artinya sediaan awal sama dengan sediaan akhir, di sisi lain pola produk dibiarkan berfluktuasi. Satu Macam Produk (Sediaan Awal dan Akhir Periode Sama). Hasil Ramalan Jualan dalam 1 tahun = 182 dan dialokasikan untuk tiap triwulan sebagai berikut: 43 unit untuk triwulan I, 45 untuk yang kedua, serta 47 dan 47 untuk triwulan III dan IV. Direncanakan sediaan produk jadi akhir adalah 10 dan terdapat sediaan produk jadi awal 10.
Keterangan Jualan Sediaan Akhir Produk Siap Dijual Sediaan Awal Produk I 43 unit 10 unit 53 unit 10 unit 43 unit Triwulan II III 45 unit 47 unit 10 unit 10 unit 55 unit 57 unit 10 unit 10 unit 45 unit 47 unit Setahun IV 47 unit 182 unit 10 unit 10 unit 57 unit 192 unit 10 unit 10 unit 47 unit 182 unit

Product Budget
Mengutamakan Stabilitas Sediaan Perusahaan yang mengutamakan stabilitas sediaan dalam penyusunan anggaran produk, tingkat sediaan dibuat stabil (konstan), artinya sediaan awal sama dengan sediaan akhir, di sisi lain pola produk dibiarkan berfluktuasi. Satu Macam Produk (Sediaan Awal dan Akhir Periode Tidak Sama). Hasil Ramalan Jualan dalam 1 tahun = 182 dan dialokasikan untuk tiap triwulan sebagai berikut: 43 unit untuk triwulan I, 45 untuk yang kedua, serta 47 dan 47 untuk triwulan III dan IV. Direncanakan sediaan produk jadi akhir adalah 13 dan terdapat sediaan produk jadi awal 10.
Keterangan Jualan Sediaan Akhir Produk Siap Dijual Sediaan Awal Produk I 43 unit 11 unit 54 unit 10 unit 44 unit Triwulan II III 45 unit 47 unit 11 unit 11 unit 56 unit 58 unit 11 unit 11 unit 45 unit 47 unit Setahun IV 47 unit 182 unit 13 unit 13 unit 60 unit 195 unit 11 unit 10 unit 49 unit 185 unit

10

Product Budget
Mengutamakan Stabilitas Sediaan Perusahaan yang mengutamakan stabilitas sediaan dalam penyusunan anggaran produk, tingkat sediaan dibuat stabil (konstan), artinya sediaan awal sama dengan sediaan akhir, di sisi lain pola produk dibiarkan berfluktuasi. Lebih dari Satu Macam Produk (Sediaan Awal dan Akhir Periode Tidak Sama). Hasil Ramalan Jualan dalam 1 tahun per triwulan dan per produk adalah sebagai berikut:
Data Jualan dan I Jenis Kecap B M Kecap Sedang 14 7 Kecap Manis 9 4 Kecap Asin 6 3 Total I 29 14 T B 21 15 13 9 9 6 43 30 II M 8 4 3 15 T B 23 16 13 9 9 6 45 31 III M 8 5 3 16 T B 24 16 14 9 9 6 47 31 IV M 8 5 3 16 T 24 14 9 47 Satu Tahun B M T 61 31 92 36 18 54 24 12 36 121 61 182

Direncanakan sediaan produk jadi akhir adalah 15 dan terdapat sediaan produk jadi awal 10.
Keterangan Jualan Sediaan Akhir Produk Siap Dijual Sediaan Awal Produk I S 21 5 26 4 22 M 13 3 16 3 13 A 9 3 12 3 9 T 43 11 54 10 44 S 23 5 28 5 23 II III M A T S M A T S 13 9 45 24 14 9 47 24 3 4 12 5 3 4 12 7 16 13 57 29 17 13 59 31 3 3 11 5 3 4 12 5 13 10 46 24 14 9 47 26 IV M A 14 9 3 5 17 14 3 4 14 10 T 47 15 62 12 50 Setahun S M A T 92 54 36 182 7 3 5 15 99 57 41 197 4 3 3 10 95 54 38 187

