Anda di halaman 1dari 19

TINEA VERSICOLOR

I. Latar Belakang Infeksi jamur kulit cukup banyak di temukan di Indonesia, yang merupakan negara tropis beriklim panas dan lembab, apalagi bila higiene juga kurang sempurna. Penyakit jamur kulit atau dermatomikosis adalah penyakit pada kulit, kuku, rambut, dan mukosa yang disebabkan infeksi jamur. Pada umumnya golongan penyakit ini dibagi atas infeksi superfisial, infeksi kutan, dan infeksi subkutan. Infeksi superfisial yang paling sering ditemukan adalah pityriasis versikolor. Yang termasuk dengan infeksi kutan adalah dermatofitosis dan kandidosis kutis. Infeksi subkutan yang kadang-kadang ditemukan adalah sporotrikosis, fikomikosis subkutan, aktinomikosis, dan kromomikosis. Diantara penyakit jamur superfisial yang sering dijumpai di Indonesia salah satunya adalah pityriasis versikolor. Pada penyakit kulit karena infeksi jamur superfisial, seseorang terkena penyakit tersebut oleh karena kontak langsung dengan benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh jamur atau kontak langsung dengan penderita. Infeksi jamur yang non dermatofitosis salah satunya pityriasis versikolor yang disebabkan oleh jamur malassezia.

II. Epidemiologi Pityriasis versikolor lebih sering terjadi di daerah tropis dan mempunyai kelembaban tinggi. !alaupun kelainan kulit lebih terlihat pada orang berkulit gelap, namun angka kejadian pityriasis versikolor sama di semua ras. "eberapa penelitian mengemukakan angka kejadian pada pria dan #anita dalam jumlah yang seimbang. Di $merika %erikat, penyakit ini banyak ditemukan pada usia &-'( tahun, dimana kelenjar sebasea )kelenjar minyak* lebih aktif bekerja. $ngka kejadian sebelum pubertas atau setelah usia +& tahun jarang ditemukan.' Pityriasis versikolor terdistribusi ke seluruh dunia, tetapi pada daerah tropis dan daerah subtropis. Didaerah tropis insiden dilaporkan sebanyak

TINEA VERSICOLOR

(,-, sedangkan pada daerah yang lebih dingin angka insiden lebih rendah, sekitar .- pasien mengunjungi dermatologis. Di Inggris, insiden dilaporkan sekitar ,,&- sampai - diantara penyakit kulit. Pityriasis versikolor kebanyakan menyerang orang muda. /rup umur yang terkena '&-., tahun pada pria dan ',-'& pada #anita. ' Penyakit ini menyerang semua ras, tidak terdapat perbedaan frekuensi pada laki-laki dan perempuan, namun beberapa pendapat mengatakan bah#a rasio antara laki-laki dan perempuan adalah .0', menyerang semua umur terutama de#asa muda, sedangkan umur kurang dari sebum yang rendah. ' tahun sangat jarang di temukan M. furfur, hal ini disebabkan pada anak-anak terdapat produksi

"agan, Distribusi pityriasis versicolor menurut usia.

Pitiriasis versikolor biasanya terjadi pada orang de#asa muda, khususnya pada orang-orang yang selalu berkeringat dan jarang mandi, kadang-kadang terlihat pada anak-anak. Pada sebuah studi, prevalensi tertinggi terlihat pada pasien dengan umur antara 1-'( tahun. %isi predileksi terjadi pada daerah sternalis dan bagian dada, abdomen, punggung dan

TINEA VERSICOLOR

kadang-kadang

pada

daerah

intertriginosa

seperti

daerah

lipatan

inframammae, selangkangan dan aksila. '

Table distribusi lokasi tinea versicolor pada tubuh.

Di 2%3P Dr.!ahidin %udirohusodo,4akassar peride tahun 55& 6 557, pitiriasis versicolor merupakan penyakit jamur superfisial yang terbanyak setelah tinea kruris yaitu sebanyak .,,.&-.'

