PERIODE 15/8/2011-17/9/2011
NIM
: 11-2010-200
Dr.pembimbing
: Dr.Hendrik Sp.KK
I.IDENTIFIKASI
Nama
: Ny.H
Umur
: 37 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
: Sunda
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Luar Batang 3
Datang ke RS
: 23 Agustus 2011
: Tidak bekerja
II.ANAMNESIS: Autoanamnesa
A. Keluhan Utama : Gatal pada tonjolan kecil yang terdapat di hujung atas bibir kemaluan sejak empat
tahun SMRS
B. Keluhan Tambahan: Keputihan di alat kelamin sejak 1 tahun SMRS
1
Kesadaran
: Compos Mentis
Nadi
: 80 x/ menit
Tensi
: 110/90 mmHg
Suhu
: 36,8 c
Berat Badan
: 73 kg
Mata
Gigi
: Karies gigi -
THT
B. STATUS LOKALIS
Kelainan Kulit:
Hipopigmentasi, papul, vegetasi
Kelainan mata
Tidak ada
C. STATUS DERMATOLOGIKUS
Penyebaran
: regional
Kelainan Bentuk
: papula, vegetasi
Bentuk Lesi
: filiformis
UKK PRIMER
(-)
Eritema
(+)
Hipopigmentasi
(-)
Hiperpigmentasi
(+)
Papula
(-)
Nodula
(-)
Vesikula
(-)
Bula
(-)
Pustula
(-)
Bula purulen
(-)
Bula haemoragik
3
(-)
Scratch mark
(-)
Urtika
(-)
Planus
(-)
Tumor
(-)
Kista
UKK SEKUNDER
(-)
Skuama
(-)
Linkenifikasi
(-)
Fisura
(-)
Rhagaden
(-)
Maserasi
(-)
Erosi
(-)
Krusta
(-)
Ulkus
(-)
Ekskoriasi
(-)
Eksfoliasi
(-)
Plak
(-)
Granulasi
(-)
Fistula
Kanalikuli
(+)
Vegetasi
(-)
Tuber
(-)
Infiltrate
(-)
Purpura
(-)
Purpura palpable
(-)
Roseolae
(-)
Teleangiektasis
(-)
Ptekie
(-)
Ekimosis
4
(-)
Spider Nevi
(-)
Eksantema
(-)
Angio edema
(-)
Flushing
(-)
Sikatriks
(-)
Keloid
(-)
Cafe au lait
Duh Tubuh :
-
Eksudat uretra
: Tidak ada
Discharge vagina
: Ada
Pembengkakan Kelenjar :
-
Gambar 1: Vegetasi ukuran numularis yaitu kondiloma akuminata di hujung atas labia majora
disertai hipopigmentasi di sekitar vulva dan perineum.
Pewarnaan
gram:
:-
Pemeriksaan Radiologi
:-
:-
:-
E. DIAGNOSIS BANDING
Kondiloma lata : sifilis stadium II, klinis berupa plakat yang erosif, biasanya permukaan
rata dan STS positif, ditemukan Spirochaeta pallidum
Veruka vulgaris : vegetasi yang tidak bertangkai, kering, berwarna abu abu
F. DIAGNOSIS KERJA
Kondiloma akuminata
G. PENATALAKSANAAN
Tindakan Dermato/venerologik :
(-)
Pungsi Lesi
(-)
Enukleasi/ Kuretase
(-)
Insisi/ Eksisi
(-)
Khemo-kauterisasi
(-)
Elektro-fulgurasi
( +)
Elektro-kauterisasi
(-)
Bedah Beku
(-)
(-)
Debridement
(-)
Nekrotomi
(-)
Reserplasti/Ekstraksi
(-)
UMUM :
-tidak berganti ganti pasangan dalam berhubungan suami istri
-saling setia dengan pasangan masing masing
-pasangannya juga harus diobati
-meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
KHUSUS :
Medikamentosa oral :
1.
2.