11

Product Budget
Mengutamakan Kombinasi Stabilitas Produk dengan Stabilitas Sediaan Perusahaan yang mengutamakan kombinasi stabilitas produk dengan stabilitas sediaan dalam penyusunan anggaran produk, ada kemungkinan suatu saat produk stabil dan pada saat yang lain sediaan yang stabil atau sebaliknya pada suatu saat tingkat produk berubah dan pada saat yang lain tingkat sediaan mengalami perubahan. Berubahnya tingkat produk dan tingkat sediaan biasanya diberi batasan minimal dan maksimal. Satu Macam Produk Hasil Ramalan Jualan dalam 1 tahun = 182 dan dialokasikan untuk tiap triwulan sebagai berikut: 43 unit untuk triwulan I, 45 untuk yang kedua, serta 47 dan 47 untuk triwulan III dan IV. Sediaan produk jadi minimal adalah 8 dan maksimal adalah 18. Produk minimal tiap triwulan adalah 40 dan maksimal adalah 60. Direncanakan sediaan produk jadi akhir adalah 13 dan terdapat sediaan produk jadi awal 10. Triwulan Keterangan Setahun I II III IV Jualan 43 unit 45 unit 47 unit 47 unit 182 unit Sediaan Akhir 11 unit 11 unit 11 unit 13 unit 13 unit Produk Siap Dijual 54 unit 56 unit 58 unit 60 unit 195 unit Sediaan Awal 10 unit 11 unit 11 unit 11 unit 10 unit 12 Produk 44 unit 45 unit 47 unit 49 unit 185 unit

Product Budget
Menyesuikan dengan Keperluan Manajemen Anggaran produk dapat juga disesuaikan dengan keperluan manajemen. Dalam hal ini manajemen dapat menentukan tingkat sediaan setiap periode. Hal ini dapat disebabkan karena manajemen ingin mengatur tingkat perputaran sediaan. Satu Macam Produk Hasil Ramalan Jualan dalam 1 tahun = 182 dan dialokasikan untuk tiap triwulan sebagai berikut: 43 unit untuk triwulan I, 45 untuk yang kedua, serta 47 dan 47 untuk triwulan III dan IV. Di setiap akhir triwulan, manajemen menetapkan sediaan akhir sebanyak 11, 12, 13, dan 13 unit. Sediaan produk jadi awal adalah sebanyak 10.
Keterangan Jualan Sediaan Akhir Produk Siap Dijual Sediaan Awal Produk I 43 unit 11 unit 54 unit 10 unit 44 unit Triwulan II III 45 unit 47 unit 12 unit 13 unit 57 unit 60 unit 11 unit 12 unit 46 unit 48 unit Setahun IV 47 unit 182 unit 13 unit 13 unit 60 unit 195 unit 13 unit 10 unit 47 unit 185 unit

13

Materials Cost
Bahan baku atau bahan baku langsung merupakan bahan yang berbentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relatif tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu. Misalnya produk kursi rotan bahan bakunya adalah rotan. Bahan pembantu merupakan bahan pelengkap yang melekat pada suatu produk. Bahan pembantu biasanya tidak mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relatif rendah dibandingkan dengan bahan baku. Misalnya produk kursi rotan bahan pembantunya antara lain: paku, lem kayu, dempul. Bahan baku pembantu termasuk ke dalam unsur biaya overhead pabrik.

14

Materials Budget
Tujuan penyusunan anggaran bahan baku antara lain: Dengan disusun anggaran bahan baku dapat diketahui kuantitas bahan baku yang dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan dibeli selama periode tertentu, sehingga dapat dijadi kan pedoman dalam memakai dan membeli bahan baku; Dengan anggaran bahan baku dapat diketahui harga bahan baku, sehingga dapat dijadikan pedoman harga beli bahan baku; Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada anggaran bahan baku, sehingga dapat diketahui kas yang disediakan untuk membeli bahan baku; Dalam penyusunan anggaran bahan baku terdapat biaya bahan baku dan biaya bahan baku merupakan salah satu unsur biaya pabrik, sehingga dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan biaya produksi; Secara keseluruhan, dengan anggaran bahan baku dimaksudkan untuk menjaga kelancaran produksi.