TINEA VERSICOLOR

III. Definisi Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh 4alasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah penyakit kronis yang ditandai oleh bercak putih sampai coklat yang bersisik. 8elainan ini umumnya menyerang badan dan kadang- kadang terlihat di ketiak, sela paha,tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala. 9ama lainnya adalah tinea versikolor atau panu. ' Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi disebabkan oleh 4alasezia furfur dan pityrosporum orbiculare. Infeksi ini bersifat menahun, ringan, dan biasanya tanpa peradangan. Pityriasis versikolor ini mengenai muka, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha, dan lipatan paha. ' Pityriasis versikolor adalah infeksi jamur supervisial yang ditandai dengan adanya makula dikulit, skuama halus disertai rasa gatal. .

IV. Etiologi :inea versikolor disebabkan oleh jamur lipofilik yang merupakan flora normal kulit dikenal dengan genus Malassezia. 8ondisi patogen terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan hubungan antara hospes dengan jamur sebagai flora normal kulit. (

/ambar 4alassezia furfur

TINEA VERSICOLOR

8ingdom Phylum <lass >rder ;amily /enus .

0 ;ungi 0 "asidiomycota 0 =ymenomycetes 0 :remellales 0 ;ilobasidiaceae 0 4alassezia

Dari hasil studi morfologi dan biologi molekuler, hingga tahun ',,1 telah berhasil diidentifikasi sebanyak . spesies dari genus Malassezia. %eluruh spesies yang ada dapat menyebabkan terjadinya tinea versikolor dengan spesies Malassezia globosa menjadi penyebab terbanyak dari terjadinya kasus tinea versikolor. (

:abel . $nggota dari genus Malassezia

TINEA VERSICOLOR

V. aktor !redisposisi %uhu yang tinggi, kulit berminyak, hiperhidrosis, faktor herediter, pengobatan dengan glukokortikoid, dan defisiensi imun. Pemakaian minyak seperti minyak kelapa merupakan predisposisi terjadinya Pityriasis versikolor pada anak-anak .& ;aktor predisposisi lain adalah & . Pengangkatan glandula adrenal '. Penyakit <ushing .. 8ehamilan (. 4alnutrisi &. ?uka bakar +. :erapi steroid 1. %upresi sistem imun 7. 8ontrasepsi oral 5. %uhu Panas ,. 8elembapan VI. !atogenesis Pityrosporum ovale dan Pityrosporum orbiculare merupakan saprofit normal pada kulit manusia dengan sifat lipofilik dan tergantung pada kondisi lemak pada kulit seseorang. %elama jamur ini masih dalam bentuk ragi maka kulit akan tetap seperti biasa atau normal. Dengan adanya faktor-faktor predisposisi yaitu faktor eksogen dan endogen maka jamur akan cepat bermultiplikasi dan berubah bentuk. @amur mengalami transformasi dari bentuk ragi ke bentuk hifa yang disebut M. furfur, dimana bentuk ini akan berubah sifat dari flora normal menjadi patogen, yang didapatkan pada skuama dari lesi tinea versikolor. M. furfur mampu mempertahankan bentuk #alaupun dalam keadaan dorman dan mampu mempererat ikatan antara sel keratinosit sehingga berbentuk akumulasi skuama.+,1 Dengan proses biosintesa, lipoperoksidase dari jamur yang terdapat dalam kulit yang mengandung lemak )sebum* akan menghasilkan asam

TINEA VERSICOLOR

dikarboksilat, utamanya azelaic acid yang diketahui bersifat toksik terhadap melanosit, yaitu menimbulkan kerusakan pada melanosit, hancurnya melanosom dan menghambat enzym tyrosinase, degenerasi mitokondria sehingga pada kulit tersebut akan nampak gambaran hipopigmentasi. 4engecilnya melanosom dan akumulasi dari sel-sel jamur pada permukaan kulit sehingga menghalangi sinar ultraviolet juga menyebabkan terjadinya hipopigmentasi. +,1 $danya infeksi dari Malassezia sp. dapat memicu terjadinya reaksi inflamasi berupa peningkatan sel radang pada kulit yang terinfeksi disertai pelepasan mediator sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi kapiler. =al ini menyebabkan hiperemi pada lesi yang memberikan gambaran makula eritematosa. %elanjutnya peningkatan sel-sel inflamasi pada lesi menstimulus melanosit untuk meningkatkan produksi pigmen, meningkatkan ukuran melanosom, dan perubahan distribusi melanosom menyebabkan terjadinya lesi yang memberikan gambaran hiperpigmentasi. Peningkatan ketebalan dari keratin dan stratum korneum juga turut serta memberikan gambaran hipopigmentasi. +,1

