Anda di halaman 1dari 20

Nama Anggota kelompok : 1. Octavianti Naa 2. Aprianti Ramdhani 3.

M Iqbal Aroseriandi Tugas 1 Bioteknologi 140210090062 140210090086 140210090018

Protein Sel Tunggal (PST)


Protein sel tunggal adalah bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba. Istilah protein sel tunggal (PST) digunakan untuk membedakan bahwa PST berasal dari organisme bersel tunggal atau banyak. Pemanfaatan mikroorganisme sehingga mengahasilkan makanan berprotein tinggi secara komersial dimulai sejak Perang Dunia I di Jerman dengan memproduksi khamir torula. Operasi utama dalam produksi protein sel tunggal adalah fermentasi yang bertujuan mengoptimalkan konversi substrat menjadi massa microbial. Kecemasan akan kekurangan pangan dan malnutrisi di dunia pada tahun 1970-an telah meningkatkan perhatian pada sel tunggal. Sebagian besar dari bobot kering sel dari hampir semua spesies memiliki kandungan protein yang tinggi. Oleh karena itu, bobot kering sel tunggal memiliki nilai gizi yang tinggi. Mikroorganisme yang dibiakkan untuk protein sel tunggal dan digunakan sebagai sumber protein untuk hewan atau pangan harus mendapat perhatian secara khusus. Mikroorganisme yang cocok antara lain memiliki sifat tidak menyebabkan penyakit terhadap tanaman, hewan, dan manusia. Selain itu, nilai gizinya baik, dapat digunakan sebagai bahan pangan atau pakan, tidak mengandung bahan beracun serta biaya produk yang dibutuhkan rendah. Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai protein sel tunggal, antara lain alga Chlorella, Spirulina, dan Scenedesmus; dari khamir Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium gramineaum; maupun dari bakteri.

Protein sel tunggal yang berasal dari kapang berfilamen disebut mikroprotein. Di Amerika Serikat, mikroprotein telah diproduksi secara komersial bernama quorn. Quorn dibuat dengan cara menanam kapang ditempat peragian yang berukuran besar. Setelah membuang air dari tempat peragian, makanan berharga yang tertinggal dicetak menjadi balok-balok yang mudah dibawa. Produk protein sel tunggal sangat bergantung pada perkembangbiakan skala besar dari mikroorganisme tertentu yang diikuti dengan proses pendewasaan dan pengolahan menjadi bahan pangan. Ada dua faktor pendukung pengembangbiakan mikroorganisme untuk protein sel tunggal, yaitu: a. laju pertumbuhan sangat cepat jika dibandingkan dengan sel tanaman atau sel hewan dan waktu yang diperlukan untuk penggandaan relatif singkat; b. berbagai macam substrat yang digunakan bergantung pada jenis mikroorganisme yang digunakan. y Langkah-langkah produk protein sel tunggal sebagai berikut.

a. Pemilihan dan penyiapan sumber karbon, beberapa perlakuan fisik dan kimiawi terhadap bahan dasar yang diperlukan b. Penyiapan media yang cocok dan mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor, dan unsur-unsur lain yang penting c. Pencegahan kontaminasi media d. Pembiakan mikroorganisme yang diperlukan e. Pemisahan biomassa microbial dari cairan fermentasi f. Penanganan lanjut biomassa

Gbr. Diagram umum proses/tahapan produksi PST y Kelebihan PST adalah sebagai berikut:

a. laju pertumbuhan sangat cepat yaitu dalam ukuran jam dan masih bisa ditingkatkan lagi b. dapat menggunakan bermacam-macam media atau substrat c. produksi PST tidak bergantung iklim dan musim d. memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada hewan dan tumbuhan. Contoh Protein Sel Tunggal adalah Mikoprotein dari Fusarium, Spirulina dan Chlorella Pemanfaatan Protein Sel Tunggal banyak digunakan dalam proses fermentasi yaitu dalam pembuatan yoghurt, juga dalam pembuatan mentega dan juga keju. Berikut cara pembuatan yoghurt,mentega, dan keju dengan bahan dasar susu. Salah satu bahan pangan yang dikenal masyarakat adalah susu. Saat ini, susu telah diolah sedemikan rupa sehingga menghasilkan produk makanan yang lebih bervariasi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan metode fermentasi. Fermentasi susu umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus dan Lactobacillus. Bakteri tersebut merombak laktosa menjadi asam laktat. Reaksi-reaksi lain, baik yang terjadi selama atau setelah fermentasi, menghasilkan kekhasan yang membedakan produk-produk

fermentasi susu. Produk olahan susu, antara lain keju, whey, yoghurt, mentega, susu, mentega berkultur, krim asam berkultur, dan kefir. Produk akhir yang dihasilkan sangat bergantung pada karakter dan intensitas reaksireaksi fermentasi. Fermentasi asam laktat sering kali mengasilkan sifat khusus suatu produk. a. Yoghurt Yoghurt berasal dari bahasa Turki. Nama lain untuk yoghurt adalah mast (Iran), kisel mleka (Balkan), mauzun (Armenia), dan cieddu (Italia). Kata Yoghurt diambil dari bahasa Turki yourt (pengucapan: [j urt]) diambil dari kata sifat youn, yang berarti padat dan tebal, atau dari kata kerja yourmak, yang berarti memijat dan kemungkinan berarti membuat padat aslinya bagaimana yoghurt dibuat. Yoghurt salah satu dari produk fermentasi susu yang sudah dikenal lama. Yoghurt dapat dibuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai. Tetapi produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa) menghasilkan asam laktat, yang berperan dalam protein susu untuk menghasilkan tekstur seperti gel dan bau yang unik pada yoghurt. Yoghurt dibuat dengan memasukkan bakteri spesifik ke dalam susu di bawah temperatur yang dikontrol dan kondisi lingkungan, terutama dalam produksi industri. Bakteri merombak gula susu alami dan melepaskan asam laktat sebagai produk sisa. Keasaman meningkat menyebabkan protein susu untuk membuatnya padat. Keasaman meningkat (pH=4-5) juga menghindari proliferasi bakteri patogen yang potensial. Yoghurt padat adalah suatu produk susu berwarna putih dengan permukaan halus seperti porselin. Yoghurt mempunyai sifat konsistensi gel padat, seperti krim, dapat dipotong, dan tidak menghasilkan whey. Yoghurt memiliki bau asam laktat segar dengan rasa khas dan sedikit asin. Yoghurt dihasilkan dari susu panas dengan tingkat lemak yang beragam. Yoghurt dapat juga dihasilkan dari krim atau dari bahan padatan yang dibentuk dengan menggunakan bakteri asam laktat, bergantung pada karakteristik hasil yang diinginkan. Sebagai produk konsumsi, yoghurt umumnya mengandung sejumlah besar bakteri yoghurt yang masih hidup.

Pada yoghurt, susu dipasteurisasi dahulu, lalu sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang digunakan adalah bakteri asam laktat, yaitu Lactobactilus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri ini ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, lalu disimpan dalam suhu 45C selam 5 jam. Dalam penyimpanan ini, pH turun menjadi 4,0 akibat aktivitas bakteri asam laktat. Setelah proses ini, susu didinginkan dan dapat ditambahkan cita rasa buah jika diinginkan. Yoghurt yang baik adalah tanpa rasa dan tanpa warna (cukup ditambah gula saja). Cara membuat yoghurt adalah sebagai berikut. Setelah dipanaskan, kemudian didinginkan, susu diinokulasi dengan biakkan yoghurt 2-3%. Bakteri yang penting adalah Streptococcus dan Lactobactilus bulgaricus. Untuk memperoleh hasil yang baik, kedua organisme ini harus terdapat dalam biakan dengan perbandingan jumlah yang sama. Starter (biakkan awal) setiap kali harus diperbarui karena penggunaan berulang-ulang berakibat pada ketidakseimbangan jumlah bakteri. Apabila tidak diperbarui, Lactobactilus bulgaricus akan menjadi lebih dominan. Bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobactilus bulgaricus hidup bersama secara simbiosis. Dalam beberapa kasus, Lactobactilus jugurtisi dapat digunakan untuk menggantikan Lactobactilus bulgaricus. Bakteri tersebut terdapat dalam gumpalan susu di daerah tropis atau dapat pula diisolasi dari perut anak sapi. Bakteri Streptococcus thermophillus berkembang biak secara cepat pada permulaan fermentasi. Aktivitas bakteri tersebut menyebabkan terjadinya pengasaman hingga mencapai 0,6%. Kandungan asam mulai menurun dan berhenti jika konsentrasi asam laktat mencapai 0,8%. Bakteri Lactobactilus bulgaricus akan mengambil alih proses pengasaman hingga mencapai nilai maksimum sekitar 1,5-2% asam laktat. Yoghurt ringan yang siap dikonsumsi mengandung asam laktat sekitar 1,0-1,3%. .Di AS, untuk dinamai yoghurt, produk harus berisi bakteri Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus. Pada kebanyakan negara, produk mungkin disebut yoghurt hanya jika bakteri hidup ada di produk akhir. Produk yang telah dipasteurisasi, yang tidak punya bakteri hidup, disebut susu fermentasi (minuman).