15

Materials Budget
Harga pokok bahan baku meliputi harga beli bahan baku dan ongkos untuk memperoleh bahan baku, seperti: ongkos perjalanan dan angkut bahan baku, ongkos bongkar muat bahan baku, ongkos dokumen bahan baku, dan ongkos bahan baku lainnya. Ada beberapa elemen yang terdapat dalam penyusunan anggaran bahan baku, yaitu: biaya bahan baku, sediaan bahan baku, bahan baku siap dipakai, dan belian bahan baku. Dasar dalam penyusunan anggaran bahan baku bersumber dari anggaran produksi, rencana persediaan bahan baku, dan standar bahan baku dipakai.

16

Materials Budget
Formula yang dipergunakan untuk menyusun anggaran bahan baku adalah sebagai berikut: Belian bahan baku: xx unit @ Rp yy = Rp xxyy Sediaan bahan baku awal xx unit @ Rp yy = Rp xxyy Bahan baku tersedia xx unit @ Rp yy = Rp xxyy Sediaan bahan baku akhir xx unit @ Rp yy = Rp xxyy Bahan baku dipakai xx unit @ Rp yy = Rp xxyy Misalkan anggaran produk untuk periode depan adalan 182 unit. Standar bahan baku dipakai per unit produk adalah 2 ons. Standar harga bahan baku per ons adalah Rp 160,00. Rencana sediaan bahan baku akhir adalah 65 ons, dan sediaan bahan baku awal adalah 26 ons.
Keterangan Dalam Ons Harga per Ons Belian Bahan Baku 403 ons Rp 160.00 Sediaan Bahan Baku Awal 26 ons Rp 160.00 Bahan Baku Tersedia 429 ons Rp 160.00 Sediaan Bahan Baku Akhir 65 ons Rp 160.00 Bahan Baku Dipakai 364 ons Rp 160.00 Dalam Rupiah Rp 64,480.00 Rp 4,160.00 Rp 68,640.00 Rp 10,400.00 Rp 58,240.00

17

Materials Budget
1. Standar Bahan Baku Dipakai a. Kuantitas Standar Bahan Baku Kuantitas standar bahan baku adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi suatu unit tertentu. Penentuan standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk, maupun mutunya. Dari spesifikasi ini kemudian dibuat kartu bahan baku yang berisi spesifikasi dan jumlah tiap-tiap jenis bahan baku yang akan diolah menjadi produk jadi.

Misalnya untuk memproduksi kecap diperlukan bahan baku berupa kedelai dan gula merah.
Produk Kedelai Gula Merah Kecap Sedang 2 ons 2 ons Kecap Manis 1 ons 3 ons Kecap Asin 2 ons 1 ons

18

Materials Budget
1. Standar Bahan Baku Dipakai b. Harga Standar Bahan Baku Harga standar bahan baku adalah taksiran harga per unit bahan baku. Harga standar ini umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog atau informasi sejenis dan informasi lain yang tersedia dan berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa yang akan datang. Disamping itu, harus mempertimbangkan harga beli bahan baku dan ongkos untuk memperoleh bahan baku, seperti: ongkos perjalanan dan angkut bahan baku, ongkos bongkar muat bahan baku, ongkos dokumen bahan baku, dan ongkos bahan baku lainnya.
Ongkos Kuantitas Biaya per Ons Harga Beli Kedelai 10000 ons Rp 90.00 Ongkos Angkut Potongan Harga Pokok Kedelai Total Rp 900,000.00 Rp 190,000.00 Rp (90,000.00) Rp 1,000,000.00

Harga standar bahan baku kedelai adalah: Rp 1.000.000 : 10.000 ons = Rp 100,00 per ons.