VII. "anifestasi #linis Daerah kulit yang sering terlibat adalah bagian tubuh, punggung, perut, dan ekstremitas proksimal. !ajah, kulit kepala, dan alat kelamin umumnya kurang terlibat.7 "iasanya timbul makula dalam berbagai ukuran dan #arna. !arna setiap lesi bervariasi dari hampir putih sampai coklat kemerahan atau ber#arna coklat kekuningan dengan kata lain terlihat sebagai bercak-bercak ber#arna#arni. 7 ?esi berbentuk tidak teratur sampai teratur, berbatas jelas sampai difus, ditutupi sisik halus dengan rasa gatal )ringan*, atau asimtomatik )tanpa gejala atau tanpa keluhan*, dan hanya gangguan kosmetik saja. Pasien sering melaporkan bah#a lesi kulit yang terlibat tidak menjadi gelap seperti kulit

TINEA VERSICOLOR

pada bagian tubuh yang lain di musim panas. 8eluhan gatal, meskipun ringan, merupakan salah satu alasan penderita datang berobat. 7

/ambar Pityriasis versicolor menunjukkan lesi hiperpigmentasi dalam lesi 8aukasia )kiri* dan hipopigmentasi dalam $borijin $ustralia )kanan*. Berbagai Bent$k Tinea Versikolor Bent$k % &Bent$k In'erse( "entuk inverse dari tinea versikolor adalah dimana kondisi ini memiliki distribusi yang berbeda sepenuhnya, melibatkan daerah lipatan kulit, #ajah, atau area ekstremitas yang terpisah. "entuk tinea versikolor ini lebih sering terlihat pada pasien yang mengalami gangguan imunitas. 7 Bent$k ) &Bent$k olik$litis( "entuk folikulitis infeksi M furfur pada kulit melibatkan folikel rambut. 8ondisi ini secara khas berlokasi di punggung, dada, dan anggota gerak tubuh, meliputi tangan dan kaki. "entuk ini secara klinis sulit dibedakan dengan folikulitis bakteria. /ambaran Pityrosporum folliculitis adalah perifollicular, pustul atau papula eritematosa. ;aktor predisposisi meliputi diabetes, kelembaban yang tinggi, terapi antibiotik atau steroid, dan terapi immunosupresan. 7

TINEA VERSICOLOR

Bent$k * &Bent$k !ap$lo+sk$ama( /ambaran klinis pada bentuk ini berupa papul peradangan yang tegas, ' 6 . mm, monomorfik, merah-coklat. Pada bentuk ini tidak selalu ditemukan skuama halus ber#arna putih. ?esi biasanya ditemukan pada tubuh dan tidak menunjukkan gejala. %ecara histologi, ruam tidak hanya menunjukkan hifa jamur dan spora dalam stratum korneum, tetapi juga ditemukan gambaran dermatitis pada lapisan dermis superfisial. 7

VIII. !emeriksaan !en$n,ang $da beberapa modalitas yang sering digunakan sebagai pemeriksaan penunjang bagi menegakkan diagnosis pityriasis versicolor, antaranya adalah 0 * ?ampu !ood

<ara untuk melakukan pemeriksaan ini adalah pemeriksaan dilakukan di ruang yang gelap atau lampu dimatikan. @arak lampu dari lesi sekitar (-+ inci. 8ulit yang akan diperiksa dibasuh dulu sebelum pemeriksaan karena efek deodorant, bedak atau minyak mungkin akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. @ika di lesi terdapat 4alassezia furfur, akan memberikan perubahan #arna pada seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat. Daerah yang terkena infeksi akan memperlihatkan fluoresensi #arna kuning keemasan.5

TINEA VERSICOLOR

'*

Pemeriksaan 8>= ,-.

Pertama, kulit di bagian lesi yang akan dikerok dibersihkan dengan kapas alkohol 1,-. ?alu dikerok dengan skalpel steril dan jatuhannya ditampung dalam lempeng-lempeng steril pula. %ebagian dari bahan tersebut diperiksa langsung dengan 8>= ,- yang diberi tinta Parker "iru =itam, Dipanaskan sebentar, ditutup dengan gelas penutup dan diperiksa di ba#ah mikroskop. "ila penyebabnya memang jamur, maka kelihatan garis yang memiliki indeks bias lain dari sekitarnya dan jarak-jarak tertentu dipisahkan oleh sekat-sekat atau seperti butir-butir yang bersambung seperti kalung. Pada tinea versikolor hifa tampak pendek-pendek, lurus atau bengkok dengan disana sini banyak butiran-butiran kecil bergerombol.)meatball and spaghetti appearance*. 5

/ambar .8orokan 8ulit

TINEA VERSICOLOR

10

/ambar . meatball and spaghetti appearance

.* Pemeriksaan A?I%$ 4eskipun seseorang yang terkena tinea versicolor ternyata tidak memiliki level antibodi spesifik diatas mereka dengan kontrol age-matched, antigen M. furfur benar-benar memperoleh respon imunoglobulin / spesifik pada pasien dengan dermatitis seboroik dan tinea versikolor. Ini terdeteksi oleh enzyme-linked immunosorbent assay )A?I%$* dan Western blotting assays.M furfur menyebabkan munculnya antibodi immunoglobulin $, immunoglobulin /, dan immunoglobulin 4. "erbagai riset telah menemukan defek produksi limfokin, sel-sel natural killer :, menurunkan phytohemagglutinin dan stimulasi concanavalin $ interleukin , interleukin ,, serta produksi interferon gamma oleh limfosit pada pasien.4eskipun tes ini tidak menunjukkan respon tubuh terhadap elemen jamur spesifik penyebab tinea versikolor. 7 (* Pemeriksaan histopatologi yang menyebabkan tinea versikolor berlokasi di stratum kelainan imunologis pada individu, namun tes ini digunakan untuk memantau penurunan

>rganisme

corneum.M.furfur dapat dideteksi dengan hematoxylin dan eosin )=BA*, meskipun pe#arnaan periodic acid-Schiff )P$%* atau gomori methenamine silver !MS" lebih dapat menegakkan diagnosis.Pada kasus yang jarang, organisme dapat mencapai stratum granulosum, dan bahkan ditemukan di dalam

TINEA VERSICOLOR

11

keratinocytes. Apidermis menunjukkan akantosis dan hiperkeratosis ringan, dan suatu mild perivascular infiltrate tampak nyata di dermis.%uatu perubahan epidermis yang menyerupai acanthosis nigricans teramati pada keanekaragaman papula, dengan pembuluh darah yang berdilatasi yang terdapat pada lesi eritematosa. 5

/ambar. Pe#arnaan = B A

/ambar pe#arnaan P$%

/ambar Pe#arnaan /4%


TINEA VERSICOLOR 12

I-. Diagnosa Banding Diagnosa banding untuk penyakit tinea versikolor termasuk penyakit-penyakit seperti erythrasma, pityriasis alba, dermatitis seboroik, tinea corporis dan vitiligo. , . Arythrasma

Perubahan #arna gelap biasanya terbatas pada lipatan tubuh yang lembab secara alami dan daerah tertutup. Infeksi umumnya bersifat asimtomatik, tetapi bisa menyebabkan gatal-gatal. Durasi erythrasma berkisar dari bulan ke tahun. Arythrasma bisa mengenai tubuh dan tungkai. :ampilan khas erythrasma adalah bercak makula yang berbatas tegas dan ber#arna coklatkemerahan. 8ulit biasanya kelihatan berkerut dan mempunyai sisik halus. Infeksi umumnya terkena pada paha bagian dalam, skrotum dan jari kaki. 8hasnya pada pemeriksaan lampu !ood akan ditemukan gambaran fluoresensi merah bata.

/ambaran =iperpigmentasi pada penyakit erythrasma. C

'.

Pityriasis $lba

?esi pityriasis alba umumnya berbentuk oval, bulat, atau plak irreguler yang ber#arna merah, merah muda, atau #arna yang sama dengan kulit. Ia biasanya mempunyai sisik dengan batas dengan yang tidak jelas. ?esi pityriasis alba umumnya mengenai pipi dan dagu, tungkai dan tubuh jarang terlibat. ?esi

TINEA VERSICOLOR

13

pityriasis alba biasanya mempunyai ukuran ,,&-' cm diameter tetapi bisa menjadi lebih besar jika lesi mengenai tubuh.