Vitamin C 3x1
Aplikasi lokal/topical
1. Tingtura podofilin 25%
2. Elektrokauterisasi
H. PROGNOSIS
Ad vitam
: Bonam
Ad functionam
: Bonam
Ad Sanationam
: Bonam
KONDILOMA AKUMINATUM
PENDAHULUAN
Kondiloma akuminata merupakan salah satu penyakit menular seksual selain Gonore
(GO), Sifilis, Chlamydia, Herpes Genitalis, kutu kemaluan (pubic lice), Vaginitis. Penularan
penyakit menular seksual umumnya adalah melalui hubungan seksual, sedangkan cara lainnya
yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik, ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, dan lainlain.1 Di Amerika Serikat cenderung meningkat 4-5 kali lipat dalam dua dekade terakhir,
insidensi tertinggi pada wanita usia 20-30 tahun. Setiap tahun ada 500.000-1.000.000 kasus baru
yang ditemukan di Amerika Serikat.1 Laporan dari klinik penyakit menular seksual (PMS) di
Inggris, bahwa jumlah kasus baru meningkat dua kali lipat dalam dekade terakhir ini. Di negara
Hongkong penyakit ini menduduki peringkat kedua PMS, dan akhir-akhir ini insidensi penyakit
ini meningkat terus. Data rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa penyakit ini menduduki
peringkat ketiga diantara penyakit penular seksual, sesudah uretritis gonore dan non gonore. 1
Kondiloma akuminata juga dikenal sebagai kutil kelamin, kutil kemaluan, kutil genital
(kutil genitalia), genital warts, veruka akuminata, venereal wart dan jengger ayam. 1,2
Kondiloma akuminatum (KA) adalah penyakit vegetasi akibat hubungan seksual, yang
disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe tertentu, dengan lesi bertangkai dan
permukaannya berjonjot.1,2
EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini termasuk penyakit akibat hubungan seksual (PHS).2 Tersebar secara
kosmopolit dan akibat adanya transmisi melalui kontak langsung. Frekuensinya pada pria dan
wanita adalah sama. 1,2
ETIOLOGI
Penyebab kondiloma akuminata adalah Human Papilloma Virus (HPV).1,2,3 Virus ini
adalah virus DNA yang tergolong dalam keluarga virus Papova.1,2 Terdapat sekitar 70 tipe HPV,
namun tidak seluruhnya dapat menyebabkan kondiloma akuminata. 2 Tipe yag pernah ditemukan
pada kondiloma akuminata adalah tipe 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39, 41, 42, 44, 51, 52 dan 56.
Beberapa tipe HPV tertentu memiliki sifat onkologik yg tinggi, yaitu tipe 16 dan 18. Tipe
ini sering dijumpai pada kanker serviks.1,2 Sedangkan tipe 6 dan 11 lebih sering dijumpai pada
kondiloma akuminata & neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan.2
PATOGENESIS
HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Infeksi HPV terjadi melalui
kontak langsung yaitu hubungan seksual. Faktor pencetus terjadinya kondiloma akuminata
adalah higiene buruk, fluor albus, kelembaban, banyak keringat dan pria yang tidak sirkumsisi.1
Sel dari lapisan basal epidermis diinvasi oleh HPV. Hal ini berpenetrasi melalui kulit dan
menyebabkan mikro abrasi mukosa. Fase virus laten dimulai dengan tidak ada tanda atau gejala
dan dapat berakhir hingga bulan dan tahun.1 Mengikut fase laten, produksi DNA virus, kapsid
dan partikel dimulai. Sel host menjadi terinfeksi dan timbul atipikal morfologis koilocytosis dari
kondiloma akuminata. Area yang paling sering terkena adalah penis, vulva, vagina, serviks,
perineum dan perineal.1,2 Lesi mukosa yang tidak biasa adalah di oropharynx, larynx, dan trachea
telah dilaporkan. HPV-6 bahkan telah dilaporkan di area lain yang tidak biasa (ekstremitas). Lesi
simultan multiple juga sering dan melibatkan keadaan subklinis sebagaimana anatomi yang
berdifferensiasi dengan baik. Infeksi subklinis telah ditegakkan dalam membawa keadaan infeksi
dan potensi akan onkogenik.1
Kondiloma akuminata dibagi dalam 3 bentuk:1,4
1. Bentuk akuminata
Terutama dijumpai pada daerah lipatan dan lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan
permukaan berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang lebih
10
besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang besar ini sering dijumpai pada
wanita yang mengalami fluor albus dan pada wanita hamil, atau pada keadaan imunitas
terganggu.
2. Bentuk papul
Lesi bentuk papul biasanya didapati di daerah dengan keratinisasi sempurna, seperti
batang penis, vulva bagian lateral, daerah perianal dan perineum. Kelainan berupa papul
dengan permukaan yang halus dan licin, multipel dan tersebar secara diskret.
3. Bentuk datar
Secara klinis, lesi bentuk ini terlihat sebagai makula atau bahkan sama sekali tidak
tampak dengan mata telanjang, dan baru terlihat setelah dilakukan tes asam asetat. Dalam
hal ini penggunaan kolposkopi sangat menolong.
GEJALA KLINIS 1,2,4
a. Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak)
dengan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam.
b. Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder berwarna
kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak sedap.
c. Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna. Pada pria, misalnya
di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland penis, muara uretra eksterna,
prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada wanita, misalnya di vulva dan sekitarnya,
introitus vagina, labia mayor, labia minor, terkadang pada porsio uteri.
11
Gambar 1: Pada wanita misalnya di vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia
mayor, labia minor, terkadang pada porsio uteri.
Gambar 2: Pada pria, misalnya di perineum dan sekitar anus, sulcus coronaries, gland
penis, muara uretra eksterna, preputium, corpus dan pangkal penis.