19

Materials Budget
1. Standar Bahan Baku Dipakai c. Standar Bahan Baku Dipakai
Kuantitas Kecap Sedang 2 ons Kecap Manis 1 ons Kecap Asin 2 ons Jenis Kecap Kedelai Gula Merah Biaya Bahan Baku per UnitProduk Harga Jumlah Kuantitas Harga Jumlah Rp 100.00 Rp 200.00 2 ons Rp 60.00 Rp 120.00 Rp 320.00 Rp 100.00 Rp 100.00 3 ons Rp 60.00 Rp 180.00 Rp 280.00 Rp 100.00 Rp 200.00 1 ons Rp 60.00 Rp 60.00 Rp 260.00

20

Materials Budget
2. Anggaran Bahan Baku Dipakai a. Anggaran Bahan Baku Dipakai dalam unit (satuan) Anggaran bahan baku dipakai dalam unit (satuan) barang disusun berdasarkan anggaran produksi ditambah dengan data standar bahan baku dipakai.
Triwulan Jenis Kecap Kedelai Produksi Standar 22 2 ons 13 1 ons 9 2 ons 44 23 2 ons 13 1 ons 10 2 ons 46 24 2 ons 14 1 ons 9 2 ons 47 26 2 ons 14 1 ons 10 2 ons 50 Jumlah 44 ons 13 ons 18 ons 75 ons 46 ons 13 ons 20 ons 79 ons 48 ons 14 ons 18 ons 80 ons 52 ons 14 ons 20 ons 86 ons 320 ons Gula Merah Produksi Standar Jumlah 22 2 ons 44 ons 13 3 ons 39 ons 9 1 ons 9 ons 44 92 ons 23 2 ons 46 ons 13 3 ons 39 ons 10 1 ons 10 ons 46 95 ons 24 2 ons 48 ons 14 3 ons 42 ons 9 1 ons 9 ons 47 99 ons 26 2 ons 52 ons 14 3 ons 42 ons 10 1 ons 10 ons 50 104 ons 390 ons

II

III

IV

Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Jumlah Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Jumlah Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Jumlah Kecap sedang Kecap manis Kecap asin Jumlah Satu Tahun

21

Materials Budget
2. Anggaran Bahan Baku Dipakai b. Anggaran Biaya Bahan Baku Anggaran biaya bahan baku merupakan anggaran bahan baku dipakai dalam satuan uang. Anggaran biaya bahan baku: anggaran bahan baku dipakai dalam unit dikali dengan standar harga bahan baku.
Triwulan I II III IV Satu Tahun Standar 75 ons 79 ons 80 ons 86 ons 320 ons Kedelai Harga Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 100.00 Biaya 7,500.00 7,900.00 8,000.00 8,600.00 32,000.00 Standar 92 ons 95 ons 99 ons 104 ons 390 ons Gula Merah Harga Rp 60.00 Rp Rp 60.00 Rp Rp 60.00 Rp Rp 60.00 Rp Rp 60.00 Rp Biaya 5,520.00 5,700.00 5,940.00 6,240.00 23,400.00 Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 13,020.00 Rp 13,600.00 Rp 13,940.00 Rp 14,840.00 Rp 55,400.00

Rp Rp Rp Rp Rp

22

Materials Budget
3. Anggaran Sediaan Bahan Baku Anggaran sediaan bahan baku awal periode merupakan sediaan bahan baku akhir periode sekarang. Sedangkan untuk menentukan sediaan bahan baku akhir dapat digunakan formula sebagai berikut:

BBB Sediaan Bahan Baku Awal 2 SBBA Kedelai 10 ons Rp 100.00 Rp 1,000.00 TPSBB Gula Merah 15 ons Rp 60.00 Rp 900.00 SBB : Sediaan Bahan Baku Akhir BBB : Biaya Bahan Baku SBBA : Sediaan Bahan Baku Awal TPSBB : Tingkat Perputaran Sediaan Bahan Baku SBB
Misalkan manajemen menerapkan tingkat perputaran bahan baku 8 kali.
Triwulan I II III IV Satu Tahun Rp Rp Rp Rp Rp Biaya 875.00 1,100.00 900.00 1,250.00 4,125.00 Kedelai Harga Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 100.00 Rp 100.00 Dalam Ons 8.75 ons 11.00 ons 9.00 ons 12.50 ons 41.25 ons Biaya Rp 480.00 Rp 945.00 Rp 540.00 Rp 1,020.00 Rp 2,985.00 Gula Merah Harga Rp 60.00 Rp 60.00 Rp 60.00 Rp 60.00 Rp 60.00 Dalam Ons 8.00 ons 15.75 ons 9.00 ons 17.00 ons 49.75 ons Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp 1,355.00 2,045.00 1,440.00 2,270.00 7,110.00
23

Materials Budget
4. Anggaran Belian Bahan Baku Belian bahan baku adalah sediaan bahan baku akhir ditambah biaya bahan baku dikurangi sediaan bahan baku awal.
Keterangan Biaya Bahan Baku Dipakai Kedelai Gula Merah Jumlah Sediaan Akhir Bahan Baku Kedelai Gula Merah Jumlah Bahan Baku Tersedia Kedelai Gula Merah Jumlah Sediaan Awal Bahan Baku Kedelai Gula Merah Jumlah Belian Bahan Baku Kedelai Gula Merah Jumlah Triwulan I Ons Rp Ons Triwulan II Rp Triwulan III Ons Rp Triwulan IV Ons Rp Ons Setahun Rp Rp 32,000.00 Rp 23,400.00 Rp 55,400.00

75.00 ons Rp 7,500.00 79.00 ons Rp 7,900.00 80.00 ons Rp 8,000.00 86.00 ons Rp 8,600.00 320.00 ons 92.00 ons Rp 5,520.00 95.00 ons Rp 5,700.00 99.00 ons Rp 5,940.00 104.00 ons Rp 6,240.00 390.00 ons 167.00 ons Rp 13,020.00 174.00 ons Rp 13,600.00 179.00 ons Rp 13,940.00 190.00 ons Rp 14,840.00 710.00 ons

8.75 ons 8.00 ons 16.75 ons

Rp 875.00 Rp 480.00 Rp 1,355.00

11.00 ons 15.75 ons 26.75 ons

Rp 1,100.00 Rp 945.00 Rp 2,045.00

9.00 ons 9.00 ons 18.00 ons

Rp 900.00 Rp 540.00 Rp 1,440.00

12.50 ons 17.00 ons 29.50 ons

Rp 1,250.00 Rp 1,020.00 Rp 2,270.00

12.50 ons 17.00 ons 29.50 ons

Rp 1,250.00 Rp 1,020.00 Rp 2,270.00

83.75 ons Rp 8,375.00 90.00 ons Rp 9,000.00 89.00 ons Rp 8,900.00 98.50 ons Rp 9,850.00 332.50 ons 100.00 ons Rp 6,000.00 110.75 ons Rp 6,645.00 108.00 ons Rp 6,480.00 121.00 ons Rp 7,260.00 407.00 ons 183.75 ons Rp 14,375.00 200.75 ons Rp 15,645.00 197.00 ons Rp 15,380.00 219.50 ons Rp 17,110.00 739.50 ons

Rp 33,250.00 Rp 24,420.00 Rp 57,670.00

10.00 ons 15.00 ons 25.00 ons

Rp 1,000.00 Rp 900.00 Rp 1,900.00

8.75 ons 8.00 ons 16.75 ons

Rp 875.00 Rp 480.00 Rp 1,355.00

11.00 ons 15.75 ons 26.75 ons

Rp 1,100.00 Rp 945.00 Rp 2,045.00

9.00 ons 9.00 ons 18.00 ons

Rp 900.00 Rp 540.00 Rp 1,440.00

10.00 ons 15.00 ons 25.00 ons

Rp 1,000.00 Rp 900.00 Rp 1,900.00

73.75 ons Rp 7,375.00 81.25 ons Rp 8,125.00 78.00 ons Rp 7,800.00 89.50 ons Rp 8,950.00 322.50 ons 85.00 ons Rp 5,100.00 102.75 ons Rp 6,165.00 92.25 ons Rp 5,535.00 112.00 ons Rp 6,720.00 392.00 ons 158.75 ons Rp 12,475.00 184.00 ons Rp 14,290.00 170.25 ons Rp 13,335.00 201.50 ons Rp 15,670.00 714.50 ons

Rp 32,250.00 Rp 23,520.00 Rp 55,770.00

24

Materials Budget
5. Laporan Belian Bahan Baku
Keterangan Kedelai Gula Merah Jumlah Anggaran Realisasi Bulan Ini Realisasi Sampai Bulan Ini Ons Rp Ons Rp Ons % Rp % 73.75 ons Rp 7,375.00 24.00 ons Rp 2,280.00 49.00 ons 66.44% Rp 4,780.00 64.81% 85.00 ons Rp 5,100.00 26.00 ons Rp 1,560.00 53.00 ons 62.35% Rp 3,207.00 62.88% 158.75 ons Rp 12,475.00 50.00 ons Rp 3,840.00 102.00 ons 64.25% Rp 7,987.00 64.02%

25

Labor Cost
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk. Misalnya untuk perusahaan yang memproduksi kursi rotan, tenaga kerja langsung adalah: tukang potong rotan, tukang ukur, tukang rakit, tukang ketam, tukang warna, dan lain sebagainya Upah tenaga kerja langsung disebut biaya tenaga kerja langsung. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang ikut membantu proses produksi, seperti mandor, manajer produksi, penyelia, dsb. Upah tenaga kerja tidak langsung disebut biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan salah satu bagian dari biaya overhead pabrik. Tenaga kerja pemelihara alat produksi merupana tenaga manusia yang bertugas untuk memelihara (maintenance) alat-alat produksi. Misalnya montir, mekanik. Biaya tenaga kerja pemelihara merupakan salah satu bagian dari biaya overhead pabrik.

26

Direct Labor Cost Budget


Faktor yang mempengaruhi anggaran biaya tenaga kerja langsung: Produk yang dianggarkan; Sebelum menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung, terlebih dahulu disusun anggaran produk. Semakin besar produk yang dianggarkan semakin besar biaya tenaga kerja langsung. Standar jam tenaga kerja langsung; Semakin tinggi standar jam tenaga kerja langsung yang ditentukan semakin besar anggaran biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan. Standar tarif upah tenaga kerja langsung. Semakin tinggi standar tarif upah tenaga kerja langsung semakin besar anggaran biaya tenaga kerja langsung., begitu pula sebaliknya. Manfaat menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung: Anggaran biaya tenaga kerja langsung bermanfaat untuk menentukan harga pokok produk dan besarnya biaya pabrik; Dengan dikatehui anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat dianggarkan kas yang disediakan untuk membayar tenaga kerja langsung pada suatu periode tertentu.

27

Direct Labor Cost Budget


1. Standar Tenaga Kerja Langsung Standar tenaga kerja langsung terdiri dari standar jam tenaga kerja langsung dan standar tarif upah tenaga kerja langsung. Standar jam tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan cara: Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu; Mencoba jalan operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan; Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu; Mengadakan taksiran yang wajar; Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja yang tidak bisa dihindari, dan faktor kelelahan. Standar tarif upah tenaga kerja dapat ditentukan atas dasar: Perjanjian dengan organisasi karyawan; Data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata; Perhitungan tarif upah dalam operasi normal. Misalkan standar waktu untuk membuat satu botol kecap adalah 6 menit dan standar tarif upa tenaga keja langsung adalah Rp 500/jam. Maka, standar tenaga kerja langsung untuk m membuat satu botol kecap adalah 0.1 jam x Rp 500/jam = Rp 50.
28