Yoghurt yang telah dipasteurisasi memiliki rentang hidup yang panjang dan tidak membutuhkan kulkas. Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B, dan mineral yang penting. Yoghurt memiliki lemak sebanyak susu darimana ia dibuat. Karena struktur laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa dikonsumsi orang yang alergi terhadap susu. Yoghurt kaya dengan vitamin B. Dadiah atau Dadih adalah yoghurt tradisional dari Sumatera Barat yan dibuat dari susu kerbau belang. Dadiah difermentasi dalam tabung bambu.

Minuman yoghurt Lassi adalah semacam minuman berbasis yoghurt yang asal mulanya dari subkontinen India (seperti India, Pakistan dan Bangladesh), biasanya dibuat asin atau manis. Lassi asin biasanya diberi rasa cumin yang dibakar dalam tanah dan cile pepper; sedangkan rasa manis dengan rosewater, lemon, mangga atau jus buah lainnya. Minuman berbasis yoghurt lainnya, minuman asin yang disebut ayran, populer di Azerbaijan, Turki, Bulgaria, Macedonia, Kazakhstan dan Kyrgystan. Dibuat dengan cara mencampur yoghurt dengan air dan menambah garam. Minuman sama yang dikenal tan di Armenia dan Laban Ayran di Syria. Minuman yang mirip, Doogh, populer di Timur Tengah antara Lebanon dan Iran; berbeda dari ayran karena menambah herb, biasanya mint, dan dikarbonisasi, biasanya dengan air seltzer??. Di AS, minuman berbasis yoghurt seringkali dijual dalam nama seperi yoghurt smoothie atau drinkable yoghurt. Kefir Kefir adalah minuman susu fermentasi berasal di Kaukasus. Beberapa peternakan Amerika menawarkan minuman yang disebut kefir untuk beberapa tahun dengan rasa buah tapi tanpa karbonisasi atau alkohol. b. Mentega Mentega adalah massa bersifat plastis dengan kandungan utamanya lemak susu yang dibuat dari susu yang diperkaya dengan krim. Biasanya digunakan sebagai olesan roti dan biskuit, sebagai perantara lemak di beberapa resep roti dan masakan, dan terkadang bahan untuk

menggoreng. Pengganti mentega ialah margarin, yang biasanya lebih murah, dan memiliki sedikit lemak dan kolesterol. Kandungan lemaknya berkisar 82-84%, air 14-16%, dan bahan padatan lainnya (bahan lemak). Mentega dipasarkan dalam krim manis (sweet cream butter) atau krim asam (sour cream butter). Perbedaan antara keduanya adalah cara pembuatnnya. Pada pembuatan mentega manis tidak dilakukan penambahan bakteri pembentuk aroma dan pembentuk asam lemak, sedangkan pada mentega asam dilakukan penambahan kedua jenis bakteri tersebut. Dari segi pembuatannya, mentega merupakan produk paling sederhana dalam kelompoknya. Krim susu dipekatkan dari 30-32% menjadi 30-40% sesuai dengan komposisi produk akhir yang diinginkan. Pangadukan krim ini mengubah emulsi minyak dalam air menjadi tipe air dalam minyak. Pada pembuatan mentega, mikroorganisme yang digunakan adalah Streptococcus lactis dan Leuconostoc cremoris yang membantu proses pengasaman. Setelah itu, susu ditambah dengan cita rasa tertentu, kemudian lemak mentega dipisahkan. Pengadukan lemak mentega menghasilkan mentega yang siap santap. c. Keju Keju (diambil dari bahasa Portugis queijo) adalah makanan padat yang dibuat dari susu sapi, kambing, domba, dan mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu dengan menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan pengasaman. Bakteri juga digunakan pada pengasaman susu untuk menambahkan tekstur dan rasa pada keju. Pembuatan keju tertentu juga menggunakan jamur. Ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia. Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai, serta lama fermentasi atau penuaan. Faktor lain misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses pemanasan susu. Keju sudah diproduksi sejak jaman prasejarah. Tidak ada bukti pasti dimana pembuatan keju pertama kali dilakukan, di Eropa, Asia Tengah, maupun Timur Tengah, tetapi praktek pembuatan keju menyebar ke Eropa sebelum jaman Romawi Kuno, dan penurut Pliny, pembuatan keju telah menjadi usaha yang terkoordinasi pada masa Kekaisaran Romawi.

Perkiraan awal adanya pembuatan keju adalah antara 8000 SM (ketika domba mulai diternakkan) sampai 3000 SM. Pembuat keju pertama diperkirakan adalah manusia di Timur Tengah atau suku-suku nomaden di Asia Tengah. Bukti arkeologis pertama tentang pembuatan keju ditemukan pada mural di makam Mesir Kuno, yang dibuat pada 2000 SM. Keju merupakan produk-produk segar atau produk-produk dengan tingkat kematangan yang bergam dan dibuat dari gumpalan susu (curdled cheese milk). Produksi keju merupakan salah satu fermentasi tertua sebagai metode pengawetan dan pengamanan nilai gizi susu di Yunani maupun Romawi. Keju sangat beragam sekali, mulai dari yang sangat lunak sampai yang keras. Perbedaan tingkat kekerasannya terletak pada kadar airnya, keju lunak alami mengandung air antara 55-60%, sedangkan pada keju keras sekitar 1334%. Berdasarkan cara dan proses pembuatannya serta cirri-cirinya, keju dapat dibedakan menjadi keju segar, keju segar berbentuk granula (granular fresh cheese), keju keras (harzev cheese, cheddar cheese, emmental Swiss), keju setengah lunak (limburg cheese, cammbert cheese, dan Roquefort cheese). Walaupun sifat-sifat keju sangat beragam, tetapi sejumlah tahapan produksinya berlaku umum. Secara singkat, langkah pertama produksi keju adalah menyiapkan dan menginokulasi susu dengan bakteri asam laktat. Selanjutnya, akan terjadi penggumpalan susu yang memerlukan enzim rennin. Setelah terjadi pemisahan daricairan berair (whey), hasilnya dimasak, kemudian dikan sehingga memiliki bentuk. Selanjutnya, diberi garam dan dibiarkan agar tejadi pematangan. laktosa air asam laktat Bakteri asam laktat yang biasa digunakan adalah genus Lactobactilus dan Streptococcus. Di dalam proses pembuatan keju, susu terlebih dahulu dipanaskan 90 C atau dipasteurisasikan sebelum kultur baskteri asam laktat diinokulasi (ditanam). Akibat aktivitas bakteri, pH menjadi turun dan mengakibatkan susu terpisah menjadi dadih padat dan cairan whey. Proses ini disebut pendadihan. Kemudian, enzim rennin dari lambung sapi muda ditambahkan untuk menggumpalkan dadih. Akan tetapi, saat ini enzim rennin dari sapi sudah digantikan dengan enzim buatan, yaitu kimosin.

Whey yang terbentuk dimanfaatkan sebagai makanan sapi, sedangkan dadih yang terbentuk dipanaskan pada suhu 32-42C sambil ditambah garam. Setelah itu, dadih ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Penyimpanan ini bertujuan agar mikroorganisme dan enzim bekerja untuk menghasilkan cita rasa keju. Pada pembuatan keju biru, ditambahkan lagi kultur jamur Penicillium. Ada empat macam jenis keju, yaitu: keju sangat keras, contoh: keju romano, keju parmesan keju keras, contoh: keju cheddar, keju Swiss keju setengah lunak, contoh: keju requefort (keju biru) keju lunak, contoh: keju camembert. Keju berharga karena umurnya yang tahan lama, serta kandungan lemak, protein, kalsium, and fosforusnya yang tinggi. Keju lebih mudah kecil dan lebih tahan lama dari susu. d. Whey Whey adalah hasil samping pembuatan keju. Pada masa lampau, whey dianggap limbah industri. Kini, whey telah dimanfaatkan untuk bahan pemanis yang digunakan dalam kembang gula, es krim, dan produk makanan lainnya. Bahan pemanis itu dihasilkan melalui pemisahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Fermentasi langsung menggunakan campuran Lactobactilus bulgaricus dan Candida krusei dapat menghasilkan asam laktat. Selain uraian di atas terdapat juga beberapa produk pangan hasil bioteknologi yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Contohnya, tempe, kue basah, minuman, tape, dan brem (makanan khas jawa). 3. Produk Makanan Lain a. Roti Roti adalah sejenis makanan. Bahan dasar utama roti adalah tepung dan air yang difermentasikan oleh ragi, tetapi ada juga yang tidak menggunakan ragi. Namun kemajuan

teknologi manusia membuat roti diolah dengan berbagai bahan seperti garam, minyak, mentega, ataupun telur untuk menambahkan kadar protein di dalamnya sehingga didapat tekstur dan rasa tertentu. Roti termasuk makanan pokok di banyak negara Barat. Roti adalah bahan dasar pizza dan lapisan luar roti lapis. Pada pembuatan roti, biji-bijian serelia dipecah dahulu untuk dijadikan tepung terigu. Terigu ditambahkan air untuk mengaktifkan enzim-enzim, misalnya amylase. Amilase kemudian menghidrolisis tepung menjadi maltosa, kemudian menjadi glukosa. Setelah itu ditambahkan khamir Saccharomyces cerevise. Khamir ini akan memanfaatkan glukosa sebagai substrat respirasinya yang akhirnya membentuk karbon dioksida. Karbon dioksida membentuk gelembung-gelembung yang terperangakap pada adonan roti. Adanya gelembung ini menyebabkan roti bertekstur ringan dan mengembang. b. Sauerkraut Sauerkraut adalah sayuran yang diasamkan agar dapat awet disimpan. Pada pembuatannya, sayuran diiris-iris, kemudian dicampur dengan garam, lalu ditekan dalam tempat penyimpanan untuk mengeluarkan udara. Selanjutnya dilakukan penambahan bakteri asam laktat. Aktivitas bakteri ini menurunkan pH menjadi 5,0. Kondisi pH ini dapat mencegah mikroorgnisme lain tumbuh. Selain itu, aktivitas bakteri dapat menimbulkan cita rasa unik akibat akumulasi zat organic yang dibentuk bakteri. c. Pengawetan Zaitun dan Timun Zaitun dan timun dapat diawetkan dengan menyimpannya dalam larutan garam yang ditambah bakteri asam laktat. Dalam kondisi anaerob, bakteri tumbuh dengan subur dan menurunkan pH hingga 4,0. dengan pH rendah ini aktivitas mikroorganisme lain dapat dicegah sehingga makanan dapat lebih awet. d. Pengolahan Kopi dan Cokelat Buah kopi dan cokelat diselubungi oleh getah yang harus dibuang sebelum diproses lebih lanjut. Kedua jenis buah tadi ditimbun bersama-sama mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri, yang dapat tumbuh secara alami. Kedua mikroba tadi mampu mefermentasi getah dan sekaligus mencegah buah kopi dan cokelat berkecambah dengan cara membunuh embrionya pada suhu 50C.

e. Pembuatan Bir Bir dibuat dari biji-biji sereal, misalnya gandum. Pembuatan bir melibatkan proses penumbukan dan fermentasi digunakan khamir. f. Ganggang Ganggang merupakan sumber penting SCP karena mereka tumbuh dengan baik di kolam terbuka dan menggunakan karbon dioksida sebagai sumber karbon dan sinar matahari sebagai sumber energi untuk fotosintesis. Ganggang dari marga Chlorella dan Scenedesmus telah ditanam untuk digunakan sebagai makanan di Jepang. Spesies Spirulina telah digunakan sebagai makanan selama bertahun-tahun oleh penduduk di pantai utara Danau Chad di Afrika dan oleh Indian Aztec di Meksiko, di mana mereka sekarang sedang berkembang pada skala pilot-plant di perairan yang bersifat alkali Danau Texcoco. Spirulina merupakan sumber alga yang sangat menarik dari SCP karena nilai gizi yang tinggi dan karena filamets sel besar membuatnya relatif mudah dipanen oleh jaring mesh halus atau filtrasi. Sumber : y http://www.scribd.com/doc/31601626/%E2%80%9DPROTEIN-SELTUNGGAL%E2%80%9D y http://sasukedakhlan.wordpress.com/2008/08/07/bioteknologi-bahan-pangan/

Flu Burung (avian influenza)


Flu burung (bahasa Inggris: avian influenza) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia. Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N). Ada 9 varian H dan 14 varian N. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari

Gmbr. Virus influenza tipe A Struktur genetik H5N1 mengarahkan kita kepada struktur molekuler virus H5N1 berupa RNA. Virus flu burung H5N1 adalah subtipe dari virus influnesa tipe A. Virus influensa A mempunyai 10 gen pada 8 molekul RNA yg terpisah yaitu HA, NA, M, NP, NS, PA, PB1, dan PB2. Setiap bagian molekulnya mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda beda. Pada bagian permukaan virus, yaitu pada kulit virus terdiri atas molekul HA dan NA yang berfungsi sebagai alat penyerang sel. Bagian dalam dari virus sendiri bertugas untuk menyediakan kode genetik berupa matriks (M), nukleoprotein (NP, NS), dan polimerase (PA, PB1, PB2) yang akan dipindahkan saat menginfeksi sel dalam tubuh kita.

HA adalah kode genetik untuk hemagglutinin yang berfungsi untuk mengikat dan menempel pada dinding sel. Hemagglutinin akan membentuk paku paku tajam saat menginfeksi sel sehingga akan mengikat dan menempel erat pada dinding sel saat proses penginfeksian terjadi. NA adalah kode genetik untuk neuraminidase, yaitu enzim glikoprotein pada permukaan virus influensa. Fungsinya sendiri adalah untuk membantu membongkar dan memecahkan dinding sel saat proses perkembang biakan selasai dilakukan di dalam sel yang diinfeksi. M adalah matriks protein untuk M1 dan M2 yang berada di dekat 2 protein hemagglutinin dan neuraminidase. Tugasnya adalah untuk melindungi virus dengan membentuk lapisan pelindung khusus yang disebut capsid. Matriks protein ini berpasangan dan mempunyai tugas yang saling berhubungan. M1 adalah tempat kuman virus yang mematikan dan M2 adalah protein yang bertugas membuka isi untuk disalurkan ke dalam sitoplasma atau cairan di dalam sel. M2 sendiri merupakan membran tempat menyalurkan ion untuk menghasilkan proses infeksi yang effisien. N adalah nukleoprotein yang terdiri dari protein non struktural (NS1 dan NEP). Tingkat bahaya suatu virus ditentukan oleh peran gen virus H5N1 nonstruktural (NS). NS1 yang merupakan nukleus non struktural sangat mempengaruhi transportasi selular RNA, sebagai penterjemah dan penghubung. Adalah NS1 sebuah virus patogen avian H5N1 yang meningkatkan tingkat penyebaran virus flu burung pada peternakan unggas dan unggas liar di kawasan Asia Tenggara. Nuclear Export Protein (NEP) biasa disebut juga sebagai NS2 bertugas untuk menyediakan sarana transportasi Bagi RNP. PA adalah kode genetik molekul protein di dalam polimerase. Terdiri dari PB1 dan PB1-F2 yang bersifat mampu menyerap cairan. PB2 juga memegang peran penting sebagai kuman virus polimerase. 75% virus H5N1 yang terjadi di Vietnam telah mengalami mutasi lisin residu 627 pada protein PB2. Hal ini dipercaya oleh para ahli telah mengakibatkan peningkatan jumlah penderita flu burung saat itu.