/ambaran lesi pada penyakit pityriasis alba.

..

Dermatitis %eboroik

Dermatitis seboroik umumnya mengenai daerah yang berambut. Penampilan kulit kepala yang terkena dermatitis seboroik bervariasi dari ringan, bercak bersisik yang luas, bisa menjadi tebal dan mengeras. Plak jarang terjadi. ?esi hipopigmentasi dapat dilihat pada individu yang berkulit gelap. Distribusi lesi umumnya terjadi pada daerah berminyak dan berambut di kepala dan leher, seperti kulit kepala, dahi, alis, bulu mata lipatan nasolabial, jenggot, dan kulit postaurikuler.

/ambaran Dermatitis seboroik mempengaruhi garis kulit kepala dan alis dengan kulit merah dan skuama.

TINEA VERSICOLOR

14

(.

:inea <orporis lesi yang bervariasi. "isa dimulai dengan plak

:inea corporis mempunyai annular.

eritematosa bersisik yang cepat memburuk dan meluas. ?esi juga bisa berbentuk %ebagai akibat dari peradangan, sisik, krusta, papula, vesikel, dan bahkan bulla dapat terjadi. !alaupun jarang, tinea corporis bisa muncul sebagai makula purpura yang disebut tinea corporis purpurica.

/ambaran lesi pada penyakit tinea corporis.

TINEA VERSICOLOR

15

&.

Ditiligo

Pada penyakit vitiligo, batas bercak bersifat tegas, tidak bersisik, lesi lebih luas, dan depigmentasi menyeluruh. !alau bagaimanapun, kadang-kadang agak sukar untuk membedakan vitiligo dengan daerah pucat tidak bersisik pada tinea versikolor yang sudah dira#at. ?esi mempunyai ukuran dari milimeter ke sentimeter. ?esi a#al paling sering terjadi pada tangan, lengan, kaki, dan #ajah. Ditiligo juga sering mengenai alat kelamin, bibir, areola, dan puting.

/ambaran lesi pada penyakit vitiligo. -. !enatalaksanaan Pasien harus diberitahu bah#a tinea versikolor disebabkan oleh jamur yang biasanya hadir di permukaan kulit dan tidak menular. 8ekambuhan adalah umum, dan terapi profilaksis dapat membantu mengurangi kekambuhan. ,, I. 9on 4edikamentosa * Adukasi 4enyarankan kepada pasien agar menghindari faktor pencetus terjadinya pitiriasis versicolor. Pasien dinasehatkan supaya tidak berada di lingkungan yang panas dan lembab supaya tidak kambuh setelah pengobatan. Ii. 4edikamentosa
TINEA VERSICOLOR 16

%istemik :erapi sistemik diaplikasi jika tinea versikolor sering kambuh atau gagal dengan pengobatan topikal. >bat yang diberikan adalah 8etoconazole ',,mgEhari selama &- , hari. Dosis tunggal (,,mg Ebulan selama (- & minggu. Itraconazole 0 ',,mgEhari selama &-1 hari. ;luconazole 0 diberi dosis tunggal (,,mg. :opikal 8arena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat efektif. ?otion atau sampo %elenium sulfide )'.&-* dioleskan pada bercak selama minggu. %ampo ketokonazol digunakan sama seperti selenium sulfide. 8rim $zole )ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole* dioleskan selama ' minggu. %olusio :erbinafine - solution dioleskan selama 1 hari. :opikal :erbinafine efektif pada pitriasis versikolor, dengan penggunaan satu atau dua kali sehari selama dua minggu, terbukti dapat menyembuhkan dari penelitian terhadap lebih dari 7,pasien pitiriasis versikolor, tinea pedis, tinea corporisEcruris -I. !rognosis ' Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan ' minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu #ood dan sediaan langsung negatif. 4eskipun jamur telah dieradikasi dengan pengobatan, tetapi ,- & menit, kemudian dicuci, digunakan selama satu

hipopigmentasi menetap selama beberapa minggu sampai melanosit memulai untuk memproduksi melanin lagi -II. #esimp$lan
TINEA VERSICOLOR 17

Penyakit kulit karena infeksi jamur secara umum dapat terbagi atas dua bentuk, bentuk superfisial dan bentuk yang dalam )deep mycosis*. "entuk superfiasial terbagi atas golongan dermatofitosis yang disebabkan oleh jamur dermatofita )antara lain0 :inea kapitis, tinea korporis, tinea unguium, tinea cruris, tinea fasialis, tinea barbae, tinea manus, tinea pedis* dan yang kedua golongan non dermatofitosis )pitiriasis versikolor, piedra, tinea nigra palmaris, kandidiasis*. Perbedaan antara dermatofitosis dan non dermatofitosis adalah pada dermatofitosis melibatkan zat tanduk )keratin* pada stratum korneum epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh dermatofit. %edangkan non dermatofitosis disebabkan oleh jenis jamur yang tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna keratin kulit tetapi hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. "iasanya tidak ada keluhan )asimtomatis*, tetapi dapat dijumpai gatal pada keluhan pasien. Pasien yang menderita PD biasanya mengeluhkan bercak pigmentasi dengan alasan kosmetik. Predileksi pitiriasis vesikolor yaitu pada tubuh bagian atas, lengan atas, leher, abdomen, aksila, inguinal, paha, genitalia. Diagnosa ditegakkan dengan gejala klinis, penemuan klinis berupa makula, berbatas tegas, bulat atau oval dengan ukuran yang bervarisasi. 4ikroskopi langsung, Pemeriksaan dengan !oodFs ?amp. 8arena koloni jamur ini pada permukaan kulit, maka pengobatan topikal sangat efektif. 8etokonazol termasuk kelas antijamur imidazoles. 8etokonazol bekerja dengan memperlambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi. Prognosis baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. Pengobatan harus diteruskan ' minggu setelah fluoresensi negatif dengan pemeriksaan lampu #ood dan sediaan langsung negatif.

TINEA VERSICOLOR

18

DA TAR !.STA#A

9asution, 4.$. ',,&.4ikologi dan 4ikologi kedokteran, "eberapa PandanganDermatologis, Pidato jabatan pengukuhan guru besar tetap 3%3. 4edan. "udimulja 3. Pitiriasis Dersikolor. Dalam0 Djuanda $, =amzah 4, $isah %, eds. Ilmu Penyakit 8ulit dan 8elamin. Adisi D. @akarta0 "alai Penerbit ;8 3IG ',,1. hal. ,,- . %iregar. ',,(. Saripati Penyakit #ulit, Ad.' .@akarta 0 A/<
"aillon. ',,1. ###.doctorfungus.com. )di akses :anggal akses ' ;eb ', (*

'.

.. (. &.

!olff. 8, @ohnson. 2.$, %uurmond. D . ',,1. $itzpatrick%s, &he 'olor (tlas and Synopsis of 'linical )ermatology, fifth edition. A-book 0 :he 4c/ra#-=ill <ompanies. $renas 2. Pityriasis Dersicolor. In0 $renas 2, Astrada 2,eds. :ropical Dermatology. 3%$. /eorge :o#n, :eHas0 ?andes "ioscience. ',, .

+.

1. $miruddin 4D. Pitiriasis Dersicolor. Dalam0 $miruddin 4D, ed. Ilmu Penyakit 8ulit. 4akassar0 ?kisG ',,..hal.+&-1( 7. !eller 2, =unter @, %avin @, Dahl 4. Pityriasis Dersicolor. In0 <linical Dermatology. (th Adition. 3nited 8ingdom. "lack#ell Publishing. ',,7. pg. '&(&+ 5. "oel :. 4ikosis %uperfisial . ;akultas 8edokteran /igi 3niversitas %umatera 3tara.$vailablefrom0http0EErepository.usu.ac.idEbitstreamE '.(&+175E 1(E Efkg.t reali.pdf )di akses :anggal akses ' ;eb ', (*
)di akses :anggal akses ' ;eb ', (*

,. "urkhart </. :inea Dersicolor. $vailable from0 32?0 http0EEemedicine.medscape.comE . $rndt 8.$. Diagnostic and therapeutic techniIues. Dalam 0 4anual of Dermatologic :herapeutics.%iHth edition. pg. '+7 '. Djuanda $, =amzah 4, $isah %. ilmu penyakit kulit dan kelamin. . rd ed. @akarta 0 balai penerbit ;83I0 ', .

TINEA VERSICOLOR

19

Anda mungkin juga menyukai