Direct Labor Cost Budget


2. Anggaran Jam Tenaga Kerja Langsung Terpakai Formula untuk menyusun anggaran jam tenaga kerja langsung terpakai adalah: JTKLT = P X SJTKL JTKLT : Jam tenaga kerja langsung terpakai P : Produk jadi yang dihasilkan SJTKL : Standar jam tenaga kerja langsung

Triwulan I II III IV Setahun

P 22 23 24 26 95

Kecap Sedang SJTKL JTKLT .1 jam 2.2 jam .1 jam 2.3 jam .1 jam 2.4 jam .1 jam 2.6 jam .1 jam 9.5 jam

P 13 13 14 14 54

Kecap Manis SJTKL JTKLT .1 jam 1.3 jam .1 jam 1.3 jam .1 jam 1.4 jam .1 jam 1.4 jam .1 jam 5.4 jam

P 9 10 9 10 38

Kecap Manis SJTKL JTKLT .1 jam .9 jam .1 jam 1.0 jam .1 jam .9 jam .1 jam 1.0 jam .1 jam 3.8 jam

Total 4.4 jam 4.6 jam 4.7 jam 5.0 jam 18.7 jam

29

Direct Labor Cost Budget


3. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Formula untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah: BTKL = JTKLT X SUTKL BTKL : Biaya tenaga kerja langsung JTKLT : Jam tenaga kerja langsung terpakai SUTKL : Standar upah tenaga kerja langsung Misalkan standar upah tenaga kerja langsung adalah Rp 500,00 per jam.
Triwulan I II III IV Setahun P 22 23 24 26 95 Kecap Sedang JTKLT BTKL 2.2 jam Rp 1,100.00 2.3 jam Rp 1,150.00 2.4 jam Rp 1,200.00 2.6 jam Rp 1,300.00 9.5 jam Rp 4,750.00 P 13 13 14 14 54 Kecap Manis JTKLT BTKL 1.3 jam Rp 650.00 1.3 jam Rp 650.00 1.4 jam Rp 700.00 1.4 jam Rp 700.00 5.4 jam Rp 2,700.00 P 9 10 9 10 38 Kecap Manis JTKLT BTKL .9 jam Rp 450.00 1.0 jam Rp 500.00 .9 jam Rp 450.00 1.0 jam Rp 500.00 3.8 jam Rp 1,900.00 Total Rp 2,200.00 Rp 2,300.00 Rp 2,350.00 Rp 2,500.00 Rp 9,350.00

30

Overhead Cost Budget


Biaya overhead pabrik merupakan biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi biaya overhead variabel dan tetap. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi, sedangkan biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh volume produksi. Tujuan menyusun anggaran biaya overhead pabrik: 1. Menentukan jumlah biaya pabrik; 2. Menentukan harga pokok produk; 3. Menyiapkan pembayaran biaya overhead pabrik tunai agar produksi lancar.

31

Overhead Cost Budget


Rincian biaya overhead pabrik: 1. Biaya bahan pembantu; Bahan pambantu adalah bahan pelengkap yang melekat pada suatu produk. 2. Biaya pernik pabrik; Pernik pabrik adalah bahan pernik (hal-hal kecil) yang dipakai untuk keperluan di pabrik. 3. Biaya tenaga kerja tidak langsung; Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang ikut membantu proses produksi 4. Biaya pemeliharaan pabrik; Biaya pemeliharaan pabrik merupakan biaya untuk kepentingan pemeliharaan pabrik, seperti: biaya suku cadang/sparepart, biaya alat pembersih, dan biaya tenaga kerja pemeliharaan pabrik. 5. Biaya depresiasi pabrik; Biaya depresiasi pabrik adala biaya penyusutan alat dan bangunan pabrik yang biasanya disusutkan (menyusut) tiap periode. 6. Biaya overhead pabrik lainnya. Misalnya: biaya utilisasi (listrik, air), biaya komunikasi (internet, telepon), biaya pajak bumi dan bangunan, dan biaya asuransi pabrik.
32

Overhead Cost Budget


Faktor yang mempengaruhi anggaran biaya overhead pabrik: 1. Biaya bahan pembantu dipengaruhi anggaran produk dan harga bahan pembantu per unit; 2. Biaya pernik pabrik disamping dipengaruhi oleh anggaran produk juga dipengaruhi oleh harga bahan pernik tersebut; 3. Biaya tenaga kerja tidak langsung dipengaruhi oleh upah yang ditentukan dan banyaknya tenaga kerja tidak langsung yang dipakai; 4. Biaya pemeliharaan pabrik dipengaruhi oleh luas pabrik, banyaknya alat pabrik yang digunakan, banyaknya tenaga kerja yang dipakai, upah tenaga kerja pemeliharaan pabrik; 5. Biaya depresiasi pabrik dipengaruhi oleh banyak dan luas bangunan, harga bangunan, alat yang dipakai, serta metode depresiasi yang dipakai; 6. Biaya overhead lainnya: biaya listrik, air, telepon, dsb. dipengaruhi oleh banyaknya pemakaian dan besarnya tarif listrik, air, dan telepon.

33

Overhead Cost Budget


Contoh anggaran biaya overhead pabrik:
Unsur Biaya Overhead Pabrik Bahan Pembantu Pernik Pabrik Tenaga Kerja Tidak Langsung Pemeliharaan Pabrik Listrik Pabrik Depresiasi Pabrik Asuransi Pabrik Lain-lain Jumlah BOP Variabel per unit per jam Rp 20.00 Rp 200.00 Rp 5.00 Rp 50.00 Rp 30.00 Rp 300.00 Rp 4.00 Rp 40.00 Rp 5.00 Rp 50.00 Rp Rp Rp 2.00 Rp 20.00 Rp 2.00 Rp 20.00 Rp 68.00 Rp 680.00 Total Rp 4,000.00 Rp 1,000.00 Rp 6,000.00 Rp 800.00 Rp 1,000.00 Rp Rp 400.00 Rp 400.00 Rp 13,600.00 BOP Tetap per unit per jam Rp Rp Rp Rp Rp 5.00 Rp 50.00 Rp 1.00 Rp 10.00 Rp 10.00 Rp 100.00 Rp 10.00 Rp 100.00 Rp 3.00 Rp 30.00 Rp 3.00 Rp 30.00 Rp 32.00 Rp 320.00 BOP Total Rp 4,000.00 Rp 1,000.00 Rp 7,000.00 Rp 1,000.00 Rp 3,000.00 Rp 2,000.00 Rp 1,000.00 Rp 1,000.00 Rp 20,000.00

34

Product Cost
Standar harga pokok produk (Kecap Sedang):

Unsur Harga Pokok Produk Bahan Baku Kedelai Gula Merah Tenaga Kerja Langsung Overhead Pabrik Variabel Overhead Pabrik Tetap Harga Pokok per Botol 2 ons @ Rp 100,00 2 ons @ Rp 60,00 0.1 jam @ Rp 500,00 0.1 jam @ Rp 680,00 0.1 jam @ Rp 320,00

Metode Harga Pokok Penuh Rp Rp Rp Rp Rp Rp 200.00 120.00 50.00 68.00 32.00 470.00

Metode Harga Pokok Variabel Rp Rp Rp Rp Rp Rp 200.00 120.00 50.00 68.00 438.00

Apabila manajemen menginginkan margin sebesar Rp 262,00, maka harga jual per botol adalah: Harga pokok per botol + Margin = Rp 438,00 + Rp 262,00 = RP 700,00 *Menggunakan metode harga pokok variabel

35

Terima Kasih

Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Keempat

Bunaken Marine Park, Sulawesi Utara

Seoul, 15th of September 2013

Anda mungkin juga menyukai