Cara Penularan : Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas alih-alih jalur migrasi burung liar. Sifat flu bruung diantaranya adalah virus dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22oC dan lebih dari 30 hari pada suhu 0oC. virus dalam daging ayam akan mati pada suhu 80oC selama 1 menit atau 60oC selama 30 menit. Virus dapat bertahan untuk waktu yang lama dalam kotoran ayam dan air selama 32 hari. Sifat virus sangat stabil, mudah berubah bentuk dari tidak ganas menjadi sangat ganas dan sebaliknya. Virus mati pada sediaan alcohol 70% (lain-lain : ammonium kuantener, formalin 2-5%, iodoform kompleks (iodine), senyawa fenol dan natrium/kalium nitroklorit). Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga. Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah. Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan. Tidak selamanya jika tertular virus akan menimbulkan sakit. Namun demikian, hal ini dapat membahayakan di kemudian hari karena virus selalu bermutasi sehingga memiliki potensi patogen pada suatu saat. Oleh karena itu, jika ditemukan hewan atau burung yang mati mendadak pihak otoritas akan membuat dugaan adanya flu burung. Untuk mencegah penularan, hewan lain di sekitar daerah yang berkasus flu burung perlu dimusnahkan.dan dicegah penyebarannya

Cara H5N1 Menginfeksi Kita

Walau sistem ini adalah cara virus pada umumnya menyerang kita, namun ini yang akan terjadi pada kita apabila mutasi paling berbahaya terjadi. Flu burung menyerang dengan mudahnya seperti layaknya virus manusia biasa. Harapan kita semua hal itu tidak terjadi. Sebenarnya virus ini menyerang dengan prinsip: H5N1 menemukan sel untuk mereplikasi dirinya sendiri. Sentuhan? pada kulit kita ada juga sel kulit yang dengan mudahnya diinfeksi oleh virus H5N1. Mengapa kita dengan mudahnya terserang dapat saya jelaskan seperti gambar dibawah ini:

Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia. a. Gejala pada unggas - Jengger berwarna biru - Borok di kaki - Kematian mendadak

b. Gejala pada manusia - Demam (suhu badan diatas 38 - Batuk dan nyeri tenggorokan - Radang saluran pernapasan atas - Pneumonia - Infeksi mata - Nyeri otot C)

Masa Inkubasi - Pada Unggas : 1 minggu - Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari .

Penularan Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam , pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya.

Penyebaran Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain: Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung. Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian. Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang meninggal.

Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal. Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di Vietnam)
PENCEGAHAN

Pada Unggas 1. Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung 2. Vaksinasi pada unggas yang sehat

Pada Manusia 1.Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang) a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja. b. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. c. Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja). d. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja. e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari. f. Imunisasi.

Masyarakat umum a. Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup. b. Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : - Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya) - Memasak daging ayam sampai dengan suhu 800 C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu 640 C selama 4,5 menit.

PENGOBATAN

Pengobatan bagi penderita flu burung adalah.

1) Oksigenasi bila terdapat sesak napas. 2) Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus). 3) Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari. 4) Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari.

KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh flu burung, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah sebagai berikut : a. Memberikan konpensasi bagi peternakan rakyat b. Memusnahkan semua unggas yang terserang flu burung dengan cara dibakar. c. Mengadakan vaksinasi bagi ayam atau ternak unggas yang masih sehat. d. Melakukan tindakan biosekuriti (pengawasan secara ketat terhadap lalu-lintas unggas produk unggas dan limbah peternakan unggas) untuk daerah yang bebas flu burung. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Flu_burung http://fluburung.org/ http://www.dyatmika.org/id/fluburung.htm http://goldgamat.com/info-gamat/apakah-flu-burung.htm

Anda mungkin juga menyukai