Anda di halaman 1dari 27

Tugas pokok: Menyelenggarakan segala program Puskesmas yang bersangkutan dengan gizi.

. Menyelesaikan segala pertanggungjawaban atas program gizi. Membuat laporan-laporan kegiatan yang ada hubungannya dengan kegiatan gizi. Membuat rencana kerja bulanan atau tahunan program gizi.

Tugas tambahan: Menyelesaikan hal-hal yang dianggap penting yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

Tujuan Umum Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi, dan anak balita Tujuan khusus Terwujudnya keluarga mandiri sadar gizi dalam upaya meningkatkan status gizi individu, keluarga, dan masyarakat yang optimal. Arah kebijakan Meningkatkan kualitas penduduk melalui peningkatan status gizi , pengendalian kelahiran, memperkecil angka kematian dan peningkatan kualitas program Upaya Kesehatan Keluarga

Pokok-pokok kegiatan Peningkatan pendidikan gizi keluarga dan institusi Penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia, Gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya. Peningkatan surveilans gizi Pemberdayaan masyarakat untuk mencapai keluarga sadar gizi

Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Narmada pada Tahun 2012 mencapai 42.884 jiwa dengan 20.880 diantaranya laki-laki dan 22.004 perempuan, jumlah KK 13.042 dan kepadatan penduduk 2.535 jiwa/Km2. Balita: 13% dari jumlah penduduk

Seluruh penduduk di wilayah kerja Puskesmas Narmada. Balita gizi buruk Baduta (0-23 bulan) timbang berat badan Bayi usia 0-6 bulan ASI eksklusif Rumah tangga konsumsi garam beryodium Balita 6-59 bulan kapsul vitamin A Ibu hamil 90 tablet Fe

No 1 2 3

Indikator kerja Balita gizi buruk mendapat perawatan Baduta (0-23 bulan) ditimbang berat badannya Bayi usia 0-6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium Balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 100 65 65 100 70 67

Target (%) 2010 2011 2012 2013 100 75 70 100 80 75 2014 100 85 80

4 5 6

75 75 71

77 78 74

80 80 78

85 83 81

90 85 85

7
8

Kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi


Penyediaan buffer stock

100
100

100
100

100
100

100
100

100
100

BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) GSC

FEB

AGST

100

97.5 96.6 95.6

6-11 bln

12-59 bln

Sasaran bayi yang tidak mendapat kapsul selisih 3,4% (18 bayi) dan balita 4,4% (141balita)

Terjadi penurunan cakupan karena pada bulan Agustus bersamaan dengan bulan puasa dan hari raya, sasaran yang tidak mendapat vitamin A sedang berada di luar daerah.

CAKUPAN D/S TW 2 DAN TW 3 PUSKESMAS NARMADA TAHUN 2013


proy riil

89.6

89.3

90.2

90

80.1

80.3

81.1

80.9

80.9 80

Trend cakupan menurun 0,1% jika dibandingkan dengan TW 2 dan 0,9% dibandingkan dengan bulan September. Cakupan sampai bulan Oktober adalah 80% (sudah mencapai target)

TW2

JULI

AGST

SEPT

OKT

PROY

RIIL

120 97.4 91.9 92.4 90.5 83.1 60.9 96.9 86.4 96.4 89.0

95.9 81.7 61.5 86.9

89.7

95.3 82.1

83.1 76.7

89.0 74.1 80.0 71.6

Secara proyeksi, desa Mekar Sari cakupannya tertinggi (120%) dan yang terendah adalah desa Sembung (60,9%). Hal ini disebabkan karena desa Mekar Sari target sasaran rendah dan balita yg menimbang lebih banyak. Secara riil tertinggi desa Krama Jaya (97,4%) dan terendah desa Narmada (74,1%)