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
Histopatologi lesi kondiloma akuminata:1
Stratum korneum
Gambaran paling khas untuk penegakan diagnosis adalah adanya daerah-daerah sel
epitelnya mengalami vakuolisasi jelas
Dermis : edematus dengan kapiler-kapiler melebar dan adanya infiltrat peradangan padat
DIAGNOSIS
Penegakan Diagnosis 1
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
dengan:
1. Tes asam asetat
12
Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam beberapa
menit lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di
daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).
2. Kolposkopi
Merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan. Pemeriksaan ini terutama
berguna untuk melihat lesi kondiloma akuminata subklinis, dan kadang-kadang dilakukan
bersama dengan tes asam asetat.
3. Histopatologi
Pada kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya akan
memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang memanjang dan
menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma.
DIAGNOSIS BANDING1-4
Veruka vulgaris : vegetasinya tidak bertangkai, kering dan berwarna keabu-abuan atau
berwarna kulit
Kondiloma latum : Lesi sifilis stadium II. Lesi berupa plakat erosif dan banyak kuman
Treponema pallidum
Karsinoma sel skuamosa : Lesi vegetasi menyerupai kembang kol, mudah berdarah dan
berbau.
KOMPLIKASI 1
Infeksi sekunder
Degenerasi maligna
PENGOBATAN
1. Kemoterapi - sitostatika topikal
a. Tingtura podofilin 25 %. 1,2,4
13
Sebelum pengolesan dilakukan, oleskan salep vaselin atau pasta untuk melindungi kulit
daerah sekitar lesi agar tidak terjadi reaksi iritasi. Pengolesan tingtura podofilin 25 % pada
lesi vegetatif, biarkan 4 - 6 jam setelah itu dicuci bersih. Bila belum sembuh, pengolesan
diulang 3 hari kemudian. Setiap kali pengolesan tingtura podofilin 25 % jangan melebihi
0,3ml karena obat ini akan diserap dan bersifat toksik.
Gejala toksik akibat tingtura podofilin adalah mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan
saluran pernafasan, berkeringat banyak disertai dengan kulit dingin, supresi sumsum tulang
disertai dengan trombositopenia dan leukopenia.
Pengobatan podofilin sebaiknya tidak diberikan kepada wanita hamil karena dapat
menyebabkan kematian fetus atau anak lahir mati akibat adanya severe neuropathy
b. 5 fluorourasil (5 FU) 1,2,4
Konsentrasi 5 FU antara 1 5 % dalam bentuk krim. Obat ini teruatama untuk lesi di meatus
uretra. Terapi 1 kali sehari, setiap hari sampai lesi hilang. Setelah pengolesan 5 FU, pasien
dianjurkan tidak miksi selama 2 jam. Terapi ini tidak dianjurkan diberikan kepada wanita
hamil.
c.Asam triklorasetat 1,2,4
Digunakan larutan dengan konsentrasi 50 %, dioleskan 1 kali seminggu. Terapi ini harus
hati-hati, karena dapat menimbulkan ulkus dalam. Dapat diberikan kepada wanita hamil.
2. Bedah listrik (elektrokauterisasi) 1-4
3. Bedah beku (Cryosurgery) dengan N2 dan N2O cair. 1-4
Terapi ini dapat diberikan pada lesi besar dan wanita hamil.
4. Bedah skalpel untuk mengeksisi lesi 1,2,4
5. Bedah laser 1,2
Laser karbondioksida
Kelebihan terapi laser adalah kesembuhan luka lebih cepat dan lebih sedikit jaringan
parut bila dibandingkan dengan elektrokauterisasi.
6. Interferon 1,2
Terapi interferon dilakukan suntikan yaitu i.m atau intralesi dan topikal yaitu dalam
bentuk krim
14
Dosis interferon beta adalah 2 x 106 unit i.m. selama 10 hari berturut-turut.
7. Imunoterapi 1,2
Untuk lesi luas dan resisten terhadap pengobatan, dapat diberikan terapi bersama dengan
imunostimulator.
PROGNOSIS
Lesi ini sering mengalami residif, namun pada umumnya prognosisnya baik.2 Penyakit ini
dapat disembuhkan total, namun kadang kadang dapat kambuh setelah pengobatan karena
adanya infeksi ulang atau timbulnya penyakit yang masih laten. 1,4 Mengingat virus ini juga
meningkatkan resiko terjadinya penyakit kanker serviks [kanker mulut rahim], maka jika
memang seseorang sudah positif terkena kondiloma akuminata sebaiknya dilakukan test pap
smear juga. Test ini juga dianjurkan bagi wanita paling tidak setiap 1 tahun setelah aktif secara
seksual.1
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Kondiloma Akuminata. Dinduh dari http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/kondilomaakuminata-si-jengger-ayam.html, 31 Agustus 2011
2. Kondiloma Akuminata. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ronny P. Hanoko, 113-4.
Edisi kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Sexually Transmitted Infection. Fritzpatricks Color Atlas & Synopsis of Clinical
Dermatology, Edisi Kelima.
4. Condyloma
Acuminata.
Diunduh
dari
16
17