CAKUPAN N/D TW 2 DAN TW 3 PUSKESMAS NARMADA TAHUN 2013


57.9 57.9 57.9

57.6

57.2

TW2

JULI

AGST

SEPT

OKT

CAKUPAN N/D TW3 PUSKESMAS NARMADA TAHUN 2013


71.5 63.8 59.1 65.9 54.7 47.0 54.2 70.1 56.5 49.2 57.9

46.6

Cakupan N/D belum mencapai target (80%) yaitu 57,9% Tertinggi dicapai oleh desa Gerimax Indah (71,5%) dan terendah desa Narmada (46,6%) Kurangnya cakupan disebabkan oleh banyak hal antara lain: karena balita sakit, lingkungan yang kurang sehat, asupan yg kurang, ketersediaan makanan di tk. Rumah tangga dan perilaku keluarga terhadap pemberian makan pada anak (contoh: bapak didahulukan dari pada anak)

PENEMUAN KASUS BGM, KURUS, KURUS SEMBUH DAN KURUS SEKALI PUSKESMAS NARMADA TW3 TAHUN 2013 128

50 38

0
BGM KURUS KURUS SEMBUH KURUS SEKALI

Penemuan balita BGM berjumlah 128 balita Diantara jumlah tersebut terjadi gizi kurang sebanyak 50 balita dan yg sudah sembuh 38 balita. Masih ada 12 balita yang menderita gizi kurang. Sebanyak 25 balita mendapat PMT dari dana BOK dan selebihnya ditangani oleh masing-masing desa dari dana GSC. Diharapkan koordinasi ini tetap berjalan dengan baik agar kasus gizi kurang terus dapat ditekan menuju nol.

CAKUPAN ASI EKSKLUSIF TW2 DAN TW3 PUSKESMAS NARMADA TAHUN 2013
79.1

77.9
77.5 77.5

76.7

TW2

JULI

AGST

SEPT

OKT

CAKUPAN ASI EKSKLUSIF MENURUT DESA TW3 PUSKESMAS NARMADA


86.5

91.3

92.7

88.6
83.6 70.0 59.6 73.3 62.5 77.5

81.8 68.6

Terjadi penurunan cakupan (80%) yaitu 77,5% Desa dgn cakupan tertinggi adalaj desa Badrain (92,7%) dan terendah desda Lembuak (59,6%) Tidak diberikannya ASI eksklusif terjadi pada usia 4 dan 5 bulan sehingga cakupan ASI eksklusif sampai umur 6 bulan hanya mencapai 77,5%. Dari penelitian yang telah dilakukan, faktor dukungan dari keluarga terutama suami dan mertua yang memegang peranan sangat penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif

PENEMUAN KASUS BUMIL ANEMI DAN KEK TW3 PUSKESMAS NARMADA TAHUN 2013
ANEMI KEK

61

37

810 33 0

56

9
12

13

8
3

23

Desa Krama Jaya masih merupakan desa yag tertinggi kasus bumil KEK (13 kasus) dan anemi (9 kasus). Kasus bumil KEK terendah ada di desa Batu Kuta (2 kasus) Tidak terjadi kasus Anemi di desa Badrain, Mekar Sari dan Dasan Tereng.

Terjadi penurunan cakupan vit. A Sasaran bayi yang tidak mendapat kapsul selisih 3,4% (18 bayi) dan balita 4,4% (141balita) Cakupan D/S sampai bulan Oktober adalah 80% (sudah mencapai target) Cakupan N/D belum mencapai target (80%) yaitu 57,9% Penemuan balita BGM: 128 balita, gizi kurang: 50 balita dan yg sudah sembuh 38 balita. Masih ada 12 balita ditangani GSC Terjadi penurunan cakupan ASI eksklusif (80%) yaitu 77,5%

Penurunan cakupan vit. A bulan Agustus bersamaan dengan bulan puasa dan hari raya, sasaran yang tidak mendapat vitamin A sedang berada di luar daerah. Kurangnya cakupan N/S : balita sakit lingkungan yang kurang sehat asupan yg kurang ketersediaan makanan di tk Rumah tangga dan perilaku keluarga terhadap pemberian makan pada anak (contoh: bapak didahulukan dari pada anak) Tidak diberikannya ASI eksklusif terjadi pada usia 4 dan 5 bulan. Faktor dukungan dari keluarga terutama suami dan mertua yang memegang peranan sangat penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai